Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

“PERUSAHAAN FINTECH”

Disusun oleh :
Alyssa Yulinar (175310173)
Anjli Zuliantika (175310260)
Azzura B (175310747)
Dienda Qamara (175310289)
Jusmawati (175310125)
Novri Esterina (175310748)
Yufitrianisa (175310126)
Yuni Pratiwi (175310955)

Akuntansi S1
Universitas Islam Riau
Tahun ajaran 2019/2020

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fintech

Fintech adalah kepanjangan dari financial technology, dimana teknologi yang dibangun
berupa inovasi dalam pelayanan keuangan yang digunakan untuk menyebut inovasi dalam
bidang jasa keuangan atau finansial. Dengan kehadiran fintech, diharapkan dapat lebih
memudahkan pengguna dalam mendapatkan layanan keuangan yang dibutuhkan. Konsep
fintech sendiri sudah mulai popular pada pertengahan 2000 ketika internet digunakan
sebagai media yang mempermudah mengakses data-data financial dalam dunia perbankan.

Hingga saat ini perkembangan fintech sudah dapat menjangkau keseluruh kalangan,
bahkan memudahkan penggunannya untuk mendapatkan beragam produk finansial. Di
Indonesia perkembangan fintech sudah dimulai di berbagai urusan finansial. Mulai dari
pembayaran, perencanaan keuangan (personal finance), investasiritel, peminjaman,
pembiayaan, riset keuangan, remintasi, dan masih banyak lainnya.

Manfaat Fintech

1. Memberi Kemudahan dalam Urusan Finansial

Kehadiran fintech secara tidak langsung akan memberikan kemudahan dalam urusan
finansial. Tak hanya mudah, bahkan dapat membantu lebih cepat dan aman. Penggunanya
dapat melakukan urusan keuangan mulai dari pembayaran, pencarian modal, pinjaman
dana,hingga investasi saham tanpa harus dating ke bank ataupun institusi keuangan.

Anda hanya perlu mengakses layanan melalui computer ataupun smartphone Anda. Selain
itu, Anda juga tidak perlu lagi mempersiapkan dokumen-dokumen yang biasanya
dipergunakan untuk mendapatkan produk finansial. Cukup tulis segala data-data pribadi
Anda pada formulir yang telah disedikan dalam website fintech tersebut.

2. Terobosan Baru dalam Transaksi Keuangan

Dengan adanya fintech, segala transaksi keuangan tentu saja dapat dilakukan dengan
mudah dan aman, bahkan kapan pun dan di mana pun. Anda hanya pelru menggunakan
peralatan elektronik, seperti komputer, laptop, ataupun smartphone, untuk mengakses
segala transaksi keuangan.

2
Dengan begitu, secara tidak langsung masyarakat yang sebelumnya merasa kesulitan
dalam mengakses layanan keuangan, kini menjadi lebih mudah saat menggunakan jasa
fintech.

Tentu saja hal ini juga akan berpengaruh terhadap meningkatknya daya beli masyarakat
pada produk-produk finansial di pasaran yang kemudian dapat membuat masyarakat
menjangkau produk-produk keuangan yang tersedia.

3. Merasakan Keuntungan

Alasan lainnya yang membuat fintech dapat diandalkan dalam bidang keuangan adalah
kehadirannya dapat meningkatkan kesejahteraan semua orang. Selama ini bank
ataupun institusi keuangan hanya dapat melayani masyarakat dengan penghasilan
menengah hingga tinggi.

Masyarakat yang memiliki pengasilan rendah merasa kesulitan untuk bias mendapatkan
layanan keuangan, seperti pinjaman ataupun kartu kredit. Hal ini dikarenakan adanya
peraturan yang diberlakukan Bank Indonesia (BI) terkait syarat mendapatkan pinjaman
ataupun kartu kredit yang seakan membatasi.

Masyarakat diharuskan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan yang sudah ditentukan


pihak bank untuk bias memperoleh pinjaman, misalnya memiliki jaminan, penghasilan tinggi
yang tetap, dan lainnya.

Namun, dengan kehadiran fintech, kini masyarakat yang memiliki penghasilan rendah
sekalipun juga bias dengan mudah mendapatkan layanan keuangan, seperti pinjaman
dengan bunga rendah. Fintech pun juga memfasilitasi sehingga semua kalangan yang
sebelumnya tidak dapat menjangkau kini dapat menjangkau berbagai macam layanan
keuangan.

4. Kehadiran Fintech Mempermudah Akses Terhadap Produk Finansial

Hadirnya fintech, khususnya di Indonesia, membantu siapa saja dalam mengakses produk
finansial. Kemampuan fintech dalam menjangkau semua kalangan masyarakat dan
memudahkan segala transaksi keuangan menjadi keuntungan tersendiri. Tak heran jika
fintech kini menjadi andalan orang-orang yang ingin diperlancar dalam urusan finansial.

