PENDAHULUAN
Kereta api merupakan salah satu alat transportasi darat antar kota yang
diminati oleh seluruh lapisan masyarakat. Sistem perkeretaapian di Indonesia
semakin maju, hal ini terlihat dari pengembangan-pengembangan yang terus
dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia (persero). Dengan semakin banyaknya
masyarakat yang menggunakan jasa kereta api sebaiknya diimbangi oleh fasilitas –
fasilitas yang memadai, peningkatan kualitas pelayanan yang baik agar masyarakat
lebih percaya dan memilih menggunakan jasa transportasi kereta api.
Peranan penting Pengereman sebagai salah satu bagian yang ada pada
didalam dunia perkereta apian kenapa demikian,karena menyangkut nyawa
manusia yang ada didalam kereta. Pengereman pada Lokomotif (Independent
Brake) dan pengereman pada saat lokomotif membawa rangkaian kereta (Automatic
Brake) ketika lokomotif berjalan dengan rangkaian dalam keadaan jalur turunan
disebut (Dynamic Brake).Pengereman pada rangkaian kereta api tidak
menghasilkan sendiri namun berasal dari lokomotif yang menyalurkan udara yang
dihasilkan dari Kompresor yang berada di belakang lokomotif. Setiap Lokomotif
1
pasti memiliki yang namanya kompresor untuk menghasilkan udara yang nantinya
digunakan untuk pengereman. Karena angin lebih efektif ketimbang menggunakan
pelumas. Udara ketika dimampatkan dapat menghasilkan tekanan yang besar, maka
dari itu kenapa menggunakan udara.
Alat ini mirip dengan pedal gas yang diletakkan dikaki,jika tidak ditekan
maka kendaraan tidak akan bergerak.Bedanya,Deadman Pedal ini tidak berfungsi
sebagai penambah kecepatan namun hanya sebagai sensor maka dari itu pedal ini
harus diinjak oleh masinis sepanjang perjalanan.
Berdasarkan hal tersebut ,maka dibuatlah laporan Kerja Praktek yang berjudul:
2
1.2.2 Secara Khusus :
Hasil dari kerja praktek ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan
(PT.KAI (persero)),penulis dan Universitas.Adapun kegunaannya adalah:
3
1.4.2 Pengumpulan Data
A. Metode Observasi
Dalam metode ini,Penulis mengamati dan mempelajari secara langsung
keadaan serta aktivitas yang dilakukan sehari-harinya di Dipo Lokomotif
Jatinegara.
B. Metode Wawancara
Dalam metode ini,Penulis mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam
bentuk wawancara atau tanya jawab kepada pembimbing lapangan maupun
Karyawan.
1.4.6 Konsultasi
4
real yang ada ditempat kerja praktek dan untuk penulisannya sesuai dengan standart
yang ditetapkan oleh pihak Prodi.
1.4.7 Laporan
Mempelajari
perawatan dan
perbaikan serta
penanganan masalah
pada sistem Angin
Mempelajari
Kerusakan pada P2A
5
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
6
pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA di
sana.
7
Tabel 2.1 Sejarah PT Kereta Api Indonesia (Persero)
(Sumber: Google 2018)
8
2.2 Lokasi dan Tata Letak Perusahaan
9
1. 3 Garis melengkung melambangkan gerakan yang dinamis PT KAI
dalam mencapai Visi dan Misinya.
2. 2 Garis warna orange melambangkan proses Pelayanan Prima (Kepuasan
Pelanggan) yang ditujukan kepada pelanggan internal dan eksternal.
3. Anak panah berwarna putih melambangkan Nilai Integritas, yang harus
dimiliki insan PT KAI dalam mewujudkan Pelayanan Prima.
4. 1 Garis lengkung berwarna biru melambangkan semangat Inovasi yang
harus dilakukan dalam memberikan nilai tambah ke stakeholders.
(Inovasi dilakukan dengan semangat sinergi di semua bidang dan
dimulai dari hal yang paling kecil sehingga dapat melesat).
VISI
MISI
Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis penunjang, melalui praktek
bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi
bagi stakeholder dan kelestarian lingkungan hidup berdasarkan 4 pilar utama :
keselamatan, ketepatan waktu, peayanan, dan kenyamanan.
