Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH STRUKTUR MODAL, LIKUIDITAS,

PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN UKURAN


PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI MEDIATING
VARIABEL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2020

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I


Pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Disusun Oleh:
IKEKE BUNGA CANTIKA
B 100 180 187

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022
i
ii
iii
PENGARUH STRUKTUR MODAL, LIKUIDITAS, PERTUMBUHAN
PENJUALAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI
MEDIATING VARIABEL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2020

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membahas pengaruh struktur
modal (Debt to Equity Ratio), likuiditas (Current Ratio), pertumbuhan penjualan
(Sales Growth) dan ukuran perusahaan (Size) terhadap nilai perusahaan (Price to
Book Value) dengan kinerja keuangan (Return On Equity) sebagai mediating
variabel pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2020. Populasi pada penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 150 perusahaan
dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan data
sekunder dari laporan keuangan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan menggunakan regresi linear berganda menggunakan SPSS. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel struktur modal (Debt to Equity Ratio) dan
kinerja keuangan (Return On Equity) secara parsial berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan (Price to Book Value). Variabel likuiditas
(Current Ratio), pertumbuhan penjualan (Sales Growth) dan ukuran perusahaan
(Size) secara parsial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Price to Book
Value). Variabel struktur modal (Debt to Equity Ratio) berpengaruh secara negatif
dan signifikan terhadap kinerja keuangan (Return On Equity). Variabel likuiditas
(Current Ratio) tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (Return On Equity).
Variabel pertumbuhan penjualan (Sales Growth) dan ukuran perusahaan (Size)
secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan
(Return On Equity). Variabel kinerja keuangan (Return On Equity) tidak dapat
memediasi hubungan antara struktur modal (Debt to Equity Ratio) terhadap nilai
perusahaan (Price to Book Value), variabel kinerja keuangan (Return On Equity)
tidak dapat memediasi hubungan antara likuiditas (Current Ratio) terhadap nilai
perusahaan (Price to Book Value), variabel kinerja keuangan (Return On Equity)
dapat memediasi hubungan antara pertumbuhan penjualan (Sales Growth)
terhadap nilai perusahaan (Price to Book Value) dan variabel kinerja keuangan
(Return On Equity) tidak dapat memediasi hubungan antara ukuran perusahaan
(Size) terhadap nilai perusahaan (Price to Book Value).

Kata Kunci: Struktur Modal (DER), Likuiditas (CR), Pertumbuhan Penjualan


(Sales Growth), Ukuran Perusahaan (Size), Nilai Perusahaan
(PBV), Kinerja Keuangan (ROE)

Abstract
This study aims to analyze and discuss the effect of capital structure (Debt to
Equity Ratio), liquidity (Current Ratio), sales growth and firm size on firm value

1
(Price to Book Value) with financial performance (Return on Equity) as a
mediating variable in Manufacturing Companies listed on the Indonesia Stock
Exchange for the period 2020. The population in this study were all
manufacturing companies listed on the IDX. The sample in this study were 150
companies using purposive sampling. This study uses secondary data from
financial statements. This research is a quantitative research using multiple linear
regression using SPSS. The results showed that the capital structure (Debt to
Equity Ratio) and finacial performance variable (Return On Equity) partially had
a positive and significant effect on firm value (Price to Book Value). Liquidity
variable (Current Ratio), sales growth and company size partially had no effect on
firm value (Price to Book Value). The capital structure (Debt to Equity Ratio) has
a negative and signifcant effect on finacial performance (Return On Equity).
Liquidity variable (Current Ratio) has no effect on financial performance (Retrun
On Equity). Sales growth variable and company size partially have a positive and
significant effect on finacial performance (Return On Equity). Financial
performance variable (Return On Equity) can not mediate the relationship
between capital structure (Debt to Equity Ratio) to firm value (Price to Book
Value), financial performance (Return On Equity) can not mediate the relationship
between liquidity (Current Ratio) to firm value (Price to Book Value), finacial
performace variable (Return On Equity) can mediate the realtionship between
sales growth on firm value (Price to Book Value), finacial performance (Return
On Equity) can not mediate the relationship between firm size and firm value
(Price to Book Value).

Keywords: Capital Structure (DER), Liquidty (CR), Sales Growth, Company


Size, Firm Value (PBV), Finacial Performance (ROE)

1. PENDAHULUAN
Persaingan dalam dunia bisnis di zaman yang canggih dan modern ini tentunya
berlangsung semakin ketat. Perusahaan bersaing untuk mencapai tujuan dengan
cara menjaga keunggulannya masing-masing. Perusahaan yang unggul di era ini
yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan
manufaktur adalah suatu industri yang mengelola bahan mentah menjadi barang
jadi. Di Indonesia sendiri merupakan negara yang kaya akan sumber daya.
Melimpahnya sumber daya ini membuat banyak perusahaan manufaktur yang
mengelola sumber daya tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Seiring
perkembangan zaman, industri manufaktur tidak hanya dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat, tetapi juga dapat membantu perekonomian Indonesia agar
terhindar dari keterpurukan. Perusahaan manufaktur terdiri dari beberapa sektor
yang mempunyai daya saing cukup tinggi. Industri manufaktur merupakan

