Anda di halaman 1dari 20

68

Dinamika Keuangan dan Perbankan, Mei 2011, Hal: 68 - 87 Vol. 3, No. 1


ISSN :1979-4878

STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN UTANG DAN NILAI


PERUSAHAAN
OWNERSHIP STRUCTURE, DIVIDEND POLICY AND DEBT POLICY AND FIRM VALUE

Sri Sofyaningsih
Pancawati Hardiningsih
Program Studi Akuntansi Universitas Stikubank
Jl. Kendeng V Bendan Ngisor Semarang 50233
(Pancawati24@yahoo.com)
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan
insitutisional, kebijakan dividen, kebijakan hutang dan nilai perusahaan pada oleh termasuk ukuran
pertumbuhan, variabel dan kinerja sebagai variabel kontrol (studi di Perusahaan Manufaktur Lisyting
di Bursa Efek Indonesia sejak 2007 sampai periode 2009.. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
perusahaan manufaktur. yang. terdaftar di Bursa Efek Indonesian dari 2007 sampai periode 2009
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
Analisis regresi dilakukan dengan didasarkan pada hasil analisis data. Penelitian ini menyimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:. (1) Variabel ownershipis manajerial terbukti mempengaruhi nilai
perusahaan, 2) variabel kepemilikan institusional tidak terbukti mempengaruhi nilai perusahaan, (3)
Kebijakan Dividen tidak terbukti mempengaruhi nilai perusahaan, (4) kebijakan Hutang tidak terbukti
mempengaruhi nilai perusahaan (5) Ukuran perusahaan terbukti mempunyai pengaruh positif pada
nilai perusahaan, (6) Pertumbuhan perusahaan terbukti mempengaruhi nilai perusahaan (7) Kinerja
perusahaan terbukti berpengaruh possitif terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci: kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dividen, kebijakan hutang,
ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, kinerja perusahaan dan nilai perusahaan.

ABSTRACT

The aims of this research is to examine the effect of managerial ownership, insitutisional
ownership, dividend policy, and debt policy on firm value by including the variable size, growth
and performance as the control variable (study at Manufacturing Companies Lisyting in
Indonesian Stock Exchange since 2007 until 2009 period. The population in this study are all
manufacturing companies listed on the Ondonesian Stock Exchange from 2007 until 2009 period.
The sample in this study is manufacturing company according to the criteria established.
Regression analysis was performed with based on the results of data analysis this study concludes
some of the following: (1) Variable managerial ownershipis proven to affects the firm value, 2)
Institutional ownership variable is not proven to affect the value of the company, (3) Dividend
policy is not proven to affect the value of the company, (4) Debt policy not proven to effect on firm
value (5) The size of the company is proved positive effect on firm value, (6) The growth of the
company proved to affect the value of the firm (7) The performance of the company proved possitive
to effect firm value.

Key words: managerial ownership, institutional ownership, dividend policy, debt policy, company
size, company growth, company performance and firm value.
69
Vol. 3 No. 1, Mei 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

PENDAHULUAN yang berkaitan dengan bagaimana dana diperoleh


Tujuan perusahaan dapat dicapai melalui tersebut dan kemana dana tersebut diinvestasikan.
pelaksanaan fungsi manajemen keuangan dengan Munculnya konflik akan menyulitkan
hati-hati dan tepat mengingat setiap keputusan pemegang saham memonitor pengelola
keuangan yang diambil akan mempengaruhi perusahaan, maka asset perusahaan dapat saja
keputusan keuangan lainnya yang nantinya digunakan untuk kepentingan pengelola daripada
berdampak terhadap nilai perusahaan (Fama dan memaksimalkan kemakmuran pemegang saham.
French, 1998) dalam Hasnawati (2005). Munculnya konflik akan memperbesr agency
Keputusan keuangan yang harus dipertimbangkan cost , namun biaya agensi dapat diminimumkan
dengan matang adalah keputusan investasi, melalui (i) Meningkatkan kepemilikan saham
keputusan pendanaan dan kebijakan dividen. perusahaan oleh manajemen (insider ownership).
Implementasi keputusan investasi sangat Kepemilikan ini akan menyejajarkan kepentingan
dipengaruhi oleh ketersediaan dana perusahaan manajemen dengan pemegang saham (Jensen dan
yang berasal dari sumber pendanaan internal Meckling, 1976), (ii) Peningkatan kepemilikan
(internal financing) dan sumber pendanaan institusi (institusional investor) sebagai pihak
eksternal (external financing). Keputusan yang memonitor agen (Mohd , et al,
pendanaan berkaitan dengan penentuan struktur 1998). Investor institusional (misalnya perusahaan
modal yang tepat bagi perusahaan. Dalam asuransi, bank, perusahaan investasi dan
perspektif manajerial, inti dari fungsi pendanaan kepemilikan oleh institusi lain) dalam suatu
adalah bagaimana perusahaan menentukan perusahaan akan menyebabkan distribusi saham
sumber dana yang optimal untuk mendanai akan lebih menyebar yang nantinya mendorong
berbagai alternatif investasi, sehingga dapat peningkatan pengawasan yang lebih optimal
memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin terhadap kinerja manajemen, (iii)
pada harga sahamnya. Sedangkan kebijakan Meningkatkan dividen payout ratio yang akan
dividen berkaitan dengan kebijakan mengenai mengurangi free cash flow (Crutley dan Hansen
seberapa besar laba yang diperoleh perusahaan 1989 dalam Faisal, 2005). Alternatif ini
akan didistribusikan kepada pemegang saham. menyebabkan perusahaan akan mencari sumber
Manajer selaku penerima amanah dari pendanaan yang relevan untuk memenuhi
pemilik perusahaan seharusnya menentukan kebutuhan operasionalnya.
kebijakan yang dapat meningkatkan nilai Selain masalah agency kebijakan dividen
kepentingan pemegang saham yaitu memiliki peran yang penting dalam menjelaskan
memaksimumkan harga saham perusahaan nilai perusahaan. Pembayaran dividen akan
(Brigham dan Houston, 2001:16). Konflik muncul menjadi alat monitoring sekaligus
ketika manajer bertindak atas namanya, bonding (obligasi) bagi manajemen (Copeland
mendelegasikan kekuasaan untuk membuat dan Weston, 1992). Namun demikian tidak
keputusan kepada manajer. Prinsipal merasa terhenti pada masalah struktur kepemilikan dan
khawatir agen melakukan tindakan yang tidak kebijakan dividen, kebijakan pendanaan juga
disukai oleh prinsipal seperti memanfaatkan menjadi variabel penting yang menjelaskan nilai
fasilitas perusahaan secara berlebihan atau perusahaan. Kebijakan pendanaan yang optimal
membuat keputusan yang penuh risiko misalnya akan meningkatkan nilai perusahaan melalui
dengan menciptakan utang yang tinggi untuk penurunan pajak dan menurunnya biaya ekuitas.
meningkatkan nilai perusahaan (atas biaya Penggunaan utang akan menurunkan beban pajak
pemilik) dimana tindakan ini disebut moral sejumlah bunga, di sisi lain penggunaan utang
hazard (Scott, 1997) dalam, Ali (2002). Penyebab juga akan menurunkan biaya modal saham.
konflik lainnya seperti pembuatan keputusan yang Namun demikian penggunaan utang yang
berkaitan dengan (1) aktivitas pencarian dana berlebihan akan meningkatkan risiko gagal bayar
(financing decision) dan (2) pembuatan keputusan
70
Sri Safyaningsih dan Pancawati Hardiningsih Dinamika Keuangan dan Perbankan

