Anda di halaman 1dari 22

SKRIPSI

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP HARGA


SAHAM DENGAN NILAI PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MEDIASI YANG TERDAFTAR DI
BEI
“Sub Sektor Perusahaan Manufaktur Tahun 2019-2022”
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:
Erisa Susanti
2019008145

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
TAHUN 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia yang semakin pesat di berbagai bidang memberikan
dampak pada perekonomian Indonesia saat ini, dimana semakin berkembang pesat
menuju ke arah yang lebih baik. Perkembangan ini dibuktikan dengan semakin
mudahnya melakukan kegiatan transaksi dalam mengembangkan perekonomian di
Indonesia. Tujuan utama perusahaan tersebut yaitu meningkatkan kesejahteraan
pemilik perusahaan berdasarkan peningkatan nilai perusahaan, hal ini tercermin
dari harga saham sebagai bentuk komitmen atas uang atau sumber daya lain agar
mendapatkan keuntungan di masa depan. Pesatnya ekonomi global saat ini
menimbulkan ketatnya persaingan usaha yang memiliki keunggulan. Perusahaan
didirikan guna menciptakan nilai tambah, terutama dalam menghasilkan prinsip
ekonomi, umumnya tidak hanya berorientasi pada pencapaian laba maksimal,
tetapi berusaha meningkatkan nilai perusahaan dan kemakmuran pemiliknya serta
meningkatkan kepercayaan pasar pada prospek perusahaan dimasa akan
mendatang.

Pasar modal memiliki peran peting bagi perekonomian di Indonesia. Pasar


modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan
jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas
(saham), reksa dan dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar
modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain
(misalnya pemerintah) dan sebagai sarana berinvestasi. Pasar modal memiliki
fungsi, yaitu sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi
perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Berbagai
kalangan masyarakat di Indonesia sekarang ini sangat tertarik untuk ikut serta
dalam perdagangan saham. Hal ini terbukti dari pertumbuhan jumlah investor
selama tahun 2018 tercatat sebanyak 200.935 Single Investor Indentifacation
(SID). Tingkat investor juga mengalami kenaikan, maka diperlukan pemahaman
sebelum berinvestasi agar hasil dari modal yang diinvestasikan memberikan
keuntungan.
Selain itu instrumen keuangan jangka panjang yang banyak diminati
adalah jual beli saham. Semakin tinggi saham maka saham yang dimiliki semakin
besar dan juga kekuasaan di perusahaan tersebut. Keuntungan dari saham dikenal
dengan dividen dan dibaginya berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham. Harga
saham yaitu harga yang berasal dari hubungan penjual dan pembeli saham dengan
latar belakang adanya keuntungan dari perusahaan. Harga saham yang
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) cenderung flukuatif. Naik
turunnya harga saham bisa ditentukan dari beberapa faktor antara lain kebijakan
pemerintah, fluktuasi kurs mata uang, kondisi fundamental ekonomi dan
proyeksi kinerja perusahaan pada masa mendatang. Ukuran perusahaan dapat
dihitung dengan jumlah asset perusahan dengan memakai perhitungan nilai
logaritma jumlah asset. Perusahaan yang memiliki total aktiva atau total asset
besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan
dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki
prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama. Hal ini menunjukan
bahwa semakin tinggi jumlah investasi perusahaan akan mengakibatkan laba
perusahaan meningkat. Dengan meningkatnya laba, maka akan meningkatkan nilai
perusahaan

Perusahaan yang memiliki total asset besar menunjukkan bahwa


perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus
kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam
jangka waktu yang relative lama. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi
jumlah investasi perusahaan akan mengakibatkan laba perusahaan meningkat.
Dengan meningkatnya laba, maka akan meningkatkan nilai perusahaan.

