Anda di halaman 1dari 7

Kondisi Nilai Perusahaan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk

Denata Fayza
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Malang
e-mail: denata.fayza.2004 136@students. um.ac.id

ABSTRAK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bisnis Retail merupakan keseluruhan aktivitas bisnis yang terkait dengan
penjualan dan pemberian layanan kepada masyarakat sebagai pelaku
konsumen untuk pengunaan yang sifatnya individu sebagai pribadi maupun
keluarga. Minimarket merupakan jenis bisnis ritel yang sedang berkembang
pesat saat ini yang menjual barang kebutuhan sehari-hari dan menawarkan
kemudahan karena lokasi atau letaknya yang bisa dijangkau dan dekat dengan
konsumen serta mengutamakan kepraktisan dan kecepatan yang didukung dari
luas toko atau gerai yang tidak terlalu besar sehingga konsumen berbelanja
dengan waktu yang tidak terlalu lama. Keuntungan lain dengan berbelanja di
minimarket yaitu suasana aman dan nyaman dalam berbelanja, tidak kesulitan
memilih barang-barang yang diperlukan, kualitas barang lebih terjamin bila
dibandingkan belanja di pasar tradisional, harga barang pasti sehingga tidak
perlu ditawar dan dapat berbelanja berbagai keperluan dalam satu tempat saja
sehingga menghemat waktu dan tenaga.
Salah satu usaha yang sudah ternama adalah Alfamart. Alfamart adalah
jaringan minimarket bahan pokok sehari-hari terkemuka di Indonesia, dengan
kualitas tinggi namun tetap terjangkau. Kemajuan Alfamart yang pesat saat ini
ditentukan oleh strategi pihak manajemen Alfamart yang tepat dan unik.
Alfamart dimiliki oleh PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (Alfamart/Perseroan)
selama 20 tahun tetap setia melayani berjuta keluarga Indonesia dengan
menyediakan kebutuhan sehari-hari yang berkualitas namun dengan harga
terjangkau. Dari sudut pandang industri bidang usaha minimarket mampu
bertahan di tengah-tengah ketidakpastian ekonomi, seperti resesi. Konsumen
berupaya menjaga konsumsi kebutuhan pokok, walaupun di tingkat yang lebih
rendah. Dengan demikian, tingkat penjualan di gerai-gerai ritel konsumen
seperti Alfamart tidak terpengaruh secara drastis.
Keunggulan Alfamart adalah nyaman, penentuan harga suatu produk
berdasar momen tertentu juga menarik perhatian para konsumen. Salah
satunya memberlakukan diskondiskon pada bulan tertentu. Pelayanan yang
diberikan oleh Alfamart misalnya adalah program kartu AKU (AlfamartKu).
Bagi anggota konsumen yang telah memiliki kartu AKU bisa memanfaatkan
keuntungan-keuntungan berbelanja di Alfamart dan ada pula pemberian kue
ulang tahun bagi member Kartu AKU yang berulang tahun, program “Kejutan
Belanja Gratis” yaitu program dimana konsumen yang berbelanja dengan
nominal tertentu dan beruntung, akan mendapatkan kejutan hadiah uang pada
saat transaksi, dan lain-lain.
Tentu saja revolusi perusahaan ritel di Indonesia pada saat ini berkembang
semakin pesat baik perusahaan online maupun offline, seiring dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ini menyebabkan
munculnya persaingan ketat, yang menuntut Alfamart bekerja secara efisien
dan mampu menyusun strategi yang tepat, sehingga perusahaan ini mampu
bertahan serta bersaing dalam menjalankan usahanya. Perkembangan pesat
suatu perusahaan akan menjadi daya tarik untuk mendorong peningkatan
investsi, karena akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu Negara.