akibat tingginya beban bunga dan pokok utang manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai
yang harus dibayar oleh perusahaan. perusahaan.
Fakta empiris di Indonesia mengenai faktor- Berdasarkan hasil hasil riset tersebut
faktor yang berpengaruh terhadap nilai diketahui bahwa penelitian Soepriyanto (2004)
perusahaan telah banyak dilakukan dan masih menunjukkan bahwa tingkat kepemilikan
menunjukkan perbedaan hasil seperti Taswan dan manajerial, ukuran perusahaan, EBIT/Sales dan
Soliha (2002), Soepriyanto (2004), Hasnawati Total Debt/Total Assets berpengaruh secara
(2005), Ningrum (2006), Sujoko dan Soebiantoro signifikan terhadap nilai perusahaan, dan
(2007) dan Christiawan dan Tarigan (2007). variabel tingkat kepemilikan publik tidak
Taswan dan Soliha (2002) menguji pengaruh berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
kebijakan utang terhadap nilai perusahaan serta perusahaan. Berbeda dengan hasil penelitian yang
beberapa faktor mempengaruhinya, hasilnya dilakukan oleh Sujoko dan Soebiantoro (2007)
menunjukkan bahwa kebijakan utang tidak yang menemukan bukti bahwa terdapat pengaruh
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan secara signifikan kepemilikan instutisonal
insider ownership, profitabilitas dan firm size terhadap nilai perusahaan, sedangkan
terbukti mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil kepemilikan manajerial tidak berpengaruh secara
penelitian Soepriyanto (2004) menunjukkan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil
bahwa kepemilikan manajerial, ukuran penelitian Taswan dan Soliha (2002)
perusahaan, EBIT/sales, total debt/total asset menunjukkan bahwa kebijakan hutang
berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap tetapi tidak signifikan.
nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian Penelitian yang dilakukan oleh Ningrum
Taswan dan Soliha (2002) dan Soepriyanto (2004) (2006) menunjukkan bahwa Kebijakan dividen
penelitian Hasnawati (2005) hasilnya berpengaruh negatif dan tidak signifikan
menunjukkan bahwa kebijakan investasi, terhadap nilai perusahaan, hal ini berbeda dengan
kebijakan pendanaan dan kebijakan dividen temuan dari hasil penelitian yang dilakukan
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasnawati (2005) yang menunjukkan bahwa
Selanjutnya penelitian Ningrum (2006) yang kebijakan dividen berpengaruh parsial positif
menguji pengaruh inevstasi, keputusan dan dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
pendanaan terhadap nilai perusahaan Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis
menunjukkan bahwa keputusan investasi dan pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan
keputusan pendanaan berpengaruh positif institusional, kebijakan dividen dan kebijakan
terhadap nilai perusahaan. Keputusan investasi utang terhadap nilai perusahaan dengan variable
juga terbukti berpengaruh tidak langsung terhadap kontrol ukuran perusahaan, pertumbuhan
nilai perusahaan melalui kebijakan dividen dan perusahaan, dan kinerja perusahaan terhadap nilai
keputusan pendanaan. Namun demikian kebijakan perusahaan.
dividen tidak terbukti mempengaruhi nilai
perusahaan. KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN
HIPOTESIS
Penelitian yang dilakukan oleh Sujoko dan
Soebiantoro (2007) yang menguji pengaruh Struktur Kepemilikan dan Nilai Perusahaan
struktur kepemilikan saham, leverage, faktor Born (1988) dalam Junaidi (2006)
intern dan faktor ekstern terhadap nilai menyatakan bahwa kepemilikan adalah persentase
perusahaan. Dari hasil analisis yang dilakukan kepemilikan saham yang dimiliki oleh direksi,
penelitian tersebut membuktikan bahwa manajer dan dewan komisaris. Adanya
kepemilikan institusional, tingkat suku bunga, kepemilikan manajemen dalam sebuah
keadaan pasar modal, pertumbuhan pasar, perusahaan akan menimbulkan dugaan yang
profitabilitas, dividen, ukuran perusahaan dan menarik bahwa nilai perusahaan meningkat
dividen payout ratio berpengaruh terhadap nilai sebagai akibat kepemilikan manajemen yang
perusahaan, sedangkan variabel kepemilikan meningkat.
71
Vol. 3 No. 1, Mei 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

Jensen & Meckling (1976) dalam Jogiyanto efektif. Manajemen akan semakin hati-hatod alam
(1998) menganalisis bagaimana nilai perusahaan memperoleh pinjaman, sebab jumlah utang yang
dipengaruhi oleh distribusi kepemilikan antara semakin meningkat akan menimbulkan financial
pihak manajer yang menikmati manfaat dari pihak distress. Terjadinya financial distress akan
luar dan yang tidak menikmati manfaat. Dalam mengakibatkan nilai perusahaan akan mengalami
kerangka ini, peningkatan kepemilikan penurunan sehingga mengurangi kemamkuran
manajemen akan mengurangi agency difficulties pemilik (Sujoko dan Soebiantoro: 2007).
(kesulitan agen) melalui pengurangan insentif
Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan
bagi pemegang saham dan mengambil alih
kekayaan pemegang saham. Hal ini sangat Dalam penelitiannya, Pettit (1972)
potensial dalam mengurangi alokasi sumber daya melakukan uji pengaruh pengumuman dividen
yang tidak menguntungkan, yang pada gilirannya terhadap harga saham di sekitar tanggal
akan meningkatkan nilai perusahaan. pengumuman dividen. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa harga saham menyesuaikan
Cho (1998), Itturiaga dan Sanz (1998), Mark secara cepat terhadap pengumuman dividen.
dan Li (2000) dalam Suranta dan Machfoedz Secara keseluruhan hasil penelitian
(2003) menyatakan bahwa hubungan struktur menyimpulkan bahwa pengumuman dividen
kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan merupakan informasi yang substansial bagi
merupakan hubungan non-monotonik. Hubungan investor. Aharoni dan Swary (1980) melakukan
non-monotonik antara kepemilikan manajerial dan pengujian mengenai pengaruh pengumuman
nilai perusahaan disebabkan adanya insentif yang dividen dan earning yang dikaitkan dengan
dimiliki oleh manajer dan mereka cenderung perilaku saham. Mereka menggunakan data
berusaha untuk melakukan penyejajaran pengumuman dividen baik yang didahului
kepentingan dengan outside owners dengan cara maupun yang diikuti oleh pengumuman earning
meningkatkan kepemilikan saham mereka jika dalam jangka waktu 11 hari. Penelitian tersebut
nilai perusahaan yang berasal dari investasi menunjukkan bahwa pengumuan dividen
meningkat. Wennerfield dkk (1988) di dalam memberikan informasi yang lebih bermanfaat
Suranta dan Machfoedz (2003) menyimpulkan daripada pengumuman earning. Hal ini bisa
bahwa Tobins Q dapat digunakan sebagai alat dilihat dari reaksi pasar yang positif terhadap
ukur dalam menentukan kinerja perusahaan. kenaikan dividen dan reaksi pasar yang negatif
Tobin's Q adalah perbandingan antara nilai pasar
terhadap penurunan dividen.
perusahaan dengan nilai buku total aktiva.
Penelitian yang dilakukan oleh Sudjoko
Mengurangi agency cost dapat dilakukan
(1999), menguji kandungan informasi dividen dan
dengan kontrol yang ketat, sehingga manajer
menguji efisiensi pasar di BEI. Sudjoko
akan menggunakan utang pada tingkat rendah
menggunakan sampel 150 perusahaan dan
untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya
membaginya ke dalam 4 kelompok, yaitu
financial distress dan risiko kebangkrutan.
perusahaan yang mengalami kenaikan dividen,
Demand hypothesis menjelaskan bahwa
perusahaan yang mengalami kenaikan dividen
perusahaan yang dikuasai oleh insider
secara konsisten, perusahaan yang mengalami
menggunakan utang dalam jumlah besar untuk
kenaikan dividen dan perusahaan yang
mendanai perusahaan. Adanya kepemilikan
bertumbuh, perusahaan yang mengalami kenaikan
insider yang besar, maka diharapkan dapat
dividen dan perusahaan yang tidak bertumbuh.
mempertahankan efektivitas kontrol terhadap
Pada hasil akhir didapatkan bahwa pengumuman
perusahaan. Supply hipothesis menjelaskan bahwa
dividen membawa reaksi positif ke pasar. Hal ini
perusahaan yang dikontrol oleh insider memiliki
berarti investor di BEI menggunakan informasi
debt agency cost kecil sehingga meningkatkan
pengumuman dividen sebagai alat untuk
penggunaan utang. Semakin terkonsentrasi
mengambil keputusan.
kepemilikan saham maka pengawasan yang
dilakukan pemilik terhadap manajemen semakin
72
Sri Safyaningsih dan Pancawati Hardiningsih Dinamika Keuangan dan Perbankan