Di setiap perusahaan tentu ada beberapa poin penting untuk menunjukkan


bahwa perusahaan tersebut mengalami keuntungan atau tidak. Selain beberapa hal
yang sudah di uraikan diatas. Kondisi keeuangaan dapat dilihat dari profitabilitas
dan lavearge. Pada dasarnya, tidak semua perusahaan berhasil meningkatkan nilai
perusahaan. Hal tersebut disebabkan pihak manajemen bukan merupakan para
pemegang saham. Pada saat mereka memberikan kepercayaan pengelolaan
perusahaan kepada pihak lain, maka para pemilik saham akan mengharapkan
manajemen akan berusaha mengerahkan semua tenaga untuk meningkatkan
kemakmuran nilai perusahaan, yang pada akhirnya meningkatkan bagi pemegang
saham. Para pemegang saham akan membayar jasa profesional untuk lebih
memperhatikan kepentingan para pemegang saham yaitu kesejahteraan para
pemegang saham.

Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara


tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu
dengan lainnya. Perusahaan selalu mengharapkan profitabilitas yang tinggi, oleh
karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya profitabilitas, antara lain perputaran kas, perputaran piutang, dan
perputaran persediaan. Tujuan rasio ini agar kemampuan perusahaan dapat
diketahui dalam memperoleh laba selama periode tertentu, selain itu rasio ini
berguna untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan
operasional perusahaan.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan industri manufaktur yang


terdapat di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2022. Alasan peneliti menggunakan
perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur merupakan industri yang
memiliki skala besar daripada perusahaan lain, jadi peneliti dapat membandingkan
antara perusahaan satu dengan lainnya. Perusahaan ini juga mempunyai saham
yang tahan terhadap krisis ekonomi. Karena sebagian besar produk manufaktur
selalu dibutuhkan, artinya kecil kemungkinan bisa rugi.

Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan kesejahteraan pemilik


perusahaan yang ditunjukan dari peningkatan nilai perusahaan dan tercermin dari
harga sahamnya. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan pemilik
perusahaan, karena nilai yang tinggi mencerminkan bahwa kemakmuran pemegang
saham juga tinggi. Rasio penilaian merupakan suatu rasio yang terkait dengan
penilaian kinerja saham perusahaan yang telah diperdagangkan dipasar modal.
Pengukuran nilai perusahaan menggambarkan bagaimana keadaan saham suatu
perusahaan yang dapat dinilai oleh investor.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan industri manufaktur yang


terdapat di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2022. Alasan peneliti menggunakan
perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur merupakan industri yang
memiliki skala besar daripada perusahaan lain, jadi peneliti dapat membandingkan
antara perusahaan satu dengan lainnya. Perusahaan ini juga mempunyai saham
yang tahan terhadap krisis ekonomi. Karena sebagian besar produk manufaktur
selalu dibutuhkan, artinya kecil kemungkinan bisa rugi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah
pada penelitian ini yaitu:

1. Ukuran prusahaan, profitabiltas, dan lavearge berpengaruh terhadap nilai


perusahaan?

2. Apakah ukuran perusahaan, profitabilotas, lavearge, dan nilai perusahaan


berpengaruh terhadap harga saham?

3. Apakah ukuruan perusahaan, profitabiltas dan lavearge berpengaruh terhadap


harga saham dengan nilai perusahaan sebagai variabel mediasi?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan Rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan
penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan lavearge
terhadap nilai perusahaan.
2. Untuk mengethui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, lavearge dan nilai
perusahaan terhadap harga saham.
3. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan lavearge
terhadap harga saham dengan nilai perusahaan sebagai variabel mediasi.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian dilakukan dengan harapan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Manfaat bagi penulis diharapkan dapat memperluas pengetahuan dalam
menganalisa penganalisisan pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas,
dan lavearge terhadap harga saham dengan nilai perusahaan sebagai
variabel mediasi.
2. Bagi Akademisi
Manfaat bagi akdemisi diharapkan dapat memberikan infromasi dan
pengethaun tambahan bagi mahasiswa mengenai ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan lavearge terhadap harga saham dengan nilai perusahaan
sebagai variabel mediasi. Selain itu dengan rujukkan atau referensi untuk
penelitian selanjutnya agar lebih dikembangkan baik dalam pemilihan
variabel dan objek yang berbeda.
3. Bagi Investor
Manfaat bagi investor diharapkan dapat memberi sumber infromasi
sebelum mengambil keputusan dalam berinvestasi, sehingga dapat
meminimalisir resiko yang akan dihadapi. Dengan begitu calon investor
dapat mengambil keputusan yang tepat sehingga dapat mengoptimalkan
return yang diharapkan.
4. Bagi Perusahaan
Manfaat bagi perusahaan diharapkan dapat sebagai sumber infromasi
sebelum mengambil keputusan dan membuat kebijakkan yang akan
dilakukan dimasa mendatang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Terdahulu


