Anda di halaman 1dari 238

MANAJEMEN

PRODUKSAJEMEN
MANAJEMEN
PRODUKSI DAN OPE

PRODUKSI & OPERASI


Literatur :
Jay Heizer dan Barry Render
Sofjan Assauri
T Hani Handoko
Eddy Herjanto
Manahan P. Tampubolon
Murdifin Haming & Mahfud Nurnajamuddin

GANJIL 2021-2022
Mulai tgl 11 SEPT 2021
BAHAN AJAR – ONLINE
BY
ZOOM MEET
OR
GEOGLE MEET
PERTEMUAN KE 1
DISKUSI KELOMPOK ( Sumber Jurnal )

KEL TOPIK
I Disain Produk Barang  PERT KE 2

II Disain Produk Jasa  PERT KE 3

III Manajemen Kualitas  PERT KE 5

IV Manajemen Rantai Pasok  PERT KE 6


PENGERTIAN
 Heizer dan Render (2004:4), Manajemen Produksi dan
Operasi adalah serangkaian kegiatan yang membuat barang
dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran
yang berlangsung disemua organisasi.

 Assauri (2008:12), Manajemen Produksi dan Operasi adl


kegiatan yg mengatur & mengkoordinasikan penggunaan
sumber-2 daya yg brp sumber daya manusia, sumber daya
alat dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan
efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan
(utility) sesuatu barang atau jasa.
 Handoko (2000:3), Manajemen Produksi dan Operasi mrpk
usaha-2 pengelolaan secara optimal penggunaan sumber
daya-2 (atau sering disebut faktor-2 produksi), tenaga kerja,
mesin-2, peralatan, bhn mentah dsbnya dlm proses
transformasi menjadi berbagai produk atau jasa.
Manajemen Produksi dan Operasi memiliki bbrp penamaan,yi
 Manajemen Pabrik
 Manajemen Produksi
 Manajemen Operasional.

Manajemen Operasional lahir sejak 1970-an hingga skrg.


Pada dasarnya manajemen operasional mengkaji produksi
barang dan jasa, sedangkan manajemen pabrik dan
manajemen produksi hanya mengkaji produksi barang saja.

Manajemen Operasional (Edi Herjanto 2008:20) adl


kegiatan yg berhubungan dgn perencanaan, pengkoordina
sian, penggerakan dan pengendalian aktivitas organisasi/
perusahaan bisnis atau jasa yg berhubungan dgn proses
pengolahan masukan menjadi keluaran dgn nilai tambah yg
lebih besar.
Tujuan Manajemen Operasional

 Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk


menghasilkan keluaran sesuai yg diharapkan oleh pasar.

 Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk


menghasilkan keluaran secara efisien.

 Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk mampu


menghasilkan nilai tambah atau manfaat yg semakin besar

 Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk dapat


menjadi pemenang dalam setiap kegiatan persaingan.

 Mengarahkan organisasi atau perusahaan agar keluaran yg


dihasilkan atau disediakan semakin disukai oleh
pelanggan.
SISTEM PRODUKSI & OPERASI
Proses pengolahan dapat berupa :

A. Organisasi Manufaktur
1. Continuous process industries (proses industri secara kontinyu)
adalah industri yg memproduksi brg dg proses kontinyu artinya dilakukan
secara tumpukan (bath) bukan per unit produk spt : pupuk, gula, semen, dll
2. Intermittent process industries (proses industri secera terputus-putus)
adalah industri yg memproduksi brg secara proses individu yi per unit. Spt :
alat-2 rmh tangga, kemdaraan bermotor dll
a. Sistem volume rendah ( jobbing shop production) spt : meubel, butik
b. Sistem volume menengah (batch production) spt : peralatan pabrik
c. Sistem volume tinggi ( mass production) spt : radio, televisi, baju.

B. Organisasi Jasa
1. Hubungan dgn barang spt. Restoran , cuci mobil, dll
2. Tdk berhubungan dgn barang spt Konsultan, dll
3. Jasa Pelayanan spt : jasa kesehatan , hiburan dll
4. Berhubungan dgn pelanggan spt : perbankan, dll
Kegiatan Produksi dan Operasi :
Segala sumber daya sebagai masukkan perusahaan,
diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang
memiliki nilai tambah.

Input : Proses
Permintaan Man, Output
transformasi :
brg & jasa Money, brg & jasa
Fasiltas Mesin
Material (dijual = L/R)
Metode /Peroses

Lingkungan Ekstern bisa


meningkatkan/menurunkan Umpan balik
Fungsi-fungsi daya saing : Pemerintah,
Manajemen : POAC teknologi, ekonomi,
konsumen, org buruh, Hub
internasional, dll
VALUE ADDED MANUFACTURING ( VAM )
Lingkungan eksternal a.l.:
KEBIJAKAN PEMERINTAH DLM PENETAPAN % BESARNYA TARIF BM
VAM adl nilai tambah bagi industri manufacturing., yang bahan baku /
komponen nya sangat banyak menggunakan impor konten.
Besarnya % VAM, tergantung kpd perbandingan besarnya % tarif BM atas
impor CKD – Competelly Knock Down ( komponen) dan besarnya % tarif
BM atas impor CBU-Competelly Built Up ( barang jadi ), yg disebut dgn
ERP – Efective Rate Protection. ( besarnya ERP dinyatakan dlm %)

Rumus : VAM = VAM 2 – VAM1 x 100 %


VAM1
VAM 2 = stlh kebijakan pemerintah dan VAM1 sblm kebijakaan pemrintah
ERP = tj – (aij . ti)
1 – aij
aij = Harga CIF CKD (komponen) x 100 %
Harga CIF CBU ( barang jadi)
tj = % tarif BM CBU dan ti = % tarif BM CKD
ERP = VAM ( besarnya dinyatakan dalam % )
CONTOH SOAL
Misal :
Harga impor sepeda gunung dalam keadaan CBU sebesar USD 4.000 dan
dalam keadaan CKD sebesar USD 2.000. Untuk meningkatkan VAM maka
harapan bagi pabrik sepeda gunung adalah pemerintah dapat menetapkan
besarnya % tarif BM dalam keadaaan CBU 50 % dan dalam keadaan CKD 5 %
Pertanyaannya : Berapa besarnya VAM tsb ??
Jawab : VAM = ERP
aij = 2000/4000 x 100 % = 50 %
ERP = 50 % - (50 %. 5 %) = 0,5 – (0,5. 0,05) = 0,5 – 0,025 = 0,95 (95%)
1 – 50% 0,5 0,5
Karena ERP = VAM maka besarnya VAM adalah 95 %  buktikan bw VAM=95%
Note : VAM1 sblm kebijakan pemerintah dan VAM2 stlh kebijakan pemerintah
mk VAM1 = (Harga CBU – Harga CKD)=2000USD dan VAM2 =(Harga
CBU+ (tj x harga CBU)} - (harga CKD + (ti x Harga CKD))=3900USD
KUIS :
Harga impor sepeda gunung dalam keadaan CBU sebesar USD 4.000 dan
dalam keadaan CKD sebesar USD 2.000. Pemerintah menetapkan kebijakan
besarnya % tarif BM dalam keadaaan CBU 30 % dan besarnya ERP 60 %
Pertanyaannya : Berapa besarnya % tarif BM dalam keadaaan CKD ?
PRINSIP-2 GATT/WTO
1.National Treatment- pasal III GATT
Negara tuan rumah harus memberi perlakuan yang sama (equality of treatment)
baik terhadap kepentingan sendiri maupun terhadap kepentingan negara lain
2.Most Favoured Nation Treatment (MFN) -pasal 1 GATT
Bahwa jika sebuah negara memberi fasilitas (berupa kelonggaran tarif, kuota,
atau lain-lain) kepada salah satu negara penanda tangan yang lain maka fasilitas
tersebut dengan sendirinya dan secara otomatis juga tersedia bagi sengenap
penandatangan lainnya.
3.Resiprositas - Pembukaan GATT
mengharuskan setiap konsesi diimbangai oleh konsesi yang seimbang bagi
semua. Sebab tujuan GATT adalah untuk memberikan keuntungan timbal balik
bagi semua pesertanya.
4.Transparansi Pasar
negara-negara WTO hanya boleh menerapkan tarif atau bea masuk sebagai alat
untuk memproteksi produk local dan penetapannya harus transparan sehingga
besarnya tarif sudah dapat diduga oleh para pihak yang terlibat dalam
perdangangan ekpor impor.
5.Persaingan Sehat
Semua negara anggota WTO dilarang melakukan praktek dagang yang tidak fair,
seperti . kebijakan subsidi dan praktek dumping..
PRODUKTIVITAS
Memproduksi barang/jasa merupakan suatu proses transformasi dari
sumber daya menjadi barang/jasa. Semaklin efisien transformasi itu
dilakukan maka semakin produktif pelaksanaan manajemen operasinya.

Produktivitas menjadi ukuran utama yang digunakan untuk mengetahui


kinerja dari suatu kegiatan operasi.

Rumus sbb. :
Produktivitas = Output ( keluaran / hasil yang diperoleh)
Input ( Masukan/ sumber daya yg digunakan)

** Produktivitas Total = Keluaran .


( Tenaga Kerja + Mesin + Material + dsbnya)

** Produktivitas Parsial = Keluaran .


(misal T.Kerja) ( per Jam per Orang Tenaga Kerja)
PRODUKTIVITAS...lanjutan
CONTOH SOAL :

Pada th 2018 & 2019, pabrik roti Brownie menghasilkan produksi masing-2
sebesar 28.000 kg dan 35.000 kg roti kering. Sumberdaya yg digunakan
perusahaan dlm 2 tahun dan harga sumberdaya th 2018, adalah sbb :

Th. 2018 Th. 2019 Harga Th 2018

Tepung terigu (kg) 40.000 50.000 Rp. 1.000/kg


Tenaga Kerja (jam-orang) 10.000 12.000 6.000/jam/org
Listrik (kVA) 8.000 9.000 5.000/kVA

Brp : 1. Produktivitas total th 2018 & 2019 berdasarkan harga th 2018 ?


2. Produktivitas parsial th 2018 & 2019 berdasarkan harga th 2018 ?
JAWABAN
Produktivitas Total tahun 2018 =

28.000 kg .
(40.000kg x Rp.1000/kg)+(10000Jam-org x Rp6000/jam)+(8000kVA x Rp5000/kVA)

Maka Produktivitas Total tahun 2018 = 200 kg / juta rupih


Artinya setiap 1 jt rp menghasilkan 200 kg roti kering

Kuis : Hitung a. Produktivitas Total tahun 2019


b. Produktivitas Parsial tahun 2018 dan 2019

Jawaban :  di upload ke e-learning sj


 dikumpulkan di ketua kelas, paling lambat kamis minggu berikutnya
 di mail ketua kelas ke dosen00497@unpam.ac.id
PRODUKTIVITAS DAN INDEKS PRODUKTIVITAS
MISAL : TENAGA KERJA
TH TOTAL PRODUKSI TENAGA KERJA PRODUKTIVITAS INDEKS
(UNIT/HARI) (ORANG) (UNIT/ORANG/Hr) PRODUKTIVITAS
2014 640 80 8.00 (640:80) 100 (th dsr)
2015 701 85 8.25 103 ( 8.25/8.00 x100)
2016 714 91 7.85 98
2017 730 95 7.68 96
2018 760 100 7.60 95

Pada kolom total produksi (keluaran) mk jumlah rata-2 produksi/th tumbuh


positif dari th ke th, ttp indeks produktivitas menurun sejak 2016.

 Saran saudara apa yang harus dilakukan perusahaan ???


PERTEMUAN KE 2
TANGGUNG JAWAB
BIDANG PRODUKSI & OPERASI
Bidang produksi dan operasi mempunyai 5 tanggung jawab keputusan utama, yi :

1. Proses
Keputusan dalam menentukan proses fisik atau fasilitas yang digunakan untuk
memproduksikan produk berupa barang atau jasa, spt . : lokasi pabrik, jenis
peralatan dan teknologi, arus dari proses, tata letak (lay out) dari peralatan dan
seluruh aspek dari fisik pabrik atau fasilitas jasa pelayanan.—Next contoh

2. Kapasitas
Keputusan dalam menentukan besarnya jumlah kapasitas yang tepat dan
penyedian pada waktu yang tepat.--- next contoh : Jumlah Produksi ( Linier
programming BEP ), Jadwal Produksi ( CPM, PERT) , Perencanaan kapasitas
& Fasilitas Perencanaan Agregat.

3. Persediaan
Keputusan mengenai apa yang dipesan, berapa banyak yang dipesan, dan
kapan pemesanan dilakukan. --- next contoh : EOQ , LIFO, FIFO & AVERAGE,
Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) dan ERP (Enterprise Resource
Planning)
4. Tenaga kerja
Keputusan dalam kebutuhan & pengelolaan tenaga kerja atau sumber daya
manusia. --- next contoh : kebutuhan TK dg metode WFA, pengelolaan TK dg
metode ST ( Time Standard)

5. Mutu atau kualitas


Keputusan terkait dg tanggung jawab terhadap mutu atau kuliatas dari barang
atau jasa yg dihasilkan. --- next contoh : TQM , SIX SIGMA, ISO, SNI

Manajer produksi dan operasi dalam mengatur dan mengkordinasikan


penggunaan sumber-sumber daya, perlu membuat keputusan-keputusan yang
berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan, agar barang-barang
dan jasa-jasa yang dihasilkan sesuai dan tepat dengan apa yang diharapkan,
yaitu tepat mutu (kualitas), tepat jumlah (kuantitas) dan tepat waktu yang
direncanakan, serta dengan biaya yang rendah.

 NEXT CONTOH-2 IMPLEMENTASI


PENENTUAN LOKASI PABRIK
PENENTUAN LOKASI PABRIK
Tujuan penentuan lokasi suatu pabrik dengan tepat ialah untuk dapat
membantu pabrik beroperasi atau berproduksi dengan lancar, efektif dan
efisien

Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi pabrik

1. Faktor-faktor utama / primer (Primary Factors)


a. Letak dari pasar
b. Letak dari sumber-sumber bahan mentah
c. Terdapatnya fasilitas pengangkutan
d. Supply dari buruh atau tenaga kerja yang tersedia
e. Terdapatnya pembangkit tenaga listrik (power station)
Lanjutan…PENENTUAN LOKASI PABRIK
2. Faktor-faktor skunder (Scondary Factors)
a. Kemungkinan perluasan
b. Terdapatnya fasilitas service
c. Terdapatnya fasilitas pembelanjaan
d. Water supply (persediaan air)
e. Tinggi rendahnya pajak dan undang-undang perburuhan
f. Masyarakat di daerah itu (sikap, besar dan keamanan)
g. Iklim
h. Tanah
i. Perumahan yang ada dan
j. Fasilitas-fasilitas lainnya

--- next contoh ---


Contoh : MISAL U PABRIK TAHU
Data hasil survey di 3 lokasi
FAKTOR2 STRATEGIS Gn SINDUR PARUNG P CISEENG

Bahan baku BS B S

Tenaga Kerja S K B

Listrik K S S

Transportasi B S K

Pasar B B B

Jumlah -- -- --

PERTANYAAN : ALTERNATIF MANAKAH YANG DIPILIH ??