Alasan Mengapa Fintech Tumbuh Subur di Indonesia

Kemajuan teknologi digital yang selama ini sudah kita rasakan bersama-sama memang
membawa pengaruh yang baik untuk semua kalangan. Proses layanan yang sudah ada,

3
dibuat sangat mudah dan cepat, mulai dari memesan makanan, membaca berita sampai
layanan dana cepat sudah beradaptasi dengan kemajuan teknologi. 

Bicara soal layanan keuangan yang sudah banyak beralih ke digital, akhir-akhir ini memang
banyak sekali fintech yang bermunculan dan menawarkan layanan keuangan mulai dari
dompet digital, investasi, kredit online sampai pinjaman dana. Seakan-akan menjawab
kebutuhan masyarakat Indonesia dalam urusan layanan keuangan yang selama ini terkesan
ribet.

Disamping itu, trend jual beli online juga sudah sangat meningkat. Hal ini menjadi faktor
pendukung bertambahnya arus uang yang dihasilkan dari dunia digital. Melihat masih
banyak peluang, mulai dari tahun 2007 bermunculan fintech di Indonesia dengan berbagai
macam jenis layanan keuangan digital. Hingga saat ini, data OJK pada Juli 2019
menyatakan bahwa terdapat lebih dari 11 juta pengguna fintech lending di Indonesia,
dengan jumlah akumulasi penyaluran pinjaman yang dikucurkan oleh fintech mencapai
49,79 triliun rupiah atau meningkat 119,69% dibanding dengan bulan yang sama di tahun
sebelumnya yaitu Juli 2018. Bisa dilihat bahwa antusias masyarakat pada layanan layanan
keuangan digital ini sangatlah besar. 

Bagaimana Fintech Bisa Terjadi ?

FinTech muncul seiring perubahan gaya hidup masyarakat yang saat ini didominasi oleh
pengguna teknologi informasi tuntutan hidup yang serba cepat. Dengan FinTech,
permasalahan dalam transaksi jual-beli dan pembayaran seperti tidak sempat mencari
barang ke tempat perbelanjaan, ke bank/ATM untuk mentransfer dana, keengganan
mengunjungi suatu tempat karena pelayanan yang kurang menyenangkan dapat
diminimalkan. Dengan kata lain, FinTech membantu transaksi jual beli dan sistem
pembayaran menjadi lebih efisien dan ekonomis namun tetap efektif.

Alasan Fintech Berkembang di Indonesia

Keunggulan-keunggulan yang sudah disebut di atas, ternyata diterima baik oleh masyarakat
Indonesia beriringan juga dengan berkembangnya trend jual beli online. Namun tidak hanya
itu, berikut penjelasan mengapa fintech tumbuh subur di kalangan masyarakat Indonesia.

1. Menjangkau Berbagai Kalangan

4
Fintech terbukti mampu menjangkau berbagai macam kalangan mulai dari kalangan kelas
atas, milenial yang tidak bisa mendapatkan akses kredit hingga pengusaha mikro atau
UMKM yang sudah mulai digeluti para pengusaha muda.

Permasalahan kalangan kelas menengah hingga ke bawah adalah ketika berhadapan


dengan layanan keuangan, ada syarat-syarat mutlak yang sekiranya harus dipenuhi agar
bisa mendapatkan pinjaman, tabungan atau produk keuangan lainnya. Berbeda dengan
fintech, hanya bermodalkan KTP dan handphone, kini masyarakat sudah bisa mempunyai
tabungan sampai pinjaman uang.

Selain itu, perusahaan fintech memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha kecil untuk
menerima investasi dalam rangka pengembangan usaha. Hal ini sangat berbeda dengan
pembiayaan perbankan yang biasanya lebih mendukung pembiayaan dalam skala besar
dan menengah

Selain itu, bank konvensional umumnya juga memiliki sejumlah birokrasi yang berbelit-belit
dengan segudang syarat yang sulit dipenuhi oleh pelaku usaha kecil. Hal ini semakin
membuat para pelaku usaha kecil lebih memilih jasa fintech sebagai penyedia modal untuk
awal usahanya.

2.    Praktis dan Cepat

Bila di bank konvensional kita harus membawa dokumen dan pergi ke cabang bank tersebut
untuk melakukan transaksi, pendaftaran tabungan, mengajukan kredit dan lain sebagainya,
dengan fintech kamu bisa menghemat banyak waktu karena proses pendaftarannya yang
tidak memakan waktu lama, dan cukup menggunakan smartphone saja.

Kredivo contohnya, untuk mendaftarkan basic account, cukup mengunggah foto KTP dan
foto selfie serta menyambungkan akun e-commerce dengan riwayat transaksi. Hanya butuh
waktu 1 menit untuk mendapatkan pay later atau pinjaman yang harus dibayar kembali
dalam waktu 30 hari setelah transaksi dilakukan dengan limit hingga Rp3 juta yang bisa
digunakan di 250+ merchant e-commerce yang sudah bekerja sama dengan Kredivo. 

