Anda di halaman 1dari 62

Sistem Otomasi Power Plant Bagian Turbin Dengan 505 Controllers

Divisi Boiler dan Power Plant - PT. Sugar Labinta Lampung


LAPORAN KERJA PRAKTEK

Periode 17 Juni 2019 – 31 Juli 2019

Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan


Matakuliah EL4202 – Kerja Praktek

Oleh :
Ahmad Falah 13116050

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2019
LEMBAR PENGESAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
Sistem Otomasi Power Plant Bagian Turbin Dengan 505 Controllers

Divisi Boiler dan Power Plant - PT. Sugar Labinta Lampung


LAPORAN KERJA PRAKTEK

Periode 17 Juni 2018 – 31 Juli 2019

Oleh :
Ahmad Falah 13116050

Disetujui dan disahkan sebagai


Laporan Kerja Praktek

Lampung Selatan,
Pembimbing Kerja Praktek Program Studi Teknik Elektro,

Denny Hidayat Tri Nugraha, M.T.


NRK. 1988 1216 2016 1025

Laporan Kerja Praktek i


Institut Teknologi Sumatera - 2019
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
Sistem Otomasi Power Plant Bagian Turbin Dengan 505 Controllers

Div Divisi Boiler dan Power Plant - PT. Sugar Labinta


Lampung LAPORAN KERJA PRAKTEK

Periode 17 Juni 2019 – 31 Juli 2019

Oleh :
Ahmad Falah 13116050

Disetujui dan disahkan sebagai


Laporan Kerja Praktek

Lampung, xx Juli
2019 Mengetahui
Pembimbing Kerja Praktek PT. Sugar Labinta
Lampung
Supervisor Boiler & Power Plant

Priyono
NIP. 42254

Laporan Kerja Praktek ii


Institut Teknologi Sumatera - 2019
ABSTRAK

Trasnportasi merupakan alat yang dapat membantu segala kegiatan


manusia saat ini khususnya di daerah Jakarta dan sekitarnya. Kota-kota besar saat
ini tengah gencar membangun infrastruktur guna menunjang moda transportasi
yang akan digunakan. Atas dasar ini, salah satu perusahaan jasa transportasi milik
Negara yaitu PT. Kereta Api Indonesia (Persero) terus berkomitmen untuk
memberikan layanan transportasi dengan tingkat keamanan dan kenyamanan yang
tinggi. Dengan berkembangnya teknologi, pembaharuan serta modernisasi
transportasi di perusahaan ini terus dikembangkan. Saat ini, PT. KAI tengah
membangun salah satu moda transportasi dengan teknologi yang canggih dan
dapat membantu meningkatkan produktifitas yaitu Light Rail Transit (LRT). LRT
merupakan kereta ringan yang sudah banyak digunakan di kota-kota besar. Untuk
dapat mendukung perjalanan yang aman dan nyaman, pada LRT dibutuhkan sistem
telekomunikasi yang dapat membantu pengaturan perjalanan kereta. Seperti pada
sistem yang sudah ada sebelumnya, sistem telekomunikasi pada kereta dibantu oleh
sistem traindispatching. Sistem traindispatching adalah alat bantu untuk
pengaturan perjalanan kereta melalui komunikasi suara yang dibantu oleh
beberapa perangkat. Perangkat yang digunakan saling terhubung dalam media
transmisi gelombang radio mikro atau pengkabelan berupa Fiber Optic (FO).

Kata Kunci : Light Rail Transit (LRT), Sistem Telekomunikasi, Sistem


Traindispatching.

Laporan Kerja Praktek iii


Institut Teknologi Sumatera - 2019
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..


Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Karunia Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek yang berjudul “Sistem
Traindispatching Sebagai Media Komunikasi Antar Perangkat Telekomunikasi
Untuk Alat Bantu Pengaturan Perjalanan Kereta Api” sebagai salah satu syarat
penilaian matakuliah Kerja Praktek EL4202.

Dalam kesempatan kali ini, penulis akan menyampaikan terima kasih kepada pihak-
pihak yang membantu menyelesaikan kuliah kerja praktek selama kurang lebih satu
bulan dan menyusun laporan ini, diantaranya sebagai berikut:

1. Kedua Orang Tua dan Keluarga tercinta yang tak henti-hentinya berdo’a
serta mendukung penulis baik pada masa kerja praktek hingga tulisan
ini selesai dibuat.
2. Bapak Prof. Leo Hari Wiryanto, sebagai Kepala Jurusan Sains Institut
Teknologi Sumatera.
3. Bapak Denny Hidayat Nugroho, S.T., M.T., sebagai Sekretaris Progra
Studi Teknik Elektro Institut Teknologi Sumatera.
4. Ibu Uri Arta Ramadhani, S.T., M.Sc., sebagai dosen pembimbing kerja
praktek.
5. Ibu Ria Retnaningsih, sebagai General Manager H&R Div. LRT
Jabodebek yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menimba ilmu di perusahaan ini dan mendapatkan banyak pengalaman
kerja di dalamnya.
6. Bapak Jaja Jahidin, sebagai General Manager RSO yang telah
membimbing diawal dan diakhir masa kerja praktek, serta memberi
banyak pemahaman tentang lingkungan kerja, dll.
7. Bapak Priyono, sebagai Junior Manager Telecommunication dan
pembimbing penulis selama melaksanakan kerja praktek di Div. LRT

Laporan Kerja Praktek iv


Institut Teknologi Sumatera - 2019
Jabodebek, yang telah banyak membantu dan membimbing sehingga
penulis dapat melaksanakan kerja praktek dengan baik.
8. Bapak Andryansyah, sebagai Junior Manager Electricity yang telah
membimbing dan membagi pengalaman serta memberikan pengetahuan
baru yang sangat berharga kepada penulis.
9. Bapak Muzawahir, sebagai Junior Manager Signalling yang telah
membimbing dan membagi pengalaman serta memberikan pengetahuan
baru yang sangat berharga kepada penulis.
10. Bapak Prapto Setyoko, sebagai Junior Manager Operasional yang telah
membimbing dan membagi pengalaman yang sangat berharga kepada
penulis.
11. Fauzan, Irmian dan Farid sebagai teman seperjuangan melalui hari-hari
yang penuh dengan drama selama masa kerja praktek.

Dalam menyusun laporan kuliah kerja praktek ini, penulis menyadari bahwa
penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan
yang terjadi karena keterbatasan penulis. Penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Penulis pun berharap laporan
ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca untuk memperluas pengetahuan
khususnya mahasiswa yang akan melakukan kerja praktek.

Jakarta, 20 Juli 2018

Penulis

Laporan Kerja Praktek v


Institut Teknologi Sumatera - 2019
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO .......... i


LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN ...................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
Kata Pengantar .................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................1
1.2. Lingkup ....................................................................................................2
1.3. Tujuan 2
1.4. Sistematika Penulisan .............................................................................3
BAB II. PROFIL PERUSAHAAN .......................................................................4
2.1. Sejarah Perusahaan ....................................................................................4
2.2. Visi dan Misi Perusahaan ...........................................................................9
2.3. Struktur Organisasi ....................................................................................9
2.5. Lingkup Pekerjaan ....................................................................................10
2.6. Deskripsi Pekerjaan ..................................................................................11
2.7. Jadwal Kerja ..............................................................................................11
BAB III. PEMBAHASAN ...................................................................................12
3.1. Light Rail Transit (LRT) ...........................................................................12
3.2. Sistem Telekomunikasi .............................................................................13
3.2.1 Apa Itu Sistem Telekomunikasi? ..................................................13
3.2.2 Sistem Telekomunikasi Pada Kereta Api ....................................14
3.2.3 Perangkat Komunikasi Yang Digunakan Kereta Api ................14
3.3. Sistem Traindispatching ............................................................................16
3.3.1 Sistem Traindispatching Pada Kereta Api Saat Ini .....................18
3.3.2 Sistem Traindispatching Yang Akan Digunakan Pada LRT ......25
3.4. Trobleshooting Pada Sistem Trainsdispatching ......................................28
3.5. Pemeriksaan dan Perawatan Perangkat Sistem Traindispatching ......29
3.5.1 Radio Lokomotif ............................................................................29

Laporan Kerja Praktek vi


Institut Teknologi Sumatera - 2019
3.5.2 Radio Waystation ............................................................................31
3.5.3 Base Station .....................................................................................33
3.5.4 Peralatan PK ..................................................................................34
BAB IV. PENUTUP .............................................................................................37
4.1. Kesimpulan ................................................................................................37
4.2. Saran 38
Referensi ...............................................................................................................39
LAMPIRAN ..........................................................................................................40
LAMPIRAN A. Log Activity ............................................................................40
LAMPIRAN B-1. Item Pemeriksaan dan Lembar Pemeriksaan Radio
Lokomotif Harian ............................................................................................ 45
LAMPIRAN B-2. Item Pemeriksaan dan Lembar Pemeriksaan Radio
Lokomotif 3 (Tiga) Bulanan ........................................................................... 47
LAMPIRAN B-3. Item Pemeriksaan dan Lembar Pemeriksaan Radio
Lokomotif Tahunan ........................................................................................ 51

Laporan Kerja Praktek vii


Institut Teknologi Sumatera - 2019
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Logo PT. Kereta Api Indonesia [1] ............................................... 4


