Anda di halaman 1dari 29

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN METHODIST eISSN : 2599-1175

Volume 5 No.1, 2021, 123-151 ISSN : 2599-0136

PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, KEBIJAKAN DIVIDEN,


DAN KEBIJAKAN MODAL TERHADAP PROFITABILITAS
PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG
KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA

Wesly A. Simanjuntak, Dompak Pasaribu, Parlindungan M.H. Tobing

Universitas Methodist Indonesia


wesly.juntak@yahoo.com, yoh022002@yahoo.com, tobingp6@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh karakteristik kebijakan hutang, kebijakan
dividen, dan kebijakan modal terhadap profitabilitas. Jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 75 perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) untuk periode 2016-2018. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Teknik
sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Data analisis dengan menggunakan model
regresi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, kebijakan dividen berpengaruh terhadap
profitabilitas, dan kebijakan modal berpengaruh terhadap profitabilitas, serta kebijakan hutang,
kebijakan dividen, dan kebijakan modal secara bersama-sama berpengaruh terhadap
profitabilitas.

Kata kunci: Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Kebijakan Modal, dan Profitabilitas

PENDAHULUAN Untuk mencapai tujuannya,

Latar Belakang pengelolaan perusahaan harus dilakukan

Perusahaan adalah organisasi yang dengan baik supaya mampu bersaing dengan

didirikan oleh seseorang atau sekelompoko perusahaan yang lain. Wujud dari

rang yang merupakan tempat berkumpulnya pengelolaan perusahaan yang baik dapat

sumber daya yang diperlukan untuk dilihat dari kinerja perusahaan. Kinerja

melakukan kegiatan produksi dan distribusi perusaahaan salah satunya dapat dinilai

guna memenuhi kebutuhan manusia. melalui pertumbuhan laba. Apabilakinerja

Kegiatan produksi dan distribusi umumnya perusahaan baik maka pertumbuhan laba

dilakukan untuk memperoleh keuntungan meningkat, begitu juga sebaliknya apabila

atau laba. kinerja perusahaan tidak baik maka

pertumbuhan laba akan menurun.

123
Oktober Simanjuntak, dkk.

Perusahaan membutuhkan suatu Dalam menjalankan misinya setiap

bentuk alat komunikasi yang memberikan perusahaan selalu diarahkan pada pencapaian

informasi tentang kondisi perusahaan untuk tujuan yang telah ditentukan. Tujuan utama

dapat menjaga efektivitas dan efisiensi perusahaan adalah untuk memaksimalkan

kinerja keuangannya. Laporan keuangan laba perusahaan. Salah satu cara untuk

merupakan salah satu sumber informasi mencapai tujuan perusahaan adalah dengan

penting bagi perusahaan di samping sumber- meningkatkan profitabilitas perusahaan

sumber informasi lainnya. Laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu Profitabilitas sudah

pada dasarnya merupakan hasil akhir dari menjadi kriteria utama dalam menentukan

kegiatan akuntansi. Hasil kegiatan tersebut kinerja keuangan pada perusahaan.

umumnya memiliki keterbatasan serta Profitabilitas adalah kemampuan dari

disusun berdasarkan yang telah baku dan perusahaan dalam memperoleh laba melalui

umumnya tidak keseluruhan dapat dipahami keseluruhan kemampuan dan sumber yang

oleh pihak-pihak yang tidak memahami ada seperti penjualan, kas, modal, jumlah

tentang akuntansi. Oleh sebab itu makna karyawan, jumlah cabang dan sebagainya

yang dimaksud dalam laporan keuangan (Riyanto, 2011).

harus disimpulkan melalui analisis terhadap Pada dunia bisnis profitabilitas

laporan keuangan sehingga dapat digunakan memiliki peran penting dalam struktur dan

sebagai alat bantu bagi pihak yang pengembangan perusahaan karena dapat

memerlukan. Untuk mendapatkan gambaran mengukur kinerja dan keberhasilan

tentang posisi keuangan dan perkembangan perusahaan. Semakin tinggi tingkat

perusahaan perlu sekali setiap perusahaan profitabilitas maka kinerja perusahaan

melakukan analisis rasio sehingga akan semakin baik. Salah satu indikator

tergambarkan kondisi perusahaan secara profitabilitas adalah Return On Asset (ROA).

komperhensif.

124
Oktober Simanjuntak, dkk.

Return On Asset (ROA) mengukur dapat mengurangi jumlah pembayaran pajak

kinerja keuangan dan mengukur efektivitas karena beban bunga tetap yang ditimbulkan

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari utang berbeda dengan pembayaran

dengan memanfaatkan total aktiva yang deviden yang tidak dapat mengurangi

dimiliki. Semakin besar ROA menunjukkan pembayaran pajak (Sibuea, 2012). Namun,

kinerja keuangan semakin baik. Sedangkan penggunaan utang juga mempunyai kerugian

bagi investor akan mendapatkan keuntungan karena timbulnya ancaman akan biaya

berupa dividen atau capital gain dari investasi keagenan dan kebangkrutan. Salah satu rasio

tersebut. Selain itu, investor juga dapat yang digunakan untuk mengukur tingkat

melihat bagaimana manajemen dalam penggunaan utang di perusahaan adalah debt

mengambil keputusan biasanya melihat dari to equity ratio. Debt to equity ratio

kebijakan hutang, kebijakan dividen, dan menunjukkan kemampuan modal sendiri

kebijakan modal. dalam membiayai utang yang dimiliki

Kebijakan utang pada umumnya perusahaan. Selain kebijakan utang, investor

merupakan kebijakan yang diambil oleh juga memperhatikan kebijakan dividen yang

pihak manajemen untuk dapat membiayai dibuat oleh pihak perusahaan. Kebijakan

kegiatan operasional perusahaannya. Pada Dividen secara umum perusahaan berusaha

umumnya, pendanaan melalui utang akan mengembangkan bisnisnya untuk

meningkatkan tingkat pengembalian yang memperoleh laba. Salah satu indikator

diharapkan dari suatu investasi, tetapi utang berkembangnya perusahaan dapat diketahui

juga meningkatkan tingkat risiko dari dari laba perusahaan. Pencapaian laba yang

investasi tersebut bagi para pemilik tinggi merupakan tujuan utama didirikannya

perusahaan, yaitu para pemegang sahamnya. sebuah perusahaan. Dividen kas merupakan

Penggunaan utang dalam sumber distribusi dividen tunai yang dilakukan

pendanaan mempunyai manfaat, seperti

125
Oktober Simanjuntak, dkk.

perusahaan terhadap pemegang saham Setiap perusahaan mempunyai

(Sutrisno,2007:266). kebijakan yang berbeda dalam memutuskan

Menurut Riyanto (2011:269) pembayaran dividen kepada pemegang saham

Kebijakan dividen merupakan suatu dividen merupakan dana yang dibagikan

pembuatan keputusan dalam menentukan kepada pemegang saham atas keputusan yang

suatu besarnya laba bersih sesudah pajak diambil oleh manajemen perusahaan yang

yang dibagikan sebagai dividen kepada sering disebut dengan dividen kas (cash

pemegang saham. Pembagian dividen dividend). Perusahaan dapat menetukan

merupakan aktivitas yang dilakukan oleh seberapa besar persentase pembagian dividen

beberapa perusahaan. Kebijakan dividen yang dibagikan kepada pemegang saham.