Alfamart tentunya memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Salah satu
tujuan dari perusahaan yaitu memaksimalkan kemakmuran pemegang saham.
Guna mewujudkan tujuan tersebut, Alfamart perlu meningkatkan nilai
perusahaan, karena semakin tinggi nilai perusahaan berarti semakin tinggi
juga kemakmuran dari pemegang saham. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi
harapan setiap perusahaan, karena akan memberikan dampak positif bagi
perusahaan tersebut. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia
dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Nilai
perusahaan sering dikaitkan dengan harga saham. Semakin tinggi harga saham
maka semakin tinggi pula nilai perusahaan (Brigham dan Houston,2011).
Harga saham perusahaan terbentuk dari reaksi pasar terhadap keseluruhan
kondisi perusahaan sebagai cerminan nilai perusahaan yang diwujudkan
dalam bentuk harga saham perusahaan (Fadilla, 2019).
Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan struktur
perusahaan yang dapat mempengaruhi investor maupun calon investor dalam
berinvestasi di perusahaan (Brigham dan Houston, 2001). Harga saham yang
tinggi akan mencerminkan bahwa nilai perusahaan memiliki prospek yang
baik serta memiliki tingkat kepercayaan investor yang tinggi. Nilai perusahaan
bisa dikatakan baik jika tujuan perusahaan dapat terealisasikan (Hanafi, 2008).
Nilai perusahaan dapat dilihat dari harga saham, jika suatu perusahaan
memiliki harga saham yang tinggi menunjukkan perusahaan tersebut mampu
dari segi keuangan, ini akan menumbuhkan kepercayaan investor bahwa
perusahaan memiliki prospek yang bagus kedepannya.
Nurlela dan Ishaluddin (2008) menyatakan bahwa nilai perusahaan akan
mampu memberikan kesejahteraan bagi pemegang saham secara maksimal
apabila harga saham meningkat. Nilai perusahaan dapat menggambarkan
seberapa besar manfaat yang akan diperoleh investor dari suatu perusahaan.
Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan
kemakmuran pemilik atau para pemegang saham melalui peningkatan nilai
perusahaan. Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai
perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang
saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai
perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab
dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga
tinggi.
Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga
pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi,
pendanaan (financing), dan manajemen asset. Pesatnya perkembangan bursa
efek mengakibatkan para investor semakin teliti dalam memilih perusahaan
yang akan yang akan dijadikan tempat berinvestasi. Kesalahan dalam memilih
dapat merugikan investor sendiri. Dalam hal ini diperlukan ketelitian dan
kejelian dalam membaja laporan keuangan yang dipublikasikan.
Dan ada beberapa hal yang mempengaruhi nilai perusahaan yaitu
kebijakan dividen. Dividen merupakan bagian keuntungan yang diberikan
kepada investor berdasarkan laba operasi yang diperoleh perusahaan dan
kebijakan dividen yang ditetapkan oleh perusahaan. Kebijakan dividen
merupakan suatu kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan untuk
menetapkan berapa bagian dari laba bersih yang akan dibagikan sebagai
dividen kepada para pemegang saham dan berupa bagian dari laba bersih itu
akan ditanamkan kembali sebagai laba yang di tahan untuk reinvestasi.
