Anda di halaman 1dari 10

HUKUM PINJAMAN ONLINE DALAM ISLAM

DOSEN PEMBIMBING : SYAHDARA ANISA MAKRUF

DISUSUN OLEH :
1. ALI AMINUDIN 23214133
2. SADRINA ADILIAH KAILANI 23214136
3. AUBERTA ARDELIA PUTRI HADI 23214141
4. MUHAMMAD HADRIANSYAH 23214145
5. TANESSA EMORY CHAIRA KAUTSAR 23214155
6. AHYA ABID FADHILAH 23214156
7. SEPTIAN NUR KHOLIL ALVIANA 23214167

JURUSAN BISNIS DIGITAL


FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2023

PENDAHULUAN
Saat ini teknologi telah berkembang pesat, hal ini terjadi diseluruh dunia, termasuk
Indonesia. Kemajuan teknologi ini terjadi pada hampir seluruh sektor dunia, baik perdagangan,
pembayaran, dan lain - lain bisa diakses melalui internet atau secara online. Tidak terkecuali dalam hal
transaksi keuangan . Salah satunya adalah pinjaman online. Pinjaman online sendiri adalah fasilitas
peminjaman uang yang disediakan oleh penyedia pinjaman berbasis online. Adanya pinjaman online ini
memberikan kemudahan bagi para calon peminjam untuk meminjam uang kapanpun dan dimanapun
dikarenakan akses yang sangat mudah. Dimana pihak penyedia pinjaman dan peminjam tidak perlu saling
bertemu untuk melakukan transaksi, cukup menggunakan media online seperti melalui handphone atau
barang elektronik lainnya.

Sayangnya kemudahan ini tidak benar-benar membawa dampak positif, banyak pihak yang
menyalahgunakan kemudahan dalam pinjaman online ini,baik dari pihak penyedia pinjaman ataupun
calon peminjam . Seperti data peminjam yang tidak terjamin keamanannya, kemudian proses penagihan
yang tidak baik dan menyalahi aturan atau syariat,dan juga akad yang tidak memenuhi syariat. Ditemukan
banyak unsur riba dalam pinjaman online, dikarenakan umumnya pihak penyedia pinjaman memberikan
bunga yang cukup besar. Selain itu dari pihak peminjam sendiri, kebanyakan mereka mengambil
pinjaman sekedar untuk memenuhi gaya hidup , dikarenakan proses pengambilan pinjaman yang mudah,
dan kebanyakan dari mereka kesulitan membayar kembali karena bunga yang cukup tinggi, yang
kemudian sering mengakibatkan hubungan yang buruk antara peminjam dan pihak penyedia pinjaman.
Dimana sering kali berujung kekerasan, baik secara fisik seperti penagihan yang melibatkan kekerasan
ataupun secara emosional seperti penyebaran data maupun penagihan yang dilakukan terus menerus
sampai kepada keluarga terdekat ataupun tempat bekerja,dll.

Maraknya pinjaman online ini didukung oleh tingkat konsumtif masyarakat yang semakin
tinggi, gaya hidup yang tidak sesuai dengan standar kemampuan, mengakibatkan banyak orang
menjadikan pinjaman online sebagai jalur pintas untuk memenuhi kebutuhan atau gaya hidupnya.
Sehingga sampai saat ini, meskipun pinjaman online terbukti banyak membawa kerugian, namun tetap
saja banyak orang yang masih menggunakan jasa pinjaman online.

Hal inilah yang melatarbelakangi diadakannya penelitian ini, dikarenakan ditemukan banyaknya
mudharat dari pinjaman online, sehingga perlu adanya tinjauan terkait hukum pinjaman online dari sudut
pandang agama Islam. Hal ini penting untuk dilakukan, karena banyaknya penduduk di Indonesia saat ini
yang menggunakan jasa pinjaman online, sedangkan kita mengetahui bahwa penduduk Indonesia
kebanyakan beragama Islam. Penting sekali untuk mengetahui hukum halal atau haram bagi umat
muslim, bukan hanya dalam bidang pangan namun juga dalam hal-hal lain seperti fenomena masyarakat,
misal merokok, ataupun pinjaman online ini sendiri. Dikarenakan hal-hal tersebut sudah melekat erat
dalam masyarakat, karena itu pelu diketahui kejelasan hukumnya, dengan tujuan menghindari hal-hal
yang diharamkan Allah. Karena hal-hal yang diharamkan Allah dapat menjadi penyebab dari kerusakan
akhlak dan iman.

