Anda di halaman 1dari 20

MATERI TEKNIK PENGELASAN

LAS BUSUR LISTRIK


Windarta (Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Jakarta)

Pengertian Las
 Las merupakan sebuah metode yang digunakan untukmenyambung dua bagian logam menjadi
satu bagian yangkuat dengan memanfaatkan energi panas

 Las busur listrik, panas diambil dari arus listrik yang mengalir diantara dua logam. Energi
panas disalurkan pada ujung- ujung bagian logam yang akan disambung hingga bagian tersebut
meleleh.

 Pada saat yang sama bahan tambah (yang juga berada dalam kondisi meleleh) ditambahkan ke
dalam lelehan kedua bagian logam yang akan disambung.

 Bahan tambah beserta kedua bagian logam yang dilelehkan berpadu membentuk ikatan
metallurgi sehingga setelah dingin membeku dan dihasilkan ikatan sambungan yang kuat

 Las busur nyala merupakan metode pengelasan yang memanfaatkan tenaga listrik sebagai
sumber panas. Arus listrik yang cukup tinggi dimanfaatkan untuk menciptakan busur nyala
listrik ( Arc ) sehingga dihasilkan suhu pengelasan yang tinggi, mencapai 4000oC.

 Sumber arus listrik yang digunakan dapat berupa listrik arus searah (direct current / DC)
maupun arus bolak-balik (alternating current / AC).

Klasifikasi Las Busur Nyala Listrik


Terdapat beberapa macam las busur nyala listrik, yangdiklasifikasikan sebagai berikut
1. Las busur listrik elektroda terbungkus (Shielded Metal Arc Welding/SMAW )
2. Las busur listrik dengan pelindung gas ( TIG/ Wolfram, MIG, CO2 )
3. Las busur listrik dengan pelindung bukan gas

Las busur listrik elektroda terbungkus (Shielded Metal Arc Welding/SMAW )


Las busur nyala listrik dengan elektroda terbungkus merupakan jenis pengelasan yang banyak
digunakan, sehingga pembahasan lasbusur nyala listrik pada buku ini dibatasi mengenai las busur
nyala listrikdengan Elektroda terbungkus (SMAW)

Prinsip Las Busur Nyala Listrik


Busur nyala listrik terjadi di antara benda kerja yang akan disambung dan elektroda (dapat berupa
batang atau kabel). Pada umumnya, elektroda selain berfungsi sebagai penghantar arus listrik untuk
menghasilkan busur nyala listrik sekaligus berfungsi sebagai bahan tambah. Bersamaan dengan
timbulnya busur nyala listrik, elektroda meleleh dan mengisi celah sambungan bagian logam yang
akan disambung
MATERI TEKNIK PENGELASAN

Skema dasar las busur nyala listrik dapat dilihat pada gambar diatas. Sebuah mesin las dengan sumber
tegangan AC ataupun DC, dihubungkan ke benda kerja menggunakan kabel. Ujung kabel satunya
dihubungkan ke elektroda melalui kabel elektroda dan pemegang elektroda.
Busur nyala listrik terjadi pada saat elektroda menyentuh benda kerja, kemudian secepat mungkin
ditarik kembali dan diberikan jarak tertentu dengan benda kerja.
Temperatur yang dihasilkan oleh busur nyala listrik mencapai 4000 oC. panas yang dihasilkan akan
melelehkan bagian benda kerja dan ujung elektroda, menghasilkan kubangan logam cair yang biasa
disebut kawah lasan
Kawah lasan yang berupa paduan lelehan benda kerja dan elektroda akan membeku pada saat elektroda
bergeser sepanjang jalur sambungan yang akan dibuat, sehingga dihasilkan sambungan las yang kuat
berupa paduan logam dari bahan tambah dan benda kerja yang disambung

