Anda di halaman 1dari 3

Kelebihan dan Kekurangan Strategi Aliansi dalam industri medis

Perusahaan multinasional atau multinational company (MNC) merupakan perusahaan


yang mengembangkan diri di pasar internasional dengan cara membangun perusahaan atau
bisnisnya di berbagai kota di seluruh penjuru dunia Untuk sukses dalam menjalankan
bisnisnya biasanya perusahaan multinasional atau MNC memiliki berbagai strategi (Belango,
2004). Ada setidaknya empat strategi yang bisa membuat perusahaan multinasional tersebut
sukses di pasar internasional. lima strategi itu antara lain adalah (1) Wholly Owned
Subsidiary (2) Joint Venture (3) Licence agreement (4) subcontracting dan Outsourcing akan
tetapi kelima strategi di atas memiliki keuntungan dan juga kelebihan bagi multinational
company (MNC) (Pratono & Ratih).

Strategi pertama adalah Wholly owned subsidiary, kelebihan menggunakan strategi


ini yang adalah perusahaan bisa melakukan diversifikasi barang yang bertujuan untuk
meminimalisir risiko yang akan terjadi di masa depan (López-Duarte & Vidal-Suárez, 2013).
Kekurangan menggunakan strategi ini adalah biaya maupun risiko yang nantinya akan terjadi
akan ditanggung dan di bebankan kepada satu orang saja yaitu pemilik (White, Joplin,
Hemphill, & Marsh, 2014). Strategi yang kedua adalah Joint venture. Kelebihan
menggunakan strategi ini perusahaan akan mendapatkan keuntungan dengan pertukaran
sumber daya (pengetahuan, keuangan dan teknologi) antar perusahaan satu dengan yang lain
dengan itu perusahaan akan lebih mudah untuk menjangkau pasar yang lebih luas. (Chan,
Kensinger, & Martin, 2007) Dengan bergabungnya dua perusahaan atau lebih akan terjadi
ketidakseimbangan sumber daya yang dimiliki antar perusahaan serta perbedaan budaya dan
manajemen antar perusahaan akan berdampak pada kerjasama yang kurang baik.
(DePamphilis, 2019) Strategi yang ketiga adalah Licence Agreement. Perusahaan lokal hanya
membayar persentase tertentu dari pendapatan kepada perusahaan multinasional sebagai
biaya lisensi sedangkan perusahaan multinasional tidak hanya menyediakan produk akan
tetapi juga memberikan layanan ke pelanggan dan juga menggunakan strategi ini memiliki
risiko yang terbilang rendah dikarenakan penerima lisensi sudah cukup terpercaya dan
memiliki pengetahuan yang luas mengenai pengolahan produk. (Cabaleiro-Cervino &
Burcharth, 2020) Strategi ini membutuhkan pengembangan jangka panjang dan juga
perusahaan akan kehilangan kendali atas proses produk yang akan dijual (DePamphilis,
Domestic and Cross-Border Business Alliances: Joint Ventures, Partnerships, Strategic
Alliances, and Licensing, 2019). Strategi keempat adalah subcontracting dan outsourcing
dengan menggunakan strategi ini risiko yang akan dihadapi akan lebih kecil karena jika
menggunakan sub-kontraktor maupun outsourcing sudah ahli terhadap bidang yang akan
dikerjakan hal itu akan membuat  perusahaan menjadi flexible dan cepat untuk beradaptasi
dengan kondisi maupun tantangan yang akan berubah (Bhaskaran & Jenkins, 2009).
Kelemahan menggunakan strategi ini akan lebih mahal dibandingkan merekrut karyawannya
sendiri dan juga perusahaan tidak bisa mengembangkan keterampilannya sendiri (Bhaskaran
& Jenkins, 2009).

Dalam kasus industri alat-alat medis terdapat empat strategi yang telah di modifikasi
yang digunakan oleh perusahaan multinasional (MNC) empat strategi itu meliputi (1) wholly
subsidiary with the licence agreement (2) purchasing contract (3) non contractual
collaboration (4) non-equity contractual collaboration and equity alliance. (Pratono & Ratih)
Strategi yang paling sering digunakan oleh multi national company adalah Joint
venture.Dengan menggunakan joint venture perusahaan multinasional akan berkolaborasi
atau bekerjasama dengan perusahaan lokal yang mana perusahaan lokal memiliki
kemampuan mengelola jaringan pelanggan yang tinggi dan juga perusahaan lokal dapat
mengelola pasar nasional dengan kuat [ CITATION Che20 \l 1033 ] dengan menggunakan
strategi ini nantinya perusahaan akan lebih mudah untuk memasarkan produknya dengan
cepat (Stiles, Kobernyuk, & Ellson, 2014).
Bibliography
XBelango. (2004). - Geographic Scope of Operations by Multinational Companies: An
Exploratory Study of Regional and Global Strategies. European Management
journal, 22(4), 431-441.
Bhaskaran, S., & Jenkins, H. (2009). Firm‐distributor firm outsourcing alliance. Journal of
Manufacturing Technology Management, 20(6).
Cabaleiro-Cervino, G., & Burcharth, A. (2020). Licensing agreements as signals of
innovation: When do they impact market value? Technovation, 98.
Chan, S. H., Kensinger, J., & Martin, J. (2007). Leveraging corporate strategic advantage
using alliances and joint ventures. Review of Financial Economics, 1-3.
DePamphilis, D. (2019). Domestic and Cross-Border Business Alliances: Joint Ventures,
Partnerships, Strategic Alliances, and Licensing. Mergers, Acquisitions, and Other
Restructuring Activities (Tenth Edition), 415-440.
DePamphilis, D. (2019). Domestic and Cross-Border Business Alliances: Joint Ventures,
Partnerships, Strategic Alliances, and Licensing. Mergers, Acquisitions, and Other
Restructuring Activities (Tenth Edition), 415-440.
López-Duarte, C., & Vidal-Suárez, M. M. (2013). Cultural distance and the choice between
wholly owned subsidiaries and joint ventures. Journal of Business Research, 2252-
2261.
Pratono, A. H., & Ratih, R. V. (n.d.). Khusus Studi Tentang Alat Kesehatan Indonesia
Industri. Studi Aliansi Internasional, 1-20.
Stiles, D., Kobernyuk, E., & Ell
CITATION Che20 \l 1033 : , (Chen, 2020),
Chen, Z. (2020). Buffer joint ventures. International Journal of Industrial Organization, 73.
son, T. (2014). International joint ventures in Russia: Cultures' influences on alliance
success. Journal of Business Research, 67(4), 471-477.
White, G. O., Joplin, J. W., Hemphill, T. A., & Marsh, L. A. (2014). Wholly owned foreign
subsidiary relation-based strategies in volatile environments. International Business Review,
303-312.

Anda mungkin juga menyukai