Disusun Oleh :
JURUSAN MANAJEMEN
MALANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul "Design Pekerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Pengukuran Kinerja". Penyusunan
makalah ini untuk memenuhi salah satu mata kuliah, Manajemen Operasional. Kami berharap
dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam bidang operasional.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan namun berkat
dukungan dari banyak pihak kami bisa menyelesaikannya tepat waktu, maka dari itu kami
ucapkan terima kasih.
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa kami masih dalam proses pembelajaran. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan saran positif dari teman-teman Offering K guna
penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa mendatang. Harapan kami, semoga makalah
ini dapat memberi pengetahuan tambahan mengenai manajemen operasional.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………...ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………..………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………...3
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..….12
3.2 Saran……………………………………………………………………………..…...13
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………..14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Bagaimana cara melakukan desain dalam pekerjaan?
4. Bagaimana cara pengukuran kinerja?
1.3 Tujuan
Tujuan makalah ini dibuat yaitu agar mahasiswa dapat memahami strategi
dalam pengelolaan sumber daya manusia. Selain itu untuk mengetahui bagaimana
strategi SDM untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, serta untuk mengetahui area
keputusan strategi SDM.
1.4 Manfaat
1. Untuk mengetahui strategi sumber daya manusia dalam mencapai keunggulan
kompetitif.
2. Untuk mengetahui apa saja yang seharusnya dilakukan dalam perencanaan
tenaga kerja.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mendesain suatu pekerjaan.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara yang dilakukan dalam pengukuran kinerja.
2
BAB II
PEMBAHASAN
8
aset perusahaan. Karena segala rencana kerja, desain pekerjaaan, sususan
operansional, dan kegiatan teknis seluruhnya yang menjalankan adalah tenaga
kerja dan mereka pula yang membantu perusahaan secara langsung mengolah
sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menjadi output yang ditargetkan
sehingga mampu berjalan menuju tujuan awal yang telah dibuat oleh sebuah
perusahaan. Perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang memiliki sumber
daya yang berkualitas dengan pengaturan tenaga kerja yang baik yaitu
penempatan dan pengalokasian tugas yang tepat sesuai spesialisasi seorang
karyawan tersebut hal ini juga dilakukan agar pekerjaan yang dilakukan bisa
efektif dan efisien dan menciptakan hasil yang optimal pula. Dalam proses
kerjanya tenaga kerja harus mempunyai pedoman yang mana asalnya dari
perusahaan itu sendiri , yaitu standar kerja karyawan atau biasa disebut standar
operasional prosedur.
Standar kerja karyawan sendiri didefinisikan sebagai suatu target,
sasaran, serta tujuan dari karyawan dalam jangka waktu tertentu. Dalam
pelaksanaan kinerjanya seorang tenaga kerja harus memberikan kinerja
terbaiknya untuk mencapai segala poin-poin yang sudah tertulis di dalam
standar kerja suatu perusahaan tempat mereka kerja. Yang kita tahu setiap
karyawan mempunyai kriteria yang bermacam-mqcam yang pastinya tidak
sama satu dengan lainnya , dan setiap perkerjaan juga mempunyai standar
mereka masing-masing. Adanya standar kerja harus dibarengi dengan adanya
pemberian motivasi kepada karyawan dalam bentuk apapun karena kita harus
membangun lingkungan yang sehat dan nyaman untuk tenaga kerja kita agar
mereka melakukan pekerjaannya sepenuh hati dan tanpa tekanan yang mana
akan mencegah stres kerja dan hasil kinerja mereka pun lebih optimal.
Pengertian dari standar operasional prosedur adalah suatu sistem yang
dimiliki sebuah perusahaan yang mana disusun dengan tujuan memudahkan,
menyederhanakan, serta merapikan sistem pekerjaan setiap tenaga kerja. SOP
berbentuk tertulis yang berperan untuk membantu penyelesaian pekerjaan yang
ada secara efektif dan tepat waktu serta menekan biaya yang dikeluarkan.
b. Standar Kerja Karyawan di Tempat Kerja
Pada umumnya seorang karyawan harus memenuhi standar perilaku
profesional sebagai syarat kerja. Standar perilaku inilah yang membantu suatu
organisasi dalam mencipatkan lingkungan kerja yang bias menghormati semua
9
orang. Seorang tenaga kerja harus mempelajari standar yang mengatur tempat
kerjanya agar dapat memastikan bahwa perilakunya dapat diterima dan bersiap
untuk berhasil dalam pekerjaan yang dilakukan. Perilaku yang dapat diterima
juga diperlukan untuk dapat diterima dalam budaya di sebuah tempat kerja.