PEMBAHASAN
1.1 PENGERTIAN

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nilai penyaluran fintech lending alias pinjaman
online (pinjol) di Indonesia mencapai Rp18,73 triliun pada Januari 2023. Dimana berdasarkan data dari
OJK terjadi peningkatan dibandingkan dengan Januari 2022 sebanyak 35,72% ( year-on-year / yoy ).
Pada januari 2023 pinjaman online disalurkan sebanyak 15,93 juta entitas peminjaman. Sebanyak 12,54
juta peminjam berasal dari wilayah jawa , dimana setara dengan 78,71% dari total peminjaman nasional.
Pinjaman kepada sektor produktif sebanyak Rp 7,08 triliun atau 37,82%, dimana sebanyak Rp 2,47 triliun
dipinjamkan kepada sektor perdagangan besar dan eceran. Sedangkan sebanyak Rp 220,09 miliar
merupakan pinjaman ke sektor pertanian,perhutanan dan perikanan, Rp 43,85 miliar ke industri
pengolahan, dan Rp 1,01 triliun ke sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum.

Pinjaman online adalah fasilitas pinjaman uang oleh badan tertentu dengan memanfaatkan
teknologi secara online. Dimana Pinjaman online menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam
pengajuan, cairnya dana secara cepat, serta proses pengembalian yang fleksibel. Hal tersebut
menyebabkan pinjaman online berkembang pesat di Indonesia karena persyaratan administrasi yang lebih
mudah dibandingkan dengan pinjaman layanan keuangan perbankan. Pinjaman online merupakan bantuan
finansial yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan secara dalam jaringan (daring). Biasanya, pengajuan
pinjaman dilakukan melalui aplikasi milik lembaga keuangan tersebut.

Kehadiran pinjaman online membuat proses peminjaman menjadi lebih praktis dan cepat serta tidak
memerlukan usaha banyak. Pinjaman online sendiri merupakan salah satu bukti kemajuan financial
technology (fintech). Dimana calon nasabah cukup mengisi formulirnya secara online sekaligus
melakukan proses verifikasi, kemudian mengajukan kredit sesuai jumlah dana yang dibutuhkan. Nasabah
akan menerima pinjaman dana setelah proses pencairan atau persetujuan.Istilah tenor lazim pula dikenal
dalam pinjaman online. Tenor adalah jangka waktu pelunasan cicilan hingga jatuh tempo. Ada dua jenis
tenor berdasarkan durasinya, yaitu tenor pendek dan tenor panjang.

Tenor pendek memiliki waktu pelunasan mulai dari 30 hari hingga dua tahun. Jumlah cicilan yang
harus dibayarkan lebih besar karena waktunya singkat, tapi total pengembalian dananya lebih kecil karena
bunganya minim.Tenor panjang biasanya berjangka waktu mulai dari tiga hingga 20 tahun dan digunakan
untuk pinjaman berplafon besar. Contoh ini sering dijumpai dalam pengajuan kredit kendaraan bermotor
atau rumah. Meski cicilannya lebih kecil, total dana yang dibayarkan jadi lebih besar dari plafon karena
adanya bunga yang harus dibayar.

Pinjaman online dapat membantu pelaku usaha dalam memperoleh modal dan memberikan harapan
baru bagi perkembangan perekonomian di Indonesia. Namun, dibalik kemudahan yang ditawarkan,
pinjaman online juga memiliki beberapa risiko, seperti tingginya bunga yang dikenakan pada pinjaman,
resiko penipuan, dan pembobolan akses data pada telepon seluler. Oleh karena itu, penting bagi
masyarakat untuk mengetahui dan mempertimbangkan risiko tentang pinjaman online sebelum
mengambil keputusan.

1.2 KEMASLAHATAN.
Maraknya pinjaman online saat ini, tidak lepas dari kemudahan dan keunggulan yang
ditawarkan. Diantaranya memberikan manfaat kepada masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah
seperti kemudahan akses, proses cepat, dan opsi yang lebih luas. Inilah yang menjadikan banyak orang
menggunakan jasa ini untuk mendapatkan uang dengan cepat dan instan. Karena kemudahan yang
ditawarkan tersebut, kebanyakan peminjam merupakan mahasiswa atau kalangan anak muda lainnya.
Alasan mereka menggunakan jasa ini bermacam-macam, diantaranya untuk modal usaha, memenuhi
kebutuhan hidup , atau sekedar untuk memenuhi tren dan gaya hidup. Bahkan saat ini pinjaman online
telah menjadi tren dikalangan anak muda, baik dari usia 19 tahun kebawah maupun 19 tahun keatas.
Satu-satunya manfaat yang ditawarkan dari jasa pinjaman online adalah kemudahan dan kecepatan dalam
prosesnya, sehingga meminjam uang menggunakan platform pinjaman online dinilai praktis.