Setelah berhasil mendaftar basic account, nikmati juga layanan cicilan online tanpa kartu
dan pinjaman tunai atau dana cepat untuk kebutuhan mendadak, hanya dengan
menghubungkan akun internet banking kamu. Praktis dan cepat bukan?

3.    Keamanan Fintech yang Terdaftar di OJK Sudah Terjamin

5
Fintech memiliki metode keamanan yang advance, yang berupa data biometrik, tokenization
dan enkripsi. Sehingga menjamin data pelanggan tetap aman dan tidak disalahgunakan oleh
oknum yang tidak bertanggung jawab. 

Tumbuhnya fintech di Indonesia dengan subur dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab. Hadirnya fintech ilegal yang mengenakan bunga tidak masuk akal dan
penagihan yang tidak manusiawi, membuat nama fintech terkesan negatif akhir-akhir ini. 

Namun, dengan adanya OJK kamu tidak perlu khawatir lagi dengan keberadaan fintech
ilegal yang meresahkan masyarakat. Karena lembaga ini terus mengawasi semua kegiatan
fintech agar terus bertumbuh kembang dengan subur di Indonesia.

Fintech Terbentuk

Mungkin sebagian orang sudah tidak asing dengan fintech atau Financial Technology.
Sebuah terobosan baru bagi transaksi keuangan yang mengandalkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan menghilangkan batasan ruang dan waktu serta
kecepatan transaksi yang luar biasa. Sejak dicetuskannya revolusi fintech pada tahun 1950-
an, perkembangan fintech bisa dikatakan cukup signifikan. 

Apalagi setelah dikembangkannya teknologi Android dan IOS, berbagai aplikasi yang
berbasis fintech mulai bermunculan. Perusahaan start up sendiri juga memanfaatkan fintech
ketika bersinggungan dengan keuangan baik transfer, pembayaran, ataupun yang lainnya. 

Jadi, bisa dikatakan bahwa fintech sendiri merupakan penggabungan dari teknologi dengan
sistem keuangan. Salah satu contoh sistem keuangan yang ada di bank yang telah
memanfaatkan fintech yaitu Mobile Banking atau yang biasa dikenal dengan sebutan M-
Banking.

Tentu saja dengan aplikasi tersebut, masyarakat tidak perlu menempuh perjalanan menuju
ATM terutama di kalangan kami, yaitu mahasiswa. Kegiatan transaksi keuangan bulanan
bisa menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan munculnya M-Banking sebagai pelopor
revolusi fintech masa depan, membuat berbagai kelompok atau perorangan berlomba lomba
menciptakan sebuah inovasi baru tentang fintech. Baik itu nantinya akan bekerja dengan M-
Banking atau malah menciptakan kompetitor dari M-Banking itu sendiri.

6
Di Indonesia sendiri, fintech juga sedang hangat-hangatnya diperbincangkan. Mulai dari
pengembangan fintech, penciptaan aplikasi terbaru, hingga polemik di dalam fintech itu
sendiri. Contoh fintech yang sedang popular di Indonesia adalah M-Banking, OVO, GOPAY,
dan sebagainya. Jika melihat dari pesatnya perkembangan fintech di Indonesia, pasti ada
pihak yang merasa diuntungkan dan ada yang merasa dirugikan. 

Karena fintech masih bisa dikatakan hal yang baru di Indonesia, maka pihak pemerintah
juga harus membuat regulasi untuk mengatur fintech dan untuk meminimalisir berbagai
kejahatan dan kecurangan yang dilakukan melalui fintech. Salah satu upaya pemerintah
dalam mengantisipasi terjadinya kejahatan fintech yaitu dengan mewajibkan seluruh
perusahaan fintech untuk mencatatkan diri agar menjadi perusahaan fintech yang terdaftar
secara legal atau resmi beroperasi di Indonesia melalui Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
No. 13 / POJK 02 / 2018.

fintech sendiri pada intinya sama dengan Bank. Di Indonesia, terdapat dua jenis bank, bank
konvensional dan bank Syariah. fintech sendiri juga punya dua jenis, fintech konvensional
dan fintech Syariah. Mengapa dibentuk fintech Syariah? Karena ada beberapa pihak yang
masih menganggap fintech konvensional terdapat ketidakjelasan mengenai hukum
transaksinya.

Maka dari itu, peran pemerintah dalam hal ini adalah membuat badan pengawas untuk
fintech dan membuat regulasi yang berkaitan dengan itu. Regulasi tersebut dibuat agar
pergerakan fintech memiliki haluan kerja. Dan agar pengguna fintech merasa aman dan
terhindar dari berbagai kecurangan dan kejahatan. Fungsi dari badan pengawas fintech
adalah agar fintech dalam implementasinya tidak keluar adri apa yang telah diputuskan
melalui reguasi.

