Oleh :
Cholis Martanto Aji
40040318060007
Bidang Teknik Elektro
Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi
4Semarang yang telah dilaksanakan mulai tanggal 22 Februari 2021 sampai dengan
2 April 2021, disusun oleh :
Mengetahui, Menyetujui,
KUPT Resor Sintelis 4.1 Tegal Pembimbing Lapangan
Menyetujui, Quality
Controller Sintelis 4A
Pekalongan
Eri Susiyanto
NIPP. 43221
ii
HALAMAN PENGESAHAN UNIVERSITAS
Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi
4Semarang yang telah dilaksanakan mulai tanggal 22 Februari 2021
sampai dengan 2 April 2021, disusun oleh :
Telah disetujui untuk diseminarkan sebagi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar
Ahli Madya pada Program Studi Teknik Elektro Departemen Teknologi Industri
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro pada :
Hari : Senin
Tanggal : 30 Juni 2021
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Prodi Teknik Elektro Dept. Dosen
Pembimbing
Teknologi Industri SV Undip
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek di PT. Kereta
Api Indonesia Daerah Operasi 4 Semarang dengan judul “STANDAR
OPERASIONAL PERAWATAN PENGGERAK WESEL ELEKTRIK NSE
120 DI UNIT SINTELIS DAOP 4 SEMARANG” dalam rangka memenuhi
tugas semester enam dan sebagai syarat kelulusan pada Jurusan Teknik Elektro
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro.
Dalam mengerjakan laporan ini tak henti-hentinya penulis bersyukur
kepada Allah SWT dan penulis juga menyampaikan terimakasih kepada pihak-
pihak yang sudah banyak memberi bantuan serta dukungan, diantaranya :
1. Orang tua yang telah memberi dukungan kepada penulis
dalam melaksanakan Kerja Praktek dan menyelesaikan laporan ini.
2. Prof Dr. Ir.Budiyono, M.Si selaku Dekan Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro.
3. Bapak Arkhan Subari, ST, M.Kom, selaku Ketua Jurusan PSD
III Teknik Elektro Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro Semarang.
4. Bapak Drs. Eko Ariyanto, M.T, selaku dosen pembimbing laporan
Kerja Praktek.
5. Bapak Purbo Adi, selaku Kepala Resor Tegal Unit Sintel PT.
Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 4 Semarang yang telah
memberikan waktu, pelajaran, dan tempat untuk melakukan Kerja
Praktek.
6. Bapak Sugiyarta, selaku Kepala Urusan Unit Sintel Resor Tegal PT.
Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 4 Semarang yang telah
memberikan waktu, pelajaran, dan tempat untuk melakukan Kerja
Praktek.
7. Bapak Eko S, selaku Pembimbing Kerja Praktek di PT. Kereta Api
Indonesia Daerah Operasi IV Semarang yang telah menerima dan
KATA PENGANTAR
iv
membimbing penulis dalam melaksanakan Kerja Praktek
serta membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan Kerja Praktek.
8. Bapak Wijtaksono, Mas Edy, Mas Fajar, Mas Didi, Mas Agus
yang bersedia membimbing, memberikan waktu, dan pelajaran yang
berguna untuk pengalaman di dunia kerja kedepannnya.
9. Seluruh pegawai PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 4
Semarang yang telah bersedia menerima penulis dalam melaksanakan
Kerja Praktek.
10. Muhammad Irfan Fakhar Ramadhan, Andrean Doni Kurnianto,
Qanaindica Putri sebagai rekan penulis dalam melaksanakan Kerja
Praktek di PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 4 Semarang.
11. Rekan-rekan seperjuangan di D3 Teknik Elektro angkatan 2018 yang
telah membantu dan menemani dalam penulisan laporan ini.
12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan
Laporan Praktek Kerja ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan Kerja
Praktek ini menjadi lebih baik. Akhir kata penulis memohon maaf apabila ada
kekeliruan dalam penulisan laporan ini.
v
ABSTRAK
Keandalan sistem tenaga listrik menjadi hal yang utama yang perlu
diperhatikan dalam sistem persinyalan kereta api. Dalam kereta api
sendiri,membutuhkan suatu sistem persinyalan yang andal agar terciptanya suatu
perjalanan yang efektif, efien dan aman. Terciptanya perjalan yang efektif dan
efisien perlu dilakukan suatu pembentukan rute antar kereta, guna menghindar
i resiko tabrakan atau kecelakaan antar kereta. Namun masalah yang
muncul adalah ketika dalam pembentukan rute atau perubahan jalur dimana harus
dilakukan secara manual. Hal ini menyebabkan kurang efektifnya suatu sistem
persinyalan dalam kereta api.
