Anda di halaman 1dari 68

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH SIZE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN

STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA

EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2015 – 2017

Oleh:

Ririn Eka Saputri

NIM: 1526200146

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(S.E)

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN RADEN FATAH

PALEMBANG

2018

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan perusahaan didirikan salah satunya ialah untuk memperoleh

keuntungan. Perusahaan yang memiliki orientasi untuk memperoleh

keuntungan, umumnya akan memfokuskan kegiatannya untuk meningkatkan

nilai perusahaan hingga mencapai maksimum. Sehubungan dengan hal

tersebut, dapat dikatakan nilai perusahaan merupakan harga jual perusahaan

yang dianggap layak sehingga investor bersedia membayarnya apabila

perusahaan dilikuidasi (Fuad dkk, 2006:22). Bagi perusahaan yang menjual

sahamnya ke masyarakat (go public), indikator nilai perusahaan adalah harga

saham yang diperjualbelikan di Bursa Efek. Pendapat ini didasarkan atas

pemikiran bahwa peningkatan harga saham identik dengan peningkatan nilai

perusahaan (Fuad dkk, 2006:23). 1

Menurut Cecilia, Rambe, dan Torong (2015), nilai perusahaan

merupakan konsep penting bagi investor karena merupakan indikator bagi

pasar untuk menilai perusahaan secara keseluruhan. Ketika para investor

ingin berinvestasi, investor akan mencari tahu terlebih dahulu mengenai

perusahaan yang akan diinvestasikan dan memilih perusahaan mana yang

paling menguntungkan bagi investor. Nilai perusahaan menunjukkan

seberapa tinggi tingkat keberhasilan suatu perusahaan, sehingga dapat

menjadi gambaran investor untuk melakukan investasi. Selain itu, nilai

1
Fuad M, H. Christin, Nurlela Sugiarto, YEF Paulus. 2006. Pengantar Bisnis. Jakarta: Gramedia
Utama

2
perusahaan yang tinggi akan membuat pasar ataupun investor percaya

terhadap kinerja perusahaan pada saat ini dan masa yang akan datang.2

Menurut Borolla (2011), suatu perusahaan didirikan untuk meningkatkan

kemakmuran dari pemilik atau pemegang saham melalui peningkatan nilai

perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan, kemakmuran para pemegang

saham juga akan lebih terjamin; nilai perusahaan yang tinggi memberikan

return yang lebih besar juga kepada para pemegang saham. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa ketika nilai perusahaan semakin tinggi,

kemakmuran yang dirasakan oleh pemegang saham juga semakin tinggi dan

keinginan investor untuk berinvestasi akan meningkat.3

Salah satu indikator yang sering kali dilihat oleh investor dan

merupakan rasio utama adalah rasio profitabilitas. Menurut Brealey, Myers,

dan Marcus (2013), nilai pemegang saham tergantung pada putusan

berinvestasi yang baik dan operasi usaha yang menguntungkan. Pemegang

saham akan tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan yang kinerja

perusahaannya baik. Kinerja perusahaan dapat digambarkan melalui

kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan pada operasi

usahanya. Dari keuntungan yang diraih perusahaan dapat dipercaya bahwa

keberlangsungan hidup suatu perusahaan pada masa yang akan datang atau

bertahan setidaknya satu tahun ke depan untuk mempertahankan perusahaan

2
Cecilia, Rambe S., dan Torong M.B. 2015. Analisis Pengaruh CSR, Profitabilitas, dan Ukuran
Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan yang Go Public di Indonesia, Malaysia,
dan Singapura. Simposium Nasional Akuntansi, 18, Hal. 1-22
3
Borolla J.D. 2011. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan, Prestasi.
VII, 1. Hal. 11-24.

3
yang going concern (perusahaan yang memperkirakan bisnisnya akan

berlangsung dalam jangka waktu yang tidak terbatas).4

Pada dasarnya ukuran perusahaan terbagi menjadi perusahaan

berskala besar dan perusahaan berskala kecil. Menurut Rachmawati dan

Purwanti (2016), perusahaan yang mempunyai nilai skala kecil cenderung

kurang menguntungkan dibandingkan dengan perusahaan yang berskala

besar. Hal ini disebabkan perusahaan kecil hanya memiliki faktor-faktor

pendukung yang terbatas untuk memproduksi barang. Keterbatasan

memproduksi barang juga disebabkan perusahaan yang berukuran kecil masih

terbatas mendapatkan pendanaan eksternal. Perusahaan besar akan lebih

mudah mendapatkan kepercayaan dari kreditor. Perusahaan yang mudah

mendapatkan pendanaan akan menarik perhatian investor untuk berinvestasi.5

Utang merupakan pembiayaan yang berasal dari eksternal

perusahaan. Utang yang tinggi dapat menurunkan pengeluaran pajak,

sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Namun, utang yang terlalu

tinggi juga membuat kondisi keuangan perusahaan menjadi tidak sehat

sehingga dapat menurunkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, besar

kecilnya penggunaan utang dapat memengaruhi nilai perusahaan.

Pengukuran yang sering digunakan untuk kebijakan utang adalah Debt

to Equity Ratio (DER). DER mencerminkan kemampuan perusahaan

dalam menggunakan seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh

berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar utang.


4
Brealey R. A., Myers S. C., Marcus A. J., 2013. Fundamentals of Corporate Finance 7th Ed. New
York-Mc Graw Hill.
5
Rachmawati, Eka Nuraini, Purwanti, Siska Veronika. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, DER,
Rating Bond, dan Maturitas terhadap Yield Obligasi pada sektor Perbankan yang terdaftar di BEI.
Jurnal Ilmu Manajemen, Universitas Muhammadiyah Palembang. Vol. 5 No. 2. Hal. 186-199.

4
Semakin rendah DER, semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk

membayar seluruh kewajibannya. Perusahaan akan lebih berhati-hati

dalam menentukan tingkat DER karena akan menentukan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajibannya membayar utang.

Teori menyangkut struktur modal adalah teori yang

menjelaskan kebijakan pendanaan perusahaan utang dan ekuitas untuk

memaksimumkan nilai perusahaan (Husnan, 2004), sesuai dengan trade-off

theory, jika DER semakin tinggi maka PBV akan meningkat selama DER

belum sampai pada titik optimalnya.

Perusahaan yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik.

Salah satunya, pandangan nilai perusahaan bagi pihak kreditur. Bagi pihak

kreditur nilai perusahaan berkaitan dengan likuiditas perusahaan, yaitu

perusahaan dinilai mampu atau tidaknya mengembalikan pinjaman yang

diberikan oleh pihak kreditur. Apabila nilai perusahaan tersirat tidak baik

maka investor akan menilai perusahaan dengan rendah.6

Nilai suatu perusahaan dapat dilihat dari price book value (PBV) yang

merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per lembar

saham (Ang, 1997).7 Berdasarkan perbandingan tersebut, harga saham

perusahaan dapat diketahui berada di atas atau di bawah nilai

bukunya. Oleh karena itu, keberadaan PBV sangat penting bagi para

6
Pertiwi, Tria Yunnara Kusuma and , Drs. Sri Padmantyo, MBA (2016) Pengaruh Profitabilitas,
Kebijakan Hutang Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)
7
Ang, Robbert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Mediasoft: Indonesia, dalam Budi
Wahyu Mahardhika, Anita Roosmawarni (ANALISIS KARAKTERISTIK PERUSAHAAN YANG
MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2010-2014) Juli 2016

5
investor untuk menentukan strateginya. Ahmed dan Nanda (2004),

menunjukkan bahwa hampir semua keputusan investasi di pasar modal

didasarkan pada perkembangan PBV. PBV yang tinggi akan membuat

investor percaya atas prospek perusahaan ke depan. Nilai perusahaan

yang tinggi akan membuat investor tertarik untuk membeli saham

perusahaan tersebut, karena investor percaya pada kinerja perusahaan

dalam mengelola perusahaan serta prospek perusahaan tersebut di masa

yang akan datang. Sebaliknya nilai perusahaan yang rendah akan

membuat investor tidak tertarik untuk membeli saham, karena resiko yang

akan ditimbulkan. Setiap pemilik perusahaan akan selalu menunjukkan

kepada calon investor bahwa perusahaan mereka tepat sebagai

alternatif investasi, maka apabila pemilik perusahaan tidak mampu

menampilkan sinyal yang baik tentang nilai perusahaan, nilai perusahaan

akan berada di atas atau di bawah nilai yang sebenarnya. Sedangkan

nilai perusahaan bagi perusahaan yang sudah go public, dapat ditentukan

oleh mekanisme permintaan dan penawaran di bursa, yang tercermin dari

listing price (Karnadi, 1993). Perusahaan diharapkan mampu melakukan

pengambilan keputusan keuangan yang dilakukan secara tepat, karena

setiap keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan

keuangan yang lainnya yang berdampak terhadap nilai perusahaan.

Nilai perusahaan akan meningkatkan pendapatan pemegang saham

secara maksimum apabila harga saham perusahaan naik. Semakin tinggi

harga saham suatu perusahaan, maka pendapatan para pemegang saham

juga akan naik dan berdampak baik pula pada meningkatnya nilai

perusahaan (Taswan, 2003).


6
Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai pengaruh Size terhadap

Nilai Perusahaan maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1.1

Research Gap Size terhadap Nilai Perusahaan

HASIL PENELITIAN PENELITI

Ukuran perusahaan berpengaruh Yangs Analisa

positif dan signifikan terhadap

nilai perusahaan
Pengaruh Size terhadap
Ukuran perusahaan berpengaruh Eka Indriyani
Nilai Perusahaan
negatif terhadap nilai perusahaan.

Ukuran perusahaan tidak Entis Haryadi

berpengaruh terhadap nilai

perusahaan

Sumber : Dikumpulkan dari berbagai sumber, 2018

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yangs Analisa (2011) pengaruh

ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan menyatakan bahwa Size

berpengaruh positif.8 Karena dengan semakin besar ukuran perusahaan, maka ada

kecenderungan lebih banyak investor yang menaruh perhatian pada perusahaan

tersebut. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang besar cenderung memiliki

kondisi keuangan yang stabil.

Namun penelitian yang dilakukan oleh Eka Indriyani yang menghasilkan

bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan.9

Sedangkan hasil penelitian Entis Haryadi10 menunjukkan bahwa Ukuran

8
Yangs Analisa.2011.Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, dan Kebijakan
Deviden terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang. Hal. 6
9
Eka Indriyani.2017. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Ilmu Akuntansi Vol. 10 (2). Hal. 12.
10
Entis Haryadi. 2016. Pengaruh Size Perusahaan, Keputusan Pendanaan, Profitabilitas, dan
Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Vol. 3 No. 2. Hal. 14.

7
Perusahaan tidak memiliki pengaruh. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya total

aktiva sebagai ukuran perusahaan belum memberikan keyakinan kepada investor

tentang kemampuan perusahaan dalam mengelola aset yang ada, sehingga

ukuran perusahaan tidak mempengaruhi nilai suatu perusahaan.