Peran pemerintah dalam pembuatan regulasi dan badan pengawas ini sejalan dengan
pemikir Ekonomi Islam, Muhammad Baqir As Sadr dalam buku "Iqtishaduna" bahwa negara
bertanggung jawab dalam memelihara warga negara agar tetap dalam standar hidupnya.
Maksudnya adalah negara wajib melindungi warga negaranya dari segala bentuk kebatilan
dan kemudhorotan.

Dalam perkembagan fintech sendiri, pemerintah juga tidak membatasi kuota perusahaan
fintech, karena pemerintah berusaha agar warganya bisa bekerja dan memenuhi kebutuhan
hidupnya termasuk melakukan usaha sendiri. Hal ini juga selaras dengan pemikiran
Muhammad Baqir As Sadr tentang tanggung jawab negara dalam perekonomian, bahwa
negara memberikan kebebasan kepada individu seluas luasnya untuk melakukan pekerjaan

7
atau melakukan usaha. Berkat keterbukaan pemerintah terhadap masyarakatnya,
perusahaan fintech di Indonesia yang sudah terdaftar di OJK mencapai 22 perusahaan.

Terlepas dari tanggung jawab pemerintah dalam memelihara warga negaranya, fintech yang
semakin pesat perkembangannya kini telah menimbulkan berbagai masalah yang ada
kaitannya dengan konsumen fintech. Salah satunya ialah riba' atau bunga. Sebenarnya,
riba' dalam Perekonomian Islam sudah menjadi permasalahan yang klasik dan sudah
terdapat berbagai macam cara untuk menghindari riba', salah satunya adalah dengan
membuat sistem baru yang bisa menghindari dari riba'.

Apabila membahas tentang riba', sebagian masyarakat lebih memilih untuk setia pada
transaksi yang berakhir riba' daripada harus mempelajari konsep transaksi  baru yang bebas
riba'. Riba sendiri memiliki pengertian penetapan bunga atau melebihkan nilai pinjaman
disaat pengembalian berdasarkan pada persentase tertentu daripada nilai pinjaman pokok
yang mana dibebankan kepada sang peminjam. Dalam fintech sendiri, banyak kasus-kasus
transaksi yang terlihat aman namun itu sebenarnya riba'. 

Contoh yang terkait dengan fintech adalah ketika hutang dengan menggunakan fintech.
Hutang dengan fintech tergolong mudah karena persyaratannya tidak serumit bank-bank
pada umumnya, dengan persyaratan yang mudah dan dana yang cepat cair. 

Tetapi fintech menawarkan bunga yang cukup besar, yaitu sekitar 0,9 hingga 34 persen.
Seperti seseorang yang utang menggunakan aplikasi TunaKita, pinjaman Rp.3.000.000
harus dilunasi sebesar Rp.3.885.000 jika jangka waktunya sebulan. Tentu saja kebijakan
'fintech' mengenai bunga yang besar ini cukup mencekik sebagian masyarakat

Tentu saja hal tersebut termasuk ke dalam riba' atau bunga. Kejadian tersebut bertentangan
dengan pemikiran Muhammad Baqir As Sadr mengenai penambahan pendapatan ketika
meminjamkan uang. Beliau memiliki pemikiran bahwa uang itu berbeda dengan alat alat
produksi. Ketika alat produksi disewakan, maka penyewa akan menggunakan alat produksi
tersebut dan pasti alat tersebut mengalami depresiasi atau penyusutan. Maka pemilik alat
produksi berhak mendapatkan pendapatan sewa.

Tetapi berbeda halnya dengan uang. Uang tidak bisa terdepresiasi atau tidak bisa
mengalami penyusutan. Menurut beliau tidak sah ketika kita meminta pendapatan dari
meminjamkan uang, karena bunga tersebut tidak didasarkan kepada kerja yang
terkonsumsi. Sebagai solusi yang bisa ditawarkan untuk menghindari riba' menurut Baqir As

8
Sadr adalah dengan menggunakan konsep mudharabah atau silent partnership pada segi
pinjam meminjam uang.

B. perkembangan fintech di dunia

Fintech pertama kali muncul di benua eropa. Tepatnya, fintech hadir dalam bentuk
P2P lending di inggris pada tahun 2005. Perusahaan P2P ( peer 2 peer) leding pertama
yang ada di inggris dan benua eropa tersebut bernama Zopa. Pemilik zopa pada saat itu
melihat sebuah peluang untuk menghadirkan pengalaman terbaik dalam layanan keuangan
dengan memberi akses yang mudah serta nilai bunga yang masuk akal serta investasi yang
menjanjikan. Setelah itu, hadir juga P2P lending funding circle yang telah menyalurkan lebih
dari 40.000 dana pinjaman untuk para UMKM. Karena merupakan modal yang baru dan
unik, banyak orang mencari pinjaman dengan suku bunga rendah mendaftarkan diri ke
zopa. Sementara itu banyak infestor menginginkan return yang tinggi juga turut bergabung.
Sejak didirikannya zopa dikabarkan telah mengeluarkan pinjaman untuk pinjaman di negeri
ratu elizabet. Lima tahun berikutnya funding circle menyusuk zopa pada bulan agustus
2010. Perusahaan ini berfokus menyalurkan pendanaan pada usaha kecil atau UMKM.
Sejak pertama berdiri hingga saat ini funding circle telah membantu sekitar 40.000 usaha
kecil diseluruh dunia.

