Anda di halaman 1dari 5

Penegakan Hukum Terhadap Pinjaman Online Ilegal dalam

Perspektif Pancasila
Nita Dwi Aprilia¹, Wikan Sasmita²
nitaad.aprll22@gmail.com ¹, wikansasmita@unpkediri.ac.id 2
Prodi Pendidikan Matematika - Fakultas Ilmu Kesehatan dan Sains

Universitas Nusantara PGRI Kediri


2023/2024

ABSTRAK
Globalisasi di era saat ini memberikan banyak perubahan dan kemudahan kepada kehidupan
masyarakat. Banyak hal bisa dilakukan secara online (dalam jaringan) seperti adanya
peminjaman uang berbasis teknologi atau yang disebut Francal Technologi, yang salah satu
bentuk dari fintech ini adalah peer to peer lending (P2P lending) yang memberikan banyak
kemudahan kepada masyarakat. Keberadaan P2P lending semakin menjamur di masyarakat
terutama yang bersifat illegal, namun keberadaan P2P lending yang dimaksudkan
memberikan kemudahan bagi masyarakat nyatanya menimbulkan banyak kerugian. Banyak
hal-hal buruk yang menyertai perkembangan pinjaman secara online adalah adanya platform
P2P lending tanpa izin otoritas Jasa keuangan (OJK) keberadaan platform P2P llegal
membuat masyarakat terlilit hutang dengan bunga yang sangat besar. Platform - platform
tersebut semakin meningkat di Indonesia setiap tahun, sejatinya pinjaman online
bertentangan dengan nilai pancasila.Hal ini dikarenakan nilai ketuhanan yang Maha Esa
seharusnya memperlakukan manusia sebagai martabat yang tidak boleh diinjak,diteror,dan
diintimidasi. Akan tetapi penegakan hukum terhadap tindakan ini masih sangat minim atau
belum terlaksana secara maksimal.Solusi yang dapat diberkan adalah bagaimana
memperbaiki substansi hukum mengenai fintech dan P2P lending secara komprehensif,
kemudian bagi OJK adalah mengeluarkan himbauan bagi platform online di Indonesia dalam
menagih penerima pinjaman yang gagal.
Kata kunci P2P lending, pinjaman online ilegal,pancasila, penegakan hukum,OJK

A.Pendahuluan
Perkembangan globalisasi saat ini memberikan banyak dampak hampir disemua sektor di
Indonesia terutama sektor keuangan. Keberadaan Pinjaman Online yang ada di Indonesia
merupakan bukti adanya perkembangan globalisasi di sektor keuangan. Pinjaman Online
yang diharapkan membantu masyarakat untuk melakukan pinjaman malah menjadi
boomerang bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
Lembaga lembaga pinjaman yang aman dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Saat
ini marak beredar Pinjaman Online Ilegal yang merupakan fasilitas pinjaman uang oleh
penyedia jasa keuangan yang beroperasi secara daring namun tidak diawasi dan tidak
terdaftar dalam otoritas jasa keuangan (OJK). Mudahnya melakukan pinjaman secara online
membuat masyarakat banyak yang terjerat pinjaman online ilegal yang memiliki bunga yang
sangat tinggi. Banyak resiko yang diterima nasabah dalam peminjaman online ilegal ini.
.Konsekuensi dari ditetapkannya Indonesia sebagai negara hukum adalah bahwa dalam segala
kehidupan kenegaraan selalu berdasarkan kepada hukum.
Penelitian ini bertujuan memberikan pemahaman terhadap bahaya keberadaan pinjaman
online ilegal dan langkah langkah yang bisa di lakukan saat terjerat pinjaman online ilegal
serta penegakan hukum pemerintah terhadap pelaku pinjaman online ilegal.

B. METEDOLOGI
Metodologi yang digunakan yaitu kajian pustaka untuk memahami dan mengetahui setiap
permasalahan yang sering digunakan sebagai literatur pada proses penelitian terkait
penegakan hukum terhadap pelaku pinjaman online ilegal yang terjadi di Indonesia serta
langkah langkah yang di ambil saat terjerat pinjaman online ilegal.