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki 5 nilai utama yang dijadikan
sebagai budaya perusahaan, 5 nilai tersebut adalah :
1. Integritas
2. Profesionalitas
3. Keselamatan
10
4. Inovasi
5. Pelayanan Prima
5 nilai utama yang menjadi budaya perusahaan ini digunakan sebagai komponen
kunci keberhasilan dari pencapaian visi,misi, arah usaha serta strategi
perusahaan.
PT. KAI (Kereta Api Indonesia) Persero merupakan sebuah Badan Usaha
Milik Negara Indonesia yang menyelenggarakan jasa angkutan kereta api dan
merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa transportasi terbesar di
Indonesia.
Sarana Kereta Api merupakan alat produksi untuk menghasilkan jasa
angkutan kereta api yang terdiri dari:
1. Lokomotif
2. Kereta Rel Listrik (KRL)
3. Kereta Rel Disesel (KRD)
4. Kereta penumpang
5. Gerbong barang.
11
4. Struktur Tingkat Unit Perbaikan Teknik (UPT) Dipo Loko.
Pada laporan ini, akan dibahas Struktur Organisasi Tingkat Unit Perbaikan
Teknik (UPT), karena pada organisasi inilah yang berhubungan langsung dengan
penanganan Lokomotif-lokomotif.
Dipo Lokomotif Jatinegara milik PT. KAI (Persero) dipimpin oleh seorang
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dipo dan Traksi Lokomotif Jatinegara setara
dengan pangkat Junior Manager di Lingkungan PT. KAI (Persero). Dalam
pelaksanaan tugasnya KDT/KUPT dibantu oleh 5 kepala ruas atau biasa
disingkat sebagai KR.
12
operasi lokomotif. KR Luar ini juga membawahi beberapa bagian, antara
lain:
a. Pengawas DC, yang bertugas memeriksa dan memelihara lokomotif
yang telah selesai dinas untuk mengetahui ada atau tidaknya
kerusakan-kerusakan.
b. Pengawas KA (Kereta Api), yang bertugas mengawasi petugas
operasional, masinis/ asisten masinis untuk menyesuaikan dinasnya.
c. Pengawas Peristiwa Luar Biasa Hebat (PLH), yang bertugas
mengawasi peristiwa-peristiwa yang mengakibatkan kerusakan
berat pada lokomotif dan kereta, misalnya tabrakan antar kereta
sehingga body melengkung.
d. Pengawas Order, yang bertugas membuat dinasannya masinis dan
asistennya untuk melaksanakan dinas KA dan/atau Langsir.
e. Pengawas Emplasemen, yang bertugas melakukan K3 dan
keamanan Dipo.
4. Kepala Ruas Administrasi (KR Adm.)
Mempunyai tugas: Dalam melaksanakan administrasi keuangan,
administrasi umum, dan kepegawaian. KR Adm ini membawahi :
a) Pengawas Keuangan, yang bertugas mengawasi dan melaksanakan
penyusunan rencana anggaran, melaksanakan pengendalian
administrasi keuangan, akuntansi, dan pengesahannya.
b) Pengawas Kepegawaian, yang mempunyai tugas melaksanakan
mutasi, tata usaha personalia, dan pendidikan.
c) Pengawas Administrasi Umum, yang bertugas melaksanakan
pengelolaan administrasi perkantoran, kerumahtanggaan, keamanan
dan ketertiban kantor, mess, dan sebagainya.
5. Kepala Ruas Koordinasi (KR KOR)
Mempunyai Tugas:Melaksanakan perencanaan pemeliharaan dan
administrasi teknik.Bagian ini membawahi :
13
KUPT
Askar Yoyom
Ramanto
KR ADM KR LOS KR KR QC
KR KOR FASILITAS
Aris Andri Raspati Junaidi
Purwadi Prananda ABdullah
Danarto Moh.Toha
PENGAWAS MC
PENGAWAS DC
1.Rahmat Ramadhan
Moh.Junaidi
2.Yaya Sutarya
3.Chandra Ranahangita
14
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Lokomotif
Lokomotif adalah bagian dari rangkaian kereta api dimana terdapat mesin untuk
mengerakkannya.Biasanya lokomotif terletak didepan rangkaian kereta
api,masinis menjalankan perintah berdasarkan perintah dari pusat pengendali
perjalanan kereta api melalui sinyal yang biasanya terletak dipinggir rel.