Pecking Order Theory earning akan lebih kecil dari penerbitan ekuitas
Pecking order theory adalah salah satu baru. Alasan pertama adalah terdapatnya
teori yang mendasari keputusan pendanaan penghematan yang cukup besar dalam banker
perusahaan. Myers (1984) dalam Husnan (1996) fees. Alasan yang kedua adalah perusahaan dapat
mengemukakan argumentasi mengenai adanya menekan dividen yang dapat dikenakan pajak
kecenderungan suatu perusahaan untuk menentukan pada saat ini dengan membatasi penerbitan
pemilihan sumber pendanaan yang berdasarkan sekuritas. Dalam hal ini, dengan menetapkan
pada pecking order theory. jumlah utang dan investasi tetap konstan,
kenaikan dalam penerbitan ekuitas akan selalu
Myers (1984) berpendapat bahwa mengarahkan pada dividen yang lebih besar.
keputusan pendanaan berdasarkan pecking order
Dividen yang lebih besar selanjutnya akan
theory yang dikemukakan pada tahun 1961 menambah beban pajak pribadi. Oleh karena itu
mengikuti urutan pendanaan sebagai berikut:
akan cukup beralasan apabila perusahaan
a. Perusahaan lebih menyukai pendanaan dari berusaha untuk menekan penerbitan ekuitas baru.
sumber internal. Disamping itu, menurut Bringham (1999), biaya
b. Perusahaan menyesuaikan target pada umumnya lebih kecil jika perusahaan
pembayaran dividen terhadap peluang menerbitkan utang dibandingkan menerbitkan
investasi. saham baru. Perusahaan dalam menerbitkan
sekuritas eksternal akan lebih memilih utang
c. Bila dana eksternal dibutuhkan, perusahaan dibandingkan saham untuk mengurangi berbagai
akan memilih sumber dana dari utang biaya yang timbul dari pemilihan antara utang dan
karena dipandang lebih aman dari saham. Bringham (1999).
penerbitan ekuitas baru sebagai pilihan
terakhir sebagai sumber untuk memenuhi Dalam kaitannya dengan nilai perusahaan,
kebutuhan investasi. pecking order theory telah memberikan gambaran
bahwa penggunaan utang akan memberikan
Pecking order theory adalah salah satu teori manfaat sekaligus biaya dan risiko sebagaimana
yang mendasarkan pada asimetri informasi. dinyatakan oleh Bringham (1999) yang
Asimetri informasi akan mempengaruhi struktur mengemukakan bahwa penggunaan utang yang
modal perusahaan dengan cara membatasi akses berbeban bunga memiliki keuntungan dan
pada sumber pendanaan dari luar. Myers dan kerugian bagi perusahaan. Sehingga penggunaan
Majluf (1984) dalam Husnan (1996) utang yang optimal dan dipertimbangkan terhadap
menunjukkan bahwa dengan adanya asimetri karakteristik spesifik perusahaan (asset, pangsa
informasi, investor biasanya akan pasar dan kemampulabaan) akan menghindarkan
menginterprestasikan sebagai berita buruk apabila perusahaan dari risiko gagal pemenuhan
perusahaan mendanai investasinya dengan kewajiban sehingga perusahaan terhindar dari
menerbitkan ekuitas. penurunan kepercayaan investor yang
Investor beranggapan bahwa penerbitan berimplikasi pada menurunnya nilai perusahaan.
ekuitas baru dilakukan oleh para manajer apabila Trade off Theory
saham perusahaan dinilai lebih tinggi. Baskin
(1989) dan Myers (1984) dalam Husnan (1996) Model trade-off karena struktur
mengemukakan bahwa pemberitahuan penerbitan modal optimum terjadi jika terdapat
ekuitas-ekuitas baru menyebabkan nilai keseimbangan antara biaya financial distress dan
perusahaan yang tercermin dalam harga saham agency problem dan manfaat atas penggunaan
turun. leverage atau utang (tax-shield). Model trade off
memang logis secara teori tapi secara empiris
Perilaku pecking order selain dipengaruhi bukti-bukti yang mendukung model ini kurang
oleh adanya asimetri informasi juga cenderung kuat, namun demikian Mondigliani dan Miller
didorong dengan adanya pajak dan biaya sangat berperan dalam mengembangkan teori
transaksi. Ada beberapa alasan yang struktur modal (Ambarwati: 2010).
menyebabkan biaya langsung dari retained
73
Vol. 3 No. 1, Mei 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

Berdasarkan trade off theory, tingkat Menurut Husnan (1998), teori struktur
leverage dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan modal menjelaskan apakah ada pengaruh
perusahaan. Sesuai dengan trade off theory, perubahan struktur modal terhadap nilai
perusahaan yang memilki tingkat pertumbuhan perusahaan, seandainya keputusan investasi dan
tinggi cenderung untuk membiayai investasinya kebijakan dividen dipegang konstan. Dengan kata
dengan mengeluarkan saham, karena harga lain, jika perusahaan mengganti sebagian modal
sahamnya relatif tinggi. Alasan lainnya adalah sendiri dengan utang atau sebaliknya apakah
karena perusahaan yang tingkat harga saham akan berubah. Tetapi kalau dengan
pertumbuhannya tinggi cenderung menanggung merubah struktur dananya ternyata nilai
costs of financial distress yang besar, karena perusahaan berubah, maka akan diperoleh struktur
memiliki risiko kebangkrutan yang tinggi. pendanaan yang terbaik. Struktur pendanaan yang
Dengan demikian, tingkat pertumbuhan dapat memaksimumkan nilai perusahaan atau
berhubungan negatif dengan tingkat leverage. harga saham adalah struktur dana yang terbaik.
Sebaliknya menurut Pecking Order Theory, Setiap keputusan pendanaan mengharuskan
tingkat pertumbuhan mempunyai hubungan manajer keuangan untuk dapat
yang positif dengan tingkat leverage, karena mempertimbangkan manfaat dan biaya dari
dalam jangka pendek perusahaan memiliki sumber-sumber dana yang akan dipilih karena
investasi yang masih rendah, sehingga untuk masing-masing sumber dana mempunyai
sementara memiliki tingkat leverage yang rendah. konsekuensi finansial yang berbeda.
Kebijakan Utang dan Nilai Perusahaan Menurut Riyanto (2001) struktur modal
Struktur modal adalah merupakan adalah perimbangan atau perbandingan utang
perimbangan jumlah utang jangka pendek yang dengan modal sendiri. Keputusan struktur modal
bersifat permanen, utang, saham preferen, dan berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik
saham biasa. Menurut Brigham dan Houston yang berasal dari dalam maupun dari luar, sangat
(1997: 59), setiap perusahaan menganalisis mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber
sejumlah faktor, dan kemudian menetapkan pendanaan di dalam suatu perusahaan dibagi
struktur pendanaan yang ditargetkan. Target ini menjadi dua kategori yaitu pendanaan internal dan
selalu berubah sesuai dengan perubahan kondisi, pendanaan eksternal. Pendanaan internal dapat
tetapi pada setiap saat dibenak manajemen diperoleh dari sumber laba ditahan dan depresiasi,
perusahaan terdapat bayangan dari struktur dana sedangkan pendanaan eksternal dapat diperoleh
yang ditargetkan. Jika tingkat utang yang para kreditor atau yang disebut dengan utang dari
sesungguhnya berada di bawah target, mungkin pemilik, peserta, atau pengambil bagian dalam
perlu dilakukan ekspansi dengan melakukan perusahaan atau yang disebut sebagai modal.
pinjaman, sementara jika rasio utang sudah Proporsi atau bauran dari penggunaan modal
sendiri dan utang dalam memenuhi kebutuhan
melampaui target, barangkali saham perlu dijual.
dana perusahaan disebut struktur modal
Kebijakan mengenai struktur modal perusahaan.
melibatkan trade off antara risiko dan tingkat
pengembalian-penambahan utang memperbesar Dalam keputusan pembelanjaan ini akan
tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko ditentukan perimbangan yang optimal dari
yang makin tinggi akibatnya membesarnya utang berbagai sumber dana yang akan digunakan. Yang
cenderung menurunkan harga saham, tetapi dimaksud dengan struktur pendanaan adalah
meningkatkan tingkat pengembalian yang perimbangan antara utang dengan modal sendiri
diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. (saham). Berbagai macam faktor mempengaruhi
Struktur pendanaan yang optimal adalah struktur struktur modal yaitu perusahaan yang mengikuti
modal yang mengoptimalkan keseimbangan balanced theory dan perusahaan yang mengikuti
antara risiko dan pengembalian sehingga pecking order theory.
memaksimumkan harga saham.
74
Sri Safyaningsih dan Pancawati Hardiningsih Dinamika Keuangan dan Perbankan

