2, Juli 2016
Dy Retta Merslythalia1
Mienati Somya Lasmana2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga
e-mail : msl_feunair@yahoo.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh kompetensi eksekutif, ukuran perusahaan, komisaris independen,
dan kepemilikan institusional terhadap tax avoidance. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012 hingga 2014 dengan jumlah 141 perusahaan.
Penentuan sampel yang dipilih dalam penelitian menggunakan metode purposive sampling. Pengujian pengaruh
kompetensi eksekutif, ukuran perusahaan, komisaris independen, dan kepemilikan institusional terhadap tindakan
tax avoidance. Analisis penelitian menggunakan uji regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS 20.0.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 49 perusahaan yang memenuhi target populasi yang ditetapkan dalam
penelitian. Berdasarkan hasil uji analisis linier berganda dengan tingkat signifikansi 5,5% maka hasil penelitian
ini menyimpulkan bahwa: (1) kompetensi eksekutif tidak berpengaruh terhadap tax avoidance (2) ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap tax avoidance (3) komisaris independen tidak berpengaruh terhadap
tax avoidance (4) kepemilikan institusional berpengaruh terhadap tax avoidance.
Kata kunci : kompetensi eksekutif, ukuran perusahaan, komisaris independen, kepemilikan institusional, tax
avoidance.
ABSTRACT
The objective of this research is to test the effect of executive competency, firm size, independent commissioner,
and institutional ownership on tax avoidance. The number of population in this research is 141 companies
which are manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2012 until 2014. The sampling
technique used in this research was purposive sampling method and the multiple linear regression analysis
is used to analyze the data. 49 companies were chosen as sample.
Based on the analysis has been conducted, this research concluded that: ( 1 ) executive competency has no
effect on tax avoidance ( 2 ) firm size has no effect on tax avoidance ( 3 ) independent commissioner has no
effect on tax avoidance while ( 4 ) institutional ownership affects tax avoidance .
Keywords: executive competency, firm size , independent commissioner , institutional ownership, tax avoidance
PENDAHULUAN
Tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan optimal ter hadap kinerja manajemen. Pihak
melalui kebijakan pimpinan perusahaan itu sendiri institusional yang menguasai saham lebih besar
dalam pengambilan keputusan. Keputusan dan daripada pemegang saham lainnya dapat melakukan
kebijakan diambil tidak semata-mata menggunakan pengawasan terhadap kebijakan manajemen yang
perasaan tetapi juga berdasarkan kemampuan dan lebih besar juga sehingga manajemen dapat
pengetahuannya. Kemampuan dan pengetahuannya menghindari perilaku yang merugikan para pemegang
dapat dilihat berdasarkan pengalamannya. Tentunya saham.
keputusan dan kebijakan yang diambil harus selaras Ukuran perusahaan menggambarkan besar
dan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total
perusahaan. aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan
Tax avoidance yang dilakukan manajemen rata-rata total aktiva (Tiara, 2012). Semakin besar
perusahaan memicu timbulnya konflik agency. ukuran perusahaannya, maka transaksi yang
Agency theory memandang perbedaan kepentingan dilakukan semakin kompleks, sehingga memungkinkan
antara pemegang saham dengan manajer. Pemegang perusahaan untuk memanfaatkan celah-celah atau
saham dan manajer berusaha memaksimalkan atau kelemahan yang ada pada ketentuan perundang-
mengoptimalkan kepentingannya. Salah satu undangan untuk melakukan tindakan tax avoidance
mekanisme untuk mengontrol agency theory yaitu dari setiap transaksi.
