DISUSUN OLEH :
Sisca Oktaviani
( 200801004 )
PENDAHULUAN
Pelaksanaan kredit sangat ramai diperbincangkan, hal ini dapat dilihat dari semakin
berkembang pesatnya perusahaan-perusahaan yang menawarkan jasa pembiayaan bagi calon
nasabah untuk memenuhi kebutuhannya dalam bentuk pinjaman. Disamping itu,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang juga meningkat pesat, mengakibatan
banyaknya terjadi perkembangan dan perubahan di segala bidang. Dalam sistem
pinjaman/kredit, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendobrak adanya layanan
pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi, yang kemudian hal ini diatur dalam
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam
Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi. Dimana layanan pinjam meminjam uang
berbasis teknologi menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016
tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, adalah
penyelenggaraan layanan jasa keuangan untuk mempertemukan pemberi pinjaman dengan
penerima pinjaman dalam rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam dalam mata uang
rupiah secara langsung melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet.
Dari sisi lain, resiko gagal bayar memang juga tidak dapat terhindarkan. Hal ini dapat
terjadi karena kasus kecurangan (fraud) yang dilakukan oleh pengguna pinjaman online
(fintech lending) di Indonesia, Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas,
demikian akan dibuatkan sebuah penelitian dengan judul “Survei tentang Pencegahan
Penipuan dan Kecurangan terhadap Fintech pada Akun Media Instagram”.
BAB II
PEMBAHASAN
Menggunakan Metode Pengumpulan Data Secara Observasi secara online pada akun
media sosial intagram untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam upaya menjawab
masalah penelitian.
Menurut survei yang telah saya lakukan pada akun media instagram terdapat beberapa
jawaban dari produk apa saja yang pernah digunakan, mulai yang tidak terdaftar di OJK dan
juga yang sudah terdaftar pada OJK. Pengguna yang pernah melakukan transaksi pinjaman
online dari aplikasi yang tidak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ada 20 dari 100%
yang menuju kepada kecurangan,scam / penipuan pada fintech salah satunya pada pinjaman
online dengan ciri – ciri sebagai berikut :
Kreditur (Pemberi Pinjaman) terkesan mengejar-ngejar atau memaksa
Informasi P2P Lending tidak jelas (email, website, alamat)
Persyaratan terlalu mudah
Meminta uang muka
Meminta informasi pribadi secara berlebihan
Meminta mencari debitur lain
Keuntungan tidak masuk akal
Adanya undian berhadiah
Bayar Tagihan ke Rekening Pribadi atau E-Money
Terdapat 80 dari 100 % pengguna instagram belum pernah menggukan layanan pinjaman
online tersebut. untuk mengurangi kecurangan dan penipuan hal yang paling penting sebelum
melakukan P2P Lending adalah cek terlebih dahulu apakah lembaga pembiayaan yang dipilih
telah terdaftar dan mendapatkan izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
OJK sebagai pengawas jasa keuangan telah menerbitkan aturan bagi perusahaan yang
bergerak dibidang FinTech yang tertuang didalam POJK No.77/PJOK.01/2016 tentang
Layanan Pinjaman Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil survei yang telah saya lakukan pada akun media instagram terdapat beberapa
jawaban dari produk apa saja yang pernah digunakan, mulai yang tidak terdaftar di OJK dan
juga yang sudah terdaftar pada OJK. Pengguna yang pernah melakukan transaksi pinjaman
online dari aplikasi yang tidak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ada 20 dari 100%
yang menuju kepada kecurangan,scam / penipuan pada fintech salah satunya pada pinjaman
online, terdapat 80 dari 100 % pengguna instagram belum pernah menggukan layanan
pinjaman online tersebut.
Untuk mengurangi kecurangan dan penipuan hal yang paling penting adalah cek terlebih
dahulu apakah lembaga pembiayaan yang dipilih telah terdaftar dan mendapatkan izin usaha
dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
LAMPIRAN HASIL SURVEI