Anda di halaman 1dari 7

ANALISA HASIL UJI MEKANIK PADA PENGELASAN GTAW PELAT

BAJA AISI 1050 TERHADAP PENGARUH SUDUT KERUNCINGAN


ELEKTRODA TUNGSTEN

Zulfiadi1, Samsul Bahri2, Nurlali2


1
Mahasiswa Prodi D-IV Teknologi Rekayasa Manufaktur
2
Dosen Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe
Jl. Banda Aceh – Medan Km.280 Buketrata
Email: zulfiadi199911@gmail.com

Abstrak

Pengelasan adalah GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) merupakan teknik pengelasan dengan menggunakan Argon
sebagai gas pelindung, serta nyala busur listrik yang berasal dari elektroda Tungsten dengan benda kerja. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi sifat fisik dan mekanik suatu bahan setelah proses pengelasan. Pada penelitian
ini, berfokus pada pengaruh variasi sudut keruncingan elektroda tungsten terhadap uji impak, kekerasan dan struktur
makro baja AISI 1050. Proses las dilakukan dengan memvariasikan sudut keruncingan elektroda tungsten (Ewth-2)
150, 300, 600 dan 900 dengan arus pengelasan 120 A, kemudian pengelasan dilakukan bergantian menggunakan
variasi sudut keruncingan elektroda tungsten (Ewth-2) 150, 300, 600 dan 900. Berdasarkan hasil pengujian impak,
harga nilai impak tertinggi adalah sebesar 3,71 Joule/mm 2 dengan sudut keruncingan elektroda tungsten 15 derajat.
Hasil foto struktur makro hasil pengelasan menunjukkan bahwa semakin kecil sudut keruncingan elektroda tungsten
maka semakin besar harga nilai impak yang diperoleh. Sedangkan untuk hasil uji kekerasan didapatkan nilai
kekerasan tertinggi 48,60 HRC pada bagian HAZ dengan sudut keruncingan elektroda tungsten 60 derajat.

