DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS EKONOMI
PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
2019
DAFTAR ISI
JUDUL...............................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................
C. TUJUAN....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. PERUSAHAAN PERSEORANGAN............................................................
B. CARA MENINGKATKAN KEUNTUNGAN DALAM PERUSAHAAN
PERSEORANG.....................................................................................
A. KESIMPULAN............................................................................................
B. SARAN.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada saat ini di dunia perekonomian sangat mengalami perubahan yang sangat pesat karena
dipengaruhi beberapa faktor yang menyebabkan arus kemajuan global perekonomian yang
tidakdapat di bendung,maka dari itu saya ingin menjabarkan beberapa hal yang berkaitan
dengan perekonomian,salah satu seperti perusahaan yang merupakan faktor mendukung
terhadap Negara menjadi maju dari aspek ekonomi. Karena perusahaan merupakan faktor
utama dari Negara untuk maju ke depannya.
Dari beberapa Negara yang di anggap maju dari segi ekonomi ,di dalamnya sudah banyak
perusahaan yang mendukung,dan juga kita perlu ketahui bahwa sanya dari beberapa
perusahaan masih banyak permasalahan yang belum di atasi karena ada beberapa hal yang
tidak di perhatikan secara kasat mata ,baik oleh atasan atau pegawai,karena dari hal sepeleh
ini nanti yang bisa menyebabkan beberapa perusahaan akan mengalami penurunan atau ke
tidak majuan .
3.1 TUJUAN
LANDASAN TEORI
a. Menurut Hughes dan Kapoor : “ Business is the organized effort of individuals to produce
and sell for a provit, the goods and services that satisfy societies needs. The general term
business refer to all such efforts within a society or within an industry”, yang berarti bisnis
adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual
barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan
ada dalam industri.
BAB 111
PEMBAHASAN
A. PERUSAHAAN PERSEORANGAN
Perusahaan perseorangan adalah suatu bisnis yang dimiliki oleh pemilik tunggal sedangkan
pengusaha perorangan adalah pemilik dari suatu perusahaan perseorangan. Bagi yang hendak
memulai bisnis kecil, bentuk perusahaan perseorangan atau yang juga dikenal dengan usaha
dagang adalah bentuk yang dipandang paling sesuai. Perusahaan perseorangan merupakan
bentuk badan usaha yang biasanya didirikan oleh individu dan dikelola secara Mandiri oleh
satu orang. Umumnya modal untuk sebuah perusahaan perseorangan juga berasal dari satu
orang saja.
Semua orang bebas berkembang membuat bisnis personal tanpa ada batasan untuk
mendirikannya. Dari segi permodalan pengusaha perseorangan dapat saja mendapatkan
pinjaman dari kreditor untuk operasional perusahaan, tetapi tidak berarti pinjaman itu sebagai
bukti kepemilikan lain dari orang tersebut. Akibat dari adanya utang tersebut pemilik
bertanggung jawab langsung dalam pelunasaan utang tersebut dan apabila terjadi keuntungan,
pengusaha tidak perlu membagi keuntungannya kepada kreditor.
Perusahaan perseorangan adalah perusahaan yang paling digemari oleh masyarakat karena
bentuk usaha ini di kelola oleh satu orang yang mengendalikan semua keputusan dan
menerima seluruh profit serta bertanggung jawab atas semua utang dan kewajiban.
Contoh perusahaan perseorangan adalah restoran local, pengusaha konstruksi local, laundry,
toko pakaian local. Laba yang dihasilkan oleh perusahaan perseorangan adalah menjadi milik
pribadi yang diterima oleh para pengusaha tersebut dan terkena pajak yang diwajibkan oleh
Internal Revenue Service (IRS).
Laba hanya untuk pengusaha perseorangan. Tidak mengenal akan bagi hasil, tetapi
keuntungannya mutlak untuk pemilik.
Pajak rendah. Karena pemiliknya hanya satu orang jadi dianggap itu penghasilan satu orang
dibandingkan bisnis lain.
Mudah di bentuk
usaha perseorangan mudah di bentuk karena begitu sederhana bentuk kepemilkan ini.
Insetif laba
anda dapat mengambil seluruh laba,setelah anda membayar seluruh beban.
Bentuk kepemilikan bisnis yang paling murah untuk dimulai
biaya yang dikeluarkan untuk usaha ini paling resmi karena tidak ada dokumen resmi yang
perlu dibuat seperti halnya bentuk kemitraan atau perseroan.
Mudah dihentikan
anda dapat dengan mudah menutup usaha walaupun anda masih bertanggung jawab atas
seluruh utang dan kewajiban.
1. Pengusaha perseorangan bertanggung jawab atas semua kerugian. Sama seperti pada
saat terjadi keuntungan pengusaha perseorangan tidak harus membagi labanya, mereka juga
tidak bisa membagi kerugiannya kepada pihak lain. Karena anda seorang pengusaha
perseorangan, maka tidak ada pemilik lain yang bersedia menolong atau menutup kerugian
tersebut.
