Anda di halaman 1dari 8

TUGAS BAHASA INDONESIA

CARILAH ARTIKEL ILMIAH PENELITIAN SESUAI BIDANG ANDA,


LALU ANALISISLAH STRUKTUR DAN GENRE MIKRO YANG
DIHARAPKAN

SITI ROHIMIN
NIM. 2224007

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
2023
PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR MODAL, KEBIJAKAN
DEVIDEN, DAN KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik Di
Bursa Efek Indonesia) PERIODE 2010-2014

NO Struktur Teks Gendre Mikro Yang Diharapkan


1. Abtrak Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris
tentang pengaruh profitabilitas terhadap perusahaan nilai.
Untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh struktur
modal terhadap nilai perusahaan. Mencari bukti empiris
tentang pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai
perusahaan. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Pengaruh
Bukti Empiris Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan
Variabel penelitian ini adalah Profitabilitas, Struktur Modal,
Kebijakan Dividen, Investasi Keputusan dan nilai
perusahaan. Jenis data penelitian adalah data sekunder yaitu
manufaktur laporan keuangan perusahaan periode 2010 -
2014. Teknik analisis yang digunakan adalah berganda regresi
linier dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perusahaan nilai. Pengaruh profitabilitas,
struktur modal, kebijakan dividen, dan keputusan investasi
terhadap nilai perusahaan sebesar 37,5% sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam
penelitian model.
2. Pendahuluan Optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu
keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi
keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai
perusahaan. Kemampuan perusahaan dalam membayarkan
dividen dapat mencerminkan nilai perusahaan. Jika
pembayaran dividen tinggi, maka harga saham juga tinggi
yang berdampak pada tingginya nilai perusahaan begitu juga
sebaliknya (Susanti, 2010). Dengan demikian, kebijakan
dividen merupakan salah satu keputusan yang paling penting
tentang kekhawatiran yang dihadapi oleh perusahaan dalam
kebijakan dividen adalah seberapa banyak pendapatan yang
bisa dibayarkan sebagai dividen dan seberapa banyak dapat
dipertahankan. Dalam penelitian ini kebijakan dividen diukur
dengan DPR (dividend payout ratio). Perusahaan melakukan
investasi bertujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa
yang akan datang. Keputusan investasi mempunyai jangka
waktu yang panjang, sehingga keputusan yang diambil harus
dipertimbangkan dengan baik, karena mempunyai risiko
berjangka panjang pula. Kesalahan dalam mengadakan
peramalan akan dapat mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan. Dalam penlitian ini proksi kebijakan investasi
diukur dengan IOS.
3. Landasan teori Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk laba.
Laba diperoleh perusahaan berasal dari penjualan dan
investasi yang dilakukan perusahaan. Profitabilitas juga
merupakan gambaran kinerja manajemen dalam mengelola
perusahaan. Profitabilitas perusahaan dapat dihitung
menggunakan ROE (return on Equity), dengan membagi laba
bersih setelah pajak (earnings after tax) dengan modal
sendiri. Signaling teory menjelaskan bahwa pengeluaran
investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan
perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan
harga saham sebagai indikator nilai perusahaan.
Keputusan investasi dalam penelitian ini diproksikan dengan
Price Earnings Ratio (PER). PER yang tinggi menunjukkan
investasi perusahaan yang bagus dan prospek pertumbuhan
perusahaan yang bagus sehingga para investor akan tertarik.
Permintaan saham yang tinggi akan membuat para investor
menghargai nilai saham lebih besar dari pada nilai yang
tercatat pada neraca perusahaan, sehingga PBV perusahaan
tinggi dan nilai perusahaan pun tinggi. Dengan demikian
maka keputusan investasi memiliki pengaruh positif terhadap
nilai perusahaan.
4. Metode Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif yaitu jenis
penelitian penelitian yang berwujud angka-angka yang bersifat statistik
(Sugiyono, 2006). Variabel penelitian ini adalah
Profitabilitas, Struktur Modal, Kebijakan Deviden,
Keputusan Investasi dan nilai perusahaan. Jenis Data
penelitian adalah data sekuder berupa laporan keuangan
perusahaan. Manufaktur periode tahun 2010 – 2014. Teknik
analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan
taraf signifikansi 5%.
5. Hasil dan Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembahasan nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar
profitabilitas suatu perusahaan, maka akan semakin besar
nilai perusahaan. Struktur modal tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
sampel sebagain besar memiliki modal yang kuat, sehingga
besarnya hutang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Kebijakan investasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin besar dana yang dinvestasikan, maka akan semakin
besar nilai perusahaan. Hal ini sesuai pendapat Sartono,
(2001) yang menyatakan pengeluaran investasi memberikan
sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang
akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai
indikator nilai perusahaan. Hal ini didukung peneliti
terdahulua Ni Luh Putu Rassri Gayatri dan I Ketut Mustanda
(2013), yang menyatakan keputusan investasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
6. Kesimpulan Secara serentak profitabilitas, struktur modal, kebijakan
deviden dan kebjakan investasi berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan. Pengaruh profitabilitas, struktur
modal, kebijakan deviden, dan kebijakan investasi terhadap
nilai perusahaan sebesar 37,5% sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk dalam model
penelitian.
7. Daftar pustaka Afzal, Arie dan Abdul Rohman. (2012). “Pengaruh
Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan
Dividen terhadap Nilai Perusahaan”. Journal of Accounting,
1(2): h:9
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate
Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang.
AKUNTANSI SEBAGAI DISIPLIN