Kata kunci: GTAW, Uji impak, Struktur makro, HAZ

1 Pendahuluan dalam proses pengelasan yaitu kuat arus, tegangan,


1.1 Latar Belakang pemilihan logam pengisi (filler) dan tegangan
Baja AISI 1050 merupakan baja yang banyak busur. Salah satu faktor yang mempengaruhi
digunakan dalam proses pembuatan peralatan tegangan busur adalah bentuk ujung dari elektroda
rumah tangga dan perkakas pertanian seperti pisau, tungsten. Bentuk ujung yang runcing dan tumpul
clurit dan cangkul yang pada aplikasinya sering menghasilkan karakteristik yang berbeda. Oleh
mengalami gesekan dan tekanan. Proses karenanya diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
pengelasan banyak digunakan dalam bidang mengetahui sejauh mana pengaruh tersebut tehadap
manufaktur (fabrikasi) dalam aplikasi engineering, sifat mekanik. Oleh karena itu pada penelitian kali
misalnya untuk pesawat terbang, otomotif, dan ini akan dilakukan analisa pada plat baja karbon
industri perkapalan, maka ketahanan terhadap AISI 1050 dengan cara membedakan pengaruh
tekanan dan kekerasan sangat diperlukan [1]. keruncingan sudut elektroda tungsten terhadap
Pengelasan GTAW (Gas Tungsten Arc hasil pengelasan.
Welding) atau sering juga disebut Tungsten Inert Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan
Gas (TIG) merupakan proses pengelasan tentang pengaruh sudut keruncingan elektrode
menggunakan panas dari busur listrik yang tungsten (200, 400 dan 600) pada proses GTAW
terbentuk antara elektroda tungsten yang tidak terhadap lebar dan penetrasi GTAW dressing,
terumpan dengan menggunakan gas pelindung, maka dapat disimpulkan bahwa sudut keruncingan
umumnya argon atau helium sebagai pelindungan tungsten 40 derajat menghasilkan penetrasi yang
terhadap pengaruh udara luar, sehingga tidak dalam dan lebih lebar las nya dikarenakan busur
menghasilkan terak (kotoran las) dan bebas dari arc yang di hasilkan lebih besar yang berdampak
terbentuknya percikan las [2]. pada penetrasi dan lebar lasan juga [3].
Beberapa faktor yang mempengaruhi sifat
mekanik hasil lasan berupa penentuan parameter
1.2 Tujuan Khusus 2.2. Alat dan Bahan
Adapun tujuan khusus dari penulisan skripsi ini Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam
antara lain: penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui data hasil uji impak, kekerasan dan Tabel 1 Bahan yang digunakan
struktur makro No Nama alat Jumla Keterangan
2. Mengetahui pengaruh variasi keruncingan sudut h
elektroda tungsten 150, 300, 600dan 900 terhadap 1 Mesin las GTAW 1 Set
hasil pengujian impak 2 Gerinda tangan 1 Set
3. Mengetahui pengaruh variasi keruncingan sudut 3 Alat ukur (jangka 1 Buah
elektroda tungsten 150, 300, 600dan 900 terhadap sorong)
hasil pengujian kekerasan 4 Perlengkapan 1 Set
4. Mengetahui pengaruh variasi keruncingan sudut keselamatan kerja
elektroda tungsten 150, 300, 600dan 900 terhadap las
hasil pengujian struktur makro 5 Gergaji besi 1 Buah
hacksaw
1.3 Batasan Masalah
6 Kertas gosok 1 Buah
Adapun pokok masalah pembahas yang akan
dibahas dalam “Analisa Hasil Uji Mekanik Pada 7 Palu 1 Buah
Pengelasan GTAW Pelat Baja AISI 1050 Terhadap Rockwell
8 1 set