15
3.1.2 Seri Lokomotif
A. CC 203
Lokomotif tipe ini dibuat pada tahun 1995-2002. Lokomotif
ini memiliki dimensi panjang 14.135mm, lebar 2.642mm, tinggi
3.636mm, dan berat 88ton. Engine yang digunakan GE-7FDL-8
dengan jumlah silinder 8 menghasilkan 2150 horse power (HP)
sehingga mampu melaju hingga kecepatan 120km/h. Lokomotif ini
digunakan untuk mengangkut penumpang dan petikemas.
16
1. Menekan waktu kerusakan (down time) sekecil mungkin.
2. Menghindari kerusakan (break down) tak terencana.
Menurut pendapat Corder, Antony, K. Hadi, (1992). Secara umum, ditinjau dari
saat pelaksanaan Pekerjaan pemeliharaan dikategorikan dalam dua cara yaitu:
1. Planned Maintenance (pemeliharaan terencana) terdiri dari tiga bentuk
pelaksanaan yaitu :
a. Perawatan Pencegahan (Preventive maintenance).
b. Pemeliharaan Perbaikan (Corrective maintenance).
c. Perawatan Prediksi (Predictive maintenance).
2. Unplanned Maintenance (pemeliharaan tidak terencana), biasanya bisa
berupa breakdown / emergency maintenance. Breakdown/
emergencymaintenance (pemeliharaan darurat) adalah tindakan
maintenance yang tidak dapat dilakukan pada mesin peralatan yang
masih dapat beroperasi, sampai mesin / peralatan tersebut rusak dan tidak
dapat berfungsi lagi.
Menurut pendapat Jono, (2015). Tujuan utama dari sistem pemeliharaan itu
dilakukan untuk menghindarkan suatu mesin agar tidak mengalami kerusakan
yang berat, sehingga tidak diperlukan waktu yang cukup lama dan juga biaya
yang terlalu mahal untuk melakukan perawatan. Sehingga mesin-mesin dapat
beroperasi seoptimal mungkin dan kegiatan produksipun berjalan dengan lancar
dan mendapatkan keluaran (Out Put) produk yang berkualitas. Prinsip utama dari
sistem pemeliharaanterdiri dari dua hal yaitu:
17
3.2.3 Fungsi Pemeliharaan
Menurut pendapat Agus Ahyari, (2002). Fungsi pemeliharaan adalah agar dapat
memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada
serta mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam
keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi. Keuntungan-
keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya pemeliharaan yang baik
terhadap mesin adalah sebagai berikut :
18
3.4 Sistem Kerja Rem Lokomotif
3.4.1 Proses Pengisian (Charging Position)
Proses pengisian terjadi ketika udara bertekanan dari sistem kompresor di
lokomotif mensuplai Brake Pipe.Selanjutnya udara dari brake pipe ini akan
mengisi auxiliary reservoir lewat distributor valve melalui katup pengatur.Pada
posisi pengisian, brake shoe dalam posisi release.
3.4.2 Proses Pengereman (Breaking Application)
Proses pengereman terjadi ketika masinis menggerakkan hadle rem ke posisi
pengereman.Distributor valve akan mengalirkan udara dari auxiliary reservoir
ke brake cylinder.Kemudian brake cylinder akan menggerakkan piston yang
selanjutnya terjadi pengereman.
3.4.3 Proses Melepaskan (Release)
Proses release terjadi ketika masinis menggerakkan hadle rem rangkaian ke
posisi charging.Sehingga udara dalam brake pipe kembali terisi dan akan
kembali mengisi auxiliary reservoir.Bersamaan dengan itu, udara pada brake
cylinder dibuang melaui relay valve yang ada pada distributor valve.
19
menjaga agar tekanan udara yang dihasilkan oleh kompresor berada
pada daerah tekanan yang di ijinkan 125 Psi (8.8 kg/cm2) – 140 Psi (9.8
kg/cm2), dan Main Reservoir berfungsi untuk mengamankan bila
tekanan udara yang dihasilkan kompresor terlalu tinggi (>10.5 kg/cm2),
safety valve akan bekerja dan membocorkan udara secara otomatis dan
memberi tanda kepada masinis kalau sistem kerja kompresor tidak
normal atau bermasalah.