JAWAB

FAKTOR2 BOBOT Gn SINDUR PARUNG P CISEENG


STRATEGIS
Bahan baku 0,20 BS = 5 x 020 = 1,00 B = 4 x 0,20 = 0,80 S = 3 x 0,20 = 0,60

Tenaga Kerja 0,20 S = 3 x 0,20 = 0,60 KS = 2 x 0,20= 0,80 B = 4 x 0,20 = 0,80

Listrik 0,10 K = 2 x 0,10 = 0,20 S = 3 x 0,10 = 0,30 S = 3 x 0,10 = 0,30

Transportasi 0,25 B = 4 x 0,25 = 1,00 S = 3 x 0,25= 0,75 K = 2 x 0,25= 0,50

Pasar 0,25 B = 4 x 0,20 = 0,80 B = 4 x 0,20 = 0,80 B = 4 x 0,20 = 0,80

Jumlah 1,00 3,60 3,45 3,00

YANG DIPILIH ADALAH LOKASI YG MMILIKI TOTAL NILAI TERTINGGI YAITU Gn SINDUR
DGN NILAI 3,60
lanjutan….PENENTUAN LOKASI PABRIK a/d. Biaya
Jenis Biaya Lokasi A Lokasi B Lokasi C
Bahan Baku Rp. 35/kg Rp. 30/kg Rp 25/kg
Tenaga Kerja 25/org 25/org 20/org
Penjualan 5/kg 12/kg 15/kg
Pengangkutan 8/kg 10/kg 8/kg
Asuransi 10/kg 10/kg 8/kg
Dstnya…. 5/kg 4/kg 4/kg
Jumlah Rp. 88 Rp. 91 Rp. 80

Yang dipilih adalah lokasi yang


memiliki total biaya yang
terrendah, yaitu lokasi C=Rp.80
PERENCANAAN BANGUNAN PABRIK
PERENCANAAN BANGUNAN PABRIK
Economic Factors yang dapat mempengaruhi pembuatan bangunan/
yang akan dapat membantu mengurangi biaya pengolahan :

1. Mengurangi work in process inventory


2. Menekan biaya pemindahan bahan-bahan (material handling cost)
3. Menekan biaya-biaya penyimpanan
4. Mengurangi waktu pengerjaan (manufacturing cycle time)
5. Menyederhanakan prosedur pengawasan atas pengolahan dan pegawai
6. Mengurangi biaya pemeliharaan pabrik
7. Mengurangi kemacetan-kemacetan dan gangguan-2 atas pekerjaan
8. Memperbesar fleksibilitas dan kegunaan dari suatu pabrik
9. Mengurangi upah dan biaya-biaya untuk melatih buruh
10. Memperbesar kesenangan kerja dan mempertinggi moril para pekerja
serta mengurangi turn over buruh.
Pertimbangan yg perlu diperhatikan dlm pembuatan design
bangunan , yi :
1. Fleksibilitas
Kemungkinan perluasan / ekspansi
2. Fasilitas bagi para karyawan / pegawai
3. Fasilitas bagi kendaraan maupun tempat-2 lain seperti
istirahat pekerja, kamar kecil (WC), cafetaria dsbnya
4. Perlindungan terhadap bahaya kebakaran dan keamanan
pekerja.
5. Hal-hal yang dapat merusak kesehatan
6. Kekuatan dan kapasitas lantai
PENYUSUNAN PERALATAN PABRIK
TUJUAN LAY OUT:
1. Mengurangi jarak pengangkutan material dan produk yang
telah jadi shg mengurangi material handling
2. Memperhatikan frekwensi arus pekerjaan
3. Mengurangi ongkos produksi - cost ditekan
seminimum mungkin.
4. Mempertinggi keselamatan kerja shg kemanan bekerja
semakin terjamin
5. Memberikan hasil produksi yang baik
6. Memberikan service yang baik bagi konsumen
7. Memperbaiki moral pekerja
8. Mengurangi delays (kelambatan) dalam pekerjaan
DUA POLA LAY OUT :

1. Proses lay out


Dalam proses lay out semua mesin-mesin dan peralatan
yang sama dikelompokkan dalam suatu area yang sama.
Jadi hanya terdapat satu jenis proses disetiap bagian.

2. Product lay out


Product lay out adalah dimana msin-mesin dan fasilitas
manufacturing yang lain diatur menurut urutan-urutan
dari proses yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu
produk.
KAPASITAS DAN FASILITAS
KAPASITAS adalah suatu ukuran kemampuan produktif suatu fasilitas
per unit waktu.
Misal :
Suatu perusahaan beroperasi 6 hari per minggu dengan 2 shift ( setiap
shift 8 jam) dan mempunyai 4 mesin dengan kemampuan sama. Bila
mesin-2 digunakan 75 % pada tingkat efisien sistem 90 %. Berapa
tingkat keluaran / kapasitas dalam jam kerja setiap minggu ??
Jawab :
(4 mesin) (8 jam/shift x 6 hr/mg x 2 shift) (0,75)(0,90)
4 X 96 X 0,75 X 0,90 = 259 jam kerja/mg

JUMLAH UNIT SUMBERDAYA/MESIN YANG DIBUTUHKAN


Rumus : Nr = H act : H avl

Nr = Jumlah unit sumber daya yang dibutuhkan


H avl = Jml jam yg tersedia per unit sumber daya selama periode
tertentu ( misal : 8 jam HK/unit x 22 HK/bulan )
H act = H std : ( E0 .Pw .Em)
H act = Jumlah sumberdaya nyata yg dibutuhkan
Eo = % Efisiensi organisasional ( organisasi berhasil dlm mencapai
tujuan
Pw = % Produktivitas Operator
Em = % Efisiensi mesin (krn adanya penundaan u pemeliharaan) atau
Em =(% Produktivitas Operator -% Penundaan u pemeliharaan)

H std = ∑ { Oi (Ti + Si) + (Bi Ni ) }


∑ ( dari i = 0 ke X )
H std = Jumlah total jam sumberdaya yg dibutuhkan untuk memenuhi
permintaan X
Oi = Jumlah unit keluaran X yg diperlukan
Ti = Waktu pengoperasian standar per unit X
Si = Waktu persiapan standar per unit keluaran X
Bi = Waktu standar untuk mempersiapkan sekumpulan X
Ni = Jumlah kumpulan X yang diperlukan
X = Jumlah jenis produk ( produk 1, 2 , …….dstnya )

--- next contoh : hal 306 T.Hani Handoko


Contoh jumlah mesin yg dibutuhkan (Nr) :
Suatu perusahaan menghadapi permintaan akan produknya (Oi) sebesar
200 unit. Terdapat 22 hari kerja/bulan dengan waktu pengoperasian
standar per unit sebesar 8 jam (Ti) dan memerlukan waktu ½ jam
untuk persiapan setiap unitnya (Si). 200 unit tsb akan diproses dalam
10 kumpulan (Ni). Pada akhir setiap kumpulan, mesin harus diuji dan
disesuaikan kembali sebelum kumpulan berikutnya diproses dengan
waktu persiapan (Bi) 4 jam. Efesiensi organisasional (Eo) 95 % dan
mesin-mesin beroperasi dg efesiensi (Em) 90 % dg memerlukan waktu
penundaan untuk pemeliharaan 48 menit/hari. Mesin-2 dijalankan 8
jam/hari dan para operator mesin bekerja sesuai standar (Pw) yaitu
100%. Pertanyaannya : Berapa jumlah mesin yg dibutuhkan (Nr)?
JAWAB 
JAWAB:
Rumus : Nr = H act : H avl
H act = H std : (E0 .Pw .Em)
H std = ∑ { Oi (Ti + Si) + (Bi. Ni) }
H std = ∑ { Oi (Ti + Si) + (Bi)( Ni) }
= ∑ { 200(8+0,5) + (4)(10) }  ∑ { 1.700 + 40 = 1.740 jam standar
H act = H std : (E0 .Pw .Em)  1.740 : ( E0 .Pw .Em.)
dimana Eo = 95 % (0,95);
Pw =100 % (1,00);
Em = {48 menit : (8 jam x 60 menit)} =48 : 480 = 0,1 (10 %)
= (100% - 10%) =90 % (0,90)
Hact = 1740 : (0,95. 1,0. 0,90) 1.740 : 0,855 = 2.035,1 jam nyata
H avl = 22 HK/bulan x 8 jam/unit = 176 unit
Dg dmkn Nr = H act : H avl  2.035,1 jam : 176 unit =11,56 ( 12 )
Kesimpulan : Jml mesin yg dibutuhkan 12 unit
KUIS : jika waktu penundaan untuk pemeliharaan 24 menit/hari mk brp jml mesin
yang dibutuhkan ?? 24 : 480=0,05 (5%) 11 mesin
PERTEMUAN KE 3
PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI
METODE LINIER PROGRAMMING
(METODE GRAFIK )
METODE L PROGRAMMING /METODE GRAFIK )
CONTOH :
PT Z menghasilkan 2 jenis sepatu yaitu sepatu jenis A dan B. Untuk
memproduksi satu lusin sepatu jenis A diperlukan 2 kg karet dan 3 kg kulit
, sedangkan jenis B diperlukan 3 kg karet dan 2 kg kulit. Jumlah kulit yg
tersedia tdk melebihi 180 kg sedangkan untuk karet 150 kg. Satu lusin
sepatu jenis A menghasilkan keuntungan Rp. 50.000/pasang sedangkaan
jenis B Rp. 60.000./pasang. PERTANYAANNYA :
Berapa jumlah produksi optimal dari masing-2 sepatu yang dapat
mendatangkan keuntungan terbesar.

Ringkasan soal tsb adalah


A B Jumlah
KARET 2 3 150 kg
KULIT 3 2 180 kg
Keuntungan 50.000/pasang 60.000/pasang
Jawab
JAWAB :
X1 = jenis sepatu A dan X2 = jenis sepatu B
Maksimumkan : Z = 50.000 X1 + 60.000 X2
Batasan Karet = 2 X1 + 3 X2 < 150
Batasan Kulit = 3 X1 + 2 X2 < 180
X1

75

60 daerah feasible ( arsir )


48

X2
0 18 50 90

2 X1 + 3 X2 = 150. Jika X1 = 0 maka X2 = 2(0) + 3 X2 = 150 X2 = 50


Jika X2 = 0 maka X1 = 2 X1 + 3 (0) =150  X1= 75
3 X1 + 2 X2 = 180. Jika X1 = 0 maka X2 = 3(0) + 2 X2 = 180 X2 = 90
Jika X2 = 0 maka X1 = 3 X1 + 2 (0) =180  X1= 60
2 X1 + 3 X2 = 150 x 3  6 X1 + 9 X2 = 450
3 X1 + 2 X2 = 180 x 2  6 X1 + 4 X2 = 360 -

0 + 5X2 = 90   X2 = 18
3 X1 + 2 X2 = 180  3X1 + 2 (18) = 180  3X1 = 144  X1 = 48

KESIMPULAN
a). Jumlah produksi masing-2 merk sepatu yang harus diproduksi yaitu
Jenis A sebesar 48 pasang dan jenis B sebesar 18 pasang
b). Keuntungan maksimal Z =50.000 X1 + 60.000 X2
= 50.000 (48) + 60.000 (18)
= 2.400.000 + 1.080.000 = Rp. 3.480.000

KUIS
Buat soal sendiri dan jawab dengan pertanyaan yang sama

Jawaban : upload ke elarning di forum Latihan di pertemuan 3


METODE BEP
ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)

 DIPERLUKAN UNTUK MENGETAHUI HUBUNGAN ANTARA


VOLUME PRODUKSI, VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL, BIAYA
PRODUKSI, BIAYA LAINNYA BAIK YANG BERSIFAT TETAP MAUPUN
VARIABEL, DAN LABA ATAU RUGI.

 MENURUT SOFYAN SYAFRI HARAHAP, (2002:358) ADALAH SUATU


KEADAAN DIMANA PERUSAHAAN TIDAK MENGALAMI LABA
DAN JUGA TIDAK MENGALAMI RUGI ARTINYA SELURUH BIAYA
YANG DIKELUARKAN UNTUK KEGIATAN PRODUKSI ITU DAPAT
DITUTUPI OLEH PENGHASILAN PENJUALAN. TOTAL BIAYA
(TETAP DAN VARIABEL) SAMA DENGAN TOTAL PENJUALAN
SEHINGGA TIDAK ADA LABA DAN TIDAK ADA RUGI.”

 MENURUT (JUMINGAN, 2006:183-184)


ADALAH SUATU CARA
YANG DIGUNAKAN OLEH PIMPINAN PERUSAHAAN UNTUK
MENGETAHUI ATAU UNTUK MERENCANAKAN PADA VOLUME
PRODUKSI ATAU VOLUME PENJUALAN BERAPAKAH
PERUSAHAAN YANG BERSANGKUTAN TIDAK MEMPEROLEH
KEUNTUNGAN ATAU TIDAK MENDERITA KERUGIAN.
 MENURUT PRAWIRASENTONO, 1997 ADALAH ALAT
MENENTUKAN KEBIJAKAN BERPRODUKSI DAN UPAYA
PENJUALAN BARANG AGAR MINIMAL TIDAK RUGI, BAHKAN
HARUS UNTUNG.

 MENURUT SOFYAN SYAFRI HARAHAP (2002:357) MANFAAT


ANALISA TITIK IMPAS ADALAH :
1. UNTUK MENGETAHUI HUBUNGAN ANTARA PENJUALAN,
BIAYA DAN LABA.
2. UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR BIAYA TETAP DAN
VARIABEL.
3. UNTUK MENGETAHUI KEMAMPUAN PERUSAHAAN
MEMBERIKAN MARGIN UNTUK MENUTUPI BIAYA TETAP.
4. UNTUK MENGETAHUI KEMAMPUAN PERUSAHAAN DALAM
MENEKAN BIAYA DAN BATAS DIMANA PERUSAHAAN TIDAK
MENGALAMI LABA DAN RUGI.
RUMUS-RUMUS METODE BEP

1. BEP
BEP untuk 1 produk :
BEP ( Rp) = FC
1 – VC/P
BEP ( Q) = FC
P– VC
BEP untuk Multi Produk :
BEP ( Rp) = FC
∑ ( 1 – Vi/Pi ) x ( Wi) )
2. Q = (FC + π )
(P - VC)
or jika ada pajak (t) Q = FC + π / ( 1 – t )
(P - VC)
or jika ada pajak dan bunga Q = FC + π / ( 1 – (t + i )
(P - VC)
3. π = TR – TC  TC = TR - π
4. TR = P x Q  Q = TR / P
5. TC = FC + VC
Keterangan :
BEP ( Rp) = BEP dalam Rupiah, BEP (Q) = BEP dalam unit
π = laba
Q = jumlah
FC = Biaya tetap
VC = Biaya Variabel
TR = Pendapatan Total
TC = Biaya Total
p = Harga
t = Pajak
I = bunga
Soal : Untuk memproduksi sepatu, dibutuhkan biaya tetap Rp.2 jt, biaya
Tenaga Kerja langsung Rp. 3 rb/psg, biaya material Rp 1 rb/ psg.
Harga jual Rp. 8 rb/psg. Pertanyaan : 1.Brp BEP (Q), 2.Brp laba jk yg
diproduksi /terjual 1500 psg. 3. …….4. ………5. ….6. …..7. …….???
JAWAB

1.Brp BEP (Q). 2.Brp laba jk yg diproduksi /terjual 1500 psg

BEP ( Q) = 2.000.000
8.000 – 4000
= 500 pasang sepatu

2.Brp laba jk yg diproduksi /terjual 1500 psg

1500 = 2.000.000 + laba


8.000 – 4000

2.000.000 + laba = 1500 ( 4000)  Laba = 6 juta – 2 juta = 4 juta rp

3. Jika laba yang diinginkan Rp. 10 juta brp pasang sepatu harus diproduksi ?
Q = (2 jt + 10 jt) : 4 rb  3 rb pasang sepatu
4. Brp laba jk yg terjual 1500 psg termasuk pajak 10 %. ???
Jawab Q = FC + π / ( 1 – t )
(P - VC)
1500= 2 jt + laba / ( 1-0,1): 4000
1500 x 4 rb =2 jt + laba /0,9
6 jt – 2 jt = laba/0,9 0,9 x 4 jt  laba= 3,6 jt

5 .Brp laba jk yg terjual 1500 psg tdk termasuk pajak 10 %. ?? 4 jt


6. Brp P jk Q=1500 dan laba 4 jt tdk termasuk pajak 10 % ??? Rita 6.000 vs 8.000
7. Brp P jk Q=1500 dan laba 4 jt termasuk pajak 10 % ??????? 8267 vs 8296

KUIS ( to e learn )
8. Brp laba jk yg terjual 1500 psg termasuk pajak 10 %. dan termasuk bunga 6 % ??
3.360 rp
9. Brp laba jk yg terjual 1500 psg tdk termasuk pajak 10 %.ttp termasuk bunga 6 %
?? 3.760 rp
PERTEMUAN KE 4
PENJADWALAN KEGIATAN/PRODUKSI
Terdapat beberapa teknik dalam penjadwalan kegiatan antara lain Gantt Chart,
CPM, PERT, Precedence diagram, Works Breakdown Structure (WBS) dan
Graphical Evaluation and review technique (GERT).
Model yang banyak digunakan adalah perencanaan jaringan kerja ( network
planning ). Terdapat 2 teknik perencanaan jaringan kerja yang popular yaitu CPM (
Critical Path Method) diperkenalkan oleh JE Kelly tahun 1957 dan PERT (
Program Evaluation and Review Technique ) dikembangkan oleh US Navy tahun
1958.
Perbedaan antara CPM dan PERT, terletak pada jenis taksiran waktu digunakan.
CPM menggunakan satu jenis waktu untuk taksiran waktu kegiatan sedangkan
PERT menggunakan tiga jenis waktu yaitu prakiraan waktu paling optimis ( to );
prakiraan waktu paling mungkin ( tm ) prakiraan waktu paling pesimis (tp). Waktu
yang diharapkan ( t ) untuk suatu kegiatan dihitung berdasarkan rata-rata
tertimbang dari tiga jenis waktu tsb, yaitu :
t = t o + 4 tm + t p
6
Perkiraan waktu ( jam )

KEGIATAN KEG YG MENDAHULUI to tm tp t

A Tidak ada 4 5 6 5**)

**) t = to + 4 tm + tp
6
t= 4 + 4 (5) + 6
6
t = 5  u perhitungan selanjutnya
A = KEGIATAN : A
1 2

1 = KEJADIAN AWAL DARI KEGIATAN : A

2 = KEJADIAN AKHIR DARI KEGIATAN : A


CONTOH :
Manajer Operasional sebuah perusahaam membuat jadwal kegiatan produksi barang X,
dengan merinci kegiatan sesuai dengan urutan kegiatan sbb, :