yang dapat digunakan sarana guna Peningkata dividen yang dibagikan kepada

menginformasikan prestasi prospek pemegang saham merupakan sinyal kepada

perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, maka pasar dan investor terhadap kondisi atau

pasar akan bereaksi terhadap bagaimana kemampuan perusahaan.

suatu perusahaan dalam mengumumkan Pada dasarnya setiap perusahaan akan

dividen yang menunjukkan reaksi pasar melakukan berbagai aktivitas untuk

mengenai pandangan prospek perusahaan di mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

masa yang akan datang. Perusahaan dapat Setiap aktivitas yang dilakukan oleh

menggunakan kebijakan dividen dalam perussahaan selalu memerlukan dana, baik

pembagian dividen. Kebijakan dividen yang untuk membiayai kegiatan operasional

dapat dilakukan oleh perusahaan antara lain sehari-hari maupun untuk membiayai

yaitu kebijakan dividen yang stabil, investasi jangka panjangnya. Dana yang

kebijakan dividen yang dividend payout ratio diguanakan untuk melangsungkan kegiatan

tetap, serta kebijakan dividen yang fleksibel. operasional sehari-hari disebut modal kerja.

126
Oktober Simanjuntak, dkk.

Modal kerja dibutuhkan oleh setiap dialokasikan kembali untuk membiayai

perusahaan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan. Untuk dapat menentukan

operasinya sehari-hari, dimana modal kerja jumlah modal kerja yang efisien, telebih

yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dahulu diukur dari elemen-elemen modal

dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan kerjanya. Modal kerja sangat erat kaitannya

dalam waktu yang pendek melalui hasil dengan keuntungan atau tingkat profitabilitas

penjualan produksinya. Modal kerja yang perusahaan.Dalam penelitian ini berfokus

berasal dari penjualan produk tersebut akan pada perusahaan sektor industri barang

segera dikeluarkan lagi untuk membiayai konsumsi.

kegiatan operasional selanjutnya.


Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Mengingat pentingnya Kebijakan
Adapun tujuan penelitian sebagai
Modal Kerja dalam perusahaan, manajemen
berikut :
keuangan harus dapat merencanakan dengan
1. Untuk mengetahui pengaruh Kebijakan
baik besarnya jumlah modal kerja yang tepat
Hutang terhadap Profitabilitas pada
dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Perusahaan Sektor Industri Barang
Kebijakan Modal adalah investasi total
Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
perusahaan pada aktiva lancar atau aktiva
Indonesia.
yang diharapkan dapat dikonversi menjadi
2. Untuk mengetahui pengaruh Kebijakan
kas dalam waktu satu tahun atau kurang dari
Dividen terhadap Profitabilitas pada
satu tahun (Keown et al, 2010).
Perusahaan Sektor Industri Barang
Modal kerja yang digunakan
Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
diharapkan dapat kembali masuk dalam
Indonesia.
waktu jangka pendek melalui penjualan. Hal
3. Untuk mengetahui pengaruh Kebijakan
ini dikarenakan modal kerja akan berputas
Modal terhadap Profitabilitas pada
secara terus menerus setiap periodenya dapat
Perusahaan Sektor Industri Barang

127
Oktober Simanjuntak, dkk.

Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek penelitian-penelitian selanjutnya terutama

Indonesia. bagi penelitian yang berkaitan dengan

4. Untuk mengetahui pengaruh Kebijakan faktor yang mempengaruhi profitabilitas

Hutang, Kebijakan Dividen, Kebijakan perusahaan.

Modal secara simultan terhadap 4. Bagi penulis sebagai menambah

Profitabilitas pada Perusahaan Sektor pengetahuan dan keterampilan teori dan

Industri Barang Konsumsi yang terdaftar praktik khususnya mengenai ratio-ratio

di Bursa Efek Indonesia. keuangan terhadap profitabilitas

perusahaan.
Dengan dilakukannya penelitian ini,

penulis berhadap agar hasil yang diperoleh

dapat memberikan manfaat antara lain : TINJAUAN PUSTAKA

1. Bagi investor hasil penelitian ini Signalling Theory

Signalling Theory menyatakan bahwa


diharapkan dapat digunakan sebagai
perusahaan yang mampu menghasilkan
bahan pertimbangan untuk mengambil
keuntungan cenderung meningkatkan
keputusan investasi yang dilakukan pada
utangnya karena tambahan bunga yang
saham perusahaan yang terdaftar di Bursa
dibayarkan akan diimbangi dengan laba
Efek Indonesia.
sebelum pajak (Sudana, 2011:156)
2. Bagi Perusahaan hasil penelitian ini
Teori signalling menjelaskan jika
diharapkan dapat digunakan sebagai
manajer memiliki keyakinan bahwa prospek
bahan pertimbangan dan sarana bagi
perusahaan baik dan secara insentif
perusahaan dalam mengambil kebijakan
melaporkan informasi-informasi kepada
atau keputusan.
pasar modal secara sukarela. Selain berguna
3. Bagi peneliti berikutnya hasil penelitian
untuk kesinambungan dengan para investor
ini diharapkan dapat digunakan sebagai
secara tidak langsung informasi-informasi
bahan bacaan dan referensi dalam

128
Oktober Simanjuntak, dkk.

tersebut menginterpretasikan kinerja menghasilkan laba pada tingkat yang dapat

perusahaan (afryanti Hasanah; Didit diterima. Menurut Wagustini, (2010:76)

Enggariyanto, 2018) profitabilitas merupakan indicator yang

Menurut Brigham dan Houston paling tepat untuk mengukur kinerja suatu

(2011) sinyal adalah suatu tindakan yang perusahaan, karena profitabilitas akan

diambil oleh manajemen perusahaan yang mencerminkan kemampuan perusahaan agar

memberikan petunjuk bagi investor tentang perusahaan mengetahui berapa laba yang

bagaimana manajemen memandang prospek diperoleh dalam suatu periode tertentu.

perusahaan. Jadi, suatu perusahaan dengan Kasmir (2014) menjelaskan bahwa

prospek yang sangat menguntungkan untuk hasil pengukuran dapat dijadikan sebagai alat

menghindari penjualan saham, dan sebagai evaluasi kerja manajemen selama ini, apakah

gantinya menghimpun modal baru yang mereka telah bekerja secara efektif atau tidak.

dibutuhkan dengan menggunakan hutang Kegagalan atau keberhasilan dapat dijadikan

baru meskipun hal ini akan menjadi rasio sebagai bahan acuan untuk perencanaan laba

hutang di atas tingkat sasaran. Jika, suatu ke depan, sekaligus kemungkinan untuk

perusahaan dengan prospek yang tidak menggantikan manajemen yang baru

menguntungkan akan melakukan pendanaan terutama setelah manajemen lama

menggunakan saham dimana artinya mengalami kegagalan. Oleh karena itu,

membawa investor baru masuk untuk berbagi profitabilitas sering disebut sebagai salah

kerugian. satu alat ukur kinerja manajemen. Beberapa

Profitabilitas indicator yang dapat digunakan untuk

Profitabilitas atau bias dikatakan mengukur profitabilitas yaituGross Profit

kemampuan memperoleh laba adalah suatu Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM),

rasio atau indikator yang digunakan untuk Operating Ratio Margin (OPM), Return On

menilai sejauh mana perusahaan mampu Investment (ROI) atau Return On Asset

129
Oktober Simanjuntak, dkk.

(ROA), Return On Equity (ROE), Earning Debt to Equity Ratio merupakan

Per Share (EPS). perbandingan hutang dan ekuitas dalam

Kebijakan Hutang pendanaan perusahaan. Debt to Total Asset

Kebijakan Hutang merupakan Ratiomerupakan rasio total hutang terhadap

kebijakan perusahaan tentang seberapa jauh keseluruhan total aktiva yang dimiliki

sebuah perusahaan menggunakan pendanaan perusahaan.