2.1.1 Agency Theory (Teori Keagenan)
Masalah Keagenan tidak akan muncul karena pemiliki perusahaan adalah
juga sebagai manajer perusahaan. Dengan demikian tidak mungkin terjadi
perbedaan antara pemilik dan manajer. Pada perusahaan yang berbentuk
perseroan, biasanya telah dilakukan pemisahan antara pemilik perusahaan
dengan manajer perusahaan. Pemilik atau pemegang saham adalah yang
menyertakan modal ke dalam perusahaan, sedangkan manajer adalah pihak yang
ditunjuk pemilik dan diberi wewenang mengambil keputusan dalam mengelola
perusahaan.
Karena adanya pemisahan di antara pihak pemilik dan pihak pengelola
(manajemen), tidak bisa dihindari adanya kemungkinan perbedaan kepentingan
antara pemilik dengan pihak manajemen. Secara umum biaya keagenan diartikan
sebagai biaya yang timbul karena adanya konflik kepentingan antara pemilik
perusahaan dan manajemen. Biaya keagenan dapat bersifat tidak langsung seperti
hilangnya kesempatan memperoleh keuntungan dan biaya yang bersifat
langsung.
Biaya yang bersifat langsung dapat berupa pengeluaran perusahaan yang
bermanfaat bagi manajemen tetapi merupakan biaya bagi pemegang saham.
Selain itu berupa pengeluaran biaya terkait dengan kebutuhan untuk pengawasan
atau monitoring terhadap pihak manajemen. Agar pihak manajemen bertindak
sejalan dengan kepentingan pemilik perusahaan, ukuran perusahaan, leverage,
likuiditas, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020. Dapat
menjamin pihak manajemen akan membuat keputusan yang optimal hanya jika
diberikan insentif yang cukup memadai dan manajemen merupakan pihak yang
minoritas.
2.1.2 Ukuran Perusahaan
Menurut Suwito dan Herawati (2005) ukuran perusahaan adalah ukuran yang

dipakai dalam mencerminkan besar kecilnya perusahaan yang di dasarkan pada asset

yang ada pada perusahaan, Log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Jika perusahaan
memiliki total asset yang besar, pihak manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan

asset yang ada di perusahaan tersebut. Perusahaan dengan ukuran asset yang besar

memiliki akses lebih luas untuk mendapat sumber dana dari luar, sehingga untuk

memperoleh pinjaman menjadi lebih besar untuk memenangkan persaingan atau

bertahan dalam industri (Lisa dan Jogi,2013).

Tingkat kepercayaan investor juga dapat di ukur melalui ukuran perusahaan.

Semakin besar perusahaan, maka akan semakin dikenal oleh masyarakat yang artinya

semakin mudah untuk mendapatkan informasi yang akan meningkatkan nilai

perusahaan. Bahkan perusahaan besar yang memiliki total aktiva yang tinggi akan

membuat investor tertatik untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan tersebut.

Ukuran perusahaan dapat di ukur dengan menggunakan logaritma natural dari total

asset perusahaan ( Ramadan, 2012 dalam Novari dan lestari,2016).

