Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

PENGARUH STRUKTUR MODAL, KEBIJAKAN DEVIDEN, PERTUMBUHAN


PENJUALAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA

OLEH

NAMA : AMELIA NGGUNA MANGGIL

NIM : 20190095

PRODI : AKUNTANSI

PEMINATAN : KEUANGAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA

KUPANG

2023
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam dunia bisnis pada era sekarang ini memiliki persaingan yang sangat kuat antara
perusahaan baik itu perusahaan kecil maupun perusahaan yang besar. Peningkatan persaingan
bisnis ini ditandai dengan pertambahan perusahaan-perusahaan baru sehingga membuat
persaingan menjadi ketat. Dalam keadaan tersebut perusahaan menghadapi berbagai
permasalahan- permasalahan yang rumit. Banyak perusahaan berlomba – lomba
untuk mempertahankan nilai perusahaan dengan cara mencari modal, membuat
strategi baru, menyiapkan ide- ide untuk perusahaan ke depannya dan perusahaan
berusaha menciptakan pandangan yang baik dari para konsumen terhadap perusahaan. Modal
merupakan cara efektif dalam mempertahankan suatu nilai perusahaan. Modal yang
diperoleh dari perusahaan berhutang pada pihak eksternal yang bersedia meminjamkan dan
dapat juga diperoleh dengan menerbitkan saham preferen maupun saham biasa.

Keberlangsungan suatu perusahaan tidak terlepas dengan tersedianya sumber dana.


Sumber dana yang digunakan oleh perusahaan diperoleh industri dengan cara menjual saham
kepada publik dipasar modal. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang
efektif untuk menarik dana dari masyarakat yang kemudian, disalurkan ke sektor-sektor
produktif. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab
dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi.
Manajemen perusahaan harus berusaha memaksimumkan kesejahteraan pemegang
saham (shareholder) melalui kewenangan yang diberikan dalam membuat kebijakan
baik berupa kebijakan hutang, kebijakan investasi, dan kebijakan1 dividen. dan
Wijaya 2010), berpendapat bahwa optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, di mana satu keputusan keuangan yang diambil
akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan.

Dana atau modal yang terkumpul berasal dari pihak internal yaitu modal pribadi dari
pelaku perusahaan itu sendiri dan pihak eksternal yaitu kreditur dengan hutang bank dan
investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan. Perusahaan harus dapat meyakinkan
kreditur bahwa pinjaman yang diberikan akan dikembalikan tepat waktu beserta bunga
pinjamannya dan meyakinkan investor bahwa perusahaan akan membagikan dividen baik
dividen kas, dividen properti dividen utang, dividen likuidasi, dan dividen saham kredit.

2
Kreditur dan investor tidak akan mudah percaya. Salah satu ukuran yang bisa digunakan untuk
memperoleh kepercayaan kreditur dan investor adalah dengan nilai perusahaan. Meningkatkan
nilai perusahaan merupakan tujuan dari dibangunnya perusahaan agar dapat
memaksimalkan laba untuk meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan dan
pemegang saham. Nilai perusahaan mencerminkan aset yang dimiliki perusahaan. Dengan
begitu jika nilai perusahaan tinggi maka kreditur dan investor percaya jika mereka
meminjamkan dana maka akan dikembalikan. Sebaliknya jika nilai perusahaan rendah
kreditur dan investor tidak percaya jika pinjaman yang diberikan akan dikembalikan.

Nilai perusahaan merupakan gambaran keadaan sebuah perusahaan, di mana terdapat


penilaian khusus oleh calon investor terhadap baik buruknya kinerja keuangan suatu
perusahaan. Setiap pemilik perusahaan berusaha memberikan sinyal yang baik kepada publik
tentang nilai perusahaan. Hal ini dilakukan perusahaan untuk mendapatkan modal dari
eksternal untuk meningkatkan kegiatan produksi perusahaan (Mardiyati, 2015).
Nilai perusahaan diukur dengan Price Book Value (PBV), rasio ini merupakan rasio antara
harga saham terhadap nilai bukunya. Perusahaan yang berjalan dengan baik umumnya
mempunyai rasio PBV di atas satu yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih
besar dari nilai bukunya (Sari, 2013)

Nilai perusahaan juga dapat dilihat dari kemampuan membayarkan dividen. Harga
saham dapat dipengaruhi besarnya dividen. Harga saham cenderung tinggi ketika dividen yang
dibayarkan tinggi, sehingga nilai perusahaan juga tinggi begitu juga sebaliknya (Mardiyanthi,
2012). Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba berhubungan erat dengan kemampuan
perusahaan dalam membayar dividen. Kemampuan perusahaan membayar dividen yang
besar, maka perusahaan akan memperoleh laba yang besar juga (Prasetyo, 2013). Oleh
sebab itu, peningkatan nilai perusahaan dipengaruhi dengan dividen yang besar (Matono
dan Harjito dalam Susanti 2010).