Berikut hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh Size terhadap

Struktur Modal

Tabel 1.2

Research Gap Size terhadap Struktur Modal

HASIL PENELITIAN PENELITI

Ukuran perusahaan berpengaruh Sri Hermuningsih

positif terhadap struktur modal


Pengaruh Size terhadap

Struktur Modal Ukuran Perusahaan tidak Yunita Widyaningrum

berpengaruh terhadap Struktur

Modal.

Sumber : Dikumpulkan dari berbagai sumber, 2018

Dari hasil penelitian Sri Hermuningsih menyatakan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal.11 Penelitian ini

menunjukkan hasil C. R. sebesar 2,513, p sebesar 0,012 yang artinya bahwa besar

kecilnya perusahaan sangat berpengaruh terhadap keputusan penggunaan hutang

dalam struktur modal terutama berkaitan dengan kemampuan memberikan

pinjaman. Perusahaan besarlebih terdiversifikasi, lebih mudah mengakses hutang

di pasar modal dan menerima penilai kredit yang lebih tinggi untuk hutang-hutang

yang diterbitkannya. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yunita

11
Sri Hermuningsih. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Size terhadap Nilai Perusahaan dengan
Struktur Modal sebagai Variabel Intervening. Jurnal Siasat Bisnis Vol. 6. No. 2. Hal. 232-242.

8
Widyaningrum menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh

terhadap Struktur Modal.12

Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai pengaruh Size terhadap

Profitabilitas mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1.3

Research Gap Size terhadap Profitabilitas

HASIL PENELITIAN PENELITI

Ukuran Perusahaan berpengaruh I Gusti Bagus Angga

positif signifikan terhadap Pratama & I Gusti Bagus


Pengaruh Size terhadap
Profitabilitas. Wiksuana
Profitabilitas
Ridho Tanso Rikalmi &
Size tidak berpengaruh terhadap
Seto Sulaksono Adi
profitabilitas
Wibowo

Sumber : Dikumpulkan dari berbagai sumber, 2018

Hasil penelitian I Gusti Bagus Angga Pratama dan I Gusti Bagus

Wiksuana menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh positif signifikan

terhadap Profitabilitas.13 Mereka mengatakan bahwa jika Size pada perusahaan

meningkat maka profitabilitas pun akan meningkat pula begitupun sebaliknya.

Sedangkan menurut Ridho Tanso Rikalmi & Seto Sulaksono Adi Wibowo,

Size tidak memberikan pengaruh terhadap profitabilitas.14 Hal ini menunjukkan

bahwa suatu perusahaan tidak bisa dilihat hanya pada ukurannya saja. Perusahaan

yang besar belum tentu bisa memperoleh profitabilitas yang besar juga begitu pun

12
Yunita Widyaningrum. 2015. Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi UNY. Hal. 65.
13
I Gusti Bagus Angga Pratama, I Gusti Bagus Wiksuana. 2016. Perusahaan Ukuran Perusahaan
dan Leverage terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai variabel Mediasi. E Jurnal
Manajemen UNUD Vol. 5 No. 2.
14
Ridho Tanso Rikalmi, Seto Sulaksono Adi Wibowo. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Modal
Kerja terhadap Profitabilitas Perusahaan. Jurnal Jurusan Manajemen Bisnis Politeknik Negeri
Batam. Hal. 6.

9
sebaliknya perusahaan kecil profitabilitasnya juga kecil. Hasil ini sejalan dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri et al (2015), menyatakan bahwa ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

Berikut penelitian terdahulu mengenai pengaruh Struktur Modal terhadap

Perusahaan yang mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1.4

Research Gap Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

HASIL PENELITIAN PENELITI

Struktur modal berpengaruh Regina Rumondor,

positif dan signifikan terhadap Maryam Mangantar, dan

Nilai Perusahaan Jacky S.B. Sumarauw


Pengaruh Struktur Modal
Struktur modal berpengaruh Rizky Mangondu & Yossi
terhadap Nilai Perusahaan
negatif terhadap nilai perusahaan Diantimala

struktur modal tidak mempunyai Yuliana, Dinnul Alfian

pengaruh terhadap nilai Akbar, dan Rini Aprillia

perusahaan

Sumber : Dikumpulkan dari berbagai sumber, 2018

Dari penelitian mengenai pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai

Perusahaan yang dilakukan oleh Regina Rumondor, Maryam Mangantar, dan

Jacky S. B. Sumarauw, menyatakan bahwa Struktur Modal berpengaruh positif

terhadap Nilai Perusahaan.15 Namun hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Rizky Mangondu & Yossi Diantimala yang mengatakan bahwa

Struktur Modal berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan. Mereka

15
Regina Rumondor, Maryam Mangantar, Jacky S. B. Sumarauw. 2015. Pengaruh Struktur Modal,
Ukuran Perusahaan, dan Resiko Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada sub sektor plastik
dan pengemasan di BEI. Jurnal EMBA, Vol. 3 No. 3. Hal. 10

10
berpendapat agar perusahaan tidak menggunakan utang terlalu banyak dalam

komposisi struktur modal.16

Sedangkan dalam penelitian Yuliana, Dinnul Alfian Akbar, dan Rinin

Aprillia17 menyatakan bahwa Struktur Modal tidak berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwasanya ukuran perusahaan yang besar

merupakan akses bagi perusahaan untuk mendapatkan kepercayaan investor

menanamkan modalnya diperusahaan, dan mudah memperoleh pembiayaan yang

berasal dari hutang jangka panjang, biaya penjualan untuk membuat perusahaan

unik dan adanya dinamika lingkungan industri berupa penyimpangan penjualan

mengakibatkan adanya ketidakpastian yang tinggi yang akibatnya perusahaan

mengurangi pendanaan yang berasal dari hutang jangka panjang.

Selanjutnya terdapat penelitian terdahulu mengenai pengaruh Profitabilitas

terhadap Nilai Perusahaan yang mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1.5

Research Gap Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

HASIL PENELITIAN PENELITI

Profitabilitas mempunyai

pengaruh positif dan signifikan Yangs Analisa


Pengaruh Profitabilitas
terhadap nilai perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan
Profitabilitas berpengaruh negatif Ilham Thaib,

dan tidak signifikan terhadap Acong Dewantoro

Nilai Perusahaan

16
Rizky Mangondu, Yossi Diantimala. 2016. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
dan Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 3 (1). Hal. 7.
17
Yuliana, Dinnul Alfian Akbar, Rinin Aprillia. Pengaruh Struktur Modal dan ROE Terhadap Nilai
Perusahaan pada Perusahaan Sektor Pertanian Di BEI . Jurnal Akuntansi S1 STIE MDP. Hal. 9.

11
Profitabilitas secara simultan

maupun parsial tidak berpengaruh Grandy Tarima, Tommy

signifikan terhadap Nilai Parengkuan , Victoria Untu

Perusahaan

Sumber : Dikumpulkan dari berbagai sumber, 2018

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yangs Analisa menyimpulkan

bahwa Profitabilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai

Perusahaan. Ia menyimpulkan bahwa semakin tinggi profitabilitas suatu

perusahaan hal tersebut juga akan meningkatkan laba per lembar saham (EPS

atau earning per share) perusahaan. Adanya peningkatan EPS akan membuat

investor tertarik untuk menanamkan modalnya dengan membeli saham

perusahaan.18

Namun hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ilham

Thaib, Acong Dewantoro yang mengatakan bahwa Profitabilitas berpengaruh

negatif terhadap Nilai Perusahaan. Ia mengatakan bahwa perusahaan harus

memperhatikan tingkat kemampaun mendapatkan laba agara dapat meningkatkan

nilai suatu perusahaan.19 Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Grandy

Tarima, Tommy Parengkuan, dan Victoria Untu menyatakan bahwa Profitabilitas

tidak memberikan pengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Hal ini menunjukkan

bahwasanya peningkatan profitabilitas akan menurunkan nilai perusahaan.

Meskipun perusahaan mengalami peningkatan keuntungan namun perusahaan

menggunakan keuntungan tersebut untuk laba ditahan dan tidak dibagikan kepada

18
Yangs Analisa. 2011. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, dan Kebijakan
Deviden terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang. Hal. 49.
19
Ilham Thaib, Acong Dewantoro. 2017. Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Nilai
Perusahaan dengan Struktur Modal dengan Variabel Intervening. Jurnal Riset Perbankan
Manajemen dan Akuntansi Vol. 1 No. 1. Hal. 17.

12
pemegang saham. Sehingga investor menganggap itu sinyal yang negatif dan

berdampak pada nilai perusahaan.20

Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tentunya

telah memenuhi syarat dan ketentuan yang dibuat oleh undang-undang sehingga

bisa terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Setiap emiten wajib memberikan

laporan keuangan sebagai pertanggung jawaban dan gambaran kinerja manajemen

perusahaan dalam sumberdaya yang dipercayakan sehingga perusahaan dapat

dengan mudah di monitoring oleh berbagai pihak yang membutuhkan laporan

keuangan tersebut.

Laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua

aktivitas perusahaan. Jika informasi ini disajikan dengan benar, informasi tersebut

sangat berguna bagi siapa saja untuk mengambil keputusan tentang perusahaan

yang dilaporkan tersebut.21

Perusahaan manufaktur merupakan industri yang mendominasi

perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sekitar 140 perusahaan dalam industri manufaktur tersebut dikelompokkan

menjadi beberapa sub kategori industri. Banyaknya perusahaan dalam industri,

serta kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang

ketat antar perusahaan manufaktur. Persaingan dalam industri manufaktur

membuat setiap perusahaan semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat

tetap tercapai.

20
Grandy Tarima, Tommy Parengkuan, 2016. Pengaruh Profitabilitas, Keputusan Investasi dan
Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI
periode 2011-2014. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Vol. 16 No. 04. Hal. 8.
21
Jusuf anwar dalam Danti Kristanti Natalia, perlindungan hukum terhadap pemodal akibat
praktik manipulasi pasar pada transaksi di Bursa Efek, 2015

13
Salah satu penopang utama perkembangan industri diseuah negara yakni

adanya keberadaan industri manufaktur. Perkembangan industri manufaktur di

sebuah negara juga dapat digunakan untuk melihat perkembangan industri secara

nasional di negara itu. Selain itu, industri manufaktur merupakan sektor utama

pendorong pertumbuhan ekonomi. Selain besarnya pangsa ekspor pada industri

manufaktur, penyerapan tenaga kerja pada industri manufaktur non migas juga

menempati urutan atas sehingga membaik tidaknya kinerja sektor industri

manufaktur mempunyai dampak nyata baik terhadap ekspor, penyerapan tenaga

kerja maupun ekonomi secara keseluruhan. Perusahaan manufaktur adalah suatu

jenis perusahaan yang dalam kegiatannya berusaha mengelola bahan baku hingga

menjadi barang jadi. Perusahaan manufaktur menyerap tenaga kerja relatif banyak

dibandingkan dengan jenis perusahaan jasa dan perusahaan dagang umumnya.

