Anda di halaman 1dari 26

PINJAMAN ONLINE

KARAKTERISTIK
• #1 Bunga Tinggi
– Bunganya tinggi diatas rata-rata
– Tidak diatur oleh OJK, tergantung pasar
– Trade off dengan kemudahan persyaratan dan
kecepatan persetujuan.
– Nasabah tahu kepastian membayar
KARAKTERISTIK
• 2 Plafond Pinjaman Kecil
– Rata – rata dibawah Rp 5 juta per pinjaman.
– Sebagian dimulai 1 juta rupiah dan baru bisa
meminta kenaikkan plafond setelah mengambil
pinjaman beberapa kali.
– Tidak bisa mengambil untuk pinjaman dalam
jumlah besar.
– Untuk pinjaman dalam jumlah besar, nasabah
tetap harus ke bank.
KARAKTERISTIK
• #3 Data Pribadi di Aplikasi
– Calon peminjam wajib mengunduh aplikasi pinjaman online. Nasabah mengunduh
aplikasi di ponsel dan dari situ mengajukan pinjaman.
– Kapan saja membutuhkan tinggal buka aplikasi pinjaman online di ponsel dan bisa
mengajukan kredit.
– Resiko: adalah ekspose data data pribadi di ponsel yang diminta aksesnya oleh
perusahaan pinjaman online saat nasabah mengajukan pinjaman.
– Apakah menarik data pribadi salah?
• Selama calon nasabah memberikan consent persetujuan kepada perusahaan untuk melihat
dan menganalisa data di telpon selular nasabah maka sah sah saja menggunakan data
tersebut.
– Yang penting adalah calon nasabah paham dan mengerti bahwa dia memberikan
persetujuan atas penggunaan dan akses data pribadinya untuk kepentingan
pengajuan kredit online.
– Beberapa waktu lalu, OJK sebagai institusi yang memberikan
dasar hukum pinjaman online, membahas dalam twitter mereka soal resiko
pinjaman online terkait penggunaan data pribadi, yaitu:
KARAKTERISTIK
• OJK
– 1.Setiap masyarakat men-download aplikasi seperti game, e-commerce, digital
banking, fintech dan aplikasi lainnya, akan tampil beberapa pertanyaan
mengenai persetujuan pemilik smartphone untuk memberikan akses data
pribadi digital yang dibutuhkan.
– 2.Hal yang sama akan berlangsung pada saat masyarakat meng-install aplikasi
Fintech Lending, baik yang beroperasi di luar negeri maupun di dalam negeri,
termasuk aplikasi yang sudah maupun yang belum terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan (OJK).#ojk #fintech
– 3.Pada industri Fintech Lending, seluruh data pribadi digital dari calon
peminjam akan menjadi salah satu variabel dalam menghitung scoring, menjadi
jaminan reputasi yang menggantikan jaminan kebendaan (seperti: kendaraan
bermotor, rumah, dan lain-lain) #fintech
– 4.Apabila masyarakat calon peminjam menolak untuk memberikan akses pada
saat men-download aplikasi, maka secara otomatis aplikasi tidak akan ter-install
atau sejumlah fitur aplikasi tidak dapat digunakan.
KARAKTERISTIK
• #4 Persetujuan Lama
– Secara realita tidak semua pinjaman online bisa mewujudkan
janji cepat cair tersebut.
– Banyak komentar di PlayStore yang mengeluhkan layanan
pinjaman online soal lamanya pencairan dan tidak adanya
response (disetujui atau tidak) atas pengajuan pinjaman online.
– Kenyataannya, meskipun menggunakan teknologi, banyak
proses di pinjaman online yang tidak bisa cepat. Butuh waktu
beberapa hari sampai ada keputusan disetujui atau tidaknya.
– Kondisi ini yang perlu disadari oleh para calon nasabah.
Tingginya ekspektasi perlu dibarengi dengan kesadaran akan
realita di lapangan.
KARAKTERISTIK
• #5 Penagih Datang
– Ada persepsi, karena ini adalah pinjaman online, jika nasabah tidak bayar maka tidak akan ada proses
penagihan dan hanya dilakukan reminder via email serta sms.
– Layaknya semua pinjaman, jika nasabah tidak bayar maka akan ada tindakan penagihan. Penagihan
tidak akan dilakukan jika nasabah membayar tepat waktu.
– Tentu saja, ini tidak sepenuhnya benar. Dalam website dan informasi di perjanjian, jelas bahwa
nasabah yang tidak bayar akan ditagih oleh perusahaan pinjaman online.