Ketidakpastian hubungan dari struktur modal terhadap nilai perusahaan masih


ditunjukkan dalam penelitian sebelumnya. Kusumajaya (2011) menjelaskan bahwa
struktur modal memiliki arah yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Bertentangan dari penelitian sebelumnya, Artini (2011) menemukan bahwa tidak adanya
signifikasi antara struktur modal terhadap nilai perusahaan, menunjukkan bahwa dalam
hal ini perubahan proporsi utang tidak mempengaruhi nilai perusahaan dalam struktur
modal perusahaan tetapi disinyalir oleh keputusan investasi dan operasi.

3
Fenandar dan Raharja (2012) hasil penemuan mengenai pengaruh kebijakan dividen
dengan nilai perusahaan di mana kebijakan dividen signifikan terhadap nilai perusahaan.
Bahwa relevansi kebijakan dividen dengan nilai perusahaan berdampak kepada
nilai perusahaan tercermin dari perubahan harga saham perusahaan. Peningkatan dari
pembayaran dividen akan menunjukkan prospek perusahaan yang lebih baik investor
meresponsnya dengan pembelian saham sehingga terjadi peningkatan nilai perusahaan.
Wahyudi dan Pawestri dalam Wijaya, dkk (2013) menyatakan tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara kebijakan dividen dengan nilai perusahaan, debt to equity ratio
(DPR) akan meningkat sesuai dengan proporsi dividen yang dibagikan. Apabila dividen
dibagikan sebagai laba perusahaan, maka berkurangnya laba yang ditahan kemudian total
dari sumber dana intern juga akan berkurang (Hermuningsih, 2012:80).

2. Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah


dalam penelitian ini adalah “ Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Deviden, Pertumbuhan
penjualan dan Ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia “.

3. Persoalan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka yang menjadi
persoalan penelitian adalah sebagai berikut:

a) Apakah Struktur Modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan


Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
b) Apakah Kebijakan Deviden berpengaruh terhadap nilai perusahaanpada perusahaan
Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
c) Apakah Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaanpada perusahaan
Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
d) Apakah Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaanpada
perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
4. Tujuan dan manfaat penelitian

a. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka
tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Untuk menguji pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
3. Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
4. Untuk menguji pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

b. Manfaat

1) Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memperdalam
ilmu pengetahuan peneliti tentang pengaruh struktur modal, kebijakan
deviden, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan
dan juga peneliti dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh selama di bangku
perkuliahan dan menuangkannya ke dunia kerja atau bisnis.
2) Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
setiap perusahaan dalam menyikapi setiap permasalahan khususnya terkait struktur
modal, kebijakan deviden, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan
terhadap nilai perusahaan
B. LANDASAN TEORI
a. definisi variabel menurut para ahli
1. Struktur Modal

Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu
antara modal yang dimiliki yang bersumber dari hutang jangka panjang (long term
liabilities) dan modal sendiri (shareholdersequity) yang menjadi sumber pembiayaan suatu
perusahaan (Fahmi, 2014:175). Struktur Modal didefinisikan sebagai keputusan yang
menyangkut komposisi pendanaan yang dipilih perusahaan. Sumber pendanaan di dalam
suatu perusahaan dibagi menjadi dua kategori yaitu pendanaan internal dan pendanaan
eksternal (Sri Ayem & Ragil Nugroho, 2016).

Menurut Fahmi (2014:179) bagi sebuah perusahaan yang bersifat profit eriented
keputusan pencarian sumber pendanaan dalam rangka memperkuat struktur modal menjadi
keputusan penting yang harus dikaji dengan mendalam serta berbagai dampak pengaruh yang
mungkin terjadi dimasa yang akan datang (futureeffect). Secara umum sumber modal ada 2
(dua) sumber alternatif, yaitu modal yang bersumber dari modalsendiri atau dari
eksternal seperti pinjaman/hutang. Pendanaan dengan modal sendiri dapat
dilakukan dengan menerbitkan saham (stock), sedangkan pendanaan dengan hutang
(debt) dapat dilakukan dengan menerbitkan obligasi (bonds), rightissue atau berhutang
ke bank, bahkan ke mitra bisnis.

