Zaman sekarang manusia memiliki kehidupan dengan segaka aktifitas yang tidak terlepas
dari teknologi yang semakin canggih. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
menyebabkan perubahan social, ekonomi, dan budaya secara signifikan yang berlangsung begitu
pesat. Terjadinya proses globalisasi dalam sistem keuangan dan kemajuan di bidang teknologi
informasi serta inovasi finansial telah menciptakan sistem keuangan yang sangat kompleks,
dinamis dan saling terkait antar subsektor keuangan baik dalam hal produk maupun
1
kelembagaan. Perkembangan teknologi dibidang finansial atau keuangan juga memiliki
perkembangan kearah yang lebih efisien dan modern. Hal ini tampak pada semakin banyaknya
variasi instrumen keuangan yang beredar dalam sistem keuangan baik di bidang perbankan
maupun non perbankan. Teknologi informasi, telah menciptakan jenis dan peluang bisnis baru,
penyedia layanan dalam kegiatan pinjam meminjam yang salah satunya yaitu Layanan Pinjaman
Uang Berbasis Online yang turut dinilai berkontribusi terhadap pembangunan dan perekonomian
nasional. Pinjaman online sendiri merupakan salah satu bukti kemajuan financial technology
layanan jasa perbankan dan keuangan yang umumnya dilakukan oleh perusahaan rintisan dengan
industri fintech dalam menawarkan produk keuangan berbasis digital ini memudahkan
masyarakat dalam mengajukan pinjaman. Fintech menawarkan pinjaman peer to peer lending
1
Vithzal Rivai, Financial Institution Management (Manajemen Kelembagaan Keuangan), PT. Rajagrafindo
Persada, 2013, h. 583
2
Nofie Iman, Financial Technology dan Lembaga Keuangan, Gathering Mitra Linkage Bank Syariah
Mandiri, Yogyakarta, 2016, h. 6
(P2P Lending) atau pinjaman online dengan syarat yang lebih mudah daripada layanan pinjaman
Jenis layanan peer to peer lending atau pinjaman online yang tersedia oleh perusahaan
fintech, penggunaannya relatif masif di masyarakat bila dibandingkan dengan jenis yang lain.
Pengawasan Fintech OJK, TrisYulianta dalam virtual talkshow bertajuk “Building Digital
Ecosistem Through Mandiri API” menerangkan bahwa masyarakat lebih sering memanfaatkan
layanan peer to peer lending dan layanan pembayaran dikarenakan saat ini para pelaku usaha
lebih memilih untuk mendapatkan pinjaman melalui internet, sebab hal ini memberi mereka
kemudahan dalam proses mendapatkannya dan dengan meningkatnya pertumbuhan bisnis digital
di Indonesia, maka hal ini akan berdampak pada kebutuhan akan kemudahan proses integrasi
Pinjaman online muncul sejak tahun 2016-2017 dengan terbitnya Peraturan OJK
Informasi. Pinjaman online kini menjadi jalan pintas bagi sebagian masyarakat yang ingin
mengajukan pinjaman dikarenakan fintech menawarkan produk pinjaman online yang dapat
diajukan dengan sangat mudah tanpa persyaratan yang rumit dan pemberian kredit dapat
dilaksanakan dengan cepat. Selain itu, pemberian pinjaman dapat diberikan tanpa agunan, lain
halnya dengan bank yang secara yuridis menyatakan bahwa KTA tidak mungkin terjadi dan
walaupun bank memberikan kredit tanpa agunan khusus, hal itu bukan berarti bahwa pemberian
resiko, seperti gagal bayar pinjaman. Pasalnya pinjaman online memiliki suku bunga yang tinggi,
hal ini tentu beresiko bagi si peminjam. Maka dari itu, masyarakat harus bijaksana dan
bertanggung jawab dalam memanfaatkan produk fintech ini. Masyarakat juga sebaiknya
dihimbau mengenai bagaimana ciri pinjaman online ilegal dengan cara mengecek daftar
pinjaman online tersebut di OJK yang bertujuan untuk melindungi data pribadi si peminjam dari
diterima LBH Jakarta sebanyak 1330 antara 4 november hingga 5 november 2018, ditemukan
beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh layanan pinjaman online seperti menaikkan bunga
yang sangat tinggi, menagih dengan cara kasar, mengakses data pribadi peminjam tanpa izin dan
Pribadi, merupakan keseluruhan evidensi yang dimiliki oleh individu yang dapat terorganisi atau
bisa dibaca secara pribadi ataupun dapat digabungkan beserta data yang lain.7 evidensi dari
individu milik privasi yang kemudian digabungkan menjadi suatu basis evidensi yang dapat
dijadikan aset industri, sehingga menimbulkan dampak negatif bagi nasabah. Oleh sebab itu,
agar dapat memberikan rasa aman bagi kreditur maupun debitur maka diperlukan adanya
perlindungan hukum.
B. Rumusan Masalah
6
Anggitafani Rahma Fadila,Perlindungan Hukum Data Pribadi Peminjam Pinjaman Online Prespektif
POJK No.1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Keuangan Dan Aspek Kemaslahatan, volume 2,
Journal Of Islamic Business Law, 2021, hal. 56
7
Afenisa Utari dan Rahmi Ayunda, Perlindungan Data Diri Peminjam Dalam Transaksi Pinjaman Online: Kajian
perspektif Perlindungan Konsumen Di Indonesia, volume 4 No. 3, e-jurnal Komunitas Yustisia, 2021, hal.1036
1. Bagaimana pengaturan mengenai penyelenggaraan bertransaksi pada layanan aplikasi
2. Bagaimana bentuk perlindungan hukum menurut Pengaturan OJK bagi nasabah dalam
C. Tujuan