Menurut OJK, fintech adalah sebuah inovasi pada industri jasa keuangan yang
memanfaatkan penggunaan teknologi. Produk fintech biasanya berupa suatu sistem yang
dibangun guna menjalankan mekanisme transaksi keuangan yang spesifik.
Contoh financial technology dalam kehidupan sehari-hari seperti Dana, Ovo, Brimo, Go-pay,
dan lain sebagainya.
Meski memulai dengan agak lambat, inovasi layanan bidang finansial di Indonesia
berkembang dengan sangat pesat.
Kemudian, bank-bank di Indonesia mulai bermigrasi dari menggunakan sistem kliring lokal
manual, menjadi sistem kliring otomatis lokal pada 1990. Migrasi kemudian berlanjut ke sistem
kliring elektronik sejak 1998 yang tercapai penuh pada 2001 dan menandai
perkembangan fintech generation 2.0.
Butuh waktu sosialisasi lebih dari 1 dekade agar masyarakat siap menerima inovasi baru ini
dengan terbuka. Selanjutnya, kepercayaan masyarakat pada startup fintech ini semakin tinggi
dengan berdirinya Asosiasi Fintech Indonesia pada September 2015.
Otoritas Jasa Keuangan kemudian menerbitkan peraturan OJK nomor 77 tahun 2016 yang
mengatur tentang jasa fintech. Tentunya ini membuat keberadaan fintech semakin diterima oleh
masyarakat.
Tahun 2020, OJK merevisi peraturan tersebut dan membuat fintech perlu memiliki syarat
tertentu agar dapat memiliki izin. Hingga Juli 2021, jumlah fintech yang resmi berizin dan
terdaftar di OJK berjumlah 121 perusahaan.
Inklusi keuangan adalah penyediaan layanan keuangan yang aman, nyaman, dan terjangkau
bagi seluruh pihak tanpa terkecuali. Tentunya, termasuk yang selama ini belum terjamah
lembaga keuangan formal seperti mereka yang berpenghasilan rendah maupun yang tinggal di
area terpencil.
Dengan kehadiran fintech, masyarakat yang tak terjangkau oleh bank dapat mengakses
layanan keuangan. Ini tentu sangat membantu peningkatan inklusi keuangan, khususnya di
Indonesia yang hanya mencapai 20%.
Layanan Keuangan yang Mudah dan Berbiaya Rendah
Dengan internet dan teknologi komunikasi, masyarakat tak harus datang ke bank dan mengisi
bermacam-macam dokumen untuk mendapatkan layanan keuangan. Fitur paperless dan dan
internet membuat Anda bisa mendapatkan layanan keuangan yang mudah dan berbiaya rendah.
Di sisi lain, penyedia produk atau jasa juga bisa mendapatkan pembayaran
secara cashless via electronic transfer atau internet banking. Tentunya ini sangat membantu
operasional perusahaan atau bisnis Anda.
Inovasi di bidang teknologi tidak hanya berlaku bagi sistem pembayaran. Melalui sistem peer
to peer lending, masyarakat bisa mendapatkan akses modal dengan bunga rendah. Ini tentu
sangat membantu bagi masyarakat untuk menghindar dari serbuan rentenir yang menerapkan
bunga tinggi dan mencekik leher. Selain itu, bagi pelaku usaha mikro, tentu bisa mendapatkan
alternatif sumber modal untuk investasi.
Masyarakat lebih mudah mendapatkan akses permodalan untuk startup bisnis. Selain itu,
dukungan sistem pembayaran juga memudahkan bisnis atau usaha tersebut mengembangkan
pasar ke seluruh Indonesia. Dengan demikian, masyarakat akan lebih mudah dalam membangun
dan mengembangkan bisnis yang berujung pada peningkatan taraf hidup.