BAB II
1. Pembangunan jalur KA double track lintas Selatan mulai dari Solo sampai
dengan Surabaya Gubeng saat ini menjadi prioritas utama untuk dilanjut,
mengingat pertumbuhan kebutuhan angkutan KA penumpang maupun barang
meningkat tahun ke tahun. Di samping itu kemungkinan terjadinya kelemahan
stagnasi/kemacetan angkutan darat, dapat diperhitungkan agar KA bisa
menerima beban tugas transportasi dalam keadaan mendesak maupun
bertahap. Sejalan dengan pembangunan fasilitas operasi KA yang semula
masih menggunakan sistem persinyalan mekanik, maka kebijakan yang
ditempuh guna menjawab kebutuhan di masa depan adalah mengubah secara
bertahap sistem persinyalan lama diganti dengan sistem persinyalan elektrik
yang didukung oleh media kabel serat sebagai back bone yang bersifat
jaringan untuk hubungan blok maupun pengiriman data dan voice. Hal ini
dimaksudkan untuk mempertinggi tingkat keselamatan perjalanan KA,
meningkatkan kelancaran operasi KA. Demikian juga guna mengatasi
vandalisme/pencurian mampu kendalikan operasi, maka hubungn antar
stasiun yang terdapat PJL juga dipasang FO Ring Connection khusus.
4. Kajian Operasi.
1) Kapasitas Lintas.
a) Kapasitas Lintas Single Track (Existing).
Dengan peralatan sinyal yang terpasang saat ini, berdasarkan
GAPEKA yang berlaku mulai 1 Juni 2014, KA yang beroperasi
pada lintas Madiun – Mojokerto ada 46 KA.
Untuk menghitung kapasitas lintas dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus Scott sebagai berikut :
1.440 x
N = (KA/hari) .................................................. 1)
T +C 1+C 2
II - 2
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
Keterangan :
1) Sumber dari tesis S-2 Septa Triyono R – ITB tahun 2001.
S X 60
T=
V
Keterangan :
II - 3
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
7 , 895 X 60
T1 (KA penumpang) =
95
473 , 700
=
95
= 5 menit.
7 , 895 X 60
T1 (KA barang) =
60
473 , 700
=
60
= 8 menit.
( 44 X 5 )+(2 X 8)
T1 rata-rata =
44 +2
220+16
=
46
236
=
46
= 5 menit
1. 440 X 60 %
=
5+2+0 ,5
II - 4
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
864
=
7,5
= 115 KA / hari
II - 5
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
POSISI JARAK KA. PENUMPANG KA. BARANG JMLH KA T. RATA² KAP. LINTAS
NO STASIUN
(Km) (Km) Jumlah V (Km/jam) Jumlah V (Km/jam) (Menit) (KA / Hari)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1. MADIUN 165+783
7.895 44 95 2 60 46 5 115
2. BABADAN 157+888
8.319 44 95 2 60 46 5 91
3. CARUBAN 149+569
8.506 44 95 2 60 46 5 91
4. SARADAN 141+063
8.798 44 95 2 60 46 6 82
5. WILANGAN 132+265
7.035 44 95 2 60 46 4 102
6. BAGOR 125+230
6.388 44 95 2 60 46 4 102
7. NGANJUK 118+842
4.397 44 95 2 60 46 3 115
8. SUKOMORO 114+445
10.636 50 100 2 40 52 6 82
9. BARON 103+810
6.922 60 100 2 40 62 4 101
10. KERTOSONO 96+888
7.578 36 100 2 40 38 5 130
11. SEMBUNG 89+310
7.813 36 95 2 40 38 5 130
12. JOMBANG 81+497
5.336 36 95 2 40 38 3 194
13. PETERONGAN 76+161
7.051 36 95 2 40 38 4 156
14. SUMOBITO 69+110
3.698 35 95 2 40 37 2 266
15. CURAH MALANG 65+412
8.054 36 95 2 40 38 5 130
16. MOJOKERTO 58+358
III - 6
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
60 X 24
N= X ƞ X 2 (KA/hari) ............................................
H
2)
60 X (S+3)
H = +1 (menit)
V
S = Jarak dua petak blok yang berdekatan (km)
Ƞ = 60%, dengan penjelasan ketidakefisienan mencapai 40%
dengan rincian :
20 % = Waktu yang terbuang untuk perbaikan / pemeliharaan
track (lack of track).