Pembentukan Busur Nyala Listrik


Sumber listrik dihubungkan ke benda kerja sedemikian rupa sehingga kutup sumber yang satu
terhubung ke benda kerja (berfungsi sebagai katoda), kutup yang lain dihubungkan dengan elektroda
(berfungsi sebagai anoda). Pada saat elektroda didekatkan /ditempelkan ke benda kerja, akan terjadi
hubungan singkat antara kutup-kutup sumber listrik.
Elektron mengalir dengan kecepatan tinggi dari kutup katoda (benda kerja) ke kutup anoda, (yang
berupa elektroda) melompati ruang udara diantara katoda dan anoda. Aliran elektron menimbulkan
aliran Ion positif dari kutup anoda ke kutup katoda, yang kita istilahkan sebagai aliran arus listrik. Arus
listrik yang melompat melalui ruang udara kita lihat sebagai busur nyala listrik. Semakin besar aliran
arus listrik yang terjadi, busur nyala listrik yang tercipta juga semakin besar

Gambar Pembentukan busur nyala listrik


MATERI TEKNIK PENGELASAN

Gambar Peleburan butiran logam oleh busur nyala listrik


Apabila arus listrik yang mengalir besar, butir-butir logam akan menjadi halus. Tetapi jika arus
listriknya terlalu besar, butir- butir logam tersebut akan terbakar sehingga kampuh sambungan menjadi
rapuh

 Besar kecilnya butir-butir cairan logam elektroda juga dipengaruhioleh komposisi bahan
fluks yang dipakai sebagai pembungkus Elektroda.

 Selama pengelasan fluks akan mencair membentuk terak dan menutup cairan logam lasan.
Selama proses pengelasan, fluks yang tidak terbakar akan berubah menjadi gas.

 Terak dan gas yang terjadi selama proses pengelasan tersebut akan melindungi cairan logam
lasan dari pengaruh udara luar (oksidasi) dan memantapkan busur nyala listrik. Dengan
adanya fluks, pemindahan logam cair Elektroda las menjadi lancar dan stabil

Perlindungan Terhadap Busur Nyala Listrik


Bagaimanapun, proses pengelasan busur nyala listrik tidak hanya sekedar menggeser elektroda
sepanjang jalur sambungan. Pada suhu tinggi, logam memiliki kecenderungan mudah bereaksi
terhadap zat-zat yang terkandung dalam udara, terutama terhadap oksigen dan nitrogen

 Pada saat pengelasan, apabila terjadi kontak langsung antara kawah lasan dengan udara
bebas, oksid dan nitrid akan terbentuk sehingga menurunkan kekuatan dan keuletan
sambungan.
MATERI TEKNIK PENGELASAN

 Perlindungan terhadap busur nyala listrik akan mengurangi hubungan kawah lasan dengan
udara bebas sehingga melindungi sambungan lasan dari proses oksidasi yang akan merusak
mutu lasan

Gambar Ilustrasi Perlindungan Terhadap Kawah Lasan dan Sambungan Laspada las Busur Nyala
Listrik dengan Elektroda Terbungkus

 Gambar di atas menunjukkan ilustrasi perlindungan busur nyala listrik dan kawah lasan pada
las busur nyala listrik dengan Elektroda terbungkus. Fluks yang digunakan untuk
membungkus elektroda berfungsi menghasilkan gas dan terak.

 Gas berfungsi sebagai pelindung kawah lasan, sedangkan terak yang dihasilkan berfungsi
untuk melindungi sambungan las dari oksidasi akibat terhubung dengan udara luar

Parameter Pengelasan
1. Tegangan dan Arus Pengelasan
2. Kecepatan pengelasan
3. Polaritas Listrik
4. Dampak Bakar
5. Penyulutan Elektroda

1. Tegangan dan Arus Pengelasan


 Energi listrik pada las busur nyala listrik diukur dalam tegangan
(volt) dan arus (ampere).
 Tegangan pengelasan ditentukan oleh panjang busur nyala listrik.
 Panjang busur nyala listrik bergantung pada ukuran dan jenis elektroda
yang digunakan.
 Panjang busur nyala listrik yang baik kurang lebih setengah dari diameter elektroda.
 Stabilitas busur nyala listrik dapat dirasakan dari suara pengelasan yang stabil
 Arus listrik merupakan energi listrik yang lebih praktis untuk diukur dalam
melaksanakan pengelasan busur nyala listrik.
 Besar kecilnya arus yang digunakan tergantung dari bahan benda kerja, ukuran
(ketebalan) benda kerja, bentuk kampuh sambungan, posisi pengelasan, jenis elektroda,
dan diameter elektroda
MATERI TEKNIK PENGELASAN