Kegiatan Kegiatan yang Perkiraan waktu


mendahului (minggu)

B Tidak ada 24
F B 3
C B 15
D Tidak Ada 2
E D 5
A C , E, F 6

PERTANYAANNYA ADALAH :
1. Gambarkan net work planning { NWP)
2. Berapa minggu proyek/ produksi barang X tsb dapat diselesaikan.
Waktu penyelesaian kegiatan produksi barang X tersebut adalah sbb. :

Jalur : 1 – 2 – 4 – 5 – 6 = 24 + 3 +0 + 6 = 33 minggu
Jalur : 1 – 2 – 5 – 6 = 24 + 15 + 6 = 45 minggu
Jalur : 1 – 3 – 5 – 6 =2+5+6 = 13 minggu

KESIMPULAN :
Waktu penyelesaian kegiatan produksi barang X tersebut dapat diselesaikan
paling lama 45 minggu
KUIS : Penentuan lamanya waktu proses produksi
dg Metode CPM

Rincian kegiatan dan waktu proses produksi SEPATU adalah sbb. :

KEGIATAN A B C D E F G H I

KEG IATAN PENDAHULU -- A A A C B,E D,C C F,H,G

WAKTU ( JAM ) 6 4 5 4 6 7 8 6 8

Pertanyaan :
1. Gambarkan network planning . silahkan untuk dicoba 10 menit
2. Berapa lama waktu proses produksi sepatu tsb.
( terdapat 1 kegiatan dummy )
JAWAB
GAMBAR NWP

B(4)
E(6) F(7)
1
A(6) 2 C(5) 4 H(6) 6 I(8) 7

D(4) dummy=0 G(8) jalur

5
Ada 5 jalur1-2-3-6-7 = 25
1-2-4-3-6-7 = 32 1-2-5-6-7= 26
1-2-4-6-7= 25 Kesimpulan = 32jam
1-2-4-5-6-7=27
KEBIJAKAN PEMBELIAN & PENGGANTIAN MESIN
KEBIJAKAN PEMBELIAN & PENGGANTIAN MESIN

Beberapa metode yg dpt digunakan sebagai pedoman :

1. Metode Annual Cost Saving Approch


Metode ini menekankan adanya penghematan biaya (annual cost
saving) dari mesin-2 yg dipilih. Tetapi perlu dipertimbangkan dg CRP yg
pendek.
Lamanya modal yg ditanamkan =CRP (Capital Recovery Period)

Rumus :
CRP=Investasi baru : (Annual cost saving + penyusutan dari peralatan baru )

 next contoh sofyan Ansyari hal 153


Contoh hitung : KEBIJAKAN PEMBELIAN & PENGGANTIAN MESIN
Beberapa metode yg dpt digunakan sebagai pedoman :
Metode Annual Cost Saving Approch ( Sofyan Ansyari hal 153 – 157 )
Metode ini menekankan adanya penghematan biaya (annual cost saving) dari
mesin-2 yg dipilih.
Misal : Harga pembelian mesin baru Rp. 500.000
Harga penjualan mesin lama Rp, 200.000
Biaya-2 mesin baru dan lama :
Uraian Mesin lama Mesin Baru
Upah langsung Rp. 50.000 Rp. 20.000
Upah tak langsung Rp. 25.000 Rp. 15.000
Biaya Pemeliharaan Rp. 30.000 Rp. 20.000
Biaya listrik Rp. 15.000 Rp. 20.000
Pajak & asuransi Rp. 5.000 Rp. 15.000
Bunga 5% 5%
Umur ekonomis 4 tahun 10 tahun
Nilai sisa Rp. 40.000 Rp. 50.000
Lanjutan….KEBIJAKAN PEMBELIAN & PENGGANTIAN MESIN
Perttanyaan : 1) Berapa annual cost saving ??
2). Berapa lama modal yg ditanamkan dlm mesin baru?
Jawab
Biaya-2 mesin baru dan lama :
Uraian Mesin lama Mesin Baru
Upah langsung Rp. 50.000 Rp. 20.000
Upah tak langsung Rp. 25.000 Rp. 15.000
Biaya Pemeliharaan Rp. 30.000 Rp. 20.000
Biaya listrik Rp. 15.000 Rp. 20.000
Pajak & asuransi Rp. 5.000 Rp. 15.000
Bunga 5 % Rp. 10.000 Rp. 25.000
(0,05 x 200.000) (0,05 x 500.000)
Penyusutan Rp. 40.000 Rp. 45.000
(200.000-40.000 : 4) (500.000 – 50.000 : 10)
Total Biaya………………………………. Rp. 175.000 Rp. 160.000
Maka annual cost saving sebesar Rp. 175.000 – Rp. 160.000 = Rp. 15.000 jk dg
mesin baru
Lanjutan… : KEBIJAKAN PEMBELIAN & PENGGANTIAN MESIN
LAMANYA MODAL YG DITANAMKAN CRP (CAPITAL RECOVERY PERIOD)

Rumus :
CRP = (Investasi baru - penjualan mesin lama) : (Annual cost saving +
penyusutan dari peralatan baru)

CRP = Rp. 500.000 – Rp. 200.000


Rp. 15.000 + Rp. 45.000
= 5 tahun.

Ini berarti bw setelah 5 tahun investasi mesin baru dapat dibayar kembali.
---Semakin pendek CRP maka makin baik investasi tersebut---

KUIS
Berapa CRP jika umur ekonomis mesin lama 3 tahun.  selesaikan 4 th
Lanjutan….KEBIJAKAN PEMBELIAN & PENGGANTIAN MESIN

2. Present Worth Methode


Metode ini menekankan kepada penilaian atas biaya-2 yg terjadi sekarang
dan dimasa yg akan datang, dengan suatu tingkat bunga tertentu.

S = P ( 1 + i )n P= S
( 1 + i )n
S = jumlah dana dimasa yg akan datang
P = Jumlah dana saat sekarang
i = tingkat bunga
n = lamanya investasi

---- next contoh Sofyan Ansyari hal 153-157


Lanjutan… : KEBIJAKAN PEMBELIAN & PENGGANTIAN MESIN
Metode Present Wort Methode
Metode ini menekankan kepada penilaian atas biaya-2 yg terjadi sekarang dan
dimasa yg akan datang, dengan suatu tingkat bunga tertentu.
Misal :
jumlah dana yang diinvestasikan Rp. 10.000 untuk 10 tahun yad, dengan
tingkat bunga 10 %/ tahun. Berapa nilai investasi setelah 10 tahun ??
S = P ( 1 + i )n
S = 10.000 ( 1 + 10 % )10
= 10.000 (2,594) = Rp. 25.937 atau
jika ingin memperoleh uang sebesar Rp. 25.937 pada masa 10 tahun yad., maka
besarnya uang yg hrs diinvestasikan sekarang adalah
P= S
( 1 + i )n
= 25.940 : 2,594 = Rp 10.000.

Tetapi :
Tetapi jika S ( Jml dana dimasa yad) dalam 10 th yad diperkirakan akan
mencapai sebesar Rp. 60.000 ( sesuai peluang pasar) maka nilai
investasi untuk pembelian/ penggantian mesin yang hrs disiapkan
adalah sebesar
P= S
( 1 + i )n
= Rp. 23.130

KUIS
Sesuai peluang pasar maka jumlah dana dimasa yad (S) yaitu dalam 6
th diperkirakan mencapai sebesar Rp. 80.000. Tingkat bunga 8 % /
tahun. Berapa Rp nilai investasi untuk pembelian/ penggantian mesin
yang hrs disiapkan pihak manajemen
Jawab :
Jadi jml dana yg hrs dipersiapkan u investasi tsb sebesar Rp. 50.314…???
P = 80.000 / (1,08 x 1,08 x 1,08 x 1,o8 x 1,08 x 1,08) 80.000/1,59 =50.314
Jika nilai investasi 100.000  6 th yad dg 8 %/th = 159.000
PERTEMUAN KE 5
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Terdapat 3 macam dalam pengambilan keputusan (Eddy Heriyanto), yaitu:
1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti (uncertainly)
Dlm kelompok ini dikenal 3 kriteria yaitu Maximax, maximin dan sama rata
Maximax  ambil keuntungan yg maksimal
Maximin  ambil kerugian yg terkecil
Sama Rata  ambil keuntungan tertinggi dari rata-2 alternatif
2.Pengambilan keputusan pada kondisi beresiko
Situasi keputusan probabilistik (p), maka tetapkan nilai probabilitas (p=1)
dari masing-2 kondisi ekonomi misal cerah=0,6 tetap = 0,3 dan resesi = 0,1
dan kemudian hitung nilai harapannya (EV).  ambil EV tertinggi
3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti
EVUC ( Expected Value Under Certainty) atau nilai harapan pd kondisi
pasti yaitu hasil yang diharapkan jika memiliki informasi yang sempurna.
EVPI (Expected Value of Perfect Information) = EVUC - EVmaks
EVUC = ∑ pi.Mi  pi = probabilitas terjadinya kejadian i
Mi=Hsl terbaik pd kejadian i
EVmaks = nilai harapan maks ( DARI POIN 2 )
Contoh soal :
PT. X bermaksud berinvestasi dlm suatu proyek industri. Terdpt 3
alternatif yaitu industri barang : A,B,C. Masing-2 proyek akan
memberikan hsl yg berbeda tergantung dari kondisi perekonomian yg
akan terjadi, sbb :

Alternatif Kondisi perekonomian


Proyek Cerah /baik Tetap/stabil Resesi /buruk

A 41 juta 12 juta 4 juta


B 30 20 10
C 16 14 12

Pertanyaan :
Alternatif mana yg diambil pd masing-2 kondisi perekonomian ??
JAWAB
1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti (uncertainly)
Maximax :
Nilai tertinggi pd masing-2 alternatif proyek dan pd masing-2 kondisi ekonomi
yaitu A = 41 jt, B = 30 jt dan C = 16 jt  ambil 41 jt (A)
Maximin :
Nilai terkecil pd masing-2 alternatif proyek dan pd masing-2 kondisi ekonomi
yaitu A = 4 jt, B = 10 jt dan C = 12 jt  ambil 12 jt (C )
Nilai rata-2 tertinggi pd masing-2 alternatif proyek
yaitu A = (41+12+4)/ 3=19 jt ; B=( 30+20+10)/3 =20 jt dan C=(16+14+12)/3= 14jt
 ambil 20jt ( B)

2. Pengambilan keputusan pada kondisi beresiko


Hsl analisis masing-2 memiliki probabilitas kondisi ekonomi cerah dg p=0,6,
tetap dg p=0,3 dan resesi dg p =0,1. jml probabilitas hrs = 1 ; maka
EV-A = 0,6 (41) + 0,3(12) + 0,1 ( 4) = 28,6 jt
EV-B = 0,6 (30) + 0,3(20) + 0,1 (10) = 25,0 jt
EV-C = 0,6 (16) + 0,3(14) + 0,1 (12) = 15,0 jt
Dg dmkn yg dipilih proyek A krn mmliki EV tertinggi yaitu 28,6 jt
JAWAB
3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti
Hsl analisis masing-2 memiliki probabilitas kondisi ekonomi cerah dg p=0,6,
tetap dg p=0,3 dan resesi dg p =0,1 , dg dmkn maka :
Proyek A pd kondisi ekonomi cerah dg p =0,6 tertinggi sebesar 41 jt
Proyek B pd kondisi ekonomi tetap p =0,3 tertinggi sebesar 20 jt
Proyek C pd kondisi ekonomi resesi dg p =0,1 tertinggi sebesar 12 jt
maka
EVUC (expected value under certainly=nilai harapan pd kondisi pasti) yaitu pd
kondisi Cerah tertinggi 41 jt (A); Stabil tertinggi 20 jt (B) dan Resesi tertinggi
12 jt (C) EVUC = 0,6 (41) + 0,3(20) + 0,1 (12) = 31,8 jt
EVmaks = 28,6 jt ( pada kondisi berisiko )
EVPI (Expected Value of Perfect Information=nilai harapan untuk informasi
sempurna ) = EVUC – EVmaks  31,8 jt – 28,6 jt = 3,2 jt

Dg dmkn jika memiliki informasi yang sempurna yaitu kondisi ekonomi cerah
maka proyek A yang diambil krn memiliki nilai harapan terbesar.
KUIS :
PENGAMBILAN KEPUTUSAN : MODEL POHON KEPUTUSAN

POHON KEPUTUSAN

ADL GAMB SKEMATIK DARI ALTERNATIF YG TERSEDIA BAGI


PENGAMBIL KEPUTUSAN DAN KEMUNGKINAN HASILNYA.

BENTUK DIAGRAMNYA YG MMLIKI CABANG DAN RANTING SPT


HAL NYA POHON

LEBIH SESUAI UNTUK SITUASI ANALISIS YG MEMILIKI


KEPUTUSAN BERJENJANG : POHON – CABANG – RANTING -
Lanjutan...PENGAMBILAN KEPUTUSAN DG METODE POHON KEPUTUSAN

MODEL POHON KEPUTUSAN dapat digunakan dalam pengambilan


keputusan dari beragam permasalahan manajemen.

Untuk membentuk sebuah pohon keputusan, digunakan prosedur sebagai


berikut:
1. Pastikan semua alternatif yang mungkin dan keadaan sudah
dimasukkan ke pohon, termasuk alternatif untuk “tidak melakukan apa-
apa”.
2. Pengembalian hasil (payoff) dimasukkan pada akhir tiap cabang yang
bersesuaian.
3. Menetapkan nilai ekspektasi dari setiap tindakan yang ada.
4. Pilih EMV (Expected Monetary Value) / kemungkinan pengembalian
hasil yang tertinggi.

 next contoh
CONTOH 1 : PENERAPAN POHON KEPUTUSAN DALAM PK

Sebuah pabrik garment, sedang mempertimbangkan perluasan kapasitas.


Alternatif yg tersedia adalah : tdk melakukan apa-apa, membangun
sebuah pabrik kecil, membangun sebuah pabrik sedang, membangun
sebuah pabrik besar. Pada saat ini kemampuan pasar belum diketahui.
Jika Pabrik besar dibangun, terdapat pasar yg menguntungkan dg laba
110.000 dan pasar yg tidak menguntungkan, dg rugi 100.000. Jika Pabrik
sedang dibangun dan terdapat pasar yg menguntungkan dg laba 80.000
dan pasar yg tidak menguntungkan, dg rugi 20.000. Jika Pabrik kecil
dibangun dan terdapat pasar yg menguntungkan dg laba 50.000 dan
pasar yg tidak menguntungkan, dg rugi 6.000. Jika tidak melakukan apa-
apa, laba 0 dan rugi 0. Namun demikian dari hasil penelitian pasar
mengindikasikan terdapat kemungkinan yi untuk pasar menguntungkan
0,7 dan untuk pasar yg tdk menguntungkan 0,3.
Pertanyaannya :
Alternatif manakah yg harus dipilih ??
Jawab : Psr menguntungkan, p=0,7 Rp. 110.00

Rp
47000.
Psr tdk menguntungkan, p=0,3 Rp. 100.00

PB idem Rp. 80.000

Rp.
50000
PS idem Rp. 20.000
Rp
50.000 idem Rp. 50.000

PK Rp
33200
idem Rp. 6.000
Tdk apa-2

Rp Rp. 0
0
Lanjutan ...PK dg MODEL POHON KEPUTUSAN

EV PB = (0,7 X Rp. 110.00) – (0,3 X Rp.100.000) = Rp. 47.000


EV PS = (0,7 X Rp. 80.000) – (0,3 X Rp.20.000) = Rp. 50.000
EV PK = (0,7 X Rp. 50.000) – (0,3 X Rp.6.000) = Rp. 33.200
Kesimpulan : Pabrik sedang yang dibangun.