Pengaruh Sudut Keruncingan Elektroda Tungsten” hardness tester
yaitu: Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian
1. Penelitian dilakukan secara eksperimental. ini adalah plat baja AISI 1050, elektroda jenis
2. Penelitian ini menggunakan bahan pelat baja tungsten (Ewth-2) dengan kerucingan sudut 15 0,
AISI 1050 dengan ketebalan 10 mm dengan 300, 600 dan 900
variasi sudut elektroda tungsten yaitu 15 0, 300,
600dan 900 2.3. Proses Pengelasan
3. Uji mekanik yang dilakukan yaitu, impak, Sebelum proses pengelasan dimulai, plat baja
kekerasan dan struktur makro AISI 1050 yang sudah dibuat kampuh las tersebut
4. Menganalisa hasil pengelasan Baja AISI 1050 harus dibersihkan dari kotoran seperti debu,
terhadap lebar dan kedalam penetrasi minyak, oli atau gemuk, karat, air dan lain
2 MetodaPenelitian sebagainya untuk menghindari terjadinya cacat las.
2.1. Tempat Penelitian Selanjutnya plat baja AISI 1050 dilas dengan las
Penelitian ini dilakukan lebih kurang selama GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) dengan
16 minggu. Adapun tempat dilakukan penelitian ini prosedur posisi pengelasan di bawah tangan (Down
adalah sebagai berikut: Hand). Prosedur dan cara pengelasan yang sesuai
1. Pengelasan dilakukan di Laboratorium Welding serta berdasarkan parameter-parameter yang sudah
Technology dan Fabrikasi Logam Politeknik ditentukan yaitu. Prosedur dan cara pengelasan
Negeri Lhokseumawe. yang sesuai serta berdasarkan parameter-parameter
2. Proses pemotongan material dilakukan di yang sudah ditentukan yaitu :
Laboratorium Welding Technology dan 1. Pengelasan kampuh V tunggal
Fabrikasi Logam Politeknik Negeri 2. Arus pengelasan 120 A
Lhokseumawe. 3. Elektroda jenis tungsten (Ewth-2) dengan
3. Melakukan pengelasan jalur (bawah tangan) kerucingan sudut 150, 300, 600 dan 900
arus 120A, dengan keruncingan sudut elektroda 4. Gas argon
tungsten yaitu 150, 300, 600 dan 900 di Berikut adalah tahapan proses pengelasan
Laboratorium Welding Technology dan GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)
Fabrikasi Logam Politeknik Negeri 1. Permukaan benda kerja dibersihkan dengan cara
Lhokseumawe. di amplas, yang berguna untuk menghilangkan
4. Pengujian kekerasan dengan metode rockwell, oksida pada baja karbon rendah.
impak/ketangguhan dan struktur makro di 2. Mempersiapkan semua peralatan yang akan
Laboratorium Teknik Mesin Politeknik Negeri digunakan, seperti bahan tambah (filler) yang
Lhokseumawe. sesuai dengan bahan induknya. Untuk baja
karbon rendah filler yang digunakan yaitu AWS Pengujian kekerasan dilakukan pada spesimen
A5. 18 ER70S-G. dengan alat uji kekerasan Rockwell. Cara
3. Kemudian setelah semua bahan dan alat sudah pengukuran kekerasan dengan metode HRC
disiapkan, letakkan bahan material ke meja (hardness rockwell cone) sebagai berikut:
kerja dan posisikan benda kerja dengan posisi 1. Memilih pada permukaan yang rata untuk
sambungan butt joint dan kampuh V tersebut. bagian yang akan ditekan dengan penetrator,
Kemudian menyalakan mesin pengelasan dan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2
atur pengeluaran konsumsi gas argon yang akan
digunakan. Sebagaiamana terlihat pada Gambar
1

