Disusun Oleh:
Yushar Rizky Irfansyah
51121110017
Dosen Pengampu
Dr. Sudjono, M.Acc.
1|Page
ABSTRAK
Abstract: Firm value reflects the present value of expected future earnings future. Good financial
management can maximize the value of the company. Study This study aims to determine the effect of capital
structure and firm size on the value of company. The sample in this study is a manufacturing company listed
on the Stock Exchange Indonesian Securities for the period of 20014-2016. The method of determining the
sample used is purposive sampling. By using several predetermined criteria, this research using 39
manufacturing companies. Data analysis techniques used in research this is multiple linear regression
analysis. The results in this study indicate that: 1) capital structure has no effect on firm value, 2) firm size
has an effect negative and significant to firm value.
Key Word: Modal Structure, Size Company, The Value of the company, Company Growth
Abstrak: Nilai perusahaan mencerminkan nilai sekarang dari pendapatan yang diharapkan dimasa
mendatang. Manajemen keuangan yang baik dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia priode
20014-2016. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Dengan menggunakan
beberapa keriteria yang telah ditentukan maka penelitian ini menggunakan 39 perusahaan manufaktur.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Hasil dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, 2) ukuran
perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci: Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Nilai Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan
2|Page
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
merupakan salah satu keputusan penting yang dihadapi manajer perusahaan. Keputusan untuk
memilih sumber pendanaan atau komposisi pemilihan atas pendanaan disebut sebagai struktur
permodalan. Riyanto (2001) dalam Kartika (2009) menyatakan struktur modal adalah
perimbangan antara jumlah hutang jangka panjang dengan ekuitas atau modal sendiri yang dimiliki
perusahaan. Sedangkan menurut Rodoni dan Ali (2011: 137), struktur modal ini juga merupakan
salah satu keputusan keuangan yang dihadapi oleh manajer keuangan perusahaan, dimana struktur
modal itu merupakan perbandingan dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan
dimana dana yang diperoleh merupakan kombinasi dari sumber yang berasal dari dana jangka
panjang yang terdiri dari dua sumber utama, yaitu berasal dari dalam dan luar perusahaan.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi yang
membaca. sebagai penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
3|Page
DAFTAR ISI
BAB I 5
Rumusan Masalah 7
Batasan Masalah 7
Tujuan Penelitian 7
Manfaat Penelitian 7
BAB II 8
BAB III 16
KESIMPULAN 18
DAFTAR PUSTAKA 20
4|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdirinya suatu perusahaan harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan
tersebut antara lain mendapat keuntungan yang maksimal, ingin memakmurkan pemilik
perusahaan dan mengoptimalkan nilai perusahaan yang dapat dilihat dari harga sahamnya
(Alfredo, 2011). Memaksimumkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu
perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan
kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan (Kurniasih dan
Ruzikna 2017). Semakin tinggi nilai perusahaan, maka bertambah kemakmuran yang akan
diterima oleh pemilik perusahaan. Nilai perusahaan dianggap penting dapat mencerminkan
kinerja perusahaan sehingga mampu mempengaruhi persepsi dari investor terhadap
perusahaan (Prastuti & Sudiartha, 2016)
Struktur modal merupakan bauran dari segenap sumber pembelanjaan jangka panjang
(utang jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa) yang digunakan
perusahaan (Warsono, 2009). Sumber-sumber pembiayaan ini akan digunakan perusahaan
dalam kegiatan operasional, membiayai asset, dan pertumbuhan perusahaan di masa yang
akan datang, sehingga manajer harus mampu menentukan kebijakan struktur modal yang
baik bagi perusahaan. Kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan (trade-off) antara
resiko dantingkat pengembalian, dimana menggunakan lebih banyak utang berarti
memperbesar resiko yang ditanggung pemegang saham, dan menggunakan lebih banyak
utang juga dapat memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan.
Rasio profitabilitas terdiri atas profit margin, basic earning power, return on assets,
danreturn on equity. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan return on equity
(ROE). Return on equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian ekuitas pemegang saham.
ROE merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur profitabilitas dari
ekuitas.Semakin besar hasil ROE maka kinerja perusahaan semakin baik. Rasio yang
meningkat menunjukkan bahwa kinerja manajemen meningkat dalam mengelola sumber
dana pembiayaan operasional secara efektif untuk menghasilkan laba bersih (profitabilitas
5|Page
meningkat). Jadi dapat dikatakan bahwa selain memperhatikan efektivitas manjemen
dalam mengelola investasi yang dimiliki perusahaan, investor juga memperhatikan kinerja
manajemen yang mampu mengelola sumber dana pembiayaan secara efektif untuk
menciptakan laba bersih.