Karena dinilai praktis , maka banyak orang yang memilih mengambil pinjaman dari platform
pinjaman online ini untuk digunakan sebagai modal usaha. Meskipun nilai yang ditawarkan tidak sebesar
pinjaman dari bank, namun sudah cukup untuk digunakan sebagai modal usaha berskala kecil, hal ini
tentu saja membantu banyak pihak yang ingin memulai usaha namun tidak memiliki modal. Dengan
meminjam uang pada platform ini mereka dapat memulai usaha walau masih berskala kecil. Selain itu
karena pencairan dana yang cepat, banyak juga yang menggunakan jasa ini untuk memenuhi kebutuhan
yang mendesak, misalnya dana pengobatan untuk kecelakaan , atau dana darurat saat akhir bulan.

1.3 KEMUDHARATAN

Namun meskipun memiliki beberapa manfaat, pinjaman online bila ditinjau dari sudut pandang
islam sama sekali tidak memiliki kemaslahatan. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan pinjaman online
memiliki nilai nilai yang bertentangan dari ajaran agama islam dan sering kali berujung dengan kerugian,
meskipun digunakan sebagai modal usaha. Hal tersebut dikarenakan pinjaman online memiliki bunga
yang tinggi sehingga kebanyakan peminjamnya kesulitan membayar kembali bunganya.

Dalam perspektif Islam, beberapa mudharat yang dapat timbul dari pinjaman online adalah
melibatkan unsur riba atau bunga yang dianggap haram,dalam islam riba artinya sebuah penambahan nilai
atau bunga melebihi jumlah pinjaman saat dikembalikan dengan nilai tertentu yang diambil dari jumlah
pokok pinjaman untuk dibayarkan oleh peminjam.Praktik riba sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip
keuangan Islam. Selain itu, terdapat juga risiko ketidakjelasan dalam kontrak, penagihan agresif yang
menyebabkan ancaman kepada peminjam, pencurian data pribadi yang digunakan untuk meneror
peminjam yang gagal membayar,dan membuka rahasia atau aib peminjam kepada rekan-rekannya yang
dapat merugikan peminjam.

Meskipun banyak resiko dari pinjaman online, namun masih banyak sekali orang yang
menggunakan jasa ini, bahkan terus meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut sesuai sebagaimana data
yang telah dijabarkan diatas. Ini dikarenakan kemudahan yang ditawarkan menyebabkan banyak orang
tertarik untuk menggunakan jasa pinjaman online ini untuk memenuhi kebutuhannya. Bahkan seringkali
diantara mereka yang bergantung dengan jasa pinjaman online ini, seperti meminjam uang pada salah satu
platform pinjaman online untuk membayar tagihan pinjaman pada platform lain, atau yang sering kita
sebut sebagai sistem gali lubang tutup lubang. Hal ini tentu saja menambah kerugian yang dialami pihak
peminjam. Dikarenakan secara tidak sadar dia telah terjebak dalam siklus yang membuat dia sulit lepas
dari pinjaman online karena kesulitan membayar bunganya.

1.4 LANDASAN DALIL

Jika ditinjau dari nilai kemaslahatannya, pinjaman online memiliki keutamaan. Yakni bila
digunakan sebagai modal usaha atau untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak dan darurat, maka
dianggap melapangkan kesusahan. Sebagaimana hadits berikut :

‫َم ْن َنَّفَس َع ْن َأِخ يِه ُك ْر َبًة ِم ْن ُك َرِب الُّد ْنَيا َنَّفَس ُهَّللا َع ْنُه ُك ْر َبًة ِم ْن ُك َرِب َيْو ِم اْلِقَياَم ِة َوَم ْن َس َتَر ُم ْس ِلًم ا َس َتَرُه ُهَّللا ِفي الُّد ْنَيا َو اآْل ِخ َرِة َوَم ْن َيَّس َر َع َلى‬
‫ُم ْع ِس ٍر َيَّس َر ُهَّللا َع َلْيِه ِفي الُّد ْنَيا َو اآْل ِخ َرِة َو ُهَّللا ِفي َعْو ِن اْلَع ْبِد َم ا َك اَن اْلَع ْبُد ِفي َعْو ِن َأِخ يِه‬