KUIS
Perusahaan industri sepatu PT. Sejahtera mempunyai 2 pilihan desain produk
sepatu. Peramalan penjualan diperkirakan sebesar 100.000 pasang. Pilihan desain
yaitu : Desain A memiliki kemungkinan 0,90 untuk menghasilkan 59 pasang yg
baik per 100 pasang dan kemungkinan 0,10 untuk menghasilkan 64 pasang yg baik
per 100 pasang. Harga Desain A bernilai Rp. 1 Juta. Desain B memiliki
kemungkinan 0,80 untuk menghasilkan 64 pasang yg baik per 100 pasang dan
kemungkinan 0,20 untuk menghasilkan 59 pasang yg baik per 100 pasang. Harga
Desain B bernilai Rp. 1,3 Juta. Biaya produksi per pasang sepatu Rp. 75. Sepatu yang
baik akan dijual Rp. 150 sedangkan sepatu yag rusak/cacat akan dihancurkan dan
tdk memiliki nilai sisa.
Pertanyaannya: Dengan metode pohon keputusan, desain manakah yg harus
dipilih oleh perusahaan tsb
JAWABAN KUIS
GAMBAR SKEMATIK

p=0,90; baik 59/100


HJ 150rp, HPP 75rp, HD 1 jt
Rp.
425.000

A p=0,10; baik 64/100


HJ 150rp, HPP 75rp, HD 1 jt
Rp.
650.000

B
p= 0,80, baik 64/100
Rp.
650.000

p = 0,20, baik 59/100


Disain A ( Cabang )
HPJ
Ranting 1 : 0,90 x (59/100 x 100.000) x 150=7.965.000,-
Ranting 2 : 0,10 x (64/100 x 100.000) x 150= 960.000,-
8.925.000
HPP ( Harga Pokok Produksi 100.000x75 = (7.500.000)
Biaya desain A………………………………………. = (1.000.000)
425.000
Disain B ( Cabang )
HPJ
Ranting 1 : 0,80 x (64/100 x 100.000) x 150=7.680.000,-
Ranting 2 : 0,20 x (59/100 x 100.000) x 150= 1.770.000,-
9. 450.000
HPP ( Harga Pokok Produksi 100.000x75 = (7.500.000)
Biaya desain A………………………………………. = (1.300.000)
650.000
Kesimpulan : alternative yg dipilih oleh persh tsb adl Desain B krn lebih
menguntungkan disbanding desain A
PERTEMUAN KE 6
PERAMALAN (FORECASTING)
PERAMALAN (FORECASTING)
Peramalan permintaan memegang peranan penting dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan khususnya dibidang produksi.

3 tipe peramalan yang utama dalam perencanaan operasi di masa depan :


1. Peramalan Ekonomi (economic forecast) menjelaskan siklus bisnis dengan
memprediksi tingkat inflasi.
2. Peramalan Terknologi (technological forecast) memperhatikan tingkat
kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik
3. Peramalan Permintaan (demand forecast) adalah proyeksi permintaan untuk
produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut juga peramalan
penjualan yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan
menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran dan sumber daya
manusia.
PERAMALAN…lanjutan
Analisa Deret Waktu LEAST SQUARE LINIER TREND

Y=a+bX

a = ∑Y b = ∑tY or b = ∑XY
n t2 X2

Data ganjil Nilai t or X Data Genap Nilai t or X


2001 -2 2001 -3
2002 -1 2002 -1
2003 0 2003 1
2004 1 2004 3
2005 2
0 0
WORKSHEET

TAHUN Y t or X X2 XY
Analisa ini untuk meramalkan permintaan yad

 NEXT CONTOH
Contoh :
Dg Analisa Deret Waktu LEAST SQUARE LINIER TREND

Diketahui :
Data penjualan berturut turut selama 5 tahun (jt unit) sbb.
:
th 2015 = 4 ; th 2016 = 4; th 2017 = 5 th 2018 = 4 th 2019 = 6.

Pertanyaan
Berapa perkiraan penjualan pada tahun 2020 ?

JAWAB
TAHUN PEJUALAN t or X X2 XY
(Y)

2015 4 -2 4 -8

2016 4 -1 1 -4

2017 5 0 0 0

2018 4 1 1 4

2019 6 2 4 12

Total 23 0 10 4
a = ∑Y  23 : 5 = 4,6
n
b = ∑tY or b = ∑XY  4 : 10 = 0,4
t2 X2
Y= 4,6 + 0,4 X
KESIMPULAN
Penjualan th 2020 : Y= 4,6 + 0,4 X  Y= 4,6 + 0,4 (3) = 5,8 Unit ( 6 unit)
Penjualan th 2021 : Y= 4,6 + 0,4 X Y= 4,6 + 0,4 (4) = 6,2 Unit ( 6 Unit )

DISKUSIKAN
Diketahui :
Data penjualan berturut turut selama 4 tahun ( dlm unit) sbb. :
th 2015 = 4 ; th 2016 = 4; th 2017 = 5 th 2018 = 4.
Pertanyaan
Berapa perkiraan penjualan pada tahun 2020 ?

Jawab  Th 2020 sebesar 2020= 4,6 ( 5 unit )


TAHUN PEJUALAN t or X X2 XY
(Y)

2015 4 -3 9 -12

2016 4 -1 1 -4

2017 5 1 1 5

2018 4 3 9 12

Total 17 0 20 1
PERAMALAN…lanjutan
Analisis Regresi Linier Sederhana :

Y = a + bX
b = n (∑ X Y) - (∑ X) ((∑Y)
n (∑ X2 ) -(∑Y) 2

a = ∑ Y - b (∑ X)
n

WORKSHEET

BULAN Y X XY X2

Analisa ini untuk meramalkan yad dengan mempertimbang kan variabel


lain yang mempengaruhinya

 NEXT CONTOH
CONTOH :
Dengan Analisa Regresi Linier Sederhana
Diketahui :
Data Biaya Produksi berturut-2 selama 5 th ( dlm rb rp ) sbb. :
th 2015 = 4 ; th 2016 = 4; th 2017 = 5 ; th 2018 = 4 th 2019 = 6.
Data Jumlah Produksi berturut-2 selama 5 th ( dlm rb unit) sbb. :
th 2015 = 7 ; th 2016 = 8; th 2017 = 7 ; th 2018 = 9; th 2019 = 9.

Pertanyaan :
Jika jumlah produksi pd th 2020 sebesar 10 rb unit mk brp
perkiraan biaya produksi…?
Kata mba Desi  yg Y= jml produksi dan yg X = biaya produksi  salah/benar?
Y = a + bX artinya apa ?? Jk X naik mk Y naik  knp krn b positif
JAWAB 
TAHUN Y = biaya X= jml XY X2
prod prod
2015 4 7 28 49

2016 4 8 32 64

2017 5 7 35 49

2018 4 9 36 81

2019 6 9 54 81

JUMLAH 23 40 185 324


b = n (∑ X Y) - (∑ X) ((∑Y)
n (∑ X2 ) -(∑Y) 2

= 5(185) – (40)(23)  b = 925 – 920  b= 0,0046


5 (324) – (23) 2 1620- 529

a = ∑ Y - b (∑ X)  a = 23-0,0046(40) a= 4,56


n 5

Y= a + b X  Y = 4,56 + 0,0046 X 4,56 + 0,0046 (10 )= 4,61

KESIMPULAN
1. Jika jumlah produksi pd th 2020 sebesar 10 rb unit maka biaya produksi
sebesar Rp. 4,61 rb

DISKUSIKAN
2. Jika Biaya produksi th 2020 sebesar 9 rb rp brp jmlh produksi ?
Y= a + b X  9= 4,56 + 0,0046 X  X = 965,22  benarkah ?
MOVING RATE ANALYSIS

PENGERTIAN MOVING RATE ANALYSIS. (RATA-2 BERGERAK) ADL


 SALAH SATU METODE PERAMALAN BISNIS YG SEDERHANA DAN
SERING DIGUNAKAN UNTUK MEMPERKIRAKAN KONDISI PADA
MASA YAD DENGAN MENGGUNAKAN DATA-2 MASA LALU BISA
PENJUALAN, BISA PERMINTAAN.

MISAL :
PT X BERMAKSUD MERAMALKAN PENJUALAN PADA PERIODE
BULAN APRIL DAN MEI 2021, DENGAN RATA-2 BERGERAK (n) = 3
PERIODE. ?
PERHATIKAN DATA SBB :
PERIODE PENJUALAN PERKIRAAN
2021 ( UNIT )

JANUARI 22.500
FEBRUARI 37.500
MARET 30.000
APRIL ?? 22.500+37.500+30.00)/3= 30.000
35.000
MEI ?? MENUNGGU HSL AKTUAL APRIL, MISAL
35.000 MAKA (37.500+30.00+ 35.000)/3= 34 .167
JUNI ?? MENUNGGU HSL AKTUAL MEI, MISAL
40.000 MAKA RAMALAN : 30.000+35.000+400.
JULI ??
AGUSTUS ??
SEPTEMB ??
ER
OKTOBER ??
PERTEMUAN KE 7
WORK MESSUREMENT
(PENGUKURAN KERJA)
&
KEBUTUHAN SDM / TENAGA KERJA
WORK MESSUREMENT
PENGUKURAN KERJA (WORK MESSUREMENT)
Hal ini berkaitan dengan penentuan waktu standar (ST)
Waktu standar adalah waktu yg diperlukan oleh seorang pekerja terlatih untuk
menyelesaikan suatu tugas tertentu, bekerja pada tingkat kecepatan yang
berlanjut serta menggunakan metode, mesin & peralatan, material , dan
pengaturan tempat kerja yang tertentu

Cara pengukuran waktu standar , dengan metode STUDI WAKTU


Tahap-tahapnya :
1. Tentukan pekerjaan yang akan diamati dan beritahu pekerja yang dipilih;
2. Tentukan jumlah siklus kerja yang akan diamati
3. Catat seluruh hasil pengamatan waktu siklus (Xi) dan hitung waktu siklus rata-
rata (X rata-rata), dengan rumus :
Lanjutan………WORK MESSUREMENT

4. Tetapkan peringkat kinerja (PR = Performance Rating) pekerja ybs, lalu hitung
waktu normal ( NT = Normal Time ) dengan menggunakan rumus :
NT = X rata-rata x PR /100
PR = PERINGKAT KINERJA.
1. PR untuk rata pekerja = 100
2. PR u pekerja yg memiliki keterampilan lebih dari rata-2 = 90 (lebih cepat)
3. PR untuk pekerja yg memiliki keterampilan dibawah rata-2 = 110 (lambat)

5. Tetapkan faktor kelonggaran ( AF = Allowance Factor )


Diperlukan untuk keperluan pekerja (minum, ke kamar mandi, istirahat) dan
penundaan yg tidak bisa dihindari ( mesin rusak, bhn baku terlambat, gangguan
listrik dll).
AF = Jumlah kelonggaran
8 Jam/HK x 60 menit/jam
kenapa di x 60 menit ? Sebab kelonggaran dlm menit
Lanjutan………WORK MESSUREMENT
6. Hitung Waktu Standar ( ST = Standard Time ), dengan rumus :

ST = NT / (1 – AF)
ST dipakai sebagai acuan dalam suatu proses produski, yang telah
mengakomodasi rata-rata kemampuan karyawan serta toleransi waktu yang
diperlukan baik untuk kepentingan karyawan maupun masalah teknis

 next contoh : hal 185 Eddy Heryanto :


Berdasarkan hasil pengamatan terhadap lamanya waktu suatu pekerjaan dalam 5
siklus, berturut-turut 10, 9, 10, 11, dan 10 menit. Peringkat kinerja dari pekerja
yang bersangkutan 110. Faktor kelonggaran disediakan untuk keperluan
karyawan 30 menit, perawatan mesin 10 menit, dan tak terduga lainnya. 8
menit.. Waktu kerja 8 jam/ hari.
PERTANYAANNYA :
1. Berapa menit Waktu Standat (ST) untuk pekerjaan tsb ?
2. Berapa ST jika PR 90 dan jika PR=100???
-- next jawabannya---
Jawabannya
Xi = 5 siklus pekerjaan
Xi per siklus pekerjaan 10, 9, 10, 11, dan 10 menit
PR = 110 / karyawan
AF u keperluan kary 30 menit, perawatan mesin 10 menit, tak terduga 8 menit..
Waktu kerja 8 jam/ hari.
Maka
X rata-2 = 10 + 9 + 10 + 11 +10 / 5 = 50/5 = 10 menit/sikpek
Waktu Normal (NT) = X rata-2 x PR /100 = 10 x 110/100 = 11 menit/sikpek
AF = (30 + 10 + 8 ) menit / 8 jam x 60 menit = 48 menit/ 480 menit = 0,1 menit/sikpek
ST = NT/ ( 1 - AF ) = 11/ ( 1-0,1 ) = 12,2 menit/sikpek
KESIMPULAN :
1. ST sebagai dasar perhitungan untuk menyelesaikan 1 siklus pekerjaan (sikpek) adl
12,2 menit atau ST untuk 1 pekerjaan dengan 5 sikpek sebesar 12.2 x 5=62,5
2. ST dengan PR = 90 adalah sebesar ……………….?? 10 menit.x 5= 50 menit
Mengapa ST /sikpek > dari rata-2 dan NT ( 12,2 menit > 10 menit dan > 11 menit ) ??
Karena :
1. Tergantung kemampuan dari pekerja (PR) tsb. (jk PR=100 mk 10 menit/sikpek
dan jk PR = 90 mk 9 menit /sikpek dan jk PR =110 mk 12,2 menit/sikpek)
2. Adanya / disediakannya faktor kelonggaran. ( ditekan mk ST lebih cepat )
KUIS
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap lamanya waktu suatu pekerjaan
dalam 6 siklus, berturut-turut 12,11,10,12,11,10 menit. Peringkat kinerja dari
pekerjaan tsb sebesar 90. Perusahaan menginginkan waktu standar 10
menit/sikpek, waktu kerja 7 jam/ hari, faktor kelonggaran disediakan
perusahaan untuk keperluan karyawan, perawatan mesin, dan tak terduga
lainnya.

PERTANYAANNYA :
Berapa menit faktor kelonggaran untuk keperluan karyawan, jika perusahaan
telah menetapkan untuk perawatan mesin 5 menit dan tak terduga lainnya 4
menit.

Silahkan 3 menit.!!!!
JAWAB
NT =9,9  ST =NT / (1-AF) 10 = 9,9 / ( 1 – AF) AF = 10 (1-AF) = 9,9
10-10 AF = 9,9  AF = 0,01 menit  u kary =0.01 – 9/ (7x 60) =….. ???
KEBUTUHAN SDM / TENAGA KERJA

Metode Work Force Analysis (WFA)


Kebutuhan Tenaga Kerja, dengan metode Work Force Analysis (WFA)
Rumus :
WFA = Work Load + % absensi + % Turn Over
Work Load = Rencana jumlah produksi x waktu penyelesaian
pekerjaan/satuan/karyawan/hari
Kebutuhan Tenaga kerja = WFA : Lama bekerja setiap tenaga kerja

MISAL :
Perusahaan sepatu merencanakan produksi sepatu selama 1 bulan
sebasar 25.000 pasang, proses untuk menghasilkan 1 pasang sepatu
adalah 5 jam kerja per karyawan. Dalam 1 bulan 25 hari kerja dan 8 jam
per hari. Hitung brp kebutuhan tenaga kerja dalam 1 bulan, jika absensi 5
% dan Turn Over 2 % ?
-- next jawabannya-----
JAWAB
Renc Produksi 1 bulan 25.000 pasang sepatu
1 pasang sepatu 5 jam / kary
1 bulan 25 HK dan 8 jam / hari
Absensi dalam 1 bulan 5 % dan TO 2 %
Maka
Work Load = 25.000 x 5 jam = 125.000 jam
Absensi 5 % = 0,05 x 125.000 jam = 6.250 jam
TO 2 % = 0,02 x 125.000 jam = 2.500 jam ( + )
WFA ............................................. = 133.750 jam
Lama bekerja setiap tenaga kerja
25 HK x 8 jam = 200 jam
KESIMPULAN
Kebutuhan Tenaga kerja = WFA : Lama bekerja setiap tenaga kerja
= 133.750 jam : 200 jam
= 669 orang
KUIS
DIKETAHUI :

Rencana produksi sepeda motor dalam 1 tahun 300.000 unit


1 unit sepeda motor diselesaikan 2 jam / karyawan
1 tahun 300 HK, 1 bulan 25 HK dan 1 HK 8 jam
Absensi dalam 1 bulan 2 % dan TO dalam 1 bulan 1 %

DITANYA
Brp Kebutuhan Tenaga kerja ??? 340 org dlm 1 th

Silahkan dikerjakan 2 menit.