2. Kecepatan pengelasan
 Kecepatan pengelasan tergantung dari jenis elektroda, diameter Elektroda, bahan benda
kerja, bentuk sambungan, dan ketelitian sambungan.
 Kecepatan pengelasan berbanding lurus dengan besar arus. Kecepatan yang tinggi
memerlukan arus yang besar. Semakin cepat langkah pengelasan semakin kecil panas
yang ditimbulkan sehingga perubahan bentuk bahan dapat dihindarkan
Hasil pengelasan terbaik akan didapatkan dengan cara mengatur panjang busur nyala,
mengatur kecepatan pengelasan dan pemakanan elektroda (feeding) secara konstan sesuai
dengan kecepatan lebur elektroda

3. Polaritas Listrik

 Polaritas listrik ditentukan oleh bahan fluks pada elektroda, ketahanan benda kerja
terhadap panas, kapasitas panas pada sambungan, dan sebagainya.

 Polaritas besar cocok digunakan pada pengelasan benda kerja yang mempunyai titik cair
tinggi dan kapasitas panas yang besar, demikian pula sebaliknya

4. Dampak Bakar
 Dampak bakar merupakan tingkat kedalaman penembusan (penetrasi) jalur lasan terhadap
bidang kerja yang disambung.
 Kekuatan sambungan las ditentukan oleh dampak bakar. Kedalaman dampak bakar
dipengaruhi oleh sifat-sifat bahan fluks, polaritas listrik, besar kecilnya arus, tegangan
busur dan kecepatan pengelasan

5. Penyulutan Elektroda
Penyulutan elektroda dilakukan dengan mengadakan hubungan singkat pada ujung Elektroda
dengan logam benda kerja yang kemudian secepat mungkin memisahkannya dengan jarak
tertentu (biasanya setengah dari diameter elektroda)
MATERI TEKNIK PENGELASAN

Proses Pengelasan
Jenis jenis Pengelasan
TUNGSTEN INNERT GAS WELDING (LAS TIG)
A. Penjelasan :
Penyambungan logam dengan Las TIG ini khusus dipakai
untuk mengikat logam- logam seperti Baja, Tembaga, Logam-
ringan, dll.
Kemampuan bersenyawa atau saling ikat diantara kedua jenis
logam diatas dalam prosespenyambungan, sangat dipengaruhi
oleh adanya kontak antara logam yang dicairkan, dengan udara
luar.
Sebagai gas pelindung terhadap pengaruh oksidasi pada saat
proses pencairan logam dalam pengelasan digunakan Argon
atau Helium.
Jenis Las ini dilengkapi dengan ‘Non- consumable’ elektoda
Wolfram.
Logam penambah (filler metal) digunakan untuk membubuhi
diantara kedua logam induk (parent metal) yang disambung,
hingga terbentuk kampuh Las. Logam penambah tersebut
dibenamkan diantara logam induk yang mencair.
Pencairan logam induk diatur oleh besar- kecilnya arus yang dialirkan diantara loncatan
bunga api Tungsten pada Torch dengan logam induk, yang keduanya berbeda polaritas.

B. Instalasi dan persiapan kerja Las TIG :


a) Hubungkan kabel masa dengan terminal + mesin.
b) Hubungkan Torch, berikut selang, dan terminal 5 kutub kedalam soket penghubung.
Putar kekanan hingga mengunci.
c) Hubungkan selang gas ke regulator, pada tabung gas, kemudian buka katup tabung.
d) Hubungkan kabel pasokan arus listrik dengan soketnya.
e) Pilih saklar untuk logam yang akan di Las;
 Logam ringan (aluminium & logam paduan)
 Logam keras (Stainless-steel, Tembaga, Inconel, dll.)
 Off
C. Mengelas dengan Las TIG :
a) Jika pengoperasian mesin melalui panel depan, saklar-pemilih terletak disudut-kiri-
atas dari pengelas;
b) Pegang Torch dekatkan ke benda kerja, dengan begitu selongsong gas menyentuh
material yang di Las;
c) Tahap operasi awal :
 Tekan tombol pada handel Torch dan tahan, stel knop untuk mengatur aliran
gas (kesempatan mengatur selama 5 detik);
 Bilamana tombol pada handel Torch ditekan, mesin otomatis akan ‘ON’, dan
jika dilepas mesin akan ‘OFF’ sendiri secara otomatis;
MATERI TEKNIK PENGELASAN