Ukuran Perusahaan Menurut Fabozzi (2000: 881), pertumbuhan


Salah satu tolok ukur yang penjualan merupakan perubahan penjualan pada
menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah laporan keuangan pertahun. Pertumbuhan
ukuran aktiva dari perusahaan tersebut. penjualan yang diatas rata rata bagi suatu
Perusahaan yang memiliki total aktiva besar perusahaan pada umumnya didasarkan pada
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah pertumbuhan yang cepat yang diharapkan dari
mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap industri dimana perusahaan itu beroperasi.
ini arus kas perusahaan sudah positif dan Perusahaan dapat mencapai tingkat pertumbuhan
dianggap memiliki prospek yang baik dalam diatas rata rata dengan jalan meningkatkan
jangka waktu yang relatif lama, selain itu pangsa pasar dari permintaan industri
juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif keseluruhan. Analisis dalam menghitung
lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan pertumbuhan penjualan dilakukan dengan
laba dibanding perusahaan dengan total asset menghitung tingkat pertumbuhan penjualan tahun
yang kecil (Daniati dan Suhairi, 2006) majemuk pada saat mempelajari tren jangka
panjang dalam hal penjualan dan variabel
Aktiva merupakan tolok ukur besaran atau variabel lain. Tingkat pertumbuhan tahun
skala suatu perusahaan. Biasanya perusahaan majemuk merupakan tingkat yang jika diterapkan
besar mempunyai aktiva yang besar pula setiap tahun selama kurun waktu tertentu pada
nilainya. Secara teoritis perusahaan yang lebih saldo awal akan menyebabkan neraca
besar mempunyai kepastian (certainty) yang berkembang sehingga mencapai nilai akhir yang
lebih besar daripada perusahaan kecil sehingga maksimal. Peningkatan pangsa pasar harus sejalan
akan mengurangi tingkat ketidakpastian dengan strategi pemasaran yang tepat dan
mengenai prospek perusahaan ke depan. Hal perusahaan selalu melakukan inovasi, hal ini
tersebut dapat membantu investor memprediksi bermakna bahwa dengan strategi yang tepat dapat
risiko yang mungkin terjadi jika ia meningkatkan pertumbuhan penjualan melalui
berinvestasi pada perusahaan itu. pengembangan produk yang diminati konsumen.
Pertumbuhan Perusahaan Kinerja Perusahaan
Sales growth ratio atau rasio pertumbuhan Kinerja keuangan diukur dengan
penjualan yang mengukur seberapa baik profitabilitas, menurut Sartono (2001)
perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
baik dalam industrinya maupun dalam kegiatan memperoleh laba dalam hubungannnya dengan
ekonomi secara keseluruhan (Weston & penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
Copeland, 1992). Sedangkan menurut Halim (2000) rasio
Pertumbuhan penjualan menunjukkan profitabilitas adalah rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan untuk dapat bertahan kemampuan perusahaan menghasilkan
dalam kondisi persaingan. Pertumbuhan penjualan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan penjualan, asset, dan modal saham tertentu.
biaya akan mengakibatkan kenaikan laba Profitabilitas perusahaan yang tinggi dapat
perusahaan. Jumlah laba yang diperoleh secara menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
teratur serta kecenderungan atau trend keuntungan memenuhi kewajibannya.
yang meningkat merupakan suatu faktor yang Kemampuan perusahaan untuk
sangat menentukan perusahaan untuk tetap menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya
survive. Sementara perusahaan dengan rasio merupakan fokus utama dalam penilaian
pertumbuhan penjualan negatif berpotensi besar prestasi perusahaan (analisis fundamental
mengalami penurunan laba sehingga apabila perusahaan) karena laba perusahaan selain
manajemen tidak segera mengambil tindakan merupakan indikator kemampuan perusahaan
perbaikan, perusahaan dimungkinkan tidak akan memenuhi kewajiban bagi para penyandang
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. dananya juga merupakan elemen dalam
penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan
75
Vol. 3 No. 1, Mei 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

prospek perusahaan di masa yang akan akan meningkat juga. Penelitian yang
datang. Dari sini permasalahannya mengkaitkan kepemilikan manajemen dengan
menyangkut efektifitas manajemen dalam nilai perusahaan telah banyak dilakukan namun
menggunakan total aktiva maupun aktiva dengan hasil yang berbeda-beda pula. Penelitian
bersih seperti yang tercatat dalam neraca. Taswan dan Soliha (2002) menemukan hubungan
Efektifitas dinilai dengan menghubungkan laba yang signifikan dan positif antara kepemilikan
bersih yang didefinisikan dengan berbagai manajemen dan nilai perusahaan. Hasil penelitian
cara terhadap aktiva yang digunakan untuk Soepriyanto (2004) juga membuktikan bahwa
menghasilkan laba. Hubungan seperti itu kepemilikan manajerial berpengaruh positif
merupakan salah satu analisis yang terhadap nilai perusahaan. Begitu pula menurut
memberikan gambaran lebih, walaupun sifat Siallagan dan Machfoedz (2006) menyimpulkan
dan waktu dari nilai yang ditetapkan pada bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh
neraca cenderung menyimpangkan hasilnya. negatif terhadap nilai perusahaan yang diukur
Bentuk paling mudah dari analisis profitabilitas dengan Tobin's Q. Menurut Jensen dan Meckling
adalah menghubungkan laba bersih (1976) semakin besar kepemilikan saham oleh
(pendapatan bersih) yang dilaporkan terhadap manajemen maka semakin kuat kecenderungan
total aktiva di neraca. manajemen untuk mengoptimalkan penggunaan
sumber daya sehingga mengakibatkan kenaikan
Pengembangan Hipotesis
nilai perusahaan. Berdasarkan pendapat-pendapat
Hubungan Kepemilikan Manajerial dengan tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
Nilai Perusahaan berikut:
Istilah struktur kepemilikan digunakan H1 : Kepemilikan manajerial berpengaruh
untuk menunjukkan bahwa variabel-variabel yang positif terhadap nilai perusahaan
penting didalam struktur modal tidak hanya
ditentukan oleh jumlah utang dan equity tetapi Hubungan Kepemilikan Institusional dengan
juga oleh prosentase kepemilikan oleh manager Nilai Perusahaan
dan institusional (Jensen dan Meckling: 1976 Kepemilikan institusional mempunyai
dalam H.Pua: 2003), artinya bahwa struktur arti penting dalam memonitor manajemen dalam
kepemilikan juga menggambarkan berapa mengelola perusahaan. Investor institusional
besarnya saham yang dimiliki oleh publik, insider dapat disubstitusikan untuk melaksanakan fungsi
dan outsider ownership. monitoring mendisiplinkan penggunaan debt
Menurut agency teory, pemisahan antara (utang) dalam struktur modal. Semakin besar
kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat kepemilikan institusional maka semakin efisien
menimbulkan konflik keagenan. Konflik fungsi monitoring terhadap manajemen dalam
keagenan ini disebabkan kepentingan yang pemanfaatan asset perusahaan serta pencegahan
berbeda antara prinsipal dan agen untuk pemborosan oleh manajemen.
memaksimalkan utitilasnya masing-masing. Bukti empiris mengenai pengaruh
Perbedaan kepentingan antara manajemen dan kepemilikan institusional terhadap nilai
pemegang saham mengakibatkan manajemen perusahaan ditunjukkan dalam penelitian Sujoko
berperilaku curang dan tidak etis sehingga dan Soebiantoro (2007) yang membuktikan
merugikan pemegang saham. Oleh karena itu bahwa kepemilikan institusional berpengaruh
diperlukan suatu mekanisme pengendalian yang positif terhadap nilai perusahaan. Meningkatkan
dapat mensejajarkan perbedaan kepentingan kepemilikan institusional menjadikan fungsi
antara manajemen dengan saham. pengawasan akan berjalan secara efektif dan
Manajer yang sekaligus pemegang saham menjadikan manajemen semakin berhati-hati
akan meningkatkan nilai perusahaan karena dalam memperoleh dan mengelola pinjaman
dengan meningkatkan nilai perusahaan, maka (utang), karena jumlah utang yang semakin
nilai kekayaannya sebagai pemegang saham meningkat akan menimbulkan financial distress.
Terjadinya financial distress akan mengakibatkan
76
Sri Safyaningsih dan Pancawati Hardiningsih Dinamika Keuangan dan Perbankan