hutang. Menurut Nainggolan dan Listiadi Kebijakan Dividen

(2014:870) Kebijakan Hutang adalah Menurut Syamsuddin (2011:30)

kebijakan yang dilakukan perusahaan yang Dividen merupakan suatu pembayaran yang

biasa disebut dengan financial leverage. sifatnya permanen atas modal yang

Leverage keuangan adalah praktik diserahkan oleh pemegang saham atau

pendanaan sebagian aktiva perusahaan pemilik perusahaan. Menurut Harmono

dengan sekuritas yang menanggung beban (2014:12) Kebijakan Dividen adalah

pengembalian tetap dengan harapan bias persentase laba yang dibayarkan kepada para

meningkatkan pengembalian akhir bagi pemegang saham dalam bentuk dividen

pemegang saham (Keown et al:121). tunai, penjagaan stabilitas dividen dari waktu

Kebijakan hutang termasuk kebijakan ke waktu, pembagian dividen saham dan

pendanaan perusahaan yang bersumber dari pembelian kembali saham.

eksternal. Penentuan kebijakan hutang ini Menurut Utomo (2009:10) terdapat

berkaitan dengan struktur modal karena beberapa faktor penting yang mempengaruhi

hutang merupakan salah satu komposisi kebijakan dividen yakni :

dalam struktur modal. 1. Kesempatan investasi yang tersedia,

Kebijakan hutang dapat diukur dengan 2. Ketersediaan dan biaya modal alternative,

menggunakan rasio Debt to Equity Ratio

(DER) dan Debt to Total Asset Ratio (DAR).

130
Oktober Simanjuntak, dkk.

3. Preferensi pemegang saham untuk seperti kas, bank, surat-surat berharga,

menerima pendapatan saat ini atau piutang, persediaan dan aktiva lancar lainnya.

menerimanya di masa yang akan datang Perputaran modal kerja mengukur

Kebijakan dividen dalam penelitian ini efektivitas pengguna aktiva lancar untuk

diukur menggunakan indikator Dividend menghasilkan penjualan. Perputaran modal

Payout Ratio (DPR). DPR yang semakin kerja diukur dengan ratio Working Capital

tinggi akan menguntungkan para investor Turnover yang berdasarkan perbandingan

tetapi dari pihak perusahaan akan penjualan yang dihasilkan dengan aktiva

memperlemah internal financial karena lancar.

memperkecil laba ditahan, tetapi sebaliknya, Menurut Riyanto (2008) Working

DPR yang semakin kecil akan merugikan Capital Turnover adalah rasio aktivitas yang

para pemegang saham (investor tetapi mengukur hubungan antara penjualan dengan

internal financial perusahaan semakin kuat jumlah modal kerja rata-rata. Perputaran

(Jossie, Rustam Hidayat, Achmad Husaini, modal kerja yang rendah menunjukkan

2013:163). adanya kelebihan modal kerja yang mungkin

Kebijakan Modal disebabkan rendahnya perputaran

Menurut Fahmi (2013) modal kerja persediaan, piutang, atau adanya saldo kas

adalah investasi sebuah perusahaan pada yang terlalu besar.

aktiva-aktiva jangka pendek-kas, surat-surat

berharga, persediaan dan piutang. Menurut Pengembangan Hipotesis

Kasmir (2008) modal kerja adalah modal 1. Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap

yang digunakan untuk melakukan kegiatan Profitabilitas

operasi perusahaan. Modal kerja diartikan Perusahaan yang memiliki DER tinggi

sebagai investasi yang ditanamkan dalam cenderung memiliki ROA yang rendah.

aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, Sebaliknya perusahaan yang memiliki DER

131
Oktober Simanjuntak, dkk.

yang rendah cenderung memiliki ROA yang 2. Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap

tinggi. Harahap (2010:303), DER Profitabilitas

menggambarkan sampai sejauh mana modal Kebijakan dividen perusahaan

pemilik dapat menutupi hutang-hutang menjadi sarana untuk memberikan

kepada pihak luar. Semakin kecil DER maka informasikepada pasar atau investor

semakin baik. mengenai keadaan keuangan perusahaan. Ini

Untuk keamanan pihak luar rasio mendukung teori pengisyaratan atau

terbaik jika modal lebih besar dari pada signaling theory. Suhadak dan Darmawan

jumlah hutang atau minimal sama. Nilai DER (2011) menyatakan naiknya pembayaran

yang tinggi berpengaruh terhadap perolehan dividen oleh perusahaan kepada investor

ROA yaitu menyebabkan perolehan nilai dianggap sebagai berita baik karena

ROA perusahaan menjadi rendah. Hal ini mengindikasikan kondisi dan prospek

disebabkan oleh pembayaran biaya-biaya perusahaan dalam keadaan yang baik,

yang timbul akibat hutang atau pinjaman sehingga mengakibatkan direaksi positif

yang lebih besar. Laba perusahaan yang oleh investor.

menurun menyebabkan nilai ROA menjadi H2 :KebijakanDividen berpengaruh

rendah. Penelitian ini mendukung penelitian positif terhadap Profitabilitas

yang dilakukan oleh Endah Dewi 3. Pengaruh Kebijakan Modal Terhadap

Purnamasari memperoleh bahwa Debt to Profitabilitas

equity ratio berpengaruh terhadap Hasanah dan Setyawan (2020) suatu

profitabilitas. perusahaan memiliki modal kerja yang tinggi

H1 :KebijakanHutangberpengaruh maka akan memungkinkan lancarnya

positif terhadap Profitabilitas kegiatan operasional dalam suatu

perusahaan. Modal kerja yang positif dan

132
Oktober Simanjuntak, dkk.

efektif secara tidak langsung dapat kepada pihak luar. Semakin kecil DER maka

meningkatkan profitabilitas perusahaan. semakin baik. Kebijakan dividen perusahaan

Birgham dan Houston (2006) menjadi sarana untuk memberikan

menyatakan bahwa modal kerja sangat informasikepada pasar atau investor

berpengaruh terhadap keberlangsungan mengenai keadaan keuangan perusahaan. Ini

hidup suatu perusahaan. Modal kerja adalah mendukung teori pengisyaratan atau

investasi perusahaan pada aktiva jangka signaling theory. Suhadak dan Darmawan

pendeknya seperti kas, sekuritas, persediaan, (2011) menyatakan naiknya pembayaran

dan piutang. (Sapetu, et al, 2017) dividen oleh perusahaan kepada investor

Profitabilitas menjadi ukuran yang dianggap sebagai berita baik karena

digunakan manajemen dalam mengendalikan mengindikasikan kondisi dan prospek

modal kerja secara efisien. perusahaan dalam keadaan yang baik,

H3 :KebijakanDividen berpengaruh sehingga mengakibatkan direaksi positif oleh

positif terhadap Profitabilitas investor. Hasanah dan Setyawan (2020) suatu

4. PengaruhSimultan,Kebijakan Hutang, perusahaan memiliki modal kerja yang tinggi

Kebijakan Dividen, maka akan memungkinkan lancarnya

Kebijakan Modal, Terhadap kegiatan operasional dalam suatu

Profitabilitas perusahaan. Modal kerja yang positif dan

Perusahaan yang memiliki DER tinggi efektif secara tidak langsung dapat

cenderung memiliki ROA yang rendah. meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Sebaliknya perusahaan yang memiliki DER H4 : KebijakanDividen berpengaruh

