Anda di halaman 1dari 4

ANALISA KEKUATAN PENGELASAN DENGAN UJI TARIK

PADA RANGKA MOBIL LISTRIK BLACK BULL

Fitrianto Rokhmani1, Mukhamad Khumaidi Usman2, Syaefani Arif Romadhon3


Email : fitriantorokhmani18@gmail.com
D3 Teknik Mesin, Politeknik Harapan Bersama Tegal, Jl. Dewi Sartika No. 71 Kota Tegal

ABSTRAK
Kekuatan hasil lasan dipengaruhi oleh tegangan kawat las, besar arus, kecepatan pengelasan, besarnya
penembusan dan polaritas listrik. Penentuan besarnya arus dalam penyambungan logam menggunakan las Metal
Inert Gas mempengaruhi efisiensi pekerjaan dan hasil las. Untuk mendapatkan kualitas sambungan las yang
bagus diperlukan pemilihan arus yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh arus
listrik terhadap kekuatan sambungan las baja karbon rendah. Proses pengelasan dilakukan dengan metode MIG
dengan menggunakan variasi arus listrik. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menganalisis
kekuatan tarik pada material baja karbon rendah dengan pengelasan Metal Inert Gas (MIG) dengan variasi arus
yaitu : 120 A. Spesimen yang digunakan adalah material besi ST 40 dengan ketebalan 33,5 mm yang dilas
dengan kawat las merk ENKA dengan diameter 1 mm. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa nilai rata-rata kekuatan tarik dengan arus 120 ampere sebesar 438,07 N/mm². Hasil pengelasan dengan
menggunakan arus 120 ampere memiliki kekuatan tarik yang baik, hal ini diakibatkan karena arus 120 ampere
sudah termasuk dalam standart arus pengelasan.

Kata kunci : Kekuatan tarik, Las Mig.


