Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Laba

Tujuan perusahaan baik kecil maupun besar pada umumnya adalah


menghasilkan laba atau keuntungan yang optimal dalam rangka mempertahankan
kelangsungan usahanya.Besar kecilnya laba yang dicapai dapat dijadikan ukuran
dalam menilai kesuksesan manajemen dalam mengelola perusahaannya, Oleh karena
itu, manajemen mampu merencanakan dan sekaligus mencapai laba yang besar agar
dapat dikatakan sebagai manajemen yang sukses.
Perusahaan harus menjalankan aktivitasnya secara normal agar memperoleh
penghasilan maupun laba dari penghasilannya tersebut.Penghasilan maupun laba yang
diperoleh perusahaan diharapkan dapat menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya dan kontinuitas perusahaan
menjadi lebih terjamin. Laba biasanya dihitung secara berkala, yaitu setahun
sekali.Penetapan laba secara periodik memerlukan perhatian khusus dan serius, sebab
laba atau rugi harus benar-benar mencerminkan laba yang diperoleh atau rugi yang
diderita pada periode bersangkutan.
Penetapan laba secara periodik mengandung konsekuensi bahwa didalamnya
terdapat unsur-unsur taksiran bukan merupakan angka pasti. Oleh karena itu laba
adalah hasil pengurangan biaya terhadap pendapatan maka menentukan jumlah
pendapatan yang dihasilkan dan jumlah biaya yang terjadidalam periode yang
bersangkutan akan merupakan kunci kelayakan penetapan laba. Menurut Paul A.
Samuelson (2009:318) laba adalah sisa pendapatan setelah total pendapatan penjualan
dikurangi biaya. Lebih jelas lagi Paul A. Samuelson (2009:327) menerangkan bahwa
1
"laba adalah selisih antara total hasil pendapatan dengan total biayanya".
Pengertian laba secara bahasa atau menurut Al–Qur’an, As–Sunnah, dan
pendapat ulama–ulama fiqih dapat kita simpulkan bahwa laba ialah pertambahan pada
modal pokok perdagangan atau dapat juga dikatakan sebagai tambahan nilai yang
timbul karena barter atau ekspedisi dagang.

1
Hapsari Ayu Epri, Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba, (Semarang: Universitas
Diponegoro, 2007)

1
Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini
adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha.
Apabila beban lebih besar dari pada pendapatan, selisihnya disebut rugi.

Laba terdiri dari hasil opersional atau laba biasa dan hasil-hasil nonoperasional
atau keuntungan dan kerugian luar biasa di mana jumlah keseluruhannya sama dengan
laba bersih. Laba bisa dipandang sebagai suatu ukuran efisiensi. Laba adalah suatu
ukuran kepengurusan (stewardship) manajemen atas sumberdaya suatu kesatuan dan
ukuran efisiensi manajemen dalam menjalankan usaha suatu perusahaan.2

1. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba


Menurut Angkoso menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain:
a. Besarnya perusahaan. Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan
pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi.
b. Umur perusahaan. Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman
dalam mengingkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah.
c. Tingkat leverage. Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka
manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan
pertumbuhan laba.
d. Tingkat penjualan. Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi
tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin
tinggi.
e. Perubahan laba masa lalu. Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak
pasti laba yang diperoleh di masa mendatang.
Berdasarkan penelitian terdahulu faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan laba hanya dilihat dari rasio keuangan. Rasio keuangan yang
mempengaruhi pertumbuhan laba pada perusahaan industri barang konsumsi menurut
Angkoso antara lain Debt Ratio dan Return On Equity. Pada perusahaan manufaktur
menurut Widiasih antara lain Gross Profit Margin dan Leverage. Sedangkan pada
KPRI Semarang menurut Haryanti antara lain Total Asset Turnover, Net Profit
Margin dan Return On Investment.