 Bila busur listrik telah menyala, secara otomatis start pengelasan diawali
dengan arus pada transformer mesin Las sebesar 5 A selama 2,5 detik, setelah
itu stel arus untuk operasi sebesar yang kita perlukan;
d) Tahap ke dua :
 Sekarang lepas tombol di handel Torch dan pengelasan bisa dimulai;
e) Tahap ke tiga :
 Jika pekerjaan mengelas telah selesai, tekan kembali tombol di handel Torch
sambil ditahan, arus transformer mesin Las akan turun selama 2,5 dtk,
kembali turun hingga mencapai 5 A.
f) Tahap ke tiga :
 Lepas tekanan tombol, sekarang mesin las benar-benar ‘OFF’, dan arus kerja
hilang dari transformer.
D.Data-data menge las TIG :

D. Data-data mengelas TIG :

Ketebalan bahan dan arus yang dibutuhkan untuk Las TIG :

Arus Tansformer (A) 50 100 150 200 250 300 350


Tebal bahan Baja (mm) 1 1,5 3 5 6 6,5 8
Tebal bahan Tembaga (mm) 1 1,5 3 5 6 8 8
Tebal bahan Logam Ringan (mm) 1 1 2 3 5 8 10

Diameter Elektroda Wolfram dengan arus AC yang dibutuhkan :

E. Komponen Torch Las TIG :


MATERI TEKNIK PENGELASAN

F. Contoh Spesifikasi Mesin TIG

METAL INNERT GAS WELDING (LAS MIG)


A. Penjelasan :
Las MIG merupakan pengelasan dengan semburan
busur listrik dari ujung kawat elektroda, dengan suhu tinggi,
kepermukaan logam yang disambung. Suhu tersebut
melebur dan mengendapkan bahan tambah kawat elektroda
kedalam benda Las yang mencair sehingga membentuk
Bead sambungan.
Aliran gas dari Nosel membentuk lapisan
pelindung untuk membebaskan dari pengaruh terbentuknya
oksidan serta membebaskan dari terak Las.
Ada dua metode dalam Las MIG untuk
mencairkan, yaitu; Spray Arc Method (menggunakan arus
besar selama proses pengelasan, cocok untuk pelat tebal),
dan Short Arc Method (dengan arus rendah yang efektif
untuk pelat tipis).

B. Persiapan kerja dengan Las MIG :


a) Periksa mesin Las dan kabel power dan grounding terhubung dengan aman.
b) Periksa nosel Torch bersih, kawat elektroda lurus, kecepatan asupan, dan pengarah
kawat elektroda baik.
c) Yakinkan ukuran kawat elektroda tepat dan terpasang pada motor rol penggerak
dengan benar.
d) Stel tegangan sesuai dengan ukuran spesifik.
e) Stel kecepatan asupan kawat elektroda, yang yang akan menghasilkan besaran arus
pengelasan.
f) Stel aliran gas pada katup tabung gas ± 10 Ltr/mnt
MATERI TEKNIK PENGELASAN

C. Contoh Spesifikasi Mesin Las MIG:


 Rating ;260 Amp. pada 27 VDC - 50% Duty cycle
 Kecepatan umpan kawat ;65-675 Inch/menit
 Output Arus ;35 s/d 300 Amp.

D. Arah, sudut, dan posisi Torch dalam Las MIG:


MATERI TEKNIK PENGELASAN

OXY-ACETYLENE WELDING (LAS KARBIT)


A. Chart Proses Pengerjaan Logam dengan Nyala Api :

B. Perlengkapan Standar :
 Trolley
 Tabung Oksigen & Asetilen
 Regulator & Alat Pengukur
 Selang Oksigen & Asetilen
 Brander Las & Pipa-nosel
 Brander Potong & Pia-nosel
 Asesori dan Alat-bantu

C. Aparatus Las Oxy-acetylene


MATERI TEKNIK PENGELASAN

D. Perlengkapan Oxy-acetylene Welding :


 Oxygen Cylinder (Tabung Oksigen);
Standar tabung oksigen berwarna hitam, nipel saluran gas keluar ber-ulir-
kanan, tabung bila diisi penuh bertekanan 13.000 kPa (130 bar) pada suhu
ruangan.