Nilai perusahaan merupakan nilai atau jumlah uang yang akan diterima apabila perusahaan
tersebut dijual (Sadalia, 2011). Teori pendekatan Modigliani dan Miller (MM) menyatakan
bahwa nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modal, dengan kondisi tidak adanya
pajak dan faktor-faktor ketidak sempurnaan pasar lainnya. MM beragumen bahwa risiko
total untuk semua pemegang sekuritas perusahaan tidak berubah dengan adanya perubahan
dalam struktur modal. Oleh karena itu, nilai total perusahaan haruslah sama,terlepas dari
bauran pendanaan perusahaan. Pendapat MM didasarkan pada pemikiran bahwa
bagaimanapun cara membagi struktur modal perusahaan antara utang dan ekuitas, selalu
terdapat konservasi atas nilai investasi.
Faktor lainnya yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah ukuran perusahaan. Ukuran
perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Ukuran perusahaan
dibedakan menjadi tiga kategori yaitu, perusahaan skala besar, perusahaan skala
menengah, dan perusahaan skala kecil. Semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka
akan semakin mudah bagi perusahaan dalam memperoleh sumber pendanaan. Perusahaan
besar cenderung memiliki banyak resiko yang harus dihadapi. Hal tersebut membuat
perusahaan besar terlatih dalam menghadapi resiko sehingga perusahaan besar memiliki
beberapa strategi dalam menghadapi resiko. Kelebihan yang dimiliki perusahaan besar
tersebut menarik minat investor untuk berinvestasi karena dianggap sebagai prospek yang
baik pada perusahaan.
Berdasarkan pemaparan dari latar belakang masalah diatas dan juga hasil dari penelitian
sebelumnya,Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISIS
PENGARUH STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN
PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI SUATU
PERUSAHAAN
6|Page
B. Rumusan Masalah
Makalah ini dilakukan untuk menganalisis apakah dari Struktur Modal, Ukuran
Perusahaan, Pertumbuhan perusahaan dan Profitabilitas apakah mempengaruhi Nilai dari
Suatu Perusahaan
C. Batasan Masalah
Penulisan makalah ini hanya akan membatasi permasalahan untuk mengetahui apakah
Struktur modal, ukuran perusahan, pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas berpengaruh
terhadap nilai perusahaan
D. Tujuan Penelitian
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Struktur modal, ukuran
Perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan
E. Manfaat Penelitian
Makalah ini Bertujuan untuk menguji pengaruh pengungkapan dari Struktur modal,
Ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas terhadap nilai dari suatu
perusahaan
7|Page
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
8|Page
suatu kebijakan struktur keuangan yang lebih baik dan mencapai struktur modal yang
optimal adalah sebagai berikut:
a. Teori Pertukaran Leverage (Trade-off theory of leverage), bahwa penggunaan utang
memiliki banyak keuntungan. Jadi pengguaan utang menyebabkan lebih banyak laba
operasi perusahaan yang akan diterima oleh para investor. Karenanya, apabila semakin
banyak perusahaan mempergunakan utang, maka semakain tinggi nilai dan harga
sahamnya (Aditya, 2017).
b. Teori Trade-Off, Teori ini dikemukakan oleh Syahyunan (2015) menjelaskan dalam
menentukan struktur modal yang optimal memasukkan beberapa faktor antara lain pajak,
biaya keagenan dan biaya kesulitan keuangan tetapi tetap memperhatikan asumsi efisiensi
dan symmetric information sebagai imbangan dan manfaat penggunaan utang. Tingkat
utang yang optimal tercapai ketika penghematan pajak mencapai jumlah yang maksimal
terhadap biaya financial distress.
9|Page
keputusan pendanaan. Dalam hal ini, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan perusahaan
yang cepat harus lebih banyak mengandalkan pada dana eksternal. Semakin tinggi
pertumbuhan perusahaan maka semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi.