Wesel atau rangkaian kontrol pengubah jalur kereta api merupakan salah
satu aplikasi dari rangkaian konvensional dalam bidang tenaga listrik yang
diaplikasikan pada motor listrik untuk mengubah dan menghubungkan jalur kereta
api. Fungsi dari rangkaian ini adalah untuk mengubah dan menghubungkan dua
jalur rel atau lebih dalam pembentukan sebuah rute perjalanan kereta api. Wesel
sendiri akan bekerja ketika mendapatkan kiriman tegangan dari pusat kendali
wesel. Namun dalam wesel diperlukannya perawatan rutin 2 minggu sekali, tujuan
dilakukannya perawatan agar wesel dapat bekerja secara optimal dan tidak adanya
gangguan saat wesel bekerja.
Jadi agar wesel tersebut aman dan siap beroperasi maka memerlukan suatu
perawatan yang rutin, namun dalam perawatan sendiri mempunyai standar
operasional perawatan dan prosedur yang harus dilakukan sebelum dilakukannya
perawatan tersebut. Dengan dilakukannya perawatan secara rutin diharapkan dapat
meminimalisir terjadinya suatu gangguan dengan begitu perjalanan kereta api
dapat berjalan dengan aman dan lancar.
vi
ABSTRACT
The reliability of the electric power system is the main thing that needs to
be considered in the railroad signaling system. In the train itself, it requires a
reliable signaling system in order to create an effective, efficient and safe journey.
The creation of an effective and efficient route requires the formation of a route
between trains, in order to avoid the risk of a collision or accident between trains.
However, the problem that arises is when the route formation or route changes
must be done manually. This results in ineffective signaling systems in trains.
Wesel or railroad changer control circuit is one of the applications of
conventional circuits in the field of electric power which is applied to electric
motors for converting and connecting railway lines. The function of this circuit is to
change and connect two or more rail lines in the formation of a train travel route.
The point itself will work when it gets a voltage dispatch from the point
control center. However, in a wesel, routine maintenance is required every 2
weeks, the goal is to do maintenance so that wesel can work optimally and there
are no disturbances when the draft is working.
So that wesel to be safe and ready to operate, it requires routine
maintenance, but in the maintenance itself, it has operational standards of care and
procedures that must be carried out before the maintenance is carried out. By
carrying out routine maintenance, it is hoped that it can minimize the occurrence of
a disturbance and the train journey can run safely and smoothly.
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
xiv
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat ............................................................................... 2
1.2.1 Tujuan Kerja Praktek........................................................................... 2
1.2.2 Manfaat Kerja Praktek.......................................................................... 2
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ............................................................3
1.4 Batasan Permasalahan ...........................................................................4
1.5 Metode Pengumpulan Data....................................................................4
1.6 Sistematika Penulisan Laporan ..............................................................5
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ........................................................................7
2.1 PT Kereta Api Indonesia (Persero) ..........................................................7
2.1.1 Sejarah Berdirinya PT Kereta Api Indonesia (Persero).........................7
2.1.2 Ringkasan Sejarah Perkeretaan Indonesia ..........................................10
2.1.3 Wilayah Operasi PT Kereta Api Indonesia (Persero)..........................12
2.1.4 Dasar Hukum berdirinya PT. Kereta Api Indonesia (Persero) ........... 12
2.1.5 Visi, Misi, dan Tujuan PT Kereta Api Indonesia (Persero) ................ 13
2.1.6 Makna Logo PT Kereta Api Indonesia (Persero)............................... 14
2.1.7 Slogan PT Kereta Api Indonesia (Persero) ........................................ 15
2.1.8 Budaya PT Kereta Api Indonesia (Persero)....................................... 15
BAB V ............................................................................................................ 60
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 60
5.2 Saran.................................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62
x
DAFTAR GAMBAR
xi
Gambar 4. 16 Mur Baut Pada Stang Penggerak. ................................................. 53
Gambar 4. 17 Pen gapel Pada Wesel................................................................... 53
Gambar 4. 18 Bantalan Motor Wesel .................................................................. 53
Gambar 4. 19 Terminasi Pada Motor Wesel........................................................54
Gambar 4. 20 Kontak Jari Dalam Motor Wesel. ................................................. 54
Gambar 4. 21 Gear Penggerak Stang Wesel. ...................................................... 54
Gambar 4. 22 Kopling Motor Wesel. .................................................................. 55
Gambar 4. 23 Media Engkol Motor Wesel. ......................................................... 55
Gambar 4. 24 Switch Engkol Motor Wesel. ........................................................ 55
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
7
8
rel, belum sampai tahap pembangunan. Sampai akhir tahun 1928, panjang
jalan kereta api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 km dengan perincian
rel milik pemerintah sepanjang 4.089 km dan swasta sepanjang 3.375 km.