Gambar 2 Lokasi titik uji kekerasan


2. Memasangkan landasan rata untuk benda uji
pada dudukannya,
3. Menggerakkan tuas pada posisi 1,
4. Memasangkan penetrator (kerucut intan 120º)
pada pemegangnya, kemudian memasukkan
pemegang pada dudukannya dengan
mengencangkan baut dengan kunci L,
5. Memilih beban utama dengan cara memutar
roda pengatur landasan,
Gambar 1 Proses pengelasan 6. Menjepit benda uji dengan memutar roda
pengatur landasan,
4. Pada waktu akan dilakukan pengelasan dengan
7. Menggerakkan tuas ke posisi 2 secara perlahan-
arus pengelasan sebesar 120 Ampere untuk
lahan dengan selalu melihat penetratornya untuk
masing-masing variasi kerucingan sudut
menjamin tidak terjadi benturan dengan benda
elektroda tungsten 150, 300, 600 dan 900
uji. Jika permukaan benda uji sedikit miring,
2.4. Proses Pengujian posisikan bagian yang rendah di depan. Pada
2.4.1. Pengujian Impak posisi 2 ini jarum indikator telah berputar,
Proses pengujian impak dilakukan pada material 8. Menggerakkan tuas ke posisi 3 secara perlahan-
menggunakan standar spesimen ASTM E-23, lahan sebagai pembebanan awal. Mengatur
adapun langkah-langkah pengujian impak metode jarum penunjuk pada dial indikator pada posisi
charpy sebagai berikut : 0 untuk menghilangkan beban awal sesuai
1 Menyiapkan peralatan mesin Impact Charpy. dengan metoda yang digunakan. Pada mesin ini
2 Menyiapkan benda uji yang akan dilakukan hanya tersedia metode Rockwell B dan
pengujian sesuai standar ukuran yang telah Rockwell C. Gunakan skala bagian luar untuk
ditetapkan. Rockwell C,
9. Menggerakkan tuas ke posisi 4 secara perlahan-
3 Meletakkan benda uji pada anvil dengan posisi
lahan sebagai pembebanan utama. Jarum pada
takikan mengarah ayunan palu Charpy.
peraga akan bergerak, menunggu hingga jarum
4 Menaikkan palu Charpy pada kedudukan 400 berhenti lagi (kira-kira 20 detik)
(sudut α) dengan menggunakan handle pengatur
10.Menggerakkan tuas pada posisi 3 perlahan-
kemudian dikunci.
lahan, membaca angka kekerasannya pada
5 Putar jarum penunjuk sampai berimpit pada angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk.
kedudukan 300⁰ joule. 11.Mengembalikan tuas pada posisi 2, dan posisi 1
6 Lepaskan kunci sehingga palu Charpy berayun secara perlahan-lahan.
membentur benda uji. 12.Pengujian dilakukan 5 kali dengan cara
7 Memperhatikan dengan mencatat sudut β dan menggeser benda uji.
nilai tenaga patah
3 Hasil dan Pembahasan
2.4.2 Pengujian Kekerasan 3.1. Pengelasan
Proses pengelasan yang digunakan adalah Sudut Keruncingan
GTAW (Gas Tungsten Arc Welding). Proses Elektroda Tungsten
pengelasan GTAW pada baja AISI 1050 15 Derajat
menggunakan arus 120 Ampere dengan Baja AISI 1050
memvariasikan sudut keruncingan elektroda Pengelasan dengan
tungsten (Ewth-2) 150, 300, 600 dan 900, dengan 2 Sudut Keruncingan 3,56
diameter elektroda tungsten (Ewth-2) 1,6 mm. Elektroda Tungsten
Adapun variasi sudut keruncingan elektroda 30 Derajat
tungsten (Ewth-2), sebagaimana terlihat pada Baja AISI 1050
Gambar 3 Pengelasan dengan
3 Sudut Keruncingan 3,55
Elektroda Tungsten
60 Derajat
Baja AISI 1050
Pengelasan dengan
4 Sudut Keruncingan 3,10
Elektroda Tungsten
90 Derajat
Gambar 3 Variasi sudut keruncingan elektroda
tungsten (Ewth-2) 3.3. Hasil Uji Kekerasan
Setelah dilakukan proses pengelasan pada baja
Setelah dilakukan pembuatan keruncingan AISI 1050 kemudian benda kerja di uji kekerasan
sudut elektroda tungsten (Wwth-2) maka dilakukan untuk mengetahui besarnya nilai kekerasan yang
pengelasan pada baja AISI 1050 dengan didapatkan. Adapun data hasil uji nilai kekerasan
menggunakakan arus pengelasan 120 A. adapun pada baja AISI 1050 sebagaimana dapat dilihat
hasil pengelasan sebagaimana terlihat pada Gambar pada Tabel 3
4 Tabel 3 Hasil pengujian kekerasan
Nilai kekerasan
Sudut Titik pengujian
(HRC)
Las 39,00
15
HAZ 48,40
derajat
Base 45,10
Las 41,60
30
HAZ 46,70
derajat
Base 44,90
Las 39,70
60
HAZ 48,60
derajat
Base 46,20
Gambar 4 Hasil pengelasan Las 38,80
90
HAZ 48,20
3.2. Hasil Pengujian Impak derajat
Base 44,00
Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk Tanpa pengelasan 41,10
melihat ketangguhan dari Material baja AISI 1050
akibat proses pengelasan GTAW (Gas Tungsten 3.4. Pembahasan
Arc Welding) dengan variasi keruncingan sudut Berdasarkan data hasil pengujian pada Tabel 1
elektroda tungsten (Ewth-2) 150, 300, 600 dan 900. Kekuatan rata-rata impak hasil pengelasan GTAW
Adapun hasil pengujian impak charpy sebegaimana (Gas Tungsten Arc Welding) dengan variasi sudut
terlihat pada Tabel 2 keruncingan elektroda tungsten (Ewth-2) 15 0, 300,
Tabel 2 Hasil pengujian impak charpy 600 dan 900 dengan nilai rata-rata impak secara
No. Bahan Uji HI (Joule/mm2) berturut-turut 3.71 Joule/mm2, 3.56 Joule/mm2,
1 Baja AISI 1050 3,71 3.55 Joule/mm2, 3.10 Joule/mm2
Pengelasan dengan
3.4.1. Analisa Pengaruh Pengaruh Keruncingan terpusat kearah sambungan sudut untuk pengelasan
Elektroda Tungsten (Ewth-2) Terhadap baja AISI 1050.
Nilai Impak Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
nilai rata-rata impak hasil pengelasan baja AISI
Berdasarkan data hasil pengujian impak pada 1050 dengan variasi sudut keruncingan elektroda
Tabel 4.1 Agar lebih tergambar, maka penulis tungsten (Ewth-2) 150, 300, 600 dan 900 yang
membuat dalam bentuk grafik batang yang terbaik adalah sudut 150 dikarenakan penetrasi
menggambarkan perbandingan harga impak dengan yang dalam sehingga menghasilkan nilai impak
variasi sudut keruncingan elektroda tungsten yang tinggi.
(Ewth-2) 150, 300, 600 dan 900 terhadap hasil
N ila i ra ta -ra ta h a rg a im p a k (Jo u le /m m 2 )

