Anda di halaman 1dari 9

Nama : Andika Novianzah

NIM : 22190042

Prodi : Teknologi Bisnis Digital

Mata Kuliah : Financial Technology

Tugas : Laporan Fintech di Indonesia

FINTECH DI INDONESIA

A. DEFINISI FINANCIAL TECHNOLOGY(FINTECH)


Financial Technology (Fintech) merupakan satu fenomena yang mencakup dua aspek
besar yakni ekonomi dan teknologi. Fintech mengombinasikan dua aspek tersebut menjadi
satu inovasi yang dapat mengubah persepsi manusia dalam melakukan kegiatan
perekonomian. Secara garis besar, Fintech bisa diartikan sebagai istilah yang dapat
digunakan untuk menyebut inovasi dalam bidang jasa keuangan atau pun finansial yang
telah diintervensi dengan adanya sentuhan teknologi dalam mobilisasinya.

Contoh sederhananya saja yakni kartu debet, kartu kredit, e-banking, P2P Lending dan
masih banyak lagi. Semua fasilitas tersebut bisa dimaksimalkan untuk mempermudah
proses transaksi yang ingin kita lakukan.

B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN FINANCIAL TECHNOLOGY(FINTECH)


Semua berawal pada tahun 1980-an. Ketika sistem komputerisasi sangat berkembang
pesat, sehingga memungkinkan kita untuk bisa memaksimalkan sistem big data dan
pencatatan secara komputerisasi. Pelaku industri perbankan pun mulai menerapkan
fasilitas tersebut.
Barulah sekitar tahun 1982-an, e-trade salah satu perusahaan di bidang finansial dan
keuangan mengembangkan Fintech dan menjadikannya sebagai sistem yang lebih maju.
Mereka mulai menerapkan sistem perbankan berbasis elektronik kepada para investor.
Tahun 1998, perbankan di dunia mulai memperkenalkan transaksi secara online atau
sering kita sebut sebagai online banking. Perkembangan pun berlanjut, hingga pada tahun
2005 Fintech dalam bentuk P2P lending muncul di dataran Eropa.

Adalah Zopa yang merupakan perusahaan P2P lending pertama yang berdiri di Eropa dan
Inggris Raya. P2P lending sendiri bisa diartikan sebagai penyedia layanan jasa keuangan
yang menjadi fasilitator antara pemberi pinjaman dengan penerima atau nasabah melalui
sistem elektronik berbasis internet.

Pada awal berdirinya Zopa, dilatarbelakangi adanya peluang untuk menghadirkan layanan
keuangan dengan akses yang lebih mudah, nilai bunga yang masuk akal, dan peluang
investasi yang menjanjikan. P2P Lending pun terus mengalami perkembangan dan
memunculkan inovasi baru, seperti P2P Lending Funding Circle yang telah menyalurkan
sedikitnya 40.000 dana pinjaman kepada sektor UMKM.
C. PERKEMBANGAN FINTECH DI INDONESIA
Pada tahun 2006, P2P Lending akhirnya mengembangkan ekspansi menuju benua
Amerika. Dan kemudian Fintech pun hadir dan berkembang sangat pesat di Tiongkok. Di
Indonesia sendiri, perkembangan dan eksistensi Fintech mulai terlihat sekitar tahun 2015
lalu. Hal itu ditandai dengan didirikannya Asosiasi Fintech Indonesia (AFI) dengan tujuan
awal yakni menyediakan partner bisnis yang mumpuni.

AFI menjadi pihak yang sangat berpengaruh dalam perkembangan Fintech di Indonesia.
Hingga pada akhirnya perusahaan-perusahaan dan produk Fintech mulai banyak
bermunculan pada tahun 2016 lalu. Sejauh ini sebanyak 150 perusahaan Fintech telah
terdaftar resmi di OJK dan juga sistem pembayaran dari 54 Fintech sudah terdaftar di Bank
Indonesia.