penurunan nilai perusahaan, maka dapat dividen merupakan sinyal bagi pasar bahwa
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: perusahaan memiliki kesempatan untuk tumbuh di
masa yang akan datang, sehingga pembayaran
H2: Kepemilikan institusional berpengaruh
dividen akan meningkatkan apresiasi pasar
positif terhadap nilai perusahaan
terhadap saham perusahaan yang bersangkutan,
Hubungan Kebijkan Dividen dengan Nilai dengan demikian pembayaran dividen
Perusahaan berimplikasi positif pada nilai perusahaan.
Kebijakan dividen menentukan berapa Berdasarkan signaling theory maka dapat
banyak keuntungan yang akan diperoleh dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
pemegang saham. Keuntungan yang akan H3 : Kebijakan pembayaran dividen
diperoleh pemegang saham ini akan menentukan berpengaruh positif terhadap nilai
kesejahteraan para pemegang saham yang perusahaan
merupakan tujuan utama perusahaan. Semakin
besar dividen yang dibagikan kepada pemegang Hubungan Kebijakan Utang dengan Nilai
saham, maka kinerja emiten atau perusahaan akan Perusahaan
dianggap semakin baik pula dan pada akhirnya Sehubungan dengan penggunaan leverage,
perusahaan yang memiliki kinerja manajerial struktur modal optimal dapat diperoleh dengan
yang baik dianggap menguntungkan dan tentunya adanya keseimbangan antara keuntungan tax
penilaian terhadap perusahaan tersebut akan shield dengan financial distress dan agency cost.
semakin baik pula, yang biasanya tercermin Dengan kata lain terjadi trade-off antara benefit
melalui tingkat harga saham perusahaan. Hal ini dengan biaya. Financial distress terjadi jika
sejalan dengan pendapat Rozeff (dalam Jogiyanto, perusahaan mengalami kesulitan dalam melunasi
1998) yang menganggap bahwa dividen kewajiban utangnya, dimana perusahaan terancam
nampaknya memiliki atau mengandung informasi kebangkrutan. Karena itu financial distress perlu
(informational content of dividend) atau sebagai diperhitungkan karena mengurangi nilai
isyarat prospek perusahaan. perusahaan. Model ini juga menarik, karena
Apabila perusahaan meningkatkan adanya pendapat bahwa perusahaan yang tidak
pembayaran dividen, mungkin diartikan oleh menggunakan leverage dengan perusahaan yang
pemodal sebagai sinyal harapan manajemen menggunakan leverage 100% (extrim) adalah
tentang akan membaiknya kinerja perusahaan di buruk, sedangkan keputusan yang terbaik adalah
masa yang akan datang. Sehingga kebijakan diantaranya. Perkembangan lebih lanjut, para ahli
dividen memiliki pengaruh terhadap nilai membuktikan bahwa trade off model bukanlah
perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian semata-mata teori struktur modal yang paling
Gordon (1963) & Bhattacharya (1979), Myers & sempurna, karena dalam keputusan struktur modal
Majluf (1984) dalam Sartono (2001). Teori perlu dipertimbangkan perilaku pembelanjaan
kebijakan dividen mengkaji tentang dampak perusahaan yang lebih besar bagi pemberi utang,
penentuan besarnya alokasi laba pada dividend sehingga biaya utang menjadi lebih besar juga.
dan laba ditahan terhadap nilai pasar yang saham Penambahan utang akan meningkatkan
yang berlaku. Ini berarti investor dihadapkan pada tingkat risiko atas arus pendapatan
dua pilihan apakah hasil pengembalian dividen perusahaan, yang mana pendapatan dipengaruhi
diberikan dalam bentuk tunai atau dalam bentuk faktor eksternal sedangkan utang menimbulkan
pertumbuhan modal (capital gain), sehingga beban tetap tanpa memperdulikan besarnya
investor mendapatkan capital gain karena nilai pendapatan. Semakin besar utang, semakin
saham meningkat. Teori Bird In The Hand besar kemungkinan terjadinya perusahaan tidak
menganggap bahwa pembayaran divieden yang mampu membayar kewajiban berupa bunga dan
dilakukan saat ini adalah lebih baik daripada pokoknya. Risiko kebanagkrutan akan semakin
capital gain di masa yang akan datang. tinggi karena bunga akan meningkat lebih
Berbeda dengan bird in hand theory, tinggi daripada penghematan pajak. Penelitian
signaling theory menekankan bahwa pembayaran yang dilakukan oleh Sujoko dan Soebiantoro
(2007) memberikan hasil dimana kebijakan utang
77
Vol. 3 No. 1, Mei 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai 2. Model 2


perusahaan. Rumusan hipotesis yang bisa Hasil perhitungan Z Skeweness dan Z kurtosis
diajukan sebagai berikut: model 2 setelah dilakukan outlier:
H4: Kebijakan utang berpengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI dari tahun 2007 sampai tahun 2009. Hal ini
dikarenakan perusahaan manufaktur merupakan
bidang usaha yang memiliki jumlah jenis usaha Hasil perhitungan secara statistik
yang paling besar di BEI, sehingga diharapkan Zskewness dan Zkurtosis setelah dilakukan
akan mendapatkan keragaman data untuk transformasi data menunjukkan di bawah nilai
mendapatkan hasil yang akurat. Jumlah tabel 1,96, sehingga disimpulkan data
perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun terdistribusi normal.
2007 sebanyak 394 perusahaan, 159 perusahaan
(40,35%) adalah perusahaan industri manufaktur. Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolinieritas menunjukkan
Sampel terpilih sebanyak 115 dengan
bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki
metode purposive sampling dengan kriteria
nilai tolerance kurang dari 0,1 demikian juga VIF
perusahaan mengeluarkan laporan keuangan yang
semua variabel adalah kurang dari 10, sehingga
sudah diaudit yang dipublikasikan di Indonesia
disimpulkan bahwa model 1 tidak mengalami
Capital Market Directory dan data base BEI
gelaja autokorelasi. Sedangkan untuk model 2
selama tahun 2007 sampai tahun 2009 dan
menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas
perusahaan yang membagikan dividen. Data
yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1
diperoleh melalui pooling data dengan
demikian juga hasil perhitungan nilai VIF
menggabungkan data time series dan cross
menunjukkan tidak ada variabel bebas yang
sectional.
memiliki nilai VIF lebih besar dari 10, sehingga
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN dapat disimpulkan tidak ada gejala
Uji Normalitas multikolinieritas antar variabel bebas, dengan
demikian disimpulkan bahwa variabel bebas
Pengujian normalitas dilakukan dengan dalam penelitian ini independent satu sama lain.
melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual.
Hasil uji normalitas menunjukkan nilai skewness Uji Autokorelasi
dan kurtosis sebagai berikut: Pengujian autokorelasi menunjukkan nilai
1. Model 1 DW model 1 sebesar 1,970. Jika dibandingkan
dengan nilai tabel dengan derajat kepercayaan
Hasil perhitungan Z Skeweness dan Z kurtosis 5%, jumlah sampel 96, jumlah variabel 4, maka
model 1 setelah dilakukan outlier: pada tabel Durbin Watson didapatkan nilai dl
1,343 dan du 1,577. Demikian juga pada model 2
nilai DW sebesar 1,968. Jika dibandingkan
dengan nilai tabel dengan derajat kepercayaan
5%, jumlah sampel 104, jumlah variabel 7, maka
pada tabel Durbin Watson didapatkan nilai dl
1,339 dan du 1,826. Kedua model diketahui
bahwa nilai du berada pada diantara du dan 4-du
yang menunjukkan bahwa model bebas dari gejala
78
Sri Safyaningsih dan Pancawati Hardiningsih Dinamika Keuangan dan Perbankan