Perusahaan manufaktur merupakan jumlah emiten yang terbesar dibanding jumlah

emiten lain yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam sektor manufaktur

banyak terdapat perusahaan yang kiprahnya terus berkembang. Tidak bisa

dipungkiri sektor ini telah melahirkan perusahaan unggulan yang produknya

menjadi konsumsi sebagian masyarakat Indonesia. Sebagian besar investor

Indonesiapun ikut terlibat di dalam perusahaan manufaktur. Oleh karena itu,

perusahaan manufaktur dipilih untuk dikaji dalam penelitian ini.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah struktur modal dan

profitabilitas mampu memediasi hubungan size dengan nilai perusahaan.

Penelitian ini juga dilakukan karena dalam beberapa penelitian sebelumnya

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antar semua variabel, namun peran

struktur modal dan profitabilitas dalam memediasi pengaruh size terhadap nilai

perusahaan masih kurang diuji oleh beberapa peneliti.


14
Berdasarkan uraian diatas dan didukung oleh adanya research gap dari

penelitian-penelitian terdahulu, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

lanjutan mengenai “Pengaruh Size terhadap Nilai Perusahaan dengan

Struktur Modal dan Profitabilitas sebagai Variabel Intervening pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Tahun 2015-2017”

1. Rumusan Masalah

a. Bagaimana Size berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (Studi

pada Perusahaan Manufaktur di BEI) periode 2015-2017?

b. Bagaimana Size berpengaruh terhadap Struktur Modal (Studi pada

Perusahaan Manufaktur di BEI) periode 2015-2017?

c. Bagaimana Size berpengaruh terhadap Profitabilitas (Studi pada

Perusahaan Manufaktur di BEI) periode 2015-2017?

d. Bagaimana Struktur Modal berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan

(Studi pada Perusahaan Manufaktur di BEI) periode 2015-2017?

e. Bagaimana Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan

(Studi pada Perusahaan Manufaktur di BEI) periode 2015-2017?

f. Bagaimana Size berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan melalui

Profitabilitas (Studi pada Perusahaan Manufaktur di BEI) periode

2015-2017?

g. Bagaimana Size berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan melalui

Struktur Modal (Studi pada Perusahaan Manufaktur di BEI)

periode 2015-2017?

2. Tujuan Penelitian

15
a. Untuk mengetahui bagaimana Size berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan

b. Untuk mengetahui bagaimana Size berpengaruh terhadap Struktur

Modal

c. Untuk mengetahui bagaimana Size berpengaruh terhadap

Profitabilitas

d. Untuk mengetahui bagaimana Struktur Modal berpengaruh

terhadap Nilai Perusahaan

e. Untuk mengetahui bagaimana Profitabilitas berpengaruh terhadap

Nilai Perusahaan

f. Untuk mengetahui bagaimana Size berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan melalui Profitabilitas

g. Untuk mengetahui bagaimana Size berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan melalui Struktur Modal

3. Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan

kegunaan dan kontribusi sebagai berikut:

a. Bagi Calon Investor

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan

pertimbangan pada saat melakukan investasi.

b. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam megplikasikan

variable-variabel dalam penelitian ini untuk membantu

meningkatkan nilai perusahaan serta sebagai bahan pertimbangan

16
untuk mengevaluasi, memperbaiki, dan meningkatkan kinerja

manajemen dimasa yang akan datang.

c. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kotribusi dalam

pengembangan teori mengenai size, struktur modal, profitabilitas

yang diterapkan pada suatu perusahaan serta pengaruhnya terhadap

nilai perusahaan.

d. Bagi Penelitian yang akan datang

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau bahan

wacana di bidang keuangan sehingga dapat bermanfaat untuk

penelitian selanjutnya mengenai nilai perusahaan pada masa yang

akan datang.

4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini disajikan untuk

memberikan gambaran keseluruhan isi penelitian. Adapun sistematika

pembahasan yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari lima bab.

BAB I: Pendahuluan. Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II: Tinjauan Pustaka. Berisi tentang penelitian terdahulu, landasan

teori-teori yang mendukung penelitian, kerangka pemikiran, dan hipotesis

yang berhubungan dengan pokok pembahasan dan penelitian terdahulu

serta menjadi dasar acuan teori yang digunakan dalam analisa penelitian

ini.

17
BAB III: Metode Penelitian. Berisi tentang variabel penelitian dan definisi

operasional variabel, ruang lingkup penelitian, lokasi penelitian, sumber

dan jenis data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV: Hasil dan Pembahasan. Berisi deskripsi tentang obyek

penelitian, analisis data dan pembahasan.

BAB V: Penutup. Berisi tentang simpulan dan saran.

18
BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Signalling Theory

Teori Sinyal menurut Brigham dan Houston (1999) dalam Fenandar

(2012) adalah tindakan perusahaan dalam memberi sinyal kepada investor

tentang bagaimana manajemen memandang perusahaan. Teori sinyal

membahas bagaimana seharusnya sinyal-sinyal keberhasilan atau

kegagalan manajemen (agen) disampaikan kepada pemilik (principal).

Dorongan dalam memberikan sinyal timbul karena adanya informasi

asimetris antara perusahaan (manajemen) dengan pihak luar, dimana investor

mengetahui informasi internal perusahaan yang relatif lebih sedikit dan lebih

lambat dibandingkan pihak manajemen.

Nilai perusahaan dapat ditingkatkan dengan mengurangi informasi

asimetris, caranya dengan memberikan sinyal kepada pihak luar berupa

informasi keuangan yang dapat dipercaya sehingga dapat mengurangi

ketidakpastian mengenai prospek pertumbuhan perusahaan pada masa yang

akan datang. Laporan keuangan yang baik akan meningkatkan nilai

perusahaan. Pada signalling theory, manajemen berharap dapat

memberikan sinyal kemakmuran kepada pemilik ataupun pemegang

saham dalam menyajikan informasi keuangan. Publikasi laporan

keuangan tahunan yang disajikan oleh perusahaan akan dapat memberikan

sinyal pertumbuhan dividen maupun perkembangan harga saham perusahaan.

19
2. Size (Ukuran Perusahaan)

Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai besar kecilnya

perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai perusahaan, ataupun hasil

nilai total aktiva dari suatu perusahaan (Riyanto, 2001). Menurut Sujianto

(2001), ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu

perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva jumlah penjualan, rata-rata

total penjualan asset, dan rata-rata total aktiva. Dalam penelitian ini

ukuran perusahaan diukur melalui total asset yang yang diproksikan dengan

nilai logaritma natural dari total asset perusahaan (Ln Total Asset).

Besar kecilnya ukuran suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap

struktur modal, semakin besar perusahaan maka akan semakin besar pula

dana yang dibutuhkan perusahaan untuk melakukan investasi (Ariyanto,

2002). Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan

menggunakan modal asing juga semakin besar. Hal ini

disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar

pula untuk menunjang operasionalnya, dan salah satu alternatif

pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak

mencukupi (Halim, 2007).

3. Nilai Perusahaan

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau

kekayaan, terutama bagi para pemegang sahamnya, terwujud berupa

upaya peningkatan atau memaksimalkan nilai pasar atas harga saham

perusahaan yang bersangkutan. Tujuan ini bersifat garis besar, karena

pada praktiknya tujuan itu senantiasa dipengaruhi oleh keputusan-

20
keputusan dibidang keuangan (Tika, 2012:124). Nilai merupakan sesuatu

yang diinginkan apabila nilai bersifat positif dalam arti menguntungkan

atau menyenangkan dan memudahkan pihak yang memperolehnya untuk

memenuhi kepentingan-kepentingannya yang berkaitan dengan nilai

tersebut. Sebaliknya, nilai merupakan sesuatu yang tidak diinginkan apabila

nilai tersebut bersifat negatif dalam arti merugikan atau menyulitkan pihak

yang memperolehnya untuk mempengaruhi kepentingan pihak tersebut

sehingga nilai tersebut dijauhi (Tika, 2012:40).

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap

perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Nilai perusahaan

yang dibentuk melalui indikator pasar saham, sangat dipengaruhi oleh

peluang-peluang investasi. Pengeluaran investasi memberikan sinyal

positif dari investasi kepada manajer tentang pertumbuhan perusahaan di

masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai

indikator nilai perusahaan. Harga saham yang tinggi membuat nilai

perusahaan juga tinggi (Brealey et al, 2007:46). Beberapa indikator yang

dapat digunakan untuk mengukur nilai perusahaan antara lain:

a. Price Earning Ratio (PER)

Price earning ratio menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang

rela dikeluarkan oleh para investor untuk membayar setiap dolar laba

yang dilaporkan (Brigham dan Houston, 2006:110). Kegunaan price

earning ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai

kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per share nya. Price

21
earning ratio menunjukkan hubungan antara pasar saham biasa dengan

earning per share

b. Tobin’s Q

Tobin’s Q ditemukan oleh seorang pemenang hadiah nobel dari

Amerika Serikat yaitu James Tobin. Tobin’s Q adalah nilai pasar

dari aset perusahaan dengan biaya penggantinya: Menurut konsepnya,

rasio Q lebih unggul daripada rasio nilai pasar terhadap nilai buku

karena rasio ini fokus pada berapa nilai perusahaan saat ini secara

relatif terhadap berapa biaya yang dibutuhkan untuk menggantinya

saat ini. Dalam praktiknya, rasio Q sulit untuk dihitung dengan

akurat karena memperkirakan biaya penggantian atas aset sebuah

perusahaan bukanlah suatu pekerjaan yang mudah (Margaretha, 2014:20).

c. Price to Book Value (PBV)

Komponen penting lain yang harus diperhatikan dalam analisis

kondisi perusahaan adalah Price to Book Value (PBV) yang merupakan

salah satu variabel yang dipertimbangkan seorang investor dalam

menentukan saham mana yang akan dibeli. Untuk perusahaan-

perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio ini mencapai

diatas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar

dari nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi

perusahaan dinilai oleh para pemodal relatif dibandingkan dengan dana

yang telah ditanamkan di perusahaan. Price to book value yang tinggi akan

membuat pasar percaya atas prospek perusahaan kedepan. Hal itu juga

yang menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab nilai

perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang

22
saham juga tinggi. Menurut (Brigham dan Houston, 2006:112), nilai

perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒


𝑃𝐵𝑉 =
𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒

Dalam penelitian ini penulis memilih indikator dari nilai

perusahaan adalah Price Book Value (PBV) karena price book value

banyak digunakan dalam pengambilan keputusan investasi. Selain itu, Ada

beberapa keunggulan PBV yaitu nilai buku merupakan ukuran yang stabil

dan sederhana yang dapat dibandingkan dengan harga pasar.