menerapkan tata kelola yang baik (good corporate Scoot (2006:266) menjelaskan bahwa teori
governance). Struktur tata kelola perusahaan keagenan adalah perjanjian kontrak antara agen dan
(corporate governance) dalam suatu perusahaan principal. Dalam kontrak terdapat perbedaan
bertujuan agar terciptanya suatu tata kelola kepentingan yang dapat mendorong agen untuk
perusahan yang baik, efektif dan efisien. Dalam melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan
mekanisme corporate governance telah diatur hal- kepentingan pemegang saham. Jensen & Mekling
hal yang harus dilakukan oleh perusahaan agar (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai
perusahaan dapat terus berkembang namun tidak suatu kontrak antara pemilik (principal) dan
melanggar aturan pemerintah dan tetap patuh manajemen (agent) untuk menjalankan beberapa jasa
membayar pajak. atas kepentingan yang melibatkan pendelegasian
Komisaris independen merupakan bagian dari beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada
dewan komisaris, yang merupakan organ perusahaan agent. Anggapan yang melekat pada teori keagenan
yang memainkan peranan penting dalam pelaksanaan adalah terdapat konflik kepentingan antara agent
Good Corporate Governance (GCG) secara yang biasa disebut manajemen dan principal biasa
efektif. Komisaris bertanggung jawab melaksanakan disebut investor. Jensen & Mekling (1976)
fungsi pengawasan (KNKG, 2006). Dengan adanya mengemukakan asumsi dalam agency theory bahwa
fungsi pengawasan maka manajemen tidak bisa masing-masing individu semata-mata termotivasi oleh
semena-mena melakukan tindakan yang dapat kepentinganya sendiri sehingga menimbulkan konflik
menguntungkan dirinya sendiri atau tindakan yang kepentingan antara principal dan agent. Oleh karena
tidak diketahui oleh pemegang saham. Dalam itu untuk mengatasi principal agent problem,
penelitian Winata (2014) prosentase dewan komisaris diperlukan tata kelola perusahaan yang baik atau
independen berpengaruh signifikan terhadap tax dikenal dengan istilah Good Corporate Governance
avoidance. Sedangkan Pranata, Mashudi dkk (2014) agar manajer bertindak sesuai dengan kepentingan
mengatakan sebaliknya, bahwa komisaris independen pemegang saham.
tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Teori akuntansi positif menjelaskan faktor-faktor
Faktor lain yang mempengaruhi GCG adalah yang mempengaruhi manajemen dalam memilih
kepemilikan institusional. Kepemilikan institusional metode akuntansi yang optimal dan mempunyai tujuan
mempunyai peran penting dalam memantau, tertentu. Terutama dalam mengelola beban pajak.
mendisiplinkan, dan mempengaruhi perilaku manajer. Menurut teori akuntansi positif, metode akuntansi
Faisal (2004:199) menjelaskan kepemilikan yang digunakan oleh perusahaan tidak harus sama
institusional merupakan pihak yang memonitor dengan yang lainnya, namun perusahaan diberi
perusahaan dengan kepemilikan institusi yang besar kebebasan untuk memilih salah satu alternatif metode
(lebih dari 5%) mengidentifikasikan kemampuannya yang tersedia untuk meminimumkan biaya kontrak
untuk memonitor manajemen lebih besar. Adanya dan memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan
kepemilikan institusional di suatu perusahaan adanya kebebasan itulah manajer mempunyai
mendorong peningkatan pengawasan yang lebih kecenderungan melakukan suatu tindakan yang
118 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 11, No. 2, Juli 2016
menurut teori akuntansi positif dinamakan sebagai kompetensi yang mempengaruhinya dalam membuat
tindakan oportunis (opportunistic behavior). Jadi, suatu keputusan (Harto, 2014).
tindakan oportunis adalah suatu tindakan yang H1: Kompetensi eksekutif berpengaruh terhadap tax
dilakukan oleh perusahaan dalam memilih kebijakan avoidance pada perusahaan manufaktur yang
atau metode akuntansi menguntungkan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
memaksimumkan kepuasan perusahaan (Scott,
2003). Ada 3 hipotesis teori akuntansi positif menurut Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana
(Watts dan Zimmerman, 1990), yaitu 1) Hipotesis dapat diklasifikasikan besar atau kecil perusahaan,
rencana bonus 2) Hipotesis debt covenant 3) salah satunya berdasarkan total aset (Bujaki dan
Hipotesis biaya politik Richarson, 1997). Semakin besar total aset
Haruman (2008) Corporate governance mengindikasikan semakin besar pula ukuran
merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan perusahaan, dan transaksi pun semakin komplek. Hal
hubungan antara berbagai partisipan dalam tersebut berhubungan dengan teori akuntansi positif
perusahaan yang menentukan arah kinerja yang salah satunya terdapat hipotesis biaya politik.