Perkembangan Fintech di Indonesia pun bisa dikatakan cukup signifikan. Bahkan


kedepannya diproyeksikan bisa melebihi Tiongkok atau Brasil. Pada tahun 2019 saja, total
penyaluran pinjaman telah mencapai Rp 25,92 triliun. Angka tersebut naik 14,36% jika
dibandingkan dengan tahun 2018 yang mencapai Rp 22,67 triliun.

D. DAMPAK FINTECH
Untuk masyarakat sendiri dengan adanya Fintech, kebutuhan mendesak untuk meminjam
uang akan semakin mudah. Salah satunya adalah pinjaman online. Tidak hanya soal
meminjam uang, Fintech dapat memudahkan akses terhadap produk-produk keuangan lain
sesuai dengan kebutuhannya. Di sisi lain, keberadaan Fintech juga berpengaruh bagi sektor
perbankan walaupun tidak begitu signifikan. Fintech bisa dijadikan alternatif untuk
melakukan peminjaman. Sebagai contoh yakni pembiayaan UMKM. Kebutuhan kredit
pada sektor UMKM mencapai Rp 1.600 triliun. Akan tetapi bank baru bisa menyalurkan
sekitar Rp 600 triliun saja. Fintech berpotensi untuk mengisi kekurangan tersebut.

E. Regulasi Tentang Fintech


Secara umum Fintech diatur oleh peraturan OJK (POJK) Nomor 77/POJK.01/2016
mengenai Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI).
Namun, ada 3 POJK lagi yang mengatur soal fintech ini, yakni
a. POJK Nomor 13/POJK.02/2018 tentang Inovasi Keuangan Digital di Sektor Jasa
Keuangan,
b. POJK Nomor 35/POJK.05/2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan
Pembiayaan,
c. POJK Nomor 37/POJK.04/2018 Layanan Urun Dana Melalui Penawaran Saham
Berbasis Teknologi Informasi (Equity Crowdfunding).

F. Jenis Fintech yang Ada di Indonesia.


Menurut OJK, dilihat dari jenis penyelenggaranya, jenis fintech dibagi dua kategori yakni,
fintech 2.0 dan fintech 3.0. Fintech 2.0 adalah layanan keuangan digital yang dioperasikan
lembaga keuangan perbankan. Sedangkan fintech 3.0 menunjuk kepada startup teknologi
yang memiliki produk dan jasa inovasi keuangan. Berikut beberapa jenis fintech yang
sedang berkembang:

a. Crowdfunding
Crowdfunding atau penggalangan dana merupakan salah satu jenis fintech yang
sedang populer di berbagai negara, termasuk Indonesia. Melalui jenis fintech ini,
masyarakat dapat menggalang dana atau berdonasi untuk suatu inisiatif atau program
sosial yang mereka pedulikan.

b. Microfinancing
Microfinancing adalah salah satu layanan Fintech yang menyediakan layanan
keuangan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah untuk membantu kehidupan dan
keuangan mereka sehari-hari. Masyarakat kelas menengah ke bawah kebanyakan
masih kesulitan untuk mengakses ke bank, sehingga fintech jenis ini hadir untuk
mempermudah masyarakat mengakses institusi keuangan. Microfinancing berusaha
menjembatani permasalahan tersebut dengan menyalurkan secara langsung modal
usaha dari pemberi pinjaman kepada calon peminjam. Sistem bisnis dirancang agar
return bernilai kompetitif bagi pemberi pinjaman, namun tetap attainable bagi
peminjamnya. Salah satu startup yang bergerak dalam bidang microfinancing ini
adalah Amartha yang menghubungkan pengusaha mikro di pedesaan dengan pemodal
secara online.

c. Digital Payment System


Jenis fintech ini bergerak di bidang penyediaan layanan berupa pembayaran semua
tagihan seperti pulsa & pascabayar, kartu kredit, atau token listrik PLN. Dengan jenis
fintech ini, kamu nggak usah beli pulsa ke konter handphone lagi untuk membeli
pulsa, atau ke kantor PLN untuk beli atau bayar token listrik.