pengelasan GTAW pada material baja AISI 1050, 3.4.2 Analisa Hasil Patahan
sebagaimana terlihat pada Gambar 5
Data dari hasil penelitian diketahui ada
3.8 perbedaan nilai ketangguhan dari pengaruh variasi
3.6 sudut keruncingan elektroda tungsten (Ewth-2) 150,
3.4
300, 600 dan 900 dengan arus pengelasan 120
3.2
3
3.71
3.56 3.55 Ampere, adapun hasil patahan dari uji impak
2.8 3.1 dengan sudut keruncingan elektroda tungsten
2.6 (Ewth-2) 150 dan 900, sebagaimana terlihat pada
keruncingan sudut tungsten Gambar 6

Gambar 5 Pengaruh variasi keruncingan sudut


elektroda tungsten (Ewth-2) terhadap nilai rata-rata
impak
(a) (b)
Dari Gambar 5 Dari data di atas dapat di Gambar 6 Hasil patahan dengan sudut keruncingan
simpulkan nilai rata-rata impak tinggi pada elektroda tungsten (Ewth-2 (a) 150 dan (b) 900
material baja AISI 1050 dengan pengelasan GTAW
Dari Gambar 4.7 Menunjukkan bawah dari
(Gas Tungsten Arc Welding) yaitu pada sudut
pengujian yang dilakukan hasil patahan pada
keruncingan 150 sebesar 3,71 Joule/mm2.
spesimen uji impak dengan sudut keruncingan
Sedangkan nilai rata-rata impak terendah pada
elektroda tungsten (Ewth-2) 150 dan 900, dengan
sudut keruncingan 900 sebesar 3,10 Joule/mm2.
arus pengelasan 120 ampere, maka diketahui harga
Pada keruncingan sudut elektroda tungsten
impak dari kedua sudut tersebut secara berurutan
(Ewth-2) 150 nilai rata-rata impak sebesar 3,71
sebesar 3,71 joule/mm² dan 3,10 joule/mm²,
Joule/mm2, hal ini dikarenakan penetrasi yang
dimana pada sudut keruncingan elektroda tersebut
dalam serta arus pengelasan yang digunakan
material terjadi patahan ulet.
mampu menghasilkan karanteristik busur las yang
Sedangkan untuk hasil patahan dengan sudut
panjang sehingga mengghasilkan nilai rata-rata
keruncingan elektroda tungsten (Ewth-2) 30 0 dan
impak lebih tinggi dibandingkan dengan
600 dengan arus pengelasan 120 ampere,
keruncingan sudut elektroda tungsten (Ewth-2) 30 0,
sebagaimana terlihat pada Gambar 7
600 dan 900.
Sedangkan pada keruncingan sudut elektroda
tungsten (Ewth-2) 900 nilai rata-rata impak sebesar
3,10 Joule/mm2 mengalami penurunan dari sudut
300 dan 600 hal ini dikarenakan penembusan hingga
kedasar sambungan cenderung dangkal yang
disebabkan oleh panas yang diberikan dengan
disertai sudut yang besar sehingga mempengaruhi
karakteristik busur las yang dihasilkan dalam arti (a) (b)
dengan sudut elektrode 900 (cenderung mendekati Gambar 7 Hasil patahan dengan sudut keruncingan
tumpul) akan berdampak busur yang kurang elektroda tungsten (Ewth-2) (a) 300 dan (b) 600
Dari Gambar 7 Menunjukkan bahwa dari digunakan adalah Rockwell C. Hasil uji kekerasan
pengujian yang dilakukan hasil patahan pada pada ketiga area spesimen sebagaimana terlihat
pengelasan AISI 1050 dengan sudut keruncingan pada Tabel 4.3. Nilai kekerasan pada area base
elektroda tungsten (Ewth-2) 300 dan 600, dengan cenderung tetap karena tidak terpengaruh akibat
menggunakan arus pengelasan 120 ampere, maka temperatur pada saat terjadinya proses pengelasan.
diketahui harga impak dari kedua sudut tersebut Sedangkan nilai kekerasan tertinggi terdapat pada
secara berurutan sebesar 3,56 joule/mm² dan 3,55 area las, yaitu sebesar 41,61 HRC dengan
joule/mm², dimana pada sudut keruncingan keruncingan sudut elektroda tungsten 300.
elektroda tersebut material terjadi patahan Sedangkan untuk nilai rata-rata kekerasan
campuran. Patahan campuran adalah gabungan tertinggi dari ketiga lokasi titik pengujian terjadi di
patahan getas dan patahan liat pada permukaan daerah HAZ dengan variasi sudut kerucingan
patahan kusam dan sedikit berserat. Adapun ciri- elektroda tungsten 150, 300, 600 dan 900 Hal ini di
ciri bentuk patahan campuran merupakan pengaruhi oleh panas yang diterima pada saat
kombinasi antara patah ulet dan patah getas, yang terjadinya pengelasan untuk setiap variasi
memperlihat ciri perpatahan dari keduanya. Dari keruncingan sudut elektroda tungsten sehingga
gambar 7 diatas menunjukkan adanya lubang- berdampak pada nilai kekerasan.
lubang dimple sebagai ciri perpatahan ulet dan
pada bagian lain terjadi pembelahan (halus dan 4 Kesimpulan
datar) sebagai ciri perpatahan getas. Kesimpulan yang dapat diambil setelah
melakukan analisa hasil uji mekanik pada
3.4.3 Analisa Pengaruh Keruncingan Sudut pengelasan GTAW pelat baja AISI 1050 terhadap
Tungsten Terhadap Nilai Kekerasan pengaruh keruncingan sudut elektroda tungsten
adalah sebagai berikut :
Dari table 3 hasil uji kekerasan dari baja AISI
1. hasil pengelasan GTAW yang sudah
1050 diatas didapatkan nilai rata-rata kekerasan
dilakukan pengujian penetran lasan terlebar
pada masing-masing variasi sudut keruncingan
terjadi pada sudut keruncingan tungsten 15 0
elektroda tungsten (Ewth-2) 150, 300, 600 dan 900.
sebesar 24 mm.
Adapun nilai rata-rata kekerasan sebagaimana
2. Pengujian impak menggunakan standar ASTM
dapat ditunjukkan secara detail melalui grafik
E-23 pada AISI 1050 dengan arus pengelasan
berikut:
120A.
3. Dari hasil pengujian, nilai impak tertinggi
60 terjadi pada sudut keruncingan elektroda
Nilai arat-rata Kekerasan (HRC)

