Disusun oleh:
Tirsa Erfani Pujiastuti Sawo (12180288)
Sulastri Rumahorbo (12180389)
GRUP B
METODOLOGI PENELITIAN & PENULISAN KARYA
2021
A. LATAR BELAKANG
Dalam dunia bisnis, meningkatkan nilai perusahaan menjadi target yang
harus dicapai sebuah perusahaan di setiap periode. Untuk mencapai target
ini, perusahaan akan berusaha untuk mendapatkan laba yang besar, karena
keberhasilan kinerja operasional suatu perusahaan. Semakin tinggi laba
yang dihasilkan, semakin baik pula kinerja operasional perusahaan. Selain
itu, dengan laba yang tinggi dalam laporan keuangan suatu perusahaan, hal
ini dapat menarik minat investor untuk menanam investasi pada suatu
perusahaan. Laba merupakan hal yang penting bagi pihak internal maupun
eksternal di suatu perusahaan. Menurut Soemarso SR (2004:227), angka
terakhir dalam laporan laba rugi adalah laba bersih (net income). Jumlah
ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya, apabila
perusahaan menderita rugi, angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah
rugi bersih (net loss). Memaksimalkan laba dapat dilakukan dengan
beberapa cara, salah satunya yaitu dengan menekan biaya. Dalam
akuntansi, biaya terbagi menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Biaya langsung terkait bahan baku sedangkan biaya tidak langsung terkait
listrik ataupun depresiasi. Ketika perusahaan menekan biaya bahan baku,
hal ini tentu berpengaruh pada turunnya penjualan. Cara lain yang dapat
dilakukan adalah menekan biaya tidak langsung yaitu biaya listrik yang
dilakukan dengan mengurangi durasi penggunaan mesin. Hal ini pun dapat
berpengaruh pada turunnya produktivitas perusahaan. Berdasarkan
penjelasan ini, perusahaan perlu mengambil strategi yang tepat untuk
memaksimalkan laba bersih dalam satu periode tertentu. Dalam
perhitungan laba bersih, dasar utama yang digunakan adalah laba kotor
dikurangi beban usaha.
Ketika suatu perusahaan telah menanam investasi, maka pihak
perusahaan akan terus berupaya untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Menurut Rinaya (2016), nilai perusahaan merupakan suatu kondisi tertentu
yang telah dicapai oleh perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan
masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui proses kegiatan selama
perusahaan berdiri hingga saat ini. Salah satu indikator untuk menilai nilai
perusahaan adalah harga saham. Harga saham secara tidak langsung
menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar dividen.
Laba, dividen, dan harga saham adalah tiga hal yang saling berkaitan.
Semakin tinggi laba, semakin besar dividen yang dibagikan, kedua
peningkatan ini berpengaruh pada nilai perusahaan yang ikut meningkat.
Apabila terjadi peningkatan nilai perusahaan, maka kemakmuran
pemegang saham dapat meningkat melalui return saham bagi para
investor. Peningkatan ini dapat menyebabkan nilai perusahaan yang ikut
bertambah sehingga nilai saham di pasar akan tinggi. Nilai saham adalah
nilai yang ditetapkan kepada suatu perusahaan bagi pihak lain yang ingin
memiliki hak kepemilikan saham. Pengukuran nilai perusahaan dapat
dihitung dengan beberapa cara, salah satunya dengan menggunakan Book
Value Per Share (BVS). Book Value Per Share (BVS) merupakan salah
satu indikator yang menjadi perhatian investor. Pada umumnya, Book
Value Per Share di suatu perusahaan akan meningkat seiring
meningkatnya kinerja perusahaan, demikian pula sebaliknya. Hal ini
merupakan alasan mengapa Book Value Per Share (BVS) penting untuk
mengetahui kapasitas dari harga per lembar suatu saham serta dalam
penentuan wajar atau tidaknya harga saham di pasar (Rahmawati, 2018).
Namun perusahaan belum dapat mengetahui laba ditahan hanya dengan
mengurangi pendapatan dan beban dalam satu periode tertentu. Ketika kita
mengamati sebuah laporan keuangan, kita dapat menemukan laba sebelum
pajak (Earning Before Tax) dan laba setelah pajak (Earning After Tax)
disana.