Sedangkan capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor karena
adanya selisih harga jual saham yang lebih tinggi diharga beli apabila saham
tersebut dijual (Sartono, 2001).
Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan, akan ada konflik antara
kepentingan manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan) sering
disebut agency problem. Tidak jarang bahwa manajer perusahaan memiliki
tujuan yang berbeda dan kepentingan yang bertentangan dengan tujuan utama
perusahaan dan sering mengabaikan kepentingan pemegang saham. Minat
yang berbeda antara manajer dan pemegang saham telah mengakibatkan
konflik yang biasa disebut dengan konflik keagenan. Hal tersebut terjadi karena
manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham
tidak menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan
manajer tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga
menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan berpengaruh terhadap
harga saham sehingga menurunkan nilai perusahaan Wien Ika Permanasari
(2010:1).
METODE
Dalam penelitian ini, nilai perusahaan diukur dengan price book value
(PBV) yang merupakan rasio pasar yang digunakan untuk mengukur harga
saham terhadap nilai bukunya (Brigham dan Houston, 2010). PBV
menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai relatif
terhadap jumlah modal yang diinventasikan. PBV sebagai indikator
pengukuran nilai perusahaan dianggap lebih dapat menggambarkan nilai
perusahaan, karena memiliki standar akuntansi yang tetap untuk seluruh
perusahaan dan market value dapat digambarkan lebih stabil.
Good corporate governance (GCG) dan struktur modal merupakan faktor
yang memengaruhi nilai perusahaan, jika keduanya dapat terjaga dengan baik,
maka akan menghilangkan pengendalian yang buruk, bahkan kegagalan yang
mengarah pada kebangkrutan sekalipun pada perusahaan, ini akan
memengaruhi nilai perusahaan. Teori agensi mendeskripsikan bahwa GCG
bersama keputusan struktur modal memengaruhi nilai perusahaan, untuk
meminimalkan konflik yang terjadi antar manajer, pegang saham, dan kreditur
(Putnam, 1993). Hal ini sejalan dengan penelitian Hadiwijaya, dkk (2016) yang
menemukan struktur modal dan tata kelola perusahaan memengaruhi nilai
perusahaan.
Good corporate governance (GCG) yang dilakukan secara konsisten akan
memberikan manfaat dan keuntungan secara berkesinambungan yang akan
meningkatkan kinerja perusahaan dan menjadikan perusahaan memiliki nilai
yang baik dimata publik. Penerapan GCG di perusahaan diharapkan dapat
meningkatkan 3 kepercayaan dari investor dan kreditor, serta kepercayaan
publik terhadap perusahaan (Zarkasyi, 2008). Prinsip-prinsip GCG akan
mengarahkan dan mengendalikan perusahan untuk mencapai keseimbangan
antara kekuatan dan otoritas perusahaan dalam memberikan
pertanggungjawaban kepada pemegang saham khususnya, dan pemangku
kepentingan lainnya. Salah satu prinsip GCG yang terpenting adalah
keterbukaan. Pada penelitian ini GCG diproksikan dengan kepemilikan saham
institusional, karena semakin besar prosentasi kepemilikan saham
institusional, maka kemungkinan untuk melakukan keterbukaan semakin besar
(Iskander dan Chamlou, 2000).
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode penelusuran
langsung kesuatu toko Alfamart, metode pengumpulan makalah ini dari
karyawan Alfamart yang ditunjuk, dan websait Alfamart.
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Alfamart