Keunggulan kedua adalah PBV dapat dibandingkan antar perusahaan

sejenis untuk menunjukkan tanda mahal/murahnya suatu saham. Rasio ini

dapat memberikan gambaran potensi pergerakan harga suatu saham

sehingga dari gambaran tersebut, secara tidak langsung rasio PBV ini

juga memberikan pengaruh terhadap harga saham

4. Struktur Modal

Peningkatan nilai perusahaan dapat tercapai apabila ada kerja sama

antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi

shareholder maupun stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan

keuangan dengan tujuan memaksimumkan modal kerja yang dimiliki

(Sukirni, 2012).22 Struktur modal atau kapitalisasi perusahaan adalah

pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham

22
Sukirni D. 2012. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, dan
Kebijkan Deviden Analisis terhadap Nilai Perusahaan. Accounting Analysis Journal, 1 (2), Hal. 1-12

23
preferen, dan modal pemegang saham, contohnya hutang jangka panjang,

hutang jangka pendek, dan modal ekuitas (Weston dan Copeland, 2007).23

Menurut Gitman (2000), struktur modal (capital structure) merupakan

kumpulan dana yang dapat digunakan untuk dialokasikan oleh

perusahaan. Struktur modal juga dapat diartikan sebagai perimbangan atau

perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri

(Riyanto, 2008).24 Pendapat lain dikemukakan oleh Ross (1977)25 yang

menyatakan bahwa struktur modal (penggunaan hutang) merupakan sinyal

yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Untuk dapat meminimalisir

beban perusahaan akibat penggunaan hutang jangka penjang, maka

solusi yang bisa ditempuh adalah dengan mengoptimalkan penggunaan

struktur modal yang optimal. Menurut Riyanto (2008), struktur modal

optimal merupakan struktur modal yang dapat meminimumkan biaya

modal rata-rata dan memaksimumkan nilai perusahaan.

Keputusan untuk memilih menggunakan modal sendiri atau

modal pinjaman haruslah digunakan beberapa perhitungan yang

matang. dalam hal ini leverage ratio merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan

utang. Artinya besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan

untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan modal

sendiri. Keuntungan mengetahui rasio ini adalah sebagai berikut:

23
Weston, Copeland. 2002. Manajemen Keuangan Edisi ke-8. Jakarta: Bina Rupa Aksara
24
Riyanto B. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi ke-4. Yogyakrta: BPFE
25
Ross S.A. 1977. The Determination of Financial Structure: The Insentive Signalling Approach.
Journal of Economics 8(1). Hal. 23-40

24
a. Dapat menilai kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban

kepada pihak lainnya.

b. Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat

tetap.

c. Mengetahui keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva

tetap dengan modal sendiri.

d. Untuk mengambil keputusan penggunaan sumber dana di masa depan.

(Kasmir, 2008:113)

Dalam praktiknya, apabila dari hasil perhitungan, perusahaan

ternyata memiliki rasio leverage yang tinggi, hal ini akan berdampak

timbulnya risiko kerugian lebih besar. Tetapi juga ada kesempatan

mendapat laba juga besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki

rasio leverage lebih rendah tentu mempunyai risiko kerugian lebih

kecil pula, terutama pada saat perekonomian menurun. Dampak ini juga

mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian (return) pada saat

perekonomian tinggi (Kasmir, 2008).

Leverage artinya penggunaan biaya tetap dalam usaha

untuk meningkatkan profitabilitas. Kedua jenis leverage dapat

mempengaruhi tingkat dan variabilitas pendapatan setelah pajak

perusahaan, dan juga risiko serta pengembalian keseluruhan

perusahaan. Kedua jenis leverage tersebut adalah leverage operasional

(operating leverage) dan leverage keuangan (financial leverage) (Van

Horne, 2007: 182). Menurut (Sawir, 2000:13) Rasio-rasio leverage yang

umum digunakan sebagai berikut:

1) Rasio Utang atau Debt Ratio (Debt to Total Asset Ratio)

25
Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang

dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi hasil

presentasenya, cenderung semakin besar resiko keuangannya bagi

kreditor maupun pemegang saham.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

2) Rasio Utang terhadap Ekuitas atau DER (Debt to Equity Ratio)

Rasio ini menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas

dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal

sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

3) Rasio Laba terhadap Beban Bunga atau TIE (Times Interest

Earned)

Rasio ini disebut juga rasio penutupan (Coverage Ratio),

mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan

laba operasi (EBIT), sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa

menyebabkan kegagalan dalam pemenuhan kewajiban membayar bunga

pinjaman.

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑇𝑒𝑥𝑡 (𝐸𝐵𝐼𝑇)


𝑇𝐼𝐸 =
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐶ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒

4) Rasio Penutupan Beban Tetap (Fixed Charge Coverage)

Rasio ini mirip dengan rasio TIE, namun rasio ini lebih

lengkap karena dalam rasio ini diperhitungkan kewajiban

26
perusahaan seandainya perusahaan melakukan leasing (sewa beli) aktiva

dan memperoleh utang jangka panjang berdasarkan kontrak sewa beli.

𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝐵𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝑇𝑎𝑥𝑒𝑠 + 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐶ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒 + 𝐿𝑒𝑎𝑠𝑒 𝑂𝑏𝑙𝑖𝑔𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛


𝐹𝐶𝐶 =
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐶ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒 + 𝐿𝑒𝑎𝑠𝑒 𝑂𝑏𝑙𝑖𝑔𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛

Dalam penelitian ini untuk mengukur Leverage perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia digunakan Debt to

Total Equity Ratio (DER). DER merupakan rasio yang menunjukkan

hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang yang diberikan

kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik

saham. Hal ini biasanya digunakan untuk mengukur financial leverage

dari suatu perusahaan.

5. Profitabilitas

(Brigham dan Houston, 2006:107) menyatakan bahwa Profitabilitas

adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang

dilakukan oleh perusahaan. Rasio profitabilitas (profitability ratio)

akan menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, manajemen aktiva,

dan utang pada hasil-hasil operasi. Profitabilitas adalah kemampuan

perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan,

total aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2010:122).

Rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Dari sudut pandang investor,

profitabilitas penting untuk menilai prospek perusahaan dimasa datang

dan juga dapat melihat pertumbuhan profitabilitas pada perusahaan

bersangkutan (Kasmir, 2011:196). Profitabilitas memiliki tujuan dan

27
manfaat bagi pemilik usaha, manajemen dan bagi pihak di luar perusahaan,

terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan dengan perusahaan tersebut

(Kasmir, 2011:197). Tujuan dan manfaat penggunaan rasio

profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu:

a. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan

dalam satu periode tertentu.

b. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya

dengan tahun sekarang.

c. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

d. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal

sendiri.

e. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan sebagai

indikator adalah sebagai berikut:

1) Margin laba atas penjualan (profit margin on sales)

Profit margin on sales merupakan keuntungan penjualan

setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. Margin

ini menunjukkan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan

penjualan. (Brigham dan Houston, 2006:107) untuk

menghitung profit margin on sales dapat dirumuskan sebagai

berikut:

2) Kemampuan dasar untuk menghasilkan laba (basic earning

power)

28
Rentabilitas Ekonomis atau sering disamakan dengan

Earning Power dimaksudkan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memperoleh laba usaha dengan aktiva yang

digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Rentabilitas

Ekonomis (RE) ini dihitung dengan membagi laba usaha

(EBIT) dengan total aktiva (Brigham dan Houston, 2006:107).

3) Tingkat pengembalian total aktiva (return on total assets -

ROA)

Pengertian Return on Asset (ROA) menurut (Mamduh M.

Hanafi, 2007:159): “Return on Asset (ROA) mengukur

kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan

total aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan

dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut. ROA juga

sering disebut sebagai ROI (Return on Investment).” Rumus yang

digunakan untuk perhitungan return on asset (ROA) adalah

sebagai berikut (Martono dan Harjito, 2012:61):

laba bersih setelah pajak


𝑅𝑂𝐴 =
total aktiva

4) Tingkat pengembalian ekuitas saham biasa (return on

equity – ROE)

Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau

rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba

bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan

efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini,

29
semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat,

demikian pula sebaliknya. Rumus untuk mencari Return on Equity

(ROE) dapat digunakan sebagai berikut (Martono dan Harjito,

2012:62):

Dalam penelitian ini untuk mengukur profitabilitas

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia digunakan

Return on Equity karena rasio ini digunakan untuk mengukur

kinerja manajemen perusahaan dalam mengelola modal yang

tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. ROE sebagai salah

satu rasio profitabilitas merupakan indikator yang sangat penting

bagi para investor. ROE dibutuhkan investor untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang

berkaitan dengan dividen. Pemilihan ROE sebagai proksi dari

profitabilitas adalah karena dalam ROE ditunjukkan, semakin

tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan dalam

menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba investor

yang ditanam pada perusahaan (Horne dan John,2005). Naiknya

rasio ROE dari tahun ke tahun pada perusahaan berarti terjadi

adanya kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan.

Naiknya laba bersih dapat dijadikan salah satu indikasi bahwa nilai

perusahaan juga naik karena naiknya laba bersih sebuah perusahaan

yang bersangkutan akan menyebabkan harga saham yang berarti

juga kenaikan dalam nilai perusahaan.

30
B. Penelitian Terdahulu

No Peneliti Perbedaan Persamaan

1. Reni Dyah  Objek Penelitian  Variabel yang

 Variabel yang dipengaruhi Nilai

diggunakan adalah Perusahaan

Good Corporate  Mengunakan analisis

Governance dan regresi berganda

Pengungkapan CSR  Menggunakan data

sekunder

2. Herry Subagyo  Objek Penelitian  Variabel yang

 Variabel independen yang dipengaruhi Nilai

digunakan adalah struktur Perusahaan

modal  Mengunakan analisis

 Menggunakan data time regresi berganda

series dan Cross Section

3. Eka Indriyani  Objek Penelitian  Menggunakan

 Menggunakan variabel ukuran

profitabilitas sebagai perusahaan

variabel independen  Mengunakan analisis

regresi berganda

 Menggunakan data

sekunder

4. Yangs Analisa  Objek Penelitian  Size sebagai variabel

 Menggunakan variabel independen

31
leverage, profitabilitas,  Nilai Perusahaan

dan kebijakan deviden sebagai variabel

dependen

 Mengunakan analisis

regresi berganda

 Menggunakan data

sekunder

5. Tri Kartika  Objek penelitian  Nilai Perusahaan

Pertiwi  Kinerja Keuangan sebagai sebagai variabel

variabel independen dependen

 Good Corporate  Mengunakan analisis

Governance sebagai regresi berganda

variabel moderasi  Menggunakan data

sekunder

6. Sri  Objek penelitian  Size sebagai variabel

Hermuningsih  Profitabilitas sebagai independen

variabel independen  Nilai Perusahaan

 Menggunakan data time sebagai variabel

series – cross sectional dependen

 Menggunakan program  Struktur Modal sebagai

Amos versi 18 variabel intervening

 Teknik analisis data  Menggunakan data

menggunakan SEM sekunder

32
7. Ika Sasti Ferina  Objek Penelitian  Nilai Perusahaan

 Kebijakan deviden, sebagai variabel

kebijakan hutang, dan dependen

profitabilitas sebagai  Menggunakan metode

variabel independen uji asumsi klasik

 Menggunakan data

sekunder

8. I Gusti Bagus  Objek Penelitian  Size sebagai variabel

Angga Pratama  Leverage sebagai variabel independen

independen  Nilai Perusahaan

 Metode pengumpulan data sebagai variabel

menggunakan metode dependen

observasi non partisipan  Profitabilitas sebagai

dengan teknik analisis variabel mediasi

jalur

9. Andri  Objek penelitian  Nilai Perusahaan

Mandalika  Menggunakan Struktur sebagai variabel

Aktiva, Struktur Modal, dependen

dan Pertumbuhan  Menggunakan metode

Penjualan sebagai uji asumsi klasik dan

variabel independen regresi berganda

 Menggunakan data

sekunder

10. Rahman Rusdi  Variabel independen  Nilai Perusahaan

33
Hamidy, I menggunakan struktur sebagai variabel

Gusti Bagus modal dependen

Wiksuana, Luh  Objek Penelitian  Profitabilitas sebagai

Gede Sri Artini variabel intervening

11. Benyamin  Objek Penelitian  Nilai Perusahaan

Eliezer  Kinerja Keuangan sebagai sebagai variabel

Pascareno, variabel independen dependen

Hotniar  Teknik analisis  Menggunkan data

Siringoringo menggunakan moderated sekunder

regression analysis (MRA)