– Apa sanksi tidak bayar pinjaman online ?
• Pertama, perusahaan pinjaman online akan melakukan tindakan penagihan. Tindakan penagihan mulai dari yang
sifatnya reminder sampai dengan intensif agar nasabah membayar kewajibannya.
• Kedua, melaporkan nasabah ke biro kredit yang diwajibkan oleh OJK kepada setiap perusahaan Fintech.
Pelaporan ini bertujuan memastikan bahwa nasabah yang tidak bayar tidak dapat mengajukan pinjaman
kembali.
• Jadi, jika memang ingin mengajukan kredit di perusahaan fintech online, pastikan punya kemampuan
mengembalikkan pinjaman, Jangan karena tergiur oleh proses yang mudah dan cepat, nasabah tidak
memperhitungkan kemampuan mengembalikkan pinjaman, yang akhirnya berujung pada proses penagihan yang
tidak menyenangkan.
• Apa solusi tidak bisa bayar pinjaman online ? Bagaimana jika nasabah gagal bayar pinjol ? Bagaimana cara
melunasi hutang pinjaman online ?
• Ini sejumlah hal ini yang perlu diperhatikan calon peminjam ketika akan memilih pinjol.
• Karena beberapa fintech memberikan solusi untuk nasabah yang tidak bisa bayar pinjaman online. Misalnya
melakukan perpanjangan atau reskedul pinjaman, tentu saja dengan biaya tertentu.
KARAKTERISTIK
• #6 Biaya Administrasi
– Ketika menunggak, maka resikonya tidak hanya menghadapi penagihan, tetapi juga
tambahan biaya karena perusahaan pinjaman online meminta biaya atas
keterlambatan pembayaran (late fee).
– Karena itu, sewaktu memilih pinjol, pastikan bahwa akses pembayaran online cukup
baik. Ada banyak pilihan akses cara pembayaran pinjaman online.
– Karena proses penagihan membutuhkan extra sumber daya manusia, beberapa
perusahaan pinjaman online membebankan biaya penagihan ke nasabah yang
menunggak.
– Jumlah biaya penagihan ini cukup besar jika dibandingkan plafond pinjaman.
Masalahnya, ketentuan soal biaya yang harus dibayar jika nasabah menunggak, tidak
secara jelas dicantumkan dalam website beberapa perusahaan pinjaman online.
– Seolah-olah tidak ada kewajiban tambahan jika terlambat membayar, walaupun
kenyataannya tidak.
– Karena itu, calon nasabah perlu menanyakan atau membaca perjanjian kredit
dengan teliti soal kewajiban jika nasabah terlambat membayar tunggakan pinjaman.
KARAKTERISTIK
• #7 Belum Terdaftar di OJK
– Ada banyak layanan yang menawarkan pinjaman online. Mana pinjaman online yang
terdaftar di OJK ? Siapa pinjaman online terpercaya ? Apa pinjaman online ilegal ?
– Karena tidak semua terdaftar di OJK. Sejalan ketentuan, setiap lembaga yang
menawarkan pinjaman online wajib mendaftar dan mendapatkan lisensi dari OJK.
Jika tidak terdaftar di OJK maka pinjaman online ilegal dan itu sangat berbahaya.
– Bagaimana cara cek perusahaan yang terdaftar di OJK ? Mudah sebenarnya.
– Anda tinggal masuk ke situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan bisa menemukan
daftar perusahaan fintech yang terdaftar di OJK. Saat ini terdapat 64 perusahaan
Fintech yang sudah terdaftar di OJK per Juni 2018.
– Lihat di Daftar perusahaan Fintech yang terdaftar OJK.
– Salah satu inisiatif OJK di 2019 adalah pemblokiran pinjaman online ilegal. Ini
langkah yang patut diapresiasi karena resiko pinjaman online ilegal yang besar buata
masyarakat.
– Pemblokiran pinjaman online ilegal dilakukan lewat Satgas Investasi yang
bekerjasama dengan Kominfo dan Kepolisian.
KARAKTERISTIK
• #8 Lembaga Bodong
– Masih banyak investasi bodong. Investasi bodong
tentu saja merugikan nasabah.
– Meskipun investasi bodong lebih ditujukan kepada
mereka yang sebagai investor tetapi penting bagi
para peminjam memastikan bahwa tempat
mengambil pinjaman adalah perusahaan yang
resmi.