Pernyataan tersebut didukung oleh Joni dan Lina (2010) yang berpendapat bahwa
pertumbuhan perusahaan pada dasarnya menggambarkan bagaimana perusahaan
menginvestasikan dana yang ia miliki untuk kegiatan operasi dan investasi. Peningkatan
jumlah aset, baik aset lancar maupun aset jangka panjang membutuhkan dana, dengan
alternatif pendanaan internal atau dengan pendanaan eksternal.Berdasarkan pecking order
theory, perusahaan akan cenderung menggunakan dana internal terlebih dahulu, baru
kemudian menggunakan dana eksternal (hutang). Ketika perusahaan melakukan investasi
dalam jumlah yang tinggi sehingga melebihi jumlah laba ditahan, maka akan terjadi
peningkatan hutang. Asumsinya adalah ketika aset perusahaan meningkat sedangkan faktor
lain dianggap ceteris paribus, maka peningkatan aset akan menyebabkan peningkatan
hutang (Hestaningrum, 2012).
2.5 Profitabilitas
Menurut Weston dan Brigham (2010), profitabilitas merupakan hasil bersih dari
serangkaian kebijakan dan keputusan. Sedangkan menurut Sartono (2010) menyatakan
bahwa; Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas atau
kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk
menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat
diterima. Angka profitabilitas dinyatakan antara lain dalam angka laba sebelum atau
sesudah pajak, laba investasi, pendapatan per saham, dan laba penjualan. Nilai
profitabilitas menjadi norma ukuran bagi kesehatan perusahaan.
10 | P a g e
A. Penjujian Hipotesis
Trade-off theory menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal berada di bawah titik
optimal maka setiap penambahan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. sebaliknya,
setiap posisi struktur modal berada di atas titik optimal maka setiap penambahan hutang
akan menurunkan nilai perusahaan (Myers & Majluf 1984). Oleh karenanya pada titik
target struktur modal optimal belum tercapai, trade-off theory memprediksi adanya
pengaruh yang positif antara struktur modal dengan nilai perusahaan. Pendanaan yang
menggunakan struktur modal harus diperhatikan secara seksama oleh perusahaan, karena
struktur penentuan perusahaan akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Struktur
modal menunjukkan perbandingan jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri.
Perusahaan yang menggunakan hutang dalam operasinya akan mendapat penghematan
pajak, karena pajak dihitung dari laba operasi setelah dikurangi bunga hutang, sehingga
laba bersih yang menjadi hak pemegang saham akan menjadi lebih besar dibandingkan
dengan perusahaan yang tidak menggunakan hutang (Meythi, et al. 2012). Dengan
demikian semakin besar struktur modalnya maka nilai perusahaan juga akan semakin
meningkat. Akan tetapi perusahaan tidak akan mungkin menggunakan hutang 100% dalam
struktur modalnya. Hal itu disebabkan karena semakin besar hutang berarti semakin besar
pula resiko keuangan perusahaan.Hasil penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang tidak
konsisten mengenai variabel struktur modal seperti pada penelitian Prasetia et al (2014),
Hamidy et al (2015), Prastuti dan Sudiartha (2016) menemukan bahwa struktur modal
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan Suryani (2015),
Utomo dan Christy (2017), serta Rahmawati et al (2015) membuktikan bahwa struktur
modal tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hal tersebut
dapat ditarik hipotesis sebagai berikut.
Berdasarkan teori agensi, perusahaan besar yang memiliki biaya keagenan yang lebih besar
11 | P a g e
akan mengungkapkan informasi yang lebih luas hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya
keagenan yang dikeluarkan. Di samping itu, perusahaan yang berukuran lebih besar
cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding perusahaan
yang berukuran lebih kecil (Putri et al, 2016). Ukuran perusahaan merupakan besar atau
kecilnya perusahaan dilihat dari total aktiva perusahaan pada neraca akhir tahun. Dalam
hal ukuran perusahaan dilihat dari total assets yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat
dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Jika perusahaan memiliki total asset
yang besar, pihak manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan aset yang ada
diperusahaan tersebut. Kebebasan yang dimiliki manajemen ini sebanding dengan
kekhawatiran yang dilakukan oleh pemilik aset-asetnya. Jumlah aset yang besar akan
menurunkan nilai perusahaan jika dinilai dari sisi pemilik perusahaan. Jika dilihat dari sisi
manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam mengendalikan perusahaan akan
meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan ukuran
perusahaan memiliki hasil yang tidak konsisten terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Siahaan (2013), Prasetia et al (2014), Indriyani (2017), dan Sofia dan
Akhmadi (2018) membuktikan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan sedangkan Haryadi (2016), dan Nurminda, et al (2017) membuktikan
bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai berikut.