12. Thomas  Objek Penelitian  Nilai Perusahaan

Albrecht,  Tingkat suku bunga sebagai variabel

Allianz AG sebagai variabel independen dependen

 Teknik analisis

menggunakan regresi

berganda

13. Aleksandr  Objek Penelitian  Nilai Perusahaan

Klimenok  Variabel Struktur Modal sebagai variabel

sebagai variabel independen dependen

 Teknik analisis

menggunakan regresi

berganda

14. J. Tabasa, M.  Inovasi sebagai variabel  Nilai Perusahaan

Beranová dependen sebagai variabel

34
 Objek Penelitian dependen

 Menggunakan teknik

analisis regresi

berganda

15. William  Profitabilitas sebagai  Nilai Perusahaan

Sucuahi & variabel independen sebagai variabel

Jay Mark  Objek penelitian dependen

Cambarihan  Teknik analisis

menggunakan regresi

berganda

C. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Size terhadap Nilai Perusahaan

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerrminan besar

kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai totak aktiva perusahaan. Dengan

semakin besar ukuran perusahaan, maka ada kecenderungan lebih banyak

investor yang menaruh perhatian pada perusahaan tersebut. Hal ini

disebabkan karena perusahaan yang besar cenderung memiliki kondisi yang

lebih stabil. Kestabilan tersebut menarik investor untuk memiliki saham

perusahaan tersebut. Kondisi tersebut menjadi penyebab atas naiknya harga

saham perusahaan di pasar modal. Investor memiliki ekspektasi yang besar

terhadap perusahaan besar. Ekspektasi insvestor berupa perolehan dividen dari

perusahaan tersebut. Peningkatan permintaan saham perusahaan akan dapat

memacu pada peningkatan harga saham di pasar modal. Peningkatan

35
tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dianggap memiliki “nilai” yang lebih

besar, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah :

H1: Diduga terdapat Pengaruh Positif antara Size Terhadap Nilai Perusahaan

2. Pengaruh Size terhadap Struktur Modal

Besar kecilnya ukuran suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap

struktur modal, semakin besar perusahaan maka semakin besar pula dana

yang dibutuhkan perusahaan untuk melakukan investasinya (Ariyanto,

2002). Semakin besar ukuran suatu perusahaan, kecenderungan

menggunakan modal eksternal juga semakin besar karena perusahaan besar

membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya, dan

salah satu alternatif pemenuhannya adalah dengan modal eksternal

apabila modal sendiri sudah tidak mencukupi. Hal ini didukung oleh

penelitian Mustafa (2011), Wahyuni dan Suryantini (2014), Widyaningrum

(2015) dan Nadzirah (2016) menyatakan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh positif terhadap struktur modal. Berdasarkan uraian tersebut,

maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H2: Diduga terdapat Pengaruh Positif antara Size Terhadap Struktur Modal

3. Pengaruh Size terhadap Profitabilitas

Besar kecilnya ukuran perusahaan cukup mempengaruhi tingkat

profitabilitas suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan

yang lebih besar cenderung mempunyai pengaruh terhadap peningkatan

36
profitabilitas dan nilai perusahaan (Hansen dan Juniarti, 2014).26 Sunarto dan

Budi (2009) serta Niresh dan Velnampy (2014)27 menyatakan bahwa ukuran

perusahaan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

Perusahaan yang berukuran lebih besar akan relatif stabil dan mampu

menghasilkan profit. Begitu pula sebaliknya, jika ukuran suatu perusahaan

dikatakan kecil maka perusahaan tersebut memiliki tingkat efisiensi yang

rendah dengan tingkat leverage financial yang lebih tinggi. Investor dalam hal

ini akan jauh lebih berhati-hati dan cenderung melakukan investasi saham pada

perusahaan yang memiliki ukuran besar karena memiliki tingkat resiko yang

lesbih kecil.

H3: Diduga terdapat Pengaruh Positif antara Size Terhadap Profitabilitas

4. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

DER menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan

perusahaan. Penggunaan hutang dalam struktur modal perusahaan akan

meningkatkan nilai perusahaan melalui penghematan pajak dari bunga atas

pinjaman (interest tax saving) yang mengurangi after tax cost of capital.

Dengan kata lain bila ada pajak penghasilan perusahaan maka nilai perusahaan

akan meningkat karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi

pembayaran pajak (tax deductable expense) (Modigliani and Miller dalam

Brigham, 1999). Jensen, et all (1992) dalam Paranita (2007) menyatakan

bahwa dengan adanya hutang dapat digunakan untuk mengendalikan

26
Hansen, Verawati dan Juniarti. 2014. Pengaruh Family Control, Size, Sales Growth dan Leverage
terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada Sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi.
Journal Business Accounting Review, 2(1), h: 121-130.
27
Niresh J. Aloy dan T. Velnampy. 2014. Firm Sizeand Profitability : A studyof Listed
Manufacturing Firms in Sri Lanka. International Journal of Business and Management 9 (4), p. 57-
64.

37
penggunaan free cash flow secara berlebihan oleh manajemen, dengan

demikian menghindari investasi yang sia-sia, sehingga akan meningkatkan

nilai perusahaan. Semakin meningkatnya DER akan memberikan sinyal

positif kepada pasar, sehingga PBV juga semakin meningkat. Hal tersebut

mengacu pada teori sinyal dan didukung oleh penelitian Taswan (2003),

Paranita (2007) dan Wahyudi dan Pawestri (2006) yang menunjukkan

bahwa DER berpengaruh positif signifikan terhadap PBV. Dari uraian

tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4: Struktur Modal berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan

5. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Profitabilitas dapat dihitung dengan ROE (return on equity). ROE

mencerminkan tingkat hasil penembalian investasi bagi pemegang

saham. Profitabilitas yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham.

Dengan rasio profitabilitas yang tinggi yang dimilki sebuah perusahaan

akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan.

Tingginya minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan

dengan ROE yang tinggi akan meningkatkan harga saham. Maka, akan

terjadi hubungan positif antara profitabilitas dengan harga saham dimana

tingginya harga saham akan mempengaruhi nilai perusahaan. Semakin

tingginya profitabilitas perusahaan juga akan meningkatkan laba per

lembar saham (EPS atau earning per share) perusahaan. Adanya

peningkatan EPS akan membuat investor tertarik untuk menanamkan

modalnya dengan membeli saham perusahaan. Kinerja perusahaan

dalam mengelola manajemen dapat digambarkan dengan profitabilitas.

38
Angg (1997) menyatakan bahwa rasio profitabilitas menunjukkan

keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas

merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Dengan

banyaknya investor yang membeli saham perusahaan maka akan

menaikkan harga saham perusahaan tersebut sehingga akan meningkatkan

nilai perusahaan.

H5: Diduga terdapat Pengaruh Positif antara Profitabilitas Terhadap Nilai

Perusahaan

6. Size, mempengaruhi Nilai Perusahaan secara tidak langsung dengan

Profitabilitas sebagai variabel intervening

Dari hipotesis 1 dan hipotesis 3 diharapkan dapat mengungkapkan bahwa

size berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas sebagai

variabel intervening.

H6: Diduga Profitabilitas memediasi pengaruh Size terhadap Nilai Perusahaan

7. Size, mempengaruhi Nilai Perusahaan secara tidak langsung dengan

Struktur Modal sebagai variabel intervening

Dari hipotesis 1 dan hipotesis 2 diharapkan dapat mengungkapkan bahwa

size berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui struktur modal sebagai

variabel intervening.

H7: Diduga Struktur Modal memediasi pengaruh Size terhadap Nilai

Perusahaan

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dengan didukung oleh landasan

teori, maka didalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam kerangka

pemikiran, yaitu sebagai berikut:


39
Gambar 2.1

Pengaruh Size terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal dan


Profitabilitas sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2015-2017

H6 (+)

H2 (+) Struktur Modal H4 (+)

H1(+)
Size Nilai Perusahaan

H3 (+) Profitabilitas H5 (+)

H7 (+)

E. Hipotesis

Dari teori serta kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis yang dapat

diajukan sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

H1: Diduga terdapat Pengaruh Positif antara Size Terhadap Nilai

Perusahaan

H2: Diduga terdapat Pengaruh Positif antara Size Terhadap Struktur

Modal

H3: Diduga terdapat Pengaruh Positif antara Size Terhadap Profitabilitas

H4: Diduga terdapat Pengaruh Positif antara Struktur Modal Terhadap

Nilai Perusahaan

40
H5: Diduga terdapat Pengaruh Positif antara Profitabilitas Terhadap

Nilai Perusahaan

H6: Diduga Size berpengaruh Positif terhadap Nilai Perusahaan melalui

Profitabilitas (ROE)

H7: Diduga Size berpengaruh Positif terhadap Nilai Perusahaan melalui

Struktur Modal (DER)

41
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Studi kasus penelitian mengenai pengaruh size terhadap nilai perusahaan

dengan struktur modal dan profitabilitas sebagai variabel intervening ini

dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2015-2017.

B. Batasan Penelitian

Penelitian ini hanya berfokus pada perusahaan dibidang Manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2015-2017

C. Jenis Penelitian dan Sumber Data

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan menggunakan data sekunder, dan penelitian ini memiliki

variabel-variabel untuk diuji, alat ukur, serta hipotesis penelitian. Penelitian

kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dalam suatu skala numerik

(angka) dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Data sekunder

merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak langsung dan

menggunakan media perantara.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk penelitian ini adalah studi

dokumentasi, studi dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

memperoleh data dengan cara dokumentasi, yaitu memperlajari dokumen

42
yang berkaitan dengan seluruh data yang diperlukan dalam penelitian. Di

dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda

tertulis seperti laporan keuangan perusahaan serta dokumen lain dalam

perusahaan yang relevan dengan kepentingan penelitian.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh penelitian

untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya. 28 Populasi dari penelitian

ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia

(BEI). Penelitian ini menggunakan periode penelitian 2015 sampai 2017.