C.PEMBAHASAN
Kehadiran pinjaman online sebagai salah satu bentuk fintech merupakan imbas dari
kemajuan teknologi.Pinjaman online merupakan bantuan finansial yang dikeluarkan oleh
lembaga keuangan secara dalam jaringan (daring). Banyak pinjaman dengan syarat dan
ketentuan lebih mudah dan fleksibel dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensial
seperti bank. Selain itu juga pinjaman online dianggap cocok dengan pasar di Indonesia
karena meskipun masyarakat belum memiliki akses keuangan, namun banyak masyarakat
yang sudah memiliki akses internet dan handphone yang merupakan media penting untuk
mengakses pinjaman online. Saat ini sudah banyak perusahaan pinjaman online yang ada di
Indonesia baik yang legal maupun ilegal, hal tersebut menjadikan masyarakat semakin tergiur
dengan program yang ditawarkan walaupun bunga pinjaman online tersebut lebih tinggi
dibandingkan dengan bank.Namun kurangnya pemahaman masyarakat mengenai lembaga
peminjaman onine mengakibatkan banyak permasalahan-permasalahan terutama saat
penagihan pembayaran.
Marak dan mudahnya pengaksesan pinjaman online ilegal sangat memberikan banyak
resiko terutama bila terlambat membayar tagihan dikarenakan Setiap pinjaman yang
diberikan, pastinya akan dikenakan bunga yang akan meningkatkan jumlah pinjaman pokok
dan jika terlambat membayar pun harus membayar denda belum lagi bila ada penyebaran
data pribadi nasabah dikarenakan tidak segera melunasi pinjaman yang diberikan.Banyak
data masyarakat yang tersebar akibat terjerat pinjaman online illegal. maka dari itu
pemerintah diharapkan melakukan perlindungan hukum terhadap nasabah yang terjerumus
Pinjaman online Ilegal selain itu mereka juga melakukan pelanggaran hak asasi manusia,
terutama pada Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 29
Ayat (1) yaitu Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat dan hak miliknya dan Pasal 30, yang menyatakan Setiap orang berhak atas rasa
aman dan tenteram serta perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu.
Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menuturkan bahwa pinjaman
online ilegal tidak perlu dibayar. Pasalnya mereka telah melanggar aturan dan tidak memiliki
izin usaha. Sehingga peminjam tidak memiliki kewajiban untuk membayar.
Namun bila penyebaran data sudah dilakukan hal yang dapat dilakukan yaitu:
● Pelunasan hutang
Ancaman menyebarkan data pribadi yang datang dari pinjol ilegal biasanya terjadi karena
korban melewati batas waktu pembayaran utang. Maka dari itu, cara paling utama yang bisa
dilakukan adalah melunasi tunggakan beserta denda dan bunganya.
● Lakukan kesepakatan
Saat korban belum bisa melunasi tunggakan, cobalah untuk mengajukan perjanjian.
Perjanjian yang dimaksud adalah tambahan waktu pembayaran atau keringanan dalam bentuk
pelunasan dengan cara mencicil.
● Lakukan un install aplikasi
Apabila korban menerima penawaran utang melalui aplikasi pinjol ilegal di gawai, maka
hapus atau uninstall perangkat lunak tersebut. Pinjol ilegal biasanya meminta seluruh akses
data pada ponsel, sehingga data-data yang tersimpan begitu mudah dicuri. Sedangkan pinjol
legal hanya meminta izin akses kamera, mikrofon, dan lokasi.
● Lapor ke OJK
Korban ancaman sebar data pribadi oleh pinjol ilegal juga bisa membuat aduan kepada OJK.
Cara melaporkan pinjol ilegal dilakukan ke kontak OJK via telepon 157, WhatsApp (WA)
0811-5715-7157, dan email konsumen@ojk.go.id atau waspadainvestasi@ojk.go.id.
● Lapor konten ke Kominfo
Masyarakat yang menjumpai konten pinjol ilegal atau unggahan terkait data pribadi di media
sosial dapat mengirim aduan ke email milik Kementerian Komunikasi dan Informatika
(Kominfo), yaitu aduankonten@mail.kominfo.go.id. Aduan tersebut nantinya akan
ditindaklanjuti oleh Satgas PAKI, Google, dan Apple untuk dilakukan pemblokiran aplikasi.
● Lapor ke polisi
Menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam)
Mahfud Md korban pinjol ilegal yang memperoleh ancaman bisa melapor ke kepolisian.
Hal-hal yang dilakukan oleh pelaku pinjaman online ilegal sangat bertentangan
dengan nilai-nilai Pancasila lantaran nilai ketuhanan yang maha esa seharusnya
memperlakukan manusia sebagai martabat yang tidak boleh diinjak martabatnya oleh sesama.
Teror, intimidasi, dan ancaman lainnya tidak sesuai dengan azaz keadilan.Pancasila yang
merupakan sumber dari sumber segala hukum di Indonesia. Praktik layanan pinjaman online
dapat dikatakan bertentangan dengan nilai Sila ke 2 dan Sila ke 5 Pancasila, yaitu:
“Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab” dan “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia’’. Pemerintah dalam hal ini harus bersikap tegas dalam menyikapi perkembangan
praktik pinjaman online di tengah masyarakat. Penting untuk diketahui bahwa, meskipun
praktik pinjaman online memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya ditengah
perkembangan masyarakat digital saat ini, namun praktik pinjaman online juga memberikan
dampak negatif (mudharat) yang begitu besar bagi masyarakat, karena akan menyebabkan
masyarakat, khususnya peminjam terjerat atau terlilit utang yang besar sebagai akibat
penerapan bunga dan denda yang begitu besar. Dampak negatif dari keberedaan pinjaman
online tidak saja menyengsarakan bagi masyarakat, tetapi lebih dari itu berakibat pada
terjadinya depresi yang dialami oleh peminjam, bahkan sebagian kecil dari peminjam sampai-
sampai mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri karena tidak kuat menanggung tekanan dari
perusahaan layanan online, terlepas itu layanan online illegal atau legal. Menurut hemat
penulis, demi melindungi masyarakat Indonesia dari praktik rentenir zaman now, maka
keberadaan dan perkembangan perusahaan layanan pinjaman online perlu untuk dikaji lebih
mendalam lagi.
Negara Indonesia merupakan negara dengan penyelenggara kekuasaan pemerintahannya
didasarkan berdasarkan hukum dan akhirnya mendapati bahwasanya Indonesia merupakan
negara hukum. Pemerintah atau suatu lembaga lain dalam pelaksanaan segala tindakan
apapun harus dilandasi atau didasari oleh hukum atau sesuai dengan pelaksanaan asas
legalitas, serta dapat dipertanggunjawabkan atau cakap hukum.
Perlindungan hukum merupakan hak yang dimiliki dan melekat pada tiap individu yang mana
wajib untuk di dapatkan oleh masyarakat, demi mewujudkan hal itu maka negara memiliki
kewajiban untuk dapat memberikan perlindungan Perlindungan hukum sebagai upaya
perlindungan untuk masyarakat untuk melindungi adanya tindakan yang bertentangan dengan
moral dan hukum.
Relaksasi represif dilakukan melalui berbagai upaya OJK melalui Satgas Waspada Investasi
untuk memutus mata rantai pinjaman online ilegal dengan harapan dapat mempermudah
penanganan kasus tersebut. Hingga 5 Mei 2021, setidaknya terdapat 86 platform fintech
kredit peer-to-peer illegal dan 26 aktivitas bisnis curang lainnya yang dapat merugikan
konsumen/warga sipil.aturan untuk menaungi kejahatan ini hanya sebagai sanksi
administratif di atur dalam Permenkominfo nomor 20 tahun 2016 BAB IX yang mana tidak
berjalan dengan lancar karena tidak memberikan efek jera pada pelaku dan permen ini hanya
di peruntukkan bagi paltform legal yang melakukan penyalahgunaan, sedangkan
permasalahan utamanya adalah dari platform ilegal yang memakan banyak korban dengan
penyebaran data pribadi kepada orang-orang yang tidak berhak atas informasi tersebut,
bahwasanya pelaksanaan penegakan pidana terhadap kejahatan peer to peer lending di
Indonesia masuk tergolong minim atau kurang, walaupun banyak pasal yang menaungi hal
tersebut seperti pasal mengenai penyebaran data pribadi pasal 32 Jo Pasl 48 UU ITE,
pengancaman dalam penagihan pasal 368 KUHP dan pasal 29 Jo. Pasal 45 UU ITE
(mengancam menyebarkan data pribadi) hingga penipuan pasal 378 KUHP.