KARAKTERISTIK
• #9 Perlindungan Data Konsumen
– Meskipun OJK sudah mengeluarkan regulasi yang ketat soal aspek perlindungan
data konsumen, namun dalaam prakteknya, kebocoran dan penyalahgunaan data
tetap terjadi. Apaalagi, pinjaman online sangat erat berhubungan dengan data.
– Tidak semua penyelenggara menjamin kerahasiaan dan penggunaan Data
Nasabah. Akibatnya, tidak jarang, data konsumen bocor ke pihak lain.
– Terdapat klausula pelepasan tanggungjawab dan tindakan sepihak yang dilakukan
sejumlah perusahaaan pinjol. Tujuannya agar jika terjadi masalah di kemudian hari
terhadap data konsumen, perusahaan bisa lepas tanggung jawab.
– Pada sejumlah penyelenggara Fintech tidak memastikan keamanan kerahasiaan
data konsumennya, contoh: tidak membatasi jumlah kegagalan saat login.
Standard best-practices yang umum diterapkan oleh lembaga keuangan untuk
melindungi data, tidak diterapkan secara komprehensif.
– Sejumlah penyelenggara memperbolehkan pihak ketiga mengakses data
konsumen. Data dibagi ke pihak lain, yang jika tidak dikelola dengan baik dan hati –
hati, bisa menimbulkan kebocoran.
KARAKTERISTIK
• #10 Transparansi Biaya
– Sejumlah biaya yang harus dibayar oleh konsumen.
– Biaya ini seringkali tidak disampaikan secara transparan di awal.
– Penyelenggara tidak memberikan informasi yang jelas terkait dengan biaya
pajak, biaya keterlambatan, dan biaya-biaya lain yang akan timbul. Nasabah
tidak dijelaskan apa saja biaya yang harus dibayar jika mengambil pinjaman.
– Biaya yang dikenakan tidak dijelaskan secara rinci dan bahkan ada yang
dijelaskan, tetapi biayanya sangat tinggi.
– Memotong dana pencairan dengan biaya administraasi. Pemotongan
dilakukan dimuka, sehingga peminjam menerima uang di rekening lebih
kecil dari plafon yang disetujui.
– Pemotongan ini tidak dikomunikasikan dengan baik ke konsumen. banyak
yang tidak tahu bahwa jumlah pokok hutang, bukan yang diterima di
rekening, tetapi plafon pinjaman sebelum kena potongan biaya
administrasi.
PENGADUAN
• LBH Jakarta mencatat, selama 2018 saja
menerima 1.330 pengaduan terkait
pinjaman online. Pengacara Publik LBH Jakarta
Jeanny Silvia Sari Sirait mengatakan hampir
setiap hari pihaknya menerima pengaduan
terkait pelanggaran pinjol.
FATWA DSN
• Fatwa DSN tentang Fintech Syariah No.
117/DSN-MUI/II/2018
– Ketentuan terkait Pedoman umum Layanan Pembiayaan Berbasis
Teknologi Informasi Dalam layanan pembiayaan berbasis
teknologi informasi berdasarkan prinsip syariah, para pihak wajib
mematuhi pedoman umum sebagai berikut:
– 1. Penyelenggaraan Layanan Pembiayaan berbasis teknologi
informasi tidak boleh bertentangan dengan prinsip Syariah, yaitu
antara lain terhindar dari riba, gharar, maysir, tadlis, dharar,
zhulm, dan haram;
– 2. Akad Baku yang dibuat Penyelenggara wajib memenuhi prinsip
keseimbangan, keadilan, dan kewajaran sesuai syariah dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
– 3. Akad yang digunakan oleh para pihak dalam penyelenggaraatl Layanan
Pembiayaan berbasis teknologi informasi dapat berupa akad-akad yang
selaras dengan karakteristik layanan pembiayaan, antara lain akad al-bai',
ijarah, mudharabah, musyarakah, wakalah bi al ujrah, dan qardh;
– 4. Penggunaan tandatangan elektronik dalam sertifikat elektronik yang
dilaksanakan oleh Penyelenggara wajib dilaksanakan dengan syarat
terjamin validitas dan autentikasinya sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku;
– 5. Penyelenggara boleh mengenakan biaya (ujrah/rusun) berdasarkan
prinsip ijarah atas penyediaan sistem dan sarana prasarana Lay anan
Pembi ayaan B erbasi s Teknolo gi Informas i,' dan 6. Jika informasi
pembiayaat atau jasa yang ditawarkan melalui media elektronik atau
diungkapkan dalam dokumen elektronik berbeda dengan kenyataannya,
maka pihak yang dirugikan memiliki hak untuk tidak melanjutkan
transaksi.