d. E-aggregator
Berbeda dengan jenis fintech lainnya di Indonesia yang sebelumnya, e-aggregator
justru lebih kepada sebuah platform yang bisa digunakan masyarakat untuk mencari
informasi, maupun mengambil keputusan mengenai produk finansial yang akan
dipilih. Fintech ini biasanya memiliki portal resmi, di mana terdapat sederet informasi
yang berhubungan dengan produk keuangan.

e. P2P Lending
Jenis fintech yang satu ini pastinya sudah tak asing. Jenis fintech ini menyediakan
layanan pendanaan dan penerimaan pendanaan di satu platform yang sama.
Sederhananya, P2P adalah sebuah layanan pendanaan yang mempertemukan antara
investor dan yang membutuhkan dana. Layanan berbasis P2P lending ini bisa dibilang
cukup banyak diminati. Sebab, bukan hanya yang mendapat pembiayaan atau
pendanaan saja, tapi juga investor atau funder yang mendapatkan keuntungannya.
Investor biasanya akan mendapatkan imbal hasil dari pendanaan yang telah diberikan.

G. MANFAAT FINTECH
Dari pemanfaatan teknologi yang digabung dengan sistem finansial, mendukung inklusi keuangan
di Indonesia, dan banyak manfaat Fintech lainnya yang bisa kamu nikmati dengan adanya fintech.

a. Kemudahan Layanan Finansial.


Manfaat yang paling utama diberikan oleh fintech adalah kemudahan layanan finansial.
Sebagai contoh mungkin beberapa tahun lalu ke belakang pembayaran di restoran biasanya
masih dengan menggunakan uang tunai, sekarang banyak yang sudah menggunakan uang
elektronik bahkan dengan menggunakan uang elektronik, banyak benefit yang bisa kita
nikmati di dalamnya. Karena itu dengan kehadiran fintech. Kamu juga bisa memaksimalkan
segala bentuk pembayaran tersebut melalui smartphone.

b. Membantu UKM Mendapatkan Modal.


Menurut data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) total
UKM yang ada di Indonesia sebanyak 59,2 juta. Dari total sebanyak itu 8% atau 3,79 juta
sudah memanfaatkan platform online untuk memasarkan produknya. Artinya mereka sudah
mulai menyadari bahwa dengan perkembangan zaman yang terus berjalan mereka juga perlu
berkembang. Saat mereka sudah menyadari bahwa mereka harus mengembangkan usahanya
dengan mengubah ke platform online, satu hal lagi yang perlu mereka dapatkan yaitu modal.
Fintech adalah solusi yang paling tepat apabila mereka ingin mengembangkan UKM
miliknya. Dengan banyaknya fintech yang memberikan kemudahan pinjaman terutama untuk
para UKM, fintech juga biasanya memberikan bunga yang relatif lebih rendah dibandingkan
dengan perbankan.

c. Mendukung Inklusi Keuangan.


Fintech adalah jawaban untuk membantu pemerintah dalam mencapai target inklusi
keuangan. Karena dengan fintech semua dapat melakukan proses transaksi finansial selama
dia memiliki koneksi internet, maka akan sangat mudah menggunakan layanan dari financial
technology ini. Pemerataan inklusi keuangan dapat menjangkau masyarakat yang tidak
mampu dijangkau oleh perbankan konvensional, karenanya Fintech akan membantu membuat
masyarakat yang tinggal di daerah dapat merasakan proses transaksi yang lebih mudah dan
efisien melalui fintech. Keberadaan fintech adalah bukti bahwa teknologi dapat memberikan
kemudahan lebih untuk masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari, baik itu yang
sifatnya transaksi maupun investasi.