Pada tahun 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat
kepada Jepang. Semenjak itu, perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang
dan berubah nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api). Selama
penguasaan Jepang, operasional kereta api hanya diutamakan untuk
kepentingan perang.
Salah satu pembangunan di era Jepang adalah lintas Saketi-
Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk pengangkutan hasil tambang batu bara
guna menjalankan mesin-mesin perang mereka. Namun, Jepang juga
melakukan pembongkaran rel sepanjang 473 km yang diangkut ke Burma
untuk pembangunan kereta api disana.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17
Agustus 1945, beberapa hari kemudian dilakukan pengambilalihan stasiun
dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang. Puncaknya adalah
pengambil alihan Kantor Pusat Kereta Api Bandung tanggal 28 September
1945 (kini diperingati sebagai Hari Kereta Api
Indonesia).
Hal ini sekaligus menandai berdirinya Djawatan Kereta Api
Indonesia Republik Indonesia (DKARI). Ketika Belanda kembali
ke Indonesia tahun 1946, Belanda membentuk kembali perkeretaapian di
Indonesia bernama Staatssporwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS),
gabungan SS dan seluruh perusahaan kereta api swasta (kecuali DSM).
Berdasarkan perjanjian damai Konfrensi Meja Bundar (KMB)
Desember 1949, dilaksanakan pengambilalihan aset-aset milik pemerintah
Hindia Belanda. Pengalihan dalam bentuk penggabungan antara DKARI dan
SS/VS menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) tahun 1950. Pada tanggal 25
Mei DKA berganti menjadi Perusahaan Negara Kereta Api
(PNKA).
Pada tahun tersebut mulai diperkenalkan juga lambang Wahana
Daya Pertiwi yang mencerminkan transformasi Perkeretaapian Indonesia
sebagai sarana transportasi andalan guna mewujudkan kesejahteraan bangsa
tanah air. Selanjutnya pemerintah mengubah struktur PNKA menjadi
Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) tahun 1971.
Babak baru pengelolaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dimulai
ketika PJKA diubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api Indonesia
(Perumka) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 1990. Dengan
status barunya sebagai perusahaan umum, Perumka berupaya untuk
mendapatkan laba dari jasa yang disediakannya.
Untuk jasa layanan penumpang, Perumka menawarkan tiga kelas
layanan, yaitu kelas eksekutif, bisnis, dan ekonomi. Pada tanggal 31
Juli
1995 Perumka meluncurkan layanan kereta api penumpang kelas eksekutif
dangan merek Kereta Api Argo Bromo JS-950. Merek ini kemudian
dikembangkan menjadi Kereta Api (KA) Argo Anggrek dan dioperasikan
mulai tanggal 24 September 1997.
Pengoperasian KA Argo Bromo Anggrek mengawali pengembangan
KA merek Argo lainnya, seperti KA Argo Lawu, KA Argo Mulia, dan KA
Argo Parahyangan. Untuk mendorong Perumka menjadi perusahaan bisnis
jasa, pada tanggal 3 Februari 1998 pemerintah menetapkan pengalihan
bentuk Perusahaan Umum (Perum) Kereta Api menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 1998.
Dengan status barunya, PT Kereta Api Indonesia (Persero)
beroperasi sebagai lembaga bisnis yang berorientasi laba. Untuk tetap
menjalankan sebagai misinya sebagai organisasi pelayanan publik,
pemerintah menyediakan dana Public Service Organization (PSO).
Saat ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki tujuh
anak perusahaan/grup usaha yakni :
1. PT Reska Multi Usaha (2003)
2. PT Railink (2006)
3. PT Kereta Commuter Indonesia (2008)
4. PT Kereta Api Pariwisata (2009)
5. PT Kereta Api Logistik (2009)
6. PT Kereta Api Properti Manajemen (2009)
7. PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015)
Warna
1. Amanah
2. Kompeten
3. Harmonis
4. Loyal
17. Kalitidu
2.2.3 Bidang Usaha PT Kereta Api Indonesia DAOP 4
Semarang
PT Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik
Negara yang menyediakan, mengatur, dan mengurus jasa angkutan
kereta api di Indonesia, baik jasa angkutan barang maupun jasa
angkutan penumpang yang tujuannya memperlancar transportasi
manusia ataupun barang.