perusahaan. Setiap perusahaan harus memastikan Hipotesis biaya politik mengungkapkan perusahaan
bahwa asas Good Corporate Governance yang ukurannya sangat besar lebih dituntut Negara
diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di seluruh untuk memberikan kontributor yang besar melalui
jajaran perusahaan untuk mencapai kesinambungan pembayaran pajak. Tetapi disisi lain tidak ada orang
usaha perusahaan dengan memperhatikan para yang benar-benar rela untuk membayar pajak.
pemangku kepentingan. Sehingga menimbulkan adanya praktik untuk
Lumbantoruan (2005:483) menyatakan bahwa mengurangi laba. Perusahaan yang termasuk dalam
manajemen pajak merupakan sarana atau alat yang perusahaan besar cenderung memiliki sumber daya
digunakan untuk memenuhi kewajiban perpajakan yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang
dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar akan memiliki skala lebih kecil untuk melakukan
ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba pengelolaan pajak. Sumber daya manusia yang ahli
dan likuiditas yang diharapkan. Terdapat dua tujuan dalam perpajakan diperlukan agar dalam pengelolaan
dari manajemen pajak, yaitu melakukan kewajiban pajak dapat dilakukan dengan maksimal guna
perpajakan dengan benar dan usaha efisiensi untuk menekan beban pajak perusahaan (Nicodeme, 2007
mencapai laba dan likuiditas yang seharusnya. dalam Darmadi 2013).
Menurut Suandy (2011:21) penghindaran pajak H2: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Tax
atau tax avoidance adalah usaha pengurangan Avoidance pada perusahaan manufaktur yang
jumlah pajak yang dibayarkan secara legal yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dilakukan dengan cara memanfaatkan ketentuan- Komisaris independen adalah anggota dewan
ketentuan di bidang perpajakan secara optimal, komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen,
seperti memanfaatkan pengecualian dan pemotongan anggota dewan komisaris lainnya, dan pemegang
yang diperkenankan, memanfaatkan hal-hal yang saham pengendali bebas dari hubungan bisnis atau
belum diatur, dan memanfaatkan kelemahan- hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi
kelemahan yang ada dalam peraturan perpajakan kemampuannya untuk bertindak independen atau
yang berlaku. bertindak semata-mata demi keuntungan perusahaan.
Manager (eksekutif) merupakan pengelola Peran dewan komisaris dalam suatu perusahaan lebih
perusahaan. Kemajuan suatu perusahaan didasarkan ditekankan pada fungsi monitoring dari implementasi
atas kemampuan manager dalam mengelola kebijakan direksi. Peran komisaris ini diharapkan akan
perusahaan oleh kar ena itu perusahaan meminimalisir permasalahan agensi yang timbul antara
membutuhkan manajer yang cakap. Seorang manajer dewan direksi dengan pemengan saham. Semakin
dikatakan cakap apabila manager tersebut memiliki besar jumlah komisaris independen pada dewan
keahlian yang memadai dalam bidang yang menjadi komisaris, maka semakin baik mereka bisa memenuhi
tanggung jawabnya. Pengalaman juga merupakan peran mereka di dalam mengawasi dan mengontrol
salah satu faktor yang berperan dalam menentukan tindakan-tindakan para direktur eksekutif
tingkat kecanggihan seorang manager (Isnugrahadi (Purwaningtyas, 2011).
& Kusuma, 2009). Kecakapan manajerial dalam H3: Komisaris independen berpengaruh terhadap tax
penelitian ini diproksikan menggunakan kompetensi avoidance pada perusahaan manufaktur yang
eksekutif. Sebagai seorang eksekutif memiliki terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dy Retta Merslythalia, Pengaruh Kompetensi Eksekutif, Ukuran .... 119
Besar kecilnya konsentrasi kepemilikan dan hak suara yang dimiliki, dapat memaksa manajer
institusional maka akan mempengaruhi kebijakan untuk berfokus pada kinerja ekonomi dan
pajak agresif oleh perusahaan, dan semakin kecil menghindari peluang untuk perilaku mementingkan
kepemilikan institusional akan meningkatkan kebijakan diri sendiri (Annisa, 2011). Handayani (2007)
pajak agresif, tetapi semakin besar kepemilikan menyatakan bahwa investor institusional merupakan
institusional maka akan semakin mengurangi tindakan sophisticated investor yang tidak mudah dibohongi
kebijakan pajak yang agresif. Pemilik institusional oleh tindakan manajer.
