Anda di halaman 1dari 5

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENERIMA PINJAMAN ONLINE

DALAM PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS ONLINE


MENURUT PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR
77/PJOK.01/2016

Nama : Anggraini Fitriana


Nim : 200510289

KEMENTRIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN


RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MAIKUSSALEH
FAKUTAS HUKUM
T.A 2023/2024
A. Latar Belakang

Zaman sekarang manusia memiliki kehidupan dengan segaka aktifitas yang tidak terlepas

dari teknologi yang semakin canggih. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

menyebabkan perubahan social, ekonomi, dan budaya secara signifikan yang berlangsung begitu

pesat. Terjadinya proses globalisasi dalam sistem keuangan dan kemajuan di bidang teknologi

informasi serta inovasi finansial telah menciptakan sistem keuangan yang sangat kompleks,

dinamis dan saling terkait antar subsektor keuangan baik dalam hal produk maupun
1
kelembagaan. Perkembangan teknologi dibidang finansial atau keuangan juga memiliki

perkembangan kearah yang lebih efisien dan modern. Hal ini tampak pada semakin banyaknya

variasi instrumen keuangan yang beredar dalam sistem keuangan baik di bidang perbankan

maupun non perbankan. Teknologi informasi, telah menciptakan jenis dan peluang bisnis baru,

serta menciptakan pekerjaan dan karier baru dalam pekerjaan manusia.

Dalam era perkembangan teknologi digital, masyarakat terus mengembangkan inovasi

penyedia layanan dalam kegiatan pinjam meminjam yang salah satunya yaitu Layanan Pinjaman

Uang Berbasis Online yang turut dinilai berkontribusi terhadap pembangunan dan perekonomian

nasional. Pinjaman online sendiri merupakan salah satu bukti kemajuan financial technology

(Fintech). Fintech merupakan implementasi dan pemanfaatan teknologi untuk peningkatan

layanan jasa perbankan dan keuangan yang umumnya dilakukan oleh perusahaan rintisan dengan

memanfaatkan teknologi software, internet, komunikasi dan komputasi terkini.2 Munculnya

industri fintech dalam menawarkan produk keuangan berbasis digital ini memudahkan

masyarakat dalam mengajukan pinjaman. Fintech menawarkan pinjaman peer to peer lending

1
Vithzal Rivai, Financial Institution Management (Manajemen Kelembagaan Keuangan), PT. Rajagrafindo
Persada, 2013, h. 583
2
Nofie Iman, Financial Technology dan Lembaga Keuangan, Gathering Mitra Linkage Bank Syariah
Mandiri, Yogyakarta, 2016, h. 6
(P2P Lending) atau pinjaman online dengan syarat yang lebih mudah daripada layanan pinjaman

konvensional yang ditawarkan oleh bank atau koperasi.3

Jenis layanan peer to peer lending atau pinjaman online yang tersedia oleh perusahaan

fintech, penggunaannya relatif masif di masyarakat bila dibandingkan dengan jenis yang lain.

Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh Direktur Pengaturan Pengizinan dan

Pengawasan Fintech OJK, TrisYulianta dalam virtual talkshow bertajuk “Building Digital

Ecosistem Through Mandiri API” menerangkan bahwa masyarakat lebih sering memanfaatkan

layanan peer to peer lending dan layanan pembayaran dikarenakan saat ini para pelaku usaha

lebih memilih untuk mendapatkan pinjaman melalui internet, sebab hal ini memberi mereka

kemudahan dalam proses mendapatkannya dan dengan meningkatnya pertumbuhan bisnis digital

di Indonesia, maka hal ini akan berdampak pada kebutuhan akan kemudahan proses integrasi

layanan finansial yangs semakin meningkat.4

Pinjaman online muncul sejak tahun 2016-2017 dengan terbitnya Peraturan OJK

Nomor77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi

Informasi. Pinjaman online kini menjadi jalan pintas bagi sebagian masyarakat yang ingin

mengajukan pinjaman dikarenakan fintech menawarkan produk pinjaman online yang dapat