Gambar 2. 2 Trase LRT Jabodebek [3] .............................................................. 7
Gambar 2. 4 Struktur Organisasi Divisi LRT 2018 [4] ................................... 10

Gambar 3. 1 Design LRT Indonesia Yang Dibuat Oleh PT. INKA ............... 12
Gambar 3. 2 Diagram Blok Sistem Telekomunikasi........................................ 13
Gambar 3. 3 Teknik Satu Arah (Simplex) ........................................................ 13
Gambar 3. 4 Teknik Semi Dua Arah (Half Duplex) ........................................ 13
Gambar 3. 5 Teknik Dua Arah (Full Duplex) .................................................. 14
Gambar 3. 6 Diagram Jaringan Telekomunikasi PT. KAI ............................. 14
Gambar 3. 7 Ilustrasi Sistem Traindispatching [7] .......................................... 17
Gambar 3. 8 Blok Diagram Sistem Train Dispatching [7] .............................. 18
Gambar 3. 9 Base Station ................................................................................... 20
Gambar 3. 10 Ilustrasi Sistem Voter Pada Base Station ................................. 20
Gambar 3. 11 Antena Pemancar Base Station ................................................. 21
Gambar 3. 12 Skema Radio Waystation ........................................................... 21
Gambar 3. 13 Gambaran Umum Radio Lokomotif ......................................... 22
Gambar 3. 14 Blok Diagram Pengiriman Panggilan Suara ............................ 23
Gambar 3. 15 Blok Diagram Penerima Panggilan Suara................................ 23
Gambar 3. 16 Perangkat Master Clock ............................................................ 24
Gambar 3. 17 Indosat General Diagram - Scope Of Work [8] ....................... 25
Gambar 3. 18 Perangkat CBN [8]...................................................................... 26
Gambar 3. 19 Diagram Blok Radio Communication [8] ................................. 27
Gambar 3. 20 Perangkat Radio Communication [8] ....................................... 27
Gambar 3. 21 Blok Diagram Master Clock System [8] ................................... 28
Gambar 3. 22 Perawatan Peralatan PK [11] .................................................... 36

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Perawatan Radio Lokomotif (Pedoman Perawatan Perangkat


Telekomunikasi, 2011) ........................................................................................ 31
Tabel 3. 2 Perawatan Radio Waystation (Pedoman Perawatan Perangkat
Telekomunikasi, 2011) ........................................................................................ 33
Tabel 3. 3 Perawatan Base Station (Pedoman Perawatan Perangkat
Telekomunikasi, 2011) ........................................................................................ 34

Laporan Kerja Praktek viii


Institut Teknologi Sumatera - 2019
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang mempunyai populasi
penduduk terbesar di Asia Tenggara. Di daerah Ibukota populasi dengan
jumlah besar menimbulkan permasalahan serius yaitu dapat menyebabkan
kemacetan. Kemacetan yang parah mendorong pemerintah terus
meningkatkan moda transportasi publik guna mengurangi tingkat kemacetan.
Tranpostasi publik yang dapat mengangkut manusia maupun barang dalam
jumlah besar tanpa menggunakan jalan umum, diperlukan pemerintah sebagai
solusi mengurai kemacetan di ibukota. Pemerintah juga harus memfasilitasi
kebutuhan mobilisasi masyarakat. Selain untuk memfasilitasi kebutuhan
masyarakat, moda transportasi yang baik juga dapat meningkatkan ekonomi
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pemerintah juga perlu
membangun transportasi yang aman, dapat menampung banyak dan mampu
menempuh perjalanan yang cepat dan lancar salah satunya adalah Kereta Api.
Seiring dengan berkembangnya teknologi transportasi, saat ini sudah
banyak sekali pembaharuan serta modernisasi yang dilakukan demi
terciptanya transportasi yang baik. PT. Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai
salah satu perusahaan jasa transportasi di Indonesia telah banyak melakukan
modernisasi pada moda transportasinya, dibuktikan dengan kemunculan
Kereta Rel Listrik (KRL) yang terintegrasi di daerah Jabodetabek.
Kemunculan KRL tidak hanya membantu masyarakat untuk pemilihan
transportasi mereka juga sebagai salah satu langkah untuk mengurai
kemacetan di Ibukota saat ini. Tak hanya disitu, inovasi dari perusahaan ini
tak henti-hentinya hingga saat ini PT. KAI tengah membangun kereta api
ringan atau sering disebut dengan Light Rail Transit (LRT) berdasarkan
perpres 49 Tahun 2017. LRT adalah salah satu transportasi yang sudah banyak
digunakan di daerah perkotaan diberbagai belahan dunia seperti di Eropa. LRT
di Indonesia saat ini telah selesai dibangun di Palembang dan tengah dibangun
untuk daerah Jabodebek.
Dalam upaya meningkatkan produktifitas pada perjalanan moda
trasnportasi Kereta Api, keamanan dalam perjalanan menjadi hal yang paling

Laporan Kerja Praktek 1


Institut Teknologi Sumatera - 2019
utama harus di perhatikan perusahaan penyedia jasa, agar perjalanan Kereta
Api dapat berjalan dengan baik. Demi terlaksananya perjalanan yang aman
maka diperlukan pencegahan pada perjalanan agar tidak terjadi kecelakaann
melalui media komunikasi.
Sistem komunikasi pada kereta api menjadi salah satu hal yang harus di
perhatikan dalam perjalanan jenis trasnporasi ini. Sehingga, bagian Sistem
Komunikasi harus memastikan bahwa segala perangkat komunikasi serta
media transmisi dapat berfungsi dengan baik agar perjalanan kereta tidak
terganggu. Pada kesempatan kali ini, penulis ditempatkan di bagian tersebut
untuk mempelajari sistem komunikasi pada kereta, perangkat komunikasi,
permasalahan serta perawatan dan perbaikan perangkat telekomunikasi.

1.2. Lingkup
Dalam laporan kerja praktek ini, penulis akan membahas bagaimana sistem
traindispatching pada Kereta Api dapat bekerja, perangkat yang berperan
dalam sistem traindispatching, permasalahan serta perawatan yang harus
dilakukan pada perangkat-perangkat tersebut. Bagian Sistem Telekomunikasi
(SISTEL) sendiri merupakan salah satu bidang kerja yang dapat menunjang
bagi mahasiswa khususnya Teknik Elektro untuk mendapatkan pengalaman
kerja nyata atas apa yang didapat dibangku kuliah. Karena bahasan yang
dilakukan di dalam divisi ini semua membahas peralatan yang berhubungan
dengan telekomunikasi, serta sistem kerja perangkat-perangkat
telekomunikasi yang digunakan.

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari kerja praktek ini bagi mahasiswa adalah sebagai berikut :

1. Menambah wawasan tentang konsep sistem telekomunikasi pada dunia


kerja khususnya pada kereta api dan memahami sistem dasar
telekomunikasi pada kereta api.

Laporan Kerja Praktek 2


Institut Teknologi Sumatera - 2019
2. Mengetahui fungsi dari perangkat komunikasi yang ada pada sistem
telekomunikasi kereta api.
3. Mengetahui jenis permasalahan yang terjadi serta perbaikan yang harus
dilakukan.

1.4. Sistematika Penulisan


Agar diperoleh susunan laporan yang sistematis dan baku, maka laporan ini
disusun sedemikian dengan memuat suatu pokok bahasan dalam bab-bab yang
terpisah, namun masih berada dalam sistematika penyusunan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan secara detail mengenai latar belakang serta tujuan
dilaksanakannya kerja praktek dan sistematika penulisan.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

Bab ini menjelaskan tentang sejarah perusahaan, visi dan misi, struktur
organisasi, lingkup kerja, deskripsi kerja serta jadwal kerja guna mengetahui
identitas perusahaan lebih dalam.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil pengamatan peserta kerja praktek selama
melakukan kerja praktek di perusahaan tersebut dengan topik pembahasan
yang telah disetujui oleh pembimbing di perusahaan tersebut.

BAB IV PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan mengenai materi-materi yang telah


dibahas ada bab-bab sebelumnya juga saran dari penulis.

Laporan Kerja Praktek 3


Institut Teknologi Sumatera - 2019
BAB II. PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan


 Sejarah PT. Kereta Api Indonesia

Gambar 2. 1 Logo PT. Kereta Api Indonesia [1]

Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai ketika pencangkulan


pertama jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di
Desa Kemijen oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet
van de Beele tanggal 17 Juni 1864. Pembangunan dilaksanakan oleh
perusahaan swasta Naamlooze Venootschap Nederlansch Indische
Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) menggunakan lebar sepur 1435 mm.

Sementara itu, pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta


api negara melalui Staatssporwegen (SS) pada tanggal 8 April 1875. Rute
pertama SS meliputi Surabaya-Pasuruan-Malang. Keberhasilan NISM dan
SS mendorong investor swasta membangun jalur kereta api seperti
Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS), Semarang Cheribon
Stoomtram Maatschappij (SCS), Serajoedal Stoomtram Maatschappij
(SDS), Oost Java Stoomtram Maatschappij (OJS), Pasoeroean Stoomtram
Maatschappij (Ps.SM), Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM),
Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM), Modjokerto Stoomtram
Maatschappij (MSM), Malang Stoomtram Maatschappij (MS), Madoera
Stoomtram Maatschappij (Mad.SM), Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).