Alfamart adalah sebuah brand minimarket penyedia kebutuhan hidup
sehari-hari yang dimiliki oleh PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Pada tahun 1989
merupakan awal berdirinya Alfamart, dengan dimulainya usaha dagang rokok
dan barang - barang konsumsi oleh Djoko Susanto dan keluarga yang kemudian
mayoritas kepemilikannya dijual kepada PT. HM Sampoerna pada Desember
1989. Pada tahun 1994 Struktur kepemilikan berubah menjadi 70% dimiliki oleh
PT. HM Sampoerna Tbk dan 30% dimiliki oleh PT. Sigmantara Alfindo (keluarga
Djoko Susanto).
PT. Alfa Minimart Utama (AMU) didirikan pada tanggal 27 Juli 1999, dengan
pemegang saham PT. Alfa Retailindo, Tbk sebesar 51% dan PT. Lancar Distrindo
sebesar 49%. PT. Alfa Minimart Utama (AMU) ini kemudian membuka Alfa
Minimart pada tanggal 18 Oktober 1999 berlokasi dijalan Beringin Raya,
Karawaci Tangerang.
Pada tanggal 27 Juni 2002, PT.HM Sampoerna Tbk secara resmi
merestrukturisasi kepemilikan sahamnya di PT.Alfa Retailindo Tbk. Saham HM
Sampoerna di Alfa Retailindo yang semula 54,4% dikurangi menjadi 23,4%.
Disisi lain perusahaan rokok terbesar kedua di Indonesia akan mulai menggarap
serius pasar minimarket yang selama ini belum tergarap melalui Alfamart.
Pada tanggal 1 Agustus 2002, kepemilikan beralih ke PT. Sumber Alfaria
Trijaya dengan pemegang saham PT. HM. Sampoerna Tbk sebesar 70%
danPT.Sigmantara Alfalindo sebesar 30%. Kemudian nama Alfa Minimart diganti
menjadi Alfamart pada tanggal 1 Januari 2003. Pada tahun 2005 Jumlah gerai
Alfamart bertumbuh pesat menjadi 1.293 gerai hanya dalam enam tahun. Semua
toko berada di pulau Jawa.
Awal tahun 2006 PT. HM Sampoerna Tbk menjual sahamnya, sehingga
struktur kepemilikan menjadi PT. Sigmantara Alfindo (60%) dan PT. Cakrawala
Mulia Prima (40%). Mendapat Sertifikat ISO 9001:2000 untuk Sistem
Manajemen Mutu”.
Pertengahan 2007 Alfamart sebagai Jaringan Minimarket Pertama di
Indonesia yang memperoleh Sertifikat ISO 9001:2000 untuk Sistem Manajemen
Mutu. Jumlah gerai mencapai 2000 toko dan telah memasuki pasar Lampung.
Awal 2009 menjadi perusahaan publik pada tanggal 15 Januari 2009 di
Bursa Efek Indonesia disertai dengan penambahan jumlah gerai mencapai 3000
toko dan juga memasuki pasar bali.
B. Visi, Misi, Budaya
VISI
"Menjadi jaringan distribusi retail terkemuka yang dimiliki oleh
masyarakat luas, berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha kecil,
pemenuhan kebutuhan dan harapan konsumen, serta mampu bersaing secara
global".
MISI
1. Memberikan kepuasan kepada pelanggan / konsumen dengan berfokus pada
produk dan pelayanan yang berkualitas unggul.
2. Selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal yang dilakukan dan selalu
menegakkan tingkah laku / etika bisnis yang tertinggi.
3. Ikut berpartisipasi dalam membangun negara dengan menumbuh-
kembangkan jiwa wiraswasta dan kemitraan usaha.
4. Membangun organisasi global yang terpercaya, tersehat dan terus bertumbuh
dan bermanfaat bagi pelanggan, pemasok, karyawan, pemegang saham dan
masyarakat pada umumnya.
BUDAYA
1. Integritas yang tinggi.
2. Inovasi untuk kemajuan yang lebih baik.
3. Kualitas & Produktivitas yang tertinggi.
4. Kerjasama Team.
5. Kepuasan pelanggan melalui standar pelayanan yang terbaik.

Tugas Dan Tanggung Jawab Store Crew


· Memberikan pelayanan kepada pelanggan
· Melaksanakan kebersihan
· Mempersiapakan saranan kerja yang disiapakan
· Melakukan pengawasan & pencegahan barang barang hilang
· Menerima penitipan barang
· Penurunan & pengecekan datang barang dari DC
· Pemajangan barang ( Display ) dan pemenuhan dari gudang toko ke area
penjualan
· Persiapan retur barang
· Informasi & penawaran program promosi
· Pengecekan barang
· Stock opename

Penyebaran leaflet
· Informasi barang kosong kepada MD / Ka. Toko / Ass. Ka. Toko
· Menjalin hubungan baik dengan lingkungan sekiltar toko
HASIL

PEMBAHASAN

KESIMPULAN (PENUTUP)

DAFTAR RUJUKAN

Kajian Pustaka

Anda mungkin juga menyukai