A. Pendahuluan karena tingkat efisien pengelasan dan kecepatan
Seiring dengan perkembangan industri pengelasan yang lebih baik dari las konvensional
terutama di bidang kontruksi yang semakin maju (Nurdiawan H,F,. 2017).
tidak dapat dipisahkan dari pekerjaan pengelasan,
karena proses pengelasan mempunyai peranan B. Landasan Teori
penting dalam rekayasa dan reparasi logam. Dari hal 1) Jenis-jenis Las
tersebut mendorong para pelaku dunia industri 1. Las Busur Listrik
untuk meningkatkan kebutuhan penggunaan dari Las busur listrik adalah cara pengelasan
pengelasan logam yang memiliki kualitas bagus. dengan mempergunakan busur nyala listrik sebagai
Penyambungan setempat antara dua buah sumber panas pencair logam. Klasifikasi las busur
logam atau lebih dengan memanfaatkan energi listrik yang digunakan hingga saat ini dalam proses
panas, proses pengelasan memiliki lingkup dalam pengelasan adalah las elektroda terbungkus.
kontruksi yang sangat luas mulai dari perkapalan, 2. Las Busur Tungsten Gas Mulia (Gas Tungsten
jembatan, pipa pesat, penyambungan pada kontruksi Arc Welding/GTAW)
bangunan baja, perakitan otomotif dan Proses pengelasan di mana sumber panas
penambangan. Di samping untuk pembuatan, proses berasal dari loncatan busur listrik antara elektroda
las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya terbuat dari wolfram/tungsten dan logam yang dilas.
mengisi lubang-lubang coran, membuat lapisan pada Pada pengelasan ini logam induk (logam asal yang
perkakas, mempertebal bagian-bagian yang sudah akan disambung dengan metode pengelasan
aus dan macam-macam reparasi yang lain. biasanya disebut dengan istilah logam induk) tidak
Kemajuan teknologi pengelasan semakin lama ikut terumpan (non consumable electrode). Untuk
semakin modern yaitu pengembangan dari melindungi electroda dan daerah las digunakan gas
pengelasan GMAW ( Gas Metal Arc Welding) mulia (argon atau helium). Sumber arus yang
adalah las MIG (Metal Inert Gas) yang sangat digunakan bisa AC (arus bolak-balik) maupun DC
efisien dan cepat dalam proses pengerjaan. Las MIG (arus searah).
(Metal Inert Gas) merupakan las busur gas yang 3. Las Busur Logam Gas (Gas Metal Arc
menggunakan kawat las sekaligus sebagai sebagai Welding)
elektroda. Elektroda tersebut berupa gulungan kawat Proses pengelasan di mana sumber panas
(rol) yang gerakannya diatur oleh motor listrik. Las berasal dari busur listrik antara elektroda yang
ini menggunakan gas argon dan CO² sebagai sekaligus berfungsi sebagai logam yang terumpan
pelindung busur dan logam yang mencair dari (filler) dan logam yang dilas. Las ini disebut juga
pengaruh atmosfer. Menggunakan las MIG (Metal metal inert gas (MIG) welding karena menggunakan
inert Gas) merupakan hal yang tepat, karena tingkat gas mulia seperti argon dan helium sebagai
efisien pengelasan dan kecepatan pengelasan yang pelindung busur dan logam cair.
lebih baik dari las konvensional. Menggunakan las 4. Las Busur Elektroda Terbungkus (Shielded
MIG (Metal inert Gas) merupakan hal yang tepat, Metal Arc Welding/SMAW)
Proses pengelasan di mana panas dihasilkan 4. Elektroda untuk Besi Tuang
dari busur listrik antara ujung elektroda dengan Elektroda yang dipakai untuk mengelas besi
logam yang dilas. Elektroda terdiri dari kawat logam tuang adalah elektroda Baja, elektroda nikel,
sebagai penghantar arus listrik ke busur dan elektroda perunggu dan elektroda besi tuang.
sekaligus sebagai bahan pengisi (filler). Kawat ini
dibungkus dengan bahan fluks. Biasanya dipakai 3) Baja ST 40
arus listrik yang tinggi (10-500 A) dan potensial Baja ST 40 banyak digunakan untuk konstruksi
yang rendah (10-50 V). Selama pengelasan, fluks umum karena mempunyai sifat mampu las dan
mencair dan membentuk terak (slag) yang berfungsi kepekaan terhadap retak las. Baja ST 40 adalah