Secara umum, bidang usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Daerah Operasi 4 Semarang dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Melaksanakan pembinaan teknis dan pengendalian oleh
berbagai kalangan.
b. Melaksanakan program pemeliharaan jalan kereta api,
sepur simpang dan sarana pendukung lainnya.
c. Melakasanakan program pemasaran angkutan penumpang
dan barang.
d. Memanfaaatkan fasilitas yang ada di daerah operasi
untuk kepentingan perusahaan.
PNC PNC
(Petugas Negatif Cek) (Petugas Negatif Cek)
3.1 Wesel
29
30
Ada beberapa alasan kenapa kereta api harus berpindah jurusan jalan
(spur). :
1. Karena kereta api menuju arah yang berbeda dengan jurusan jalan
lurus dimana kereta tersebut bergerak (berbeda arah dengan
jurusan jalan lurus sehingga harus pindah jurusan jalan sesuai
tujuan).
2. Karena ada kereta api pada jurusan jalan lurus sehingga kereta api
yang baru datang harus di tampung pada jurusan jalan lurus yang
lain.
3. Untuk melakukan kegiatan langsir (langsir adalah semboyan yang
diberikan oleh petugas langsir kepada masinis langsiran
berupa isyarat maju, mundur, berhenti, perlahan-lahan, atau
melewati perlintasan sebidang).
4. Menghindari tabrakan, karena ada kereta yang bersilang.
b.
c.
Keterangan gambar:
a. Jarum kaku dibaut (bolted rigid frogs). Terbuat dari
potongan-potongan rel yang dibaut.
b. Jarum rel pegas (spring rail frogs).
c. Jarum baja mangan dengan rel (rail bound manganese steel
frogs). Dipakai untuk lintas dengan frekuensi beban yang
berat atau lintas yang frekuensi keretanya tinggi.
3.1.1.3. Rel lantak
Rel lantak adalah rel induk yang tetap, yang berfungsi
sabagai sandaran lidah. Agar wesel dapat mengarahkan kereta api
pada jalan rel yang dikehendaki maka lidah harus menempel dan
menekan rel lantak. Kira-kira 100 cm di depan ujung lidah, rel-rel
lantak disambung dengan penyambung sebagai Awal Wesel.
Apabila lidah wesel yang satu menyambung maka yang lain
memperlihatkan suatu lubang sebagai tempat lewatnya roda.
Gambar 3.6. Rel Lantak
3.1.1.4. Rel
paksa
Rel paksa dipasang berhadapan/berseberangan dengan jarum
(dan sayapnya). Pada saat roda berada di ujung jarum, di atas
terputusnya rel, kemungkinan keluarnya roda ke arah mendatar
dicegah dengan rel paksa. Dengan demikian nama “rel paksa” lebih
mengarah pada kemampuan rel dimaksud untuk memaksa roda
kereta api tidak ke arah mendatar. Karena kegunaan rel paksa yang
seperti tersebut di atas maka letak rel paksa ialah berhadapan
dengan ujung jarum tempat terputusnya rel berada. Selain itu fungsi
rel paksa ini untuk melindungi rel jarum.
N = Non-Trailable O = Trailable
2 = 2X Detection Slide
SPESIFIKASI ELEKTRIK
Rope swivel PG 16
Rope dimensions 14 – 16 mm
PETUGAS
MENGEMBALIKAN
KARES DAN KAUR
PAKAIAN KERJA
MEMBERIKAN
DENGAN BAIK DAN
BRIEFING
BENAR
PETUGAS MENYERAHKAN
ITCSMobile, SUKU PETUGAS IJIN
CADANG, ALAT KERJA, KS/PPKA SEBELUM
PERAWATAN
DAN CHECKLIST KE KAUR
c. Jenis Penguncian
o. Kondisi V-belt
p. Kondisi kopling dan kebocoran oli kopling
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari kerja Praktek yang telah
dilaksanakandi PT Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 4 Semarang :
1. Wesel adalah sebuah konstruksi rel yang dapat bergerak dan
memiliki fungsi sebagai penghubung atau pemindah jalur kereta api
antara yang satu dengan yang lain, dimana menggunakan motor DC
sebagai penggeraknya.