Tahun 1998 adalah saat dimana bank mulai mengenal online banking. Fintach di
dunia digital diawali dengan kemajuan teknologi dibidang keuangan. Dari sinilah benih-benih
fintach mulai muncul di back office bank serta fasilitas permodalan lainnya. Ditahun 1982 E-
trade membawa fintach kearah yang lebih terang dengan memperoleh sistem perbankan
secara elektronik untuk investor. Berkat pertumbuhan internet tahun 1990an model finansial
E-trade semakin ramai di gunakan.

9
Setelah hadirnya fintech di benua eropa, benua lainpun mulai memperkenalkan
fintech. Ingin segera mengejar perkembangan fintech di eropa, P2P lending pun hadir di
benua Amerika pada awal tahun 2006. Fintech yang muncul diawal perkembangannya
adalah rosper market place dan lending club. Fintech pun terus berkembang dengan pesat.
Hal yang sama juga terjadi di tiongkok. Perkembangan tiongkok mulai pada tahun 2011.
Sejarah perkembangan fintech di Indonesia sendiri mulai berkembang sekitar 5 tahun
kebelakang. Berikut adalah sejaraha perkembangan fintech di Indonesia.

C. Sejarah fintech di Indonesia

Perkembangan fintech di Indonesia sangat pesat, kehadiran fintech ini diyakini


mampu memajukan perusahaan diindonesia. Khususnya startup yang memiliki potensi yang
besar. Oleh karenanya pada September 2015, telah hadir Asosiasi Fintech Indonesia atau
AFI, AFI ini bertujuan untuk menyediakan partner bisnis yang mumpuni, untuk membangun
ekosistem fintech di Indonesia, setelah itu perkembangan pengguna fintech di Indonesia
semakin berkembang pesat.

Pasalnya hanya dalam waktu singkat dari tahun 2006-2007, telah terjadi
perkembangan fintech yang sangat pesat dari 7% menjadi 8%. Bahkan ditahun 2017,
pengguna fintech mencapai 140 perusahaan dengan total nillai transaksi sekitar
Rp.251.000.000.000.000 (triliun). Selanjutnya industry fintech yang dianggap memberikan
nilai positif bagi Indonesia ini. Akhirnya mendapatkan dukungan dari bank Indonesia, yang
ikut berperan aktif disektor fintech dengan membuat regulasi. Berikut ini daftar regulasinya:

 Membentuk bank Indonesia fintech office di tahun 2016


 Mengeluarkan peraturan proses pembayaran transaksi e-commerce sehingga bisa
lebih efisien dan aman.
 Muncul peraturan POJK (peraturan otoritas jasa keuangan) tentang layanan pinjam
meminjam uang berbasis teknologi informasi di tahun 2016.

Dengan adanya regulasi dan peraturan baru tersebut, inilah kemajuan yang dialami
industri fintech.

 Industri ini dapat berjalan dengan aman dan sesuai aturan, dengan adanya
peraturan yang mengatur industri baru fintech, selain itu, juga dapat menghindari
terjadinya friksi antara bisnis fintech dan bisnis konvensional.
 Dengan adanya platform regulasi, para pemula dapat meluncurkan layanan dan
produk inovatifnya di industri fintech.

10
 Peraturan POJK juga membuat pelaku bisnis fintech mengetahui panduan
pelaksanaan bisnis fintech di bagian pinjaman seperti P2P lending. Selain itu juga
dapat memasuki industri fintech dengan lebih aman.

Dari penjelasan diatas di Indonesia fintech sudah berkembang, meskipun masih


tertinggal jika dibandingkan dengan Negara lain seperti cina, hongkong, dan india. Saat ini,
berdasakan data yang dikeluarkan oleh perusahaan konsultan menejemen bisnis mckinsey
& company dalam laporan terbarunya berjudul digital banking in Indonesia: building loyality
and generating growth, tingkat penetrasi penggunaan layanan keuangan melalui fintech di
Indonesia masih sekitar 5%. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan Negara
cina dengan persentasi 67%, hongkong 57%, dan india 39%. Meskipun demikian, fintech
diindonesia tetap mempunyai potensi besar untuk lebih berkembang kedepannya, karena
berdasarkan survey yang dilakukan pada tahun 2017, pertumbuhan digitalisasi diindonesia
menjadi salah satu yang tercepat di dunia, bahkan mengalahkan china dan brazil.

