PEMBAHASAN
A. Definisi Laba
1
Hapsari Ayu Epri, Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba, (Semarang: Universitas
Diponegoro, 2007)
1
Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini
adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha.
Apabila beban lebih besar dari pada pendapatan, selisihnya disebut rugi.
Laba terdiri dari hasil opersional atau laba biasa dan hasil-hasil nonoperasional
atau keuntungan dan kerugian luar biasa di mana jumlah keseluruhannya sama dengan
laba bersih. Laba bisa dipandang sebagai suatu ukuran efisiensi. Laba adalah suatu
ukuran kepengurusan (stewardship) manajemen atas sumberdaya suatu kesatuan dan
ukuran efisiensi manajemen dalam menjalankan usaha suatu perusahaan.2
2
Jurnal.
2
2. Analisis Pertumbuhan Laba
Menurut Angkoso ada dua macam analisis untuk menentukan pertumbuhan
laba yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal, tetapi dalam penelitian ini
analisis yang digunakan adalah analisis fundamental. 3
a. Analisis Fundamental
Analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan kondisi
keuangan perusahaan. Dengan analisis fundamental diharapkan calon investor akan
mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik
investor, apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan atau tidak dan sebagainya.
Hal ini penting karena nantinya akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh
dari investasi dan risiko yang harus ditanggung.
Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan keuangan dari
suatu perusahaan yang sering disebut dengan company analysis. Data yang digunakan
adalah data historis, artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan
keuangan yang sebenarnya pada saat dianalisis. Dalam company analysis para analis
akan menganalisis laporan keuangan perusahaan, salah satunya dengan rasio
keuangan. Para analis fundamental mencoba memprediksikan pertumbuhan laba di
masa yang akan datang dengan mengestimasi faktor fundamental yang mempengaruhi
pertumbuhan laba yang akan datang, yaitu kondisi ekonomi dan kondisi keuangan
yang tercermin melalui kinerja perusahaan.
b. Analisis Teknikal
Analisis teknikal sering dipakai oleh investor, dan biasanya data atau catatan
pasar yang digunakan berupa grafik. Analisis ini berupaya untuk memprediksi
pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengamati perubahan laba di
masa lalu. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan
perusahaan.
3
Jurnal akuntansi 2016
3
menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Selain itu, menurut Suwardjono (2010), tujuan
pelaporan laba antara lain adalah sebagai:
1. Indikator efisiensi penggunaan dana (rate of Return on Investment Capital).
2. Pengukur prestasi/ kinerja badan usaha dan manajemen.
3. Dasar penentuan besarnya “kena pajak”.
4. Penentuan tarif jasa publik.
5. Alat pengendali sumber daya ekonomik negara.
6. Alat pengendali kebijakan utang.
7. Dasar kompensasi dan pembagian bonus.
8. Alat motivasi managemen dalam pengendalian perusahaan.
9. Dasar pembagian dividen.
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual terutama yang berasal dari
penjualan barang/jasa.
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodisasi dan mengacu pada kinerja
perusahaan selama satu periodik.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan
pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.
4. Laba akuntansi memerlukan pengukuran tentang biaya (expenses) dalam
bentuk biaya historis.
5. Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan (matching) antara
6. pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan
tersebut.
C. Konsep Laba Periodik (Earning Periodic)
Konsep laba periodik dimaksudkan untuk mengukur efisiensi suatu
perusahaan. Ukuran efisiensi umumnya dilakukan dengan membandingkan laba
periodik berjalan dengan laba periodik sebelumnya atau dengan laba perusahaan lain
pada industri yang sama. Yang termasuk unsur laba adalah peristiwa atau perubahan
nilai yang dapat dikendalikan manajemen dan berasal dari keputusan-keputusan
periodik berjalan. 4
4
https://www.slideshare.net/mefunia/10-sistem-periodik
4
Laba atau rugi merupakan hasil perhitungan secara periodic (berkala). Dalam
perusahaan biasanya , perhitungan laba atau rugi dilakukan setiap satu tahun sekali.
Penetapan laba periodik memerlukan perhatian yang serius, sebab kegiatan
perusahaan berjalan terus-menerus tanpa terputus. Ada dua hal yang harus
diperhatikan dalam penetapan laba periodik yaitu: 5
b. Beban adalah penurunan modal bruto apakah itu penurunan aktiva atau
kenaikan kewajiban sehubungan dengan kegiatan usaha perusahaan.