UTS: 1-6 nopember 2021
Foto & Absen di upload di e learning
PERTEMUAN KE 8
PENGELOLAAN INVENTORI
PENGAWASAN PERSEDIAAN
Persediaan
merupakan sejumlah bahan-bahan, parts yang disediakan dan bahan-
bahan dalam proses yg terdapat dalam perusahaan untuk proses
produksi, serta barang-barang jadi/produk yg disediakan untuk
memenuhi permintaan dari komponen atau langganan setiap waktu.
Tujuan Pengawasan Persediaan :
1. Menjaga agar tdk kehabisan persediaan shg terhentinya produksi
2. Menjaga agar persediaan tdk berlebihan shg biaya-2 tdk terlalu besar
3. Menjaga agar pembelian secara kecil-2an dihindari shg biaya
pemesanan tdk besar
Metode Penilaian Persediaan
1. Cara First-In, First-Out ( FIFO Method)
2. Cara rata-rata tertimbang ( Weighted Average Methode)
3. Cara Last-In, First-Out (LIFO Method)
 next contoh hal 237 – Eddy Herjanto
Contoh
Data persediaan bahan baku PT X tahun 2018, sbb :

Tanggal Uraian Jumlah Harga Total (Rp)


(unit) (Rp/sat)
1 Juni Persediaan 300 1.000 300.000
Awal
10 Juni Pembelian 400 1.100 440.000
15 Juni Pembelian 200 1.200 240.000
25 Juni Pembelian 100 1.200 120.000
Jumlah -- 1.000 -- 1.100.000

PERTANYAAN :
1. Berapa Nilai persediaan akhir berdasarkan metode FIFO, LIFO dan
Rata-2 tertimbang jika persediaan akhir sebesar 250 unit..?
2. Berapa perbandingan keuntungan dan persediaan dari masing-2
metode, jika harga jual barang Rp. 2.000/unit..?
Jawab

a). Dengan Metode

First In First Out ( FIFO )

Nilai/ Harga pokok bahan baku yang terpakai :


1/6 : 300 unit @ Rp. 1.000 = Rp. 300.000
10/6 : 400 unit @ Rp. 1.100 = Rp. 440.000
15/6 : 50 unit @ Rp. 1.200 = Rp. 60.000
750 unit = Rp. 800.000

Nilai persediaan akhir :


15/6 : 150 unit @ Rp. 1.200 = Rp. 180.000
25/6 : 100 unit @ Rp. 1.200 = Rp. 120.000
250 unit = Rp. 300.000
Lanjutan ......Jawab

Dengan Metode

Last In First Out ( LIFO )

Nilai /Harga pokok bahan baku yang terpakai :


25/6 : 100 unit @ Rp. 1.200 = Rp. 120.000
15/6 : 200 unit @ Rp. 1.200 = Rp. 240.000
10/6 : 400 unit @ Rp. 1.100 = Rp. 440.000
1/6 : 50 unit @ Rp. 1.000 = Rp. 50.000
750 unit = Rp. 750.000

Nilai persediaan akhir :


1/6 : 250 unit @ Rp. 1.000 = Rp. 250.000
Lanjutan ......Jawab

Dengan Metode

Rata-2 Tertimbang

Nilai / Harga rata-rata : Rp. 1.100.000 : 1.000 unit = Rp. 1.100 / unit

Nilai /Harga pokok bahan baku yang terpakai :


= 750 unit @ Rp. 1.100 = Rp. 825.000

Nilai persediaan akhir


= 250 unit @ Rp. 1.100 = Rp. 275.000
Lanjutan ......Jawab
b). Perbandingan keuntungan dan persediaan dari masing-2 metode jika
harga jual barang Rp. 2.000/unit..?

Uraian FIFO Rata-2 LIFO

Penjualan ( Rp. ) 1.500.000 1.500.000 1.500.000

Harga Pokok ( Rp.) 800.000 825.000 850.000

Keuntungan ( Rp. ) 700.000 675.000 650.000

Persediaan Akhir (Rp.) 300.000 275.000 250.000

Cara mana yang dipilih ?? Cara manapun boleh yang penting konsisten
sepanjang tahun.
Lanjutan ….PENGAWASAN PERSEDIAAN

KEBIJAKAN DALAM PENGAWASAN PERSEDIAAN

1. Pemesanan yang ekonomis (EOQ)


Dalam menentukan jumlah pemesanan yang ekonomis (EOQ), dapat
dilakukan dengan 3 cara yaitu dengan menggunakan :
a. Tabular approach ( Edi hal 247 )
b. Graphical approach ( Edi hal 247 )
c. Formula approach ( Edi hal 248 )

2. Persediaan Penyelamet (Buffer Stock/ Safety Stock) ( Edi hal 260 )

Contoh Formula Approach


Lanjutan ….PENGAWASAN PERSEDIAAN
Pengendalian Persediaan.
Metode Economics order quantity/EOQ (Q*)
Jumlah pesanan yg ekonomis / economics order quantity -EOQ mrpk
salah satu model klasik, diperkenalkan oleh FW Harris th 1914, tetapi
paling banyak dikenal dalam teknik pengendalian persediaan. EOQ
banyak dipergunakan sampai saat ini krn mudah dlm penggunaannya.

Rumus :

EOQ (Q*) = √2.D.S / H atau = √2.D.S / h.c


H=hxc / = dibagi
F = D / Q*
T = Jumlah hari kerja dalam setahun / F
d = D/ Jumlah hari kerja dalam setahun
Lanjutan ….PENGAWASAN PERSEDIAAN

d = D / Jumlah hari kerja dalam setahun


ROP = d x L

Persediaan maksimum / = dibagi


I maks = Q* (1 - d/p)

Biaya total persediaan setahun


TC = (D/Q* x S ) + Q*/2 x (h x c).

Notasi :

D = Jml kebutuhan atau permintaan (unit per tahun)

d = rata-2 Jml kebutuhan atau permintaan (unit per hari)


S = Biaya pemesanan atau biaya set up (Rp setiap pesanan)
Lanjutan ….PENGAWASAN PERSEDIAAN

H = Biaya penyimpanan (Rp per unit per tahun )


h = Biaya penyimpanan (% thdp nilai (harga) barang.)
c = Nilai (harga) barang ( Rp per unit )
Q* = Jml pesanan ( unit per pesanan)
F = Frekuensi pemesanan ( kali per tahun)
T = Jarak waktu antar pesanan
p = Kecepatan produksi ( unit per hari )
L = Lead time (Waktu tenggang) : saat memesan sd barang tiba.
I maks = Persediaan maksimum (unit)
ROP (R) = Titik pemesanan kembali ( unit)
TC = Total Cost ( Biaya total) persediaan (Rp per tahun)
Lanjutan ….PENGAWASAN PERSEDIAAN
Contoh :
PT. X memerlukan komponen material 12.000 unit per tahun (D). Biaya
pemesanan (S) Rp. 50.000 per pesanan. Biaya penyimpanan per unit per
tahun sebesar 10 % dari nilai (harga) barang (H). Harga komponen material
tersebut sebesar Rp. 3.000 per unit. Kecepatan berproduksi (p) per hari 40
unit. 1 tahun 365 hari. Lead time (L) 10 hari.
Pertanyaan :
1.Brp jumlah pesanan yg paling ekonomis
2.Brp frekuensi pemesanan
3.Brp jarak waktu antar pesanan
4.Brp I maks
5.Brp ROP
6.Brp TC
7. Gambarkan

KUIS : gambarkan jika kecepatan berproduksi per hari 30 unit..??? Presentasi


Mas Prima
EOQ (Q*) = √2.D.S / H atau = √2.D.S / h.c.
H = h.c  10 % x Rp. 3.000 = 300

1. EOQ = √ 2 (12.000) (50.000): (300)= √ 4.000.000= 2.000 unit per pesanan


2. F = D / Q* = 12.000 : 2.000 = 6 kali pemesanan dalam setahun
JAWAB
1.EOQ (Q*) = 2.000 unit; 2. F = 6 x dlm se th; 3.T = 61 hari; 4. I maks = 360
5. ROP = 329,80 (329) atau 330 unit; 6. TC= Rp. 600.000 ;
7. Gambar dan penjelasannya sbb :
Gambar : 6 x pesan dlm setahun =2000 unit dg jarak antar pesanan 61 hari
pd persediaan maksimum 360 unit dan pemesanan ulang pada saat
persediaan 330 unit dengan waktu 10 hari ( 61-10 =51 hari).
unit

2000 unit EOQ

360 (350) unit Imaks


330 (329) unit ROP
0 waktu
61 61 61 61 61 61 hari
PERTEMUAN KE 9
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

Salah satu cara untuk mengendalikan persediaan adalah dengan metode


Material Requierment Planning (MRP).

MRP (Material Requirement Planning)


adalah suatu metode untuk menentukan apa, kapan dan berapa jumlah
komponen dan material yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
dari suatu perencanaan produksi.

Menurut Eddy Herjanto (2008 : 276) Perencanaan kebutuhan material


(Material Requirements Planning/MRP) adalah suatu konsep dlm mnj
produksi yg membahas cara yg tepat dlm perencanaan kebutuhan barang
dlm proses produksi.

Tujuan MRP
1). Meminimalkan persediaan
2). Mengurangi Resiko krn keterlambatan produksi atau
pengiriman
3). Komitmen yang realistis
4). Meningkatkan efesiensi

Komponen MRP
1). Jadwal induk produksi
2). Daftar material
3). Data persediaan
BBRP METODE YG DIGUNAKAN DLM MRP

1.Metode Lot For Lot ( LFL )


Metode persediaan minimal sesuai dgn yg diperlukan saja.
Kelemahan dari metode ini adl jika terjadi keterlambatan
dlm pengiriman barang sebagai bahan baku akan
mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi.

Contoh :
PT. X mempunyai kebutuhan atas komponen selama 8
minggu berturut-turut : 30, 40, 50, 40, 60, 30, 40, 30 unit.
Biaya pemesanan sebesar Rp. 50.000 untuk setiap pesanan,
biaya penyimpanan Rp. 500 / unit/minggu.
Pertanyaannya : Berapa biaya total persediaan ??
JAWAB

Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8
Kebutuhan bersih 30 40 50 40 60 30 40 30
Rencana penerimaan 30 40 50 40 60 30 40 30
Proyeksi persediaan 0 0 0 0 0 0 0 0

Biaya pemesanan = 8 X Rp. 50.000 = Rp. 400.000


Biaya penyimpanan = Rp. 0
Biaya Total Persediaan = Rp. 400.000

Biaya persediaan = biaya pemesanan


2. Metode penyeimbang sebagian periode (Part-Period-
Balancing-PPB)
Metode ini berusaha agar biaya penyimpanan sama dengan
biaya pemesanan dengan tujuan memperkecil biaya total
persediaan

Contoh :
PT. X mempunyai kebutuhan atas komponen selama 8
minggu berturut-turut : 30, 40, 50, 40, 60, 30, 40, 30 unit.
Rencana penerimaan : minggu 1 = 120, minggu 4 = 130 dan
minggu 7 = 70. Biaya pemesanan sebesar Rp. 50.000 untuk
setiap pesanan, biaya penyimpanan Rp. 500 / unit/minggu.
Pertanyaannya : Berapa biaya total persediaan ??
JAWAB :

Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8

Kebutuhan bersih 30 40 50 40 60 30 40 30

Rencana penerimaan 120 130 70

Proyeksi persediaan 90 50 0 90 30 0 30 0

Biaya pemesanan = 3 x Rp. 50.000 = Rp. 150.000


Biaya penyimpanan = 290 *) x Rp. 500 = Rp. 145.000
Biaya Total Persediaan = Rp. 295.000
290 *) = 90+50+0+90+30+0+30+0
3.Metode Kuantitas Pesanan Periode ( Period Order
Quantity-POQ)
Metode ini merupakan pengembangan dari metode EOQ
untuk jumlah permintaan yang tidak sama dalam beberapa
periode dengan tujuan memperkecil biaya total persediaan

Contoh :
PT. X mempunyai kebutuhan atas komponen selama 8
minggu berturut-turut : 30, 40, 50, 40, 60, 30, 40, 30 unit.
Rencana penerimaan : minggu 1 = 70, minggu 3 = 90,
minggu 5 = 90, serta minggu 7 = 70. Biaya pemesanan
sebesar Rp. 50.000 untuk setiap pesanan, biaya
penyimpanan Rp. 500 / unit/minggu. Pertanyaannya:
Berapa biaya total persediaan ??
JAWAB :

Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8

Kebutuhan bersih 30 40 50 40 60 30 40 30

Rencana penerimaan 70 90 90 70

Proyeksi persediaan 40 0 40 0 30 0 30 0

Biaya pemesanan = 4 x Rp. 50.000 = Rp. 200.000


Biaya penyimpanan = 140*) x Rp. 500 = Rp. 70.000
Biaya Total Persediaan = Rp. 270.000
140*) = 40+0+40+0+30+0+30+0
KUIS :
1. PT. X mempunyai kebutuhan dan rencana penerimaan atas
komponen selama 8 minggu berturut-turut : 40, 40, 50, 40,
60, 30, 40, 50 unit. Biaya pemesanan sebesar Rp. 80.000
untuk setiap pesanan, biaya penyimpanan Rp. 800 / unit/
minggu. Pertanyaannya : Berapa biaya total persediaan ??
Termasuk model LFLRp. 640.000

2.PT. X mempunyai kebutuhan atas komponen selama 8


minggu berturut-turut : 50, 40, 50, 40, 60, 40, 40, 30 unit.
Rencana penerimaan : minggu 1 = 120, minggu 4 = 140 dan
minggu 7 = 80. Biaya pemesanan sebesar Rp. 80.000 untuk
setiap pesanan, biaya penyimpanan Rp. 800 / unit/minggu.
Pertanyaannya : Berapa biaya total persediaan ??

Termasuk model PPBRp. 456.ooo


JAWAB No.1 : Metode LFL

Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8
Kebutuhan bersih 40 40 50 40 60 30 40 50
Rencana penerimaan 40 40 50 40 60 30 40 50
Proyeksi persediaan 0 0 0 0 0 0 0 0

Biaya pemesanan = 8 X Rp. 80.000 = Rp. 640.000


Biaya penyimpanan = Rp. 0
Biaya Total Persediaan = Rp. 640.000

Biaya persediaan = biaya pemesanan


JAWAB : No. 2 Metode PPB

Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8

Kebutuhan bersih 50 40 50 40 60 40 40 30

Rencana penerimaan 120 140 80

Proyeksi persediaan 70 30 -20 100 40 0 40 +10

Pada mg ke 3 hanya berproduksi 30 unit akibatnya idle capacity.


Pada mg ke 8 sisa 10 unit.
Biaya pemesanan = 3 x Rp. 80.000 = Rp. 240.000
Biaya penyimpanan = 290 *) x Rp. 800 = Rp. 216.000
Biaya Total Persediaan = Rp. 456.000
290 *) = 70+30+100+40+0+40+10
Kesimpulan : di minggu 3 produksi terhenti. Saran : mnj produski kena SP
PERTEMUAN KE 10
PERENCANAAN AGREGAT
PERENCANAAN AGREGAT
Perencanaan agregat berhubungan dgn penentuan jumlah
dan waktu produksi untuk jangka waktu menengah, agar
dapat memenuhi prakiraan permintaan dgn cara
menyesuaikan rata-rata produksi, tingkat penggunaan
tenaga kerja, tingkat persediaan, lembur, kerjasama (sub
kontrak) atau variabel lain yg dapat dikendalikan.

Terdapat 7 Strategi dalam perencanaan agregat, yaitu


1. Melakukan variasi tingkat persediaan
2. Melakukan variasi jam kerja
3. Melakukan variasi jumlah tenaga kerja
4. Melakukan sub kontrak
5. Menggunakan pekerja paruh waktu
lanjutan ....PERENCANAAN AGREGAT

6. Mempengaruhi permintaan
7. Melakukan pemesanan tertunda selama periode permintaan
tinggi

Beberapa metode dalam perencanaan agregat yaitu :


1. Pendekatan intuitif
2. Pendekatan matematika
3. Metode tabel dan grafik

Metode yg paling popular digunakan adalah metode tabel dan


grafik karena mudah dimengerti dan digunakan.
Contoh 
lanjutan ....PERENCANAAN AGREGAT
Contoh :
Duddy Sport merupakan suatu produsen alat olahraga,
spesialisasi dalam pembuatan bola voli. Prakiraan
permintaan pada periode Januari sd Juni 2019 sbb:

Bulan Prakiraan permintaan Jumlah hari kerja


Januari 1.500 20
Pebruari 1.500 19
Maret 1.400 22
April 1.700 21
Mei 1.900 22
Juni 2.000 21
lanjutan ....PERENCANAAN AGREGAT

Biaya yg terkait dgn produksi dan persediaan sebagai berikut:

1) Biaya tenaga kerja (per orang/hari) Rp. 20.000


2) Biaya penyimpanan persediaan (per unit/bulan) Rp. 1.000
3) Biaya marginal subkontrak (per unit) Rp. 5.000
4) Biaya penambahan tenaga kerja (per orang) Rp. 50.000
5) Biaya pengurangan tenaga kerja (per orang) Rp.100.000
6) Jam kerja per hari 8 jam
7) Rata-rata produksi per unit 2 jam-orang
8) Persediaan awal 0
lanjutan ....PERENCANAAN AGREGAT

Manajemen memiliki 3 alternatif strategi yg akan dipilih.