sebagai lapisan pelindung logam las terhadap udara berarti baja yang mempunyai kekuatan tarik 39 – 48
sekitarnya. Fluks juga rnenghasilkan gas yang bisa kg/mm² atau sekitar 390/480 N/mm². kekuatan tarik
melindungi butiran-butiran logam cair yang berasal ini adalah maksimum kemampuan sebelum material
dari ujung elektroda yang mencair dan jatuh ke mengalami patah. Kekuatan tarik yield (σy) baja
tempat sambungan. harganya dibawah kekuatan maksimum. Baja pada
5. Las Terak Listrik (Electro Slag Welding) batas kemampuan yield merupakan titik awal
Proses pengelasan di mana energi panas dimana sifatnya mulai berubah dari elastis menjadi
untuk melelehkan logam dasar (base metal) dan plastis, perubahan sifat material baja tersebut pada
logam pengisi (filler) berasal dari terak yang kondisi tertentu sangat membahayakan fungsi
berfungsi sebagai tahanan listrik (I2Rt) ketika terak konstruksi mesin. Kemungkinan terburuk konstruksi
tersebut dialiri arus listrik. Pada awal pengelasan, mesin akan mengalami kerusakan ringan sampai
fluks dipanasi oleh busur listrik yang mengenai serius. Kepekaan retak yang rendah cocok terhadap
dasar sambungannya. Kemudian logam las proses las, dan dapat digunakan untuk pengelasan
terbentuk pada arah vertikal sebagai hasil dari plat tipis maupun plat tebal. Kualitas daerah las hasil
campuran antara bagian sisi dari logam induk pengelasan lebih baik dari logam induk. Baja ST 40
dengan logam pengisi (filler) cair. Proses dijelaskan secara umum merupakan baja karbon
pencampuran ini berlangsung sepanjang alur rendah, disebut juga baja lunak.
sambungan las yang dibatasi oleh plat yang
didinginkan dengan air. 4) Uji tarik
Uji tarik merupakan pengujian yang dilakukan
2) Jenis-jenis Kawat Las pada material untuk mengetahui karakteristik
1. Elektroda Baja mekanik material terutama kekuatan dan ketahanan
Jenis elektroda ini adalah elektroda yang terhadap beban tarik. Material dapat diseleksi
sangat banyak dipakai dalam pengelasan material sebelum melakukan kegiatan produksi sehingga
berupa besi tuang. Elektroda yang terbuat dari dalam pemakaian sudah dapat diketahui material itu
material baja biasanya akan dapat menghasilkan layak digunakan atau tidak. Dalam pengujian batang
deposit las yang sangat kuat. Atas alasan inilah uji tersebut dibebani dengan kenaikan beban
mengapa sistem pengelasan manual dengan tersebut sedikit demi sedikit sampai batang uji
elektroda baja tetaplah dilakukan dan tidak memakai patah. Uji tarik dapat menunjukkan bagaimana
pengerjaan yang dilakukan oleh mesin. Untuk proses terjadinya deformasi pada bahan. Hasil
pengerjaan pengelasan besi tuang ini, elektroda baja pengukuran dari pengujian tarik adalah suatu kurva
dapat memakai jenis arus listrik yang ada dari yang menggambarkan hubungan antara gaya yang
pesawat las AC ataupun juga DC dengan kutub yang digunakan dan perpanjangan yang dialami
terbalik. spesimen.
2. Elektroda Nikel
Jenis elektroda nikel sangatlah baik dalam
pekerjaan pengelasan hasil tuang, apalagi jika hasil
las ini kemudian akan dikerjakan lagi dengan C. Metodologi Penelitian
menggunakan mesin. Kelebihan dalam penggunaan Diagram Alur Penelitian
elektroda ini adalah posisi pengelasannya yang
dapat dilakukan dengan berbagai cara dan posisi.
Elektroda ini terkenal karena dapat menghasilkan
rigi-rigi las pada besi tuang yang rata dan halus,
khususnya jika pesawat las yang dipakai adalah DC
kutub yang terbalik.
3. Elektroda untuk Aluminium
Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda
yang dibuat dari logam yang sama. Pemilihan
elektroda aluminium yang sesuai dengan pekerjaan
didasarkan pada tabel keterangan dari pabrik yang
membuatnya.
Palu las adalah alat untuk membersikan kerak
atau kotoran hasil pengelasan yang baru saja dilas.
Alat ini sangat penting agar proses pengelasan
selanjutnya bagus dan rapi.