12 | P a g e
pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba.
Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden
tetapi lebih baik digunakan untuk ekspansi. Potensi pertumbuhan ini dapat diukur dari
besarnya biaya penelitian dan pengembangan. Semakin besar R&D cost-nya berarti ada
prospek perusahaan untuk tumbuh. Dalam penelitian Tumangkeng (2018) menyatakan
bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Maka
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
B. Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan
statetegi penelitian asosiatif dengan tipe kausalitas. Menurut Sujarweni (2015) strategi
penelitian asosiatif dengan tipe kausalitas merupakan penelitian yang dilakukan untuk
menganalisis dan mengetahui adanya hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau
lebih yaitu variabel independen dengan variabel dependen. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan
tahunan perusahaan consumer goods periode 2017-2020 yang diperoleh melalui website
Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan juga website pendukung lainnya.
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan ialah perusahaan consumer goods yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian selama empat tahun yaitu dari
13 | P a g e
tahun 2017 sampai dengan 2020. Pada sektor consumer goods jumlah perusahaan sebanyak
52 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah purposive
sampling, sampel yang diambil merupakan sampel yang dipilih berdasarkan pada kriteria-
kriteria terentu. Adapun kriteria kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Perusahaan sektor consumer goods yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode
2017-2020.
2. Perusahaan sektor consumer goods yang mempublikasikan laporan keuangannya dengan
lengkap pada periode 2017- 2020.
3. Ketersediaan dan kelengkapan data perusahaan selama penelitian.
Berdasarkan hasil kriteria diatas , maka sampel yang diambil sebanyak 16 perusahaan
consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu ICBP, INDF, MLBI, MYOR,
SKLT, ULTJ, SKBM, STTP, WIIM, DVLA, KLBF, KAEF, SIDO, UNVR, CINT, dan
KICI dengan periode pengamatan selama 4 tahun di mulai dari 2017 sampai dengan 2020
maka jumlah sampel berhasil diobservasi adalah sebanyak 64 sampel.
14 | P a g e
Variabel Independen
1. Sruktur Modal
Struktur modal adalah pembiayaan perusahaan yang berasal dari perbandingan atau
perimbangan antara utang dan ekuitas. Menurut (Harmono, 2015) indikator struktur modal
dapat diproksi melalui Debt to Equity Ratio (DER) yaitu merupakan perbandingan total
utang yang dimiliki perusahaan dengan total ekuitas perusahaan. Rumus yang digunakan
untuk menghitung DER adalah sebagai berikut:
2. Pertumbuhan Perusahaan
15 | P a g e
BAB III
PEMBAHASAN
Nilai struktur modal atau diukur dengan debt to equity ratio (DER) pada periode 2017-
2020 menunjukkan bahwa struktur modal memiliki nilai minimum (terkecil) adalah
0,090589 dan nilai maximum (terbesar) adalah 3,159024, rata- rata nilai struktur modal
adalah 0,782494 dan nilai standar deviasi pada struktur modal sebesar 0,647943.
Perusahaan sampel dengan struktur modal yang diukur dengan DER dengan nilai terendah
adalah PT Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), sedangkan perusahaan
sampel dengan struktur modal yang diukur dengan DER dengan nilai tertinggi adalah PT
Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Nilai pertumbuhan perusahaan terendah (minimum) adalah -0,154980 dan nilai tertinggi
(maximum) adalah 8,94435, dengan rata- rata (mean) pada variabel pertumbuhan
perusahaan adalah 0,277479 dan standar deviasi yaitu sebesar 1,131320. Perusahaan
sampel dengan nilai pertumbuhan perusahaan terendah ialah PT Ultrajaya Milk Industry
and Trading Company Tbk (ULTJ), sedangkan perusahaan sampel dengan nilai tertinggi
ialah PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).Nilai firm size terendah (minimum) yaitu senilai
25,73003 dan nilai tertinggi (maximum ) yaitu senilai 32,72561, dengan nilai rata-rata
(mean) pada variabel firm size adalah 29,09079 dan standar deviasi yaitu sebesar 1,717958.