Menurut Harmono (2017:112) indikator yang umum digunakan untuk menentukan


komponen struktur modal yaitu :

a. DER (Debtto Equity Ratio)


Debtto Equity Ratiomerupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan
ekuitas. Rasioini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh hutang,
termasuk hutang lancar dengan seluruh ekuitas.
b. DAR (DebttoAssetsRatio)
DebttoAssetsRatiomerupakan rasio hutang yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan kata lain
seberapa besar aktiva perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva
(Kasmir, 2015:156)
c. Long Term Debtto Equity
Long Term Debtto Equity adalah rasio antara hutang jangka panjang dengan
modal sendiri. Tujuannya untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang dengan cara
membandingkan
6
antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh
perusahaan.

2. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan keputusan pembayaran dividen yang


mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan akan datang. Dalam penentuan
besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan ada perusahaan yang sudah merencanakan
dengan menetapkan target dividen payout ratio yang didasarkan atas perhitungan keuntungan
yang diperoleh setelah dikurangi pajak. Untuk dapat membayar dividen dibuat suatu
rencana pembayarannya. Menurut Martono dan Harjito (2008), kebijakan
dividen(dividen policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada
akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan
untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.
Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian
laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan akan ditahan dalam perusahaan untuk
selanjutnya diinvestasikan kembali. Beberapa faktor penting yang mempengaruhi
kebijakan dividen adalah kesempatan investasi yang tersedia, ketersediaan dan biaya
modal alternatif, dan preferensi pemegang saham untuk menerima pendapatan saat ini
atau menerimanya dimasa yang akan datang. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk
menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin
besar (Sartono,2008:281).

3. Pertumbuhan Penjualan

Menurut Nasehah dan Widyarti (2012:3) pertumbuhan merupakan kemampuan


perusahaan untuk mempertahankan posisi usahanya dalam perkembangan ekonomi dan
industri di dalam perekonomian di mana perusahaan tersebut beroperasi. Menurut Suhayati
dan Anggadini (2009) perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang
atau sekelompok orang yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan
distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. Pertumbuhan adalah dampak atas
arus dana perusahaan dari perubahan operasional yang disebabkan oleh pertumbuhan dan
penurunan volume usaha. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan
merupakan tanda perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan, dan investor pun akan
mengharapkan tingkat pengembalian (rate of return) dari investasi yang dilakukan
menunjukkan perkembangan yang baik (Safrida, 2008:34). Pertumbuhan penjualan
(growth) memiliki peranan yang penting dalam manajemen modal kerja. Pertumbuhan
dinyatakan sebagai pertumbuhan total aset di mana pertumbuhan

7
aset masa lalu akan menggambarkan profitabilitas yang akan datang dan pertumbuhan yang
datang. Growth adalah perubahan (penurunan atau peningkatan) total aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan. Pertumbuhan aset dihitung sebagai persentase perubahan aset pada saat tertentu
terhadap tahun sebelumnya (Saidi, 2004).

4. Ukuran Perusahaan

Menurut Brigham dan Houston (2009:117), ukuran perusahaan adalah rata-rata


total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun kemudian.
Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan
diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya, jika penjualan lebih kecil daripada
biaya variabel dan tetap maka perusahaan akan menderita kerugian. Menurut Halim
(2009:93),semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan menggunakan
modal asing juga akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar
membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya dan salah satu
alternatif pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi.
Investor dapat memperoleh lebih banyak informasi dari perusahaan besar jika dibandingkan
dengan perusahaan kecil. Jadi, dengan diperolehnya dana lewat pasar modal menjadikan
proporsi hutang menjadi semakin kecil dalam struktur modalnya.