2
industri yang banyak diminati oleh investor untuk berinvestasi (Yanti &
Darmayanti, 2019).
Modal dari investor sangatlah berguna dan berpengaruh pada
keberlangsungan kegiatan industri pada perusahaan manufaktur. Oleh karena itu,
untuk dapat menarik minat investor perusahaan harus mampu menjaga kesehatan
keuangannya supaya mempunyai ketersediaan dana yang cukup dari investor
untuk terus dapat beroperasi, bertahan dan bersaing (Yuliani, 2021).
Perusahaan pada dasarnya tujuan dari suatu perusahaan yaitu untuk
memperoleh keuntungan. Selain untuk memperoleh keuntungan, tujuan
didirikannya perusahaan adalah untuk mempertahankan eksistensi. Untuk
mencapai tujuan tersebut, pihak internal dan eksternal menjadikan kinerja
keuangan perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan. Selain itu dalam
mencapai tujuan, perusahaan juga menghadapi persaingan dalam dunia usaha
sehingga setiap perusahaan berusaha untuk dapat lebih kompetitif agar tidak kalah
eksis dengan perusahaan lain. Persaingan mengakibatkan perusahaan dituntut
untuk selalu menghasilkan kinerja yang maksimal dan memiliki kinerja keuangan
yang tepat (Pradnyanita Sukmayanti & Triaryati, 2019). Banyak sektor
perusahaan muncul dengan membawa keunggulan masing-masing. Sehingga
setiap perusahaan terus bergerak untuk melakukan perubahan dan pembaharuan
dan akan terus berkompetisi dengan perusahaan pesaing untuk meningkatkan laba
masing-masing (Amelia & Pamungkas, 2020).
Laba atau keuntungan perusahaan adalah salah satu bentuk kinerja
keuangan suatu perusahaan, yang hubungannya berbanding lurus. Semakin tinggi
laba atau keuntungan suatu perusahaan maka kinerja keuangan perusahaan
tersebut dianggap semakin baik pula. Baik buruknya kondisi keuangan perusahaan
dapat dilihat melalui kinerja keuangannya. Kemakmuran pemilik perusahaan akan
semakin tinggi ketika laba perusahaan maksimal. Peningkatan laba serta
kemakmuran pemilik perusahaan mengakibatkan nilai perusahaan juga meningkat
(Thaib & Dewantoro, 2019).
Selain itu, tujuan dari suatu perusahaan adalah menciptakan nilai
perusahaan dengan meningkatkan kemakmuran para pemegang saham. Nilai

3
perusahaan merupakan sejumlah harga yang bersedia dibayarkan oleh investor
jika perusahaan tersebut akan dijual. Nilai perusahaan dapat menggambarkan
berapa banyak aset yang dimiliki perusahaan yang dikaitkan dengan harga saham.
Semakin meningkat harga saham maka nilai perusahaaan juga ikut meningkat dan
perusahaan memiliki citra yang semakin baik. (Suryani & Sri Fajaryani, 2018).
Bagi perusahaan yang belum go public, nilai perusahaan merupakan
gambaran berapa banyak biaya yang calon pembeli keluarkan apabila peusahaan
dijual. Sedangkan bagi perusahaan yang sudah go public, nilai perusahaan dapat
dilihat dari besar kecilnya nilai saham perusahaan tersebut yang terdapat di pasar
modal (Husnan dalam Dewi, 2014). Tujuan dari perusahan yang sudah go public
adalah menjaga dan meningkatkan nilai perusahaaan yang mana akan menjadi
ukuran keberhasilan perusahaan dan memberikan kemakmuran bagi para
pemegang saham (Diana Permatasari & Azizah, 2018).
Nilai perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap keputusan
investasi di suatu perusahaan. Sebelum berinvestasi, investor akan melihat
bagaimana nilai perusahaannya. Perusahaan yang mempunyai nilai perusahaan
yang tingi akan menarik investor karena dianggap memiliki kemungkinan dapat
lebih berkembang di masa yang akan datang (Diana Permatasari & Azizah, 2018).
Kinerja keuangan adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur
seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya dan assetnya untuk
memaksimalkan profitabilitasnya. Bagi pemangku kepentingan, kinerja keuangan
adalah alat yang penting yang digunakan untuk mengetahui bagaimana posisi
suatu perusahaan dan tentunya juga dapat digunakan untuk acuan dalam
pengambilan keputusan suatu perusahaan. Ada beberapa faktor atau variabel yang
mempengaruhi kinerja keuangan, termasuk struktur modal dan faktor-faktor
makroekonomi (Ullah et al., 2020).
Selain nilai perusahaan, aspek yang sering dilihat oleh investor adalah
kinerja keuangan. Bagaimana kondisi kinerja keuangan perusahaan dapat
diketahui pada rasio-rasio keuangan yang ada di laporan keuangan perusahaan.
Investor tertarik pada perusahaan yang memiliki rasio yang baik, karena rasio-