D.SIMPULAN
Pinjaman online merupakan bantuan finansial yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan
secara dalam jaringan (daring). Biasanya, pengajuan pinjaman dilakukan melalui aplikasi
milik lembaga keuangan tersebut.Namun diera sekarang ini banyak sekali pinjaman online
yang tidak diawasi oleh OJK (otoritas jasa keuangan) atau yang lebih dikenal sebagai
pinjaman online ilegal yang dapat diartikan sebagai pinjaman online illegal adalah pinjaman
yang tidak terdaftar dan tidak diawasi oleh OJK. Pinjaman ini biasanya memiliki bunga yang
lebih tinggi dan kurang terjamin, sehingga memiliki risiko yang lebih besar dan berbahaya
seperti penyebaran data nasabah dikarenakan tidak dapat melunasi hutang.
Pemerintah diharapkan melakukan perlindungan terhadap korban serta melakukan penegakan
hukum terhadap pelaku walaupun banyak pasal yang menaungi hal tersebut seperti pasal
mengenai penyebaran data pribadi pasal 32 Jo Pasl 48 UU ITE, pengancaman dalam
penagihan pasal 368 KUHP dan pasal 29 Jo. Pasal 45 UU ITE (mengancam menyebarkan
data pribadi) hingga penipuan pasal 378 KUHP.

