Anda di halaman 1dari 3

A.

Pelaksanaan usaha layanan peminjaman secara online yakni dari aplikasi di smartphone 

Dalam dunia fintech (finansial teknologi) platform atau aplikasi pinjaman online sendiri hanya
memiliki tugas sebagai perantara antara orang yang ingin meminjami dana dengan orang yang ingin
pinjam dana. Kemudian platform akan mencari penyedia dana dan peminjam, dan dalam dunia fintech,
ada 2 (dua) klasifikasi pinjaman online yaitu peer to peer lending (pinjaman tanpa agunan) dan payday
loans (pinjaman harian).

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 77/POJK.01.2016 dalam Pasal 1 Bab 1 tentang
ketentuan umum, terdapat 3 pihak yang terkait dalam proses layanan Peminjaman Uang Berbasis
Teknologi Informasi, diantaranya:

a.  Penyelenggara Layanan Peminjaman Uang Berbasis Teknologi Informasi yaitu suatu badan
hukum yang berperan untuk menyediakan, mengelola, dan mengoperasikan Layanan Pinjam
Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi.
b. Kreditur adalah orang dan/atau badan hukum yang mempunyai utang karena perjanjian
Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi.
c. Pemberi Pinjaman adalah orang, badan hukum, atau badan usaha yang mempunyai piutang
karena perjanjian Layanan Pinjam Meminjam Uang.

B. Sistem dan cara kerja aplikasi aplikasi pinjaman online.

Cara kerja aplikasi pinjaman online :

1. Kreditur melakukan registrasi sebagai peminjam dengan mengakses melalui aplikasi atau
website layanan peminjaman. Pendaftaran dilakukan dengan cara mengisi data diri dan
mengupload dokumen berupa KTP, buku tabungan, catatan rekening bank 6 bulan terakhir dan
kartu nama penjamin sebagai syarat peminjaman. Sebaliknya pemberi pinjaman juga melakukan
pendaftaran sama seperti halnya kreditur. Namun pemberi pinjaman tidak diharuskan
mengupload dokumen-dokumen tetapi diwajibkan mengisi data Nomor pokok wajib pajak pada
formulir online.

2. Kemudian kreditur menulis jumlah uang yang akan dipinjam melalui layanan, lama peminjaman
dan tujuan penggunaan uang pinjaman. 

3. Selanjutnya perusahaan melakukan verifikasi serta menganalisa syarat-syarat  dari pinjaman


tersebut. 

4. Setelah data diverifikasi dan dinyatakan lolos kemudian akan di posting melalui website,
tujuannya agar para pemberi pinjaman dapat menilai dan memberikan komitmen dana untuk
pinjaman tersebut..

5. Perusahaan akan melakukan verifikasi data terlebih dahulu.


6. Setelah dinyatakan lolos kemudian dibuatlah kesepakatan antara pemberi pinjaman dan
peminjam. 

7. Selanjutnya pemberi pinjaman melakukan transfer dana ke rekening perusahaan.

8. Setelah itu, penyelenggara mentransfer dana ke rekening kreditur.

9. Setelah jatuh tempo, maka kreditur akan mengembalikan dana pemberi pinjaman beserta
bunga yang disepakati melalui rekening penyelenggara

10. Perusahaan akan mentransfer  dana  pengembalian kepada pemberi pinjaman beserta bunga
setelah dipotong komisi dan biaya lainnya. 

C. Bentuk pertanggungjawaban penyelenggara dan pembuat aplikasi pinjaman online terhadap


kerahasiaan data nasabah yang telah diretas dan disebarluaskan tanpa persetujuan dari pihak
yang bersangkutan atau nasabah itu sendiri. 

Dalam kasus yang berlawanan dengan hukum suatu perusahaan harus mempertanggung jawabkan
perbuatannya secara hukum yakni dengan dikenakan sanksi. Sanksi delinquent karena perbuatan
seseorang yang membuat orang tersebut bertanggung jawab. Dalam hal ini subyek responsibility dan
subyek kewajiban hukum yang sama. Beberapa pelanggaran diatur dalam peraturan Nomor
77/POJK.01/2016 Tentang layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi yang dibuat
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tahun 2016 terdapat pada pasal 7 yang menegaskan
bahwa:“Penyelenggara wajib mengajukan pendaftaran dan perizinan kepada Otoritas Jasa Keuangan”.

Kemudian dijelaskan pada Pasal 26 mengenai Kerahasiaan Data menjelaskan bahwa  Penyelenggara
memiliki kewajiban antara :

(1)Menjaga rahasia data dari para nasabah sampai data tersebut dihilangkan.

(2) Memastikan tersedianya proses autentikasi, verifikasi, dan validasi pada data nasabah.

(3) Menyediakan layanan Peminjaman Uang untuk memastikan kelangsungan layanan bagi para
nasabah.

(4) Memberitahukan secara tertulis kepada para nasabah jika terjadi kegagalan dalam perlindungan
kerahasiaan data yang mereka kelola.

D. bentuk kasus kasus kecurangan yang sering terjadi dalam bentuk pemalsuan identitas oleh
nasabah yang menyebabkan peningkatan risiko kakal bayar fintech

Kasus kecurangan seringkali dilakukan oleh pengguna pinjaman online di Indonesia, baik berupa
pemalsuan identitas ataupun lepasnya tanggung jawab nasabah terhadap dana pinjaman. Dalam
Peraturan OJK No. 77 tentang Layanan Pinjam Meminjam Berbasis Teknologi dinyatakan bahwa OJK
tidak bertanggung jawab atas resiko gagal bayar bagi setiap perusahaan fintech. Hal itulah yang
menuntut setiap perusahaan fintech untuk lebih transparan kepada pemilik dana atau investor. 

PT. Dana Kita Prima salah satu perusahaan fintech di Indonesia juga pernah mengalami kasus
kecurangan seperti yang dijelaskan diatas,yang mana dalam kasusnya kebanyakan calon nasabah
melakukan banyak pemalsuan identitas saat melakukan registrasi pengajuan pinjaman. Berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan kepada Hilman Hadi Kusuma, S.E., M.Ak, selaku Kepala Keuangan dan
Akuntansi di PT. Dana Kita Prima, diperoleh informasi bahwa diantara para calon nasabah ternyata
banyak yang memalsukan identitas dengan cara menggunakan Kartu Identitas (KTP) milik sesesorang
ataupun dengan foto selfie orang lain. Tercatat pada tahun 2018 sebanyak 23% terjadi kecurangan
dalam bentuk pemalsuan identitas. Kebanyakan nasabah yang menerima pinjaman dana yang memiliki
catatan gagal bayar merupakan bagian dari para  pelaku pemalsu identitas tersebut yang akhirnya
menyebabkan kerugian secara materil bagi para penyedia jasa layanan pinjaman online diatas.

https://www.youtube.com/watch?v=NdUpno6H5yc

http://digilib.uinsgd.ac.id/24735/4/4_bab1.pdf

Amartha, “Mekanisme pinjaman peer to peer lending”, Diakses Melalui:


https://faq.amartha.com/hc/en-us.

Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 58.

https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/990/7/UNIKOM_M%20Yakub_bab%201.pdf

Anda mungkin juga menyukai