48.4 48.6
50 44.9 46.2 48.2
45.1 46.7 44 tungsten 150 sebesar 3,71 Joule/mm2,
39 41.6 39.7 38.8 41.1 dibandingkan dengan sudut keruncingan 90 0
40
sebesar 3,10 Joule/mm2.
30
las 4. Semakin besar sudut keruncingan elektroda
20 tungsten maka semakin rendah nilai harga
HAZ
10 impak.
0 Base 5. Nilai kekerasan cenderung sama untuk semua
sudut keruncingan tungsten yang divariasikan,
jat

an
jat

jat

t
aja
ra

las

berkisar 39 HRC pada daerah lasan dan 48


ra

ra

er
de

ge
de

de

HRC pada daerah HAZ


en
30
15

90
60

ap

6. Kekerasan tertinggi dari ketiga lokasi titik


np
ta

Keruncingan sudut tungsten pengujian terjadi di daerah HAZ dengan


variasi sudut kerucingan elektroda tungsten
Gambar 8 Pengaruh keruncingan sudut tungsten 150, 300, 600 dan 900 Hal ini di pengaruhi oleh
terhadap nilai kekerasan panas yang diterima pada saat terjadinya
pengelasan untuk setiap variasi keruncingan
Dari Gambar 8 Pengujian kekerasan dilakukan sudut elektroda tungsten sehingga berdampak
dengan indentasi pada area base, las, dan HAZ pada nilai kekerasan tertinggi pada daerah
dengan masing-masing lima titik indentasi dengan HAZ.
jarak antara satu titik dengan titik lainnya adalah 5
mm dan metode pengujian kekerasan yang
5 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal,
maka penulis menyarankan untuk dilakukanya
penelitian lebih lanjut antara lain yaitu:
1. Pada penulisan skripsi ini dapat
dikembangkan lebih lanjut tentang masalah
variasi sudut kerucingan elektroda tungsten
dan arus pengelasan
2. Pada penulisan skripsi ini dapat
dikembangkan lebih lanjut tentang masalah
kombinasi pengelasan antara GTAW dan
SMAW
3. Perlu dilakukan penelitian dengan kampuh
pengelasan yang berbeda.

6 DaftarPustaka

[1] Sugiarto, Teguh. Analisis Uji Ketahanan


Lelah Baja Karbon Sedang Aisi 1045
Dengan Heat Treatment (Quenching)
Dengan Menggunakan Alat Rotary
Bending. Jurnal Fema. Volume 1. No 3 :
85 -92.2013

[2] Beno Ilham Ramadhan. Pengaruh Polaritas


Arus Listrik Terhadap Sifat Mekanik
Sambungan Las Baja Karbon Rendah
(Mild Steel) Aisi 1008 Pada Pengelasan
Gtaw (Gas Tungsten Arc Welding).
Program Studi Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah
Surakarta. 2020

[3] Miftachul Ridho, Nugroho Pratomo


ariyanto and Nurman Pamungkas.
Pengaruh Sudut Keruncingan Elektrode
Tungsten Proses GTAW Terhadap Lebar
Dan Penetrasi GTAW Dressing. Batam
Polytechnics Mechanical Engineering
Study Program. 2019.

Anda mungkin juga menyukai