Perusahaan sampel dengan firm size atau ukuran perusahaan terendah (minimum) ialah
16 | P a g e
PT. Kedaung Indah Can Tbk (KICI), sedangkan perusahaan sampel dengan nilai firm size
tertinggi (maximum) adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Nilai perusahaan
terendah (minimum) yaitu senilai -1,222341 dan nilai tertinggi (maximum) yaitu
senilai 3,362958, dengan nilai rata-rata (mean) yaitu senilai 0,954809 dan standar deviasi
pada nilai perusahaan yaitu sebesar 1,081865. Perusahaan sampel dengan nilai perusahaan
terendah (minimum) adalah PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM), sedangkan
perusahaan sampel dengan nilai tertinggi (maximum) adalah PT Multi Bintang Indonesia
Tbk (MLBI).
17 | P a g e
peusahaan. Hal ini berarti bahwa semakin cepat pertumbuhan perusahaan akan
mengakibatkan penurunan terhadap nilai perusahaan. hal tersebut dapat terjadi apabila
semakin cepat. pertumbuhan perusahaan maka semakin besar pula dana yang harus tersedia
untuk investasi peusahaan, baik dana yang bersumber dari dalam perusahaan maupun luar
perusahaan. Pada posisi tersebut perusahaan telah berada dalam kondisi perkembangan
yang lebih membutuhkan pendanaan sehinggga laba yang dihasilkan dari kegiatan
operasional perusahaan akan digunakan untuk investasi kembali bukan untuk pembayaran
dividen kepada para investor (Suwardika dan Mustanda, 2017). kegiatan tersebut akan
mendapat respon negatif dari pihak pemegang saham yang mengakibatkan menurunnya
penawaran saham perusahaan di pasar modal.
IV. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan mengacu pada perumusan serta tujuan penelitian
ini, maka
kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil variabel struktur modal menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan sektor consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek
18 | P a g e
Indonesia. Berarti jika tingkat struktur modal dalam suatu perusahaan meningkat maka
nilai perusahaan pun meningkat.
2. Hasil variabel pertumbuhan perusahaan menunjukkan pengaruh negative tetapi tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor consumer goods yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berarti tinggi rendahnya pertumbuhan perusahaan tidak
terdampak terhadap nilai perusahaan
3. Hasil variabel firm size (ukuran perusahaan) menunjukkan pengaruh negatif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor consumer goods yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berarti semakin besar firm size (ukuran perusahaan)
dalam suatu perusahaan maka akan menurunkan nilai perusahaan.
4. Struktur modal, pertumbuhan perusahaan, dan firm size secara simultan menunjukkan
pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada sektor consumer goods
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berarti jika struktur modal, pertumbuhan
perusahaan, dan firm size meningkat maka nilai perusahaan juga akan meningkat.
Saran
Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka saran yang dapat diberikan
pada penelitian ini antara lain :
1. Bagi perusahaan hendaknya mengantisipasi kondisi perekonomian yang terjadi apabila
keadaan perekonomian memburuk, maka perusahaan dalam menggunakan utang jangka
panjang sebaiknya ditingkat yang wajar, karena akan menimbulkan risiko yang tinggi. Hal
tersebut untuk mencegah perusahaan kesulitan membayar utang yang akan berdampak
penurunan kepercayaan kreditur dan calon investor.
2. Perusahaan diharapkan agar lebih produktif lagi dalam mengelola aset yang dimilikinya
agar dapat menghasilkan prospek usaha yang lebih baik lagi, karena kemampuan suatu
perusahaan dalam mempertahankan bisnisnya dalam pembangunan ekonomi dan industri
dimana perusahaan tersebut beroperasidapat dilihat dari pertumbuhan perusahaannya.
3. Semakin besar firm size maka semakin besar pula tanggung jawab suatu perusahaan
pada pemegang saham untuk dapat lebih baik dalam mengelola dan memanfaatkan aset
serta kekayaan yang dimiliki perusahaan untuk dapat menjaga kepercayaan investor
terhadap perusahaan
19 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Aini, A.N, Edi Budi Santoso, dan Isnani. Pengaruh Kepemilikan Institusional,
Proporsi Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Struktur Modal, Ukuran
Perusahaan dan Leverage terhadap KInerja Keuangan (Studi pada perusahaan
manufaktur sektor industribarang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2011-
2015). Jurnal of Accounting. Universitas Pandanaran, Semarang; 2017.
20 | P a g e
Sujoko dan Ugy Soebiantoro. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage,
Faktor Intern dan faktor ektern terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Manajemen
dan Kewirausahaan; 2007; Vol 9, No. 1.
21 | P a g e