Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 9

Nama Anggota:

1. Tri Utami 21803241042


2. Afifah Widyaningrum 2180324043
3. Wahyu Intan Nuriyani 21803241050
4. Dwi Athaya Salsabila 21803241060
5. Laceta Umati Latifah 21803244002
6. Heni Fadhilatul M 21803244030

Analisis fintech lending illegal (bentuk pinjol)

1. Perkembangan financial teknologi :

Perkembangan fintech di dunia terbagi ke beberapa fase yaitu:

• Fintech generation 1.0

Fase ini dimulai sejak tahun 1866-1987. Dalam fase ini fintech hanya memindahkan ekosistem analog ke
ekosistem digital. Dimana perpindahan tersebut merupakan salah satu cara berinovasi dalam bidang
keuangan. validasi pencatatan keuangan sudah dapat berlaku lintas benua untuk memberikan layanan
yang melintasi jarak. Layanan transfer elektronik secara luas mulai digunakan oleh Western Union pada
1872 dan mencapai US$ 2,5 juta per tahun di 1877.

● Fintech Generation 2.0

Pada fintech generation 2.0 dimulai pada tahun 1988-2007 dimana fase ini memanfaatkan internet sebagai
penegak pertumbuhannya. Fase ini menggunakan inovasi layanan mulai dari ATM, kartu kredit, hingga
electronic forex and stock trading. Periode ini, bank dan lembaga keuangan besar menjadi pemain kunci
dengan menyediakan pencatatan transaksi secara terpusat.

● Fintech Generation 3.0

Perkembangan fase ini ditandai dengan demokratisasi dan desentralisasi di bidang layanan keuangan
digital. Dimulai pada tahun 2008 hingga saat ini dengan inovasi layanan mobile wallet, payment apps,
hingga blockchain dan cryptocurrency. Masyarakat menjadi memiliki banyak opsi untuk mendapatkan
pelayanan keuangan.

Untuk perkembangan fintech di Indonesia dimulai pada tahun 1980-an. Pada saat itu yang sudah
menerapkan sistem ATM yaitu Bank Niaga dan Bank BCA. Masyarakat Indonesia memerlukan waktu
sekitar 10 tahun untuk bisa beradaptasi dengan adanya financial teknologi ini.

Pada tahun 1990, Bank-bank yang berada di Indonesia mulai meninggalkan sistem kliring manual dan
mulai menggunakan sistem kliring otomatis. Kemudian pada tahun 1998 mulai menggunakan sistem
kliring elektronik dan dapat dilaksanakan secara maksimal pada tahun 2001, dari perubahan tersebut
menandakan bahwa Indonesia sudah mulai memasuki pada fase fintech generation 2.0.

Pada tahun 2006, mulai muncullah berbagai startup layanan di bidang finansial yang menandakan bahwa
Indonesia sudah mulai memasuki fase fintech generation 3.0. Dari tahun 2006-2015 Indonesia sedang
gencar gencarnya melakukan sosialisasi mengenai financial teknologi tersebut. Meskipun dibutuhkan
waktu selama kurang lebih hampir 1 dekade untuk masyarakat Indonesia siap menerima inovasi baru
secara terbuka. Pada tahun 2015, berdirinya Asosiasi Fintech Indonesia yang menandakan bahwa
kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap fintech ini semakin tinggi.

Otoritas Jasa Keuangan kemudian menerbitkan peraturan OJK nomor 77 tahun 2016 yang mengatur
tentang jasa fintech. Tentunya ini membuat keberadaan fintech semakin diterima oleh masyarakat. Pada
Tahun 2020, OJK merevisi peraturan tersebut dan membuat fintech perlu memiliki syarat tertentu agar
dapat memiliki izin. Hingga Juli 2021, jumlah fintech yang resmi berizin dan terdaftar di OJK berjumlah
121 perusahaan.

Link Sumber:

https://www.finpay.id/blog/posts/perkembangan-fintech-di-indonesia-dan-manfaatnya#:~:text=Perkemban
gan%20financial%20technology%20(fintech)%20di,80%20miliar%20di%202020%20lalu

2. Dampak positif:

Dengan adanya teknologi pinjaman online, memberikan dampak positif bagi penggunanya, antara lain:

a. Proses mudah tanpa jaminan

salah satu dampak positif dari adanya pinjaman online adalah kemudahan bagi seseorang yang
sedang membutuhkan dana dapat mengajukan pinjaman tanpa disertai jaminan. Biasanya
pinjaman online hanya memerlukan data KTP saja. Hal ini memudahkan bagi seseorang yang
membutuhkan dana tetapi tidak memiliki aset yang dapat dijaminkan untuk meminjam dana di
bank.

b. Tidak diminta slip gaji

Tidak semua orang memiliki pendapatan tetap dari kantor. Banyak orang yang memperoleh
pendapatan tidak tetap, sehingga tidak memiliki slip gaji. Hal ini juga memudahkan bagi
seseorang untuk mengajukan pinjaman pada aplikasi pinjaman online.

c. Bisa instan langsung cair tidak membutuhkan waktu lama

Berbeda dengan pengajuan pinjaman di bank, yang dimana banyak proses yang harus dilalui.
Pengajuan pinjaman dalam aplikasi pinjaman online tidak membutuhkan waktu lama. Seteleh
pengguna mengisi identitas, maka dana yang dipinjam dapat segera cair.

d. Sebagian tanpa BI Checking


Tidak semua, tapi diduga ada sebagian besar pinjaman online yang tidak mengecek ke BI
checking dan tidak melaporkan nasabahnya ke BI Checking.