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive

sampling artinya metode pemilihan sampel dipilih berdasarkan pertimbangan

(judgement sampling) yang berarti pemilihan sampel secara tidak acak yang

informasinya diperoleh dengan pertimbangan tertentu. Sampel dalam

penelitian ini diambil berdasarkan ketentuan sebagai berikut berikut:

a. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2015-

2017.

b. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan dan mempublikasikan

laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan

menggunakan mata uang rupiah selama periode penelitian, yaitu

tahun 2015, 2016, dan 2017.

28
Wiratana Sujarweni, Metodologi Penelitian, hlm. 65

43
c. Perusahaan Manufaktur yang memiliki data lengkap dan sesuai

dengan variable yang diteliti pada tahun 2015-2017.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadikan titik

perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas

(X), satu variabel terikat (Y) dan dua variabel intervening (Z)

1. Variabel Bebas/ Independen Variabel (X)

a. Size (Ukuran Perusahaan)

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dinyatakan dengan total

aktiva, maka semakin besar semakin besar total aktiva perusahaan

maka akan semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar

aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam. Ukuran perusahaan

dapat dilihat dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan (Suharli,2006).

Dalam penelitian ini ukuran perusahaan dinilai dengan log of total

assets. Log Of Total Assets ini digunakan untuk mengurangi perbedaan

signifikan antara ukuran perusahaan yang terlalu besar dengan ukuran

perusahaan yang terlalu kecil, maka nilai total asset dibentuk

menjadi logaritma natural, konversi kebentuk logaritma natural ini

bertujuan untuk membuat data total asset terdistribusi normal. Ukuran

perusahaan diukur dengan menggunakan log natural dari total asset

(Klapper dan Love, 2002 dalam Darmawati, 2005).

SIZE = log of total assets

b. Variabel Terikat/ Dependen Variabel (Y)

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat diukur dengan PBV (price

44
book value) merupakan rasio pasar yang digunakan untuk mengukur

kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya Jogiyanto (2000)

menyatakan bahwa dengan mengetahui nilai buku dan nilai pasar,

pertumbuhan perusahaan dapat diketahui. Rasio ini menunjukkan

seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan

yang relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Semakin

tinggi rasio tersebut semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai

bagi pemegang saham (Utama dan Santosa, 1998) dan Angg (1997)

merumuskan PBV sebagai berikut :

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚


𝑃𝐵𝑉 =
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

Harga saham yang akan ditawarkan tidak harus sama dengan nilai

nominal per saham tersebut, harga setiap saham yang ditawarkan

disebut dengan harga penawaran masa penawarannya ini sekurang-

kurangnya tiga hari kerja. Price to book value atau PBV menggambarkan

seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham pada suatu

perusahaan. Makin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek

perusahaan tersebut. Perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya

rasio PBV nya mencapai diatas satu, yang menunjukkan bahwa nilai

pasar lebih besar dari nilai bukunya (Angg,1997).

c. Variabel Intervening (Z)

1) Struktur Modal

Struktur modal sendiri merupakan pembelanjaan permanen yang

mencerminkan pertimbangan antara utang jangka panjang dan modal

sendiri, baik yang berasal dari sumber internal maupun sumber eksternal.

45
DER (Debt to Equity Ratio) adalah variabel yang mendefinisikan seberapa

banyak proporsi dari modal perusahaan yang sumber pendanaannya

berasal dari pinjaman atau kredit. Menurut Prastowo (2002) rasio ini

diukur dengan rumus:

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝐸𝑅 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

2) Profitabilitas

Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang

dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang

ditunjukan oleh laba yang dihasilkan. Secara garis besar laba yang

dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang

dilakukan oleh perusahaan. Serta profitabilitas juga merupakan gambaran

dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan (Petronila dan

Mukhlasin, 2003 dan Suharli,2006). Profitabilitas dapat diukur

menggunakan ROE (return on equity) yang merupakan tingkat

pengembalian atas ekuitas pemilik perusahaan. Menurut Weston dan

Copeland (1992), Brigham dan Houston (2006), Horne, (1997) ROE

dapat dihitung dengan menggunakan rumus29 :

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑂𝐸 =
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

29
Yangs Analisa. 2011. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas dan Kebijakan
Deviden terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang. Hal. 37.

46
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Pengukuran Rumus Skala

1 Size (X) Total aktiva emiten atau SIZE = log of total assets Interval

Log natural total aktiva

2 ROE (M) Bentuk dari rasio Laba Bersih Rasio


𝑅𝑂𝐸 =
Modal Sendiri
profitabilitas untuk

mengukur kemampuan

perusahaan dalam

menghasilkan laba

DER (M) Variabel yang

mendefinisikan seberapa

banyak proporsi dari 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔


𝐷𝐸𝑅 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
modal perusahaan yang Rasio

sumber pendanaannya

berasal dari pinjaman

atau kredit.

Rasio ini menunjukkan

3 Nilai seberapa jauh suatu

Perusahaan perusahaan mampu 𝑃𝐵𝑉

(Y) menciptakan nilai 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 Rasio


=
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
perusahaan yang

relatif terhadap jumlah

modal yang

diinvestasikan.

47
G. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis


30
kuantitatif. Kuncoro , menyatakan analisis kuantitatif adalah pendekatan

ilmiah terhadap pengambilan keputusan manajerial dan ekonomi. Pendekatan

ini berasal dari data berupa angka yang diproses menjadi informasi yang

berhaga bagi pengambilan keputusan.

Penelitian ini akan menggunakan teknik analisis jalur (path analysis)

dengan bantuan program SPSS (Statistical Package For Social Sciences).


31
Yamin dan Heri , menjelaskan analisis jalur adalah pengembangan analisis

koefisien kolerasi yang diuraikan menjadi pengaruh langsung dan tidak

langsung dan dibangun dari diagram jalur yang berpotensi dalam menjelaskan

mekanisme hubungan kausal antara variabel.

Data yang digunakan yaitu laporan tahunan perusahaan untuk jangka

waktu 3 tahun (2015-2017) dikumpulkan dari website Bursa Efek Indonesia.

Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan SPSS

(Statistical Package For Social Sciences). Analisis ini dibagi menjadi dua

bagian yaitu statistik deskriptif dan statistik infrensial. Statistik deskriptif

melalui analisis isi digunakan untuk menggambarkan tingkat item

pengungkapan. Sementara itu, statistik infrensial dengan cara regresi

berganda digunakan untuk menarik kesimpulan tentang hubungan antara

variabel dan untuk menguji hipotesis.

30
Kuncoro, Mudrajat. “Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi untuk Bisnis Ekonomi”.
(Yogyakarta: UPP STIM YKPN. 2007). Hlm: 1
31
Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan. “Generasi Baru Mengelola Data Penelitian dengan
Partial Least Path Modeling”. (Jakarta: Salemba Empat. 2011). Hlm: 152.

48
H. Uji Asumsi Klasik

Menurut Ghozali 32, dalam model regresi linear ada beberapa asumsi yang

harus dipenuhi agar hasil estimasi efisien, agar tidak terjadi penyimpangan

dan memberikan informasi yang sesuai dengan keadaan nyata. Hal ini juga

agar model regresi bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimated). Dalam

penelitian ini asumsi klasik yang digunakan yaitu: uji normalitas, uji

linearitas, uji multikolonieritas, autokorelasi dan uji heterokedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas

digunakan untuk mengetahui populasi suatu data dapat dilakukan dengan

analisis grafik. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas adalah

dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan

distribusi kumulatif dari distribusi normal.33 Jika distribusi data residual

normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti

garis diagonalnya. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat

histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan:

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola disribusi normal,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

32
Imam Ghozali. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program (edisi ketujuh).
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2013). Hlm: 143
33
Ibid. Hlm. 160

49
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi

normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati

secara visual kelihatan normal, pada hal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh

sebab itu dianjurkan untuk menguji normalitas data dengan uji satistik

Kolmogorov Smirnov (K-S) yang dilakukan dengan membuat hipotesis nol

(Ho) untuk data berdistribusi normal dan hipotesis alternatif (Ha) untuk datta

berdistribusi tidak normal. Dengan uji statistik yaitu dengan menggunakan uji

statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov.

Hipotesis yang dikemukakan:

Ho = data residual berdistribusi normal (Asymp. Sig > 0,05)

Ha = data residual tidak berdistribusi normal (Asymp. Sig < 0,05)

1) Uji Linieritas

Uji lineritas bertujuan untuk melihat apakah spesifikasi model yang

digunakan sudah benar atau tidak. apakah fungsi yang digunakan dalam suatu

studi empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat atau kubik. Dengan uji

linearitas akan diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linear,

kuadrat atau kubik.

Dengan uji linearitas akan diperoleh informasi apakah model empiris

sebaiknya linear, kuadrat atau kubik. Salah satu cara untuk menguji apakah

spesifikasi model dalam bentuk linear atau tidak adalah dengan Uji Lagrange

Multiplier34, uji ini merupakan uji alternatif dari Ramsey Test dan

34
Imam Ghozali. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program (edisi ketujuh)”.
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2013).

50
dikembangkan oleh Engle tahun 1982. Estimasi dengan uji ini bertujuan

untuk mendapatkan 𝑐2 hitungan atau (𝑛 𝑥 𝑅 2 ). Langkah-langkah

pengujiannya:

a) Lakukan regresi dengan persamaan utama

Y = f (X1, X2,X3,............Xn)

b) Jika dianggap persamaan utama tersebut benar spesifikasinya, maka nilai

residualnya harus dihubungkan dengan nilai kuadrat variabel independen

dengan persamaan regresi:

Ut = b0 + b1 X12 + b2 X22+ bn Xn2.......+ bn Xn2

c) Dapatkan nilai 𝑅 2 untuk menghitung 𝑐 2 hitung.

d) Jika nilai c2 hitung >c2 tabel, maka hipotesis yang menyatakan model

linear ditolak.

2) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam

model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel bebas

(independen).35 Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel bebas (independen). Jika variabel independen saling

berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal

adalah variabel independen yang nilai korelasi antara sesama variabel

independen sama dengan nol. Uji Multikolinieritas dapat dilakukan dengan

melihat VIF (Variance Inflation Factors) dan nilai tolerance. Pengambilan

keputusan dengan melihat nilai tolerance:

a) Tidak terjadi Multikolinearitas, jika nilai tolerance lebih besar 0,10.

35
Ibid. Hlm. 105

51
b) Terjadi Multikolinearitas, jika nilai tolerance lebih kecil atau sama

dengan 0,10.

Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)

(1) Tidak terjadi Multikolinieritas, jika nilai VIF lebih kecil 10,00

(2) Terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih besar atau sama

dengan 10,00.

3) Uji Autokorelasi

Penguji asumsi berikutnya dalam model regresi linear adalah autokorelasi.


36
Ghozali , menjelaskan bahwa uji autokorelasi bertujuan untuk menguji

apakah ada korelasi antara variabel itu sendiri. Untuk menguji keberadaan

autokorelasi dalam penelitian ini digunakan metode Durbin-Watson test,

dimana dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai

berikut:

a) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

b) Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.

c) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

4) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali37, Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidak samaan varian dari residual atau

pengamatan kepengamatan lain. Jika varian dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedasitas. Model regresi yang

baik adalah yang homoskedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas.