memainkan peran penting dalam memantau, H4: Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap
mendisiplinkan dan mempengaruhi manajemen. tax avoidance pada perusahaan manufaktur
Seharusnya pemilik institusional berdasarkan besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Tabel 1
Kriteria Sampel
Kriteria Populasi Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014. 141
Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan annual report secara konsisten. (46)
Perusahaan manufaktur yang mengalami kerugian. (25)
Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang selain rupiah. (17)
Perusahaan yang tidak membayar beban pajak kini. (3)
Jumlah populasi terakhir 49
Sumber: www.idx.co.id diolah, 2016.
Tabel 2
Hasil Analisis Linier Berganda
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) .196 .094 2.087 .039
KOMPETE
.006 .007 .084 .824 .412
NSI
1
SIZE .002 .008 .023 .218 .828
KOM_IND .027 .037 .066 .726 .469
INS_OWN .001 .000 .281 3.048 .003
Sumber: Data diolah,2016
Penjelasan pengaruh masing-masing variabel mengalami kenaikan sebesar 0,001 kali dan
berdasarkan persamaan regrresi linier berganda berdampak pada penurunan tax avoidance.
adalah:
1) Nilai konstanta sebesar 0,196. Hal ini Koefisien determinasi (R 2 ) digunakan untuk
menunjukkan bahwa jika variabel kompetensi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
eksekutif (X 1 ), Ukuran perusahaan (X 2 ), menerangkan variasi variabel dependen dapat dilihat
komisaris independen (X3 ) dan kepemilikan pada Tabel 3.
institusional (X4) tidak mengalami perubahan. Berdasarkan tabel 3 diperoleh nilai adjusted R-
2) Nilai koefisien regresi ( 1 ) untuk variabel Square (R) sebesar 0,055. Hal ini menunjukkan
KOMPETENSI (X1 ) sebesar 0,006, hal ini bahwa persentase pengaruh variabel bebas
menunjukkan jika jumlah kompetensi eksekutif (kompetensi eksekutif, ukuran perusahaan, komisaris
meningkat satu satuan, maka nilai CurETR akan independen dan kepemilikan institusional) terhadap
mengalami kenaikan sebesar 0,006 kali dan variabel terikat (tax avoidance) adalah hanya
berdampak terhadap penurunan tax avoidance. sebesar 5,5%.
3) Nilai koefisien regresi (2) untuk variabel SIZE Hipotesis pertama (H 1 ) menyatakan bahwa
sebesar 0,002, hal ini menunjukkan jika ukuran kompetensi eksekutif berpengaruh terhadap tax
perusahaan mengalami kenaikan satu kali, maka avoidance. Berdasarkan hasil analisis dalam
nilai CurETR akan mengalami kenaikan sebesar penelitian ini, kompetensi eksekutif tidak berpengaruh
0,002 kali dan berdampak pada penurunan tax terhadap tax avoidance. Seorang direktur atau
avoidance. direktur utama perusahaan memiliki peranan penting
4) Nilai koefisien regresi ( 3 ) untuk variabel dalam pengambilan keputusan yang sesuai dengan
KOM_IND sebesar 0,27, hal ini menunjukkan tujuan dan kebijakan perusahaan. Dalam pengambilan
jika proporsi komisaris independen mengalami keputusan tentu setiap individu memiliki kemampuan
perubahan satu kali, maka nilai CurETR akan dan pengetahuan yang berbeda-beda. Hasil penelitian
mengalami kenaikan sebesar 0,27 kali dan ini menunjukkan jumlah direksi dengan kompetensi
berdampak pada penurunan tax avoidance. yang telah ditetapkan tidak berpengaruh terhadap
5) Nilai koefisien regresi ( 4 ) untuk variabel tindakan tax avoidance yang dilakukan oleh
INS_OWN sebesar 0,001 hal ini menunjukkan perusahaan. Direksi dengan kompetensi yang tinggi
jika proporsi kepemilikan institusional mengalami berupaya untuk memberikan laporan keuangan yang
perubahan satu kali, maka nilai CurETR akan
Tabel 3
Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square the Estimate Watson
1 ,295a ,087 ,055 ,0555891 1,257
Sumber: Data diolah, 2016
122 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 11, No. 2, Juli 2016
relevan dan akuntabel sebagai acuan untuk institusional berpengaruh negatif terhadap tax
memperbaiki kinerja manajemen di masa depan. avoidance. Kepemilikan institusional berpengaruh
Penyajian laporan keuangan secara baik dengan terhadap tax avoidance. Hal ini dapat disebabkan
menghindari tindakan-tindakan kecurangan seperti baik besar atau kecil persentase kepemilikan saham
melakukan tindakan tax avoidance dapat dapat mampengaruhi kebijakan yang diambil.