4
rasio tersebut dapat menggambarkan bagaimana kinerja keuangan perusahaan
(Ryan, 2021).
Dalam kegaiatan operasional perusahaaan, dana merupakan aspek yang
selalu melekat sebagai salah satu aspek untuk menjaga dan meningkatkan kinerja
keuangan. Kebutuhan dana ini diperoleh perusahaan dari sumber internal atau
sumber eksternal. Sumber dana internal adalah sumber pendanaan yang berasal
dari dalam perusahaan itu sendiri. Sedangkan sumber dana eksternal adalah
sumber dana yang berasal dari luar perusahaan seperti pinjaman dari pihak
kreditur maupun dari pihak investor. Sumber dana eksternal yang umumnya
dipakai oleh perusahaan apabila dana internal tidak mencukupi (Amelia &
Pamungkas, 2020).
Struktur modal adalah pendanaan yang sangat berkontribusi dalam
keberlangsungan kinerja perusahaan. Struktur modal merupakan aspek yang
berkaitan dengan risiko dan pendapatan yang akan diterima investor. (Yuliani,
2021). Sehingga penting bagi perusahaan untuk menentukan kebijakan dalam
mencari sumber dana untuk membiayai kegiatan perusahaan dan penting juga bagi
perusahaan untuk mencari kombinasi yang paling menguntungkan antara modal
saham dengan dana dari hutang (Romadhoni & Sunaryo, 2016).
Struktur modal merupakan faktor yang penting bagi pencapaian tujuan
jangka panjang perusahaan serta dapat menjadi faktor yang perlu terus
diperhatikan agar perusahaan dapat terus berkembang dan bertahan. Lingkungan
bisnis yang semakin kompetitif, mendorong perusahaan untuk mencari cara
bagaimana agar bisa tetap bertahan. Perusahaan menyusun startegi untuk dapat
menciptakan struktur modal yang optimal agar dapat memaksimalkan keuntungan
(Kristianti, 2018).
Struktur modal yang optimal artinya perimbangan antara penggunaan
modal sendiri dengan pengunaan pinjaman jangka panjang. Maksudnya adalah
agar bisa optimal maka berapa banyak modal sendiri dan hutang jangka panjang
yang digunakan oleh perusahaaan. Strukur modal yang optimal akan memberikan
keuntungan bagi pemegang saham karena dengan struktur modal yang optimal
perusahaan akan menciptakan tingkat pengembalian yang optimal pula. Oleh

5
karena itu, struktur modal merupakan salah satu keputusan penting bagi manajer
keuangan dalam meningkatkan profitabilitas bagi perusahaan (Romadhoni &
Sunaryo, 2016).
Aspek keuangan yang tidak kalah penting untuk dianalisa adalah
likuiditas. Likuiditas merupakan satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur
suatu keberhasilan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Likuiditas
juga berarti perusahaan mempunyai cukup dana ditangan untuk membayar tagihan
pada saat jatuh tempo dan untuk berjaga terhadap kebutuhan kas yang tidak
terduga (Yuliani, 2021).
Pertumbuhan penjualan (Sales Growth) mencerminkan penerapan
keberhasilan investasi perusahaan pada periode lalu dan dapat dijadikan sebagai
prediksi untuk pertumbuhan perusahaan di masa depan. Pertumbuhan penjualan
menunjukkan adanya kenaikan dalam penjualan pada periode tertentu dengan
periode sebelumnya (Yuliani, 2021).
Ukuran perusahaan merupakan aspek yang cenderung diperhatikan oleh
investor. Nilai total aset perusahaan dapat mencerminkan ukuran perusahaan.
Semakin besar ukuran perusahaan maka akan menarik perhatian investor, karena
perusahaan yang besar cenderung mempunyai keadaan yang lebih stabil (Patricia
et al., 2018).

2. METODE
Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui website resmi Bursa
Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2020. Metode pengambilan
sampel dalam penelitian ini yaitu non probability sampling dengan teknik
purposive sampling. Metode analisis data penelitian ini menggunakan analisis
regresi linear berganda. Tahapan metode analisi data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi analisis statistik deskriptif, analisis regresi linear berganda,
uji asumsi klasik, uji ketepatan penduga (Goodness of Fit), dan uji sobel dengan
menggunakan SPSS.

6
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Uji Asumsi Klasik
Hasil uji normalitas didapatkan nilai Asymp. Sig (2-tailed) persamaan regresi
model I sebesar 0,727 dan persamaan regresi model II sebesar 0,184. Kedua nilai
tersebut > alpha 0,05 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa data terdistribusi
normal, artinya asumsi klasik tentang kenormalan terpenuhi.
Hasil uji multikolinearitas model I dan model II menunjukkan korelasi
antara variabel independen struktur modal, likuiditas, pertumbuhan penjualan dan
ukuran perusahaan serta variabel mediasi kinerja keuangan diperoleh VIF < 10
dan nilai tolerance > 0,1, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa model regresi
pada penelitian tidak terjadi masalah multikolineraritas.
Hasil uji heteroskedastisitas model I dan model II diperoleh nilai
probabilitas masing-masing variabel independen struktur modal, likuiditas,
pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan serta variabel mediasi kinerja
keuangan memiliki nilai > 0,05, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa model
regresi tidak mengalami masalah heteroskedastisitas.
Hasil uji autokorelasi didapatkan nilai Durbin-Watson model I sebesar
1,917 dan nilai Durbin-Watson model II sebesar 2,047 yang artinya terletak pada
diantara 1,5 – 2,5, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa data pada penelitian
tidak mengalami masalah autokorelasi.
3.2 Hasil Uji Ketepatan Penduga (Goodness of Fit)
Tabel 1. Hasil Ringkasan Uji F, Uji R2 dan Uji t Model I