36
Ibid. Hlm. 110
37
Ibid. Hlm. 139

52
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

adalah dengan uji park. Uji Park dilakukan dengan meregresikan semua

variabel bebas terhadap nilai Ln residual kuadrat (Ln e2). Jika terdapat

pengaruh variabel bebas yang signifikan terhadap nilai Ln persamaan yang

digunakan untuk uji hetersoskedastisitas dengan metode Park.

5) Analisis Jalur (Path Analysis)

Menurut Ghozali38, analisis jalur merupakan perluasan dari regresi linear

berganda. Analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir

hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya,

sedangkan menurut Noor39, analisis jalur (path analysis) adalah keterkaitan

hubungan/pengaruh antara variabel bebas, variabel intervening, dan variabel

terikat dimana penelitian mendifinisikan secara jelas bahwa suatu variabel akan

menjadi penyebab variabel lainnya yang bisa disajikan dalam bentuk diagram.

Teknik analisis jalur menggambarkan keterkaitan regresi berganda dengan

variabel yang hendak di ukur. Manurung40, menjelaskan bahwa, langkah-

langkah dalam analisis jalur dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Tahap I

Menentukan diagram jalurnya berdasarkan paradigma hubungan variabel

sebagai berikut:

38
Ibid. Hlm: 271
39
Juliansyah Noor. “Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah”. (Jakarta.
Penerbit Kencana Prenada Media Group.2011). hlm. 265.
40 P. R. Ratlan Manurung. “Analisis Jalur Path Analysis Teori dan Aplikasi dalam Riset Bisnis”.

(Jakarta. Penerbit Rineka Citra.2014). hlm. 2.

53
Gambar 3.2

Diagram Jalur Pengaruh Size terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur


Modal dan Profitabilitas sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2015-2017

Struktur Modal

Size Nilai Perusahaan

Profitabilitas

Tahap II

Menentukan persamaan struktural

Tahap III

Menganalisis dengan menggunakan SPSS, seperti langkah-langkah berikut

ini. Analisis ini terdiri dari dua langkah, yaitu analisis untuk substruktural

1 dan substruktural 2:

a) Analisis Substruktural

M (DER)

b) Tahap Menghitung Persamaan Regresi:

Implementasi hasil perhitungan SPSS berdasarkan nilai analisis

regresi dan menentukan persamaan struktural berdasarkan diagram

jalur yang ditentukan

54
c) Analisis Regresi

d) Mengetahui pengaruh Size Terhadap Struktur Modal

Untuk mengetahui besarnya pengaruh Size terhadap Struktur Modal

digunakan uji t. Untuk mengetahui besarnya pengaruh digunakan angka

beta atau standarized coefiecient. Langkah-langkah analisis dapat

dilakukan dengan cara:

(1) Menentukan hipotesis

(2) Mengetahui besarnya angka t-hitung

(3) Menghitung besarnya angka t-tabel dengan ketentuan taraf

signifikansi 0,005 dan dk = (n-2)

(4) Menentukan kriteria uji hipotesis:

(a) Jika t-hitung>t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

(b) Jika t-hitung>t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

1. Membandingkan angka taraf signifikansi (sig.)

dengan signifikansi 0,05, kriterianya sebagai berikut:

a. Jika sig. Penelitian<0,05, maka Ho ditolak dan

Ha diterima

b. Jika sig. Penelitian>0,05, maka Ho diterima dan

Ha ditolak

(5) Membuat keputusan

2. Analisis Substruktural

M (ROE) =

a. Tahap Menghitung Persamaan Regresi:

55
Implementasi hasil perhitungan SPSS berdasarkan nilai analisis

regresi dan menentukan persamaan struktural berdasarkan

diagram jalur yang ditentukan.

1) Analisis Regresi

a) Mengetahui pengaruh Size terhadap Profitabilitas

Untuk mengetahui besarnya pengaruh Size terhadap

Profitabilitas digunakan uji t. Untuk mengetahui besarnya

pengaruh digunakan angka beta atau standarized

coefiecient. Langkah-langkah analisis dapat dilakukan

dengan cara:

(1) Menentukan hipotesis

(2) Mengetahui besarnya angka t-hitung

(3) Menghitung besarnya angka t-tabel dengan

ketentuan taraf signifikansi 0,05 dan dk = (n-2)

(4) Menentukan kriteria uji hipotesis:

(a) Jika t-hitung>t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha

diterima

(b) Jika t-hitung>t-tabel, maka Ho diterima dan Ha

ditolak

b) Membandingkan angka taraf signifikansi (sig.)

dengan signifikansi 0,05, kriterianya sebagai berikut:

(a) Jika sig. Penelitian<0,05, maka Ho ditolak dan

Ha diterima

(b) Jika sig. Penelitian>0,05, maka Ho diterima dan

Ha ditolak

56
d. Membuat keputusan

3. Analisis Substruktural

Y = 𝛽𝐿𝑁𝑇𝐴 + 𝛽𝐷𝐸𝑅 + 𝛽𝑅𝑂𝐸 + 𝑒1

a. Tahap Menghitung Persamaan Regresi:

Implementasi hasil perhitungan SPSS berdasarkan nilai

analisis regresi dan menentukan persamaan struktural berdasarkan

diagram jalur yang ditentukan.

1) Analisis Regresi

a) Mengetahui pengaruh Size, DER, dan ROE, secara

simultan terhadap Nilai Perusahaan.

Untuk mengetahui pengaruh pengaruh Size, DER, dan

ROE, secara simultan adalah dari hasil perhitungan dalam

model summary, khususnya angka R square yang digunakan

untuk mengetahui besarnya pengaruh Logaritma Natural

Total Assets, DER, dan ROE terhadap Nilai Perusahaan

dengan cara menghitung koefisien determinasi (KD) dengan

menggunakan rumus:

KD = r2 x 100%

Untuk mengetahui kelayakan model regresi sudah benar

atau salah, diperlukan uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan

dengan menggunakan angka F. Pengujian dapat dilakukan

dengan dua cara:

(1) Membandingkan besarnya angka F-hitung dengan F-

tabel

(2) Menghitung F-hitung

57
(3) Menghitung F-tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (dk) dengan

ketentuan numerator (Jumlah variabel – 1) dan

denumerator (jumlah kasus-4)

(4) Menentukan kriteria uji hipotesis sebagai berikut:

(a) Jika F-hitung < F-tabel, maka Ho ditolak dan Ha

diterima

(b) Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho diterima dan Ha

ditolak

(5) Mengambil keputusan.

Membandingkan angka taraf signifikansi (sig) dengan

signifikansi 0,005.

1) Jika sig. Penelitian < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha

diterima

2) Jika sig. Penelitian > 0,05, maka Ho diterima dan

Ha ditolak

b) Mengetahui pengaruh pengaruh Size, DER, dan ROE, secara

parsial

Untuk mengetahui besarnya pengaruh Ukuran Perusahaan,

DER, dan ROE terhadap Nilai Perusahaan digunakan uji t. Untuk

mengetahui besarnya pengaruh digunakan angka beta atau

standarized coefiecient. Langkah-langkah analisis dapat dilakukan

dengan cara:

(1) Mengetahui hipotesis

(2) Mengetahui besarnya angka t-hitung

58
(3) Menghitung besarnya angka t-tabel dengan ketentuan taraf

signifikan 0,05 dan dk = (n-2)

(4) Menentukan kriteria uji hipotesis:

(a) Jika F-hitung < F-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

(b) Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

(5) Membandingkan angka taraf signifikan (sig). Dengan

signifikansi 0,05, kriterianya sebagai berikut:

a. Jika sig. Penelitian < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima

b. Jika sig. Penelitian > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak

(6) Membuat keputusan.

6. Uji Koefisien Determinasi (uji f dan uji t)

Uji f dikenal dengan uji serentak atau uji model/uji Anova, yaitu uji untuk

melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-

sama terhadap variabel terikatnya. Atau untuk menguji apakah model regresi

yang kita buat baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan. Dalam artikel

ini dijelaskan tentang uji f dan uji t dalam penelitian. Jika model signifikan

maka model bisa digunakan untuk prediksi/peramalan, sebaliknya jika

non/tidak signifikan maka model regresi tidak bisa digunakan untuk

peramalan.

a. Uji f

Uji f digunakan untuk menguji adanya pengaruh secara simultan atau

serempak dengan signifikan antara variabel bebas yaitu Size (X1) dan

Nilai Perusahaan (Y). Hasil uji f digunakan sebagai alat untuk

menyimpulkan apakah hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima atau

59
ditolak. Langkah-langkah yang dilakukan dengan uji f ini adalah sebagai

berikut:

1) Merumuskan hipotesis secara statistik

2) Menentukan level of significance sebesar 95% dan tingkat

kesalahan meramal 0,05 pengujian 1 arah dengan derajat kebebasan

: df = n–k-l

3) Mengadakan uji f dengan kriteria pengujian

b. Uji t

Uji t dilakukan untuk menguji variabel- variabel bebas terhadap

variabel tergantung secara parsial / bagian. Langkah-langkah pengujian:

1) Merumuskan hipotesis secara statistik.

2) Tingkat nyata yang digunakan sebesar 5% pada pengujian 2 arah

dengan derajat kebebasan : df = n-k-l

3) Kriteria pengujian untuk membandingkan antara t hitung dan t

tabel maka dipergunakan :

Apabila t hitung (-)>t tabel >hitung (+) maka Ho diterima dan Hi

ditolak berarti pengaruh Size secara parsial tidak mempunyai pengaruh

signifikan terhadap Nilai Perusahaan

Apabila t hitung (-) <t tabel <t hitung (+) maka Ho ditolak dan Hi

diterima berarti pengaruh Size secara parsial mempunyai pengaruh

signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

H. Prosedur Analisis Variabel Mediasi (Versi Baron dan Kenny, 1986)

60
41
Analisis variabel mediasi Baron dan Kenny , yang lebih dikenal dengan

strategy causal step, memiliki tiga persamaan regresi yang harus diestimasi

yaitu:

1. Persamaan regresi sederhana variabel mediator (M) pada variabel

independen (X) yang diharapkan variabel independen signifikan

mempengaruhi variabel mediator, jadi koefisien a ≠ 0.

2. Persamaan regresi sederhana variabel dependen (Y) pada variabel

independen (X) yang diharapkan variabel independen harus signifikan

mempengaruhi variabel, jadi koefisien c ≠ 0.

3. Persamaan regresi berganda variabel dependen (Y) pada variabel

independen (X) dan mediator (M) yang diharapkan variabel mediator

signifikan mempengaruhi variabel dependen, jadi koefisien b ≠ 0.

Mediasi terjadi jika pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen lebih rendah pada persamaan ketiga (c') dibandingkan pada

persamaan kedua (c).