meningkatkan kepercayaan publik mengenai Kepemilikan institusional memainkan peran penting
pengelolaan perusahaan secara baik dalam memenuhi dalam memantau, mendisiplinkan dan mempengaruhi
kewajiban perpajakan yang dikenakan oleh Negara keputusan manajemen. Hal ini juga dibuktikan bahwa
terhadap perusahaan. Dengan demikian hipotesis 1 semakin besar kepemilikan saham oleh investor maka
(satu) yang menyatakan bahwa kompetensi eksekutif semakin kuat investor untuk mendesak manajer untuk
berpengaruh terhadap tax avoidance tidak terbukti. bertindak sesuai dengan tujuan investor dan tidak
Hipotesis dua (H2) menyatakan bahwa ukuran mementingkan dirinya sendiri. Dengan demikian
perusahaan berpengaruh terhadap tax avoidance. hipotesis empat yang menyatakan bahwa kepemilikan
Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, ukuran institusional berpengaruh terhadap tax avoidance
perusahaan tidak ber pengaruh terhadap tax terbukti.
avoidance. Perusahaan besar tentu menarik
perhatian besar dari pemerintah terkait dengan laba SIMPULAN
yang diperoleh, sehingga dia dapat menarik perhatian Berdasarkan hasil analisis menggunakan 147
fiskus untuk memeriksa atau dikenakan pajak yang sampel terdiri atas 49 perusahaan manufaktur yang
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Maka dari terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014,
itu, perusahaan tidak mau mengambil resiko untuk dapat disimpulkan kompetensi eksekutif tidak
direpotkan adanya proses pemeriksaan ataupun berpengaruh terhadap tax avoidance. Ukuran
dikenakan sanksi lain yang dapat menyebabkan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tax
dampak buruk bagi citra perusahaan dalam jangka avoidance. Komisaris independen tidak berpengaruh
panjang. Maka dari itu besar atau kecil perusahaan signifikan terhadap tax avoidance. Kepemilikan
sama-sama patuh terhadap peraturan perpajakan. institusional berpengaruh negatif terhadap tax
Dengan demikian hipotesis 2 (dua) yang menyatakan avoidance.
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tax
avoidance tidak terbukti. REFERENSI
Hipotesis tiga (H3) menyatakan bahwa komisaris Annisa, Nuralifmida Ayu dan Lulus Kurniasih. 2012.
independen berpengaruh terhadap tax avoidance. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax
Berdasarkan hasil penelitian, komisaris independen Avoidance. Jurnal Akuntansi Dan Auditing,
tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Vol. 8 (2): 95-189.