Std. t-
Variable Coefficient Prob.
Error Statistic
C -406,250 163,601 -2,483 ,014
Lnder -5,787 2,003 -2,890 ,004
Lncr ,501 2,342 ,214 ,831
Pertumbuhan
,202 ,059 3,427 ,001
Penjualan
Lnup 54,396 20,494 2,654 ,009
R-squared ,231
Adjusted R-
,210
squared

7
F-statistic 10,890
Prob(F- b
,000
statistik)

Tabel 2. Hasil Ringkasan Uji F, Uji R2 dan Uji t Model II

Std. t-
Variable Coefficient Prob.
Error Statistic
C -1993,118 1600,709 -1,245 ,215
Lnder 42,250 19,734 2,141 ,034
Lncr 12,887 22,446 ,574 ,567
Pertumbuhan
,698 ,588 1,188 ,237
Penjualan
Lnup 242,856 201,103 1,208 ,229
Kinerja
1,968 ,796 2,473 ,015
Keuangan
R-squared ,706
Adjusted R-
,750
squared
F-statistic 3,417
Prob(F- b
,006
statistik)

Uji Sobel
a. Pengaruh kinerja keuangan sebagai mediasi hubungan antara struktur modal
terhadap nilai perusahaan: t hitung < t tabel (1,816 < 1,976).
b. Pengaruh kinerja keuangan sebagai mediasi hubungan antara likuiditas
terhadap nilai perusahaan: t hitung < t tabel (0,197 < 1,976).
c. Pengaruh kinerja keuangan sebagai mediasi hubungan antara pertumbuhan
penjualan terhadap nilai perusahaan: t hitung > t tabel (1,985 > 1,976).
d. Pengaruh kinerja keuangan sebagai mediasi hubungan antara ukuran terhadap
nilai perusahaan: t hitung < t tabel (1,744 < 1,976).
Berdasarkan tabel 1, hubungan antara variabel struktur modal, likuiditas,
pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan dapat
disajikan pada persamaan berikut:

8
ROE = -406,250 - 5,787 DER + 0,501 CR + 0,202 SG + 54,396 UP (1)
Berdasarkan persamaaan regresi diatas, maka dapat diberikan penjelasan
sebagai berikut:
1) Konstanta a sebesar -406,250, artinya apabila variabel independen struktur
modal, likuiditas, pertumbuhan penjualan, dan ukuran perusahaan sebesar 0
atau konstan, maka besarnya kinerja keuangan adalah -406,250.
2) Koefisien regresi struktur modal sebesar -5,787 menunjukkan arah negatif.
Artinya apabila setiap kenaikan struktur modal sebesar 1 satuan, maka kinerja
keuangan menurun sebesar -5,787.
3) Koefisien regresi likuiditas sebesar 0,501 menunjukkan arah positif. Artinya
apabila setiap kenaikan likuiditas sebesar 1 satuan, maka kinerja keuangan
meningkat sebesar 0,501.
4) Koefisien regresi pertumbuhan penjualan sebesar 0,202 menunjukkan arah
positif. Artinya apabila setiap kenakan pertumbuhan penjualan sebesar 1
satuan, maka kinerja keuangan akan meningkat sebesar 0,202.
5) Koefisien regresi ukuran perusahaan sebesar 54,396 menunjukkan arah
positif. Artinya apabila setiap kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1 satuan,
maka kinerja keuangan akan meningkat sebesar 54,396.
Berdasarkan tabel 2, hubungan antara variabel struktur modal, likuiditas,
pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan dan kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan dapat disajikan pada persamaan berikut:
PBV = -1993,118 + 42,250 DER + 12,887 CR + 0,698 SG +
242,856 UP + 1,968 ROE (2)
Berdasarkan persamaaan regresi diatas, maka dapat diberikan penjelasan
sebagai berikut:
1) Konstanta a sebesar -1993,118, artinya apabila variabel independen struktur
modal, likuiditas, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, kinerja
keuangan sebesar 0 atau konstan, maka besarnya nilai perusahaan adalah -
1993,118.