 Acetylene Cylinder (Tabung Asetilen);


Standar tabung asetilen berwarna merah. Nipel saluran gas keluar ber
ulir-kiri. Tabung bila diisi penuh bertekanan 1.500 kpa (15 bar) pada
suhu ruangan.

 Pressure Regulator (Regulator Tekanan);


Regulator Tekanan adalah alat pengatur gas keluaran dalam kondisi konstan
yang disesuaikan dengan kebutuhan tekanan kerja pada brander Las. Pengaturan
dilakukan melalui putaran katup.

 Pressure-gauge (Alat-ukur Tekanan);


Tabung oksigen dan asetilen masing-masing mempunyai Alat-ukur-
tekanan yang sudah dikalibrasi. alat-ukur Tekanan oksigen di cat hitam
dan Alat-ukur Tekanan asetilen di cat merah. Keduanya di ikat
menggunakan mur- spigot dengan arah ulir sesuai dengan nipel-keluaran
pada tabung. masing-masing tabung dilengkapi dengan 2 Alat-ukur
Tekanan, yaitu; alat-ukur-tekanan isi tabung dan pengukur tekanan kerja
yang akan dipakai oleh brander Las.

 Torch / Hand-piece (Brander Las);


Konstruksi brander Las terdiri dari handel dan pipa- nosel. Katup
pengatur terletak pada handel, berfungsi untuk mengatur campuran
oksigen dengan asetilen agar gas yang keluar dari pipa-nosel
membentuk nyala api yang disesuaikan dengan kebutuhan kerja.

 Tip (Pipa-nosel);
Pipa-nosel adalah pipa penghembus gas pembakar untuk
berbagai penggunaan umum dalam kerja Las Ox-acetylene.
Identifikasi ukuran di cap pada badannya, yang menyatakan
rentang perbedaan besar-kecilnya nyala api yang keluar
dari moncong pipa. Angka kecil berarti nyala api kecil
untuk pengelasan pelat-pelat tipis, dan angka besar
menyatakan nyala api besar untuk pelat yang tebal.

 Selang Oksigen dan Selang Asetilen;


Antara brander Las dengan alat-ukur-tekanan dimasing- masing tabung dihubungkan melalui
selang. Selang dibuat dari karet yang dijalin benang nilon agar mampu menahan tekanan tinggi.
Selang oksigen berwarna biru sedangkan selang asetilen berwarna merah.
MATERI TEKNIK PENGELASAN

Di kedua ujung selang dipasang adapter, dengan arah ulir- kanan untuk adapter oksigen, dan ulir-
kiri untuk adapter asetilen. Arah ulir dibedakan untuk menghindark terbalik pemasangan.
Panjang selang ditentukan secukupnya, umumnya minimal 2 m. hindarkan selang jangan sampai
menekuk, terkena logam panas atau ter-ekspos api brander.
Diujung selang asetilen mendekati regulator, dipasang katup-balik (Flashback Arrestors) untuk
mencegah jilatan api masuk kedalam tabung asetilen.

Karakteristik dan klasifikasi Torch (Brander Las)


Torch (Brander Las) yang baik :

 Harus aman saat dioperasikan, dan;


 Menghasilkan komposisi nyala api yang konstan, selain itu;
 Harus ringan, serta;
 Mudah mengontrol komposisi campuran bahan pembakar untuk menentukan
jenis nyala api untuk kerja Las.
Torch (Brander Las) diklasifikasikan dalam beberapa jenis :

 Menurut cara mengumpan campuran oksigen dengan asetilen (tipe Mixer, tipe Balance
Pressure)
 Menurut ukuran dan bobot (normal, ringan, kecil)
 Menurut bahan pembakar yang digunakan (acetylene, hydrogen, bensin)
 Menurut penggunaan (manual , dengan mesin)

Torch / Hand-piece (Brander Las) tipe Mixer

Aliran kuat oksigen dalam pipa oksigen yang diatur oleh bukaan katup diatas, berusaha menarik
asetilen dari didalam rongga handel. Debit asetilen ditentukan dengan mengatur katup asetilen yang
terletak dibagian bawah Torch.
MATERI TEKNIK PENGELASAN