2. Tanggung jawab tidak terbatas: Arti dari pernyataan itu adalah tidak ada batas utang
yang menjadi tanggung jawab pemilik.
3. Dana terbatas: Karena hanya seorang pengusaha perseorangan, maka dana yang
ditanamkan lebih kecil dibandingkan bisnis lain.
Kebetulan salah satu keluarga saya sedang memulai usaha baru. Saya bertanya tentang
berapa keuntungan usaha yang bisa dia dapat dari hasil penjualan salah satu produknya. Dia
menjawab, “kalau untuk produk yang itu kecil. Keuntungan usahanya cuman 10 ribu per
item. Usaha saya yang sudah lama berjalan saja cuman dapet 20 ribu. Kejarnya harus kuantiti
dari hasil penjualan.” “Diambil nggak orderannya?”, tanya saya. Dia jawab, “Banyak sih
yang telpon. Tapi nggak saya ambil.” Ini bisa jadi masalah, pikir saya. Kenapa bisa jadi
masalah?
Pertama, jangan selalu memandang bisnis itu identik dengan uang atau keuntungan usaha
yang besar. Jika itu satu-satunya alasan anda menjalankan sebuah bisnis, kemungkinan besar
anda tidak akan behasil. Mengapa? Karena hampir bisa dipastikan, bulan-bulan atau tahun-
tahun pertama anda memulai usaha, anda akan lebih banyak mengeluarkan uang.
Kedua, dengan kondisi yang masih “terlalu dini” dalam bisnis barunya, order dengan jumlah
keuntungan usaha yang kecil tadi bisa ia jadikan buat pengalaman atau curiculum vitae.
Suatu perjalanan dimulai dengan sebuah langkah, dan mulailah dengan langkah yang kecil.
Keuntungan usaha itu tidak hanya berupa materi, tapi bisa juga non materi seperti
pengalaman, pengetahuan bahkan kepuasan pribadi.
Ketiga, anda harus tahu bahwa salah satu kebiasaan dari smart konsumen adalah “tidak
membeli dalam jumlah besar” di awal pembelian. Mereka cenderung melakukan pembelian
coba-coba. Justru dengan menolak konsumen yang kecil tadi, ia telah kehilangan “database”
konsumen. Jangan pernah remehkan setiap hasil penjualan anda, walaupun kecil.
Nah, database pelanggan inilah yang sangat dibutuhkan. Memang pada awalnya, keuntungan
usaha sedikit, seperti contoh kasus diatas. Tapi setelah itu, kita bisa menggunakan 2 cara
untuk meningkatkan keuntungan usaha. Caranya dengan :
1. Up Sell
Anda menawarkan versi produk atau jasa anda yang lebih. Contohnya, misalkan anda
menjual mesin penetas telur kapasitas kecil. Anggap keuntungan usahanya hanya 10 ribu
rupiah , persis seperti kasus diatas. Setelah si konsumen tadi membeli mesin anda, dia pasti
merasakan manfaat produk anda kan? Beberapa bulan kemudian, berikan penawaran menarik
kembali dengan versi yang lebih tinggi.
2. Cross Sell
Anda menawarkan lebih dari yang konsumen cari. Siapa dari anda yang pernah makan di
restoran cepat saji seperti McDonald’s, KFC atau Texas Chicken? Ketiga usaha waralaba
tersebut punya jurus andalan, yaitu cross sell, menawarkan produk lain setelah konsumen
membeli produk tertentu. Contoh cross sell yaitu, misalnya anda hanya membeli ayam goreng
saja, dengan sigap pelayannya akan menawari anda “Kentangnya mbak?”. Kemudian dia
menawarkan lagi “Es krimnya nggak sekalian mbak?” Kemudian anda ditawari lagi “Supnya
mbak? Hangat lho…”.
Dan hebatnya, menurut hasil survei pasar dari pak Tung Desem Waringin, presentase
keberhasilan teknik penawaran seperti ini mencapai 70 hingga 80%. Dan biaya yang harus
dikeluarkan, GRATIS! Lha kalau anda ikut-ikutan menolak hasil penjualan yang kecil tadi,
berapa lagi omset tambahan yang harus anda lepas karena anda tidak mengambil order yang
kecil tadi? Poinnya adalah, jangan pernah meremehkan konsumen yang membeli sedikit atau
keuntungan usaha yang anda dapat kecil. Yang penting anda sudah tahu caranya
memperbesar pembelian konsumen dari hasi penjualan anda.
A. Definisi
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata produksi dan produktivitas. Berikut
beberapa pengertiannya:
“Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah
barang yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energy, dan
sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut”
“Produktivitas adalah rasio output dan input suatu proses produksi dalam periode tertentu.
Input terdiri dari manajemen, tenaga kerja, biaya produksi, dan peralatan serta waktu.
Output meliputi produksi, produk penjualan, pendapatan, pangsa pasar, dan kerusakan
produk. Dalam perspektif normatif, pengertian produktivitas adalah kalau hari ini karyawan
lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari sekarang.”