2
Jurnal.

2
2. Analisis Pertumbuhan Laba
Menurut Angkoso ada dua macam analisis untuk menentukan pertumbuhan
laba yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal, tetapi dalam penelitian ini
analisis yang digunakan adalah analisis fundamental. 3

a. Analisis Fundamental
Analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan kondisi
keuangan perusahaan. Dengan analisis fundamental diharapkan calon investor akan
mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik
investor, apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan atau tidak dan sebagainya.
Hal ini penting karena nantinya akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh
dari investasi dan risiko yang harus ditanggung.
Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan keuangan dari
suatu perusahaan yang sering disebut dengan company analysis. Data yang digunakan
adalah data historis, artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan
keuangan yang sebenarnya pada saat dianalisis. Dalam company analysis para analis
akan menganalisis laporan keuangan perusahaan, salah satunya dengan rasio
keuangan. Para analis fundamental mencoba memprediksikan pertumbuhan laba di
masa yang akan datang dengan mengestimasi faktor fundamental yang mempengaruhi
pertumbuhan laba yang akan datang, yaitu kondisi ekonomi dan kondisi keuangan
yang tercermin melalui kinerja perusahaan.
b. Analisis Teknikal
Analisis teknikal sering dipakai oleh investor, dan biasanya data atau catatan
pasar yang digunakan berupa grafik. Analisis ini berupaya untuk memprediksi
pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengamati perubahan laba di
masa lalu. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan
perusahaan.

B. Tujuan Pelaporan Laba


Menurut Jumirin (2000), tujuan pelaporan laba adalah memberikan informasi
keuangan yang dapat menunjukkan prestasi perusahaan (earning management) dalam
menghasilkan laba (earning per share). Selain itu, tujuan pelaporan laba adalah untuk

3
Jurnal akuntansi 2016

3
menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Selain itu, menurut Suwardjono (2010), tujuan
pelaporan laba antara lain adalah sebagai:
1. Indikator efisiensi penggunaan dana (rate of Return on Investment Capital).
2. Pengukur prestasi/ kinerja badan usaha dan manajemen.
3. Dasar penentuan besarnya “kena pajak”.
4. Penentuan tarif jasa publik.
5. Alat pengendali sumber daya ekonomik negara.
6. Alat pengendali kebijakan utang.
7. Dasar kompensasi dan pembagian bonus.
8. Alat motivasi managemen dalam pengendalian perusahaan.
9. Dasar pembagian dividen.

Karakteristik laba akuntansi adalah sebagai berikut:

1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual terutama yang berasal dari
penjualan barang/jasa.
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodisasi dan mengacu pada kinerja
perusahaan selama satu periodik.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan
pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.
4. Laba akuntansi memerlukan pengukuran tentang biaya (expenses) dalam
bentuk biaya historis.
5. Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan (matching) antara
6. pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan
tersebut.
C. Konsep Laba Periodik (Earning Periodic)
Konsep laba periodik dimaksudkan untuk mengukur efisiensi suatu
perusahaan. Ukuran efisiensi umumnya dilakukan dengan membandingkan laba
periodik berjalan dengan laba periodik sebelumnya atau dengan laba perusahaan lain
pada industri yang sama. Yang termasuk unsur laba adalah peristiwa atau perubahan
nilai yang dapat dikendalikan manajemen dan berasal dari keputusan-keputusan
periodik berjalan. 4

4
https://www.slideshare.net/mefunia/10-sistem-periodik

4
Laba atau rugi merupakan hasil perhitungan secara periodic (berkala). Dalam
perusahaan biasanya , perhitungan laba atau rugi dilakukan setiap satu tahun sekali.
Penetapan laba periodik memerlukan perhatian yang serius, sebab kegiatan
perusahaan berjalan terus-menerus tanpa terputus. Ada dua hal yang harus
diperhatikan dalam penetapan laba periodik yaitu: 5