FATWA DSN
• Model Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi Model layanan
pembiayaan berbasis teknologi informasi berdasarkan prinsip syariah
yang dapat dilakukan oleh Penyelenggara antara lain:
– 1. Pembiayaan anjak piutang (factoring); yaitu pembiayaan dalam bentuk jasa
pengurusan penagihan piutang berdasarkan bukti tagihan (invoice), baik
disertai atau tanpa disertai talangan (qardh) yang diberikan kepada pelaku
usaha yang memiliki tagihan kepada pihak ketiga (payor).
– 2. Pembiayaan Pengadaan Barang pesanan Pihak Ketiga (Purchase Order); yaitu
pembiayaan yang diberikan kepada pelaku usaha yang telah memperoleh
pesanan atau surat perintah kerja pengadaan barang dari pihak ketiga.
– 3. Pembiayaan Pengadaan barang untuk pelaku usaha yang berjualan secara
online (online seller); yaitu pembiayaan yang diberikan kepada pelaku usaha
yang melakukan transaksi jual beli online pada penyedia layanan perdagangan
berbasis teknologi informasi (pIatform e-commerce / marke t pIace) yang telah
menjalin kerjasama dengan Penyelenggara;
FATWA DSN
• 4. Pembiayaan pengadaan barang untuk pelaku usaha yang berjualan
secara online dengan pembayaran melalui penyelenggara payment
gateway, yaitu pembiayaan yang diberikan kepada pelaku usaha (seller)
yang aktif berjualan secara online melalui saluran distribusi (channel
distribution) yang dikeiolanya sendiri dan pembayarannya dilakukan
melalui penyedia jasa otorisasi pembayaran secara online (payment
gateway) yang bekerjasama dengan pihak Penyelenggara.
• 5. Pembiayaan untuk Pegawai (Employee), yaitu pembiayaan yang
diberikan kepada pegawai yang membutuhkan pembiayaan konsumtif
dengan skema kerjasama potong gaji melalui institusi pemberi kerja.
• 6. Pembiayaan berbasis komunitas (community based), yaitu pembiayaan
yang diberikan kepada anggota komunitas yang membutuhkan
pembiayaan, dengan skema pembayarannya dikoordinasikan melalui
koordinator/pengurus komunitas.
FATWA DSN
• Ketentuan terkait Mekanisme dan Akad
– 1. Pembiayaan Anjak Piutang (Factoring)
• a. Adanya akad yang menimbulkan hubungan hukum utang
piutang yang ditunjukkan dengan bukti tagihan (invoice) oleh
calon Penerima Pembiayaan dari pihak ketiga (payor) yang
menjadi dasar jasa dan/ataupembiayaan anjak piutang;
• b. Calon Penerima pembiayaan atas dasar bukti tagihan
(invoice) yang dimiliki, mengajukan jasa dan/atau pembiayaan
kepada Penyelenggara;
• c. Penyelenggara menawarkan kepada calon Pemberi
Pembiayaan untuk memberikan jasa penagihan piutang
berdasarkan bukti tagihan (invoice), baik disertai atau tanpa
disertai talangan (qardh);
FATWA DSN
• d. Dalam hal calon Pemberi jasa dan/atau pembiayaan menyetujui penawaran
sebagaimana huruf c, dilakukan akod wakalah bi alujrah antara Pemberi Pembiayaan
dengan Penyelenggara; Pemberi Pembiayaan sebagai muwakkil, dan Penyelenggara
sebagai wakil;
• e. Penyelenggara melakukan akad wakalah bi al-ujrah dengan Penerima Pembiayaan
untuk penagihan utang; Penyelanggarasebagai wakil, dan Penerima Pembiayaan
sebagai muwakkil;
• f. Penyelenggara sebagai wakil dari Pemberi Pembiayaar dapat memberikan talangan
dana dengan akad qardh kepada Penerima Pembiayaan/Jasa;
• g. Penyelenggara melakukan penagihan kepada pihak ketiga (payor) atas piutang
Penerima Pembiayaan;
• h. Penerima Pembiayaan membayar ujrah kepada Penyelenggara;
• i. Penerima pembiayaan membayar utang qardh fiika ada) kepada Penyelenggara
sebagai wakil;
• j. Penyelenggara wajib menyerahkan ujrah dan qardh (ika ada) kepada Pemberi
Pembiayaan.