Oleh: Siti Rohimin_2224007

Apa yang kalian fikirkan jika mendengar kata akuntansi? Apakah kaian
berfikir tentang data-data, angka-angka? Ada kah yang berfikir akuntansi adalah
tentang uang? Dalam artikel ini penulis akan jelaskan akuntansi sebagai disiplin.

Literatur akuntansi masih sering mempersoalkan apakah disiplin akuntansi


itu merupakan seni atau ilmu. Kesepakatan tidak selalu tercapai karena tidak
definitifnya kriteria klasifikasi. Karakterisasi disiplin akuntansi sebagai seni atau
ilmu mempunyai konsekuensi pada pemaknaan teori akuntansi (positif versus
normatif) dan bahkan sampai pada orientasi penelitian akuntansi (kuantitatif-
deskriptif versus kualitatif-interpretif).

Dengan kondisi pendidikan akuntansi dewasa ini, akademisi akuntansi juga


menanyakan apakah disiplin akuntansi itu merupakan disiplin akademik. Masalah
keakademikan muncul karena akuntansi masuk sebagai disiplin (seperangkat
pengetahuan) yang diajarkan di perguruan tinggi yang idealnya berorientasi
akademik. Sementara itu, seperangkat pengetahuan akuntansi juga diajarkan di
lembaga pelatihan profesional dan vokasional yang berorientasi kompetensi
profesional dan keterampilan.

Kalau akuntansi dikarakterisasi sebagai seni, maka yang dimaksud adalah


bagaimana menerapkan pengetahuan akuntansi dalam praktik (seperti ungkapan
"mengajar itu seni"). Seni adalah kemampuan yang memerlukan perasaan, intuisi,
pengalaman, bakat, dan pertimbangan yang secara keseluruhan membentuk
kearifan. Dalam akuntasi, seni ini dapat berupa keahlian dan pengalaman untuk
memilih perlakuan atau kebijakan terbaik dalam rangka mencapai suatu tujuan
akuntansi (pada level perusahaan atau negara) dengan mempertimbangkan faktor
nilai (moral, ekonomik, dan sosial).

Sebagai seni, akuntansi merupakan bidang pengetahuan keterampilan,


keahlian, dan kerajinan yang mengandalkan pengetahuan dan praktik untuk
menguasainya. Kebijakan akuntansi dalam bentuk standar akuntansi harus
didasarkan atas pertimbangan yang sehat dan bila perlu akademik agar validitas
argumen yang melandasi dapat dipertanggungjelaskan secara logis dan akademik.
Kalau dipandang demikian, kajian teori akuntansi akan bersifat normatif untuk
menjustifikasi perlakuan akuntansi dalam standar. Validitas justifikasi didasarkan
pada kelayakan argumen atau penalaran logis.

Kalau akuntansi dikarakterisasi sebagai ilmu, akuntansi akan merupakan


bidang pengetahuan yang menjelaskan fenomena akuntansi secara objektif, apa
adanya, dan bebas nilai. Validitas penjelasan dan penyimpulan dituntun oleh kaidah
atau metoda ilmiah. Cara pandang inilah yang mendasari berkembangnya teori
akuntansi positif sebagai tandingan teori akuntansi normatif. Karena berbasis
penelitian dengan metoda ilmiah, teori akuntansi positif akhirnya dimaknai sebagai
metoda penelitian kuantitatif-positif sebagai paradigma dalam pengembangan ilmu
yang ditandingkan dengan paradigma kualitatif-nonpositif (sering disebut
pendekatan alternatif dengan berbagai variasinya).