Selain di Jawa, pembangunan jalur kereta api dilaksanakan di Aceh


(1876), Sumatera Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan

Laporan Kerja Praktek 4


Institut Teknologi Sumatera - 2019
(1914), dan Sulawesi (1922). Sementara itu di Kalimantan, Bali, dan
Lombok hanya dilakukan studi mengenai kemungkinan pemasangan jalan
rel, belum sampai tahap pembangunan. Sampai akhir tahun 1928, panjang
jalan kereta api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 km dengan perincian
rel milik pemerintah sepanjang 4.089 km dan swasta sepanjang 3.375 km.

Pada tahun 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat


kepada Jepang. Semenjak itu, perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang
dan berubah nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api). Selama
penguasaan Jepang, operasional kereta api hanya diutamakan untuk
kepentingan perang. Salah satu pembangunan di era Jepang adalah lintas
Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk pengangkutan hasil tambang
batu bara guna menjalankan mesin-mesin perang mereka. Namun, Jepang
juga melakukan pembongkaran rel sepanjang 473 km yang diangkut ke
Burma untuk pembangunan kereta api disana.

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17


Agustus 1945, beberapa hari kemudian dilakukan pengambilalihan stasiun
dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang. Puncaknya adalah
pengambil alihan Kantor Pusat Kereta Api Bandung tanggal 28 September
1945 (kini diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia). Hal ini sekaligus
menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia
(DKARI). Ketika Belanda kembali ke Indonesia tahun 1946, Belanda
membentuk kembali perkeretaapian di Indonesia bernama
Staatssporwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS), gabungan SS dan
seluruh perusahaan kereta api swasta (kecuali DSM).

Berdasarkan perjanjian damai Konferensi Meja Bundar (KMB)


Desember 1949, dilaksanakan pengambilalihan aset-aset milik pemerintah
Hindia Belanda. Pengalihan dalam bentuk penggabungan antara DKARI
dan SS/VS menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) tahun 1950. Pada tanggal
25 Mei DKA berganti menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA).
Pada tahun tersebut mulai diperkenalkan juga lambang Wahana Daya
Pertiwi yang mencerminkan transformasi Perkeretaapian Indonesia sebagai

Laporan Kerja Praktek 5


Institut Teknologi Sumatera - 2019
sarana transportasi andalan guna mewujudkan kesejahteraan bangsa tanah
air. Selanjutnya pemerintah mengubah struktur PNKA menjadi Perusahaan
Jawatan Kereta Api (PJKA) tahun 1971. Dalam rangka meningkatkan
pelayanan jasa angkutan, PJKA berubah bentuk menjadi Perusahaan Umum
Kereta Api (Perumka) tahun 1991. Perumka berubah menjadi Perseroan
Terbatas, PT. Kereta Api (Persero) tahun 1998. Pada tahun 2011 nama
perusahaan PT. Kereta Api (Persero) berubah menjadi PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) dengan meluncurkan logo baru.

Saat ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki tujuh anak


perusahaan yakni PT Reska Multi Usaha (2003), PT Railink (2006), PT
Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek (2008), PT Kereta Api
Pariwisata (2009), PT Kereta Api Logistik (2009), PT Kereta Api Properti
Manajemen (2009), PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015) [2].

 Sejarah Pembentukan Divisi LRT Jabodebek

Gagasan LRT Jakarta mulai muncul ketika Proyek Monorel Jakarta


yang sempat diaktifkan kembali pada Oktober 2013 oleh Gubernur DKI saat
itu, Joko Widodo tersendat pengerjaannya. Tersendatnya pekerjaan tersebut
karena Pemprov DKI dan Gubernur DKI penerus Joko Widodo, Basuki
Tjahaja Purnama (Ahok) tidak akan mengabulkan permintaan yang diajukan
oleh PT Jakarta Monorail untuk membangun depo di atas Waduk Setiabudi,
Jakarta Selatan dan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sebab, hasil kajian
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PU-
Pera) menyatakan bahwa jika depo dibangun di atas Waduk Setiabudi,
dikhawatirkan peristiwa jebolnya tanggul Latuharhari terulang kembali.

Ahok, sapaan Basuki, lebih memilih untuk membangun Light Rail


Transit (LRT) dibandingkan monorel. Bahkan, Basuki telah
mengungkapkan rencana pembangunan ini kepada Presiden Joko Widodo.

Adhi Karya yang semula berniat membangun jalur monorel Cibubur-


Cawang-Grogol dan Bekasi-Cawang, mendapat perintah dari Presiden

Laporan Kerja Praktek 6


Institut Teknologi Sumatera - 2019
Joko Widodo untuk mengubah konsep monorel menjadi LRT juga.
Adapun alasan dibangunnya LRT karena lebih mudah terintegrasi dengan
moda lainnya (MRT dan KRL) daripada monorel yang populasinya sedikit
karena teknologinya tertutup [2].

 Rencana Pengembangan LRT oleh Pemprov DKI

Gambar 2. 2 Trase LRT Jabodebek [3]

Pemprov DKI merencanakan 7 rute untuk LRT dalam kota:

 Kebayoran Lama - Kelapa Gading sepanjang 21,6 km


 Tanah Abang - Pulo Mas sepanjang 17,6 km,
 Joglo - Tanah Abang sepanjang 11 km
 Puri Kembangan - Tanah Abang sepanjang 9,3 km
 Pesing - Kelapa Gading sepanjang 20,7 km
 Pesing - Bandara Soekarno-Hatta sepanjang 18,5 km
 Cempaka Putih - Ancol sepanjang 10 km.

Untuk desain LRT diserahkan kepada dua BUMD DKI Jakarta,


yaitu Pembangunan Jaya dan Konstruksi Jaya. Diperkirakan, ketujuh
rute itu menelan anggaran kurang lebih Rp 60 trilyun atau Rp 7,5 trilyun
untuk setiap rutenya.

Laporan Kerja Praktek 7


Institut Teknologi Sumatera - 2019
 Rencana Pengembangan LRT oleh Adhi Karya
Proyek ini akan dilaksanakan oleh PT Adhi Karya (persero) Tbk
yang terdiri dari enam rute, yaitu:
 Cawang – Cibubur
 Cawang – Kuningan – Dukuh Atas
 Cawang – Bekasi Timur
 Dukuh Atas – Palmerah Senayan
 Cibubur – BogorPalmerah – Grogol / Bogor
Trase tersebut sudah tercantum di dalam Rencana Umum Jaringan
Jalur Kereta Api pada kawasan Jabodetabek tahun 2014-2030
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan RI No. 54
tahun 2013.

 Penerbitan Perpres LRT


Presiden Joko Widodo menandatangani 3 Perpres untuk
melaksanaan pembangunan LRT ini pada tahun 2015 dan 2017.
 Perpres 98/2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api
Ringan / Light Rail Transit Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor,
Depok dan Bekasi
 Perpres 99/2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan
Perkeretaapian Umum di Wilayah Provinsi Daerah Ibukota Jakarta
 Perpres 65/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden No. 98
Tahun 2015.
 Perpres 49/2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden
No. 98 Tahun 2015.

Ada 3 hal yang diatur dalam perpres tersebut


 Penunjukan Adhi Karya untuk membangun sarana (jalur termasuk
konstruksi jalur layang, stasiun dan fasilitas operasi)
 Membentuk badan penyelenggara transportasi Jabodebek
 Berkaitan dengan penunjukan BUMD DKI yang dikoordinasikan
gubernur agar LRT yang dari luar Jakarta, kemudian masuk ke

Laporan Kerja Praktek 8


Institut Teknologi Sumatera - 2019
dalam wilayah Jakarta, dapat dikoordinasikan dengan Pemda DKI
Jakarta.

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan


mengambilalih prasarana Light Rail Transit (LRT) dari Adhi Karya
setelah selesai dibangun. Pengambilalihan itu dilakukan agar harga tiket
LRT tak terlampau tinggi sehingga masyarakat pengguna angkutan
tersebut tidak terlalu terbebani [3].

2.2. Visi dan Misi Perusahaan


 Visi : menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada
pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders
 Misi : menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha
penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk
memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian
lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : Keselamatan, Ketepatan waktu,
Pelayanan dan Kenyamanan

2.3. Struktur Organisasi


Pada kesempatan kali ini, penulis melaksanakan kerja praktek di Divisi LRT
Jabodebek yang di naungi langsung oleh PT. Kereta Api Indonesia. Adapun struktur
organisasi dari Divisi LRT Jabodebek adalah sebagai berikut :

Laporan Kerja Praktek 9


Institut Teknologi Sumatera - 2019
Gambar 2. 3 Struktur Organisasi Divisi LRT 2018 [4]

Penulis ditempatkan di bagian Railway Sistem and Operation, dimana pada


bagian ini terdapat General Manager yang membawahi empat Manager diantaranya
adalah; Manager Signalling, Junior Manager Telecommunication, Junior Manager
Electricity, dan Junior manager Manager Operation. Pada kesempatan kerja praktek
di bagian RSO, penulis di tempatkan pada bagian Sistem Telekomunikasi untuk
mempelajari sistem telekomunikasi dari kereta api secara umum dan LRT secara
khusus.