5
Jurnal akuntansi
5
Kejadian yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan saat
diakuinya beban sekaligus sebagai pengakuan beban yaitu pada saat
barang atau jasa yang bersangkutan dipakai atau digunakan dalam proses
memperoleh pendapatan.
Pada hakikatnya terdapat dua macam cara untuk mencatat dan
melaporkan beban yang terjadi yaitu:
a) Menghubungkan langsung dengan barang atau jasa yang
merupakan sumber pendapatan.
b) Menghubungkan dengan berlalunya waktu.
D. Contoh Transaksi
Penentuan laba periodic pada dasarnya menyangkut dua masalah yaitu
Pengakuan pendapatan selama periode tertentu dan penentuan beban selama periode
tertentu.
Contoh transaksi perusahaan yang pencatatan persediaannya menggunakan
sistem periodik.
PD. Dipasena merupakan perusahaan dagang yang menggunakan sistem pencatatan
persediaan periodik. Persediaan awal barang dagang sebesar Rp. 2.000.000 berikut
transaksi bulan Oktober 2015
2 Okt. Membeli barang dagang dari PD. Jaya dengan jumlah Rp 3.000.000,00 dengan
syarat 2/10 n/30 dan terdapat beban angkut sebesar Rp.200.000,00
5 Okt. Membeli barang dagang dari PD Sejahtera Rp 5.000.000,00 dengan syarat
pembayaran 2/15 n/30
6
6 Okt. Mengembalikan barang dagang yang dibeli dari PD Sejahtera karena rusak
sebesar Rp 500.000,00
10 Okt. Menjual barang dagang pada PD Ceria sebesar Rp.6.000.000,00dengan syarat
2/10 n/30 dan beban angkut sebesar Rp 200.000,00
11 Okt. Membeli barang dagang dari PD Jaya sebesar Rp 5.000.000,00 dengan syarat
2/10 n/30 serta beban angkut sebesar Rp.500.000,00
13 Okt. Pengembalian barang dagang oleh PD Ceria sebesar Rp 1.000.000,00 karena
tidak sesuai pesanan.
14 Okt. Diterima pelunasan faktur tanggal 10 Oktober 2015 dari PD Ceria
15 Okt. Membayar hutang pada PD Jaya atas faktur tanggal 2 Oktober 2015
20 Okt. Menjual barang dagang pada PD Sentosa senilai Rp.5.000.000,00 dengan
syarat pembayaran 2/10 n/30 dan beban angkut sebesar Rp 200.000,00
28 Okt. Pengembalian barang dagang dari PD Sentosa sebesar Rp 1.500.000,00
31 Okt. Persediaan barang dagang akhir Rp 8.000.000,00
Diminta:
7
PD. Jaya
Laporan Laba Kotor
Periode Oktober 2015
Penjualan 11.000.000
(2.600.000)
Penjualan Bersih 8.400.000
8
Pembelian 13.000.000
13.700.000
Retur Pembelian (500.000)
1. Pembelian 600.000
Hutang Dagang 600.000
2. Hutang 75.000
Retur pembelian 75.000
3. Piutang 450.000
Penjualan 450.000
9
Piutang 36.000
Masalah yang akan timbul dari metode fisik adalah jika ingin menyusun laporan keuangan
jangka pendek (bulanan) maka setiap bulan harus dilakukan perhitungan fisik persediaan
barang.
Bayangkan waktu yang dihabiskan jika persediaan yang jumlahnya banyak dan penyusunan
laporan keuangan juga akan terlambat.
Tidak dilibatkan mutasi persediaan dalam buku, menjadikan metode ini sangat sederhana
pada saat pembeian atau pada saat mencatat penjualan.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan
sebagai selisih dari keseluruhan usaha yang didalam usaha itu terdapat
tertentu.
Investment Capital).
sebelumnya atau dengan laba perusahaan lain pada industri yang sama.
Yang termasuk unsur laba adalah peristiwa atau perubahan nilai yang
periodik berjalan
11
DAFTAR PUSTAKA
Kusuma, Surya 2011. Pengaruh Biaya Operasional dan Biaya Kualitas Terhadap Laba
12