E.SARAN
Disarankan agar masyarakat lebih teliti lagi agar tidak terjerumus kedalam pinjaman online
ilegal. Selain itu diharapkan perlindungan hukum terhadap korban pinjaman online dapat
dimaksimalkan oleh pemerintah serta pinjaman online yang tidak terdaftar OJK ditiadakan
agar tidak meresahkan masyarakat.

F. DAFTAR PUSTAKA
Okbank.com. Desember2021. Penting!simak perbedaan pinjaman online ilegal vs legal.
Diakses pada 14 Desember 2023, dari https://kta.okbank.co.id/id/blog/article/penting-simak-
perbedaan-pinjaman-online-illegal-vs-legal-yang-wajib-kamu-ketahui#:~:text=Sementara
%20itu%2C%20pinjaman%20online%20illegal,beberapa%20hal%20yang%20bisa
%20diperhatikan
tempo.co. 31 oktober 2023. Enam cara mengatasi pinjol ilegal sebar data pribadi. Diakses
pada 14 Desember 2023, dari https://bisnis.tempo.co/read/1791086/enam-cara-mengatasi-
pinjol-ilegal-sebar-data-pribadi
Sari, B. H. (2022). PENEGAKAN HUKUM TERHADAP APLIKASI PINJAMAN ONLINE
ILLEGAL SEBAGAI UPAYA PERLINDUNGAN KONSUMEN. Jurnal Hukum dan
Pembangunan Ekonomi, 9(1), 163. https://doi.org/10.20961/hpe.v9i1.52429

Anda mungkin juga menyukai