yang rendah cenderung memiliki ROA yang positif terhadap Profitabilitas

tinggi. Harahap (2010:303), DER

menggambarkan sampai sejauh mana modal

pemilik dapat menutupi hutang-hutang

133
Oktober Simanjuntak, dkk.

Kerangka Berpikir Variabel Independen dalam penelitian ini

yaitu :
Kebijakan
Hutang 𝑯𝟏
a. Kebijakan Hutang

Kebijakan 𝑯𝟐
Kebijakan hutang pada umumnya
Profitabililtas
Dividen
merupakan kebijakan yang diambil oleh
Kebijakan 𝑯𝟑
Modal pihak manajemen untuk dapat membiayai
𝑯𝟒
kegiatan operasional perusahaanya.

METODE PENELITIAN Kebijakan hutang dapat diukur dengan Debt

Jenis dan Sumber Data to Equity Ratio (DER). Adapun rumus untuk

Jenis penelitian yang digunakan peneliti menghitung DER adalah :

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
adalah pendekatan digunakan kuantitatif. 𝐷𝐸𝑅 =
𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
Data yang digunakan dalam penelitian ini b. Kebijakan Dividen
adalah data sekunder. Data yang digunakan Kebijakan Dividen adalah keputusan
merupakan data laporan tahunan perusahaan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan
sektor industri barang konsumsi tahun 2015- dibagikan kepada pemegang saham sebagai
2019. Sumber data www.idx.co.id & dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba
www.idnfinancials.com. ditahan guna pembiayaan investasi dimasa
Variabel Penelitian datang. Kebijakan dividen merupakan
Variabel dependen dalam penelitan ini adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
Profitabilitas. Profitabilitas merupakan perusahaan akhir tahun akan dibagi kepada
kemampuan perusahaan dalam memperoleh pemegang saham dalam bentuk dividen atau
keuntungan atau laba selama periode tertentu akan ditahan untuk menambah modal guna
rasio profitabilitas pembiayaan investasi dimasa yang akan
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑂𝐴 = × 100% datang. Adapun rumus untuk menghitung
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

DPR (Dividend Payout Ratio) adalah :

134
Oktober Simanjuntak, dkk.

dalam penelitian ini adalah metode analisis

𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 (𝐷𝑃𝑆) statistik dengan bantuan software SPSS.


𝐷𝑃𝑅 =
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 (𝐸𝑃𝑆)
Sebelum dianalisis, penelitian terdahulu
c. Kebijakan Modal
melakukan uji asumsi klasi yang kemudian
Kebijakan modal kerja merupakan
diteruskan dengan melakukan pengujian
strategi yang diterapkan oleh perusahaan
hipotesis.
dalam rangka memenuhi kebutuhan modal
1. Uji Normalitas
kerja dengan berbagai alternatif sumber dana.
Menurut Ghozali (2016:154) uji
Adapun rumus untuk menghitung Kebijakan
normalitas bertujuan untuk menguji apakah
Modal Kerja adalah :
dalam model regresi, variabel pengganggu
Penjualan Neto
𝑊𝐶𝑇 =
Aktiva Lancar − Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
atau residual memiliki distribusi normal. Uji
Teknik Analisis Data
normalitas dilakukan dengan metode
Metode Analisis Deskriptif
Kolgomorov-smirnov yaitu :
Metode analisis deksriptif adalah suatu
1. Jika angka signifikan (sig) ≥ 0,05 maka
metode analisis dimana data-data yang
data berdistribusi normal.
dikumpulkan, diklasifikasi, dianalisis, dan
2. Jika angka signifikan (sig) ≤ 0,05 maka
diinterpretasikan secara objektif sehingga
data tidak berdistribusi normal.
memberikan informasi dan gambaran
2. Uji Multikolonieritas
mengenai topik yang dibahas.
Menurut Ghozali (2016:103) uji
Uji Asumsi Klasik
multikolinieritas bertujuan untuk menguji
Suatu metode dapat dikatakan baik
apakah model regresi ditentukan adanya
ketika memenuhi standar tertentu sehingga
toleransi antar variabel bebas (independen).
dapat memperoleh hasil penelitian yang
Jika variabel independen saling berkolerasi
relevan dengan apa yang terjadi sebenarnya
maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
dilapangan. Metode analisis yang digunakan
Variabel Ortogonal adalah variabel

135
Oktober Simanjuntak, dkk.

independen yang nilai korelasi antar sesama 4. Uji Autokolerasi

variabel independen sama dengan nol. Uji Uji Autokolerasi bertujuan untuk

multikolinieritas dapat dideteksi dengan menguji apakah suatu model regresi linear

menggunakan nilai tolerance dan Variance ada kolerasi antara kesalah pengganggu pada

Inflaction Factor (VIF). Tolerance mengukur periode t dengan kesalahan pada periode t-

variabel bebas yang dipilih dan tidak 1(sebelumnya. Maksud korelasi dengan diri

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. sendiri adalah bahwa nilai variabel dependen

Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan tidak berhubungan dengan nilai variabel itu

nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance). sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau

Nilai cutoff yang umum dipakai untuk nilai periode sesudahnya (Santoso dan

menunjukkan adanya multikolinieritas Ashari, 2008:240). Menurut Juliadi

adalah nilai tolerance > 0,10 atau sama (2010:178) uji autokorelasi yang dilakukan

dengan VIF dibawah 10. dalam pengujian Durbin Watson (DW)

3. Uji Heteroskedastisitas sebagai berikut :

Menurut Ghozali (2016:134) uji 1. Jika nilai DW dibawah -2 berarti

heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah terjadi autokorelasi positif

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan 2. Jika nilai DW berada diantara -2

variance dari residual satu pengamatan yang sampai dengan +2 berarti tidak terjadi

lain tetap. Model regresi yang baik adalah autokorelasi

yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi Jika nilai DW diatas +2 berarti terjadi

heteroskedastisitas. Grafik plot yaitu cara autokorealasi negative.

untuk mendeteksi ada atau tidaknya 5. Analisis Regresi Linear Berganda

heroskedastisitas. Analisis regresi bertujuan untuk

mengunkur kekuatan hubungan antara dua

variabel atau lebih serta menunjukkan arah

136
Oktober Simanjuntak, dkk.

hubungan antar variabel dependen dengan DPR = Dividend Payout Ratio (Kebijakan
Dividen)
variabel independen yang digunakan. Hasil

analisis regresi adalah berupa koefisien WCT= Working Capital Turnover


(KebijakanModal)
regresi untuk masing-masing variabel

idependen. Koefisien ini diperoleh dengan e = Error term

cara memprediksi nilai variabel dependen Pengujian Hipotesis

dengan suatu persamaan. Pengujian ini dilakukan untuk

Analisis regresi linier berganda pada mengetahui adakah pengaruh Kebijakan

penelitian ini digunakan untuk mengetahui Utang, Kebijakan Dividen, dan Kebijakan

pengaruh Kebijakan Hutang, Kebijakan Modal terhadap Profitabilitas Untuk menguji

Dividen, Kebijakan Modal terhadap pengaruh variabel independen (X) terhadap

Profitabilitas pada perusahaan sektor dependen (Y) baik secara parsial maupun

konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek secara bersama-sama dilakukan dengan Uji