Torch / Hand-piece (Brander Las) Tipe Balance Pressure

Proporsi campuran gas dikontrol secara konstan, khususnya untuk pengelasan; Non-fero atau Baja-
paduan.
Debit campuran gas yang mengalir melewati lubang Tip (m3/dtk) dalam setisp suhu dan tekanan yang
ada, adalah merupakan perkalian dari; luasan pipa (m2), kecepatan aliran gas rata-rata (m/dtk), serta
koefisien debit.
Injektor dan Tekanan Torch untuk Las Oxy-acetylene

Arah, sudut, dan posisi Torch dalam Las Oxy- acetylene


MATERI TEKNIK PENGELASAN

SHIELD METAL ARC WELDING/SMAW (LAS BUSUR LISTRIK)


A. Kelengkapan Las Busur Listrik :

B. Peralatan kerja dan perlengkapan keselamatan kerja :

C. Peralatan kerja dan perlengkapan keselamatan kerja :


Selama proses pengelasan Las Busur Listrik, temperatur busur mencapai lebih dari 5.000 C,
temperatur tersebut mampu melelehkan ujung logam inti elektroda, yang lebur dengan logam induk
(parent metal).
MATERI TEKNIK PENGELASAN

Penyalut elektroda berfungsi untuk melindungi sekeliling busur dan membentuk deposit menyelimuti
bead, yang terpisah dan membentang diatas kampuh Las.

Prosedur pengelasan dengan Las Busur Listrik adalah sebagai berikut :

 Periksa mesin Las, grounded, dan kaber power.


 Siapkan pakaian pelindung dan masker.
 Periksa polaritas kabel arus ke Torch dan ke parent metal.
 Pilih elektroda yang tepat yang sesuai dengan ketebalan benda yang akan di Las.
 Stel arus pengelasan pada transformator disesuaikan dengan ukuran elektroda Las.
 Nyalakan mesin las dan siapkan masker Las.
 Ayunkan atau sentuhkan elektroda dengan cepat diatas permukaan logam induk.
 Setelah menyala, gerakkan elektroda, perhatikan arah dan sudut elektroda, perhatikan jarak
busur terhadap logam induk.

D. Inspeksi visual :

SHIELD METAL ARC WELDING (LAS BUSUR LISTRIK)


A. ELEKTRODA LAS
Dalam mengelas dengan Las Busur Listrik (Shield Metal Arc Welding), material Las yang cukup
penting peranannya adalah elektroda. Elektroda Las berfungsi sebagai pembakar yang menimbulkan
busur api, sekaligus sebagai bahan tambah karena melebur bersama logam yang di Las.
MATERI TEKNIK PENGELASAN