FATWA DSN
• 2. Pembiayaan Pengadaan Barang Pesanan (Purchase Orde) Pihak Ketiga
• a. Adanya akad yang menimbulkan hubungan purchase order yang dibuktikan dengan kontrak
pengadaan barang antara calon Penerima Pembiayaan dengan pihak ketiga yang menjadi dasar
pembiayaan;
• b. Calon Penerima pembiayaan atas dasar purchase order dari pihak ketiga, mengajukan
pembiayaan pengadaan barang kepada Penyelenggara;
• c. Atas dasar pengajuan pembiayaan sebagaimana huruf b, Penyelenggara melakukan
penawaran kepada calon Pemberi Pembiayaan untuk membiayai pengadaan baru;
• d. Dalam hal calon Pemberi Pembiayaan menyetujui penawaran sebagaimana huruf c,
dilakukan aknd wakalah bi al-ujrah antara Penyelenggara dengan Pemberi Pembiayaan untuk
melakukan akad pembiayaan kepada Penerima Pembiayaan; Pemberi Pembiayaan sebagai
mrwakkil dan Penyelenggara sebagai wakil;
• e. Penyelenggara melakukan pembiayaan dengan Penerima Pembiayaan berdasarkan akad
jual-beli, musyarakah, atan mudharabah.
• f. Penerima Pembiayaan membayar pokok dan imbal hasil (margin atau bagi hasil) sesuai
dengan kesepakatan dalam akad.
• g. Penyelenggara wajib menyerahkan pokok dan imbal hasil (margin atau bagi hasil) kepada
Pemberi Pembiayaan.
FATWA DSN
• 3. Pembiayaan Pengadaan Barang untuk Pelaku Usaha yang Berjualan Secara Online (Seller Online)
• a. Penyediaan layanan perdagangan berbasis teknologi informasi (platfurm
e-commerce/marketplace) dan Penyelenggara melakukan kerjasama pemberian pembiayaan
kepada pelaku usaha yang berjualan secara online (seller online) sebagai calon Penerima
Pembiayaan;
• b. Calon Penerima Pembiayaan mengajukan pembiayaan kepada Penyelenggara untuk pengadaan
barang;
• c. Atas dasar pengajuan pembiayaan pada huruf b, Penyelenggara melakukan penawaran kepada
calon Pemberi Pembiayaan untuk membiayai pengadaan barang;
• d. Dalam hal calon Pemberi Pembiayaan menyetujui penawaran sebagaimana huruf c, dilakukan
akad wakalah bi al-ujrah antara Penyelenggaru dengan Pemberi Pembiayaan untuk melakukan akad
pembiayaan dengan Penerima Pembiayaan; Pemberi Pembiayaan sebagai muwakkil dan
Penyelenggara sebagai wakil;
• e. Penyelenggara melakukan pembiayaan dengan Penerima Pembiayaan berdasarkan akad jual-
beli, musyarakah, atau mudharabah;
• f. Penerima Pembiayaan membayar pokok dan imbal hasil (margin atau bagi hasil) sesuai dengan
kesepakatan dalam akad; dan
• g. Penyelenggara wajib menyerahkan pokok dan imbal hasil (margin atau bagi hasil) kepada
Pemberi Pembiayaan.
• 4. Pembiayaan Pengadaan Barang untuk Pelaku Usaha yang Berjualan Secara Online dengan Pembayaran
Melalui Penyelenggara Payment Gateway
• a. Penyedia jasa otorisasi pembayaran secara online Qtayment gateway) dan Penyelenggara melakukan
kerjasama pemberian pembiayaan kepada para Pedagang online (Seller Online) yang bekerjasama
dengan Penyedia jasa;
• b. Pedagang online (Seller Online) atau calon Penerima Pembiayaan mengajukan pembiayaan kepada
Penyelenggara untuk pengadaan barang;
• c. Atas dasar pengajuan pembiayaan pada huruf b, Penyelenggaru melakukan penawaran kepada calon
Pemberi Pembiayaan untuk membiayai pengadaan barang;
• d. Dalam hal calon Pemberi Pembiayaan menyetujui penawaran sebagaimana huruf c, dilakukan akad
wakalah bi al-ujrah antara Penyelenggara dengan Pemberi Pembiayaan untuk melakukan akad
pembiayaan dengan Penerima Pembiayaan; Pemberi Pembiayaan sebagai muwakkil dan Penyelenggara
sebagai wakil;
• e. Penyelenggara sebagai wakil dari Pemberi Pembiayaan, memberikan pembiayaan kepada Penerima
Pembiayaan dengan meng gunakan akad j ual- beli, musyarakah, atav mudharabah ;
• f. Penerima pembiayaan membayar pokok dan imbal hasil (margin atau bagi hasil) melalui Perusahaan
Penyedia jasa otorisasi pembayaran secara online (payment gateway) yang bekerjasama dengan
Penyelenggara;
• g. Penyelenggara wajib menyerahkan pokok dan imbal hasil (margin atau bagi hasil) kepada Pemberi
Pembiayaan.