Indonesia periode 2015-2019. Persamaan statistik (t-test), Uji F-Statistik, dan Koefisien

model regresi dalam penelitian ini adalah Determinan (R2).

sebagai berikut: 1. Uji-T (Parsial)

Menurut Ghozali (2016), uji t pada dasar


ROA = α + β1DERi.t + β2DPRi.t +
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
β3WCTi.t + e
variabel independen secara individual dalam
Dimana :
menerangkan variabel dependen. Uji statistik
ROA= Return On Asset (Profitabilitas) inilah yang digunakan untuk menguji

α = Konstanta hipotesis penelitian. Pengujian dilakukan

dengan menggunakan signifikansi level 0,05


β1-β3 = Koefisien regresi
(α =5%). Kriteria yang digunakan ialah :
DER = Debt Equity Ratio (KebijakanHutang)

137
Oktober Simanjuntak, dkk.

1. Jika thitung > ttabel dan nilai signifikan < korelasi nol mengartikan bahwa tidak atau

0,05 maka secara parsial variabel tidak menentunya hubungan dua variabel.

independen berpengaruh terhadap Besarnya koefisien determinasi adalah 0

variabel dependen. sampai 1. Semakin mendekati nol, maka

2. Jika thitung < ttabel dan nilai signifikan > semakin kecil pula pengaruh semua variabel

0,05 maka secara parsial variabel independen terhadap nilai variabel dependen.

independen tidak berpengaruh terhadap Sedangkan jika koefisien determinasi

variabel dependen. mendekati satu maka dapat dikatakan

2. Uji-F (Simultan) semakin kuat model tersebut menerangkan

Pengujian ini digunakan untuk variasi variabel independen terhardap

mengetahui pengaruh variabel independen variabel dependen.

terhadap variabel dependen secara bersama 3. Koefisien Determinan (R2)

atau simultan. Pengujian dilakukan dengan Menurut Khurniaji (2013) nilai R2 yang

menggunakan signifikansi level 0,05 (α kecil berarti kemampuan variabel- variabel

=5%). Kriteria yang digunakan ialah : independen dalam menjelaskan variasi

1. Jika Fhitung > Ftabel dan nilai signifikan < variabel dependen terbatas. Hasil korelasi

0,05 maka secara simultan variabel positif mengartikan bahwa semakin besar

independen berpengaruh terhadap nilai variabel 1 menyebabkan semakin besar

variabel dependen. pula nilai variabel 2.

2. Jika Fhitung < Ftabel dan nilai signifikan > HASIL DAN PEMBAHASAN

0,05 maka secara simultan variabel Uji Statistik Deskriptif


Tabel 1. Statistik Deskriptif
independen tidak berpengaruh terhadap
Descriptive Statistics
Std.
variabel dependen. Mini Maxi Mea Devia
N Mum mum n tion
Korelasi negatif mengartikan bahwa DER 75 .08 2.91 .721 .63333
1
makin besar nilai variabel 2. Sedangkan DPR 75 .04 1.51 .515 .31127
6

138
Oktober Simanjuntak, dkk.

Descriptive Statistics adalah sebesar 0.200 yakni lebih besar


Std.
Mini Maxi Mea Devia dibandingkan tingkat signifikansi yakni 0.05
N Mum mum n tion
WCT 75 -14.92 35.48 2.93 7.46978 sehingga dapat disimpulkan bahwa data
44
ROA 75 1.38 52.67 15.3 12.2536
berdistribusi normal.
703 1
Valid N 75
(listwise) 2. Uji Multikoloniearitas
Sumber: data diolah dengan SPSS 25
Tabel 3. Hasil Uji Multikolonieritas
Dari tabel 1.Statistik Deskriptif Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
diketahui bahwa terdapat sebanyak 75 data 1 (Constant) 4.487
DER .908 1.102
(N) dari 15 sampel perusahaan sektor industri DPR .810 1.235
WCT .744 1.344
a. Dependent Variable: ROA
barang konsumsi. Secara umum data DER,
Sumber: Data diolah dengan SPSS 25
DPR, dan ROA bersitribusi normal

sedangkan data WCT kurang berdistribusi Dari Tabel diatas diketahui bahwa nilai

normal yaitu standar deviasinya lebih besar VIP masing-masing variabel independen

dari nilai meannya. lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance masing-

masing lebih besar dari 0.10. dapat


Uji Asumsi Klasik
disimpulkan bahwa tidak terjadi
1. Uji Normalitas
Tabel 2. Uji Kolmogrov-Smirnov multikolonieritas didalam penelitian ini

sehingga data ini layak digunakan untuk

estimasi.

3. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 1. Uji Herteroskedastisitas

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa

nilai signifikansi uji Kolmogrov-Smirnov Sumber: Data diolah dengan SPSS 25

139
Oktober Simanjuntak, dkk.

Standar
Dari gambar diatas, terlihat bahwa tidak dized
Unstandardized Coeffici
terdapat pola yang begitu jelas dikarenakan
Coefficients ents

titik-titik menyebar diatas, dibawah, dan Model B Std. Error Beta T Sig.
DPR 17,93 2,758 ,456 6,502 ,000
disekitar angka 0 pada sumbu Y, maka dapat 2
WCT -,695 ,120 ,423 -5,794 ,000
disimpulkan bahwa data dalam penelitian
a. Dependent Variable: ROA
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model Sumber: Data diolah dengan SPSS 25

regresi yang digunakan. Dari tabel berikut, maka dapat dibuat

persamaan regresi linier berganda sebagai

4. Uji Autokolerasi berikut:


Model Summaryb
ROA = 4.487 + 5.098DPR + 17.932DPR –
Model R R Square Adjusted Std. Error Durbin-
R Square of the Watson
0.695WCT + e
Estimate

1 ,847a ,718 ,706 6,64551 1,311

a. Predictors: (Constant), WCT, DER, DPR


Hasil persamaan regresi diatas dapat
b. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data diolah dengan SPSS 25
dinterpretasikan sebagai berikut :
Berdasarkan tabel diatas, tampak nilai
Dalam koefisien regresi diatas, konstanta
Durbin-Watson Sebesar 0.701 terletak
adalah sebesar 4.487 hal ini berarti jika tidak
diantara -2 sampai +2 yang artinya tidak
ada pada variabel independen yaitu
terjadi autokolerasi.
Kebijakan Hutang (DER), Kebijakan

5. Analisis Regresi Linier Berganda Dividen (DPR), dan Kebijakan Modal


Tabel 4.
(WCT) maka variabel dependen yaitu
Standar
dized Profitabilitas (ROA) adalah senilai 4.487.
Unstandardized Coeffici
Coefficients ents
Nilai koefisien DPR sebesar +5.098 artinya
Model B Std. Error Beta T Sig.
apabila naik 1% maka Profitabilitas (ROA)
1 (Con 4,487 2,066 2,172 ,033
stant) akan turun sebesar 5.098 dengan asumsi
DER 5,098 1,280 ,263 3,982 ,000
bahwa variabel lainnya adalah konstan. Nilai