a. Pendapatan adalah peningkatan manfaat ekonomi selama satu periode


selama suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
Pendapatan juga diartikan sebagai kenaikan modal bruto sehubungan
dengan kegiatan perusahaan.
Ada empat kejadian yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan
saat diakuinya pendapatan yaitu:
1) Pada saat dilakukan penjualan
2) Pada saat pembayaran telah diterima
3) Pada saat bagian tahap produksi diselesaikan
4) Pada saat selesainya produksi
Adapun pengakuan pendapatan sebagai berikut:
a) Pendapatan dari transaksi penjualan produk diakui pada tanggal
penjualan.
b) Pendapatan yang diperoleh atas penggunaan aktiva/sumber-sumber
ekonomis perusahaan oleh pihak lain, seperti : pendapatan bunga,
sewa, dan royalty, diakui dengan berlalunya waktu dan pada saat
digunakannya aktiva yang bersangkutan.
c) Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagang seperti
penjualan aktuva tetap atau surat berharga diakui pada tanggal
penjualan.

b. Beban adalah penurunan modal bruto apakah itu penurunan aktiva atau
kenaikan kewajiban sehubungan dengan kegiatan usaha perusahaan.

5
Jurnal akuntansi

5
Kejadian yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan saat
diakuinya beban sekaligus sebagai pengakuan beban yaitu pada saat
barang atau jasa yang bersangkutan dipakai atau digunakan dalam proses
memperoleh pendapatan.
Pada hakikatnya terdapat dua macam cara untuk mencatat dan
melaporkan beban yang terjadi yaitu:
a) Menghubungkan langsung dengan barang atau jasa yang
merupakan sumber pendapatan.
b) Menghubungkan dengan berlalunya waktu.

Adapun laporan laba rugi harus disajikan sedemikian rupa sehingga:

a. Memuat secara terinci unsur-unsur pendapatan dan beban


b. Seyogyanya disusun dalam bentuk urutan kebawah (stafel).
c. Harus dipisahkan antara hasil dari bidang usaha utama dengan hasil
dari usaha lain serta pos luar biasa.

Ada dua macam bentuk penyajian laporan laba rugi yaitu:

a. Penyajian dalam bentuk bertahap (mulitipe step).


b. Penyajian dalam bentuk langsung (single step).

D. Contoh Transaksi
Penentuan laba periodic pada dasarnya menyangkut dua masalah yaitu
Pengakuan pendapatan selama periode tertentu dan penentuan beban selama periode
tertentu.
Contoh transaksi perusahaan yang pencatatan persediaannya menggunakan
sistem periodik.
PD. Dipasena merupakan perusahaan dagang yang menggunakan sistem pencatatan
persediaan periodik. Persediaan awal barang dagang sebesar Rp. 2.000.000 berikut
transaksi bulan Oktober 2015
 2 Okt. Membeli barang dagang dari PD. Jaya dengan jumlah Rp 3.000.000,00 dengan
syarat 2/10 n/30 dan terdapat beban angkut sebesar Rp.200.000,00
 5 Okt. Membeli barang dagang dari PD Sejahtera Rp 5.000.000,00 dengan syarat
pembayaran 2/15 n/30

6
 6 Okt. Mengembalikan barang dagang yang dibeli dari PD Sejahtera karena rusak
sebesar Rp 500.000,00
 10 Okt. Menjual barang dagang pada PD Ceria sebesar Rp.6.000.000,00dengan syarat
2/10 n/30 dan beban angkut sebesar Rp 200.000,00
 11 Okt. Membeli barang dagang dari PD Jaya sebesar Rp 5.000.000,00 dengan syarat
2/10 n/30 serta beban angkut sebesar Rp.500.000,00
 13 Okt. Pengembalian barang dagang oleh PD Ceria sebesar Rp 1.000.000,00 karena
tidak sesuai pesanan.
 14 Okt. Diterima pelunasan faktur tanggal 10 Oktober 2015 dari PD Ceria
 15 Okt. Membayar hutang pada PD Jaya atas faktur tanggal 2 Oktober 2015
 20 Okt. Menjual barang dagang pada PD Sentosa senilai Rp.5.000.000,00 dengan
syarat pembayaran 2/10 n/30 dan beban angkut sebesar Rp 200.000,00
 28 Okt. Pengembalian barang dagang dari PD Sentosa sebesar Rp 1.500.000,00
 31 Okt. Persediaan barang dagang akhir Rp 8.000.000,00

Diminta:

1. Buatlah jurnal atas transaksi tersebut di atas.


2. Susunlah laporan laba kotor untuk periode Oktober 2015.

Jurnal atas transaksi diatas.