Artinya, "Barangsiapa melapangkan satu macam kesempitan dari aneka macam kesempitan yang dialami
saudaranya, Allah akan melapangkan kesempitan penolong itu dari kesempitan-kesempitan hari kiamat.
Dan barangsiapa menutupi (aib) orang Muslim, Allah akan menutupi aibnya baik di dunia maupun di
akhirat. Barangsiapa memudahkan urusan orang yang sedang kesusahan, Allah akan memudahkan
urusannya di dunia maupun di akhirat. Allah selalu dalam pertolongan seorang hamba selama ia mau
menolong saudaranya,” (Sunan at-Tirmidzi: 2869).

Berdasarkan hadist diatas apabila seorang muslim melapangkan satu macam kesempitan dari aneka
macam kesempitan yang dialami saudaranya, maka bernilai kebaikan. Sehingga pinjaman online ini bisa
bernilai kebaikan bila digunakan dengan tepat. Namun bisa berubah menjadi kemudharatan apabila pihak
peminjam tidak bisa membayar hutang pada tenggat waktunya, dan mendapatkan bunga yang tinggi
sehingga mengalami kesulitan untuk membayar hutangnya yang mengakibatkan adanya tindak kekerasan
dalam proses penagihannya. Tentunya hal ini dilarang dan tidak sesuai dengan ajaran islam.Selain itu,
pinjaman online juga mengandung unsur riba yang dilarang dalam ajaran agama islam. Sebagaimana
firman Allah dalam surat al baqarah ayat 257 :

‫َاَّلِذ ْيَن َيْأُك ُلْو َن الِّر ٰب وا اَل َيُقْو ُم ْو َن ِااَّل َك َم ا َيُقْو ُم اَّلِذ ْي َيَتَخ َّبُطُه الَّش ْيٰط ُن ِم َن اْلَم ِّۗس ٰذ ِلَك ِبَاَّنُهْم َقاُلْٓو ا ِاَّنَم ا اْلَبْيُع ِم ْثُل الِّر ٰب وۘا َو َاَح َّل ُهّٰللا اْلَبْيَع َو َح َّر َم الِّر ٰب وۗا‬
‫ٰۤل‬
‫َفَم ْن َج ۤا َء ٗه َم ْو ِع َظٌة ِّم ْن َّرِّبٖه َفاْنَتٰه ى َفَلٗه َم ا َس َلَۗف َو َاْم ُر ٓٗه ِاَلى ِهّٰللاۗ َوَم ْن َعاَد َفُاو ِٕىَك َاْص ٰح ُب الَّناِرۚ ُهْم ِفْيَها ٰخ ِلُد ْو َن‬

“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan
riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat
peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya
dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya.”

Ayat diatas menjadi landasan bahwa pinjaman online hukumnya haram karena mengandung unsur
riba. Sebagaimana dijelaskan pada ayat diatas bahwa Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba. Bahkan dijelaskan dalam ayat tersebut orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Sebelum menetapkan hukum dari
pinjaman online, kita perlu mengetahui hukum dari muamalah. Dikarenakan pinjaman online ini termasuk
dalam muamalah.

Adapun prinsip-prinsip muamalah dalam islam diantaranya:

a. Pada dasarnya semua bentuk muamalah adalah boleh , kecuali yang memang dilarang dalam Al-
Qur’an dan As-sunnah. Hal ini bermakna bahwa islam memberikan kesempatan luas terhadap
perkembangan bentuk dan macam-macam mu’amalah sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b. Sukarela dan tidak mengandung unsur-unsur paksaan.
c. Memelihara nilai-nilai keadilan
d. Menghindari unsur-unsur penganiayaan.
e. Mendapatkan manfaat dan tidak mengandung mudharat dalam kehidupan bermasyarakat.

Adapun larangan dari muamalah diantaranya:

a. Maisyir : merupakan transaksi yang memperoleh keuntungan dari kerugian pihak lain. Dimana
hasilnya ditentukan oleh keberuntungan dan tidak ada kontrol didalamnya.
b. Gharar : muamalah yang tidak memiliki kejelasan objek dalam transaksinya ,dan menyebabkan
kedzaliman terhadap salah satu pihak.
c. Riba : adanya tambahan dalam aktivitas hutang piutang dan jual beli, seperti bunga dalam
pinjaman.
d. Haram : dilarang melakukan jual beli barang-barang yang diharamkan. Seperti khamr dan
narkoba.
e. Bathil : dilarang melakukan transaksi yang bersifat bathil.