140
Oktober Simanjuntak, dkk.

koefisien DPR sebesar +17.932 artinya negatif yaitu 17,932 dan dinyatakan

apabila naik 1% maka Profitabilitas (ROA) signifikan karena diperoleh signifikansi

akan turun sebesar 17,932 dengan asumsi (sig) 0,000 < 0,05. Dengan dimikian dapat

bahwa variabel lainnya adalah konstan. Nilai dinyatakan bahwa Kebijakan Dividen

koefisien WCT sebesar -0.695 artinya (DPR) berpengaruh positif dan signifikan

apabila naik 1% maka Profitabilitas (ROA) terhadap Profitabilitas (ROA).

akan turun sebesar 0.695 dengan asumsi c. Variabel Kebijakan Modal (WCT)

bahwa variabel lainnya konstan. memiliki nilai thitung < ttabel, yaitu −5,794 <

Pengujian Hipotesis 1,99394 dan dinyatakan berpengaruh

Hasil Uji-t (Parsial) negatif karena angka koefisiena beta

Dari tabel 4. dapat diketahui bahwa bertanda negatif yaitu -0,695 dan

a. Kebijakan Hutang (DER) memiliki nilai dinyatakan signifikan karena diperoleh

thitung> ttabel, yaitu 3,982 > 1,99394 dan signifikansi (sig) 0,000 < 0,05. Dengan

dinyatakan berpengaruh positif karena demikian dapat dinyatakan bahwa

angka koefisien beta tidak bertanda Kebijakan Modal (WCT) berpengaruh

negatif yaitu 5,098 dan dinyatakan negatif dan signifikan terhadap

signifikan karena diperoleh signifikansi Profitabilitas.

(sig) 0,000 > 0,05. Dengan demikian dapat Hasil Uji-F (Simultan)
Tabel 5. Uji-F
dinyatakan bahwa Kebijakan Hutang
ANOVAa
(DER) berpengaruh positif dan signifikan Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
terhadap Profitabilitas (ROA). 7975,610
1 Regression 3 2658,537 60,19 ,000b
9
b. Kebijakan Dividen (DPR) memiliki nilai
Residual 3135,556 71 44,163

thitung > ttabel, yaitu 6,502 > 1,99394 dan Total 11111,16 74
6
dinyatakan berpengaruh positif karena
nt Variable: ROA

angka koefisien beta tidak bertanda s: (Constant), WCT, DER, DPR


Sumber: Data diolah dengan SPSS 25

141
Oktober Simanjuntak, dkk.

sebesar 28,2% dipengaruhi oleh faktor-


Dari tabel diatas, diketahui bahwa
faktor lain.
nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0,05 dan

nilai Fhitung > Ftabel yaitu 60,199 > 2,73


Pembahasan Hasil Penelitian
maka dapat disimpulkan bahwa
Pengaruh Kebijakan Hutang (DER)
Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen,
Terhadap Profitabilitas (ROA)
Kebijakan Modal secara simultan
Hasil pengujian hipotesis pertama
berpengaruh terhadap Profitabilitas.
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) variabel Kebijakan Hutang berpengaruh


Tabel 6. Uji (R2)
terhadap Profitabilitas. Hal ini
Model Summaryb
Std. Error ditunjukkan dengan besarnya t senilai
Mod R Adjusted of the Durbin-
el R Square R Square Estimate Watson 3,982 dan signifikansi (sig.) sebesar
1 ,847a ,718 ,706 6,64551 1,311
0,000 sehingga nilainya lebih kecil dari
a. Predictors: (Constant), WCT, DER, DPR
b. Dependent Variable: ROA taraf signifikansi 0,05 yang berarti
Sumber: Data diolah dengan SPSS 25
hipotesis 1 diterima.
Dari tabel diatas nilai koefisien Debt to Equity Ratio merupakan
determinasi terletak pada kolom R- kemampuan perusahaan dalam
Square. Diperoleh nilai koefisien memenuhi kewajiban-kewajibannya
determinasi sebesar 0,718. Nilai tersebut dengan melalui modal sendiri yang
mengindikasikan bahwa seluruh variabel dimiliki oleh perusahaan tersebut.
bebas yakni Kebijakan Hutang, Apabila Debt to Equity Ratio meningkat,
Kebijakan Dividen, Kebijakan Modal maka ROA akan mengalami penurunan
hanya mampu menjelaskan variabel atau sebaliknya. Hal ini diduga
Profitabilitas sebesar 71,8% dan sisanya disebabkan karena apabila rasio utang

meninggi, maka tingkat beban bunga juga

142
Oktober Simanjuntak, dkk.

akan meningkat, hal ini akan mengurangi Pengaruh kebijakan Dividen (DPR)

keuntungan yang diperoleh perusahaan. terhadap Profitabilitas (ROA)

Semakin tinggi Debt to Equity Ratio Hasil pengujian hipotesis kedua dalam

menunjukkan semakin tinggi penggunaan penelitian menunjukkan bahwa Kebijakan

kewajiban sebagai sumber pendanaan Dividen berpengaruh terhadap Profitabilitas.

perusahaan. Hal ini dapat menimbulkan Hal ini ditunjukkan dengan besarnya t senilai

resiko yang cukup besar bagi perusahaan 6,502 dan signifkansi (sig.) sebesar 0,000

ketika perusahaan tidak mampu sehingga nilainya lebih kecil dari taraf

membayar kewajiban tersebut pada saat signifikansi 0,05 yang berarti hipotesis 2

jatuh tempo. Sehingga akan mengganggu diterima.

kontinuitas operasi perusahaan. Selain Kebijakan dividen perusahaan menjadi

itu, perusahaan akan dihadapkan pada sarana untuk memberikan informasi kepada

biaya bunga yang tinggi sehingga dapat pasar atau investor megenai keadaan

menurunkan laba perusahaan. keuangan perusahaan. Hasil ini mendukung

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori pengisyaratan atau signaling theory,

penelitian yang dilakukan oleh Jenu naiknya pembayaran dividen oleh

Susanti dan Made Dana Saputra perusahaan kepada investor dianggap sebagai

(2015)yang menyatakan bahwa Debt to berita baik karena mengindikasikan kondisi

Equity Ratio berpengaruh signifikan dan prospek perusahaan dalam keadaaan

terhadap Return On Asset (ROA).Namun yang baik, sehingga mengakibatkan direaksi

penelitian ini berbeda dengan penelitian positif oleh investor.

Yanto (2014) dan Tri Wartono (2018) Hasil penelitian ini sejalan dengan

yang menyatakan bahwa Debt to Equity penelitian yang dilakukan Mohammad Nur

Ratio tidak berpengaruh signifikan Fauzi dan Suhadak (2015) dan penelitian

terhadap Return On Asset (ROA). Ajanthan (2013) yang menyatakan bahwa

143
Oktober Simanjuntak, dkk.

kebijakan dividen berpengaruh signifikan diartikan perusahaan sedang kelebihan

dan positif terhadap profitabilitas. Namun modal kerja karena disebabkan

penelitian ini berbeda dengan penelitian rendahnya perputaran persediaan.