Dalam suatu proses produksi dan produktivitas perusahaan, adakalanya mengalami kendala
dan hambatan yang dialami. Hal in karena proses dalam kinerja suatu perusahaan dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu. Faktor-faktor tersebut dapat memberi pengaruh
yang cukup besar.
Dalam hal ini berikut akan dibahas beberapa faktor yang mempengaruhinya, kendala dan
hambatan, cara menanganinya dan cara meningkatkan produksi dan produktivitas suatu
perusahaan.
1. Sistem kerja
Dalam melakukan kegiatan produksi ada berbagai faktor yang harus dikelola yang sering
disebut sebagai faktor – faktor produksi yaitu :
c. bertitik tolak dari tanggung jawab ini maka ukuran kinerja suatu sistem operasi
dapat diukur dari :
1. Ongkos Produksi
Bila dikaitkan dengan tujuan suatu sistem usaha, maka ukuran kinerja sering diukur dengan
keuntungan yang dapat dicapai, namun seperti diuraikan diatas bahwa sistem produksi
hanyalah salah satu dari sub sistem yang ada dalam suatu sistem usaha, sehingga untuk
mengukur seberapa besar kontribusi sistem operasi di dalam pencapaian keuntungan
bukanlah hal yang mudah. Oleh sebab itu untuk mengukur kinerja sistem produksi diambil
ukuran waktu operasi tertentu (biasanya dalam waktu satu tahun)
Ongkos produksi ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk /
jasa ketangan konsumen. Dengan ongkos produksi yang murah diharapkan bahwa produk /
jasa dapat dipasarkan dengan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen
Kenyataan menunjukan bahwa konsumen tidak hanya memilih produk/jasa yang harganya
murah namun juga produk/jasa yang berkualitas, oleh sebab itu baik buruknya suatu sistem
produksi juga diukur dari kualitas produk/jasa yang dihasilkan. Ukuran kualitas produk yang
dimaksudkan disini tentunya yang disesuaikan dengan selera konsumen bukan ukuran
kualitas secara teknologi semata.
3. Tingkat Pelayanan
Bagi konsumen untuk menilai baik buruknya suatu sistem produksi / operasi lebih dinilai dari
pelayanan yang dapat diberikan oleh system produksi kepada konsumen itu sendiri.
1. Produk
Manajer produksi bertanggung jawab dalam membuat keputusan untuk mengubah sumber
menjadi hasil yang dapat dijual, keputusan tersebut antara lain :
Keputusan jangka panjang yang menentukan disain system produk adalah tentang:
Disain produksi dari barang yang diproses (pola, corak, kualitas)
Disain tugas
Proses ekstraktif, yaitu proses produksi yang mengambil bahan-bahan langsung dari alam.
Proses analitik, yaitu proses pemisahan dari suatu bhan menjadi beberapa barang yang hampi
menyerupai bentuk/jenis aslinya.
Proses fabrikasi (proses pengubahan), suatu proses yang mengubah suatu bahan menjadi
beberapa bentuk.
Proses sintetik, metode pengombinasian beberapa bahan ke dalam suatu bentuk produk.
5. Sifat produk
a. Produksi standard
Menghasilkan barang untuk persediaan disamping barang yang dikirim kepada pembeli dan
penyalur. Produksi ini memerlukan modal yang besar antara lain untuk : memelihara
persediaan; menyediakan fasilitas penyimpanan yang memadai; menanggung resiko turunnya
harga pasar, kebakaran, dsb.
b. Produksi pesanan
Digunakan apabila pembeli menghendaki spesifikasi dari produk yang diinginkan, sedangkan
kemempuan produksinya terbatas.
e. kegiatan produksi
Gambaran Sekilas
Keputusan yang berkaitan dengan kegiatan dan pengendalian system produks memnentuka
peningkatan efisiensi operasinya, perencanaan, dan pengawasan kuantitas serta kualitas
produknya, dan kemampuan sistem tersebut.
Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi berkaitan dengan masalah pokok yang meliputi : jenis dan jumlah
barang yang akan dibuat serta cara pembuatannya. Erncanaan jenis barang terdiri atas 4
tahap, yaitu :
Penentuan desain awal yang berupa disain spesifikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi
Penentuan cara pembuatan yang berupa penentuan urutan produksi, tempat kerja, dan
peralatan yang dipakai
Usaha memodifikasi tahap ketiga yang disesuaikan dengan layout, tuntutan kualitas, dan
peralatan yang tersedia.
BAB IV
A.KESIMPULAN
Dari beberapa substansi di atas perlu diperbaiki beberapa hal yang berkaitan dengan
wirakeusahaa,dalam rangka memajukan perusahaan tersebut. Semua konsekuensi yang
datang dari pengelolaan usaha akan ditanggung dan dinikmati oleh si pemiliknya sendiri. Dan
karena sumber modalnya dari pendanaan pribadi, maka tidak ada pemisahan antara kekayaan
pribadi pemilik dari aset perusahaan.
B.SARAN
Dalam berwirausaha harus memiliki keinginan yang kuat dan menerima segala
resiko yang ditempuh .
Daftar Pustaka