Pinjaman sendiri dalam agama islam disebut juga Qardh. Qardh dalam agama islam dipandang
sah apabila kedua belah pihak yakni penyedia pinjaman dan juga peminjam memenuhi syarat-syarat dan
rukun qardh. Jika rukun dan syaratnya tidak terpenuhi maka akad qard dianggap tidak sah. Maka hutang
piutang dianggap sah bila telah memenuhi syarat dan rukun qardh. Rukun qardh menurut ulama hanafiyah
ada dua, yaitu ijab dan qabul. Sedangkan menurut jumhur ulama ada tiga, yaitu :

a. Adanya dua orang yang berakad, yakni muqaridh ( orang yang memberikan utang ) dan
muqtaridh ( orang yang berhutang ).
b. Qardh atau barang yang dipinjamkan.
c. Shighat ijab dan kabul.

Adapun syarat dari qardh diantaranya :

a. Dua orang yang berakad disyaratkan :


1. Baligh, berakal cerdas dan merdeka, tidak dikenakan hajru. Artinya cakap bertindak
hukum.
2. Muqaridh merupakan orang yang memiliki kewenangan dan kekuasaan untuk melakukan
tabarru’. Artinya harta yang dihutangkan merupakan miliknya sendiri. Menurut ulama
Syafi’iyah ahliyah dalam akad qardh harus dengan kerelaan dan bukan karena paksaan.
b. Harta yang diutangkan.
1. Harta yang diutangkan merupakan harta yang dapat ditakar ( makilat ), harta yang dapat
ditimbang ( mauzunat ), harta yang dapat diukur ( zari’yat ), harta yang dapat dihitung
( addiyat ). Ini merupakan pendapat ulama hanafiyah
2. Setiap harta yang dapat dilakukan jual beli.
3. Al-Qabad atau penyerahan. Harus adanya serah terima.
4. Utang piutang tidak memunculkan keuntungan bagi muqaridh (orang yang menghutangkan)
5. Utang itu menjadi tanggung jawab muqtaridh (orang yang berhutang) artinya orang tersebut
Mengembalikan hutang dengan harga yang sama atau nominal yang sama.
6. Barang tersebut bernilai harta dan boleh dimanfaatkan dalam agama islam.
7. Harta yang dihutangkan diketahui kadar dan sifatnya.

Berdasarkan penjelasan diatas, pinjaman online sendiri bisa dihukumi haram dikarenakan adanya
unsur riba, dan dianggap tidak sah karena tidak memenuhi syarat qardh, yakni utang piutang dalam
pinjaman online menimbulkan keuntungan bagi pihak muqaridh karena terdapat bunga dalam
pinjamannya, sehingga muqtaridh tidak mengembalikan pinjaman sesuai dengan nominalnya karena
ditambahkan dengan bunga.

Berdasarkan putusan dalam Ijtima ulama tahun 2021, Majelis Ulama Indonesia ( MUI )
memutuskan bahwa hukum pinjaman online adalah haram. Hal tersebut dikarenakan dalam pinjaman
online terdapat unsur riba. Selain itu sebagaimana diketahui bahwa kebanyakan pihak penyedia pinjaman
online menagih piutang dengan cara kekerasan, seperti memberikan ancaman, sekaligus menyebarkan dan
membuka rahasia atau aib dari orang yang berutang kepada keluarga atau teman-temannya. Oleh karena
lebih banyak mudharatnya daripada kemaslahatannya , maka pinjaman online diputuskan hukumnya
haram.
PENUTUP