5. Nilai Perusahaan

Menurut Epstein dan Martin (1994) ada beberapa konsep yang menjelaskan nilai
perusahaan yaitu nilai nominal, nilai intrinsik, nilai likuidasi, nilai buku dan nilai
pasar. Perusahaan go publik memungkinkan masyarakat maupun manajemen
mengetahui nilai perusahaan, nilai perusahaan tercermin pada kekuatan tawar-
menawar saham, apabila perusahaan diperkirakan sebagai perusahaan yang mempunyai
prospek yang bagus di masa akan datang, nilai saham akan menjadi semakin tinggi.
Sebaliknya, apabila perusahaan dinilai kurang mempunyai prospek maka harga saham
menjadi lemah (Andinata, 2010).Semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai
perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggimenjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab
dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi (Taswan
dan Solihah, 2002). MenurutChristiawan dan Tarigan (2007) ada beberapa konsep yang
menjelaskan nilai perusahaan yaitu nilai nominal, nilai

8
intrinsik, nilai likuidasi, nilai buku dan nilai pasar. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum
secara formal dalam anggaran dasar perseroan. Nilai pasar merupakan harga yang terjadi dari
proses tawar-menawar di pasar saham. Nilai buku adalah nilai perusahaan yang
dihitung dengan dasar konsep akuntansi. Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset
perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi.

b. Konsep Teori

1. Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu
antara modal yang dimiliki yang bersumber dari hutang jangka panjang (long term
liabilities) dan modal sendiri (shareholdersequity) yang menjadi sumber pembiayaan
suatu perusahaan (Fahmi, 2014:175).

2.Kebijakan Deviden merupakan keputusan pembayaran dividen yang


mempertimbangkan maksimal isasi harga saham saat ini dan akan datang. Dalam
penentuan besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan ada perusahaan yang
sudah merencanakan dengan menetapkan target dividen payout ratio yang
didasarkan atas perhitungan keuntungan yang diperoleh setelah dikurangi pajak.

3.Pertumbuhan penjualan adalah dampak atas arus dana perusahaan dari perubahan
operasional yang disebabkan oleh pertumbuhan dan penurunan volume usaha.

4. Ukuran perusahaan adalah rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan
sampai beberapa tahun kemudian. Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya
variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak.

5.Nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan,
sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi
(Taswan dan Solihah, 2002).

9
c. Kerangka berpikir dan Hipotesis

1. Kerangka berpikir

Kerangka berpikir merupakan suatu model atau gambaran yang berupa konsep yang
didalamnya menjelaskan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.
Dalam kerangka berpikir ini dilakukan untuk mengetahui keterkaitan antara struktur
modal, kebijakan dividen, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan
terhadap nilai perusahaan dan untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen
tersebut terhadap variabel dependen.
Gambar 1.1

Kerangka berpikir penelitian

Struktur modal
(X1)

Kebijakan Deviden
(X2)
Nilai Perusahaan

Pertumbuhan Penjualan ( Y)
(X3)

Ukuran perusahaan
(X4)

Keterangan :

X1 : Struktur Modal
X2 : Kebijakan Deviden
X3 : Pertumbuhan Penjualan

X4 : Ukuran Perusahaan
Y : Nilai Perusahaan

1
2. Hipotesis

Berdasarkan teori yang telah diuraikan peneliti mencoba merumuskan hipotesis dari
penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. H1: Struktur Modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
b. H2: Kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
c. H3:Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
d. H4: Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

C. METODE PENELITIAN

1. Populasi dan sampel

a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di
Busa Efek Indonesia.
b. Sampel

11
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah 5 perusahaan Telekomunikasi yang
memenuhi kriteria yaitu perusahaan Bakrie Telecom Tbk, XL Axiata Tbk, Smartfren
Telecom Tbk, Indosat Tbk, dan Telekomunikasi Tbk.

2. Teknik pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder mengacu pada informasi
yang dikumpulkan oleh seseorang, bukan penelitian melakukan studi mutakhir
(Sekaran,2006:65). Data sekunder ini berdasarkan laporan keuangan masing-masing
perusahaan telekomunikasi yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 20112015

3. Konsep, Variabel, indikator empirik dan skala pengukuran

Tabel 1.1 Definisi Operasional Variabel

Konsep Variabe Indikator Empirik Skala Pengukuran


l
Nilai perusahaan Price book value ( PBV) = Rasio
Nilai
perusahaan Harga per lembar saham /
(Y) nilai buku per lembar saham
Struktur modal Struktur modal Debt to equity ratio ( DER) = Rasio
(X1) Total hutang / Total ekuitas

Kebijakan Kebijakan Devidendpayoutratio ( DPR) Rasio


Deviden deviden =Devidend / Net income
(X2)
Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan penjualan = Rasio
penjualan penjualan Penjualan t – penjualan t-1/
(X3) penjualan t-1 x 100%
Ukuran Ukuran Firmsize = LN Total asset
perusahaan perusahaan Rasio
X4