15 % = Waktu yang terbuang karena kekurangan operasi,
meliputi : dari sarana, sintel, dan operasi (lack of
operation).
5% = satu jam dalam 24 jam tidak digunakan.
Contoh :
Petak jalan terpanjang yaitu antara Sukomoro – Baron yang
berjarak 10,636 km.
Jumlah KA penumpang = 50 KA
IV - 7
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
Jumlah KA barang = 2 KA
5.080
=
52
= 98 km/jam
60 X (10,636+3)
H = +1
98
818,16
= +1
98
= 8,348 + 1
60 X 24
N = x 60% x 2
9,5
1.440
= x 60% x 2
9,5
IV - 8
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
KA. KA
V.RATA- KAPASITAS
JARAK PENUMPANG BARANG JUMLAH Headway
NO PETAK JALAN RATA LINTAS
(Km) V V KA (Menit)
Jumlah Jumlah (Km/Jam) (KA / Hari)
(Km/jam) (Km/jam)
1 Madiun – Babadan 7,895 44 95 2 60 46 93 8 252
2 Babadan – Caruban 8,319 44 95 2 60 46 93 8 252
3 Caruban – Saradan 8,506 44 95 2 60 46 93 8 252
4 Saradan - Wilangan 8,798 44 95 2 60 46 93 9 181
5 Wilangan – Bagor 7,035 44 95 2 60 46 93 7 247
6 Bagor – Nganjuk 6,388 44 95 2 60 46 93 7 247
7 Nganjuk – Sukomoro 4,387 44 95 2 60 46 93 6 288
8 Sukomoro - Baron 10,636 50 100 2 40 52 98 9 181
9 Baron – Kertosono 6,922 60 100 2 40 62 98 7 247
10 Kertosono – Sembung 7,578 36 100 2 40 38 97 8 216
11 Sembung – Jombang 7,813 36 95 2 40 38 92 8 216
12 Jombang - Peterongan 5,336 36 95 2 40 38 92 6 288
13 Peterongan – Sumobito 7,051 36 95 2 40 38 92 8 216
14 Sumobito – Curahmalang 3,696 35 95 2 40 37 92 5 346
15 Curahmalang – Mojokerto 8,054 36 95 2 40 38 92 8 216
V - 9
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
Gambar II.A.1.
Besaran Kapasitas Lintas Madiun – Mojokerto dan Jumlah KA Eksisting
346
288
288
266
252 252 252
247 247 247
216 216 216 216
194
181 181
156
130 130 130
115 115
102 102
101
91 91
82 82
62
52
46 46 46 46 46 46 46
38 38 38 38 37 38
Mn Bbd Crb Srd Wlg Bgr Nj Skm Brn Kts Smb Jg Ptr Sbo Cm Mr
VI - 10
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
Keterangan :
Gambar II.A.2.
Peta Persinyalan Madiun-Mojokerto berdasarkan DED Sintel 2014
Ngimbang
Ploso
IB-1 & Perhentian Curahmalang
IB-2 & Perhentian Peterongan
Km 65 + 412
Km 76 + 161
Km 69 + 110
Sumobito ( Sbo )
Km 57 + 358
Mojokerto ( Mr )
KERTOSONO ( KTS )
Km ... + ...
Tarik ( Trk )
Sukomoro ( Skm )
Km 114 + 445
Sembung ( Smb )
Km 89 + 310
MADIUN ( MN )
Km 165 + 783
Babadan ( Bbd )
Km 157 + 888
Km 96 + 888
Km 149 + 569
Caruban ( Crb )
Km 103 + 810
Baron ( Brn )
Km 81 + 497
Barat ( Bat )
Jombang ( Jg )
Km 132 + 265
Km 125 + 230
Bagor ( Bgr )
Km ... + ...
Km 141 + 063
Saradan ( Srd )
Wilangan ( Wlg )
Km 118 + 842
Nganjuk ( Nj )
VII - 12
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
Tabel II.A.3. Daftar Stasiun, IB, dan Jarak berdasarkan DED Sintel 2014
VII - 13
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
Kesimpulan :
Kapasitas lintas dikatakan mencapai jenuh jika sama atau lebih dari 85%.