20
atau rangkaian kereta, untuk menghubungkan pipa udara satu dengan
pipa yang lain dilengkapi dengan peralatan selang bertekanan.
4. TankiAuxilliary Reservoir
Merupakan tabung / tanki penyimpan udara yang berfungsi untuk
mengisi silinder rem saat terjadi proses pengereman. Tanki ini akan diisi
kembali dari pipa pengereman saat rem dalam kondisi rilis, karena tanki
ini butuh diisi kembali maka apabila kereta dibiarkan dalam kondisi
pengereman dalam jangka waktu yang lama, seperti kereta off /parkir,
maka silinder rem akan kehilangan tekanan dan sepatu rem akan
merenggang sehingga tidak terjadi pengereman lagi. Oleh karena itu,
pada kereta selalu dilengkapi rem parkir baik itu menggunakan silinder
terpisah dengan prinsip yang berkebalikan dengan slinder rem atau rem
tangan manual yang dipasang pada ujung kereta.
21
dengan tipe single acting springreturn air. Sepatu rem akan terdorong
oleh udara bertekanan yang masuk ke dalam silinder yang berasal dari
tangki auxilliary Reservoir. Sementara itu untuk silinder rem parkir
merupakan silinder udara dengan tipe single acting spring extend air
yang bekerja dengan sistem sebaliknya, yaitu sepatu rem akan terdorong
jika tidak ada udara bertekanan yang masuk.
22
7. Rem Blok Unit
Berfungsi sebagai bagian dari sebuah sistem pengereman untuk
menahan laju Lokomotif atau rangkaian dengan cara menahan putaran
roda. Setiap Axle pada setiap Bogie dilengkapi dengan Rem Block Unit
dan mempunyai dua sepatu rem (Brake Shoe) pada setiap roda kereta.
Kompresor
Filter Udara Intercooler
Udara Alam
STR
Kompresor
Seluruh Main
Lokomotif Reservoir STT
23
yaitu P1 (periodik per 1 bulan), P3 (periodik per 3 bulan), P6 (periodik per 6
bulan) dan P12 (periodik per 12 bulan).
Deadman Pedal ini berfungsi sebagai alarm kesadaran masinis dan juga pengendali
kecepatan kereta api. Yaitu sebagai alarm kesadaran masinis karena pedal ini
berfungsi dengan sistem 50/4 yang berarti pedal itu memiliki set waktu 50 detik
diinjak dan 4 detik dilepas. Jika masinis lalai melakukan mekanisme tersebut maka
akan ada suara alarm yang cukup berisik di kabin masinis (Buzzer bunyi). Dan jika
tetap tidak dilakukan perlakuan maka perlahan – lahan pedal melaksanakan tugas
yang kedua yaitu menurunkan kecepatan sampai akhirnya berhenti total.
Bisa dibayangkan apabila pedal ini rusak atau mungkin diakali oleh oknum
masisnis yang tidak disiplin. Bisa saja alat itu dimatikan dari saklar listriknya
langsung dan untuk loko2 awal ( yang tidak memakai sistem 50/4) bisa saja
mengganjal pedal tersebut dalam posisi selalu tertekan sehingga mesin tidak
berhenti.
24
3.8.2 Emergency Aplication Presure Switch (EPS)
1. Kontak yang dikerjakan oleh tekanan angin sebesar 42/30 Psi.
2. Berfungsi sebagai kontak yang menghubung / memutuskan arus ke relay
SCR,sehingga Lokomotif kehilangan tenaga pada saat Lokomotif dalam
keadaan Emergency.
3. EPS bekerja berdasarkan tekanan angin dari Brake Pipe.
4. Letaknya diruang Air Brake (AB) depan kabin masinis.
25
3.9 P2 Applications
Peralatan ini berfungsi apabila masinis lalai mengerjakan peralatan
Deadman, maka peralatan ini akan mengerjakan pengereman seluruh rangkaian
secara otomatis.