Nilai perusahaan dapat juga dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti
profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, aset
dan modal saham tertentu. Menurut Kasmir (2015), profitabilitas
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Jika mana
mampu mengelola perusahaan dengan baik maka biaya yang akan
dikeluarkan oleh perusahaan akan menjadi lebih kecil sehingga laba yang
dihasilkan menjadi lebih besar. Besar atau kecilnya laba yang dihasilkan
perusahaanakan mempengaruhi nilai perusahaan. Profitabilitas merupakan
kemampuan untuk menghasilkan laba. Profitabilitas merupakan indikator
yang sering digunakan investor untuk melihat nilai dari sebuah
perusahaan. Profitabilitas merupakan daya tarik utama bagi pemegang
saham. Hal ini dikarenakan profitabilitas merupakan hasil yang diperoleh
melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan oleh pemegang
saham (Hetti & Diah, 2016). Profitabilitas juga mencerminkan pembagian
laba yang dialokasikan untuk diinvestasikan kembali dan dibayarkan
sebagai dividen tunai ataupun dividen saham kepada pemilik saham
(Rahardjo & Jusriani, 2013). Salah satu cara untuk menghitung rasio
profitabilitas adalah dengan menggunakan Net Profit Margin (NPM).
Pengertian Net Profit Margin adalah rasio yang membandingkan
keuntungan perusahaan dengan jumlah total uang yang dihasilkan. Rasio
ini dapat digunakan untuk mencerminkan strategi penetapan harga
penjualan dan kemampuan perusahaan dalam mengendalikan beban usaha.
Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan. Net
Profit Margin (NPM) dapat dihitung dengan membagikan laba bersih
setelah pajak dengan penjualan atau pendapatan bersih. Semakin tinggi
profitabilitas, semakin tinggi pula nilai perusahaan. Menurut Harahap
(2011), Profit Margin menunjukkan besarnya persentase pendapatan
bersih yang diperoleh dari setiap penjualan.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan (Dea & Gede,
2017) terkait pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan, hasil yang
didapatkan adalah positif signifikan terhadap nilai perusahaan, dimana
peningkatan profitabilitas akan mengakibatkan peningkatan nilai
perusahaan.
Uraian di atas menjelaskan hasil penelitian yang berubah-ubah. Hal
ini memotivasi peneliti untuk melakukan pengujian kembali hubungan
antara perencanaan pajak dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek
indonesia (BEI).
B. KOMPONEN
Profitabilitas (X2)
C. RUMUSAN MASALAH
Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Industri Konsumsi Makanan dan Minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
D. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Pengaruh Perencanaan Pajak terhadap Nilai
Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Industri Konsumsi Makanan dan
Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Untuk Mengetahui Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Industri Konsumsi Makanan dan Minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3. Untuk Mengetahui Pengaruh Perencanaan Pajak dan Profitabilitas
terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Industri Konsumsi
Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
E. PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan
laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan aset dan modal
tertentu. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dhea & Gede (2017)
menyatakan bahwa profitabilitas dapat berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas, semakin tinggi
pula nilai perusahaan.
Melalui profitabilitas, seseorang dapat menganalisis kemampuan
suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Selain itu, profitabilitas dapat
menunjukkan kekayaan dari suatu perusahaan atau nilai perusahaan
sehingga dapat menarik investor untuk menanam investasi di dalam suatu
perusahaan. Profitabilitas merupakan hal yang perlu dicapai perusahaan.
H1: Profitabilitas berpengaruh Signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
F. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan tahunan
2018-2019 perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan cara mengakses situs resmi
BEI di www.idx.co.id. Seluruh perusahaan manufaktur sub sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
yang menerbitkan laporan keuangan tahunan secara berturut-turut selama
tahun 2018-209 merupakan populasi yang diteliti dalam penelitian ini.
Metode penentuan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
Purposive Sampling. Menurut Sugiyono (2017), Purposive Sampling
merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan manufaktur sub sektor industri konsumsi makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2018 - 2019 yang tidak di delisting selama periode pengamatan
penelitian.
b. Penyajian laporan keuangan dengan satuan mata uang Rupiah.
c. Data berupa Laporan keuangan tahunan lengkap beserta catatan atas
laporan keuangan (CALK).
d. Perusahaan yang tidak melakukan konsolidasi
Tabel 1
Kriteria Sampel
Tabel 2
Indikator Variabel
Tabel 3
Sampel Penelitian
No
. Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1 CAMP Campina Ice Cream IndustryTbk, PT
2 CEKA Wilmar cahaya indonesia Tbk, PT (d.h Cahaya kalbar,PT)
3 CLEO sariguna primatirta tbk., PT
4 COCO wahana interfood nusantara tbk., pt
5 DLTA delta djakarta tbk, pt
6 DMND diamond food indonesia tbk., pt
7 FOOD sentra food indonesia tbk., pt
8 IKAN Era Mandiri Cemerlang Tbk
9 MYOR Mayora Indah Tbk, PT
10 PSGO Palma Serasih Tbk, PT
11 SKBM Sekar Bumi Tbk, PT
Tabel 3. Statistik Deskriptif Data Mentah 2018 – 2019
Statistics
Keterangan:
N : 22 perusahaan tahun (11 Perusahaan x 2 tahun)
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2021
Keterangan:
N : 22 perusahaan tahun (11 Perusahaan x 2 tahun)
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2021