9
2) Koefisien regresi struktur modal sebesar 42,250 menunjukkan arah positif.
Artinya apabila setiap kenaikan struktur modal sebesar 1 satuan, maka nilai
perusahaan meningkat sebesar 42,250.
3) Koefisien regresi likuiditas sebesar 12,887 menunjukkan arah positif. Artinya
apabila setiap kenaikan likuiditas sebesar 1 satuan, maka nilai perusahaan
meningkat sebesar 12,887.
4) Koefisien regresi pertumbuhan penjualan sebesar 0,698 menunjukkan arah
positif. Artinya apabila setiap kenakan pertumbuhan penjualan sebesar 1
satuan, maka nilai perusahaan akan meningkat sebesar 0,698.
5) Koefisien regresi ukuran perusahaan sebesar 242,856 menunjukkan arah
positif. Artinya apabila setiap kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1 satuan,
maka nilai perusahaan akan meningkat sebesar 242,856.
6) Koefisien regresi kinerja keuangan sebesar 1,968 menunjukkan arah positif.
Artinya apabila setiap kenaikan kinerja keuangan sebesar 1 satuan, maka nilai
perusahaan akan meningkkat sebesar 1,968.
3.3 Pembahasan Hasil Analisis Data
3.3.1 Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan uji regresi hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur modal
(DER) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV)
sehingga hipotesis pertama diterima. Besarnya dana eksternal maupun internal
yang digunakan akan mempengaruhi nilai perusahaan. Indikasi perusahaan dapat
dikatakan baik dapat dilihat dari bagaimana dan seberapa tinggi struktur
modalnya. Struktur modal yang besar dapat melindungi perusahaan dari kerugian
kegiatan operasionalnya (Yanti & Darmayanti, 2019). Nilai perusahaan akan
tinggi apabila tingkat hutang dalam batas wajar (Widyantari & Yadnya, 2017).
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Yanti dan Darmanyanti (2019), diperoleh hasil bahwa struktur modal (DER)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
3.3.2 Pengaruh Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan uji regresi hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas (CR) tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahan (PBV) sehingga hipotesis kedua ditolak.

10
Tingkat likuiditas yang tinggi artinya perusahaan mempunyai cukup dana untuk
membayar kewajibannya. Namun, likuiditas yang terlalu tinggi berarti dana
perusahaan banyak yang menganggur sehingga laba perusahaan bisa menurun
(Thaib & Dewantoro, 2019). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
oleh Thaib dan Dewantoro (2019), hasilnya adalah likuiditas berpengaruh tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini bertentangan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Yanti dan Darmayanti (2019), yang menyatakan
bahwa likuiditas memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.
3.3.3 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan uji regresi hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan
penjualan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) sehingga hipotesis
ketiga ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan pertumbuhan penjualan tidak
menaikkan nilai perusahaan secara signifikan. Perusahaan tidak dapat
meningkatkan nilai perusahaan apabila perusahaan tidak efektif dalam mengelola
harta dalam menghasilkan penjualan bersih. Pertumbuhan penjualan tidak dapat
menaikkan nilai perusahaan karena bisa juga terjadi karena adanya bahan baku
yang menumpuk sehingga penjualan menjadi tidak maksimal dan keuntungan pun
juga tidak maksimal (Isnawati & Widjajanti, 2019).
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Isnawati (2019),
yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan dan
positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hidayat et al (2019) diperoleh hasil bahwa
pertumbuhan penjualan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan.
3.3.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan uji regresi hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan sehingga hipotesis keempat ditolak.
Ukuran perusahaan yang besar belum bisa menjamin nilai perusahaannya tinggi,
hal ini terjadi karena perusahaan besar belum berani melakukan investasi-investasi
baru terkait dengan ekspansi sebelum kewajiban-kewajibannya terlunasi (Patricia
et al., 2018).

11
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Patricia et al (2018), yang hasilnya menunjukkan bahwa variabel ukuran
perusahaan (Size) tidak signifikan dan berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
3.3.5 Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan uji regresi hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sehingga
hipotesis kelima diterima. Kinerja keuangan yang meningkat akan berdampak
positif terhadap nilai perusahaan karena keuangan perusahaan tercermin melalui
kinerja keuangan perusahaannya. Meningkatnya nilai perusahaan berarti kinerja
keuangannya dalam kondisi baik, sehingga akan lebih menarik para calon investor
(Patricia et al., 2018). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Patricia et al (2018) yang menyatakan bahwa kinerja keuangan
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
3.3.6 Pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan
Berdasarkan uji regresi hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur modal
berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan, sehingga
hipotesis keenam diterima. Struktur modal dapat mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan, karena akan timbul beban bunga yang harus dibayar dalam hutang
tersebut (Yuliani, 2021). DER yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan
banyak menggunakan hutang untuk membiayai operasional perusahaan. Semakin
banyak hutang maka semakin besar beban bunga dan pokok pinjaman yang harus
dibayar, sehingga laba perusahaan semakin besar (Nurmasari, 2019). Pada
penelitian ini DER bertanda negatif, artinya hubungan DER dan ROE berlawanan
arah. Semakin besar DER akan menyebabkan ROE menjadi kecil dan sebaliknya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ullah
et al (2020) yang hasilnya menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh secara
negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian ini juga sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurmasari (2019) yang menyatakan bahwa
struktur modal berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap kinerja
keuangan.