Lintang Anugrah Henny (2017) yang Sebaliknya jika perputaran modal kerja

menyatakan bahwa berpengaruh negatif tinggi dan perusahaan semakin efisien

signifikan terhadap profitabilitas. dalam melakukan kegiatan usahannya

maka dapat meningkatkan profitabilitas


Pengaruh Kebijakan Modal (WCT)
perusahaan.
Terhadap Profitabilitas (ROA)
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Hasil pengujian hipotesis ketiga
penelitian Nike Ismiati, Zarah
dalam penilitian ini menunjukkan bahwa
Puspitaningtyas, Ika Sisbintari (2013)
variabel Kebijakan Modal berpengaruh
yang menyatakan bahwa kebijakan modal
terhadap Profitabilitas. Hal ini
berpengaruh negatif signifikan terhadap
ditunjukkan dengan besarnya t senilai -
profitabilitas. Namun penelitian ini
5,794 dan signifikansi (sig.) sebesar
berbeda dengan penelitian Indah Ayu
0,000 sehingga nilainya lebih kecil dari
Felany&SaparilaWorokinasih (2018)
taraf signifikansi 0,05 yang berarti
yang menyatakan bahwa kebijakan modal
hipotesis 3 diterima.
tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
Pengelolahan modal kerja yang
Pengaruh Kebijakan Hutang (DER),
efisien akan berdampak pada kenaikan
Kebijakan Dividen (DPR), dan
ROA, terlihat dari rata-rata perputaran Kebijakan Modal (WCT) terhadap

modal kerja perusahaan makanan dan Profitabilitas (ROA)


Hasil pengujian hipotesis keempat
minuman yang tinggi atau cepat,
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
akibatnya kemampuan perusahaan dalam
varabel kebijakan hutang, kebijakan
menghasilkan laba tinggi. Apabila
dividen, dan kebijakan modal
perputaran modal kerja rendah dapat

144
Oktober Simanjuntak, dkk.

berpengaruh secara simultan terhadap 3. Kebijakan Modal berpengaruh

profitabilitas. Hal ini dapat dilihat dari terhadap Profitabilitas pada

nilai R square pada tabel 4.9 sebesar perusahaan sektor industri barang

0,718. Nilai tersebut menunjukkan bahwa konsumsi yang terdaftar di Bursa

seluruh variabel bebas yakni kebijakan Efek Indonesia periode 2015-2019

hutang, kebijakan dividen, dan kebijakan 4. Kebijakan Hutang. Kebijakan

modal hanya mampu menjelaskan Dividen, dan Kebijakan Modal secara

variabel profitabilitas sebesar 71,8% dan bersama-sama berpengaruh terhdap

sisanya sebesar 28,2% dipengaruhi oleh Profitabilitas pada perusahaan sektor

faktor-faktor lain. industri barang konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia

KESIMPULAN periode 2015-2019.

Berikut adalah kesimpulan yang

dapat diambil : SARAN

1. Kebijkan Hutang tidak berpengaruh Berdasarkan penelitian yang telah

terhadap Profitabilitas pada dilakukan, disadari masih terdapat

perusahaan sektor industri barang banyak keterbatasan. Sehingga saran

konsumsi yang terdaftar di Bursa untuk mengurangi adanya keterbatasan

Efek Indoensia priode 2015-2019. tersebut antara lain :

2. Kebijakan Dividen berpengaruh 1. Penelitian selanjutnya disarankan

terhadap Profitabilitas pada untuk mengembangkan model

perusahaan sektor industri barang penelitian dengan penambahan

konsumsi yang terdaftar di Bursa variabel penelitian yang lain atau

Efek Indonesia periode 2015-2019. mengganti variabel penelitian seperti

variabel dependen.

145
Oktober Simanjuntak, dkk.

2. Penelitian selanjutnya sebaiknya Dian Maulita, I. T. (2018). Pengaruh Debt

memperluas periode pengamatan agar To Equity Ratio (DER), Debt To Asset

dapat lebih menggambarkan kondisi Ratio (DAR), dan Long Term Debt to

Profitabilitas di perusahaan sektor Equity Ratio (LDER) Terhadap

industri barang konsumsi di Indonesia. Profitabilitas (Studi Pada Perusahaan

Manufaktur Sub Sektor Makanan dan

DAFTAR PUSTAKA Minuman Yang Terdaftar Di BEI Periode

Ajanthan, A. (2013). The Relationship 2011-2016). Jurnal Akuntansi, Vol 5 No.

between Dividend Payout and Firm 2, 132-137.

Profitability: A Study of Listed Hotels and


Esana, R., & Darmawan, A. (2017).
Restaurant Companies in Sri Lanka.
Pengaruh Kebijakan Dividen dan
Department of Accounting, Univesity of
Keputusan Investasi Terhadap Nilai
Jaffna.
Perusahaan Serta Dampaknya Terhadap

Barus, A. C., & Leliani. (2013). Analisis Profitabilitas t+1. Jurnal Administrasi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bisnis (JAB) Vol. 50, 201-210.

Profitabiltitas pada Perusahaan


Fauzi, M. N., & Suhadak. (2015). Pengaruh
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Kebijakan Dividen Dan Pertumbuhan
Indonesia. Jurna Wira Ekonomi Mikroskil
Perusahaan Terhadap Struktur Modal dan
Vol. 3, 111-121.
Profitabilitas (Studi Pada Sektor Mining

Bulan, T. P. (2015). Pengaruh Modal Kerja yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada PT. Periode 2011-2013). Jurnal Administrasi

Adira Dinamika Multi Finance Tbk. Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 1, 1-10.

Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol. 4,


Felany, I. A., & Worokinasih, S. (2018).
No. 1, 305-316.
Pengaruh Perputaran Modal Kerja,

146
Oktober Simanjuntak, dkk.

Leverage, dan Likuiditas, terhadap Ismiati, N., Puspitaningtyas, Z., &

Profitabilitas (Studi pada Perusahaan Sub Sisbintari, I. (2013). Pengaruh

Sektor Makanan dan Minuman yang Perputaran Modal Kerja Terhadap

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Profitabilitas Perusahaan Manufaktur

padaTahun 2012-2016). Jurnal Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Administrasi Bisnis (JAB). Tahun 2008-2012. Artikel Ilmiah Hasil

Penelitian Mahasiswa Universitas


Hasanah, A., & Enggariyanto, D. (2018).
Jember.
Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Return On Asset Pada Janifairus, J. B., Hidayat, R., & Husaini,

Perusahaan Manjufaktur Yang Terdaftar A. (2013). Pengaruh Return On Asset,

Di Bursa Efek Indonesia. Journal Of Debt to Equity Ratio, Assets Growth, dan

Applied Managerial Accounting, 2(1), 15- Cash Ratio terhadap Dividen Payout

25. Ratio. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 1,

161-169.
Hasanah, A., & Setyawan, R. (2020).

Analisis Pengaruh Manajemen Modal Lestari, Y. (2017). Pengaruh Modal Kerja

Kerja, Pertumbuhan Penjualan dan Terhadap Profitabilitas Pada Industri

Kebijakan Hutang terhadap Profitabilitas Makanan dan Minuman yang Terdaftar di

Perusahaan. Journal Of Applied Bursa Efek Indonesia. JOM FISIP Vol. 4,

Managerial Accounting, 4(2). 1-13.

Henny, L. A. (2017). Pengaruh Kebijakan Marusya, P., & Magantar, M. (2016).

Dividen, Leverage dan Pertumbuhan Pengaruh Struktur Modal Terhadap

Penjualan Terhadap Profitabilitas Pada Profitabilitas Pada Perusahaan Tobacco

Masa yang Akan Datang. Universitas Manufacturers Yang terdaftar di Bursa

Negeri Surabaya, 1-25. Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2015.