2.5. Lingkup Pekerjaan


Pada bagian Railway Sistem and Operation bertanggung jawab pada empat
bidang pekerjaan, antara lain :

 Sistem persinyalan, meliputi : peralatan persinyalan, SSI (Solid State


Interlocking), rambu-rambu lalu lintas pada track KA.
 Sistem telekomunikasi, meliputi : Base Station, radio waystation, radio
lokomotif, sistem transmisi radio.
 Sistem tenaga, meliputi : Gardu pada setiap stasiun, LAA (Listrik Aliran
Atas), LAB (Listrik Aliran Bawah).
 Operasional, meliputi : Pembuatan Standart Operational Prosedure (SOP)
Div. LRT.

Laporan Kerja Praktek 10


Institut Teknologi Sumatera - 2019
2.6. Deskripsi Pekerjaan
Pekerjaan yang dilakukan pada bagian Sistem Telekomunikasi adalah
pengechekkan, perawatan serta perbaikan pada perangkat-perangkat
telekomunikasi kereta api agar perjalanan kereta api dapat berjalan dengan baik.
Pekerjaan yang dapat dilakukan oleh mahasiswa pada bagian ini adalah semua
hanya saja tidak di perkenankan melakukan perbaikan pada perangkat
telekomunikasi jika terjadi kerusakan tanpa ada bimbingan dari teknisi
ahli/profesional. Pada saat melakukan kerja praktek, mahasiswa dituntut untuk
mandiri, aktif bertanya apabila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti, membantu
tugas yang diberikan oleh pembimbing serta melakukan pengamatan secara
langsung di lapangan.

2.7. Jadwal Kerja


Kegiatan kerja praktek dilaksanakan selama 1 bulan 4 hari, yakni di mulai
dari tanggal 20 Juni 2018 hingga 25 Junli 2018 dengan jam kerja sebagai berikut :

1. Senin – Selasa : 08.00 – 17.00 WIB


2. Jum’at : 08.00 – 16.30 WIB

Laporan Kerja Praktek 11


Institut Teknologi Sumatera - 2019
BAB III. PEMBAHASAN
3.1. Light Rail Transit (LRT)
LRT atau sering disebut sebagai kereta api ringan adalah salah satu moda
transportasi yang saat ini banyak digunakan di daerah perkotaan sebagai salah satu
alternatif untuk mengurangi kemacetan di daerah perkotaan. Kereta api ringan ini
banyak digunakan diberbagai negara di Eropa dan telah mengalami modernisasi,
antara lain dengan otomatisasi sehingga dapat dioperasikan tanpa masinis, serta
dapat beroperasi pada lintasan khusus. Saat ini, Indonesia tengah membangun moda
transportasi ini dengan teknologi yang sangat canggih dan lebih modern. Terdapat
dua daerah di Indonesia yang mendapakan kesempatan untuk merasakan moda
transportasi ini yaitu Palembang dan Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi
(Jabodebek). LRT Palembang telah selesai dilaksanakan dan siap operasi sementara
untuk LRT Jabodebek sedang dalam proses pembangunan dan rencana
pengoperasiannya pada Juli 2019 mendatang.

Sesuai dengan namanya, kereta api ringan ini memiliki daya tampung yang
tidak banyak yaitu sekitar 100-200 orang dalam satu trainset. Dibekali dengan
teknologi yang canggih, LRT memiliki sistem persinyalan dan telekomunikasi yang
sangat terbaru dan belum pernah dipakai sebelumnya di Indonesia. Untuk
pembuatan infrastruktur pra-sarana dipercayakan kepada PT. Adhi Karya
sedangkan untuk desain kereta dipercayakan kepada PT. INKA seperti pada
gambar 3.1.

Gambar 3. 1 Design LRT Indonesia Yang Dibuat Oleh PT. INKA

Laporan Kerja Praktek 12


Institut Teknologi Sumatera - 2019
3.2. Sistem Telekomunikasi
3.2.1 Apa Itu Sistem Telekomunikasi?
Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman, dan atau
penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan,
gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio atau sistem
elektromagnetik lainnya [5].

Sistem telekomunikasi adalah seluruh unsur/elemen baik


infrastruktur telekomunikasi, perangkat telekomunikasi, sarana dan
prasarana telekomunikasi, maupun penyelenggara telekomunikasi,
sehingga komunikasi jarak jauh dapat dilakukan. Agar hubungan
telekomunikasi dapat terjalin, dibutuhkan komponen pembangun sistem
telekomunikasi yaitu; informasi, pengirim dan media transmisi [6].

Gambar 3. 2 Diagram Blok Sistem Telekomunikasi

Terdapat tiga teknik telekomunikasi yaitu satu arah (simplex), semi


dua arah (half-dupex), dan dua arah (full duplex).

Gambar 3. 3 Teknik Satu Arah (Simplex)

Gambar 3. 4 Teknik Dua Arah (Full Duplex

Laporan Kerja Praktek 13


Institut Teknologi Sumatera - 2019
Gambar 3. 5 Teknik Semi Dua Arah (Half Duplex)

3.2.2 Sistem Telekomunikasi Pada Kereta Api


Seperti pada pengertiannya, sistem telekomunikasi pada kereta api
digunakan untuk menghubungkan perangkat telekomunikasi agar dapat
saling berkomunikasi, mengirimkan informasi dan menerimanya. Sistem
telekomunikasi pada kereta api sangat berperan penting untuk mendukung
operasional manajemen kereta api (sistem traindispatching). Teknik
telekomunikasi pada PT. KAI adalah full-duplex, dimana setiap perangkat
dapat berkomunikasi secara dua arah antara pengirim dengan penerima.

Gambar 3. 6 Diagram Jaringan Telekomunikasi PT. KAI

3.2.3 Perangkat Komunikasi Yang Digunakan Kereta Api


Peralatan telekomunikasi perkeretaapian merupakan fasilitas
pengoperasian kereta api yang berfungsi menyampaikan informasi dan/atau
komunikasi bagi kepentingan operasi perkeretaapian yang dipasang pada
tempat tertentu. Peran sistem telekomunikasi pada kereta api menjadi

Laporan Kerja Praktek 14


Institut Teknologi Sumatera - 2019
bagian yang sangat penting untuk pengaturan operasi perjalanan kereta api
yang meliputi pengaturan untuk warta kereta api baik kereta masuk stasiun,
berhenti atau langsung di stasiun tersebut. Selain itu, perangkat
telekomunikasi pada pada kereta api juga memungkinkan terjadinya
komunikasi antar stasiun dengan stasiun, stasiun dengan pusat kendali (PK)
atau melakukan hubungan komunikasi di luar daerah operasi (DAOP) yang
berkaitan dengan perjalanan kereta api dan juga hubungan antara stasiun
dengan penjaga pintu perlintasan (PJL). Jenis perangkat telekomunikasi
berbeda-beda sesuai dengan penempatan dan fungsinya masing-masing,
antara lain sebagai berikut :

3.2.3.1 Telepon T
Telepon T berfungsi untuk mengirim warta ka antara dua
stasiun kereta api yang bersebelahan dengan cakupan; warta minta
aman, beri aman, lepas dan masuk. Telepon T dirangkai secara seri
dengan genta peron , genta penjaga dan telepon T di stasiun lawan.
Saluran telepon T menggunakan saluran fisik dengan kawat zonk
berdiameter 5,5 mm dan saluran balik pada hubungan T melalui
tanah. Telepon T bekerja dengan menggunakan batere 3 VDC
dengan arus bolak-balik sebesar 100 mA.
3.2.3.2 TOKA (Telepon Otomatis Kereta Api)
Toka digunakan untuk telepon managerial PT. Kereta Api
dimana jaringan telepon ini tersebar di seluruh wilayah jawa dan
sumatera serta memiliki sentral telepon toka untuk setiap daop atau
divre. Terdapat dua jenis sentral toka yang digunakan oleh PT. KAI
yaitu MD110 dan MX01. Kedua jenis sentral ini fungsinya sama
dengan kapasitas yang berbeda pada modul ELU. Pada MD110 tiap
ELU memiliki 8 nomor toka sedangkan pada MX01 tiap ELU
memilki kapasitas 32 nomor toka. Penomoran toka diprogram
dengan menggunakan komputer sesuai dengan daop atau divre yang
akan dibuat.

Laporan Kerja Praktek 15


Institut Teknologi Sumatera - 2019
3.2.3.3 Telepon Meridian
Telepon meridian adalah telepon yang digunakan untuk
mengirim warta KA kepada peralatan blok Solid State Interlocking
(SSI). Secara prinsip, telepon meridian sama dengan telepon T
hanya saja telepon meridian di desain menggunakan sentral telepon
sendiri dengan menggunakan trunk atau kabel FO.
3.2.3.4 Genta Peron dan Genta Penjaga
Genta peron berfungsi untuk mengetahui bunyi semboyan
geta ke genta penjaga di pintu perlintasan. Genta penjaga berfungsi
untuk memberi semboyan ke penjaga pintu perlintasan sebidang
bahwa kereta akan segera melalui pintu perlintasan sebidang itu.