12
4. Teknik analisis data

a. Analisis pendahuluan
Untuk mengukur pengaruh struktur modal, kebijakan deviden,
pertumbuhan penjualan, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan maka
penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menganalisis data-
data sekunder. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada
pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian
dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
b. Analisis lanjutan

Dalam melakukan analisis lanjutan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel nilai perusahaan terhadap
variabel struktur modal, kebijakan dividen, pertumbuhan penjualan, dan ukuran
perusahaan. Dalam penelitian ini, analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi
hubungan antara struktur modal, kebijakan dividen, pertumbuhan penjualan, dan ukuran
perusahaan terhadap nilai perusahaan. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji
pengaruh dua atau lebih variabel nilai perusahaan terhadap variabel struktur modal,
kebijakan dividen, pertumbuhan penjualan, dan ukuran perusahaan. Dalam penelitian ini,
analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi hubungan antara struktur
modal, kebijakan dividen, pertumbuhan penjualan, dan ukuran perusahaan terhadap
nilai perusahaan. Selain itu penelitian ini juga melakukan beberapa uji yaitu uji
koefisien Determinasi ( R2), uji kelayakan model ( Goodnessof fit ) dan uji t.

Rumus :

NP = α0 + β1 KD + β2 PP + β3 SM + β4 UP + εi
Keterangan:
NP : Nilai Perusahaan
α : Konstanta
β1, 2, 3,4 : Koefisien Variabel Bebas
SM : Struktur Modal
KD : Kebijakan Dividen
PP : Pertumbuhan Penjualan
UP : Ukuran Perusahaan

13
ε : Eror

DAFTAR PUSTAKA

Bela Febriana Fista dan Dini Widyawati. 2017. Pengaruh Kebijakan Dividen,
Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Volume 6, Nomor 5.
ISSN : 2460-0585.

St”Yulita Sari. Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividend dan Ukuran


Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor
Pertanian yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-2018). Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Indonesia Jakarta, Indonesia.

Safrida, E. 2008. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan


terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di BEI, Tesis.
Universitas Sumatera Utara. Medan

Pantow, M. S. R., S. Murni dan I. Trang. 2015. Analisa Pertumbuhan Penjualan,

14
Ukuran Perusahaan, Retur On Asset, Dan Struktur Modal Terhadap Nilai
Perusahaan yang Tercatat Di Indeks Lq 45. Jurnal Emba. Vol 3(1).

Sartini dan Purbawangsa. 2014. Pengaruh Keputusan Investasi, Kebijakan


Dividen, serta Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen, StrategiBisnis dan
Kewirausahaan Vol.8 (2).

Sintyana, I. P. H. dan L. G. S. Artini. 2019. Pengaruh Profitabilitas, Struktur


Modal, Ukuran Perusahaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan.
E-Jurnal Manajemen, Vol. 8 (2): 7717-7745. ISSN: 2302-8912.

Kusumajaya, D. K. 2011. Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan


perusahaan terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Tesis . Denpasar : Program
Pasca Sarjana Universitas Udayana.

Makkulau, A. R., dan A. Fakhryi. 2018. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening Pada
Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia. Sigma:
Journalof Economicand Business, 2(79), 69–75. https://doi.org/ISSN : 2337-
3067.

Permatasari, D. dan D. F. Azizah. 2018. Pengaruh Struktur Modal Terhadap


Nilai perusahaan. Jurnal administrasi Bisnis (JAB), Vol. 61 (4).

Prastuti, N. K. R. dan I. G. M. Sudiartha. 2016. Pengaruh Struktur Modal,


Kebijakan Dividen, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Pada Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 3:
1572-1598. ISSN: 2302-8912.

Hemastuti, Pami C., dan Hermanto B. S. 2014. Pengaruh Profitabilitas,


Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, Keputusan Investasi, dan Kepemilikan
Insider Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi. Vol. 3
(4).
15
Fauzi, M. S., & Aji, T. S. 2018. Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan,
dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Agriculture Tahun 2012-
2015. Jurnal Ilmu Manajemen, 6(1), 1-8.

Fenandar, I., Gany dan Raharja S. 2012. Pengaruh Keputusan Investasi,


Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Akuntansi. Vol 1 (2), Hal 01-10. Semarang: UNDIP

16

Anda mungkin juga menyukai