147
Oktober Simanjuntak, dkk.

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Vol. 16, Journal of Business and Banking Vol. 5,

484-492. 51-64.

Mohammad Nur Fauzi, S. (2015). Ruspandi, H., & Asma, R. (2014). Faktor-

Pengaruh Kebijakan Dividen dan Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas

Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Perusahaan Pembiayaan Di Indonesia.

Struktur Modal dan Profitabilitas (Studi Jurnal Wawasan Manajemen Vol. 2, 97-

Pada Sektor Mining Yang Terdaftar di 118.

Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013).


Sapetu, Y., Saerang, I., & Soepeno, &. D.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 24,
(2017, Juni). Pengaruh Manajemen
No. 1, 1-10.
Modal Kerja Terhadap Profitabilitas

Nainggolan, S. D., & Listiadi, A. (2014). Perusahaan (Studi kasus pada perusahaan

Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap food and beverages yang terdaftar di

Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015).

Dividen sebagai Variabel Moderasi. Jurnal EMBA, 1440-1451.

Jurnal Ilmu Manajemen 2.


Sari, R. Y. (2013). Pengaruh Likuiditas,

Nawalani, A. P., & Lestari, W. (2015). Kebijakan Hutang, dan Aktivitas

Pengaruh modal kerja terhadap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan

profitabilitas pada perusahaan food and Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek

beverages di Bursa Efek Indonesia. Indonesia (BEI). Jurnal Kajian

Journal of Business and Banking, 51-64. Manajemen Bisnis, Volume 2, Nomor 2,

73-84.
Nawalani, A. P., & Lestari, W. (2015).

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Sibuea, E. J. (2012). Pengaruh Leverage

Profitabilitas pada Perusahaan Food and Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan

Beverages di Bursa Efek Indonesia. Non Keuangan yang Terdaftar Di Bursa

148
Oktober Simanjuntak, dkk.

Efek Indonesia. Skripsi Sarjana Jurusan Manusia dan Keuangan, Vol. 6, No. 2, 78-

Akuntansi pada Akuntansi pada Fakultas 97.

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


Widiyanti, M., & Bakar, S. W. (2014,

Susanti, J., & Saputra, M. D. (2015). Juni). Pengaruh Working Capital

Pengaruh Working Capital, Firm Size, Turnover, Cash Turnover, Inventory

Debt Ratio, Dan Financial Fixed Asset Turnover, dan Current Ratio Terhadap

Ratio Terhadap Profitabilitas. Jurnal Profitabilitas (ROA) Perusahaan Property

Valid Vol. 12, 379-387. dan Real Estate Yang Terdaftar di BEI.

Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya,


Veronica Reimeinda, S. M. (2016). Analisis
12(2).
Pengaruh Modal Kerja Terhadap

Profitabilitas Pada Industri Yanto, A. (2013). “Pengaruh Current Ratio

Telekomunikasi di Indonesia. Jurnal (CR), Debt To Equity Ratio (DER), dan

Berkala Ilmiah Efisiensi, Vol.16, 207-218. Net Profit Margin (NPM) terhadap Return

On Asset (ROA) pada perusahaan


Wartono, T. (2018). Pengaruh Current (CR)
makanan dan minuman yang terdaftar di
dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap
Bursa Efek Indonesia periode 2007-2013.
Return On Asset (ROA) (Studi pada PT
Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas
Astra Internasional,Tbk). Jurnal Kreatif :
Maritim Ali Haji Tanjungpinang.
Pemasaran, Sumberdaya Manusia dan

Keuangan, 78-97. Yuliati, N. W. (2013). Pengaruh Kebijakan

Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada


Wartono, T. (2018). Pengaruh Current Ratio
Perusahaan Hotel Dan Restoran di Bursa
(CR) Dan Debt to Equity Ratio (DER)
Efek Indonesia. Universitas Udayana,
Terahadap Return On Asset (ROA) (Studi
709-723.
pada PT Astra International, Tbk). Jurnal

KREATIF : Pemasaran, Sumberdaya

149
Oktober Simanjuntak, dkk.

Yulita M, G., Murni, S., & Rogi, M. H. Harahap, S. S. (2010). Anilisis Kritis Atas

(2017). Analisis Pengaruh Leverage Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali

Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Pers.

Manufaktur Sub Industri Food And


Harmono. (2014). Manajemen Keuangan
Beverages Yang Terdaftar Di BEI
Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan
(PERIODE 2012-2015). Jurnal EMBA
Teori, Kasus dan Riset Bisnis. Jakarta: PT.
Vol. 5, 4185-4194.
Bumi Aksara.

Yulita M. Gunde, S. M. (2017). Analisis


Horne, J. C., & Machowicz, J. M. (2009).
Pengaruh Leverage Terhadap
Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan.
Profitabilitas Pada Perusahaan
(D. F. Kwary, Trans.) Jakarta: Salemba
Manufaktur Sub Industri Food and
Empat.
Beverage Yang Terdaftar di BEI (Periode
Kasmir. (2008). Analisis Laporan
2012-2015). Jurnal EMBA Vol.5, 4185-
Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo
4194.
Persada.
Brigham, E. F., & Ehrhardt, M. C. (2005).
Kasmir. (2010). Analisis Laporan Keuangan
Financial Manajemen Theory Practice
Teori Debt to Equity Ratio Cetakan ke 3.
Edisi 11. Sout Western: Cengage
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Learning.
Kasmir. (2010). Pengantar Manajemen
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2006).
Keuangan, Edisi I, Cetakan II. Jakarta:
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Buku
Kencana Prenada Media Group.
1. Jakarta: Salemba Empat.
Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan
Fahmi, I. (2013). Pengantar Manajemen
. Jakarta: Rajawali pers.
Keuangan Teori dan Soal Jawab.

Bandung: Alfabeta.

150
Oktober Simanjuntak, dkk.

Keown, A. J., Martin, J. D., Petty, J. W., & Sutrisno. (2007). Manajemen Keuangan

Scott, D. F. (2010). Manajemen Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:

Keuangan Prinsip dan Penerapan. Ekonisia.

Terjemahan oleh Marcus Prihminto


Syahri, S. (2013). Analisis Atas Laporan
Widodo. Jakarta: Indeks.
Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo

Munawir, S. (2002). Analisis Laporan Persada.

Keuangan. Yogyakarta: YPKN.


Syamsuddin, L. (2009). Manajemen

Riyanto, B. (2008). Dasar-Dasar Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Raja

Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta : Grafindo Persada.

BPFE.
Syamsuddin, L. (2011). Manajemen

Riyanto, B. (2011). Dasar-dasar dari Keuangan Perusahaan. Jakarta: Rajawali

Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4. Pers.

Yogyakarta: BPFE.
Utomo, B. S. (2009). Pengaruh Kebijakan

Sudana, I. M. (2011). Manajemen Keuangan Hutang. Kebijakan Investasi dan

Perusahaan. Jakarta: Erlangga. Kebijakan Dividen Terhadap Nilai

Perusahaan Manufaktur Terdaftar di


Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2007.
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.

Bandung: Alfabeta. Wiagustini. (2010). Dasar-Dasar

Manajemen Keuangan (Vol. Cetakan


Sugiyono. (2015). Metode Penelitian dan
Pertama). Denpasar: Udayana University
Pengembangan. Bandung: Alfabeta.
Press.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian

Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:

Alfabeta.

151

Anda mungkin juga menyukai