3.3. Sistem Traindispatching


Sistem traindispatching adalah alat bantu untuk pengaturan perjalanan
kereta api melalui media komunikasi suara antara Pengendali Perjalanan KA di
Pusat Kendali (PK) dengan Masinis di kabin lokomotif dan Petugas Pengatur
Perjalanan Kereta Api (PPKA) di stasiun KA. Sistem traindispatching
menggunakan komunikasi suara dimana tiap perangkat dilengkapi dengan
identitas yang unik. Sifat komunikasi dari sistem ini adalah selective call &
open call, maksudnya komunikasi dapat berlangsung setelah operator memilih
perangkat tertentu yang akan di ajak berkomunikasi dan dapat pula dilakukan
konferensi dengan beberapa pihak yang ditentukan oleh operator. Pada sistem
traindispatching terdapat beberapa jenis panggilan yang dapat dilakukan oleh
Pusat Kendali (PK), antara lain sebagai berikut :

 PK – Waystation
 PK – Lokomotive
 Waystation – PK
 Lokomotive – PK

Kemudian untuk jenis komunikasi berikut ini memerlukan persetujuan


dari PK, yaitu sebagai berikut :

 Waystation – Waystation

Laporan Kerja Praktek 16


Institut Teknologi Sumatera - 2019
 Lokomotive – Lokomotive
 Lokomotive – Waystation
 Waystation – Lokomotive

Gambar 3. 7 Ilustrasi Sistem Traindispatching [7]

Perangkat yang dapat digunakan untuk mengontrol semua komunikasi


tersebut diatas terdapat di ruang Pusat Kendali (PK) yaitu Train Dispatch
System Consoles (TDSC). Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas
dua skema sistem traindispatching pada kereta api serta perangkat yang
digunakan pada masing-masing sistem. Sistem pertama merupakan sistem
yang sudah ada dan telah digunakan cukup lama pada kereta jarak jauh dan
KRL dan sistem yang kedua adalah sistem terbaru yang digunakan untuk LRT.
Pada umumnya, kedua sistem ini memiliki konsep yang sama hanya saja
perbedaan keduanya pada media transmisi dan jalur komunikasinya.

Laporan Kerja Praktek 17


Institut Teknologi Sumatera - 2019
3.3.1 Sistem Traindispatching Pada Kereta Api Saat Ini

Gambar 3. 8 Blok Diagram Sistem Train Dispatching [7]

Sistem traindispatching yang digunakan saat ini komunikasi radio


dengan menggunakan gelombang radio sebagai pembawa sinyal
komunikasi data maupun suara. Jaringan radio PT. KAI menggunakan
frekuensi rentang 8 GHz dan juga transmisi pengkabelan dengan
menggunakan kabel Fiber Optic (FO). Rentang frekuensi radio microwave
yang masih digunakan PT KAI adalah 8286 – 8489 MHz.

o Khusus lintas Kertosono s.d. Malang menggunakan frekuensi


1444,5 – 1495,5 MHz. s

o Sedangkan hop Malang-Lawang menggunakan frekuensi 7 GHz.

Pada sistem ini perangkat yang digunakan memiliki frekuensi Tx


(transmitter) dan Rx (Receiver) masing-masing untuk dapat berkomunikasi
antar device seperti yang tergambar pada blok diatas. Adapun perangkat-
perangkat yang termasuk dalam sistem traindispatching ini adalah sebagai
berikut.

Laporan Kerja Praktek 18


Institut Teknologi Sumatera - 2019
3.3.1.1 Train Dispatch Centre (TDC)
TDC atau sering disebut PK (Pusat Kendali) adalah memonitoring
pergerakan kereta api dalam wilayahnya, dalam keadaan luar biasa, pk
bisa memberikan masukan kepada PPKA untuk pengaturan perka untuk
kelancaran, dan perintah yang diberikan oleh PK di catat oleh PPKA
dalam bentuk nomer. Di samping itu PK juga menjadi mediator antara
Masinis dengan PPKA dalam komunikasi yaitu tentang rinja, gangguan
persignalan, taspat, perjalanan sepur salah, atau jika masinis mengalami
permasalahan terhadap lokomotif atau rangkaianya yang
mengakibatkan rinja pada petak jalan. Pada ruang PK dilengkapi dengan
perangkat telekomunikasi seperti telepon T, telepon meridian, Handy
Talky (HT), Centralized Traffic Control (CTC), dan Centralized Traffic
Supervisory (CTS).
Sistem Traindispatching menyediakan fasilitas untuk memproses
lima jenis panggilan, yaitu panggilan :
 Normal
 Priority
 Emergency (Darurat)
 Broadcast
 Special Locomotive Stop Signal.
Tiap jenis panggilan tersebut mempunyai nada panggil (ringtone)
yang berbeda-beda.

3.3.1.2 Base Station


Base station adalah salah satu perangkat traindispatching yang
paling penting dikarenakan perangkat ini memungkinkan terhubungnya
sejumlah perangkat satu sama lain pada area yang lebih luas. Dalam
sistem traindispatching perangkat ini sangatlah vital karena
memungkinkan terjadinya hubungan komunikasi antara PK ke
Waystation, Radio Lok ke PK, dan lain sebagainya seperti dijelaskan
pada sub-bab sebelumnya. Perangkat base station menyediakan

Laporan Kerja Praktek 19


Institut Teknologi Sumatera - 2019
pembicaraan antara pengguna tersebut di suatu area dengan meneruskan
pembicaraan tersebut. (sebagai repeater).

Gambar 3. 9 Base Station

Pada base station terdapat receiver voting yang berguna untuk


mencari jalur komunikasi terbaik antara penerima base station VHF dan
penerima radio lokomotif, seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 3. 10 Ilustrasi Sistem Voter Pada Base Station

Sistem voter ini sangat berguna bagi perjalanan KA agar dapat selalu
terhubung dengan PK dan dapat berkomunikasi untuk mendapatkan
informasi mengenai stasiun yang akan di tuju kereta tersebut. Selain itu,
pada base station terdapat juga antena pemancar yang memancarkan
gelombang radio mikro dengan frekuensi 8 GHz sebagai media
komunikasi antar base station.

Laporan Kerja Praktek 20


Institut Teknologi Sumatera - 2019
Gambar 3. 11 Antena Pemancar Base Station

3.3.1.3 Radio Waystation


Radio waystation digunakan pada lokasi yang jauh dari base station.
Waystation terdiri atas sebuah telepon yang dilengkapi dengan modul
signalling FFSK sebagai penyedia fasilitas panggilan. Konsol
waystation berada di ruangan operator stasiun (PPKA) sebagai alat
komunikasi pengendalian operasi kereta api ke dan dari Pusat Kendali
(PK).

Gambar 3. 12 Skema Radio Waystation

Laporan Kerja Praktek 21


Institut Teknologi Sumatera - 2019
3.3.1.4 Radio Lokomotif
DRIVER CONTROL UNIT 1

TRANCEIVER
CONTROL PCB

13.8V VHF
TRANSCEIVER
DC/DC 13.8V ANTENNA
CONVERTER

72V DC
LOCOMOTIVE
SUPPLY

Gambar 3. 13 Gambaran Umum Radio Lokomotif

Radio lokomotif merupakan perangkat komunikasi yang terdapat


didalam kabin masinis kereta. Perangkat ini dilengkapi dengan
transceiver VHF yang bekerja menghubungi base station, sehingga
memungkinkan masinis menghubungi PK atau stasiun tujuan untuk
menerima panggilan masuk stasiun, keluar stasiun dan keadaan darurat.

Pada radio lokomotif terdapat tiga modul utama yang menunjang


kinerjanya yaitu Locomotive Transceiver Unit (LTU), Locomotive
Radio Control Unit (LRCU) dan sistem antena. Ketiga modul tersebut
saling terhubung dalam sebuah kabel yang akan memberikan suplai
tegangan dan sinyal informasi berupa data dan suara. Radio lokomotif
membutuhkan tegangan suplai sebesar +18,3 VDC untuk beroperasi
yang diperoleh dari Locomotive Power Supply yang mempunyai
tegangan output sebesar +72 VDC dan menggunakan RS-232 sebagai
sinyal komunikasi untuk kontrol data yang menyeimbangkan saluran
suara untuk komunikasi antar modul.

LTU merupakan modul yang berfungsi untuk mengotrol keluar


masuknya sinyal informasi yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu
Philips PRM8030 VHF Transceiver, Locomotive Transceiver Control
Printed Circuit Board, dan DC/DC Converter. Sedangkan, LRCU
merupakan modul yang berbentuk seperti pesawat telepon dan berfungsi
untuk pengoperasian dari radio lokomotif sebagai sarana komunikasi

Laporan Kerja Praktek 22


Institut Teknologi Sumatera - 2019
antara masini dengan PK. Adapun skema penerimaan panggilan suara
serta pengiriman panggilan suara pada radio lokomotif pada gambar

Gambar 3. 14 Blok Diagram Pengiriman Panggilan Suara

Gambar 3. 15 Blok Diagram Penerima Panggilan Suara

Pengoperasian Radio Lokomotif diawali dengan pemilihan saluran


frekuensi komunikasi dengan stasiun wilayah tertentu. Pemilihan
frekuensi bertujuan agar Masinis dapat berkomunikasi dengan PPKA
pada stasiun wilayah tersebut dan jenis-jenis pangilan komunikasi yang
dapat dilakukan oleh Masinis, antara lain Panggilan Normal, Panggilan
Prioritas, dan Panggilan Darurat.