1. Melakukan variasi tingkat persediaan, dg cara memperta
hankan rata-2 tingkat produksi yg tetap dan menyimpan
kelebihan produksi pd bulan-2 tertentu u digunakan pd
bulan-2 lain yg mengalami kelebihan permintaan.
2. Melakukan variasi jumlah tenaga kerja, dg cara menambah
atau mengurangi jumlah tenaga kerja sesuai dg kebutuhan
pada bulan yang bersangkutan.
3. Mempertahankan jml karyawan sesuai dg tingkat
permintaan yg terendah dan memenuhi kebutuhan
permintaan selebihnya dg cara subkontrak.
Pertanyaannnya :
Alternatif manakah yg terbaik, yaitu yg memberikan total
biaya terendah.
lanjutan ....PERENCANAAN AGREGAT
Analisis Alternatif I
Melakukan variasi tingkat persediaan, dg cara mempertahankan rata-2
tingkat produksi yg tetap dan menyimpan kelebihan produksi pd bulan-
2 tertentu untuk digunakan pada bulan-bulan lain yg mengalami
kelebihan permintaan. Perhitungan untuk strategi ini. sbb :

Bulan Prakiraan Jumlah hari Jumlah Perubahan Akumulasi


(1) permintaan kerja produksi persediaan persediaan
(2) (3) (4) (5) (6)
Januari 1.500 20 1.600 100 100
Pebruari 1.500 19 1.520 20 120
Maret 1.400 22 1.760 360 480
April 1.700 21 1.680 -20 460
Mei 1.900 22 1.760 -140 320
Juni 2.000 21 1.680 -320 0
JUMLAH 10.000 125*) 10.000 0 1.480
lanjutan ....PERENCANAAN AGREGAT

 Jumlah permintaan selama 6 bulan (Januari – Juni) = 10.000 unit,


sedangkan jml hari kerja selama 6 bulan itu = 125 hari*), mk rata-2 jml yg
harus diproduksi = 10.000 unit : 125 hari = 80 unit/hari.
 kolom (4) = kolom (3) x 80 unit/hari  20 x 80 = 1600 unit
 kolom (5) = kolom (4) – (2) 1.600 unit – 1.500 unit = 100 unit
 kolom (6) = jml komulatif

 U membuat 1 unit produk diperlukan waktu 2 jam orang, sedangkan 1


hari terdapat 8 jam kerja, shg setiap karyawan dpt menghasilkan = 8
jam/hari : 2 jam/unit = 4 unit/ hari/org. U menghslkan 80 unit/ hari
diperlukan sejmlh = 80 unit/hari : 4 unit/hari/org = 20 org tenaga kerja.

 Dg menggunakan tenaga kerja tetap berjml 20 org dan dg jam kerja/hari


yg tetap spt pd kolom (3) mk dpt dihitung jml produksi yg dihasilkan
setiap bulan, spt pd kolom 4 : 20 x 80 = 1600; 19 x 80 = 1520; dstnya
lanjutan ....PERENCANAAN AGREGAT

 Jumlah permintaan selama 6 bulan (Januari – Juni) = 10.000 unit,


sedangkan jml hari kerja selama 6 bulan itu = 125 hari*), mk rata-2 jml yg
harus diproduksi = 10.000 unit : 125 hari = 80 unit/hari.
 kolom (4) = kolom (3) x 80 unit/hari  20 x 80 = 1600 unit
 kolom (5) = kolom (4) – (2) 1.600 unit – 1.500 unit = 100 unit
 kolom (6) = jml komulatif

 U membuat 1 unit produk diperlukan waktu 2 jam orang, sedangkan 1


hari terdapat 8 jam kerja, shg setiap karyawan dpt menghasilkan = 8
jam/hari : 2 jam/unit = 4 unit/ hari/org. U menghslkan 80 unit/ hari
diperlukan sejmlh = 80 unit/hari : 4 unit/hari/org = 20 org tenaga kerja.

 Dg menggunakan tenaga kerja tetap berjml 20 org dan dg jam kerja/hari


yg tetap spt pd kolom (3) mk dpt dihitung jml produksi yg dihasilkan
setiap bulan, spt pd kolom 4 : 20 x 80 = 1600; 19 x 80 = 1520; dstnya
lanjutan ....PERENCANAAN AGREGAT

 Jika jml produksi lebih tinggi daripada permintaan, kelebihan produksi


itu disimpan sebagai persediaan., spt pd kolom (5)

 Jika jml produksi lebih kecil daripada permintaan, kekurangan produksi


diambilkan dari persediaan :
- Kolom (5) menunjukkan selisih antara produksi dan permintaan,
- Kolom (6) menunjukkan akumulasi persediaan, yaitu jml persediaan
yg ada pada bulan yg bersangkutan.

 BIAYA YG TIMBUL BERUPA:


biaya tenaga kerja = 20 org x 125 hari x Rp20.000/org/hr = Rp 50.000.000
biaya persediaan = 1.480 unit x Rp. 1.000 /unit = Rp 1.480.000
Jumlah = Rp 51.480.000

Alternatif 1 ini memerlukan biaya total Rp. 51.480.000


lanjutan ....PERENCANAAN AGREGAT
Analisis Alternatif 2
Melakukan variasi jml tenaga kerja (TK) dg cara menambah atau
mengurangi sejumlah tenaga kerja sesuai dg kebutuhan kapasitas
produksi pd bulan bersangkutan. U tidak membuat perbedaan kondisi
pd awal dan akhir periode, jml tenaga kerja hrs dibuat tetap sama.
Perhitungan untuk strategi ini , sbb

Prakiraan Jumlah hari Jumlah Pnambahan Pngurangan


Bulan
permintaan kerja T. Kerja T. Kerja T. Kerja
(1)
(2) (3) (4) (5) (5)
Januari 1.500 20 19*) 1
Pebruari 1.500 19 20 1
Maret 1.400 22 16 4
April 1.700 21 21 5
Mei 1.900 22 22 1
Juni 2.000 21 24 2 4
Jumlah 10.000 125 122 9 9
lanjutan ....PERENCANAAN AGREGAT
 Dg tenaga kerja 20 org & 4 unit/hr/org (perhitungan diatas )
 Maka jml tenaga kerja yg diperlukan pd bulan :

Pada bulan Januari


Sesuai dg tingkat produksinya = 1.500 unit : 20 hari : 4 unit/
hari/org = 18,75 (19 org)*). Mengingat tenaga kerja yg
dimiliki 20 org mk pd bl januari ini dilakukan pengurangan
tenaga kerja sebanyak 1 orang.;

Pada bulan Februari


 Sesuai dg tingkat produksinya = 1.500 unit : 19 hari : 4 unit/
hari/org = 19,74 (20 org). Mengingat tenaga kerja yg ada
hanya 19 org ( akibat di januari dikurangi), mk pd bl ini
perlu dilakukan penambahan tenaga kerja sebanyak 1 orang
lanjutan ....PERENCANAAN AGREGAT

Pada bulan Maret,


Sesuai dg tingkat produksinya=1.400 unit : 22 hari : 4 unit/
hari/org = 15,91 ( 16 org). Mengingat tenaga kerja yg ada 20 (
posisi pebruari ), mk pada bl ini perlu dilakukan
pengurangan TK sebanyak 4 orang.

Demikian seterusnya u bulan-2 berikutnya

Pada bulan Juni


Pd akhir Juni tenaga kerja yg dimiliki berjml 24 org, mk pd
akhir Juni jml tenaga kerja hrs dikurangi 4 org shg jmlnya
akan sama dg jml pd awal periode yi 20 org. Hal ini
dilakukan u memberikan kondisi yg sama pada awal dan
akhir periode.
lanjutan ....PERENCANAAN AGREGAT
Biaya yang timbul untuk strategi ini:
biaya tenaga kerja = jml {kolom (3) x (4) x Rp.20.000}= Rp 50.820.000 **)
biaya penambahan tenaga kerja = 9 x Rp50.000 = Rp 450.000
biaya pengurangan tenaga kerja = 9 x Rp100.000 = Rp 900.000
Jumlah = Rp 52.170.000
Alternatif 2 ini memerlukan biaya total Rp. 52.170.000
**)
Jumlah hari kerja Jumlah T. Kerja Rp. Jumlah Rp
(3) (4)
20 19 20.000 7.600.000

19 20 20.000 7.600.000

22 16 20.000 7.040.000

21 21 20.000 8.820.000

22 22 20.000 9.680.000

21 24 20.000 10.080.000
50.820.000
lanjutan ....PERENCANAAN AGREGAT

 Analisis Alternatif 3
Dlm alternatif ini, jumlah tenaga kerja ditetapkan sesuai dg
kebutuhan u tingkat permintaan yg terendah (dlm kasus
ini u tingkat permintaan bl Maret). Jml permintaan pd bl
Maret sebesar 1.400 unit, atau rata-rata sebesar 1.400 unit :
22 hari kerja = 63,64 ( 64 unit/hari). Setiap pekerja dpt
menghasilkan 4 unit/ hari, shg jml tenaga kerja yg
diperlukan sebanyak 64 unit/hari : 4 unit/ hari = 16 org.
Jml TK ini dipertahankan tetap selama 6 bulan.

Dlm bentuk grafik, strategi ini dpt digambarkan sebagai


berikut.
lanjutan ....PERENCANAAN AGREGAT

Perihitungan untuk strategi ini, sbb :

Prakiraan Jumlah hari Jumlah


Bulan Persediaan Sub-kontrak
permintaan kerja produksi
(1) (5) (6)
(2) (3) (4)
Januari 1.500 20 1.280 220
Pebruari 1.500 19 1.216 284
Maret 1.400 22 1.408 8
April 1.700 21 1.344 348
Mei 1.900 22 1.408 492
Juni 2.000 21 1.344 656
Jumlah 10.000 125 8.000 8 2000
lanjutan ....PERENCANAAN AGREGAT

Pada bulan Januari,


Dg menggunakan 16 org mk produksi yg dihasilkan sebesar
16 org x 4 unit/org/hari x 2o hari kerja = 1.280 unit.
Kekurangannya ,sebesar 1.500 unit – 1.280 unit = 220 unit
dipenuhi dengan cara subkontrak kpd pihak ketiga.

Pada bulan Februari,


Dg menggunakan 16 org mk produksi yg dihasilkan sebesar
16 org x 4 unit/org/hari x 19 hari kerja 1.216 unit,.
Kekurangannya sebesar 1.500 unit – 1.216 unit = 284 unit
dipenuhi dengan cara subkontrak kpd pihak ketiga.
lanjutan ....PERENCANAAN AGREGAT
Pada Bulan Maret
Khusus bl Maret terjadi kelebihan produksi sbesar 8 unit, yg
disimpan sebagai persediaan.

Pada bulan April


Terjadi kekurangan produksi sebesar 356 unit, yg setelah
dikurangi 8 unit dari persediaan, sisanya sejumlah 348 unit
di subkontrakkan kpd pihak ketiga

Demikian seterusnya untuk bulan-bulan yang lain.


lanjutan ....PERENCANAAN AGREGAT
Biaya yang timbul untuk strategi ini:
biaya tenaga kerja = 16 org x 125 HK x Rp20.000 = Rp 40.000.000
biaya persediaan = 8 unit x Rp. 1.000 = Rp 8.000
biaya subkontrak = 2.000 unit x Rp. 5.000 = Rp 10.000.000
Jumlah = Rp 50.008.000
Alternatif 3 ini memerlukan biaya total Rp. 50.008.000
Kesimpulan
 Dari ketiga alternatif strategi tsb, mk alternatif 3 mmlki total
biaya terendah, yi sebesar Rp50.008.000. Untuk itu, keputusan
manajemen adl menggunakan tingkat tenaga kerja yg tetap
sebesar 16 orang, sesuai dg kebutuhan produksi pd permintaan
terendah, dan melakukan subkontrak kpd pihak lain u mmnhi
permintaan yg tidak dapat dipenuhi dari kapasitas yg ada.

KUIS : Alternatif manakah jk biaya tenaga kerja naik 10 %


PERTEMUAN KE 11
KUALITAS / MUTU PRODUK
KUALITAS / MUTU PRODUK
APA ITU MUTU ?
 Mutu adl kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan ( JURAN )

 Mutu adl confirmance to requirement, yaitu sesuai dengan yg


disyaratkan/distandarkan. Standar mutu meliputi bahan baku, proses,
produk jadi (CROSBY)

 Mutu adl kesesuaian dengan kebutuhan pasar/konsumen (DEMING)

 Mutu adl kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer


satisfaction). Suatu produk bermutu apabila dapat memberi kepuasan
sepenuhnya kepada konsumen (FEIGENBAUM)

Dg demikian
 Mutu adl suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
manusia, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan.
Lamjutan... MUTU PRODUK

DAVID A.GARVIN : 8 Dimensi Mutu Barang , adalah


1. Kinerja/performa (Performance)= menyangkut karakteristik fungsi produk
2. Keistimewaan (feature)=menyangkut kelengkapan fitur-fitur tambahan.
3. Keandalan (reliability)= menyangkut keandalan produk
4. Konfirmasi (confirmance)=menyangkut karakteristik disain (bentuk, ukuran,
warna, berat dll) & operasinya mmnh standard

5. Daya tahan (durability)= menyangkut seberapa lama produk dpt digunakan

6. Kemampuan pelayanan (serviceability)= sejauh mana kemudahan produk


untuk dapat dilakukan perawatan sendiri oleh penggunanya.

7. Keindahan/estetika (aesthetics )= menyangkut keindahan dan keserasian spt


penampilan, corak, rasa, daya tarik, bau, selera

8. Kesan kualitas/kualitas yang dirasakan (perceived quality)=


Menyangkut kualitas dari sisi persepsi konsumen/kesan pelanggan terkait reputasi perusahaan
atau merek dan pelayanan
Lanjutan... MUTU PRODUK

KUIS : Indikator untuk masing-2 dimensi mutu barang.


Note :
Dimensi adl ukuran.
Indikator adl sesuatu yg dpt memberikan petunjuk atau keterangan

Pembahasan KUIS
Indikator
1. Kinerja/performa (Performance):
a. Kenyamanan
b…………………….

------------lanjutkan-------------
Lamjutan... MUTU PRODUK

(Tjiptono, 2008) : 5 dimensi kualitas jasa, adalah


1. Reliabilitas (Reliability), kemampuan layanan yang akurat
2. Daya tanggap (Responsiveness), kesediaan dan kemampuan
merespon permintaan konsumen.
3. Empati (Empathy), perhatian kepada para pelanggan
4. Jaminan (Assurance), kemampuan dalam menumbuhkan rasa percaya
dan keyakinan pelanggan.
5. Bukti fisik (Tangibles), peralatan atau perlengkapan, sumber daya
manusia, dan materi komunikasi perusahaan.

KUIS
Indikator untuk masing-2 dimensi kualitas jasa
Note : Indikator adl sesuatu yg dpt memberikan petunjuk atau keterangan
Lamjutan... MUTU PRODUK

Pembahasan KUIS
Indikator :
1. Reliabilitas (Reliability)
a. Pelayanan tepat waktu
b…………………….

------------lanjutkan-------------
MANAJEMEN MUTU
Tahap perkembangan sistem manajemen mutu :
 Quality Inspection Era
Pada era ini tanggung jawab atas mutu diletakkan pada
quality inspektor atau product inspector.
 Statistical Quality Control (SQC) Era
Pada era ini tanggung jawab atas mutu diletakkan pada
engineering department.
 Quality Assurance Era
Pada era ini ditandai dgn implementasi total quality control
(TQC), total quality management (TQM) dan quality control
circle (QCC) dan tanggung jawab atas mutu diletakkan pada
semua orang, semua jabatan , dan semua proses.
 Strategic Quality Era
Pada era ini dilakukan peningkatan TQM Dan QCC serta
impelemntasi yg mengacu pada bakuan mutu nasional (
SNI) dan internasional (ISO). Bakuan mutu internasional
bermarkas di Jenewa yi Internasional Organization for
Standarization (ISO), selain itu juga dikenal acuan mutu yg
ada di Amerika Serikat yaitu MBNQA (Malcolm Baldridge
National Quality Award ) dan di Indonesia dikenal dengan
SNI seri 19-9000.

 Quantum Leap Quality Era


Suatu falsafah mutu yg berusaha mewujudkan peningkatan
mutu secara dramatis, tanggung jawab mutu terletak pada
semua orang, semua jabatan,dan semua proses dalam
perusahaan terutama para inovator.
Apa itu Total Quality Management (TQM) ??

TQM
Merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha, yang
mencoba untuk memaksimalkan daya saing organisasi melalui
perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungannya.

Prinsip-prinsip TQM
(a) Fokus pada konsumen
(b) Top manajemen hrs mengembangkan kepemimpinan untuk kualitas
(c) Kualitas adalah isu strategis
Ciri - ciri TQM

 Fokus Organisasi u memuaskan kebutuhan pelanggan:


 Mengembangkan dan memberdayakan potensi SDM yg
dimiliki organisasi secara sempurna.
 Melibatkan semua personil organisasi u menemukan
cara terbaik dlm melaksanakan peran atau fungsinya.
 Mengelola proses bisnis secara keseluruhan.
 Pengelolaan organisasi yg didasarkan fakta serta
menggunakan data dan informasi.
 Memberikan nilai tambah kpd masyarakat sekaligus
mencapai sasaran finansial.
 3 macam komponen Manajerial TQM
1. Sistem penjamin mutu (Quality Assurance System)
2. Teknik dan Peralatan Mutu.
3. Kerja tim (Team work)
 Manfaat TQM
1) Memperbaiki Posisi persaingan
2) Meningkatkan Pangsa pasar
3) Meningkatkan Penghasilan
4) Mengurangi Biaya operasi
5) Meningkatkan laba
6) Meningkatkan Keluaran yg Bebas dari kerusakan

Digambarkan
MANFAAT TQM

Harga yg
Memperbaiki Lebih tinggi
P Posisi
E persaingan
R
B
Meningkatkan
A
Pangsa pasar
I
K
A
N Meningkatkan
penghasilan
M
U
T Meningkatkan
U Keluaran yg Mengurangi Meningkatkan
Bebas dari Biaya operasi laba
kerusakan
DIRECT ACCEPTANCE RATIO (DAR)
DAR
Untuk mengukur prestasi kualitas dari suatu produksi diperlukan suatu
perhitungan yang dinamakan Direct Acceptance Ratio (DAR) atau Tingkat
Penerimaan langsung.
Kebalikan dari Direct Acceptance Ratio adalah Production Rejection Rate
(PRR) atau Tingkat Cacat dalam Produksi.
DAR dan RR dinyatakan dalam % , cara menghitung DAR dan RR sbb :

Direct Acceptance Ratio = Jumlah Unit yang baik


Jumlah Unit yang dihasilkannya.