Teknologi yang semakin maju turut serta menunjang perkembangan industri fintech.
Industri baru ini dianggap menjadi solusi tepat dan cepat untuk masalah transaksi keuangan
sehari-hari. Terlebih lagi, dengan semakin banyaknya penggunaan internet dan juga
smartphone di Indonesia, semuanya ingin serba praktis dan efisien. Fintech di Indonesia
memiliki banyak jenis, antara lain startup pembayaran, peminjaman ( lending), perencanaan
keuangan (personal finance). Infestasi ritel, pembiayaan (crowdfunding). Remitansi, riset
keuangan.

a) Alasan fintach masih terus berkembang:


1. Perkembangan teknologi menunjang industry Fintech.
2. Banyak perusahaan Startup sebelumnya, seperti Gojek yang telah sukses
melalui industry Fintech ini.
3. Industri Fintech dapat memudahkan proses dalam bidang keuangan.
4. Industri Fintech dianggap lebih fleksibel karena merupakan industry baru.
5. Penggunaan software dan telnmologi dalam industry Fintech yang bisa
menjadikan analisis risiko.
6. Generasi muda di era internet menghendaki solusi cepat bagi masalah
keseharian mereka dengan transaksi online yang cepat dan simple.
7. Semakin banyaknya penggunaan internet dan smartphone sehingga transaksi
keuangan secara online semakin mudah.

Menurut data dari OJK, sampai bulan januari 2019, penyaluran pinjaman Fintech
mencapai Rp. 25,92 triliun. Jumlah penyaluran tersebut naik 14,36% dari awal tahun 2018
yang tercatat senilai Rp. 22,67 triliun. Angka ini masih tergolong kecil, karena berdasarkan

11
penelitian OJK pada tahun 2016, terdapat kesenjangan pendanaan di Indonesia sebesar
Rp. 989 triliun per tahunnya. Kesenjangan tersebut disebabkan kebutuhan pendanaan
sebesar Rp. 1.649 triliun tak mampu dipenuhi oleh lembaga keuangan yang hanya memiliki
total aliran dana Rp. 660 triliun. Oleh karena itu, industry Fintech di Indonesia mempunyai
potensi yang sangat besar untuk berkembang lagi kedepannya mengingat masih banyaknya
kebutuhan pendanaan yang diperlukan oleh masyarakat belum terpenuhi. Sampai saat ini
berdasarkan data statistik OJK per tanggal 1 Februari 2019, terdapat 99 perusahaan
Fintech lendingnya yang telah terdaftar dan berizin di Otoritas jasa Keuangan (OJK) dan 54
Fintech sistem pembayaran yang terdaftar di Bank Indonesia (BI). Masih terdapat beberapa
perusahaan lagi yang masih dalam proses perizinan sehingga jumlah perusahaan fintech
juga akan terus bertambah.

D. Peran Fintech Untuk Masyarakat


Kebutuhan yang mendesak, keuangan yang terbatas, seringkali membuat seseorang
tidak memiliki pilihan lain selain meminjam uang untuk memenuhinya. Namun, jauh
sebelum Fintech hadir dan berkembang di Indonesia, “meminjam uang” mungkin
merupakan hal yang cukup sulit dan berat untuk dilakukan. Bayangkan saja, ketika tidak
memiliki uang, kamu akan dihadapkan oleh beberapa pilihan. Pilihan pertama adalah
meminjam kekerabat, yang mewajibkan kamu untuk menghubungi kerabat atau bahkan
langsung bertatap muka untuk meminjam uang. Berat? Sudah pasti. Banyak hubungan
manusia berakhir tidak baik hanya karena unsur “uang”.
Pilihan kedua adalah dengan meminjamkan ke Bank. Proses yang tergolong sulit
dan memakan waktu tentu tidak lagi menjadi pilihan tepat saat seseorang membutuhkan
dana darurat. Terakhir, pilihan yang seharusnya dihindari, namun masih banyak dipilih,
yaitu rentenir. rentenir identi dengan bunga pinjaman yang besar serta penagihan yang
tidak sesuai dengan kode etik, karena mereka tidak memiliki aturan tertulis dan regulasi
yang mengatur. Oleh karena itu, jika kita simpulkan, ketiganya tentu bukan pilihan untuk
menajdi solusi bagi seseorang yang sedang membutuhkan dana darurat.
Kehadiran Fintech ditengah-tengah masyarakat saat ini tentu memberikan
kemudahan untuk bertransaksi dan mengakseskan produk keuangan lainnya. Sebagai
contoh, hadirnya per 2 Peer Lending sangat memudahkan masyarakat yang
membutuhkan pinjaman dana darurat. Semula masyarakat dihadapkan dengan 3 pilihan
yang tidak efektif seperti yang telah kita bahas diatas, namun kini hadirnya P2P Lending
atau pinjaman online telah mempermudah segalanya.

12
CARA KERJA PERUSAHAAN GO PAY

Agar bisa menggunakan GO-PAY, Anda perlu memastikan bahwa saldo di dalam
GO-PAY GO-JEK Anda mencukupi untuk melakukan pembayaran, namun jika Anda saldo
Anda tidak mencukupi, GO-JEK menyediakan layanan pembayaran parsial, dimana Anda
bisa membayar dengan saldo GO-PAY, lalu sisanya bisa dibayarkan dengan uang tunai.