autokorelasi. Fit Model


Uji Heteroskedastisitas Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan Koefisien determinasi digunakan untuk
dengan uji park, dengan cara meregres nilai mengukur seberapa jauh kemampuan model
absolute residual terhadap variabel bebas. Pada dalam menerangkan variabel dependen. Nilai
model 1 diketahui bahwa nilai Ln res2 tidak koefisien determinasi antara nol dan satu. Nilai
berkorelasi signifikan dengan variabel-variabel adjusted R2 adalah sebesar 0,040 yang
penelitian yang ditunjukkan oleh nilai sig lebih menunjukkan bahwa 4,0% variasi perubahan nilai
besar dari 5% sehingga disimpulkan bahwa model perusahaan dijelaskan oleh struktur kepemilikan,
1 bebas dari masalah heterokedastisitas. kebijakan utang dan kebijakan dividen, sedangkan
Sementara pada model 2 menunjukkan bahwa 96% variasi lainnya dijelaskan oleh variabel lain
variabel kepemilikan, kebijakan utang, kebijakan selain keempat variabel tersebut. Selanjutnya
dividen, ukuran perusahaan, pertumbuhan dan dalam model 2 didapatkan nilai adjusted R2
kinerja masing-masing mempunyai tingkat sebesar 0,505. Hal ini berarti 50,5% nilai
signifikansi lebih dari 5%, sehingga disimpulkan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar
secara keseluruhan tidak terjadi gejala di Bursa Efek Indonesia hanya dijelaskan oleh
heteroskedastisitas, sehingga model regresi layak kepemilikan institusional, kepemilikan
digunakan. manajerial, kebijakan dividen, kebijakan utang,
ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan
Analisis Regresi Linier Model 1 (Tanpa
kinerja.
Variabel Kontrol)
Hasil analisis persamaan regresi berganda Dari hasil adjusted R square pada dua
sebagai berikut (lampiran): model diatas, maka dilakukan perbandingan nili
koefisien determinasi. Berdasarkan hasil uji
PBV = 0,704 - 0,010 MOWN + 0,003 model 1 adalah sebesar 0,040 atau sebesar 4%,
INST + 0,001 DPR - 0,016 DER + e sedangkan nilai adjusted R2 model 2 didapatkan
Dari keempat variabel diketahui bahwa nilai adjusted R2 sebesar 0,505 atau 50,5%. Hal
nilai signifikansi lebih besar dari 5% yang ini mengindikasikan bahwa model yang
menunjukkan bahwa tanpa memasukkan variabel memasukan variabel kontrol memiliki daya jelas
kontrol dalam model maka struktur kepemilikan, yang lebih tinggi terhadap variasi perubahan nilai
kebijakan utang dan kebijakan dividen tidak perusahaan, dengan demikian disimpulkan bahwa
berdampak pada nilai perusahaan. ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan
kinerja merupakan variabel kontrol model yang
Analisis Regresi Linier Model 2 (Dengan tepat untuk memprediksi variasi perubahan nilai
Variabel Kontrol) perusahaan.
Model 2 digunakan untuk menguji dampak Uji F
kebijakan struktur kepemilikan, kebijakan utang
dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
dengan memasukkan ukuran perusahaan, sejauh mana kepemilikan manajerial, kepemilikan
pertumbuhan dan kinerja perusahaan sebagai institusional, kebijakan dividen, kebijakan utang,
variabel kontrol dalam model, dengan persamaan ukuran perusahaan, pertumbuhan dan kinerja
regresi sebagai berikut: mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil
perhitungan uji F menunjukkan bahwa model 1
PBV = - 3,228 + 0,032 MOWN - 0,001 INST + tidak fit, dimana nilai signifikansi ANOVA adalah
0,001 DPR + 0,042 DER + 0,250 SIZE + sebesar 0,159 atau lebih dari 0,05 yang artinya
0,356 GROW + 11,307 ROA + e bahwa struktur kepemilikan, kebijakan dividen
dan kebijakan utang (tanpa dikontrol dengan
ukuran, pertumbuhan dan profitabilitas) tidak
dapat menjelaskan nilai perusahaan. Selanjutnya
dilakukan uji fit model dengan memasukkan
79
Vol. 3 No. 1, Mei 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

variabel kontrol dengan hasil menunjukkan bahwa perusahaan dengan nilai koefisien regresi sebesar
hasil perhitungan dengan program SPSS diperoleh -0,001 dan nilai signifikansi sebesar 0,914 (>
F hitung sebesar 15,989 sedangkan Ftabel dengan 0,05) artinya tinggi rendahnya kepemilikan
tingkat signifikan 5% derajat kebebasan 7 dan N = institusional tidak berdampak pada nilai
104 diperoleh Ftabel sebesar 2,11. Jadi Fhitung > perusahaan. Hasil ini tidak sesuai dengan dugaan
Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa model fit bahwa kepemilikan institusional yang tinggi dapat
dimana kepemilikan manajerial, kepemilikan bertindak sebagai pihak yang memonitor
institusional, kebijakan dividen, kebijakan utang , perusahaan, sehingga manajer akan efisien dalam
ukuran perusahaan, pertumbuhan dan kinerja tepat memanfaatkan asset perusahaan. Dari hasil ini
mempengaruhi nilai perusahaan disimpulkan bahwa jumlah pemegang saham yang
besar tidak efektif dalam memonitor perilaku
Pembahasan
manajer dalam perusahaan. Hal ini terjadi karena
Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap adanya asimetri informasi antara investor dengan
Nilai Perusahaan manajer, investor belum tentu sepenuhnya
Hipotesis 1 membuktikan bahwa pengaruh memiliki informasi yang dimiliki oleh manajer
kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap (sebagai pengelola perusahaan) sehingga manajer
nilai perusahaan dengan nilai koefisien regresi sulit dikendalikan oleh investor institusional.
positif sebesar 0,032 dan nilai signifikansi sebesar Hasil penelitian ini juga tidak sinkron dengan
0,004 (< 0,05), artinya tinggi rendahnya hasil penelitian Sujoko dan Soebiantoro (2007)
kepemilikan manajerial berimplikasi pada nilai yang membuktikan bahwa kepemilikan
perusahaan. Hasil ini mendukung teori agency institusional berpengaruh terhadap nilai
cost yang menyatakan bahwa kepemilikan perusahaan.
manajerial merupakan mekanisme yang efektif Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai
untuk mengatasi konflik keagenan yang terjadi Perusahaan
akibat kepentingan antara manajer dan pemilik.
Efektifnya kepemilikan manajerial sebagai Hipotesis 3 tidak membuktikan pengaruh
mekanisme untuk mengatasi konflik keagenan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan
berkaitan dengan adanya kepentingan manajemen dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,001 dan
untuk mengelola perusahaan secara efisien guna nilai signifikansi sebesar 0,953 (p> 0,05), artinya
meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai tinggi rendahnya dividen yang dibayarkan kepada
pasar saham secara kuantitas akan memberikan pemagang saham, tidak berkaitan dengan tinggi
keuntungan capital gain bagi manajer, sehingga rendahnya nilai perusahaan. Hasil ini tidak
manajer mendapatkan dua sumber pendapatan konsisten dengan informational content of
sekaligus yaitu gaji/bonus dan capital gain. dividend bahwa pembayaran dividen dianggap
Secara deskriptif diketahui bahwa kepemilikan sebagai prospek perusahaan di masa yang akan
manajerial rata-rata perusahaan sampel adalah datang. Hasil ini lebih konsisten dengan bird on
sebesar 3,55%, nilai sebesar ini relatif tinggi hand theory yang menyatakan bahwa
untuk dimiliki seseorang dalam manajemen pembayaran dividen yang dilakukan saat ini adala
mengingat nilai kapitalisasi pasar perusahaan h lebih baik daripada capital gain di masa
secara keseluruhan adalah tinggi. Hasil ini mendatang. Hasil ini juga tidak mendukung hasil
sekaligus mendukung hasil penelitian Taswan dan penelitian Gordon (1963) & Bhattacharya
Soliha (2002) dan Soepriyanto (2004) yang (1979), Myers & Majluf (1984) yang
membuktikan bahwa kepemilikan manajerial membuktikan bahwa kebijakan dividen
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. berimplikasi pada nilai perusahaan.

Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Pengaruh Kebijakan Utang terhadap Nilai


Nilai Perusahaan Perusahaan

Hipotesis 2 tidak membuktikan pengaruh Hipotesis 4 tidak membuktikan pengaruh


kepemilikan institusional terhadap nilai kebijakan utang terhadap nilai perusahaan dengan
nilai koefisien regresi sebesar 0,042 dan nilai
80
Sri Safyaningsih dan Pancawati Hardiningsih Dinamika Keuangan dan Perbankan