2.1.3 Profitabilitas
Profitabilitas yang tinggi dari suatu perusahaan membuatnya lebih
kompetetif antar perusahaan. Perusahaan yang menghasilkan profit tinggi akan
membuka lini atau cabang baru, kemudian menambah atau memulai investasi
baru yang terkait dengan perusahaan induk Menurut (Kasmir 2019:11).
Profitabilitas adalah rasio utama dalam sebuah laporan keuangan perusahaan,
karena tujuan utama perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang maksimal,
rasio profitabilitas digunakan untuk melihat seberapa besar efektif perusahaan
dalam mencapai tujuannya. Rasio profitabilitas sering digunakan tidak hanya
untuk manajemen operasional, tetapi juga untuk pengambilan keputusan investor
dan kreditor. Bagi investor, keuntungan adalah satu-satunya ukuran perubahan
nilai efek suatu perusahaan. Bagi kreditor, laba merupakan ukuran arus kas
operasi yang nantinya dapat digunakan sebagai sumber pembayaran bunga dan
pokok pinjaman.
Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu.
Menurut Hery (2020: 193) menyatakan bahwa Return On Assets (ROA)
merupakan rasio yang menunjukkan pentingnya kontribusi aset terhadap
perolehan laba bersih. terdapat beberapa cara untuk mengukur besar kecilnya
profitabilitas, yaitu:
1. Return on Assets (ROA) = Earning After Taxes / Total Assets
ROA menunjukan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh
aktiva yang miliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini penting
bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi efektifitas dan efisiensi
manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan.
semakin besar ROA, berarti semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan
atau dengan kata lain jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan laba yang
lebih besar, dan sebaliknya.
2. Return on Equity (ROE) = Earning After Taxes / Total Equity
ROE menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan.
ratio ini penting bagi pihak pemegang saham, untuk mengetahui efektifitas
dan efisiensi pengelolaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak
manajemen perusahaan. semakin tinggi ratio ini berarti semakin efisien
penggunaan modal sendiri yang dilakukan pihak manajemen perusahaan.
3. Profit Margin Ratio
Profit margin ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dengan menggunakan penjualan yang dicapai
perusahaan. semakin tinggi rasio ini menunjukan perusahaan semakin efisien
dalam menjalankan operasinya.
Profit Margin Ratio dibedakan menjadi:
a. Net Profit Margin (NPM) = Earning After Taxes / Sales
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
bersih dari penjualan yang dilakukan perusahaan. Rasio ini mencerminkan
efisiensi seluruh bagian, yaitu produksi, personalia, pemasaran, dan keuangan
yang ada dalam perusahaan.
b. Operating Profit Margin (OPM) = Earning Before Interest and Taxes /
Sales
Rasio ini mengukur kemampuan untuk menghasilkan laba sebelum bunga
dan pajak dengan penjualan yang dicapai perusahaan. Rasio ini menunjukan
efisiensi bagian produksi, personalia, serta pemasaran dalam menghasilkan
laba.
c. Gross profit Magrin (GPM) = Gross Profit / Sales
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
kotor dengan penjualan yang dilakukan perusahaan. Rasio ini
menggambarkan efisiensi yang dicapai bagian produksi.