3.3.1.5 Media Transmisi


Transmisi adalah peralatan telekomunikasi yang menghantarkan
informasi melalui media komunikasi. Menurut Peraturan Menteri No.
45 tahun 2018 tentang Persyaratan Teknis Peralatan Telekomunikasi
Perkeretaapian, jenis dari media transmisi adalah media kabel dan media
tanpa kabel atau frekuensi radio. Media kabel sebagaimana dimaksud

Laporan Kerja Praktek 23


Institut Teknologi Sumatera - 2019
adalah kabel metal/logam, kabel serat optik dan kabel koaksial. Media
tanpa kabel atau frekuensi radio sebagaimana dimaksud adalah radio
point to pont, radio trunking, GSM-R, LTE-R, WLAN/WiFi dan
komunikasi satelit. Pada kereta jarak jauh atau KRL media transmisi
yang digunakan sebagian besar adalah frekuensi radio dengan frekuensi
8 GHz dan sebagian kecil menggunakan transmisi kabel dengan kabel
serat optik.

3.3.1.6 Master Clock System


Master Clock Device atau jam utama yang mensinkronisasi waktu
pada jam-jam yang terdapat di setiap stasiun yang ada guna
menyesuaikan keberangkatan kereta sesuai dengan jam yang ada pada
stasiun dan secara terpusat.

Gambar 3. 16 Perangkat Master Clock

3.3.1.7 Voice Recorder


Voice Record atau perekam suara adalah perangkat yang sangat
penting dalam sistem ini. Sesuai dengan namanya, perangkat ini
memungkinkan merekam segala percakapan masinis, PPKA, dan
petugas yang terhubung dengan alat komunikasi. Hasil rekaman dari
perangkat ini akan disimpan dan dijadikan sebagai bahan evaluasi dan
pengechekkan apabila terjadi kecelakaan dan gangguan yang terjadi.

Laporan Kerja Praktek 24


Institut Teknologi Sumatera - 2019
3.3.2 Sistem Traindispatching Yang Akan Digunakan Pada LRT

Gambar 3. 17 Indosat General Diagram - Scope Of Work [8]

Sistem traindispatching yang akan digunakan pada LRT masih


dalam tahap perancangan dan belum terdapat Detail Engineering Design
(DED). Akan tetapi, sudah terdapat gambaran-gambaran secara umum yang
diberikan oleh pihak Indosat serta perangkat yang akan digunakan untuk
traindispatching. Pada sistem ini, tidak lagi menggunakan komunikasi
gelombang radio melainkan media kabel dimana tiap perangkat terintegrasi
dengan IP Address dan dapat saling berhubungan dalam jaringan Local Area
Network (LAN). Selanjutnya, untuk hubungan yang lebih luas lagi, jaringan
LAN akan dihubungkan melalui perangkat tertentu untuk dapat
berkomunikasi dengan stasiun lain dengan media pengkabelan FO.

Perangkat sistem train dispatching yang digunakan pada LRT Jabodebek


adalah sebagai berikut.

3.3.2.1 CBN – Communication Backbone Network


CBN adalah bagian dari jaringan komputer yang menghubungkan
berbagai potongan jaringan, menyediakan jalur untuk pertukaran
informasi antar berbagai LAN atau sub-jaringan. Sistem backbone dapat
mengikat jaringan yang berbeda-beda di area yang sama, berbeda area,
bahkan area yang lebih luas. Kapasitas dari jaringan ini biasanya lebih
besar dari pada jaringan yang terhubung [9].

Pada jaringan komunikasi LRT, sistem ini digunakan untuk


menghubungkan perangkat-perangkat komunikasi yang ada pada tiap
stasiun, kereta, maupun Operations Control Centre (OCC). Media

Laporan Kerja Praktek 25


Institut Teknologi Sumatera - 2019
transmisi untuk sistem ini menggunakan media kabel, baik dengan kabel
Unshielded Twisted Pair (UTP) dan kabel FO. Pada LRT sendiri, CBN
terbagi menjadi empat sub-sistem yaitu :

 Fiber Optic Network


 Backbone System (OTN System)
 Network Infratructure
 Datacenter Infrastructure

Pada CBN terdapat beberapa komponen yang sangat diperlukan agar


jaringan dapat bekerja dengan baik, terlihat seperti pada gambar 3.18.
Pada gambar terlihat bahwa sebagian besar perangkat dari CBN adalah
berupa penghubung jaringan media transmisi pengkabelan.

Gambar 3. 18 Perangkat CBN [8]

3.3.2.2 Radio Communication (Trunking) – TETRA


Radio trunking adalah sistem radio dua arah yang menggunakan
saluran kontrol untuk mengarahkan lalu lintas radio secara otomatis
(Trunked radio system, 2017). Pada perangkat ini memungkinkan
terjadinya komunikasi dua arah antara perangkat komunikasi yang ada
pada LRT baik di stasiun, kereta, dan OCC serta petugas/pegawai
kereta.

Laporan Kerja Praktek 26


Institut Teknologi Sumatera - 2019
Gambar 3. 19 Diagram Blok Radio Communication [8]

Gambar 3. 20 Perangkat Radio Communication [8]

3.3.2.3 Master Clock System


Master Clock atau jam utama memiliki fungsi yang sama seperti
pada pembahasan sebelumnya yaitu mensinkronisasi waktu pada jam
yang terdapat di setiap stasiun yang ada guna menyesuaikan
keberangkatan kereta sesuai dengan jam yang ada pada stasiun dan
secara terpusat.

Laporan Kerja Praktek 27


Institut Teknologi Sumatera - 2019
Gambar 3. 21 Blok Diagram Master Clock System [8]

3.3.2.4 VRS – Voice Recording System


Perangkat ini sama seperti yang sudah ada, berfungsi untuk
merekam segala percakapan train captain, OCC, dan petugas yang
terhubung dengan alat komunikasi. Hasil rekaman dari perangkat ini
akan disimpan dan dijadikan sebagai bahan evaluasi dan pengechekkan
apabila terjadi kecelakaan dan gangguan yang terjadi.

3.4. Trobleshooting Pada Sistem Trainsdispatching


Setelah penulis melakukan beberapa kunjungan lapangan ke bagian Sinyal
dan Telekomunikasi (SINTEL) Kereta Api di Bogor, Depok dan Pasar Minggu,
sangat jarang terjadi permasalahan pada perangkat komunikasi. Pada
prinsipnya semua perangkat tidak memerlukan maintanance rutin (free
maintanance), hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

a. Kondisi ruang bebas debu.


b. Kondisi ruangan dingin.
c. Backup main power dari 6 kV / PLN bagus dan UPS / Genset bekerja
normal.
d. Data pemakaian perangkat.

Selama kondisi di atas terpenuhi, perangkat sistem traindispatching akan


selalu dalam keadaan baik untuk digunakan. Akan tetapi, beberapa perangkat

Laporan Kerja Praktek 28


Institut Teknologi Sumatera - 2019
juga membutuhkan perawatan yang rutin seperti pada sub-bab selanjutnya yang
akan membahas mengenai perawatan perangkat-perangkat trainsdispathing.

3.5. Pemeriksaan dan Perawatan Perangkat Sistem Traindispatching


Pemeriksaan dan perawatan berfungsi untuk mengatur kegiatan
pemeriksaan dan perawatan sarana maupun prasaranan perkeretaapian
khususnya bagian telekomunikasi. Untuk perawatan perangkat sistem
traindispatching, penulis akan lebih membahas pada perangkat yang sudah
digunakan saat ini dikarenakan untuk perangkat yang digunakan pada LRT
Jabodebek belum tersedia karena masih menunggu Detail Engineering Design
(DED). Adapun jenis serta metode perawatan yang dapat dilakukan pada
perangkat sistem traindispatching telah dibuat standar oleh PT. KAI khusunya
bagian SINTELIS pada buku “Panduan Perawatan Sintelis” agar pengechekkan
dapat sesuai dan lebih mudah, adapun perangkat yang perlu dilakukan
perawatan adalah sebagai berikut [11].

3.5.1 Radio Lokomotif


Pada saat melakukan perawatan radio lokomotif terdapat beberapa poin
yang harus diperhatikan yaitu tujuan perawatan, ruang lingkup serta item
pemeriksaan.