Production Rejection Rate = Jumlah Unit yang cacat


Jumlah Unit yang dihasilkannya.

DAR semakin tinggi maka TQM optimal


DIRECT ACCEPTANCE RATIO (DAR)
CONTOH
PT X memproduksi TV LED dengan jumlah unit yang baik sebanyak 95 unit,
jumlah unit yang cacat sebanyak 5 unit dan jumlah unit yang dihasilkan
sebanyak 100 unit.

PERTANYAANNYA :
1.Berapa % Tingkat DAR
2.Berapa % tingkat PRR

JAWAB
DAR = 95 unit / 100 unit x 100 % = 95%; atau
Jika dihitung berdasarkan Jumlah Unit yang Cacat
100 % – ( 5 unit / 100 unit x 100 %) = 100% – ( 5 %) = 95%
PRR = 5 unit / 100 x 100 = 5%
PERKEMBANGAN MNJ MUTU - Strategic Quality Era : ISO

Bakuan mutu internasional atau Internasional Organization


for Standarization (ISO) - bermarkas di Jenewa.

Edisi Pertama thun 1987 : ISO 9000 : 1987, dengan


penomoran :
- ISO 9001 : 1987 ttg disain, produksi, instalasi
& pelayanan (20 elemen)
- ISO 9002 : 1987 ttg produksi dan instalai
- ISO 9003 : 1987 ttg instalasi dan tes
PERKEMBANGAN MNJ MUTU - Strategic Quality Era : ISO

Revisi : th 1994 , 2000, 2008 dan 2015


ISO 9002 : 1994; ISO 9003 : 1994; ISO 9001 : 2000;
ISO 9001 : 2000; ISO 9001 : 2008; ISO 9001:2015

Edisi berikutnya :
- ISO 27001 : 2013 ttg mnj kerahasiahan informasi
- ISO 14001 : 2015 ttg mjn lingkungan
- ISO 37001 : 2017 ttg mnj anti suap
- ISO 22000 : 2018 ttg mnj keamanan pangan
- ISO 45001 : 2018 ttg mnj keamanan pangan ( revisi )
- ISO 500001: 2018 ttg mnj lingkungan ( revisi )
Untuk mengatasi serbuan impor mk pemerintah (BSN) th
2019 menetapkan 4.984 SNI ( produk barang &
komoditas).

Beda ISO dg SNI


- ISO (Standar Internasional) dan SNI (Standar Nasional)
- Adopsi SNI thdp ISO
spt : 1. SNI ISO 9000 = ISO 9001
2. SNI ISO 14001 = ISO 14001
3. Dstnya ( hubungan Kerjasama BSN dg ISO)
PENGELOLAAN MUTU PRODUK DI INDONESIA
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 15 Tahun 1991,
menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai
standar mutu yg digunakan di Indonesia dan menunjuk
Menteri Negara Riset dan Teknnologi/Ketua Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi selaku Ketua Dewan
Standarisasi Nasional (DSN)., yg kemudian pemerintah
membentuk Badan Standarisasi Nasional (BSN).

PENGELOLAAN MUTU JASA DI INDONESIA


Perguruan Tinggi : BAN PT
Hotel : KAN
Surveyor : ISI ( Ikatan Surveyor Indonesia)
Dokter : IDI
Dstnya……………………
PENCANTUMAN LABEL
Pencantuman label pada kemasan pangan harus memuat
keterangan a.l. :
1. Nama produk;
2. Daftar bahan yang digunakan;
3. Berat bersih atau isi bersih;
4. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau
mengimpor;
5. Halal bagi yang dipersyaratkan;
6. Tanggal dan kode produksi;
7. Tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa;
8. Nomor izin edar bagi pangan olahan; dan
9. Asal usul bahan pangan tertentu
Lanjutan…PENCANTUMAN LABEL

SANKSI
Denda;
Penghentian sementara dari kegiatan, produksi,
dan/atau peredaran;
Penarikan pangan dari peredaran oleh produsen;
Ganti rugi; dan/atau
Pencabutan izin
PERTEMUAN KE 12
lanjutan..KUALITAS / MUTU PRODUK

SIX SIGMA
Apa itu SIX SIGMA ??
Six Sigma pengembangan TQM
Six yang artinya enam
Sigma yang merupakan simbul dari standar deviasi, dan biasa
dilambangkan dengan σ.
Six Sigma sering dituliskan dalam simbul 6σ.
Six Sigma sebagai Metodologi, yi Metodologi yg dikenal dgn
DMAIC.
 Define adalah memvalidasi masalah,
 Measure adalah mengukur masalah tersebut,
 Analyze mencari sumber atau akar permasalahan,
 Improve menentukan, memprioritaskan, dan mengimplemen
tasi solusi dari tiap masalah yg sudah tervalidasi,
 Control adalah menjaga agar solusi yang sudah diterapkan
tetap berjalan, agar permasalahan tidak muncul kembali.
Six Sigma adalah proses produksi barang dengan tingkat cacat tidak
lebih dari 3,4 setiap satu juta yg diterima oleh pelanggan. Semakin sedikit
tingkat cacatnya mk sigma levelnya akan semakin tinggi : (Sumber : Pande, Peter.)

SIGMA CACAT / Defects CACAT DLM SEJUTA KESEMPATAN


(%) / Defects Parts per Million Oportunity (DPMO)*
1 69 691.462

2 31 308.538

3 6,7 66.807

4 0,62 6.210

5 0,023 233

6 0,00034 3,4
*)DPMO (Defects Per Million Opportunities)
Target Kualitas yang diharapkan adalah untuk meningkatkan Kapabilitas Produk
dengan mencapai 3,4 DPMO yaitu Cacat per Satu Juta kesempatan artinya 3,4
Cacat dalam 1 (satu) Juta kesempatan.

Rumus untuk menghitung DPMO dalam Six Sigma:


DPMO = ( D / (U x O)) x 1,000,000
Keterangan :
DPMO = Defects Per Million Opportunities
D = Jumlah Defect
U = Jumlah Unit
O = Jumlah Kesempatan yg akan mengakibatkan cacat (Opportunities)

Pengertian Opportunities/kesempatam adalah jumlah kesempatan atau potensi


yang dapat mengakibatkan cacat (defect). MISALNYA dalam suatu unit produk
terdapat 10 daerah potensi yang dapat mengakibatkan cacat (defect), jika kita
memproduksi 1000 unit produk, maka akan terdapat 10,000 kesempatan cacat.
 Six sigma fokus pada penggunaan alat untuk mencapai hasil yg terukur.
 Six Sigma Center of Excellence (SSCX) International adl perusahaan
konsultan dan jasa pelatihan Lean Six Sigma terbaik di Indonesia yang
telah membantu kemajuan ratusan organisasi di berbagai sektor industri.
 Six Sigma Center of Excellence (SSCX) adalah perusahaan konsultan
terkemuka di Asia, dengan jaringan global.
 Para peserta akan dibekali dengan kemampuan mendalam mengenai
disiplin metode DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control)

Contoh perusahaan yang Telah Menerapkan Six Sigma


 Six Sigma adalah strategi peningkatan kualitas dan daya saing
perusahaan yang telah banyak dipakai oleh banyak perusahaan kelas
dunia seperti : Motorolla, General Electric (GE), Honeywell/Allied Signal,
Citi Bank, Bank of America, Sony, Bechtel (perusahaan konstruksi), IBM,
Boeing Aircraft, Ford Motor Company, Wal-Mart, Chevron, Texaco dll.
Beberapa pengertian tentang Six Sigma menurut para ahli :
1.Six Sigma (6 σ) merupakan suatu metode teknik
pengendalian dan peningkatan kualitas secara dramatik, di
mana pada enam sigma hanya terdapat 3,4 cacat (defect) dari
satu juta peluang (DPMO-Defect Per Million Opputunities)”.
(GREG BRUE, 2003)
2. Six Sigma ialah sebuah visi peningkatan mutu menuju
sasaran 3,4 kegagalan persejuta peluang (DPMO) untuk tiap
transaksi produk (barang atau jasa). upaya memotivasi menuju
kesempurnaan (PANDE, 2002).
3. Six Sigma sebagai “usaha mengubah pikiran perusahaan
untuk mencapai kepuasan konsumen, profit dan kompetisi
yang jauh lebih baik”. Kunci pokok pengertian diatas ialah
“pengukuran, tujuan atau transformasi pikiran perusahaan”
(MIRANDA, 2002).
4. Six Sigma ialah sebuah metodologi bisnis yang bertujuan
meningkatkan nilai-nilai kompetensi dari aktifitas proses
bisnis (HIDAYAT, 2007).

Six Sigma, salah satu metode yang berfokus pada


pengendalian kualitas dengan mempelajari sistem produksi
atau layanan perusahaan secara keseluruhan, diterapkan
tak hanya di industri manufaktur, namun juga di industri
jasa, misalnya di bidang manajemen, keuangan, logistik,
layanan yang berhubungan langsung dengan pelanggan,
dan sebagainya.
MANFAAT SIX SIGMA
1. Menghasilkan sukses terus-menerus
Tetap menguasai sebuah pasar yang aman ialah dengan terus menerus
memiliki terobosan baru dan menciptakan kembali organisasi
2. Mengatur tujuan kemampuan bagi setiap orang
Memiliki tingkat kemampuan yang sesempurna mungkin.
3. Memperkuat nilai pada konsumen
Fokus pada konsumen : “Produk kami menjadi satu-satunya pilihan nyata
mereka”,
4. Mempercepat tingkat perbaikan
Meningkatkan perbaikan dalam usaha mencukupi desakan konsumen.
5. Mempromosikan pembelajaran dan “cross pollination”
bisa meningkatkan dan mempercepat pembangunan dan peredaran ide-
ide baru di sebuah organisasi secara keseluruhan
6. Melakukan perubahan strategis
Melakukan penyesuaian-penyesuaian / perubahan-perubahan besar
yang dituntut oleh sukses bisnis.
CONTOH :
Dalam sebuah proses produksi, terdapat 4 langkah proses perakitan
dan masing-masing langkah tersebut memiliki kesempatan untuk
terdapat kegagalan (cacat/defect). Jumlah Input yang dimasukan ke
dalam proses perakitan adalah 500 unit. Dalam proses perakitan tsb
terdapat 2 defect (cacat). Pertanyaannya : Berapakah DPMO pada
proses produksi tersebut ?
PENYELESAIAN :
D (Jumlah Defect) = 2; U (Jumlah Unit) = 500;
O (Jumlah Kesempatan) = 4
DPMO = ( D / (U x O)) x 1.000.000
= (2 / (500 x 4)) x 1.000.000
= 0.001 x 1.000.000
= 1.000 DPMO
artinya diantara sigma 5 dan 4 atau cacat 0,10 % ttp mendekati level
sigma 5
Lanjutan CONTOH :

Jika ingin sigma 6 yaitu Target Kualitas yang diharapkan


mencapai 3,4 DPMO artinya 3,4 Cacat dalam 1 (satu) Juta
kesempatan atau 0,00034 % maka :
DPMO = ( D / ( U x O)) x 1,000,000
3,4 = ( D / (500 x 4)) x 1.000.000
3,4 = D/2000 x 1.000.000
3,4 = 1.000.000 D / 2000
1.000.000 D = 3,4 x 2000
D = 6.800 / 1000000
D = 0,0068 artinya cacatnya 0,0068 %

SARAN : krn tdk nyampe 0,00034 % (3,4) !!!!


KUIS:
Terdapat 8 langkah dalam proses perakitan sebuah produk dan
masing-masing langkah tersebut memiliki kesempatan untuk
terdapat kegagalan (cacat/defect). Jumlah Input yang
dimasukan ke dalam proses perakitan adalah 1.500 unit. Dalam
proses perakitan tsb terdapat 2 defect (cacat).
Pertanyaannya :
1.Berapakah DPMO pada proses produksi jika terdapat 3 defect
pada setiap langkah ?  LEVEL SIGMA 5 ( 0,025 %)
2.Jelaskan apa saja yg perlu dilakukan agar mmnhi sigma 6 ?
Kesimpulan bw sigma level dipengaruhi defect dan jmlh input.
 Jk dlm 8 langkah dg 2 defect, brp jml prod agar di level sigma 6
 Jk dlm 8 langkah dg jml input 1.500 unit, brp defect agar di level
sigma 6
TRIAL AND ERROR (COBA - COBA )
Cacat 3 dg input 1.500 unit  sigma 5 sebesar 0,025 %
atau 250 per sejuta kesempatan berarti diantara sigma 5
dan 4 ttp mendekati ke sigma 5

Cacat 2 dg input 1.500 unit  sigma 5 sebesar 0,017 %


atau 170 per sejuta kesempatan berarti diantara sigma 6
dan 5 ttp mendekati ke sigma 5

Cacat 0,00034 dg input 1.500 unit  ?


PERTEMUAN KE 13
lanjutan..KUALITAS / MUTU PRODUK

PENGAWASAN MUTU
Maksud dan Tujuan :
1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang
telah ditetapkan
2. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah
mungkin

Alat interpretasi dalam pengendalian mutu dg tujuan perbaikan antara


lain dengan :

 DIAGRAM PARETO
 PETA KENDALI p CHART
DIAGRAM PARETO
Pengertian dan Tujuan
Diagram Pareto merupakan grafik batang khusus yang dapat
digunakan sebagai alat interpretasi dalam :
 Menentukan frekuensi atau tingkat kepentingan relatif dari
berbagai persoalan atau sebab
 Memfokuskan pada pokok persoalan vital dengan cara
mengurutkan berdasarkan kepentingan

Cara membuat Diagram Pareto


1. Mengidentifikasi kategori masalah/sebab yang akan dibandingkan
2. Tentukan periode waktu untuk dipelajari
3. Mengumpulkan dan meringkas data
4. Menggambar sumbu horizontal dan vertikal
5. Memetakan batang – batang Diagram Pareto
DAFTAR
KESALAHAN
Jumlah
Jumlah presentase
Jumlah Kumulatif Kumulatif
Kode Unsur Rusak Kerusakan Kerusakan Persentase Kerusakan

1 Mendempul 198 198 47.60 47.60

2 Memasang 103 301 24.76 72.36

3 Menyambung 72 373 17.31 89.66


Putaran tidak
4 sempurna 25 398 6.01 95.67

5 Melubangi 18 416 4.33 100.00

416 100
Diagram Pareto

100.00

80.00
Persentase

60.00
Persentase
40.00

20.00

0.00
1 2 3 4 5
Unsur Rusak
PETA KENDALI p CHART
p Chart
Adalah peta kendali untuk melaporkan bagian, fraksi atau proporsi produk
yang tak sesuai / non conforming .