2.1.4 Laverage
Laverage merupakan kebijakan pendanaan yang telah diputuskan oleh
perusahaan dalam membiayai perusahaannya menggunakan sumber hutang
(Utami dan Nurweni 2021). Perusahaan yang menggunakan hutang mempunyai
kewajiban atas beban pokok pinjaman yang telah disepakati (Massie dkk, 2018).
Penggunaan hutang yang cukup banyak memiliki risiko yang cukup besar,
sehingga perusahaan harus memperhatikan betul bagaimana kemampuannya
dalam menghasilkan laba (Sinuraya dan Dillak, 2021). Sedangkan menurut
(Yudha dkk, 2021) leverage atau rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari hutang yang dimiliki. Jika leverage
atau rasio solvabilitas mengalami peningkatan maka kesempatan perusahaan
untuk memperoleh laba yang besar akan semakin sulit sehingga dapat
menyebabkan penurunan pada nilai perusahaan, hal tersebut mempengaruhi
minat investor dalam menanamkan dananya ke dalam perusahaan. (Anni’Mah
dkk, 2020).
Laverage timbul karena perusahaan dalam operasinya menggunakan
aktiva dan sumber dana yang menimbulkan beban tetap bagi perusahaan.
Penggunaan aktiva yang menimbulkan beban tetap disebut dengan operating
leverage, sedangkan penggunaan dana dengan beban tetap disebut financial
leverage. Menurunnya minat investor pada saham perusahaan akan berpengaruh
pada prospek perusahaan dimasa mendatang, yang menyebabkan semakin
besarnya tingkat hutang maka prioritas perusahaan untuk membayar dividen
akan semakin kecil dikarenakan adanya kewajiban perusahaan yang harus
dipenuhi (Kolamban dkk, 2020).
1. Debt to Total Assets Ratio = Total Debt / Total Asset
Debt ratio ini mengukur proporsi dana yang bersumber dari utang untuk
membiayai aktiva perusahaan. semakin besar rasio ini menunjukan porsi
penggunaan utang dalam membiayai investasi pada aktiva semakin besar, yang
berarti pula risiko keuangan perusahaan meningkat dan sebaliknya.
2. Debt to Equity Ratio = Total Debt / Total Equity
Debt to equity ratio adalah rasio yang membandingkan antar hutang
terhadap ekuitas. semakin besar rasio ini menunjukan porsi penggunaan utang
dalam membiayai ekuitas semakin besar, maka risiko keuangan
perusahaanbmeningkat dan sebaliknya. Semakin rendah debt equity maka
semakin baik karena aman bagi kreditor saat likuidasi.
3. Times interest ratio = EBIT / Interest
Times interest ratio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
beban tetap berupa bunga dengan menggunakan EBIT (Earning Before Interest
and Taxes). Semakin besar rasio ini berarti kemampuan perusahan untuk
membayar bunga semakin baik. Dan peluang untuk mendapatkan tambahan
pinjaman juga semakin tinggi.
4. Cash coverage ratio = (EBIT + Depreciation) / Interest
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dengan menggunakan EBIT
ditambah dana dari depresiasi untuk membayar bunga. Semakin besar rasio ini
menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga. Semakin besar
rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga semakin
tinggi, dengan demikian peluang untuk mendapatlan pinjaman baru juga semakin
besar.
5. Long-term debt to equity ratio = Long-term debt / Equity
Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan dalam
mengukur seberapa besar modal perusahaan yang dimiliki untuk dijadikan
jaminan dalam melunasi hutang jangka panjang (Riskiana dan Nurhayati, 2021).

2.1.5 Harga Saham


Harga saham adalah uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan bukti
penyertaan atau kepemilikan suatu perusahaan. Di pasar sekunder atau dalam aktivitas
perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa
kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya
permintaan (demand) dan penawaran (supply) atas saham tersebut. Supply dan demand
tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik faktor yang sifatnya spesifik atas
saham tersebut seperti kinerja perusahaan serta industry di mana perusahaan tersebut
bergerak, maupun faktor yang sifaftnya makro seperti kondisi ekonomi negara, kondisi
sosial dan politik, maupun rumor-rumor yang berkembang.
Pembahasan mengenai aktivitas perdagangan saham, terdapat beberapa istilah
terkait dengan harga saham antara lain: price, menunjukan harga pada penutupan hari
sebelumnya. Open atau opening price, menunjukan harga pertama kali pada saat
pembukaan sesi I perdagangan. High atau Highest price, menunjukan harga tertinggi
pada suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut. Low atau
lowest Price, menunjukan harga terendah atas suatu saham yang terjadi sepanjang
perdagangan pada hari tersebut. Last Price menunjukan selisih antara harga pembukaan
dengan harga penutupan suatu saham.
Fluktuasi harga saham ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam
memperoleh keuntungan (profit). Apabila keuntungan yang diperoleh perusahaan
relative tinggi, maka sangat mungkin deviden yang dibayarkan relatif tinggi, akan
berpengaruh positif terhadap harga saham dibursa, dan investor akan tertarik untuk
membelinya. Akibatnya permintaan akan saham tersebut meningkat, pada akhirnya
harga saham pun juga meningkat. Selembar saham mempunyai nilai harga. Harga saham
dibedakan sebagai beikut:
a. Harga Nominal
Harga nominal adalah harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang
diterapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.
Besarnya harga nominal memberikan arti penting karena deviden yang
dibayarkan saham biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