Komisaris independen tidak berpengaruh signifikan Dewi, Ni Nyoman Kristiana dan I Ketut Jati. 2014.
terhadap penghindaran pajak. Hal ini dikarenakan Pengaruh Karakter Eksekutif, Karakteristik
banyak atau sedikitnya proporsi komisaris independen Perusahaan, dan Dimensi Tata Kelola
di suatu perusahaan tidak menjamin bahwa komisaris Perusahaan yang Baik ada Tax Avoidance di
independen dapat menghindar i tindakan tax Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi
avoidance. Tidak adanya pengaruh komisaris Universitas Udayana. 6: 249-260.
independen terhadap tax avoidance menandakan Faisal, Abdullah. 2004. Dasar-dasar Manajemen
bahwa keberadaan dewan komisaris independen tidak Keuangan. Malang : Universitas Muhammadiyah.
efektif dalam usaha pencegahan tindakan tax Ghozali, I. 2011. Analisis Multivariate Program IBM
avoidance. Penambahan anggota komisaris SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas
independen pada perusahaan mungkin hanya untuk Diponogoro.
memenuhi ketentuan yang ditetapkan, sementara Harto, U, H, P. 2014. Analisis Pengaruh Kompensasi
pemegang saham mayoritas masih memegang peranan Eksekutif, Kepemilikan Saham Eksekutif dan
penting sehingga kinerja dewan komisaris tidak Preferensi Risiko Eksekutif terhadap
meningkat. Dengan demikian hipotesis tiga yang Penghindaran Pajak Perusahaan. Diponegoro
menyatakan bahwa komisaris independen Journal of Accounting Volume 3, Nomor 2,
berpengaruh terhadap tax avoidance tidak terbukti. Tahun 2014, Halaman 1-1.
Hipotesis empat (H 4 ) menyatakan bahwa Haruman, Tendi. (2008). Struktur Kepemilikan,
kepemilikan institusional berpengaruh terhadap tax Keputusan Keuangan dan Nilai Perusahaan.
avoidance. Berdasarkan hasil penelitian, kepemilikan
Dy Retta Merslythalia, Pengaruh Kompetensi Eksekutif, Ukuran .... 123
Finance and Banking Journal. Volume 10. Scoot, William R. 2006. Financial Accounting
No.2. Hal 150- 165. Bandung. Theory. Edisi Keenam. United States of
Jensen, M.C. dan William H. Meckling. 1976. Theory Americas:Pearson Pentice Hall.
of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost Suandy, Early. 2011a. Hukum Pajak. Edisi Kelima.
and Ownership Structure. Journal of Financial Jakarta: Salemba Empat.
Economics, Vol. 3: 305-360. Sugiyono. 2014.Metode Penelitian Pendidikan:
Kieso, Weygandt, dan Warfield. (2011). Akuntansi Bandung: Alfabeta
Intermediate, Edisi Kedua Belas, Erlangga, Jakarta. Tiara, Hana. 2012. Pengaruh Ukuran Perusahaan
Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal
Pedoman Umum Good Corporate Pada Perusahaan WholeSale And Retail
Governance Indonesia. Jakarta. Trade yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Lumbantoruan, Sophar. 2005. Akuntansi Pajak. Periode 2008-2010. E-journal.
Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28
Pranata, F. Mashudi, Puspa, D.F dan Herawati. 2014. Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas
Pengaruh karakter Eksekutif dan Corporate Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang
Governance terhadap Tax Avoidamce. Ketentuan Umum DanTata Cara Perpajakan.
Padang: Universitas Bung Hatta. . 2011b. Perencanaan Pajak. Edisi Kelima.
Purwaningtyas, Frysa Praditha. 2011. Analisis Jakarta: Salemba Empat.
Pengaruh Mekanisme Good Corporate Watts, Ross L., dan Jerold.L. Zimmerman. 1990.
Governance terhadap Nilai Perusahaan (Studi Positive Accounting Theory: A ten Year
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang perspective. The Accounting Review. Journal
Terdaftar di BEI Tahun 2007-2009). Semarang: Vol. 65, No.1 pp. 131-156.
Skripsi S-1, Progr am Sarjana Fakultas Wolfe, David T., & R. Hermanson. (2004). The fraud
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. diamond: Considering the four elements of
Scott, William R. 2003. Financial Accounting fraud. The CPA Journal, 38-42.
Theory, Third Edition, University of Waterloo.
Lampiran
Kompetensi
Eksekutif (X1)
Ukuran
Perusahaan
Penghindaran
Komisaris Pajak (Y)
Independen
(X3)
Kepemilikan
Institusional
(X4)
Gambar 1
Kerangka Konseptual