2.1 KESIMPULAN

Perkembangan teknologi saat ini telah berkembang pesat, tidak terkecuali dalam hal
transaksi keuangan. Pinjaman online merupakan salah satu bagian dari kemajuan teknologi dalam bidang
ini. Pinjaman online sendiri adalah fasilitas pinjaman uang oleh badan tertentu dengan memanfaatkan
teknologi secara online. Sebagai bagian dari kemajuan teknologi pinjaman online memiliki beberapa
kemaslahatan diantaranya memberikan manfaat kepada masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah
seperti kemudahan akses, proses cepat, dan opsi yang lebih luas. Inilah yang menjadikan banyak orang
menggunakan jasa ini untuk mendapatkan uang dengan cepat dan instan. Namun meskipun memiliki
beberapa manfaat, pinjaman online bila ditinjau dari sudut pandang islam sama sekali tidak memiliki
kemaslahatan. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan pinjaman online memiliki nilai nilai yang
bertentangan dari ajaran agama islam dan sering kali berujung dengan kerugian. Dalam perspektif Islam,
beberapa mudharat yang dapat timbul dari pinjaman online adalah melibatkan unsur riba atau bunga yang
dianggap haram. Praktik riba sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip keuangan Islam. Selain itu,
terdapat juga risiko ketidakjelasan dalam kontrak, penagihan agresif yang menyebabkan ancaman kepada
peminjam, pencurian data pribadi yang digunakan untuk meneror peminjam yang gagal membayar,dan
membuka rahasia atau aib peminjam kepada rekan-rekannya yang dapat merugikan peminjam.

Namun meskipun telah mengetahui mudharat yang disebabkan dari pinjaman online ini, tetap
saja ada pengguna dari pinjaman online yang jumlahnya terus meningkat dan bahkan telah berkembang
pesat. Kebanyakan diantaranya berasal dari golongan anak muda. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai
alasan, seperti untuk modal usaha, dana darurat ataupun sekedar untuk memenuhi gaya hidup saja.
Bahkan ada diantaranya yang terjebak dalam sistem gali lubang tutup lubang, karena telah terlilit hutang
yang cukup besar. Tentunya hal ini perlu diwaspadai, sehingga perlu adanya peninjauan terhadap hukum
dari pinjaman online. Untuk mengetahui hukum dari pinjaman online, perlu diketahui juga sebelumnya
hukum-hukum muamalah dan qard untuk mempertimbangkan hukum antara halal dan haramnya.

Setelah ditinjau dari hukum muamalah dan qardh, pinjaman online bisa dihukumi halal
apabila telah memenuhi syarat dan rukunnya.namun apabila ada syarat dan rukun yang dilanggar atau
tidak dipenuhi sehingga mengakibatkan pinjaman online bisa dikatakan tidak sah dan bahkan haram.
Apalagi setelah ditinjau kembali bahwa pinjaman online mengandung unsur riba, yang jelas hukumnya
haram sesuai dengan firman Allah dalam Qs. Al- Baqarah 257. Maka bisa dipastikan hukum dari
pinjaman online adalah haram karena mengandung riba. Selain itu majelis ulama indonesia juga telah
memutuskan bahwa hukumya haram. Berdasarkan putusan dalam Ijtima ulama tahun 2021, Majelis
Ulama Indonesia ( MUI ) memutuskan bahwa hukum pinjaman online adalah haram. Hal tersebut
dikarenakan dalam pinjaman online terdapat unsur riba. Selain itu sebagaimana diketahui bahwa
kebanyakan pihak penyedia pinjaman online menagih piutang dengan cara kekerasan, seperti memberikan
ancaman, sekaligus menyebarkan dan membuka rahasia atau aib dari orang yang berutang kepada
keluarga atau teman-temannya. Oleh karena lebih banyak mudharatnya daripada kemaslahatannya , maka
pinjaman online diputuskan hukumnya haram.
Pinjaman online dalam Islam masih menjadi topik yang diperdebatkan. Namun, secara umum,
meminjam uang dengan cara online diperbolehkan dalam Islam, selama tidak melanggar prinsip-prinsip
syariah seperti riba atau bunga yang tinggi. Oleh karena itu, penting bagi peminjam untuk memperhatikan
kemampuan bayar dan tidak menunda untuk membayar utang. Namun, praktik pinjaman online yang
berkedok rentenir online dan memberikan bunga yang tinggi dianggap haram dalam Islam. Sebagai umat
Islam, kita harus bijak dalam mengatur keuangan dan memilih pinjaman online yang sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2021). Analisis Pengetahuan Pinjaman Online Pada Masyarakat Muslim Surakarta. Jurnal
Ekonomi Syariah Indonesia, vol.11 no. 2.
Al-Qur'an (2:275)
Darwin. (2022, Juni 20). Ketahui Apa Itu Pinjaman Online disini!
Dhuafa, D. (2022, November 16). Hukum Pinjol Menurut Agama Islam dan Fatwa MUI.
Finaka, A. W. (2023). Anak Muda Banyak Terjebak Pinjaman Online.
Mas'ulah, I. (2021). Legalitas Pinjaman Online dalam Perspektif I islam. Jurnal Hukum Ekonomi Islam,
vol. 5 no. 2.

Anda mungkin juga menyukai