4) Besi Baja ST 40
Besi baja ST 40 adalah bahan untuk pembuatan dan
pengelasan pada rangka mobil listrik Black Bull.

1) Mesin Las
Mesin las listrik adalah alat yang paling utama
yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk
membantu proses penyambungan pada rangka mobil 5) Alat Uji Tarik
listrik, dan proses pengelasan yang sumber panasnya Alat uji tarik merupakan suatu metode yang
di peroleh dari energi listrik kemudian di terima digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan
oleh mesin las dan dirubah menjadi energi panas. dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu.

2) Kawat Las
Kawat las adalah bahan untuk melakukan D. Hasil dan Pembahasan
pengelasan pada sambungan besi pipa st 40. Hasil Uji Tarik Besi ST 40
Penelitian ini mengunakan kawat las AWS A5.18 Menunjukan data hasil pengujian uji tarik
ER70S-6 dengan arus 120 amper. kekuatan pengelasan dengan las MIG pada besi ST
40.

Tabel 1. Hasil pengujian kekuatan tarik las pada besi


ST 40

3) Palu Las
Jurnal Teknik Mesin, Universitas Negeri
Surabaya.
Ali A.S, 2020. Pengaruh Variasi Arus Pengelasan
Terhadap Kekuatan Las SMAW Baja Karbon
Rendah ST 37. Program Studi Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Pancasakti
Tegal.
Sumber : Laboratorium LIK Tegal David B.S, 2009. Plug-in Electric Vehicle: What
Role For Washington?
Keterangan : Fatkhurrozak F, 2016. Instalasi Wiring Controller
Mobil Listrik Tuxuci. Jurnal Nozzle, Vol. 5
YP Force = Kuat Luluh No. 1, Hal. 109-112, ISSN: 2031-6957.
YP Stress = Beban Luluh Maksimum Hermansyah, dkk, 2015. Simulasi Double Buck
Max Force = Beban Tarik Maksimum. Conventer DC-DC Bidirectional
Max Stress = Kuat Tarik. Menggunaka PID Controller. Jurnal
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Prosiding SENTIA, Vol. 7, Hal. B1-B6,
diperoleh nilai rata-rata kuat tarik pada besi ST 40, ISSN: 2085-2347.
dari spesimen 1 memiliki kuat tarik sebesar 359,27 Morgan N, 2011. Pengetahuan Bahan, Insitut
N/mm², beban tarik max sebesar 27,03 kN. sumatera utar, Sumatra.
Spesimen 2 memiliki kuat tarik sebesar 433,03 Nurdiawan H.F, 2017. Pengaruh Perlakuan Panas
N/mm², beban tarik max memiliki sebesar 27,34 kN. Quenching Dan Tempering Terhadap
Spesimen 3 sebesar 31,91 kN. Dan nilai rata-rata Kekerasan Dan Struktur Mikro Sambungan
dari hasil pengujian kuat tarik las sebesar 438,07 Logam Las Plat Baja ST 60 Dengan
N/mm², lalu nilai rata-rata beban tarik max memiliki Pengelasan MIG (Metal Inert Gas), Laporan
sebesar 28,76 kN. Skripsi, Program Sarjana Teknik Mesin,
Fakultas teknik, Universitas Negeri
E. Kesimpulan Semarang.
Kesimpulan Huda N, 2019. Pengaruh Kuat Arus Terhadap Uji
Berdasarkan hasil dan pembahasan analisa Tarik Material Baja Karbon Rendah
kekuatan pengelasan dengan uji tarik pada rangka Menggunakan Metal Inert Gas (MIG).
mobil listrik yang memiliki arus 120 amper maka Journal Of Multidisciplinary Research And
dapat diambil kesimpulan yaitu pada pengujian tarik Development, Vol. 2, Hal. 219-229.
dengan kuat arus 120 amper memiliki kekuatan tarik Qolbi M.S dan Purkoncoro A.E, 2019. Perencanaan
sebesar 438,07 N/mm² dari tiga spesimen, yang Kelistrikan PLTMH Sebagai Sumber Energi
artinya mampu untuk menopang beban pada mobil Listrik Terbarukan. Laporan Tugas Akhir,
listrik. Insitut Teknologi Nasional Malang, Fakultas
Teknologi Industri, Teknik Mesin Diploma 3.
Daftar Pustaka United Nasional Environmen Programme
Adiyanto D, 2018. Sistem Kelistrikan Body Pada (UNEP), 2006. Pedoman Efisiensi Energi
Mobil Golf Listrik. Laporan Tugas Akhir, untuk Industri di Asia, Motor Listrik. Badan
Program Diploma 3 Teknik Mesin, Fakultas Produktifitas Nasional. India.
Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Wiryosumarto H, dkk, 2000. Teknologi Pengelasan
Afif M.T dan Pratiwi I.AP, 2015. Analisis Logam. Cetakan kedelapan Jakarta, PT. Raja
Perbandingan Baterai Lithium-ion, Lithium- Grafindo persada.
polymer, Lead acid dan nickel-metal hydride Wiryosumarto H, 2004. Teknologi Pengelasan
pada penggunaan mobil listrik-review. Jurnal Logam. Cetakan Kesembilan Jakarta, PT.
Rekayasa Mesin, Vol. 6, No. 2, Hal 95-99, Pradnya Parameter.
ISSN: 2477-6041. Yamin M, dkk, 2008. Analisis Tegangan Pada
Afwandia A, 2016. Pengaruh Kuat Arus Las MIG Rangka Mobil Boogie. Proceeding, Seminar
(Metal Inert Gas) Terhadap Kekuatan Tarik Ilmiah Nasional Komputer dan sistem
Sambungan V Baja Tahan Karat AISI 304. Inteljen (KOMMIT 2008), Auditorium
Universitas Gunadarma, ISSN: 1411-6286.

Anda mungkin juga menyukai