Jenis Pemeriksaan Tujuan Ruang Lingkup


Harian Kegiatan perawatan  Kejernihan
berkala harian radio panggilan
lokomotif untuk keluar
menjamin peralatan (outgoing call);
dalam keadaan laik.  Kejernihan
Kesiapan perangkat panggilan
traindispatching /radio masuk
lokomotif merupakan (incoming call);
salah satu syarat yang
menjamin lokomotif

Laporan Kerja Praktek 29


Institut Teknologi Sumatera - 2019
dalam keadaan siap  Keakuratan
operasi. Perawatan penunjukkan
dilaksanakan dalam waktu;
rangka:  Ketepatan
 Pemeriksaan pemilihan
kejernihan kanal;
suara  Fungsi tombol
komunikasi volume.
antara Masinis
dengan
Pengatur
Perjalanan
KeretaApi
(PPKA);
 Perbaikan
kondisi apabila
dibutuhkan.
3 (tiga) Bulanan Kegiatan perawatan  Mounting;
berkala 3 (tiga) bulanan  Konektor;
radio lokomotif untuk  Perkabelan;
menjamin peralatan  Tegangan
dalam keadaan laik. Input;
Kegiatan perawatan  Tegangan
yang dilaksanakan Output;
terdiri dari:  Arus Standby;
 Pemeriksaan  Arus Transmit
beberapa (Tx);
parameter  SWR;
setelah  Power Transmit
beroperasi (Tx).
selama 3 (tiga)
bulan;

Laporan Kerja Praktek 30


Institut Teknologi Sumatera - 2019
 Perbaikan
kondisi apabila
dibutuhkan.
Tahunan Kegiatan perawatan  Tegangan
peralatan radio Output;
lokomotif tahunan  Arus Transmit
dilaksanakan dalam (Tx);
rangka pendiagnosaan  Power Transmit
serta perbaikan (Tx);
kelainan atau kondisi  Frekuensi Rx;
substandar setelah  Frekuensi
beroperasi selama 1 CTCSS;
(satu) tahun. Perawatan  Receive
dilakukan agar Squelch posisi
peralatan selalu dalam open;
keadaan laik fungsi.  Receive
squelch posisi
Perawatan tahunan ini mute;
dilakukan bersamaan  Frekuensi Tx;
dengan  Mounting;
dilaksanakannya
 Terminasi;
jadwal Pemeliharaan
 Running test.
Berkala Lokomotif (P1,
P3, P6 atau P12)
terdekat.
Tabel 3. 1 Perawatan Radio Lokomotif [11]

3.5.2 Radio Waystation


Pada saat melakukan perawatan Radio Waystation terdapat beberapa
poin yang harus diperhatikan yaitu tujuan perawatan, ruang lingkup serta
item pemeriksaan.

Laporan Kerja Praktek 31


Institut Teknologi Sumatera - 2019
Jenis Pemeriksaan Tujuan Ruang Lingkup
3 (tiga) Bulanan Kegiatan perawatan  Tegangan
berkala 3 (tiga) bulanan Input;
radio lokomotir untuk  Tegangan
menjamin peralatan Output;
dalam keadaan laik.  Arus Standby;
Kegiatan perawatan  Arus Transmit
yang dilaksanakan (Tx);
terdiri dari:  SWR;
 pemeriksaan  Tegangan
beberapa Transmit (Tx)
parameter pada
setelah Tranceiver.
beroperasi
selama 3 (tiga)
bulan;
 perbaikan
kondisi apabila
dibutuhkan.
Tahunan Kegiatan perawatan  Tegangan
peralatan radio Input;
lokomotif tahunan  Arus Standby;
dilaksanakan dalam  Arus Transmit
rangka pendiagnosaan (Tx);
serta perbaikan  SWR;
kelainan atau kondisi  Tegangan
substandar setelah Transmit (Tx)
beroperasi selama 1 pada
(satu) tahun. Perawatan Transceiver;
dilakukan agar  Frekuensi Rx;
peralatan selalu dalam
keadaan laik fungsi.

Laporan Kerja Praktek 32


Institut Teknologi Sumatera - 2019
 Frekuensi
CTCSS;
 Receive
Squelch posisi
open;
 Receive
squelch posisi
mute;
 Frekuensi Tx.
Tabel 3. 2 Perawatan Radio Waystation [11]

3.5.3 Base Station


Pada saat melakukan perawatan base station terdapat beberapa poin
yang harus diperhatikan yaitu tujuan perawatan, ruang lingkup serta item
pemeriksaan.

Jenis Pemeriksaan Tujuan Ruang Lingkup


Tahunan Kegiatan perawatan  Tegangan
peralatan radio base Input;
station tahunan  Tegangan
dilaksanakan dalam Output;
rangka pendiagnosaan  Arus Standby;
serta perbaikan  Arus Transmit
kelainan atau kondisi (Tx);
substandar setelah  SWR;
beroperasi selama 1  Power
(satu) tahun. Perawatan Transmit (Tx);
dilakukan agar  Frekuensi
peralatan selalu dalam Receive (Rx);
keadaan laik fungsi.  Frekuensi
CTCSS;

Laporan Kerja Praktek 33


Institut Teknologi Sumatera - 2019
 Receive
Squelch posisi
on;
 Receive
Squelch posisi
mute;
 Frekuensi Tx.
Tabel 3. 3 Perawatan Base Station [11]

3.5.4 Peralatan PK
Jenis Pemeriksaan Tujuan Ruang Lingkup
3 (tiga) Bulanan Kegiatan perawatan  Pengukuran
berkala 3 (tiga) bulanan nilai tegangan
radio lokomotir untuk input dan
menjamin peralatan output
dalam peralatan
keadaan laik. Kegiatan supply DC;
perawatan yang  Pengukuran
dilaksanakan terdiri nilai tegangan
dari: input dan
 pemeriksaan output
beberapa perangkat UPS;
parameter  Pengukuran
setelah nilai tegangan
beroperasi input dn output
selama 3 (tiga) perangkat
bulan; batere;
 perbaikan  Pemeriksaan
kondisi apabila log activity
dibutuhkan. DSP data dan
DSP Audio;

Laporan Kerja Praktek 34


Institut Teknologi Sumatera - 2019
 Pemeriksaan
activity voice
record
komunikasi
PK-WS-
Radioloko;
 Pemeriksaan
sinkronisasi
waktu kantor
pusat, stasiun
bersebelahan,
WS, Radio
Loko, meja PK,
stasiun PJL.
Tahunan Kegiatan perawatan  Pengukuran
peralatan radio nilai tegangan
lokomotif tahunan input dan
dilaksanakan dalam output
rangka pendiagnosaan perangkat
serta perbaikan supply DC;
kelainan atau kondisi  Pengukuran
substandar setelah nilai tegangan
beroperasi selama 1 input dan
(satu) tahun. output
Perawatan dilakukan perangkat UPS;
agar peralatan selalu  Pengukuran
dalam keadaan laik nilai tegangan
fungsi. input dan
output

Laporan Kerja Praktek 35


Institut Teknologi Sumatera - 2019
perangkat
baterei;
 Pengecekan
activity server
master switch
via telnet
asterisk;
 Pengecekan led
FFSK card dan
DSP Audio di
front panel;
 Pengecekan log
activity DSP
Data dan DSP
Audio.
Gambar 3. 22 Perawatan Peralatan PK [11]

Laporan Kerja Praktek 36


Institut Teknologi Sumatera - 2019
BAB IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari kerja praktek kali ini adalah sebagai
berikut :

1. Teknik telekomunikasi pada kereta menggunakan teknik full-duplex,


dimana memungkinkan perangkat untuk saling berkomunikasi dua arah
antara pengirim informasi dengan penerima informasi. Perangkat
komunikasi yag digunakan kereta api adalah telpon toka, telepon t, telepon
meridian dan genta (genta peron dan genta penjaga).
2. Sistem traindispatching adalah alat bantu untuk pengaturan perjalanan
kereta api melalui media komunikasi. Perangkat sistem traindispatching
yang digunakan pada kereta saat ini adalah base station, radio waystation,
dan radio lokomotif. Base station berfungsi untuk menghubungkan
sejumlah perangkat satu sama lain pada area yang lebih luas. Pada base
station menyediakan pembicaraan antara pengguna tersebut di suatu area
dengan meneruskan pembicaraan tersebut. (sebagai repeater). Radio
waystation dan radio lokomotif merupakan alat bantu komunikasi antara
masinis dengan stasiun tujuan dimana waystation berada pada stasiun
sedangkan radio lok berada pada ruang masinis di kereta.
3. Media transmisi yang digunakan adalah gelombang radio mikro dengan
rentang frekuensi 8 GHz dan media transmisi kabel FO. Frekuensi radio
microwave yang masih digunakan PT KAI adalah 8286 – 8489 MHz. Sistem
traindispatcing yang akan digunakan pada LRT menggunakan media
komunikasi pengkabelan LAN dan FO. Pada sistem ini terdapat beberapa
perangkat yang sangat penting yaitu CBN, dan radio communication. CBN
adalah media yang sangat penting dalam traindispatching LRT karena
sistem ini dapat mengikat jaringan yang berbeda-beda di area yang sama,
berbeda area, bahkan area yang lebih luas dengan menggunakan perangkat
seperti switch. Pada dasarnya konsep sistem traindispatching pada kedua
jenis yang ada hampir sama hanya berbeda pada jenis media transmisi yang
digunakan. Pada sistem saat ini media yang digunakan hampir sebagian

Laporan Kerja Praktek 37


Institut Teknologi Sumatera - 2019
besar menggunakan gelombang radio. Sedangkan, pada LRT media yang
digunakan adalah media pengkabelan.

4.2. Saran
Pada bagian akhir laporan kerja praktek ini, penulis ingin memberikan
beberapa saran untuk pihak perusahaan, yaitu PT. KAI dan bagi mahasiswa, yang
diharapkan dapat menjadi masukan dan membuat lebih baik kedepannya. Berikut
ini saran yang disampaikan:
1. Saran untuk Perusahaan
Bagi perusahaan diharapkan dapat meningkatkan performa dan kinerjanya,
sehingga dapat menghasilkan produk – produk yang lebih baik dan bersaing
agar dapat memenuhi kebutuhan trasnportasi saat ini.
2. Saran untuk Mahasiswa
Bagi mahasiswa yang akan melakukan kerja praktek, baik itu di perusahaan
yang sama maupun di perusahaan berbeda diharapkan dapat memberikan
kontribusi lebih untuk perusahaan dan aktif bertanya selama melaksanakan
kerja praktek agar dapat lebih memahami tentang bagaimana dunia kerja
sebenarnya.