signifikansi sebesar 0,269 (>0,05), artinya tinggi Pengaruh variabel kontrol pertumbuhan
rendahnya rasio utang terhadap ekuitas, tidak terhadap nilai perusahaan, diketahui bahwa
berimplikasi pada tinggi rendahnya nilai pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif
perusahaan. Tidak adanya pengaruh kebijakan terhadap nilai perusahaan dengan nilai
utang dengan nilai perusahaan mengindikasikan signifikansi sebesar 0,034 (<0,05) artinya bahwa
bahwa biaya utang maupun biaya ekuitas adalah semakin tinggi tingkat pertumbuhan penjualan
relatif ekuivalen dan masing-masing memiliki maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Hasil
keunggulan dan kelemahan. Penggunaan modal ini konsisten dengan hasil penelitian Sriwardany
utang akan menguntungkan apabila iklim bisnis (2006) yang membuktikan bahwa pertumbuhan
baik sehingga manfaat dari penggunaan utang berdampak positif pada nilai perusahaan. Adanya
akan lebih besar dibandingkan dengan biaya pengaruh pertumbuhan laba terhadap nilai
bunga, namun demikian dalam iklim bisnis yang perusahaan dikarenakan penjualan yang
tidak menentu manfaat dari penggunaan utang mencerimkan kinerja dengan catatan tidak diikuti
bisa lebih kecil dari biaya bunga yang dengan peningkatan biaya yang melebihi tingkat
ditimbulkan. Demikian juga dengan penggunaan pertumbuhan penjualan. Penjualan yang
ekuitas, modal ekuitas akan menguntungkan meningkat memberikan meyakinkan investor
apabila pemegang saham memiliki tuntutan yang bahwa perusahaan akan memberikan imbal hasil
tidak terlalu tinggi akan tingkat pengembalian yang tinggi apabila diikuti dengan efisiensi
investasi. Hasil ini tidak mendukung dengan hasil operasi yang tinggi.
penelitian Said (2001) serta Sujoko dan
Pengaruh Kinerja terhadap Nilai Perusahaan
Soebiantoro (2007) yang membuktikan bahwa
kebijakan utang berpengaruh negatif terhadap Pengaruh variabel kontrol kinerja
nilai perusahaan. perusahaan dengan nilai perusahaan, diketahui
bahwa kinerja perusahaan berpengaruh positif
Variabel Kontrol terhadap nilai perusahaan dengan nilai
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap nilai signifikansi sebesar 0,000 (<0,05) artinya semakin
Perusahaan tinggi kinerja (profitabiltas), maka semakin tinggi
Variabel kontrol ukuran perusahaan terbukti nilai perusahaan. Hasil ini konsisten dengan hasil
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan penelitian Ulupui (2007) dan Makaryawati
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (<0,05) (2002), Carlson dan Bathala (1997) dalam Suranta
artinya bahwa semakin besar perusahaan, maka dan Pratana (2004) yang menemukan bahwa ROA
semakin tinggi nilai perusahaan. Hasil ini berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
konsisten dengan dugaan bahwa semakin besar Perusahaan dengan profitabilitas tinggi, mampu
ukuran perusahaan, maka semakin tinggi menghasilkan laba yang tinggi, sehingga mampu
keyakinan investor akan kemampuan perusahaan menjaga ekuitas tetap positif atau bahkan
dalam memberikan tingkat pengembalian meningkat seiring dengan peningkatan laba
investasi. Bukti ini memberikan konfirmasi searah ditahan. Perusahaan yang mampu menghasilkan
dengan dugaan dalam hipotesis serta hasil laba lebih besar juga cenderung mampu
penelitian Sujoko dan Soebiantoro (2007) melakukan pendanaan dengan sumber kas
membuktikan bahwa ukuran perusahaan internal, sehingga memiliki kewajiban untuk
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. membayar bunga utang yang lebih kecil, dan laba
Adanya pengaruh positif mengindikasikan bahwa yang dihasilkan bisa didistribusikan kepada
perusahaan-perusahaan besar cenderung pemegang saham dalam bentuk dividen ataupun
memberikan hasil operasi yang lebih besar ditahan untuk memperkuat modal yang berasal
sehingga memiliki kemampuan yang lebih besar dari laba ditahan.
untuk meberikan imbal balik investasi yang lebih SIMPULAN
menguntungkan dibandingkan dengn perusahaan- 1. Variabel kepemilikan manajerial terbukti
perusahaan kecil. mempengaruhi nilai perusahaan, artinya
Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap tinggi rendahnya kepemilikan saham oleh
Nilai Perusahaan
81
Vol. 3 No. 1, Mei 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

jajaran manajemen berkaitan dengan tinggi upaya meningkatkan nilai pasar saham
rendahnya nilai perusahaan. dibandingkan dengan kebijakan akutansi
2. Variabel kepemilikan institusional tidak konservatif.
terbukti mempengaruhi nilai perusahaan, 6. Perusahaan dengan kepemilikan manajerial
artinya tinggi rendahnya kepemilikan saham yang lebih tinggi memiliki kecenderungan
oleh investor institusional tidak berkaitan nilai pasar saham yang lebih tinggi, yang
dengan tinggi rendahnya nilai perusahaan. membuktikan bahwa agency conflict bisa
3. Kebijakan dividen tidak terbukti diatasi dengan memasukkan manajer dalam
mempengaruhi nilai perusahaan, tinggi struktur kepemilikan saham.
rendahnya dividen yang dibayarkan kepada DAFTAR PUSTAKA
pemegang saham tidak berkaitan dengan Ang, Robert. 1997.Buku Pintar : Pasar Modal
tinggi rendahnya nilai perusahaan. Indonesia.Mediasoft Indonesia
4. Kebijakan utang tidak terbukti berpengaruh Ambarwati, Sri; Dwi, Ari. 2010. Manajemen
terhadap nilai perusahaan, artinya tinggi Keuangan Lanjutan, Cetakan Pertama,
rendahnya utang perusahaan tidak berdampak Yogjakarta, Graha Ilmu.
pada tinggi rendahnya nilai perusahaan.
Atmaja, Lukas Setia. 1999. Manajemen
Implikasi Keuangan, Edisi 2. Yogyakarta, Andi
1. Para pelaku investasi di BEI tidak terbukti Offset
mengikuti pola bird in hand theory, dimana Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar
pendapatan dividen yang kecil saat ini tidak Pembelanjaan Perusahaan, Edisi
dianggap lebih menguntungkan dibadingkan Keempat. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
dengan capital gain di masa yang akan
datang. Brigham, Eugene F; Joel F, Houston. 2001.
Manajemen Keuangan. Edisi Delapan.
2. Kecenderungan perusahaan-perusahaan yang Jakarta.
listing di BEI lebih menganut Pecking Order
Theory dalam menentukan struktur modal, Brigham, Eugene F, 1999. Fundamentals Of
sehingga akan mengutamakan laba ditahan Financial Management. Holt Saunders
atau ekuitas dibandingkan dengan modal dan Japan: The Dryden Press
hutang. Christiawan, Yulius Jogi; Tarigan, Josua. 2007.
3. Investor di Bursa Efek Indonesia disarankan Kepemilikan Manajerial: Kebijakan
untuk lebih memilih perusahaan-perusahaan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan,
dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 9.
karena ada kecenderungan bahwa perusahaan- No.1 Mei 2007
perusahaan tersebut memiliki nilai pasar Copeland, T.E; Weston, J.F. 1988. Financial
saham yang lebih tinggi pula. Theory and Corporate Policy, 3rd edition,
4. Perusahaan besar juga memiliki nila pasar Addison-Wesley Publishing Company.
saham yang relatif lebih tinggi dibandingkan Daniati, Ninna; Suhairi, 2006. Pengaruh
dengan perusahaan kecil, investor diharapkan Kandungan Informasi Komponen Arus
lebih memilih perusahaan besar dibandingkan Kas, Laba Kotor dan Size Perusahaan
dengan perusahaan kecil. Terhadap Expected Return Saham Pada
5. Tingkat profitabilitas juga cenderung Industri Textile dan Automotive yang
memberikan sinyalemen positif bagi pasar, Terdaftar di BEJ. Simposium Nasional
sehingga berdampak positif pada nilai pasar Akuntansi 9 Padang, Agustus.
saham. Bagi perusahaan kebijakan akuntansi Falikhatun; Eko, Soepriyanto.2008. Pengaruh
non konservatif dianggap lebih baik dalam Tangibility, Pertumbuhan Penjualan Dan
82
Sri Safyaningsih dan Pancawati Hardiningsih Dinamika Keuangan dan Perbankan

Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Mahadwartha, Putu Anom. 2002 Predictability


Keuangan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Power of Dividend Policy and Leverage
Vol 10 No. 1 Policy to Managerial Ownership in
Fabozzi, Frank J, 2000 Manajemen Investasi, Indonesia; An Agency Theory Perspective .
Pearson Education Asia Pte. Ltd. Prentice Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol
Hall, Inc. Salemba Empat, Jakarta 18, No. 3, 2003