b. Harga Perdana
Harga perdana adalah harga pada waktu saham tersebut dicatat dibursa
efek dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana yang disebut
dengan IPO (Initial Public Offering). Harga saham pada pasar perdana biasanya
ditetapkan oleh penjamin emisi (Underwriter) dan perusahaan public yang
terdaftar dibursa (Emiten). Pada kasus tertentu, apabila saham yang dijual
memiliki permintaan yang lebih banyak dari saham yang tersedia
(oversubscribed) maka harga sahamnya tidak seperti angka yang tertera di
sertifikat saham (nominal).
c. Harga Pasar
Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor
yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan dalam bursa efek.
Transaksi disini sama sekali tidak lagi melibatkan eniten dan penjamin emisi.
Harga inilah yang disebut sebagai harga dipasar sekunder dan merupakan harga
yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi
dipasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga antara investor dengan
perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabatr atau
media lainya adalah harga pasar yang tercatat pada waktu penutupan(closing
price) akltivitas dibursa efek Indonesia yang akan digunakan sebagai harga
saham pembukaan keesokan harinya saat pembukaan bursa.

2.1.6 Nilai Perusahaan


Nilai perusahaan adalah persepsi pihak investor terhadap tingkat
keberhasilan suatu perusahaan yang berkaitan erat dengan harga saham (Fauzi
dan Aji, 2018). Kenaikan harga saham suatu perusahaan akan diikuti oleh
naiknya nilai perusahaan yang akan berdampak pada kemakmuran pemegang
saham (Maryam dkk, 2020). Tujuan utama suatu perusahaan yaitu memberikan
kesejahteraan kepada pemilik perusahaan dengan cara mengoptimalkan nilai
perusahaannya (Amaliyah dan Herwiyanti, 2020). Nilai perusahaan dapat diukur
dengan harga saham menggunakan rasio yang disebut dengan rasio penilaian
(Delariani dkk, 2020). Rasio penilaian merupakan suatu rasio yang terkait
dengan penilaian kinerja saham perusahaan yang telah diperdagangkan dipasar
modal (Ristanti dan Triyonowati, 2021).
Nilai perusahaan sebagai harga yang mampu dibayarkan oleh calon
pembeli ketika perusahaan ingin menjual. Saat perusahaan menawarkan ke
publik ketika perusahaan telah terbuka untuk menjual maka dapat dikatakan
sebagai nilai perusahan yang menjadi persepsi seorang investor terhadap suatu
perusahaan. Nilai perusahan sebagai dasar untuk melihat kinerja perusahaan oleh
calon investor untuk periode yang akan datang, hal ini berkaitan dengan harga
saham. Jika harga saham suatu perusahaan semakin tinggi maka bagi investor
akan memperoleh keuntungan yang tinggi pula (Suwardika dan Mustanda,
2018).
Nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai nilai pasar dan dapat diukur
dengan price to book value yaitu perbandingan antara harga saham dengan nilai
buku per saham. Nilai perusahaan dapat memberikan keuntungan yang
maksimum untuk mensejahterakan pemegang saham apabila harga sama
meningkat. Semakin tinggi harga saham maka akan semakin tinggi pula
kekayaan pemegang saham. Persamaan Nilai perusahaan dapat dinyatakan
sebagai berikut:
PBV = Harga Pasar Per Lembar Saham
2.2 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian melakukan riset untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, leverage dan likuiditas terhadap nilai perusahaan
dengan hasil yang akan dibahas satu persatu. Penelitian yang berkaitan dengan profitabilitas sebagai berikut:
Tabel 1
Posisi Penelitian

(Aqila dan (Fera, Khusnatul, (Siti, Rizki, Erma, (Rizqia Mohamad (Ni Wayan dan (Helty dan
Agus, 2021) Arif, 2018) 2021) Zulman, 2021) Sayu Ketut, 2019) Muhammad
Nuryatno, 2020)

Variabel
Penelitian
Nilai 
Perusahaan
Ukuran x x    x
Perusahaan
Tipe 
Industri

Leverenge x x  x x x

Profitibilitas  x  x  

Ukuran 
Dewan
Komisaris
Keterangan
Tambahan
Subjek Perusahaan Perusahaan Sektor Manajemen Laba Seluruh Perusahaan Perusahaan Perusahaan
Sektor Industri Barang Perusahaan Property pada sektor Manufaktur yang Manufaktur yang
Industri Konsumsi Manufaktur Property, Real Estate terdaftar di BEI terdaftar di BEI
Barang dan Konstruksi di
Konsumsi BEI
Metode Path Analisis Regresi Analisis deskriptif, Regresi data panel Analisis Regresi Logistik Analisis
Analysis Berganda uji asumsi klasik Berganda Regresi
dan analisis regresi
linear berganda