12
3.3.7 Pengaruh Likuiditas terhadap Kinerja Keuangan
Berdasarkan uji regresi hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan sehingga hipotesis ketujuh ditolak.
Pengelolaan likuiditas yang efisien akan sangat berpengaruh terhadap profit
perusahaan. Nilai Current Ratio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan
mempunyai aktiva lancar untuk memenuhi hutang lancar. Namun jika Nilai
Current Ratio terlalu besar juga tidak baik karena bagi investor nilai CR yang
terlalu tinggi artinya aktiva lancar yang dimiliki perusahaan tidak dimanfaatkan
dengan baik untuk mengembangkan usaha (Nurmasari, 2019).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chindy
Dahlia (2018) dan penelitian oleh Nurmasari (2019) yang menyatakan bahwa
likuiditas berpengaruh positif dan tidak signfikan terhadap kinerja keuangan.
3.3.8 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Kinerja Keuangan
Berdasarkan uji regresi hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan
penjualan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan,
sehingga hipotesis kedelepan diterima. Perusahaan dengan pertumbuhan
penjualan yang baik berarti perusahaan tersebut melakukan kinerja keuangan
secara efektif dan efisien. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan maka perusahaan
akan lebih banyak mengandalkan modal dari luar atau eksternal (Yuliani, 2021).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliani
(2021) yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ullah et al (2020) yang menyatakan bahwa pertumbuhan
penjualan (sales growth) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
kinerja keuangan.
3.3.9 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan
Berdasarkan uji regresi hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan, sehingga
hipotesis kesembilan ditolak. Perusahaan yang besar memiliki akses untuk
mendapatkan modal yang lebih mudah dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dahlia (2019) yang

13
menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan.
3.3.10 Pengaruh Mediasi Kinerja Keuangan terhadap Hubungan antara Struktur
Modal dengan Nilai Perusahaan
Dari hasil uji statistik menunjukkan hasil bahwa variabel struktur modal (DER)
berpengaruh terhadap variabel mediasi kinerja keuangan (ROE). Kemudian
variabel mediasi kinerja keuangan (ROE) juga berpengaruh terhadap variabel
dependen nilai perusahaan (PBV). Berdasarkan uji sobel, nilai t hitung lebih kecil
dari t tabel (1,816 < 1,976), sehingga hal ini menujukkan bahwa variabel mediasi
kinerja keuangan (ROE) tidak dapat memediasi hubungan antara struktur modal
terhadap nilai perusahaan.
Struktur modal yang tinggi memberikan indikasi bahwa perusahaan
memiliki prospek yang baik. Prospek perusahaan yang baik tercermin dari tingkat
nilai perusahaannya, perusahaan yang mempunyai nilai perusahaan yang tinggi
akan menarik minat investor dan besarnya modal dapat melindungi kegiatan
operasional perusahaan dari kerugian.
Hasil penelitian ini searah dengan penelitian yang dilakukan oleh
Paradila et al (2019), yang menunjukkan hasil bahwa variabel mediasi kinerja
keuangan tidak dapat memediasi hubungan antara struktur modal terhadap nilai
perusahaan.
3.3.11 Pengaruh Mediasi Kinerja Keuangan terhadap Hubungan antara Likuiditas
dengan Nilai Perusahaan
Dari hasil uji statistik menunjukkan hasil bahwa variabel independen struktur
modal (DER) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel mediasi
(ROE). Kemudian variabel ROE sebagai variabel mediasi juga berpengaruh
terhadap variabel dependen nilai perusahaan (ROE). Berdasarkan uji sobel, nilai t
hitung lebih kecil dari t tabel (0,197 < 1,976), sehingga artinya bahwa variabel
mediasi kinerja keuangan tidak dapat memediasi hubungan antara likuiditas
terhadap nilai perusahaan.
Investor atau kreditor dapat melihat baik buruknya perusahaan melalui
likuiditasnya. Namun, perusahaan yang mempunyai laba tinggi belum tentu dapat

14
membayar dividen kepada pemegang saham, hal ini tergantung tersedianya dana
atau tidak (Maputha et al., 2021).
Hasil penelitian ini searah dengan penelitian yang dilakukan oleh
Maptuha et al (2021), yang menunjukkan hasil bahwa variabel mediasi kinerja
keuangan tidak dapat memediasi hubungan antara likuiditas terhadap nilai
perusahaan.
3.3.12 Pengaruh Mediasi Kinerja Keuangan terhadap Hubungan antara
Pertumbuhan Penjualan dengan Nilai Perusahaan
Dari hasil uji statistik menunjukkan hasil bahwa variabel independen
pertumbuhan penjualan (sales growth) berpengaruh terhadap variabel mediasi
kinerja keuangan (ROE). Kemudian variabel ROE sebagai variabel mediasi juga
berpengaruh terhadap variabel dependen nilai perusahaan (ROE). Berdasarkan uji
sobel, nilai t hitung lebih besar dari t tabel (1,985 > 1,976) sehingga variabel
kinerja keuangan dapat memediasi hubungan antara pertumbuhan penjualan
terhadap nilai perusahaan.
Meningkatnya penjualan juga akan meningkatkan nilai perusahaan.
Biaya investasi semakin tinggi apabila pertumbuhan penjualan meningkat,
sehingga perusahaan harus mampu menghasilkan laba bersih dengan modal yang
dimiliki (Ayuningrum, 2017).
Hasil penelitian ini searah dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ayuningrum (2017), yang menunjukkan hasil bahwa variabel mediasi kinerja
keuangan dapat memediasi hubungan antara pertumbuhan penjualan terhadap
nilai perusahaan.
3.3.13 Pengaruh Mediasi Kinerja Keuangan terhadap Hubungan antara Ukuran
Perusahaan dengan Nilai Perusahaan
Dari hasil uji statistik menunjukkan hasil bahwa variabel independen ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap variabel mediasi kinerja keuangan. Kemudian
variabel kinerja keuangan juga berpengaruh terhadap variabel dependen nilai
perusahaan. Berdasarkan uji sobel, nilai t hitung lebih kecil (1,744 < 1,976)
sehingga variabel kinerja keuangan tidak dapat memediasi hubungan antara
ukuran perusahaan dengan nilai perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan

15
semakin mudah perusahaan tersebut mendapatkan sumber pendanaan dan akan
semakin menarik investor untuk berinvestasi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maputha
et al (2021) yang menyatakan bahwa kinerja keuangan tidak dapat memediasi
hubungan antara ukuran perusahaan dengan nilai perusahaan.

4. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
a. Variabel struktur modal (Debt to Equity Ratio) berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan (Price to Book Value). Variabel likuiditas
(Current Ratio) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Price to Book
Value). Variabel pertumbuhan penjualan (Sales Growth) tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan (Price to Book Value). Variabel ukuran perusahaan
(Size) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Price to Book Value).
Variabel kinerja keuangan (Return On Equity) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan (Price to Book Value).
b. Variabel struktur modal (Debt to Equity Ratio) berpengaruh secara negatif dan
signifikan terhadap kinerja keuangan (Return On Equity). Variabel likuiditas
(Current Ratio) tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (Return On
Equity). Variabel pertumbuhan penjualan (Sales Growth) berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (Return On Equity). Variabel
ukuran perusahaan (Size) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
kinerja keuangan (Return On Equity).
c. Berdasarkan uji sobel variabel kinerja keuangan (Return On Equity) tidak dapat
memediasi hubungan antara struktur modal (Debt to Equity Ratio) terhadap
nilai perusahaan (Price to Book Value). Variabel kinerja keuangan (Return On
Equity) tidak dapat memediasi hubungan antara likuiditas (Current Ratio)
terhadap nilai perusahaan (Price to Book Value). Variabel kinerja keuangan
(Return On Equity) dapat memediasi hubungan antara pertumbuhan penjualan
(Sales Growth) terhadap nilai perusahaan (Price to Book Value). Variabel

16
kinerja keuangan (Return On Equity) tidak dapat memediasi hubungan antara
ukuran perusahaan (Size) terhadap nilai perusahaan (Price to Book Value).

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, ada beberapa saran yang


dapat diajukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur disarankan untuk terus meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan dan nilai perusahaan agar dapat lebih menarik minat
investor dalam menanamkan modalnya.
2. Peneliti selanjutnya disarankan dapat menambah variabel penelitian atau
mengganti variabel untuk penelitian selanjutnya. Peneliti selanjutnya lebih
baik dapat menggunakan proksi pengukuran yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Amelia, H., & Pamungkas, A. S. (2020). Pengaruh Struktur Modal , Likuiditas
Dan Ukuran. Jurnal Manajerial Dan Kewirausahaan, II(4), 847–854.

Arisanti, P. (2020). Pengaruh Struktur Modal, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan


Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor
Keperluan Rumah Tangga Yang Terdaftar di BUrsa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2014-2018. Kompetensi, 14.

Ayuningrum, N. (2017). Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan


terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel
Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdafar Di Bursa Eefek
Indonesia. Riset Terapan Akuntansi, 1(1), 53–59.

Bariyyah, K., Ermawati, E., & DP, R. W. (2019). Pengaruh Struktur Modal,
Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap
Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang
Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2015-2017.
Journal Of Accounting, 2(1), 37–45.

17
Dahlia, C. (2019). Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Likuiditas
Terhadap Kinerja Keuangan Yang Dimoderasi Inflasi. Jurnal Muara Ilmu
Ekonomi Dan Bisnis, 2(2), 483. https://doi.org/10.24912/jmieb.v2i2.1757

Deviani, M. Y., & Sudjarni, L. K. (2018). Pengaruh Tingkat Pertumbuhan,


Struktur Aktiva, Profitabilitas, Dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal
Perusahaan Pertambangan Di Bei. E-Jurnal Manajemen Universitas
Udayana, 7(3), 1222. https://doi.org/10.24843/ejmunud.2018.v7.i03.p04

Diana Permatasari, & Azizah, D. F. (2018). Pengaruh Struktur Modal Terhadap


Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan Dan
Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016).
Jurnal Administrasi Bisnis, 61(4), 100–106.
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id%0A100

Ghozali, I. (2015). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20.
Badan Penerbit UNDIP.