Fama, Eugene F; French, Kenneth R. 1998. Taxes, Megginson, William L. 1997. Corporate Finance
Financing Decisions, and Firm Value. The Theory. Massachusetts: Addison-Wesley.
Journal of Finance, Vol. LIII, No. 3, June Myers, Stewart C. 1984. Capital Structure Puzzle.
1998. Journal of Finance, 39, (3), July 1984, pp.
Gujarati, Damodar. 1999. Dasar-Dasar 572-592.
Ekonometrika, Jakarta: Erlangga. Myers, Stewart C; Majluf, Nicholas S. 1984.
Hendriksen; Eldon S, Breda. 2002. Teori Corporate Financing and Investment
Akunting.Batam: Interaksara Decisions When Firms Have Information
That Investors Do Not Have. Journal of
Husnan, Suad, 1996, Dasar-Dasar Manajemen Financial Economics 13, pp. 187-221.
Keuangan, Liberty, Yogyakarta. North-Holland.
Husnan, Suad. 1998. Manajemen Keuangan: Ningrum, Nurila Samti Febriana, 2006. Analisis
Teori dan Penerapan. Yogyakarta: BPFE Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan
Yogyakarta Pendanaan, dan Kebijakan Dividen
Hansen, Don. R.; M. Mowen, Mayane. 1997. Terhadap Nili Perusahaan manufaktur di
Manajemen Biasa Akuntansi dan BEJ, Tesis: Program Magister Manajemen
Pengendalian. Buku Dua. Edisi Kesatu. STIE STIKUBANK Semarang
Salemba Empat. Jakarta. Sartono, R Agus. 2001. Manajemen Keuangan:
Hendri, Setyawan; Sutapa. 2006. Analisis Faktor Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat.
Penentu Struktur Modal. Jurnal Akuntansi Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
dan Keuangan, Vol 5 No.2 Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan;
Jensen, Michael C. 1986. Agency Cost of Free Aplikasi Dan Teori. BPFE-Yogyakarta;
Cash Flow, Corporate Finance, and Yogyakarta
Takeovers. American Economic Review, Soliha, Euis; Taswan. 2002. Pengaruh Kebijakan
Vol. 76, No. 2, pp. 323-329, May 1986. Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Serta
Jensen; Meckling.1976. Theory Of The Firm: Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya,
Manajerial Behavior, Agency Cost And Jurnal Bisnis dan Ekonomi, STIE
Ownership Structure, Journal of Financial Stikubank Semarang.
Economics, Vol 3: 305-360 Sugianto, Agus Eko. 2001. Analisis Variabel-
Jogiyanto, Hartono. 1998. Pengenalan Komputer. Variabel Yang Mempengaruhi Struktur
Yogyakarta: CV. Andi Offset Keuangan Perusahaan Manufaktur Di
BEJ. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol
Kaplan, S. Robert; David, P. Norton. 1996. 2 No. 2
The Balanced Scorecard : Translating
Strategy Into Action. Edisi 1. Boston : Sugiono, 1999, Metode Penelitian Administrasi, ,
Harvard Business School Press. Bandung Alfabeta.
Machfoedz, Masud; Eddy, Suranta. 2003. Sujoko; Soebiantoro, Ugy. 2007. Pengaruh
Analisis Struktur Kepemilikan, Nilai Struktur Kepemilikan, Leverage, Faktor
Perusahaan, Investasi dan Ukuran Intern, dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai
Perusahaan Dewan Direksi, Simposium Perusahaan (Studi Empirik pada
Nasional Akuntansi VII, Surabaya. Perusahaan Manufaktur dan Non
83
Vol. 3 No. 1, Mei 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

Manufaktur di Bursa Efek Jakarta), Jurnal Timoty, J. Brailsford; Barrz R Oliver, Sandra
Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.9 L.H.Pua, 2003, Theory and Evidence on
No.1, Maret 2007 the Relationship Between Ownership
Supriyanto, Budi, 2004, Pengaruh Sruktur Structure and Capital Structure.,
Kepemilikan Manajerial dan Publik, Departement of Commerce, Australian
Ukuran Perusahaan, EBIT/Sales, dan Total National University.
Debt/Total Assets Terhadap Nilai Wahidahwati, 2002 Kepemilikan Manajerial dan
Perusahaan yang Telah Go Publik dan Kepemilikan Intitusional pada Kebijakan
Tercatat Di BEJ. Tesis : Program Magister Hutang Peursahaan ; Sebuah Prospektive
Manajemen STIE STIKUBANK Theory Agency, Simposium Nasional
Semarang Akuntansi (SNA) IV
Supriyanto, Budi; Suwarti, Titik, 2004, Pengaruh Wahyudi, Untung; Prawestri, hartini Prasetyaning,
Sruktur Kepemilikan Manajerial dan 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan
Publik, Ukuran Perusahaan, EBIT/Sales, terhadap Nilai Perusahaan dengan
dan Total Debt/Total Assets Terhadap Keputusan Keuangan Sebagai Variabel
Nilai Perusahaan yang Telah Go Publik Intervening. Simposium Nasional
dan Tercatat Di BEJ. Semarang. Telaah Akunansi (SNA) IX, Padang, 2006
Manajemen Vol. 1ed. 3 STIE Weston, J Fred dan Thomas E Copeland. 1997.
STIKUBANK Manajemen Keuangan, Edisi
Swandari, Fifi. 2003, Pengaruh Perilaku Resiko Kesembilan,Jilid Dua. Jakarta: Binarupa
dan Struktur Kepemilikan terhadap Aksara
Kebangkran Bank di Indonesia; Kasus Weston Copeland. 1992. Manajerial Finance, 9th
Krisis Ekonomi Tahun 1997. Simposium Ed. The Dyden Press, Orlando Florida.
Nasional Akunansi (SNA) VI, Surabaya
2003
84
Sri Safyaningsih dan Pancawati Hardiningsih Dinamika Keuangan dan Perbankan

LAMPIRAN

Statistics skewness dan kurtorsis

N Skewness Kurtosis
Model 1 Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error

Unstandardized Residual 69 .066 .589 -.873 .570

Valid N (listwise) 69
Model 2
Unstandardized Residual 104 .358 .237 -.034 .469

Valid N (listwise) 104

Nilai tolerance dan VIF Model 1


Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
MOWN .655 1.526
INST .738 1.356
DPR .849 1.178
DER .967 1.034

Nilai tolerance dan VIF Model 2


Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
MOWN .542 1.845
INST .626 1.596
DPR .880 1.136
DER .758 1.319
SIZE .868 1.152
GROW .935 1.070
ROA .792 1.263
85
Vol. 3 No. 1, Mei 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

Uji Durbin Watson


DW table
Model DW test
dl Du 4-du

Model 1 1,970 1,343 1,577 2,433

Model 2 1,968 1,339 1,826 2,174

Uji Park Model 1


a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2.268 1.110 -2.042 .045
MOWN -.053 .041 -.199 -1.304 .197
INST -.009 .014 -.094 -.655 .515
DPR .003 .010 .034 .251 .803
DER -.032 .111 -.036 -.290 .773
a. Dependent Variable: LnRes2

Uji Park Model 2


Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -5.522 2.385 -2.315 .023
MOWN .049 .026 .252 1.921 .058
INST .002 .012 .021 .170 .865
DPR -.006 .007 -.078 -.762 .448
DER .087 .088 .108 .980 .330
SIZE .227 .148 .159 1.539 .127
GROW -.118 .387 -.030 -.304 .762
ROA 4.738 3.107 .165 1.525 .131
a. Dependent Variable: Ln_res2

Hasil Regresi Berganda Model 1

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) .704 .196 3.583 .001
MOWN -.010 .007 -.194 -1.319 .192
INST .003 .003 .156 1.127 .264
DPR .001 .002 .082 .632 .529
DER -.016 .020 -.096 -.793 .431
86
Sri Safyaningsih dan Pancawati Hardiningsih Dinamika Keuangan dan Perbankan

Hasil Regresi Berganda Model 2


Dengan Memsukkan Variabel Kontrol

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -3.228 1.022 -3.158 .002


MOWN .032 .011 .278 2.955 .004
INST -.001 .005 -.009 -.108 .914
DPR .001 .003 .014 .186 .853
DER .042 .038 .089 1.111 .269
SIZE .250 .063 .294 3.953 .000
GROW .356 .166 .154 2.147 .034
ROA 11.307 1.331 .662 8.493 .000

a. Dependent Variable: PBV

Koefisien Determinasi Model 1


(Tanpa Variabel Kontrol)

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
1 .311(a) .097 .040 .3920652
a Predictors: (Constant), MOWN, INST, DPR, DER,
b Dependent Variable: PBV

Koefisien Determinasi Model 2


(DenganVariabel Kontrol)

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .734(a) .538 .505 .8850766


a. Predictors: (Constant), MOWN,INST,DPR,DER,SIZE,GROW,ROA
b. Dependent Variable: PBV
87
Vol. 3 No. 1, Mei 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

Hasil Uji F Model 1


(Tanpa Variabel Kontrol)

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


1 Regression 1.051 4 .263 1.709 .159(a)
Residual 9.838 64 .154
Total 10.889 68
a Predictors: (Constant), MOWN, INST, DPR, DER
b Dependent Variable: PBV

Hasil Uji F Model 2


(Dengan Variabel Kontrol)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


Regression 87.674 7 12.525 15.989 .000(a)
1
Residual 75.203 96 .783
Total 162.876 103
a. Predictors: (Constant), MOWN, INST,DPR,DER,SIZE,GROW,ROA
b. Dependent Variable: PBV

Anda mungkin juga menyukai