Saat ini GO-PAY sudah terintegrasi dengan bank-bank besar di Indonesia demi
kemudahan Anda untuk melakukan isi saldo ke dalam GO-PAY. Beberapa bank besar yang
menjadi mitra GO-JEK dalam layanan GO-PAY adalah BCA, Bank Mandiri, Bank BRI, BNI,
Permata Bank, CIMB Niaga, serta pengisian Saldo Via ATM Bersama dan PRIMA.

Pembayaran parsial dari Gopay ini dapat dilakukan dimana jika kalian memiliki saldo
Gopay yang kurang dari nominal transaksi, kalian masih dapat menggunakan saldo Gopay
tersebut dan sisa kekurangan dari pembayaran dapat kalian bayar dengan uang tunai atau
cash. Gopay saat ini juga sudah terintegrasi dengan bank-bank besar yang ada di Indonesia
demi kemudahan penggunana Gopay untuk melakukan isi ulang atau top up saldo ke dalam
Gopay. Bank yang menjadi mitra Gopay antara lain adalah Bank BCA, Mandiri, BNI, BRI,
Permata Bank, CIMB Niaga, PRIMA dan ATM Bersama. Jadi kalian tidak perlu bingung
ketika akan mengisi saldo Gopay.

Cara Top Up GO-PAY

Top Up GO-PAY Lewat BCA


Pengisian Saldo Via ATM BCA
 Masukkan kartu ATM dan PIN BCA Anda.
 Masuk ke menu TRANSFER dan klik BCA Virtual Account.
 Masukkan kode perusahaan untuk GO-JEK: 70001 dan nomor telepon yang terdaftar
pada aplikasi (Contoh: 700010812XXXXXX).
 Masukkan jumlah top up yang diinginkan.
 Ikuti instruksi untuk menyelesaikan transaksi.

Top Up GO-PAY Lewat Bank Mandiri


Pengisian Saldo Via ATM Bank Mandiri
 Masukkan kartu ATM dan PIN Mandiri Anda.

13
 Masuk ke menu BAYAR/BELI > LAINNYA > LAINNYA > pilih e-Commerce.
 Masukkan kode perusahaan untuk GO-JEK: 60737.
 Masukkan nomor telepon yang terdaftar pada aplikasi GO-JEK.
 Masukkan jumlah top up yang diinginkan.
 Ikuti instruksi untuk menyelesaikan transaksi.

Top Up GO-Pay Lewat BRI


Pengisian Saldo Via ATM BRI
 Masukkan kartu ATM dan PIN BRI Anda.
 Masuk ke menu TRANSAKSI LAINNYA dan klik PEMBELIAN.
 Pilih TOP UP GO-PAY, masukkan kode perusahaan untuk GO-JEK: 301341 dan
nomor telepon yang terdaftar pada aplikasi (Contoh: 3013410812XXXXXX).
 Masukkan jumlah top up yang diinginkan.
 Ikuti instruksi untuk menyelesaikan transaksi.

Top Up GO-PAY Lewat BNI


Pengisian Saldo Via ATM BNI
 Masukkan kartu ATM dan PIN BNI Anda.
 Masuk ke pilihan MENU LAIN > PEMBAYARAN > MENU BERIKUTNYA > MENU
BERIKUTNYA > PEMBAYARAN LAIN-LAIN.
 Masukkan kode perusahaan untuk GO-JEK : 9003 kemudian diikuti nomor HP Anda
yang terdaftar pada GO-JEK (Contoh : 90030812XXXXXX).
 Masukkan jumlah top up yang diinginkan.
 Ikuti instruksi untuk menyelesaikan transaksi.

Top Up GO-PAY Lewat CIMB Niaga


Pengisian Saldo Via ATM CIMB Niaga
 Masukkan kartu ATM dan PIN kartu CIMB Anda.
 Pilih menu TRANSFER > Rekening CIMB Niaga/Rekening Ponsel Lain > Rekening
CIMB Niaga Lain.
 Masukkan jumlah top up yang diinginkan.
 Masukkan kode perusahaan untuk GO-JEK : 2849 kemudian diikuti nomor HP Anda
yang terdaftar pada GO-JEK (Contoh : 2849 0812XXXXXX) di kolom nomor rekening
penerima.