1. Kode etik
Perusahaan memberikan kode etik untuk menjelaskan perilaku
mana yang diizinkan dan tidak diizinkan oleh tenaga kerja mereka.
Disamping itu, karyawan dapat diminta untuk mengakui kode etik ini
dengan menandatangani perjanjian kerja. Karyawan yang melanggar
standar menghadapi konsekuensi melalui kebijakan perilaku karyawan
standar, seperti sistem disiplin progresif, yang memiliki konsekuensi
berat untuk pelanggaran paling serius.
2. Komunikasi interpersonal
Beberapa contoh perilaku tenaga kerja yang tidak dapat diterima
dapat dimasukkan dalam suatu kebijakan yang berisi standar perilaku
karyawan, tetapi pemberi kerja biasanya akan memasukkan bahasa
seperti “tidak terbatas pada” untuk memungkinkan pendisiplinan
karyawan yang telah melakukan perilaku tidak dapat diterima lainnya.
Pemberi kerja tidak akan mentolerir cara karyawan merek
memperlakukan orang lain yang tidak tepat di tempat kerja, termasuk
rekan kerja, atasan, pelanggan, dan pengunjung. Karena bagaimana pun
etika nomer satu di lingkungan kerja dan dimanapun kita berada.
Contoh perilakunya adalah penindasan, pelecehan, intimidasi,
meremehkan orang lain, merusak kinerja seseorang dengan
menyembunyikan informasi, menyebarkan gosip untuk merusak
reputasi seseorang, atau membuat isyarat atau komentar yang
menyinggung. Perilaku semacam ini dapat mencakup komunikasi
melalui teknologi seperti pesan ponsel, pesan teks, posting media sosial,
dan email, menurut Capstone Leadership Solutions .
3. Perilaku administratif
Bentuk perilaku lain yang dapat berdampak pada organisasi
terkait dengan penyalahgunaan kekuasaan atau sumber daya. Manajer
memiliki banyak ekspektasi yang mengatur penggunaan otoritas
mereka. Manajer tidak boleh memberikan suatu preferensi kepada orang
10
karena alasan yang tidak adil, seperti mempekerjakan teman atau
kerabat. Mereka juga tidak boleh mengklaim pengeluaran untuk barang-
barang seperti jarak tempuh, makan siang bisnis, tiket pesawat atau
akomodasi hotel jika itu benar-benar pengeluaran pribadi. Semua
karyawan harus jujur dalam komunikasi mengenai karyawan dan
menyampaikan informasi kepada pelanggan, menurut University of
Cambridge . Tanpa kebijakan yang mencakup bagaimana karyawan
dapat menyalahgunakan kekuasaan atau sumber daya, beberapa
karyawan akan menemukan cara yang tidak etis untuk mendapatkan
keuntungan dari pekerjaan mereka di sebuah organisasi.
4. Merevisi Aturan
Sebuah perushaan memiliki kesempatan untuk melibatkan
tenaga kerja mereka dalam penulisan ulang aturan perilaku professional
perusahaan mereka. Hal ini karena karyawan mungkin ingin
memasukkan perilaku seperti intimidasi atau gosip media sosial yang
tidak dibahas dalam standar kerja karyawan saat ini. Pengusaha dapat
mengatasi masalah karyawan dengan menambahkan kebijakan terpisah
untuk beberapa area perilaku profesional.