Tujuan dari p-Chart adalah sebagai berikut :

1.Menentukan rata-rata level kualitas  informasi ini menunjukkan


kemampuan proses produksi.
2.Mengetahui perubahan yang terjadi pada nilai rata-rata yang mungkin
membutuhkan tindakan tertentu.
3.Meningkatkan kualitas produk.  P chart dapat memberikan ide
untuk quality improvement.
4.Mengevaluasi performan kualitas dari operasi maupun personel
manajemen.
5.Menentukan kriteria penerimaan suatu produk sebelum dikirimkan ke
konsumen. Terkait keputusan manajemen melepas order atau tidak.
Lanjutan..PETA KENDALI p CHART
Lanjutan.. PETA KENDALI p CHART
Contoh soal peta kendali p-Chart :
Sebuah pabrik coklat PT X mempunyai data hasil inspeksi pd bulan April
adalah sbb :
Jmlh coklat yg diinpeksi dari tanggal 1 sd 30 masing2 sebanyak 300 unit
Jmlh coklat yg cacat dari tanggal 1 sd 30 berturut -turut sebanyak :12-2-4-5-
9-14-11-2-2-5-6-7-8-5-4-3-12-19-15-8-8-14-12-11-6-5-3-7-7-2 unit
PERTANYAANNYA : Buatlah peta kendali p-Chart untuk data tersebut !!
Jawab:

Jumlah coklat yang Jumlah coklat yang cacat Proporsi jumlah


Tanggal diinspeksi ( n ) ( np) cacat (np/n)

1 300 12 0,04
2 300 2 0,006666667
DSTNYA DSTNYA DSTNYA DSTNYA

30 300 2 0,016666667
JML 9.000 228 0,02533333
Lanjutan.. PETA KENDALI p CHART


Lanjutan.. PETA KENDALI p CHART
Grafik peta kendali p-chart
Lanjutan.. PETA KENDALI p CHART
Dari peta kendali diatas, sebagai simpulan dan saran
Simpulan
Terjadi fluktuasi dimana nilai p tidak tetap, sehingga sistem
proses dalam produksi perlu diubah. Pada tanggal 18, nilai
p (=0,063333333) keluar dari batas kendali atas
(UCL=0,060136766), menandakan bw operator mungkin tidak
paham instruksi yang diberikan atasan atau operator kurang
konsentrasi dalam memproduksi coklat sehingga coklat banyak
yg tidak sesuai standar.
Saran
Dari peta kendali diatas, manajer dapat memberikan evaluasi
maupun mengambil tindakan tertentu terhadap proses
produksi ataupun karyawan produksi agar kualitas pada bulan
-bulan berikutnya lebih baik. Selain itu, manajer dapat
memberikan ide-ide baru untuk quality improvement.
KUIS
Gambarkan peta kendali p-Chart :
Sebuah pabrik rokok PT Z mempunyai data hasil inspeksi pd minggu ke 1
Desember 2010 sbb :
Jmlh yg diinpeksi dari tanggal 1 sd 5 sebanyak 500 bungkus
Jmlh yg cacat dari tanggal 1 sd 5 berturut -turut : 12-10-8-8-10 bungkus

PERTANYAANNYA : Buatlah peta kendali p-Chart untuk data tersebut !!


JAWAB:
Jumlah coklat yang Jumlah coklat yang cacat Proporsi jumlah
Tanggal diinspeksi ( n ) ( np) cacat (p= np/n)

1 500 12 0,024
2 500 10 0,020
3 500 8 0,016
4 500 8 0,016
5 500 10 0,020
2.500 48 0,096
JAWAB

 P bar = Jumlah np : n  48 : 2.500 = 0,0192


 UCL & LCL sbb :

UCL = 0,0192 +3 akar dari 0,0192(1-0,0192)/500


= 0,0192 +3 akar dari 0,0192 (0,9808)/500
= 0,0192 + 3 akar dari 0,0188/500 (0, 00376)
= 0,0192 + 3 akar dari 0,00376
= 0,0192 + 3 ( 0,0613) = 0,0192 + 0,0184= 0,0376
LCL = 0,0192 – 3 ( 0,0613)
= 0,0192 – 0,0184 = 0, 0008
GAMBAR : ………..dstnya……….

Simpulan
Terjadi fluktuasi dimana nilai p (proposisi jml yg
cacat) tidak tetap, ttp tdk terdpt nilai yg keluar dari
batas kendali atas & bawah. Pada tanggal 3 dan 4
telah berproduksi dengan baik krn proporsi jumlah
yg cacat dibawah nilai rata ( p bar ).

Saran
Manajer untuk lebih meningkatkan kualiatas mutu
produk dgn memberikan ide-ide baru untuk quality
improvement sehingga dpt mencapai tingkat
produksi di bawah nilai p bar
DESAIN PRODUK DAN JASA
DESAIN PRODUK DAN JASA

PRODUK :
Produk manufaktur berfokus pada pendesainan
(penambahan/ pengurangan) dari bagian produk

JASA
Jasa berfokus pada pendesainan pelayanan yang terbaik
terhadap konsumen (perbaikan pelayanan / mengurangi
komplain ) dari konsumen .
Teknik untuk menghasilkan ide PRODUK BARU adalah Brainstorming,
yaitu diskusi terbuka untuk menghasilkan ide kreatif.

PELUANG PRODUK BARU


Dengan memusatkan perhatian pada:
1. Memahami pelanggan.
2. Perubahan ekonomi yg menyebabkan meningkatnya kemakmuran.
3. Perubahan sosiologis & demografis, mis: berkurangnya jml keluarga.
4. Perubahan teknologi.
5. Perubahan Politik/Peraturan.
6. Perubahan lain yang dapat muncul melalui kebiasaan pasar,
pemasok, distributor.
Strategi pengembangan produk
Internal: Ø Migrasi produk yang ada
Ø Perbaikan terhadap produk yang ada
Ø Pengembangan produk baru
Eksternal: Ø Aliansi
Ø Usaha patungan
Ø Membeli teknologi atau keahlian dengan akuisisi

Langkah-2 pengembangan produk baru :


1. Pencarian gagasan
2. Seleksi produk
3. Desain produk pendahuluan
4. Pengujian (testing)
5. Desain akhir (final)
HAMBATAN
 Kurangnya gagasan (idea) pengembangan produk baru yang baik
 Kondisi pasar yg semakin bersaing, karena banyaknya persaingan dan berbagai
produk substitusi
 Batasan-2 yg semakin bertambah dari masyarakat dan Pemerintah. Contoh,
perlindungan akan keselamatan lingkungan, dan keamanan pemakaian
produk
 Biaya proses pengembangan produk baru yg sangat mahal, karena untuk dapat
menghasilkan beberapa produk baru, perusahaan harus mengembangkan
sejumlah besar gagasan produk baru, dan dari sejumlah besar gagasan ini
hanya sedikit yang sukses diperkenalkan ke pasar sebagai produk
 Tingginya tingkat kegagalan produk baru dalam pemasarannya, karena
ternyata tidak memenuhi pengharapan konsumen atau tidak dapat
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen
 Jangka waktu kehidupan produk baru yg pendek, karena setelah produk baru
secara komersial sukses, maka dalam waktu singkat banyak perusahaan lain
meniru dan membanjiri pasar dengan produk mereka.
MANUFAKTUR & JASA

PRODUKSI& INPUT OUTPUT


OPERASI
Pabrik Manufaktur Peralatan, perlengkapan, Hasil produksi berupa
tenaga kerja, energi, barang
bahan baku,
Bank Teller, staff, perlatan Pelayanan jasa keuangan
komputer, energi, spt : deposito dll
Universitas ?? ??
Restoran ?? ??
Hotel ?? ??
Rumah sakit ?? ??
Penerbangan ?? ??
DIMENSI KUALITAS PRODUK
 Kinerja : disukai konsumen dll
 Fitur : variatif dll
 Kemampuan pelayanan : kenyamanan, kekuatan dll
 Pencitraan : citra merek dll
DIMENSI KUALITAS PELAYANAN
 Keandalan : ketersediaan informasi dll
 Daya Tanggap : penyelesaian setiap keluhan dll
 Jaminan : kemampuan dlm layanan dll
 Empati : mengetahui keinginan konsumen, dll
 Bukti Fisik : ketersediaan fasilitas
DIMENSI LOYALITAS THDP PRODUK
 Kesetiaan : pembelian ulang, dll
 Ketahanan untuk tidak pindah : tetap memakai, dll
 Merekomendasikan kpd pihak lain : keluarga, teman dll

KUIS : dll nya lanjutkan!!!


PERTEMUAN KE 14
(TERAKHIR)
MANAJEMEN RANTAI PASOK
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
 Manajemen Rantai Pasokan adalah Proses terintegrasi
sejumlah entitas usaha yg bekerjasama untuk memperoleh
bahan mentah, mengubah bahan mentah menjadi produk
akhir, mengirim produk akhir ke retailer
 Supply Chain Management / SCM), merupakan konsep yang
mengajarkan bahwa tujuan utama usaha bisnis untuk
mewujudkan laba yang diproses dan diwujudkan melalui
kerjasama antara aparatur operasi dan aparatur penunjang.
 Tujuan penting dari manajemen rantai pasokan ialah
melakukan koordinasi yg baik atas berbagai aktivitas yg
berbeda atau menghubungkan semua mata rantai shg
produk dpt mengalir dg mulus dan tepat waktu sampai ke
pelanggan dan menjamin kelancaran distribusi dari
perusahaan kepada para distributor hingga ketangan
konsumen.
Lanjutan...MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
 Proses kerjasama pada SCM :
 Pemasok yg akan mendukung terselenggaranya logistik
masuk.
 Fungsi operasi / departement pabrikasi yg akan
melakukan pengelolaan atas masukan menjadi keluaran.
 Fungsi distribusi dan penggudangan yg akan menyimpan
dan mengatur distribusi keluaran itu kepasar.
 Fungsi pemasaran atau penjualan yg akan memasarkan
atau menjual produk yg dihasilkan atau disediakan sejak
dari gudang perusahaan sampai ketangan konsumen.
 Fungsi layanan pelanggan (customer service) merupakan
fungsi yg harus membina hubungan dg para pelanggan.
SCM

PABRIK
Fungsi : Operasi, PENGE
Penggudangan, DISTRI
CER
Penjualan, BUTOR
Pelayanan

PEMA
SOK

Tujuan : E-COMMERCE ??

 Tepat waktu
 Efesiensi biaya PELANGGAN
Distribusi
Tranfortasi
 Laba optimal
Lanjutan....MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
MOTODE / MODEL
Dalam Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain
Management (SCM), bahwa Gravity Location Model dan
Model Transportasi merupakan pendekatan yang
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan Rantai Pasok.

 Gravity Location Model


Digunakan untuk memilih sebuah lokasi gudang atau pusat
distribusi sebagai tempat untuk memasok barang kepada
beberapa agen atau pelanggannya yang dapat meminamalkan
biaya.
Lanjutan....MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
Rumus :
X* = ∑ Xi.Vi
∑ Vi

Y* = ∑ Yi.Vi
∑ Vi
Contoh :
Permintaan dari agen A, B, C, dan D berturut-turut adalah
20, 30, 15 dan 10 unit. Posisi koordinat dari masing-masing
agen adalah sbb. : Agen A (10,12), B (18,6), C ( 30,18), D(22,24)
Lanjutan....MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
PERTANYAANNYA :
Tentukan koordinat dari gudang sebagai pusat distribusi.
Jawab
X* = A. 10 (20) + B 18 (30) + C 30 ( 15) + D 22 (10)
20 + 30 + 15 + 10
= 18,8 km
Y* = A 12(20) + B 6 (30) + C 18 ( 15) + D 24 (10)
20 + 30 + 15 + 10
=12,4 km
Kesimpulan
Lokasi gudang berada di koordinat 18,8 km dan 12,4 km
Gambar denah lokasi
Lanjutan....MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
KUIS
Suatu distributor pupuk urea di Bogor bermaksud mencari
suatu tempat yg sesuai agar dapat melaksanakan
pendistribusian pupuk kepada para pengecernya dg cepat
dan dg biaya rendah. Perincian lokasi pengecer secara
geografis serta jumlah permintaannya sbb :
Pengecer Posisi koordinat Jumlah Permintaan
( Xi ; Yi ) ( Zak / bulan )
A 20 ; 10 600
B 10 ; 40 400
C 60 ; 30 700
D 80 ; 20 500
E 50 ; 50 800
Pertanyaannya : Tentukan koordinat lokasi yg dianggap
paling sesuai untuk perusahan itu.
JAWAB : x* = 46 dan y* = 31  gambar ??
Lanjutan....MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
MODEL TRANSPORTASI
Misal :

Rp 10/ton
GUDANG 1 DISTRIBUTOR A
250 TON 300 TON
Rp.8/Ton

Rp. 20/Ton
GUDANG 2 DISTRIBUTOR B
250 TON 200 TON
Rp.15/Ton

PERTANYAANNYA : Brp biaya transportasi yg paling murah u


distribusi barang dari gudang ke distributor
Lanjutan....MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
Jawab :
ALTERNATIF -1
Dari gudang 1 ke Distributor A : 250 Ton  tdk terpenuhi 50 Ton
mk biaya transportasi : 250 Ton x Rp. 10/Ton = Rp. 2.500
Sisa 50 Ton dipenuhi dari gudang 2 : 50 Ton x Rp. 20/Ton = Rp. 1 000
Dari gudang 2 ke Distributor B : 200 Ton x Rp 15/ Ton = Rp. 3.000
Total................... = Rp. 6.500
ALTERNATIF -2 : ?? Kata Mba Desi Rp. 7.100  Lebih mahal
Gd 1 – B = 200 x Rp. 8 = Rp. 1.600
Gd 1 – A = 50 x Rp. 10 = Rp. 500
Gd 2 – A = 250 x Rp. 20 = Rp. 5.000
ALTERNATIF -3 : ??Rp. 6.800 kata mba Desi lebih mahal
Gd 1 – B = 100 x Rp. 8 = Rp. 800
Gd 1 – A = 150 x Rp. 10 = Rp. 1.500
Gd 2 – B = 100 x Rp. 15 = Rp. 1.500
Gd2 – A = 150 x Rp. 20 = Rp. 3.000
DUMMY KOLOM KEKURANGAN =2.000

SUMBER BANDUNG JOGYAKARGA PURWOKERTO DUMMY TOTAL

TUJUAN

TANGERANG 6.000
SEMARANG 7.000
SURABAYA 3.000
16.000
TOTAL
5.000 7.000 2.000 2.000 16.000
DUMMY BARIS  PERSEDIAAN =1000

SUMBER BANDUNG JOGYAKARGA PURWOKERTO TOTAL

TUJUAN

TANGERANG 6.000
SEMARANG 7.000
SURABAYA 1.000
DUMMY 1.000
15.000
TOTAL
5.000 7.000 3.000 15.000
Lanjutan....MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
KUIS
Contoh
Seorang pengusaha roti, memiliki 3 buah pabrik yang tesebar
di pulau jawa. Tiap pabrik memiliki kapasitas produksi yang
berbeda-beda, pabrik yang berlokasi di Bandung 5.000
kg/bulan, di Jogja 7.000 kg/bulan dan di Purwokerto 3.000
kg/ bulan. Selain memiliki pabrik juga memiliki gudang yang
menjadi daerah tujuan pengiriman dari produk roti tersebut
yaitu gudang di Tangerang memiliki kapasitas simpan 6.000
kg, di Semarang 7.000 kg dan di Surabaya 2.000 kg. Ongkos
kirim dari tiap sumber ke setiap tujuan, dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Lanjutan....MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

Dari Bandung Jogya Puwokerto


Ke
Tangerang Rp. 8/kg Rp. 15/kg Rp. 10/kg

Semarang Rp. 10/kg Rp. 7/kg Rp. 12/kg

Surabaya Rp. 20/kg Rp. 16/kg Rp. 15/kg

Pertanyaannya :
Berapa total biaya transportasi yang paling efisien dan efektif.
JAWAB : RINGKASAN SOAL DIATAS

SUMBER BANDUNG JOGYAKARGA PURWOKERTO TOTAL

TUJUAN
TANGERANG 8 15 10 6.000

SEMARANG 10 7 12 7.000

SURABAYA 20 16 15 2.000

TOTAL
5.000 7.000 3.000 15.000
JAWAB : ALTERNATIF KE 1

SUMBER BANDUNG JOGYAKARGA PURWOKERTO TOTAL

TUJUAN
TANGERANG 8 15 10 6.000
5000 1000
SEMARANG 10 7 12 7.000
7000
SURABAYA 20 16 15 2.000
2.000

TOTAL
5.000 7.000 3.000 15.000
JAWAB : ALTERNATIF KE 2

SUMBER BANDUNG JOGYAKARGA PURWOKERTO TOTAL

TUJUAN
TANGERANG 8 15 10 6.000

SEMARANG 10 7 12 7.000

SURABAYA 20 16 15 2.000

TOTAL
5.000 7.000 3.000 15.000
ALTERNATIF 1
Biaya ke Tangerang (5.000 x Rp. 8) + (1000 x Rp. 10) = Rp. 50.000
Biaya ke Semarang ( 7.000 x Rp. 7)………………………….= Rp. 49.000
Biaya ke Surabaya ( 2.000 x Rp. 15)…………………………..= Rp. 30.000
Total biaya transportasi…………………………………………………………= Rp. 129.000

ALTERNATIF 2
Biaya ke Tangerang (3.000 x Rp. 8) + (3000 x Rp. 10) = Rp. 54.000
Biaya ke Semarang ( 2.000 x Rp. 10) + ( 5000 x Rp.7)= Rp. 55.000
Biaya ke Surabaya ( 2.000 x Rp. 16)…………………………..= Rp. 32.000
Total biaya transportasi…………………………………………………………= Rp. 141.000

Kesimpulan :
Yang dipilih alternatif 1 krn total biaya alternatif 1 lebih murah drpd
alternatif 2
JIKA ADA DUMMY KOLOM

SUMBER BANDUNG JOGYAKARG PURWOKERTO DUMMY TOTAL


A
TUJUAN
TANGERANG 8 15 10 6.000
5000 1000
SEMARANG 10 7 12 7.000
7000
SURABAYA 20 16 15 3.000
2.000 1000
16.000
TOTAL
5.000 7.000 3.000 1000 15.000
TERIMA KASIH
&
SEMOGA BERMANFAAT
UAS 17-22 januari 2022
Foto & Absen
Di upload di e learning

Anda mungkin juga menyukai