Pinjaman online dikenal ditengah-tengah masyarakat banyak memberikan dampak negatif, karena
banyak sekali orang yang menjadi korban dari pinjaman online. Namun pinjaman online ini akan
memiliki dampak positif bagi pengguna yang menggunakannya secara tepat. Banyak orang yang
meminjam uang dipinjaman online hanya dengan tujuan konsumtif, maka hal itu dapat
memberikan kerugian bagi penggunanya. Apabila seseorang menggunakan pinjaman online ini
untuk digunakan sebagai modal usaha, maka pinjaman online dapat membantu para UMKM kecil
atau usaha perseorangan untuk mengembangkan usahanya, meskipun tidak memiliki jaminan
untuk mengajukan pinjaman di bank.

Sumber :
https://bisnisreview.com/pinjol-memiliki-dampak-positif-dan-negatif-pinjol-akan-bermanfaat-bila-
digunakan-secara-tepat/

3. Dampak negatif:

a. Pencurian Data. Syarat diberikannya pinjaman memang mudah akan tetapi selalu dimintai izin
untuk mengakses semua data kontak di handphone pengguna aplikasi. Ini sangat berbahaya karena
data ini bisa disebarkan dan digunakan untuk alat mengintimidasi saat penagihan. Data-data
pribadi yang dapat dicuri dari perangkat akibat dimasukannya saat registrasi yaitu seperti nomor
telepon yang tersimpan dalam kontak, gambar dalam galeri, maupun jenis data lain yang
tersimpan didalamnya.
b. Pinjaman dengan bunga tinggi. Penawaran fintech lending ilegal berbentuk pinjaman online yang
sengaja memanfaatkan kesulitan keuangan masyarakat ini sangat pintar dalam membujuk
konsumen untuk melakukan pinjaman, salah satunya dengan iming-iming pinjaman tanpa agunan.
Awalnya akan ditawarkan bunga pinjaman yang terhitung rendah, namun semakin lama bunga
bisa dinaikkan sesuai keinginan penyedia pinjol. Bahkan besarnya bunga yang ditanggung oleh
peminjam terkadang lebih besar dibandingkan dengan pokok pinjamannya. Bunga pinjaman yang
terus naik ini mengakibatkan peminjam kesulitan dalam melunasinya.
c. Mengakibatkan kecanduan. Akses dan persyaratan yang sangat mudah dijangkau membentuk
kebiasaan masyarakat menggunakan pinjaman online ketika membutuhkan dana/uang. Dengan
nominal peminjaman bertingkat hingga angka penawaran yang cukup tinggi membuat banyak
orang tergiur dan melakukan peminjaman secara berulang.
d. Menjadikan seorang malas bekerja. Proses pencairan uang ketika menggunakan pinjaman online
terhitung cepat, cukup dalam hitungan menit saja. Ini membuat orang terlena akan kemudahannya
sehingga mengakibatkan orang malas bekerja dan lebih mengandalkan pinjaman online ketika
terlibat masalah keuangan.
4. Kebermanfaatan

Manfaat pinjaman online diantaranya;

a. Suku bunga pinjaman ringan, saat ini fintech menawarkan suku bunga pinjaman yang sangat
ringan. Banyaknya variasi tenor dan limit akan mempermudah memilih pinjaman yang sesuai
dengan kebutuhan.
b. Proses instan dan online, saat ini sudah serba online, karena proses yang online mempermudahkan
dalam melakukan pinjaman.
c. Pencairan dana cepat, fintech merupakan aplikasi pinjaman yang paling cocok bagi seseorang
yang malas. Selain memberikan kemudahan, dapat berinteraaksi dan transaksi secara daring.
d. Persyaratan sederhana, Saat mengajukan pinjaman, tidak perlu menyiapkan berbagai dokumen
seperti dokumen akta tanah sebagai agunan.
e. Modal bisnis yang menjanjikan, mengajukan pinjaman online dengan limit tertentu secar atidak
langsung membantu memperoleh modal dengan cepat.
f. membantu memperluas bisnis, dapat membantu memperluas jaringan bisnis.

https://www.beritasatu.com/ekonomi/108117/7-manfaat-pinjaman-online-yang-harus-kamu-tahu

5. Keberlanjutan kedepannya

Di zaman teknologi seperti saat ini semua hal terasa serba mudah. Sekarang untuk mendapatkan pinjaman
uang sangat mudah dengan menggunakan pinjaman online (pinjol). Namun pinjaman online ini
dimanfaatkan dengan negatif bagi sebagian orang sehingga mengakibatkan pinjaman online secara ilegal.
Oleh karena itu keberlanjutan kedepannya bagi orang yang menggunakan pinjaman online ilegal maka
mereka tidak mendapatkan jaminan keamanan secara hukum atau OJK. Selain itu biasanya pinjaman
online ilegal tingkat suku bunganya tinggi sehingga jika peminjam tidak dapat melunasi maka akan
diterorr oleh beberapa orang suruhan.

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-jabar/baca-artikel/14040/Menyikapi-Pinjaman-Online-Anugera
h-atau-Musibah.html

Anda mungkin juga menyukai