Misalnya, pemberi kerja dapat menulis kebijakan terpisah untuk
menangani penindasan, penggantian biaya perjalanan, pekerjaan luar,
pengungkapan keuangan, atau penggunaan teknologi yang dapat
diterima. Kebijakan khusus memberikan rincian yang akan membantu
karyawan lebih memahami bagaimana menyesuaikan dengan harapan
pemberi kerja.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tujuan dari strategi sumber daya manusia adalah untuk mengelola tenaga kerja
dan merancang pekerjaan sehingga karyawan dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Dalam strategi SDM seorang manajer harus memastikan bahwa para karyawan bekerja
secara efisien pada keputusan manajemen operasional lainnya dan mempunyai mutu
pekerjaan yang berkualitas dan memiliki komitmen yang saling menguntungkan, dan
memiliki rasa percaya antar sesama karyawan ataupun atasan. Beberapa kendala dalam
strategi sumber daya manusia, antara lain yaitu: 1) Bauran produk ditentukan secara
musiman dan stabilitas kerja. 2) Teknologi, perlengkapan, dan proses memiliki
implikasi bagi keselamatan dan isi kerja. 3) Keputusan lokasi memiliki pengaruh pada
produktivitas karyawan. 4) Tata ruang keputusan seperti lini perakitan mempengaruhi
pekerjaan.
Perencanaan tenaga kerja merupakan proses untuk menetapkan strategi
memperoleh, memanfaatkan, mengembangkan, dan mempertahankan tenaga kerja
sesuai dengan kebutuhan perusahaan sekarang ataupun dimasa mendatang. Manfaat
bagi perusahaan yang melakukan perencanaan tenaga kerja yaitu mengantisipasi
kebutuhan tenaga kerja dengan berbagai kualifikasi di kemudian hari, tim HR dapat
bekerja secara proaktif dalam menemukan kandidat yang sesuai, meraih visi dan misi
perusahaan secara lebih optimal, dapat memberikan hasil yang optimal terhadap
perusahaan. Beberapa tahapan yang harus dilalui perusahaan ketika melakukan
perencanaan tenaga kerja yaitu: Penetapan tujuan perencanaan tenaga kerja, Pemetaan
Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan, Perhitungan kebutuhan tenaga kerja,
Penetapan rencana ketenagakerjaan, Rekrutmen dan hiring, Menganalisis kesenjangan
keterampilan, Pelatihan dan pengembanga, dan Evaluasi.
Desain pekerjaan merupakan faktor yang sangat penting, hal ini dikarenakan
desain pekerjaan berhubungan langsung dengan produktifitas dari suatu pekerjaan.
Tujuannya adalah untuk menciptakan sistem kerja yang efektif dan efisien. Sebuah
Desain pekerjaan harus meliputi banyak unsur yakni unsur organisasi, unsur
lingkungan, dan unsur perilaku.
12
Ergonomik adalah pembelajaran seorang manusia secara tatap muka dengan
lingkungan dan mesin. yang termasuk didalamnya yakni: 1) Operator Input ke Mesin,
yaitu operator memberikan tanggapan ke mesin yaitu dengan melakukan evaluasi. 2)
Umpan Balik kepada Operator, yaitu umpan balik kepada operator diberikan dengan
pandangan, suara, dan perasaan; bukan menghapuskan peluang. 3) Lingkungan kerja,
yaitu lingkungan fisik dimana para karyawan bekerja itu dapat mempengaruhi kinerja,
keselamatan, dan juga kualitas pekerjaan para karyawan itu sendiri.
Standar kerja karyawan sendiri didefinisikan sebagai suatu target, sasaran, serta
tujuan dari karyawan dalam jangka waktu tertentu. Standar kerja karyawan di tempat
kerja meliputi kode etik, komunikasi interpersonal, Perilaku administratif, terakhir
yakni merevisi aturan.
3.2 Saran
Saran yang dapat kelompok kami berikan terhadap makalah sumber daya
manusia, desain pekerjaan, dan oengukuran kinerja ini yaitu sebaiknya perusahaan
mampu mengatasi permasalahan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang berada di dalam sebuah perusahaan/organisasi. Hal ini bertujuan agar
perusahaan/organisasi tersebut dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan
umum yaitu untuk memperoleh keuntungan semaksimal mungkin.
13
DAFTAR PUSTAKA
Nugraheni, Ratih, Apriatni Endang Prihatini, and Agung Budiatmo. "Pengaruh standar operasional
prosedur dan pengawasan terhadap kinerja pramuniaga Pasaraya Sriratu Pemuda
Semarang." Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis 3.2 (2014): 187-195.
Darmayanti, Yayan. "Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Standar Operasional Prosedur Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan Pengawas Urusan Gerbong Sukacinta (Pug Sct) PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Kabupaten Lahat." Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis (JPEB) 5.1 (2017):
63-72
14