Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh Earning Per Shares (EPS), Sales Growth,

Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Harga


Saham Pada PT. Diamond Food Indonesia Tbk
Periode 2020-2021
Prima Noor Maulida
Program Studi Magister Manajemen, Universitas Widyatama Bandung, Indonesia
e-mail: prima.noor@widyatama.ac.id

ABSTRACT

Keywords:

PENDAHULUAN
Seluruh perusahaan, baik itu yang sudah go public ataupun belum, pasti
membutuhkan dana untuk proses aktifitas yang ada di perusahaannya, baik itu aktifitas untuk
investasi, seperti pembelian aktiva, penambahan produk, penciptaan proyek-proyek jangka
panjang, ataupun aktivitas untuk operasional perusahaan seperti penambahan kapasitas,
penggantian, dan lain-lain. Sebuah bisnis dapat berkembang ketika perusahaan memiliki
modal kerja atau dana yang cukup untuk memungkinkan perusahaan mengejar berbagai
peluang bisnis untuk menghasilkan keuntungan. Salah satu cara untuk meningkatkan modal
adalah dengan menarik investor dengan menjual saham. Investasi ekuitas memiliki dua jenis
keuntungan bagi penanamnya, yaitu berupa dividen dan berupa capital gain atau selisih harga
beli dan harga jual ekuitas. Keuntungan berupa dividen dibayarkan pada akhir periode ketika
perusahaan mendapatkan profit. Namun, terdapat kemungkinan kerugian investasi jika
pembayaran dividen tidak sesuai harapan investor atau bahkan tidak ada dividen yang
dibayarkan. Keuntungan dan kerugian ini dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam
mengelola dananya, termasuk di dalamnya kemampuan mengelola aset untuk menghasilkan
pendapatan dan mencapai keuntungan yang sesuai dengan harapan investor. Ketika harapan
investor terpenuhi, maka meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan, yang
meningkatkan permintaan saham dan meningkatkan harga saham.
Sebelum menentukan keputusan dalam menanamkan dananya, seorang investor akan
terlebih dahulu melakukan analisis terhadap saham yang bertujuan untuk mengetahui dengan
jelas profil suatu perusahaan, menghindari over investment atau under investment, dan
mencegah terjadinya kesalahan investor dalam decision making. Salah satu instrumen analisis
yang normal dan pada umumnya sering dilakukan oleh para investor adalah harga saham
suatu perusahaan. Apabila seorang investor berinvestasi saham maka harus memperhatikan
beberapa faktor yang memengaruhi harga saham tersebut (Situngkir & Lumban Batu, 2020).
Para investor menginginkan perusahaan yang mereka tanami modal atau dana memberikan
return pengembalian yang optimal, yaitu tercerminkan oleh peningkatan harga saham
perusahaan yang terjadi secara terus-menerus dan signifikan. Dalam hal ini berarti semakin
meningkatnya harga saham suatu perusahaan, maka akan berbanding lurus dengan keputusan
investor dalam menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Lebih jauh, dalam hal ini
berarti merupakan sebuah kewajiban bagi perusahaan untuk terus-menerus menaikkan harga
sahamnya agar dapat meningkatkan kuantitas investor dan selanjutnya akan meningkatkan
sumber dana yang akan berakibat pada peningkatan pendapatan dan peningkatan nilai
perusahaan.
Fluktuasi harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak hal, beberapa
diantaranya adalah Earning per Shares (EPS), Sales Growth, dan Kepemilikan Institusional.
Besar kecilnya Earning per Shares (EPS) dipengaruhi oleh Earning After Tax (EAT)
sehingga kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan salah satu indikator
bagi investor untuk melakukan pengambilan keputusan terkait penanaman modal. Selain itu
juga perusahaan harus mempertimbangkan Sales Growth dengan berusaha meningkatkannya
secara terus-menerus. Semakin meningkat sales growth maka semakin besar keuntungan atau
return yang akan didapatkan oleh investor. Kepemilikan institusional di dalam sebuah
perusahaan go public juga sangat penting. Semakin besar peran institusi dalam penanaman
modal perusahaan, maka semakin besar pula pengawasan terhadap perusahaan yang akan
meningkatkan kinerja perusahaan dan meningkatkan nilai perusahaan yang akan berujung
pada peningkatan kuantitas investor dan meningkatkan permintaan pasar sehingga
meningkatkan harga saham perusahaan di pasar modal.
Beberapa penelitian terdahulu mengenai variabel-variabel diatas memiliki hasil
yang berbeda antara satu dengan lainnya. Hasil penelitian dari Janaina & Yudiantoro (2022)
dan penelitian Muhidin & Situngkir (2022) menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS)
berpengaruh positif terhadap harga saham, hal ini berbeda dengan penelitian dari Rizal
(2022) dan Fernando (2022) yang menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) tidak
berpengaruh terhadap harga saham. Susanti & Wirakusuma (2022) dan Ikayanti &
Nurulrahmatiah (2022) meneliti bahwa sales growth tidak berpengaruh terhadap harga
saham, sedangkan hasil penelitian dari Sari & Trisnawati (2022) dan Oktavianus & Sha
(2021) menunjukkan bahwa sales growth berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Irfani & Anhar (2019) dan Mulatsari, Wijayanti, Samrotun (2020) meneliti bahwa
Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini berkebalikan
dengan penelitian dari Nurulrahmatiah, Pratiwi, & Nurhayati (2020) dan Siregar & Pambudi
(2019) yang menunjukkan bahwa Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap harga
saham.
Berdasarkan adanya ketidakkonsistenan dan ketidakpastian dari hasil penelitian
sebelumnya, hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali agar dapat
menguji secara lanjut mengenai Pengaruh Earning Per Shares (EPS), Sales Growth, dan
Kepemilikan Institusional Terhadap Harga Saham. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan
industri retail yaitu PT. Diamond Food Indonesia Tbk Periode 2020-2021. Sedangkan tujuan
penelitian ini adalah (1). Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Shares (EPS) terhadap
harga saham. (2). Untuk mengetahui pengaruh Sales Growth terhadap harga saham. (3).
Untuk mengetahui pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap harga saham. (1) Bagi
akademisi, penelitian ini dapat dijadikan referensi dan acuan bagi peneliti selanjutnya yang
akan meneliti mengenai variabel yang sejenis. (2) Bagi praktisi, penelitian ini dapat
digunakan sebagai referensi bagi perusahaan mengenai faktor yang perlu diperhatikan dalam
menentukan tingkat harga saham.