a) Jenis elektroda;
 Elektroda tanpa penyalut (Non-coated Electrodes)
 Elektroda bersalut (Coated Electrodes)
Untuk Las Busur Listrik elektroda yang dipakai adalah jenis ke dua, yaitu elektoda dengan bagian luar
dari logam inti diberi bahan salutan.
Bentuk dan bahan elektroda Las secara umum, adalah sebagai berikut :
Terasnya (intinya) terbuat dari logam; Besi, Baja, Besi-tuang, Alumunium, Perunggu, Monel,
Stainless-steel atau logam lainnya. Tergantung dari lapangan pemakaian elektroda tersebut. Bagian
dalam berisi batang inti logam berbentuk bulat, dipermukaan luar batang logam diberi salutan yang
melekat kuat. Bahan penyalut disesuaikan dengan sifat logam yang akan di Las.
b) Jenis salutannya elektroda;
 Rutile (Coated) Elektrodes (Elektroda Bersalut Rutile).
 Iron Powder (Coated) Elektrodes.
 Low Hidrogen Types Electrodes.Cellulasic Elektrodes dsb.
Elektroda Las dibuat dengan panjang 350 mm s/d 450 mm. Ukuran diameter elektroda Las diartikan
sebagai ukuran diameter batang inti logamnya. Sepanjang 2 s/d 4 cm pada bagian pangkalnya sengaja
tidak dibungkus, disiapkan untuk bagian yang akan dijepitkan pada Tang-las (Handle).
c) Fungsi salutan batang elektroda Las;
 Mencegah terbentuk oksida dan nitrida logam sewaktu proses las berlangsung.
 Menghindarkan hilangnya elemen bahan akibat pembakaran, seperti; Mangan (Mn),
Chrom (Cr), Molybden (Mo), Silicium (Si), Vanadium (Va), Nickel (Ni), dsb.
 Memberikan sifat khusus pada hasil lasan melalui zat yang terkandung dalam salutan.
 Menstabilkan dan mengarahkan busur api, dan memungkinkan elektroda dipakai pada
arus AC.
 Memperlambat proses pendinginan daerah yang dilas, sehingga ductility logam induk
terjaga.
d) Persyaratan bahan salutan :
 Bahan salutan harus pijar dengan teratur bersama dengan logam inti Las dan melekat
dengan baik pada logam inti dan ketebalan penyalut homogen.
 Berat jenis terak harus lebih ringan dari logam cair, sehingga mudah terapung dan
tidak terjadi terak-tertutup (slag inclussion) didalam kampuh Las .
 Terak harus menutupi rigi-rigi las dengan merata, dan setelah dingin mudah
dibersihkan.
e) Penyesesuaian elektroda terhadap jenis arus
Ada dua tipe Mesin Las, dilihat dari arus yang dihasilkannya :
 Mesin Las Arus Searah atau Direct Current (disingkat DC)
 Mesin Las Arus Bolak-Balik atau Alternating Current (disingkat AC)
f) Penyesuaian elektroda terhadap sifat arus dan logam inti;
 Jenis elektroda las untuk DC
 Jenis yang lain untuk AC.
 Jenis Elektroda DC untuk Straight Polarity (Electroda Negatif).
 Jenis Elektroda DC untuk Reverse Polarity (Electroda Positif).
 Elektroda DC untuk Straight maupun Reverse Polarity.
 Elektroda untuk AC dan DC.
MATERI TEKNIK PENGELASAN

g) Penggolongan jenis Batang Elektroda Las menurut AWS-ASTM;


 AWS = American Welding Society
 ASTM = American Society for Testing Materials
h) Batang elektroda dibedakan dalam 4 golongan;
 Mild Steel Arc Welding Electrodes (untuk mengelas Mild Steel / Baja-lunak,
misalnya; Baja-carbon dengan prosentase carbon yang rendah).
 Alloy Steel Arc Welding Electrodes (untuk mengelas baja campuran, misalnya
Stainless-steel, dsb).
 Non Ferrous Arc Welding Electrodes (untuk mengelas logam yang bukan Besi/Baja,
misalnya; Alumunium, Monel, Brass, Bronze, dsb).
 Cast Iron Welding Electrodes (untuk mengelas Besi-tuang atau sejenisnya).

ELEKTODA LAS
MATERI TEKNIK PENGELASAN
MATERI TEKNIK PENGELASAN

Sejarah Pengelasan
PENGELASAN
Penyambungan besi dengan cara membakar. Menurut Deutsche Industrie Normen (DIN) dalam
Harsono dkk (1991), las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan
dalam keadaan lumer atau cair.

Sejarah Pengelasan
Pengelasan dengan metode yang dikenal sekarang, mulai dikenal pada awal abad ke 20. Sebagai
sumber panas digunakan api yang berasal dari pembakaran gas acetylenayang kemudian dikenal
sebagai las karbit. Waktu itu sudah dikembangkan las listrik namun masih mulai langka. Pada Perang
Dunia II, proses pengelasan untuk pertama kalinya dilakukan dalam skala besar. Dengan las listrik,
dalam waktu singkat, Amerika Serikat dapat membuat sejumlah kapal sekelas dengan kapal SS
Liberty, yang merupakan kapal pertama yang diluncurkan dengan di las. Di mana sebelumnya kapal
yang dikeluarkan, proses pengerjaan menggunakan paku keling (‘’rivets’’). Pada masa itu, muncul
pula cara pertama untuk mengetes hasil pengelasan, seperti uji ‘’kerfslag’’ (lekukan yang tertutup
lapisan)