Tujuan Untuk Untuk mengetahui Untuk mengetahui Untuk mengetahui Untuk menguji Untuk mengetahui
mengetahui dampak ukuran pengaruh ukuran pengaruh Ukuran pengaruh ukuran pengaruh pajak,
pengaruh perusahaan, perusahaan, Perusahaan, perusahaan, ukuran perusahaan,
ukuran profitabilitas, profitabilitas dan Leverage, dan profitabilitas, dan profitabilitas, dan
perusahaan, leverage, tipe leverage terhadap Profitabilitas pada leverage terhadap leverage
profitabilitas industry dan ukuran manajemen laba Nilai Perusahaan. kebijakan dividen. pada keputusan
dan dewan komisaris perusahaan perusahaan untuk
leverage terhadap corporate manufaktur yang melakukan praktik
terhadap social responsibility terdaftar di BEI. transfer pricing.
harga saham disclosure pada Populasi dalam
dengan nilai perusahaan sektor penelitian ini adalah
perusahaan industry barang perusahaan
sebagai konsumsi yang manufaktur yang
variabel terdaftar di Bursa terdaftar di BEI
intervening. Efek Indonesia periode 2017-2019.
periode 2013-2016.
2.3 Penelitian Hipotesis:

2.3.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham dengan Nilai


Perusahaan
Ukuran perusahaan ini dapat dikategorikan menjadi perusahaan besar,
perusahaan menengah dan perusahaan kecil. Perusahaan dengan ukuran perusahaan
yang besar dianggap memiliki risiko yang lebih kecil. (Hartono, 2013) ukuran
perusahaan diwakilkan dapat dilihat dari total asset yang diukur dengan logaritma
total aset. Perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan besar akan menunjukkan
perusahaan lebih stabil selain itu semakin mudah mendapatkan data internal dan
eksternal. Dengan begitu melalui ukuran perusahaan yang besar akan meningkatkan
nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Yusna,
Sulistiono, 2019) dan (Al-Slehat, 2020). Bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Shah, Faiza Maqbool., Khalidi, 2020) menyatakan ukuran
perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
H1= Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap harga saham
2.3.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham
Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara
tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu
dengan lainnya. Menurut (Kasmir, 2019) rasio profitabilitas merupakan rasio
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba
dalam suatu periode tertentu. Perusahaan selalu mengharapkan profitabilitas
yang tinggi, oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya profitabilitas, antara lain perputaran kas,
perputaran piutang, dan perputaran persediaan
Perusahaan yang dapat menghasilkan laba tinggi akan mencerminkan
perusahaan dalam keadaan baik, sehingga dapat meningkatkan nilai suatu
perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Mahendra Dj,
Alfredo., Artini, Luh Gede Sri., Suarjaya, 2013) (Sutrisno, 2020) dan (Purwanti,
2020).
H2 = Profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham

2.3.3 Pengaruh Levearge Perusahaan Terhadap Harga Saham


Leverage menurut (Kasmir, 2019) merupakan rasio solvabilitas uang
digunakan untuk menghitung sampai mana kegiatan perusahaan dalam dibiayai
dengan utang. Ditegaskan lagi oleh (Fahmi, 2018) menyatakan leverage
merupakan cara mengukur perusahaan seberapa tinggi perusahaan dibiayai
dengan utang. Utang yang terlalu banyak akan membahayakan perushaaan
karena akan masuk dalam utang yang ekstrim yang mana perusahaan terjebak
dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit dilepaskan.
Pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan, menunjukkan hasil bahwa
leverage menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian perusahaan yang memiliki leverage atau pinjaman yang
tinggi akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan agar lebih baik lagi.
Namun penggunaanya harus dilakukan secara optimal sehingga dapat meningkatkan
nilai perusahaan. Selain itu perusahaan yang memiliki pinjaman yang tinggi
menunjukkan perusahaan memiliki prospek yang baik, hal ini ditunjukkan penilaian
kreditor. Penilaian dari pihak kreditor ini menganggap perusahaan dapat memenuhi
kewajiban tersebut dikarenakan prospek perusahaan kedepannya yang menjanjikan
sehingga layak mendapat pinjaman tersebut. Hal ini terbukti nilai perusahaan akan
meningkat. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sutama,
Dedi Rossida., Lisa, 2018).
H3 = Leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