STUDI LITERATUR (maksimal 4 lembar)


Penelitian Terdahulu
Sebelumnya, telah ada beberapa penelitian yang berkaitan dengan harga saham,
penelitian pertama adalah penelitian tentang earning per share dan harga saham. Penelitian ini
dilakukan terhadap perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2018
sampai 2020. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, uji t dan uji F
dengan tingkat signifikansi lima persen, serta uji asumsi klasik. Setelah dianalisis, hasilnya
diperoleh bahwa secara parsial Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif signifikan
terhadap harga saham. (Rizal, 2022).
Penelitian yang relevan juga dilaksanakan terhadap sales growth dan harga saham.
Penelitian yang dibahas yaitu penelitian yang dilakukan kepada 22 perusahaan dari populasi
penelitian sebanyak 49 sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2018 sampai 2020 dengan tujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh sales growth
(SG) pada harga saham. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji
hipotesis adalah analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui
bahwa EPS, ROE, NPM, dan SG tidak berpengaruh terhadap harga saham sedangkan ROA,
dan BVPS berpengaruh negatif terhadap harga saham. (Susanti & Wirakusuma, 2022).
Selain itu, terdapat juga penelitian yang relevan mengenai kepemilikan institusional
asing dan harga saham. Penelitian dimaksudkan guna menyelidiki pengaruh kepemilikan
institusional asing dan kemampuan finansial yang diproksikan atas Return on Equity (ROE)
atas harga saham terhadap 11 perseroan di Bursa Efek Indonesia periode 2012 -2016. Sampel
kajian ditetapkan memakai teknik purposive sampling. Teknik analisis data memakai analisis
regresi berganda dan menggunakan alat bantu SPSS versi 20. Hasil kajian memperlihatkan
bahwa kepemilikan institusional asing berpengaruh positif atas harga saham. Keberadaan
investor asing dianggap mampu memberikan andil melalui strategi dan metode untuk
meningkatkan nilai perseroan. ROE juga ditemukan berpengaruh positif atas harga saham.
Return yang baik mampu menarik perhatian investor. Ketertarikan investor atas permintaan
untuk bergabung yang semakin besar mampu meningkatkan harga saham. (Zulkarnain &
Maryam, 2021).
Teori
Agency Theory
Assymethry Theory
Good Corporate Governance
Harga Saham
Profitabilitas
Kepemilikan Institusional

Hubungan Antar Variabel


Earning per Share dengan Harga Saham
Sales Growth dengan Harga Saham
Kepemilikan Institusional dengan Harga Saham

Hipotesis Penelitian
Pengaruh earning per shares dengan harga saham
Pengaruh sales growth dengan harga saham
Pengaruh kepemilikan institusional dengan harga saham

Anda mungkin juga menyukai