Laporan Kerja Praktek 38


Institut Teknologi Sumatera - 2019
Referensi

[1] Sekilas KAI. (2011, September 26). Diambil kembali dari Logo:
https://kai.id/corporate/about_kai/
[2] Sekilas KAI. (2018, Juli 14). Diambil kembali dari Sejarah Perkeretaapian:
https://kai.id/corporate/about_kai/
[3] Wikipedia. (2017, Maret 25). Diambil kembali dari Pengatur Perjalanan Kereta Api:
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengatur_Perjalanan_Kereta_Api
[4] SDM LRT Jabodebek Tahun 2018-2019. (2018). Jakarta: Divisi LRT Jabodebek.
[5] Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi.
(1999). Jakarta.
[6] Triwibisono, C. (2009). Sistem Telekomunikasi. Bandung: Politeknik Telkom
Bandung.
[7] Modul Pelatihan Radio Traindispatching. (t.thn.). Bandung: PT. Kereta Api
Indonesia.
[8] Indosat. (2018). Telecommunication System LRT Jabodebek - Adhi Karya. Jakarta:
Indosat.
[9] Backbone network. (2018, Mei 15). Diambil kembali dari Wikipedia:
https://en.wikipedia.org/wiki/Backbone_network
[10] Indonesia, M. P. (2018). Persyaratan Teknis Peralatan Telekomunikasi
Perkerataapian. Jakarta: Menteri Perhubungan.
[11] Pedoman Perawatan Perangkat Telekomunikasi. (2011). Dalam Perdoman
Perawatan Sintelis (hal. 67-122). Bandung: PT. Kereta Api Indonesia.
[12] (2018). Diambil kembali dari https://kppip.go.id/proyek-prioritas/transportasi-
perkotaan/lrt-jakarta-bogor-depok-bekasi/
[13] Detik. (2018). Diambil kembali dari
http://finance.detik.com/read/2015/06/10/200533/2938953/4/ini-dia-rute-rute-lrt-
jokowi-yang-akan-dibangun-adhi-karya
[14] Trunked radio system. (2017, September 25). Diambil kembali dari Wikipedia:
https://en.wikipedia.org/wiki/Trunked_radio_system
[15] Kereta Api Ringan/Light Rail Transit. (2017). Jakarta: PT. Adhi Karya (Persero).
[16] LRT Jabodebek. (2018). Diambil kembali dari
https://id.wikipedia.org/wiki/LRT_Jabodebek

Laporan Kerja Praktek 39


Institut Teknologi Sumatera - 2019
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. Log Activity

Tanggal Kegiatan Hasil


21 Juni – 22 Juni 1. Perkenalan dan 1. Mengetahui profil
2018 Orientasi perusahaan.
2. Penyampaian 2. Mengenal
materi tentang karyawan pada
pembetukan divisi Div. LRT secara
LRT umum dan bagian
3. Penyampaian RSO secara
materi tentang khusus.
sistem kerja dari 3. Mengetahui bidang
kereta api kerja di RSO.
4. Penyampaian 4. Mengenali kondisi
materi tentang lingkungan Div.
perkembangan LRT Jabodebek.
pembangunan 5. Mengetahui
LRT konsep kereta api.
25 Juni – 26 Juni 1. Penyampaian 1. Mengetahui
2018 materi distribusi konsep sistem
tenaga listrik pada distribusi listrik
KA (KRL dan aliran atas (LAA).
LRT). 2. Mengetahui
2. Penyampaian konsep sistem
materi sinyal dan sinyal dan
telekomunikasi telekomunikasi
pada KA (KRL pada KRL.
dan LRT). 3. Mengetahui
peralatan serta
Lapangan : fungsinya yang ada

Laporan Kerja Praktek 40


Institut Teknologi Sumatera - 2019
1. Kunjungan ke pada gardu induk
gardu unik St. di St. Jakarta Kota.
Jakarta Kota 4. Mengetahui
2. Kunjungan ke Unit peralatan serta
Sintel St. Bogor fungsinya yang ada
pada bagian sinyal
dan
telekomunikasi.
5. Pengalaman kerja
lapangan, tentang
berbagai perawatan
alat.
28 Juni – 29 Juni 1. Penyampaian 1. Mengetahui
2018 materi tentang konsep dari Pusat
Pusat Kendali pada Kendali yang ada
KA (KRL) pada kereta api.
2. Mengetahui cara
Lapangan : kerja pusat kendali
1. Mengunjungi Pusat secara langsung di
Kendali KA DAOP St. Manggarai.
I di St. Maggarai 3. Mengetahui cara
2. Mengunjungi Unit PPKA bertuga
Sintel dan PPKA untuk mengatur
di St. Pasar perjalanan kereta
Minggu api.
3. Melihat Sistem 4. Mengetahui dan
kerja dari Wessel melihat langsung
cara kerja wessel.
5. Pengalaman kerja
lapangan, tentang
berbagai perawatan
alat.

Laporan Kerja Praktek 41


Institut Teknologi Sumatera - 2019
02 Juli – 06 Juli 2018 1. Penyampaian 1. Mengetahui
materi Sistem perbedaan antara
Komunikasi pada sistem fixed block
KA (fixed block dengan moving
dan moving block) block.
2. Penyampaian 2. Mengetahui
materi tentang maksud dan arti
sistem persinyalan dari rambu-rambu
pada KA lalu lintas pada
3. Penyampaian jalur kereta api.
materi PD3 tentang 3. Pengalaman kerja
semboyan pada lapangan, tentang
KA berbagai perawatan
4. Memperdalam alat.
materi tentang
bagian Sistem
Komunikasi pada
KA
09 Juli – 10 Juli 2018 1. Pemahaman materi 1. Mengetahui
Perangkat konsep dari sistem
Telekomunikasi di jaringan LAA pada
Stasiun. St. Manggarai
2. Penyampaian yang beroperasi
materi oleh Bagian untuk DAOP I.
LAA St. 2. Pengalaman kerja
Manggarai. lapangan, tentang
berbagai perawatan
Lapangan : alat.
1. Pemeriksaan 3. Mengetahui dan
peralatan jaringan melihat langsung
catenary cara pemeriksaan
dan perawatan

Laporan Kerja Praktek 42


Institut Teknologi Sumatera - 2019
(pengukuran kawat jaringan catenary
trolly). pada JLAA di St.
Manggarai
11 Juli – 13 Juli 2018 1. Penyampaian 1. Mengetahui
materi sistem konsep sistem
persinyalan oleh persinyalan dan
Bagian Sintel St. telekomunikasi
Depok. pada unit sintel St.
2. Penyampaian Depok.
materi sistem 2. Mengetahui dan
telekomunikasi melihat langsung
oleh Bagian Sintel cara kerja PPKA
St. Depok. dalam mengatur
3. Penyampaian lalu lintas kereta
Jobdesk dan api di St. Depok.
tanggung jawab 3. Pengalaman kerja
PPKA terhadap lapangan, tentang
perjalanan kereta berbagai perawatan
api. alat.
4. Mengetahui dan
Lapangan : melihat langsung
1. Mengunjungi Unit perbaikan dan
Sintel dan PPKA pergantian jaringan
di St. Depok catenary pada
2. Turun ke lintas st. KRL ketika malam
Manggarai pada hari di St.
malam hari untuk Manggarai.
melihat perbaikan
dan penggantian
jaringan catenary
KRL.

Laporan Kerja Praktek 43


Institut Teknologi Sumatera - 2019
16 Juli 2018 - 18 Juli Bimbingan : 1. Dokumen laporan
2018 1. Bimbingan kerja praktek bab.
Laporan KP (bab 1 1-2 selesai.
– bab 2)
2. Revisi dan
perbaikan judul.
3. Revisi latar
belakang.
19 Juli 2018 – 20 Juli Bimbingan : 1. Dokumen laporan
2018 1. Bimbingan kerja praktek bab 3
Laporan KP (bab 3 – bab 4 selesai.
bab 4)
2. Revisi dan
perbaikan
pembahasan.

Laporan Kerja Praktek 44


Institut Teknologi Sumatera - 2019
LAMPIRAN B-1. Item Pemeriksaan dan Lembar Pemeriksaan Radio
Lokomotif Harian

Laporan Kerja Praktek 45


Institut Teknologi Sumatera - 2019
Laporan Kerja Praktek 46
Institut Teknologi Sumatera - 2019
LAMPIRAN B-2. Item Pemeriksaan dan Lembar Pemeriksaan Radio
Lokomotif 3 (Tiga) Bulanan

Laporan Kerja Praktek 47


Institut Teknologi Sumatera - 2019
Laporan Kerja Praktek 48
Institut Teknologi Sumatera - 2019
Laporan Kerja Praktek 49
Institut Teknologi Sumatera - 2019
Laporan Kerja Praktek 50
Institut Teknologi Sumatera - 2019
LAMPIRAN B-3. Item Pemeriksaan dan Lembar Pemeriksaan Radio
Lokomotif Tahunan

Laporan Kerja Praktek 51


Institut Teknologi Sumatera - 2019
Laporan Kerja Praktek 52
Institut Teknologi Sumatera - 2019
Laporan Kerja Praktek 53
Institut Teknologi Sumatera - 2019

Anda mungkin juga menyukai