2.3.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham dengan Nilai


Perusahaan sebagai Variabel Mediasi
Menurut (Hery, 2016) nilai perusahaan yaitu keadaan tertentu yang dicapai
perusahaan sebagai cerminan dari kepercayaan masyarakat untuk perusahaan setelah
adanya proses aktivitas selama beberapa tahun, dari perusahaan didirikan sampai
saat ini. Sedangkan menurut (Indrarini, 2019) nilai perusahaan yaitu pendapat
investor terhadap keberhasilan manajer dalam mengelola sumber daya perusahaan
yang diamanahkan kepada yang dikaitkan dengan harga saham.

H4 = Ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan


dividen, sedangkan leverage tidak berpengaruh.

2.4 Kerangka Berfikir

Ukuran
Perusahaan

Nilai Harga Saham


Profitabilitas
Perusahaan

Leverage
DAFTAR PUSTAKA

Al-Slehat, Z. A. F. (n.d.). Impact of Financial Leverage, Size and Assets Structure on Firm
Value: Evidence from Industrial Sector, Jordan. International Business Research, 13(1),
109–120.
Delariani, Hari Gursida, dan E. R. (2020). Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas
terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sub Sektor Konstruksi dan Bangunan
yang terdafar di BEI Periode 2014-2018. Vol 7 No.2, Hal 1-13.
Fahmi, I. (2015). Analisis Laporan Keuangan. ALFABETA.
Harahap, S. S. (2013). Analisis Kritis atas laporan Keuangan (Edisi Pert). PT Bumi Aksara.
Hartono, J. (20133). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE.
Hery. (2016). Mengenal dan Memahami dasar dasar laporan keuangan. PT Grasindo.
I Dewa Gede Suryawan, I. G. A. W. (2017). Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio
dan Return On Assets pada Harga Saham. Jurnal Akuntansi, Vol 21 No.
Indrarini, S. (2019). Nilai Perusahaan Melalui Kualitas Laba (Good Governance dan
Kebijakan Perusahaan). Scopindo.
Kasmir. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Rajagrafindo Persada.
Kasmir. (2019). Analisis Laporan Keuangan. (Edisi Pert). PT Raja Grafindo Persada.
Mahendra Dj, Alfredo., Artini, Luh Gede Sri., Suarjaya, A. . G. (2013). Pengaruh Kinerja
Keuangan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis Dan Kewirausahaan, 6(2), 130–138.
Purwanti, T. (2020). The Effect of Prifitability, Capital Structure, Company Size and
Dividend Policy on Company Value on the Indonesia Stock Exchange. International
Journal of Secology, 1(2), 60–66.
Ristanti, A. dan N. (2021). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Dan Likuiditas
Terhadap Nilai Perusahaan Food And Beverages di BEI. Jurnal Ilmu Dan Riset
Manajemen, Vol 10 No., Hal 1-19.
Shah, Faiza Maqbool., Khalidi, M. A. (2020). Determinants of Firm Value in Shariah
Compliant Companies. Management Science, 15(1), 86–100.
Silaban, P. dan H. L. S. (2020). Pengaruh Penghindaran Pajak dan Profitabilitas terhadap
Nilai Perusahaan Terlisting di BEI Peiode 2017-2019. Jurnal Terapan Ilmu Manajemen
Dan Bisnis, Vol 3 No 2, Hal 54-67.
Sutama, Dedi Rossida., Lisa, E. (2018). Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan (Studi pada Perusahaan Sektor Manufaktur Foof and Beverage yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Sains Manajemen Dan Akutansi, 10(1),
21.39.
Sutrisno. (2020). Corporate Governance, Profitability and Firm Value Study on The
Indonesian Islamic Index. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam, 6(2), 292–303.
Yusna, Sulistiono, S. (2019). The Effect of FCF and Firm Size to Firm Value and IOS as
Mediation Variable. Business and Management Research, 136(1), 178–183.

Anda mungkin juga menyukai