Kalau dipandang sebagai teknologi, akuntansi akan bersifat utilitarian dan


dapat memanfaatkan ilmu lainnya untuk perekayasaan dalam rangka mencapai
tujuan pelaporan keuangan. Akuntansi, misalnya, dapat memanfaatkan properitas
aljabar/matematika, linguistika, psikologi, dan teori komunikasi untuk kepentingan
perekayasaan tanpa harus menjadikan akuntansi sebagai cabang atau turunan dari
ilmu-ilmu tersebut. Dengan menempatkan akuntansi sebagai teknologi, defi nisi
akuntansi yang cukup luas harus dikenalkan kepada para pemula di perguruan
tinggi agar tidak timbul kesan keliru bahwa akuntansi hanya membahas masalah
pencatatan dengan aturan debitkredit.

Akuntansi merupakan disiplin yang diajarkan di perguruan tinggi yang


menghasilkan sarjana akuntansi dan sekaligus merupakan praktik yang dijalankan
oleh akuntan. Akuntansi dan praktik akuntansi (juga sarjana akuntansi dan akuntan)
memang merupakan dua pengertian yang sangat lekat dan bahkan sering
dirancukan. Dari aspek pendidikan tinggi yang idealnya berorientasi
pengembangan ilmu pengetahuan, status akademik akuntansi menjadi problematik
dan diujung tanduk karena tanpa sadar orientasi dapat bergeser ke profesional
bahkan vokasional.

IAPI dan IAI adalah organisasi profesional para akuntan dan sekarang ini
sepertinya belum ada organisasi para akademisi di bidang akuntansi semacam
American Accounting Association (AAA) di Amerika. Ini mungkin karena
perancuan antara akuntansi (accounting) sebagai disiplin dengan akuntan
(accountant) sebagai profesi dan karena perjalanan sejarah pendidikan akuntansi di
Indonesia. Organisasi akademisi akuntansi sekarang ini diwadahi dalam
Kompartemen Akuntan Pendidik (KAPd) di bawah IAI. Terjadi perancuan antara
akademisi akuntansi dan akuntan pendidik. Akadmisi akuntansi sudah lama
bergeming (diam saja) mengenai kooptasi dan makna akuntan pendidik. Makna
akuntan pendidik adalah akuntan yang mendidik atau mengajar dan makna ini lebih
cocok diterapkan untuk para akuntan (CA atau CPA) yang menjadi instruktur
dalam pelatihan dan pendidikan profesional, meskipun mereka dapat saja diudang
ke universitas untuk menjadi pengajar.

Itulah sebabnya, Demski menuduh bahwa buku teks akuntansi sangat


memalukan (embarrassing), bahkan mungkin menyinggung perasaan intelektual
(intellectually insulting), yang di Indonesia dapat diartikan buku teks akuntansi
menggunakan jargon profesional yang semata-mata karena kesepakatan oleh
profesi (dengan alasan pragmatik agar pemelajar tidak bingung, meskipun jargon
tidak tepat makna) alih-alih menggunakan istilah akademik (alasan ideal jangka
panjang). Ini berarti dunia akademik menganggap organisasi profesi merupakan
autoritas final dalam pengembangan ilmu. Ini juga menunjukkan kooptasi yang kuat
dunia akademik oleh dunia profesi sehingga hilanglah kemurnian (sanctity) atau
kedaulatan akuntansi sebagai disiplin akademik.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sebenarnya memberi arah yang jelas
mengenai jalur pendidikan yaitu akademik, profesional, vokasional, dan
pengalaman.

Adanya perbedaan tersebut mengisyaratkan perlunya organisasi akademik


untuk mewadahi kegiatan dan gagasan akademik demi pengembangan disiplin
akademik sehingga tidak terjadi kooptasi oleh profesi. Di Indonesia organisasi ini
mungkin dapat diberi nama Asosiasi Akademisi Akuntansi (AAA), tanpa kata
akuntan, yang kalau diinggriskan menjadi Association of Accounting Academicians
(AAA). Organisasi ini tentu saja bukan merupakan pesaing melainkan justru mitra
bagi IAI atau IAPI untuk mengembangkan ilmu dan praktik (profesi) yang lebih
baik di masa datang.

Anda mungkin juga menyukai