H. PERUSAHAAN FINTECH PALING POPULER DI INDONESIA


Saat ini, perusahaan FinTech Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.
Hanya dalam beberapa tahun saja peusahaan FinTech yang ada di Indonesia sudah sangat
banyak. Oleh karena itu, pihak IDC financial highlights terus melakukan pengamatan
untuk menilai kualitas perusahaan-perusahaan FinTech di Indonesia. Beberapa aspek yang
menjadi pertimbangan yaitu pasar yang dituju, investasi yang diperoleh, adopsi pengguna,
pemasaran, dan peluang mereka untuk bertahan.

Berikut ini adalah perusahaan-perusahaan FinTech Indonesia yang paling populer dan
mengalami pertumbuhan cepat menurut IDC financial highlights. Perusahaan-perusahaan
ini juga sudah terdaftar di Otorisasi Jasa Keuangan (OJK), sehingga kredibilitas dari
perusahaan tidak perlu diragukan lagi.

a. Modalku
Contoh perusahaan fintech Indonesia yang pertama adalah Modalku, platform peer-
to-peer lending yang memungkinkan para pemilik (UKM) mampu mengajukan
pinjaman sebesar 50 juta hingga 500 juta rupiah dalam kurun waktu tiga sampai dua
belas bulan. Apabila permohonan peminjaman tersebut di ACC, maka pengajuan
tersebut akan ditampilkan di situs Modalku. Hal ini bertujuan agar para calon pemberi
pinjaman atau investor dapat melihat kebutuhan para pelaku UKM.
Apabila jumlah pinjaman yang diharapkan oleh pemilik UKM berhasil terpenuhi
dalam rentang waktu yang sudah ditetapkan, maka pihak Modalku akan segera
melakukan pencairan dana. Sesuai dengan kesepakatan yang sudah disepakati di awal,
pihak Modalku akan menarik komisi sebesar 3 persen dari peminjam dan 3 hingga 4
persen dari pihak investor. Situs Modalku mulai diluncurkan pada bulan Januari 2016
dan telah menerima pendanaan Seri B di 2018 senilai 25 juta dolar.

b. Finansialku
Finansialku (PT Solusi Finansialku Indonesia) merupakan perusahaan perencana
keuangan yang memiliki kanal edukasi, aplikasi keuangan, hingga konsultasi
keuangan. Aplikasi yang berbasis website ini memudahkan masyarakat untuk
mengelola dan merencanakan keuangan. Aplikasi Finansialku juga membantu untuk
membuat anggaran, mencatat keuangan, mengelola investasi, merencanakan
keuangan, hingga membuat laporan keuangan.
Hingga Agustus 2020, perusahaan fintech Indonesia ini telah mengumpulkan seed
funding dengan total 3,3 juta Dolar AS.
c. Kredivo
Kredivo adalah contoh fintech di Indonesia dengan konsep pinjaman tanpa kartu
kredit dengan proses pendaftaran serta pencairan dana yang cepat. Startup pinjaman
online ini menawarkan kemudahan dalam berbelanja tanpa kartu kredit di beberapa
situs e-commerce dan gerai populer seperti gerai gadget dan elektronik, fashion,
perlengkapan rumah hingga gerai yang menawarkan jasa. Kredivo juga menawarkan
kemudahan dalam pinjaman tunai dengan bunga terendah dibandingkan perusahaan
sejenis.
Pada tanggal 25 Juli 2018, Kredivo mengumumkan bahwa mereka telah
mendapat pendanaan Seri B dengan nilai US$30 juta(sekitar Rp435 miliar). Investor
startup yang turut berpartisipasi dalam pendanaan ini antara lain Alpha JWC Ventures,
Jungle Ventures, Openspace Ventures, GMO Venture Partners, dan 500 Startups.