Hidayat, M., Kunci, K., Pajak, M., Penjualan, P., & Perusahaan, U. (2018). the
Effect of Tax Management, Sales Growth and Company Size on Company
Value in Manufacturing Companies in Idx 2014-2016 Period. Measurement,
12(2), 206–215.

Isnawati, F. N., & Widjajanti, K. (2019). Pengaruh Kepemilikan Institusional,


Profitabilitas, Ukuran Perusahaan Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening.
Jurnal Riset Ekonomi Dan Bisnis, 12(1), 71.
https://doi.org/10.26623/jreb.v12i1.1528

Kristianti, I. P. (2018). Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja


Keuangan Perusahaan. Jurnal Keuangan Dan Perbankan, 20(1), 56–68.
https://doi.org/10.26905/jkdp.v20i1.141

Maputha, M., Hanifah, I. A., & Ismawati, I. (2021). Pengaruh Struktur Modal,

18
Likuiditas dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan
Profitabilitas sebagai Variabel Intervening. Journal of Financial and Tax,
1(1), 33–46. https://doi.org/10.52421/fintax.v1i1.130

Nurmasari, I. (2019). Pengaruh Pertumbuhan Pendapatan, Current Ratio Dan Debt


To Equity Terhadap Return on Equity Pada Perusahaan Perkebunan Di Bursa
Efek Indonesia 2010-2017. Jurnal SEKURITAS (Saham, Ekonomi, Keuangan
Dan Investasi), 2(3), 34. https://doi.org/10.32493/skt.v2i3.2789

Paradila, V. R. I., Wijaya, A. L., & Widiasmara, A. (2019). Pengaruh


Pertumbuhan Penjualan, Size Perusahaan, dan Leverage terhadap Nilai
Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus
Perusahaan Manufaktur sektor Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015 - 2017). Seminar Inovasi Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi I, 1, 617–635.

Patricia, Bangun, P., & Tarigan, M. U. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,


dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja
Keuangan Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Manajemen Bisnis
Kompetensi, 13(1), 25–42.

Pradnyanita Sukmayanti, N. W., & Triaryati, N. (2019). Pengaruh Struktur Modal,


Likuiditas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan
Property Dan Real Estate. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 8(1),
172. https://doi.org/10.24843/ejmunud.2019.v08.i01.p07

Romadhoni, & Sunaryo, H. (2016). Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja


Keuangan Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan dan Minuman Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016. E-Jurnal Riset
Manajemen, 444, 82–94.

Ryan, W. (2021). Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan

19
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Eek Indonesia dengan
Likuiditas Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Iimiah Indonesia, 7(6), 6.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (ke-14). Alfabeta.

Suryani, E., & Sri Fajaryani, N. luh G. (2018). Struktur Modal , Likuiditas , dan
Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Jurnal Riset
Akuntansi Kontemporer, 10(2), 74–79.

Tarmizi, R., & Kurniawati, R. (2017). Pengaruh Pertumbuhan Penjualan dan


Perputaran Total Asset terhadap Profitabilitas. Jurnal Akuntansi Dan
Keuangan, 8(1,2), 16–22.

Tasmil, L. J., Malau, N., & Nasution, M. (2019). Pengaruh Pertumbuhan


Penjualan, Current Ratio, Debt to Equity Ratio terhadap Kinerja Keuangan
PT.Sirma Pratama Nusa. Jesya (Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah), 2(2),
131–139. https://doi.org/10.36778/jesya.v2i2.62

Thaib, I., & Dewantoro, A. (2019). Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas


Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel
Intervening. Jurnal Akuntansi AKUNESA, 7(2).

Ullah, A., Pinglu, C., Ullah, S., Zaman, M., & Hashmi, S. H. (2020). The nexus
between capital structure, firm-specific factors, macroeconomic factors and
financial performance in the textile sector of Pakistan. Heliyon, 6(8), e04741.
https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2020.e04741

Wardani, B. M., Priyawan, S., & Riyadi, S. (2019). Pengaruh Penerapan Tata
Kelola, Rasio Likuiditas, Dan Tingkat Efisiensi Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan
Perbankan Di Bei. Manajerial, 6(2), 21.
https://doi.org/10.30587/manajerial.v6i2.966

Widyantari, N., & Yadnya, I. (2017). Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas Dan

20
Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Food and
Baverage. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 6(12), 253483.

Yanti, I. G. A. D. N., & Darmayanti, N. P. A. (2019). Pengaruh Profitabilitas,


Ukuran Perusahaan, Struktur Modal, Dan Likuiditas Terhadap Nilai
Perusahaan Makanan Dan Minuman. E-Jurnal Manajemen Universitas
Udayana, 8(4), 2297. https://doi.org/10.24843/ejmunud.2019.v08.i04.p15

Yuliani, E. (2021). Pengaruh Struktur Modal , Likuiditas dan Pertumbuhan


Penjualan Terhadap Kinerja Keuangan Pendahuluan Perusahaan manufaktur
merupakan industri Keuangan Pada Perusahaan Go Publik yang. Ilmu
Manajemen, 10(2), 111–122. https://doi.org/10.32502/jimn.v10i2.3108

www.idx.co.id

21

Anda mungkin juga menyukai