Bila masinis lalai tidak mengerjakan deadman , maka udara di foot valve
3 akan terbuang.dengan terbuangnya udara di foot valve 3 ini berakibat tekanan
udara diatas membran akan menurun sehingga udara di equalizing terbuang
juga.Dengan terbuangnya udara di equalizing maka akan berakibat udara pada
brake pipe akan terbuang juga , sehingga terjadi pengereman.
26
BAB IV
PEMBAHASAN
Alur proses atau diagram alir adalah sebuah jenis diagram yang mewakili
algoritme, alir kerja atau proses, yang menampilkan langkah dalam bentuk simbol-
simbol grafis, dan urutannya dihubungkan dengan panah. Diagram ini mewakili
ilustrasi atau penggambaran penyelesaian masalah. Diagram alir digunakan untuk
menganalisa, mendesain, mendokumentasi atau memanajemen sebuah proses atau
program di berbagai bidang.Penulis menggunakan diagram alir sebagai proses
perawatan Mesin P2 Applications pada lokomotif CC 203.
Mulai
Persiapan alat
pelindung diri
Pemeriksaan
Deadman
A B C
27
B C
A
Membersihkan
P2A
Pergantian
komponen jika
sudah tidak
sesuai standart
Pelumasan
komponen
Perakitan P2A
Selesai
Sebelum memasuki LOS kereta api kita diwajibkan memakai beberapa Alat
Pelindung Diri (APD) sebagai berikut:
28
2. Perlengkapan APD yang digunakan Karyawan untuk keselamatan dirinya
adalah berikut yaitu Helm Safety,Sepatu Safety,Sarung Tangan,Masker.
29
Tabel kerusakan diDeadman Pedal periode bulan Februari – April 2018:
No Banyak Jenis
kerusakan kerusakan
1 9 kali P2 Applications
Dari tabel di atas Frekuensi Kerusakan pada P2 Applications yang paling sering
terjadi pada lokomotif di Dipo jatinegara. Oleh karena itu permasalahan Kerusakan
pada P2 Applications yang harus diselesaikan. Mengingat P2 Applications adalah
bagian mesin yang penting, apabila mengalami kerusakan dan gangguan dapat
menyebabkan lokomotif tidak dapat melakukan dinas.
30
Berdasarkan Tabel di atas , faktor utama penyebab terjadinya Kerusakan
pada P2 Applications dapat dijabarkan pada diagram Fishbone dibawah ini sebagai
berikut :
MAN
31
METHOD
MONEY
32
FAKTOR PEMBAHASAN YANG TERJADI AKAR
MASALAH
MATERIAL /
MACHINE
33
ENVIRONMENT
34
Berdasarkan notifikasi yang ada, frekuensi penyebab terjadinya Kerusakan
pada P2 Applications dapat dijabarkan pada Diagram pie dibawah ini sebagai
berikut
Frekuensi
Environment
40%
Material/Machin
e
60%
Material/Machine Environment
35
Efek yang ditimbulkan pada penjelasan Diagram Pie
A. Pembongkaran P2 Applications
1. Sebelum melakukan pelepasan P2 Applications dari locomotif
pastikan menggunakan alat keselamatan kerja, seperti wear park,
safety shoes, safety helmet ,sarung tangan.
2. Menyiapkan peralatan seperti kunci pas 3/8 inch untuk melepaskan
P2 Applications dari locomotif.
3. Buka mur 3/8 inch 4 buah.
4. Lepas spring/per.
5. Lepas piston pengikat membran.
B. Pemeriksaan dan pencucian P2 Applications
1. Part-part dicuci dengan bensin.
2. Bodi dicuci dengan solar dan air.
3. Kemudian semprot dengan angin.
4. Ganti O-ring pada plunger jika sudah tidak sesuai standart.
5. Ganti membran P2 Applications jika sudah tidak sesuai standart.
C. Pemasangan P2 Applications
36
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan selama melaksanakan kerja praktek di PT. Kereta Api
Indonesia, maka dapat diambil kesimpulan :
37
5.2 Saran
Adapun saran saya yang bisa saya berikan setelah penulisan laporan ini :
38
DAFTAR PUSTAKA
[5] Logawa, H. (2016). Sistem Pengereman Udara Tekan Pada Kereta Api.
Diunduh dari:
http://hudalogawa.blogspot.com/2016/05/ilmu-ka-sistem-
pengereman-udara-tekan.html , diakses pada 13 September 2018.
39