14
 Ikuti instruksi untuk menyelesaikan transaksi.

Top Up GO-PAY Lewat ATM Bersama


Pengisian Saldo Via ATM Bank Lain
 Masukkan kartu ATM dan PIN Anda pada Bank tersebut.
 Masuk ke menu TRANSFER > TRANSFER KE BANK LAIN.
 Masukkan kode Bank Permata : 013.
 Masukkan kode perusahaan untuk GO-JEK : 898 kemudian diikuti nomor HP Anda
yang terdaftar pada GO-JEK (Contoh : 898 0812XXXXXX).
 Masukkan jumlah top up yang diinginkan.
 Ikuti instruksi untuk menyelesaikan transaks

CARA BAYAR PAKAI GO PAY

 Buka aplikasi GO-JEK dan Klik 'Scan QR"


 Scan Kode QR GO-PAY yang terpampang di kasir atau scan struk kode QR yang
diberikan oleh petugas kasir
 Masukan nominal (jika diminta). Pastikan jumlah pembayaran sudah sesuai
 Masukan PIN GO-PAY kamu
 Transaksi sukses

LAYANAN PEMBAYARAN GO PAY

Melalui layanan GO-PAY, Anda bisa melakukan pembayaran dengan mudah untuk segala
layanan yang tersedia dari aplikasi GO-JEK seperti:
 Pembayaran transportasi atau antar jemput (GO-RIDE, GO-CAR, dan GO-
BLUEBIRD)
 Pembayaran layanan pesan antar makanan (GO-FOOD).
 Pembayaran layanan pengiriman atau angkutan barang (GO-SEND dan GO-BOX).
 Pembayaran layanan booking dan pembelian tiket bioskop (GO-TIX).
 Pembayaran layanan petugas kebersihan (GO-CLEAN).
 Pembayaran layanan pembelian pulsa (GO-PULSA).
 Pembayaran layanan jasa belanja (GO-MART dan GO-SHOP).

15
 Pembayaran tagihan listrik, BPJS, Voucher Google Play, Multifinance, dan Internet
serta Kabel TV (GO-BILLS).
 Transfer saldo ke sesama pengguna (GO-PAY Transfer) (hanya untuk Verified
Account).Penarikan saldo (GO-PAY Withdrawal) (hanya untuk Verified Account).

Cara Tarik Tunai GO-PAY

Untuk melakukan tarik tunai di aplikasi GO-PAY, berikut adalah langkah-langkah yang perlu
dilakukan:

 Buka aplikasi GO-JEK pada ponsel Anda.


 Klik tombol beranda pada menu GO-PAY di bagian atas kanan.
 Jika sudah terbuka,pilih dan klik menu Tarik.
 Berikutnya Anda perlu menuliskan nominal yang ingin Anda tarik dari saldo GO-PAY
Anda.
 Lalu informasi rincian jumlah penarikan, biaya transaksi dan total pengurangan saldo
GO-PAY Anda akan muncul di layar. Bila semua informasi sudah benar, klik tombol
konfirmasi.
 Masukkan nomor PIN Anda untuk konfirmasi kepemilikan akun.
 Notifikasi akan muncul bahwa proses penarikan GO-PAY Anda sedang di proses.
 Untuk melakukan tarik tunai saldo GO-PAY dibutuhkan waktu maksimal 2 hari kerja
sampai masuk ke rekening Anda.

Ketentuan Penggunaan

 Jika melakukan pengisian saldo / top up melampaui limit maka GO-JEK akan
menghubungi Anda melalui nomor telepon atau email yang terdaftar di dalam
aplikasi GO-JEK dan membantu Anda untuk melakukan refund.
 Jika saldo Anda tidak mencukupi untuk membayar layanan GO-JEK, Anda bisa
melakukan pembayaran parsial, dimana Anda bisa membayar sisanya dengan
menggunakan uang tunai, namun saat ini hanya layanan GO-RIDE saja yang
menerima pembayaran seperti ini.
 Jika terjadi perbedaan harga layanan dengan jumlah saldo yang telah ditarik, maka
GO-JEK akan mengurangi atau menambah perbedaan harga sesuai dengan jumlah
tagihan terakhir di akun GO-PAY Anda dan menginformasikannya melalui notifikasi
di dalam aplikasi Anda.
 Saldo GO-PAY untuk saat ini tidak bisa diuangkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Shinta Rosse. 28 Juli 2017. Apa itu Fintech dan Jenis Startup Fintech di Indonesia.
Duniafintech.com – https://goo.gl/Y5Nu98
Admin. Apa itu Fintech. Carajadikaya.com – https://goo.gl/ckXXbS
https://www.finansialku.com/definisi-fintech-adalah/
Redaksi. 28 Agustus 2017. Transaksi Fintech Diperkirakan US$18,65 Miliar.
Keuangan.kontan.co.id – https://goo.gl/Xemb2f
Cekindo. 2 Juni 2017. Perkembangan Teknologi Finansial (Fintech) Di Indonesia.
Cekindo.com – https://goo.gl/RNauSn
Funding Societies. 22 Juni 2017. Perkembangan Fintech di Indonesia. Modalku.com –
https://goo.gl/XzUzGW
https://www.finansialku.com/perkembangan-fintech-di-indonesia/
Angela Scott-Briggs. 5 Desember 2016. FINTECH NEWS: Top 10 Fintech Companies
Indonesia. Techbullion.com – https://goo.gl/eUxLcE
https://www.finansialku.com/apa-itu-industri-financial-technology-fintech-indonesia/

17

Anda mungkin juga menyukai