7
PD. Jaya
Laporan Laba Kotor
Periode Oktober 2015

Penjualan 11.000.000

Retur Penjualan 2.500.000

Potongan Penjualan 100.000

(2.600.000)
Penjualan Bersih 8.400.000

Persediaan Barang Dagang 2.000.000


Awal Periode

8
Pembelian 13.000.000

Beban Angkut Pembelian 700.000

13.700.000
Retur Pembelian (500.000)

Pot Pembelian (64.000)

Pembelian Bersih 13.136.000

Barang Yang Tersedia 15.136.000


Untuk di Jual
Pers. Barang Akhir Periode (8.000.000)

Total Harga Pokok Penjualan 7.136.000

Laba Kotor Periode Otober 1.264.000


2015

Jurnal Metode Periodik

1. Perusahaan membeli barang dagang secara kredit seharga Rp 600.000.


2. Transaksi retur pembelian sebesar Rp 75.000.
3. Perusahaan melakukan penjualan kredit dengan harga pokok sebesar Rp 400.000.
4. Perusahaan melakukan retur penjualan sebesar Rp 36.000 dengan harga pokok Rp
32.000.

No. Keterangan Debet Kredit

1. Pembelian 600.000
Hutang Dagang 600.000

2. Hutang 75.000
Retur pembelian 75.000

3. Piutang 450.000
Penjualan 450.000

4. Retur Penjualan 36.000

9
Piutang 36.000

Masalah yang akan timbul dari metode fisik adalah jika ingin menyusun laporan keuangan
jangka pendek (bulanan) maka setiap bulan harus dilakukan perhitungan fisik persediaan
barang.

Bayangkan waktu yang dihabiskan jika persediaan yang jumlahnya banyak dan penyusunan
laporan keuangan juga akan terlambat.

Tidak dilibatkan mutasi persediaan dalam buku, menjadikan metode ini sangat sederhana
pada saat pembeian atau pada saat mencatat penjualan.

10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan

usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode tertentu

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan laba sejauh mana

suatu perusahaan memperoleh pendapatan dari kegiatan penjualan

sebagai selisih dari keseluruhan usaha yang didalam usaha itu terdapat

biaya yang dikeluarkan untuk proses penjualan selama periode

tertentu.

2. Tujuan pelaporan laba antara lain adalah sebagai:

a. Indikator efisiensi penggunaan dana (rate of Return on

Investment Capital).

b. Pengukur prestasi/ kinerja badan usaha dan manajemen.

c. Dasar penentuan besarnya “kena pajak”.

3. Konsep laba periodik dimaksudkan untuk mengukur efisiensi suatu

perusahaan. Ukuran efisiensi umumnya dilakukan dengan

membandingkan laba periodik berjalan dengan laba periodik

sebelumnya atau dengan laba perusahaan lain pada industri yang sama.

Yang termasuk unsur laba adalah peristiwa atau perubahan nilai yang

dapat dikendalikan manajemen dan berasal dari keputusan-keputusan

periodik berjalan

11
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akutansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta,

2009. Indra Bastian,Akuntansi Sektor Publik, Erlangga, Jakarta, 2006.

Kusuma, Surya 2011. Pengaruh Biaya Operasional dan Biaya Kualitas Terhadap Laba

Pada PT. PINPAD ( persero )

Divisi Tempa dan Cor.Bandung : Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi

Universitas Komputer Indonesia

Munawir, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Ketigabelas, LIBERTY, Jakarta, 2006.

12

Anda mungkin juga menyukai