• 5. Pembiayaan untuk Pegawai (Employee)
• a. Adanya pegawai/calon Penerima Pembiayaan yang mendapatkan gaji tetap
dari suatu institusi yang bekerjasama dengan Penyelenggara;
• b. Calon Penerima pembiayaan yang memiliki kebutuhan konsumtif, mengaj
ukan pembiayaan kepada Penyelenggara;
• c. Atas dasar pengajuan sebagaimana huruf b, Penyelenggara menawarkan
kepada calon Pemberi Pembiayaan untuk membiayai kebutuhan konsumtif
calon Penerima Pembi ay aan;
• d. Dalam hal calon Pemberi pembiayaan menyetujui penawaran sebagaimana
huruf c, dilakukan akadwokalah bi al-ujrah arfiara Pemberi Pembiayaan dengan
Penyelenggara untuk melakukan pembiayaan dengan Penerima Pembiayaan;
Pemberi Pembiayaan sebagai muwakkil, dan Penyelenggara sebagai wakil;
• e. Penyelenggara sebagai wakil dari Pemberi Pembiayaan, melakukan akad
jual-beli atau ijarah dengan Penerima Pembiayaan sesuai kesepakatan; .
• f. Penerima Pembiayaan membayar pokok
dan imbal hasil (margin atau ujrah) kepada
Penyelenggara dengan cara pemotongan
gajilauto debet;
• g. Penyelenggara wajib menyerahkan pokok
dan imbal hasil (margin atau ujrah) kepada
Pemberi Pembiayaan.
• 6. Pembiayaan Berbasis Komunitas (Community Based)
• a. Adanya pelaku usaha/calon Penerima Pembiayaan yang tergabung dalam komunitas usaha
tertentu yang bekerjasama dengan Penyelenggara;
• b. Calon Penerima Pembiayaan yang memiliki kebutuhan modal usaha, mengajukan pembiayaan
kepada Penyelenggara;
• c. Atas dasar pengajuan sebagaimana huruf b, Penyelenggara menawarkan kepada calon Pemberi
Pembiayaan untuk membiayai kebutuhan modal calon Penerima Pembiayaan;
• d. Dalam hal calon Pemberi Pembiayaan menyetujui penawaran sebagaimana huruf c, dilakukan
akadwakalah bi al-ujrah antara Pemberi Pembiayaan dengan Penyelenggara untuk memberikan
pembiayaan kepada Penerima Pembiayaan; Pember Pembiayaan sebagai muwakkil, dan
Penyelenggara sebagai wakil.
• e. Penyelenggara sebagai wakil dari Pemberi Pembiayaan, melakukan akad dengan Penerima
Pembiayaan baik akad jualbeli, ijarah, musyarakah, mudharabah, atau akad-akad lain yang sesuai
dengan prinsip syariah;
• f. Penerima pembiayaan membayar pokok dan imbal hasil (margin, ujrah, atau bagi hasil) kepada
Penyelenggara melalui komunitas usaha tertentu yang bekerjasama dengan Penyelenggara;
• g. Penyelenggara wajib menyerahkan pokok dan imbal hasil (margin atau ujrah) kepada Pemberi
Pembiayaan.
RECOMMENDATION
• Sosialisasikan dampak sosial Pinjol
• Sosialisasikan Koperasi Syariah, BMT dan BPR
Syariah. Hidupkan jamaah usaha kecil dan
menengah
• Aktifkan lembaga pemberdayaan masyarakat.
Budidayakan tanah terbiar, kebun tak dikelola
• Pandemi:
– Perbanyak zakat infaq sadaqah. Networking
– Bazis dan Lazis (social financing)

Anda mungkin juga menyukai