Sebenarnya koefisien a dan b signifikan sudah cukup untuk

menunjukkan adanya mediasi, meskipun c tidak signifikan. Sehingga

tahap esensial dalam pengujian mediasional adalah step 1 dan step 3. Jadi

(1) variabel independen mempengaruhi mediator dan (2) mediator

mempengaruhi dependen meskipun independen tidak mempengaruhi

dependen. Bila step 1 dan step 3 terpenuhi dan koefisien c tidak signifikan

(c = 0) maka terjadi perfect atau complete atau full mediation. Bila

41 R. M. Baron and Kenny, D. A.. “The Moderator-Mediator Variable Distinction in Social


Psychological Research: Conceptual, Strategic, and Statistical Considerations”. (Journal of
Personality and Social Psychology. Vol. 51, No. 6, 1173-1182. American Psychological Association,
Inc. 1986)

61
koefisien 𝑐 ′ berkurang namun tetap signifikan (𝑐 ′ ≠ 0) maka dinyatakan

terjadi partial mediation 42.

Ada tiga model analisis yang melibatkan variabel mediator, yaitu

sebagai berikut:

a. Perfect atau Complete atau Full Mediation, artinya variabel

independen tidak mampu memengaruhi secara signifikan variabel

dependen tanpa melalui variabel mediator.

b. Partial Mediation, artinya variabel independen mampu

memengaruhi secara langsung variabel dependen maupun tidak

langsung dengan melibatkan variabel mediator.

c. Unmediated, artinya variabel independen mampu memengaruhi

secara langsung variabel dependen tanpa melibatkan variabel

mediator.

Baron dan Kenny43 menjelaskan prosedur analisis variabel

mediator secara sederhana melalui analisis regresi. Kita dapat melakukan

analisis regresi sebanyak empat kali.

1) X memprediksi Y

Analisis regresi ini akan menghasilkan nilai estimator

prediktor (di SPSS simbolnya juga B). Kita namakan nilai ini

dengan rumus jalur-c. Jalur ini nilainya diharapkan signifikan (P

< α = 0,05).

2) X memprediksi M

42
K. J. Preacher, D. D. Rucker, and A. F. Hayes. “Addressing Moderated Mediation
Hypotheses: Theory, Methods, and Prescriptions”. (Multivariate Behavioral Research, 42(1), 185–
227. Lawrence Erlbaum Associates, Inc. 2007).
43
Baron, R. M and Kenny, D. A., 1986.Loc. Cit.

62
Analisis regresi ini akan menghasilkan nilai estimator

prediktor (di SPSS simbolnya juga B). Kita namakan nilai ini

dengan rumus jalur-a. Jalur ini nilainya juga diharapkan signifikan

(P < α = 0,05).

3) M memprediksi Y (mengestimasi DV dengan mengendalikan

IV)

Sekarang kita menganalisis efek M dan X terhadap Y.

Masukkan X dan M sebagai prediktor terhadap Y. Analisis regresi

ini akan menghasilkan dua nilai estimasi prediktor dari M dan X.

Prediksi nilai M terhadap Y kita namakan jalur-b, sedangkan

prediksi X terhadap Y kita namakan jalur c’. Jalur-b nilainya

diharapkan signifikan, sedangkan jalur-c’ nilainya diharapkan tidak

signifikan.

Jadi empat tahapan prosedur analisisnya, yaitu:

a) Mengestimasi jalur-c: meregres Y dengan X sebagai prediktor

b) Mengestimasi jalur-a: meregres M dengan X sebagai prediktor

c) Mengestimasi jalur-b: meregres Y dengan M sebagai prediktor

d) Mengestimasi jalur-c’: meregres Y dengan X dan M sebagai

prediktor

Intinya menurut Baron dan Kenny44, sebuah variabel dapat

dikatakan menjadi mediator jika hasilnya:

(1) Jalur-c: signifikan

(2) Jalur-a: signifikan

(3) Jalur-b: signifikan

44
Ibid

63
(4) Jalur-c’: tidak signifikan

Selain itu pengujian variabel mediator dapat dilakukan dengan

menggunakan teknik bootstrapping. Bootstrapping adalah pendekatan non

parametrik yang tidak mengasumsikan bentuk distribusi variabel dan dapat

diaplikasikan pada jumlah sampel kecil. Preacher dan Hayes45 telah

mengembangkan uji sobel dan Bootstrapping dalam bentuk script SPSS

dengan ketentuan nilai z-value > 1,96 atau p-value < α = 0,05. Pengujian

uji sobel dapat dilakukan dengan empat tahap yaitu:

(a) Melihat koefisien antara variabel independen dan mediator

(koefisien A)

(b) Melihat koefisien antara variabel mediator dan dependen

(koefisien B)

(c) Melihat standar eror dari A

(d) Melihat standar eror dari B

I. Perhitungan Pengaruh

1. Pengaruh langsung (Direct Effect atau DE)

a. Pengaruh variabel Size terhadap Struktur Modal

X1 → M (DER)

b. Pengaruh Variabel Size terhadap Profitabilitas

X2 → M (ROE)

c. Pengaruh Variabel Size terhadap Nilai Perusahaan

Y1 → Y

d. Pengaruh Variabel Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

M (DER) →Y

45
K. J. Preacher, D. D. Rucker, and A. F. Hayes. 2007. Loc. Cit

64
e. Pengaruh Variabel Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

M (ROE) → Y

2. Pengaruh tidak langsung (Inderect Effect atau IE)

a. Pengaruh variabel Size terhadap Nilai Perusahaan melalui Struktur

Modal

X1→ 𝑀(𝐷𝐸𝑅) → Y

b. Pengaruh variabel Size terhadap Nilai Perusahaan melalui

Profitabilitas

X2 → 𝑀(𝑅𝑂𝐸) → Y

3. Pengaruh total (Total Effect)

a. Pengaruh variabel Size terhadap Nilai Perusahaan melalui Struktur

Modal

X1 → 𝑀(𝐷𝐸𝑅) → Y

b. Pengaruh variabel Size terhadap Nilai Perusahaan melalui

Profitabilitas

X2 → 𝑀(𝑅𝑂𝐸) → Y

J. Metode Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda bertujuan untuk menganalisis pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Metode analisis statistik

ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel

independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen. Namun model

regresinya berubah dikarenakan terdapat beberapa uji asumsi klasik yang

tidak sesuai residualnya, sehingga variabel dependen dan independen

ditranformasi terlebih dahulu menjadi bentuk logaritma natural (Ln),

analisis regresi berganda dengan menggunakan SPSS.

65
DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robbert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Mediasoft: Indonesia,
dalam Budi Wahyu Mahardhika, Anita Roosmawarni (Analisis
Karakteristik Perusahaan yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2010-2014). Juli 2016

Brealey R. A., Myers S. C., Marcus A. J., 2013. Fundamentals of Corporate


Finance 7th Ed. New York-Mc Graw Hill.

Eka Indriyani.2017. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap


Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu Akuntansi Vol. 10 (2).

Entis Haryadi. 2016. Pengaruh Size Perusahaan, Keputusan Pendanaan,


Profitabilitas, dan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal
Akuntansi Vol. 3 No. 2.
Grandy Tarima, Tommy Parengkuan, 2016. Pengaruh Profitabilitas, Keputusan
Investasi dan Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI periode 2011-2014. Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi Vol. 16 No. 04.

Hansen, Verawati dan Juniarti. 2014. Pengaruh Family Control, Size, Sales
Growth dan Leverage terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada
Sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi. Journal Business Accounting
Review, 2(1).

Ilham Thaib, Acong Dewantoro. 2017. Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas


terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal dengan Variabel
Intervening. Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi Vol. 1 No.
1.
Imam Ghozali. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program (edisi ketujuh).
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2013).

Jusuf anwar dalam Danti Kristanti Natalia, 2015. Perlindungan Hukum terhadap
Pemodal Akibat Praktik Manipulasi Pasar pada transaksi di Bursa Efek.
K. J. Preacher, D. D. Rucker, and A. F. Hayes. “Addressing Moderated Mediation
Hypotheses: Theory, Methods, and Prescriptions”. (Multivariate
Behavioral Research, 42 (1), 185–227. Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
2007).

Kuncoro, Mudrajat. “Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi untuk Bisnis


Ekonomi”. (Yogyakarta: UPP STIM YKPN. 2007).

66
Niresh J. Aloy dan T. Velnampy. 2014. Firm Sizeand Profitability : A studyof
Listed Manufacturing Firms in Sri Lanka. International Journal of
Business and Management 9 (4).
Noor, Juliansyah. “Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah”. (Jakarta. Penerbit Kencana Prenada Media Group.2011).

Pertiwi, Tria Yunnara Kusuma and , Drs. Sri Padmantyo, MBA. (2016). Pengaruh
Profitabilitas, Kebijakan Hutang Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap
Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011-2013)

Rachmawati, Eka Nuraini, Purwanti, Siska Veronika. 2016. Pengaruh Ukuran


Perusahaan, DER, Rating Bond, dan Maturitas terhadap Yield Obligasi
pada sektor Perbankan yang terdaftar di BEI. Jurnal Ilmu Manajemen,
Universitas Muhammadiyah Palembang. Vol. 5 No. 2. Hal. 186-199.
Ratlan Manurung, P.R. “Analisis Jalur Path Analysis Teori dan Aplikasi dalam
Riset Bisnis”. (Jakarta. Penerbit Rineka Citra.2014).

Regina Rumondor, Maryam Mangantar, Jacky S. B. Sumarauw. 2015. Pengaruh


Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Resiko Perusahaan terhadap
Nilai Perusahaan pada sub sektor plastik dan pengemasan di BEI. Jurnal
EMBA, Vol. 3 No. 3. Hal. 10
Ridho Tanso Rikalmi, Seto Sulaksono Adi Wibowo. Pengaruh Ukuran
Perusahaan dan Modal Kerja terhadap Profitabilitas Perusahaan. Jurnal
Jurusan Manajemen Bisnis Politeknik Negeri Batam. Hal. 6.
Riyanto B. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi ke-4. Yogyakrta:
BPFE

R. M. Baron and Kenny, D. A.. “The Moderator-Mediator Variable Distinction in


Social Psychological Research: Conceptual, Strategic, and Statistical
Considerations”. (Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 51,
No. 6, 1173-1182. American Psychological Association, Inc. 1986)

Ross S.A. 1977. The Determination of Financial Structure: The Insentive


Signalling Approach. Journal of Economics 8(1).
Sofyan Yamin dan Heri Kurniawan. “Generasi Baru Mengelola Data Penelitian
dengan Partial Least Path Modeling”. (Jakarta: Salemba Empat. 2011).
Sri Hermuningsih. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Size terhadap Nilai Perusahaan
dengan Struktur Modal sebagai Variabel Intervening. Jurnal Siasat Bisnis
Vol. 6. No. 2. Hal. 232-242.
Sukirni D. 2012. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan
Hutang, dan Kebijkan Deviden Analisis terhadap Nilai Perusahaan.
Accounting Analysis Journal, 1 (2).

67
Weston, Copeland. 2002. Manajemen Keuangan Edisi ke-8. Jakarta: Bina Rupa
Aksara

Yangs Analisa. (2011). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas,


dan Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi Universitas
Diponegoro, Semarang.

Yuliana, Dinnul Alfian Akbar, Rinin Aprillia. Pengaruh Struktur Modal dan ROE
Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Pertanian Di BEI .
Jurnal Akuntansi S1 STIE MDP. Hal. 9.

68

Anda mungkin juga menyukai