Klasifikas Pengelasan
Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan
sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar. Pengelasan tekan adalah pcara
pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu. Pematrian
adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan disatukan denngan menggunakan paduan logam
yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair

LAS KARBIT
Las Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang menggunakan gas
karbit (gas aseteline = C2H2) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah membakar bahan bakar yang
telah dibakar gas dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan
logam induk dan logam pengisi.
Salah satu metode modern dari las listrik adalah las plasma . Plasma adalah gas panas yang suhunya
sedemikian tinggi sehingga elektron luar molekul-molekul terpisahkan dan membentuk ion. Elektroda
untuk las plasma dibuat dari bahan yang kuat, misalnya wolfram Arus listrik mengionisasi gas plasma
sehingga terjadi arus tunggal. Sewaktu terbentuk cairan panas, kawat las bisa ditambahkan. Las
Plasma sangat stabil. Cara ini bisa dijalankan secara automatis, antara lain karena hasil pengelasan
tidak terpengaruh oleh panjang arus. Karena las plasma sangat cepat, ia bisa digunakan ntuk
mamasang lapisan anti karat dan anti aus pada konstruksi baja.

LAS LISTRIK
Pada Las listrik, panas yang diperoleh untuk proses pelelehan diperoleh dari perbedaan tegangan
antara ujung tangkai las dengan benda yang akan di las. Kalau elektroda las cukup dekat dengan
benda yang akan dikerjakan itu, akan terjadi loncatan bunga api permanen yang berasal dari arus
listrik. Selama melakukan las listrik, tetesan elektroda lempengan logam berdiameter tertentu,
berjatuhan menjadi kumpulan cairan logam.
MATERI TEKNIK PENGELASAN

Listrik merupakan dasar dari banyak proses las dengan aplikasi khusus. Salah satu yang paling
terkenal adamah las MIG/MAG ( Metal Inert Gas/ Metal Active Gas). Bedanya dengan las listrik
biasa ialah, dari ujung tangkai las juga keluar aliran gas. Dapat beripa gas karbondioksida yang
disebut las CO2, tetapi dapat juga argon atau campuran beberapa gas. Aliran gas itu melindungi cairan
yang meleleh dari udara sekitarnya. Udara mengandung oksigen yang pada suhi sekitar 1800 derajat
Celcius dapat membuat karat.

LAS GESEKAN
Pada las gesekan, panas timbul sebagai akibat gesekan kedua bagian logam yang akan disambung
dengan berputar dalam kecepatan tinggi . Panas hasil gesekan tersebut akan melelehkan logam, dan
kalau diberikan sedikit tekanan, maka akan terjadi sambungan. Setelah logam mulai meleleh,
koefisien gesekan akan turun dan pertambahan panas akan berhenti, sehingga bahan tidak mungkin
kepanasan.
Untuk mengelas pipa ledeng besar dengan las gesekan, diperlukan las gesekan radikal. Kedua bagian
pipa harus sedikit terpisah sewaktu cincin logam yang mengelilinginya diputar. Pada saat tertentu,
cincin yang berputar itu ditekan. Panas hasil gesekan itu akan melelehkan cincin bagian dalam serta
ujung kedua pipa. Proses pengelasan selesai.
Las gesekan umumnya digunakan dalam industri mobil, untuk menyambung as, komponen bak
persneling dan kolom kemudi. Dengan metode las gesek ini akan lebih mudah untuk menyambung
bahan-bahan yang sulit dilas dengan proses biasa. Misalnya untuk menghubungkan baja dengan
tembaga, tembaga dengan aluminium dan titanium
Las Termit adalah penyambungan/las antara dua batang rel melalui suatu reaksi kimia dengan
menggunakan termit (besioksida dengan bubuk aluminium). Metode ini dilaksanakan dengan bahan
yang sederhana dan menghasilkan sambungan yang baik.
Reaksinya seperti berikut: Fe2O3 + 2 Al → 2 Fe + Al2O3 ΔH = 850 kJ Hasil reaksi tersebut berupa
besi ditambah dengan kerak Al2O3 serta panas yang terjadi cukup untuk mencairkan besi yang berada
disekitar rel yang pada gilirannya akan memadukan besi hasil reaksi dengan rel.

Anda mungkin juga menyukai