2. Prinsip kerja dari Wesel adalah menghubungkan dan memindahkan
jalur kereta api. Dimana ketika motor penggerak wesel diberikan
tegangan maka otomatis kontruksi rel pada wesel akan berubah
dari semula lurus menjadi belok ataupun sebaliknya. Serta stang
deteksi/kabel deteksi akan mengir imkan tegangan yang
memberikan indikator lurus atau belok pada LCP/VDU..
3. Agar terciptanya sistem persinyalan yang optimal, maka
perlu diimbangi dengan perawatan serta pengecekan pada perangkat
persinyalan secara berkala. Dengan dilakukannya perawatan serta
pengecekan sesuai dengan prosedur/standar operasional perawatan,
maka umur pakai dari peralatan akan dicapai sesuai dengan umur
pakai yang telah ditetapkan oleh pihak pabrikan. Dijelskan wesel
merupakan komponen vital di persinyalan, agar perjalanan KA
aman dan lancar
5.2 Saran
Setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT Kereta Api
Indonesia (Persero) DAOP 4 Semarang, penulis memiliki beberapa saran
yaitu sebagai berikut :
1. Pengecekan dan perawatan alat perlu dilakukan sesuai standar
operasional perawatan (SOP) dimana dilakukan dalam 2
mingguan
s e k a l i agar sistem komponen wesel dapat bekerja secara baik
dan optimal.
2. Untuk memudahkan teknisi dalam melakukan pengecekan,
perbaikan, atau perawatan pada alat perlu adanya arsip
mengenai wiring diagram, prinsip kerja alat, cara mengoperasikan,
dan analisa gangguan atau kerusakan yang pernah terjadi sehingga
bisa dilakukan langkah perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.undip.ac. id/59174/2/06_BAB_II.pdf
http://eprints.undip.ac. id/61365/3/BAB_2.pdf
http://docplayer.info/73285970-Bab-ii-gambaran-umum-pt -kereta-api-
indonesia- persero-daop-4-kota-semarang.ht ml
http://eprints.undip.ac. id/67111/5/BAB_I.pdf
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/106032/permenhub-no-33-tahun-
2011
Anonim. 2017. Pedoman perawatan sintelis 2011 . Bandung: PT Kereta Api
Indonesia (Persero).
Anonim. 2015. Peraturan Dinas 13A Jilid 1, “Ketentuan Umum Persinyalan”,
Bandung: PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Anonim. 2016. Prinsip Dasar Persinyalan Kereta Api. Bandung : PT Kereta Api
Indonesia (Persero).
Anonim. 2017. Wesel elektrik. Bandung: PT LEN Industri
(Persero). Anonim. 2017. Wesel tipe NSE-120. Bandung: PT LEN
Industri (Persero)
62
Lampiran 1 Surat Permohonan Magang
64
Lampiran 2 Surat Balasan Kerja Praktik
65
Lampiran 3 Surat Keterangan Tugas
66
LAPORAN KEGIATAN HARIAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Nama : Cholis Martanto Aji
NIM 40040318060007
Tempat KP : UPT RESOR SINTELIS 4.1 TEGAL
Tanggal KP : 22 Februari 2021 s/d 4 April 2021
Minggu ke-1
67
5. Jumat, 5 Maret 2021 Melakukan pemeliharan dan perawatan Wesel
Timur di Stasiun Pemalang.
elakukan pemeliharan dan perawatan
peralatan catu daya dan ruang Telkom
di Stasiun Pemalang.
Minggu ke-2
68
11. Jumat, 12 Maret 2021 Melakukan pemeliharan dan perawatan Sinyal
Langsir di Stasiun Tegal.
12. Sabtu, 13 Maret 2021 Membuat Laporan dan PPT kerja praktik.
Minggu ke-3
69
Minggu ke-4
Minggu ke-5
70
26. Selasa, 30 Maret 2021 Menyelesaikan PPT dan membuat laporan.
Presentasi tentang materi yang telah
dibagi sesuai kelompok.
28. Kamis, 1 April 2021 Membuat laporan kerja praktik dan membantu
mengerjakan tugas dari Perusahaan.
71
Lampiran 5 Daftar Hadir Praktek Kerja
72
Lampiran 6 Daftar Penilaian Kerja Praktik
73
Lampiran 7 Foto Kegiatan
74