diajukan dengan sangat mudah tanpa persyaratan yang rumit dan pemberian kredit dapat

dilaksanakan dengan cepat. Selain itu, pemberian pinjaman dapat diberikan tanpa agunan, lain

halnya dengan bank yang secara yuridis menyatakan bahwa KTA tidak mungkin terjadi dan

walaupun bank memberikan kredit tanpa agunan khusus, hal itu bukan berarti bahwa pemberian

kredit tersebut tanpa disertai agunan sama sekali.5


3
Triansyah Abdurrazaq, Putri Siti Nur Julianti, Nadyva Fakhriyah, Andy M Afif, Peran Otoritas Jasa
Keuangan Dalam Perlindungan Hukum Bagi Pengguna Pinjaman Online Ilegal, volume 5, 2022, hal. 1091
4
Disemadi Hari Sutra, Urgensi Suatu Regulasi Yang Komprehensif Tentang Fintech Berbasis Pinjaman
Online Sebagai Upaya Perlindungan Konsumen di Indonesia, volume 7 No. 2, Jurnal Komunikasi Hukum, 2021,
hal. 607
5
Djoni. S Gozali dan Rachman Usman, 2012, Hukum Perbankan, cet. II, Sinar Grafika, Jakarta, h. 286
Dibalik kemudahan dari pinjaman online, perlu diketahui pinjaman online memiliki

resiko, seperti gagal bayar pinjaman. Pasalnya pinjaman online memiliki suku bunga yang tinggi,

hal ini tentu beresiko bagi si peminjam. Maka dari itu, masyarakat harus bijaksana dan

bertanggung jawab dalam memanfaatkan produk fintech ini. Masyarakat juga sebaiknya

dihimbau mengenai bagaimana ciri pinjaman online ilegal dengan cara mengecek daftar

pinjaman online tersebut di OJK yang bertujuan untuk melindungi data pribadi si peminjam dari

hal yang tidak diingankan kedepannya nanti.


6
Berdasarkan pengaduan mengenai pinjaman online dari 25 provinsi di Indonesia yang

diterima LBH Jakarta sebanyak 1330 antara 4 november hingga 5 november 2018, ditemukan

beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh layanan pinjaman online seperti menaikkan bunga

yang sangat tinggi, menagih dengan cara kasar, mengakses data pribadi peminjam tanpa izin dan

menyebarkannya. Dalam pasal 1 Nomor 1 RUU berdasarkan Konservasi Evidensi Informasi

Pribadi, merupakan keseluruhan evidensi yang dimiliki oleh individu yang dapat terorganisi atau

bisa dibaca secara pribadi ataupun dapat digabungkan beserta data yang lain.7 evidensi dari

individu milik privasi yang kemudian digabungkan menjadi suatu basis evidensi yang dapat

dijadikan aset industri, sehingga menimbulkan dampak negatif bagi nasabah. Oleh sebab itu,

agar dapat memberikan rasa aman bagi kreditur maupun debitur maka diperlukan adanya

perlindungan hukum.

B. Rumusan Masalah

6
Anggitafani Rahma Fadila,Perlindungan Hukum Data Pribadi Peminjam Pinjaman Online Prespektif
POJK No.1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Keuangan Dan Aspek Kemaslahatan, volume 2,
Journal Of Islamic Business Law, 2021, hal. 56
7
Afenisa Utari dan Rahmi Ayunda, Perlindungan Data Diri Peminjam Dalam Transaksi Pinjaman Online: Kajian
perspektif Perlindungan Konsumen Di Indonesia, volume 4 No. 3, e-jurnal Komunitas Yustisia, 2021, hal.1036
1. Bagaimana pengaturan mengenai penyelenggaraan bertransaksi pada layanan aplikasi

pinjaman uang berbasis online?

2. Bagaimana bentuk perlindungan hukum menurut Pengaturan OJK bagi nasabah dalam

bertransaksi pada layanan pinjam meminjam uang berbasis online?

C. Tujuan

Anda mungkin juga menyukai