d. GO-PAY
Untuk mendukung berbagai layanan yang dimiliki oleh aplikasi on demand GO-JEK,
pihak GO-JEK akhirnya membuat sebuah layanan bernama GO-PAY untuk
mendukung layanan pembayaran nontunai. Awalnya, GO-PAY sendiri memilki nama
GO-JEK credit dan baru berubah nama setelah satu tahun kemudian. Saat ini, GO-
PAY juga telah mengakuisisi PonselPay yang merupakan sebuah perusahaan pemilik
lisensi e-money untuk mendukung operasionalnya.
Saat ini mayoritas pengguna GO-JEK sudah memanfaatkan layanan ini dikarenakan
pelanggan banyak dimanjakan dengan berbagai diskon dan hadiah yang cukup
menggiurkan dan dapat ditukar dengan poin yang diperolah. Tak hanya itu, saat ini
GO-PAY tidak hanya dapat digunakan sebagai alat transaksi dalam aplikasi GO-JEK
saja, melainkan juga sudah dilengkapi dengan beberapa fitur seperti transfer saldo,
penarikan tunai, dan juga untuk bertransaksi di berbagai merchant dalam waktu dekat
ini.

e. OVO
OVO bisa dikatakan menjadi kompetitor kuat bagi GO-PAY. Bagaimana tidak, saat
ini banyak “perang cashback” antara OVO dan GO-PAY di beberapa merchant di
Indonesia. OVO sama halnya seperti GO-PAY adalah aplikasi dompet digital yang
memudahkan penggunanya melakukan transaksi secara non-tunai. Dengan promo
yang memikat pelanggan, salah satu perusahaan fintech terbesar di Indonesia ini juga
bekerjasama dengan banyak merchant bahkan sudah bekerja sama dengan lebih dari
200.000 UKM yang tersebar di Indonesia.
OVO berada di bawah LIPPO GROUP dengan Albert Lucius sebagai Chief Product
Officernya. Albert Lucius mengatakan, selain untuk pembayaran nontunai, cakupan
layanan OVO juga telah diperluas meliputi Paylater (untuk transaksi di Tokopedia)
dan pinjaman modal usaha dan semua layanan ini telah mengantongi izin dari Otoritas
Jasa Keuangan.

f. TaniFund
Inovasi fintech di indonesia tidak hanya sampai layanan pinjaman dana untuk usaha
atau bisnis saja. Berbeda dengan perusahaan fintech lainnya, TaniFund hadir sebagai
terobosan di dunia pertanian dengan memberikan solusi bagi para petani, peternak dan
nelayan di Indonesia untuk mendapatkan akses keuangan dalam rangka
mengembangkan usaha mereka di sektor pertanian, perikanan dan peternakan.
Tanifund ini terintegrasi dengan TaniHub yang merupakan ecommerce pertanian
digital yang siap menyalurkan hasil panen ke ratusan pembeli yang tersebar mulai dari
pasar tradisional, restoran, katering dan masih banyak lagi. Bisa dikatakan TaniFund
adalah perusahaan yang memberikan layanan pinjaman khusus untuk petani, peternak
dan nelayan di Indonesia.

g. Ajaib
Saat ini banyak produk fintech yang menjadikan generasi milenial sebagai targetnya,
tak terkecuali Ajaib yang merupakan aplikasi yang memudahkan generasi milenial
untuk berinvestasi secara online, sehingga investasi bisa dilakukan secara mudah dan
cepat. Ajaib membantu memudahkan para investor pemula terutama anak muda yang
masih awam untuk berinvestasi di pasar modal (reksadana) dengan menawarkan
kemudahan berinvestasi mulai dari Rp. 10.000 saja. Ajaib telah bermitra dengan
beberapa manajer investasi kenamaan seperti Syailendra, Prospera, Ciptadana, dan
masih banyak lagi.
Ajaib didirikan oleh founder dari 3 negara, yaitu Anderson Sumarli, Yada
Piyajomkwan, dan Kevin Lee. Menurut Co-Founder Ajaib Anderson Sumarli, Ajaib
telah mengumpulkan dana investasi sebesar puluhan miliar rupiah dari para
pengguna. Saat ini, mereka telah mendapat dana segar dari Y Combinator sebesar
US$120 ribu (sekitar Rp1,7 miliar).

Anda mungkin juga menyukai