Penggunaan awal kapasitas lintas elektrik double track dengan asumsi KA masih
berjumlah 62 KA/ hari mencapai 62 KA/ hari dibagi 216 KA/ hari = 23,7%
WPJ = S
+ ( 2 x 0,25 menit )
V
VII - 14
Laporan Akhir
WPJ = 2.015
666 + 0,5
= 3,02 menit
VII - 15
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
Dari tabel kapasitas jalur untuk 7 stasiun tersebut diatas, ternyata sangat
tinggi atau sangat longgar penggunaannya memperhatikan penggunaan
jalur di stasiun eksisting sebagaimana terlihat dalam Tabel II.A.5. di bawah
ini.
1 Madiun I
25
II 27
III 25
IV —
V 29
2 Babadan I 29
II 25
3 Caruban I 27
II 30
III 27
4 Saradan I 27
II 33
III 26
5 Wilangan I 30
VII - 16
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
II 29
6 Bagor I 30
II 28
7 Nganjuk I 25
II 25
III 29
8 Sukomoro I 22
II 29
III 22
9 Baron I 25
II 19
10 Kertosono I 49
II 54
III 33
IV 27
V 26
11 Sembung I 29
II 44
III 30
12 Jombang I 25
VII - 17
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
II 45
II 33
13 Peterongan I 26
II 44
III 30
14 Sumobito I 26
II 43
III 30
15 Curahmalang I 24
II 40
16 Mojokerto I 26
II 32
III 25
IV —
VII - 18
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
Pengaturan operasi kereta api berdasarkan DED Track tahun 2012 adalah seperti
terlihat pada gambar dibawah ini:
VII - 19
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
Km. 165+760
Km. 165+783 Km. 165+712
Km. 165+695
Km. 165+826
Km. 165+693
Km. 165+831 Km. 165+702
Km. 165+823 Km. 165+664
Km. 165+825 Km. 165+627
Km. 165+968 Km. 165+561
2 Km. 165+860
Km. 166+036
Km. 165+559
Km. 165+620
.
A
ina
ER Km. 165+493 NK
m
JPL No.138 MO-SP
T.I
1 3
ta
Km. 166+090 .P
er
p
P
Ss
L73B
3C
L73A
p.
ZP7
Ss
6
ZP73A 1
L7 71 JPL No.136 MO-PLN
JPL No.1 HG ZP
C
Km. 164+821
73
Km. 166+881 JL72B
3
D ZP72A (71BT)
73 73A
3B
Km. 166+105 V
ZP 71B 71A Km. 165+364
ZP7
ZP72B (72T) JL72A ZP71B T)
3
Km. 166+222 Km. 166+107 Km. 165+366
DEPO LOKOMOTIF 1A
(7
B
Km. 167+890 Km. 166+886 JL52B ZP52A
3
73
Km. 166+154 51B (51T) Km. 165+436
IV 51A
ZP52B (52T)
Km. 168+090 Km. 166+891 Km. 166+224 JL52A
3
Km. 166+081 Km. 166+448 Km. 165+445
JL32B ZP32A Km. 165+523
Km. 164+816
3
Km. 166+246 33A 31 Km. 165+425
III Km. 163+811
34 ZP34 G (32T) Km. 165+455 Km. 164+811 Km. 164+211
ZP32B JL32A Km. 165+381
3
(34T) (33T) 33B Km. 163+611
L34
Km. 165+329
ZP13B BH 440
MJ14 J14 X14 L14 JL12B ZP12A J10 UJ10 MJ10
(13T) 13B 13A 11B
13C II
(14BT) (14AT) 13D (12T) 11C (11T) 11A (10BT) (10AT)
ZP14C ZP14B BH 444 ZP14A ZP12B ZP10C ZP10B ZP10A
ZP23B ZP21B BABADAN (Bbd)
ZP21A
ZP20C ZP20B ZP20A
ZP23C 23B (23AT) ZP22A 21B (21T) 21A (20BT) (20AT)
I
BARAT (Bat) 23A ZP22B (22T) 21C L20
Km. 166+072 JL22A X20 J20 MJ20
ZP21C
BH 440 G
ZP23A
ZP24C ZP24B BH 444 ZP24A Km. 166+027 BH 440
(24BT) 23C (24AT) 43 41B L41
L4 (41T)
J24 Km. 166+018 (43T) 3 ZP41
MJ24 ZP43
Km. 165+982 Km. 165+544
G Km. 165+991
Km. 165+546
Km. 165+327 Km. 164+830
Km. 165+965 Km. 165+571 Km. 165+337
Km. 166+506 Km. 165+554
Km. 165+966
Km. 166+418 Km. 165+620
Km. 165+591
Km. 165+436 Km. 165+604
Km. 165+894
Km. 165+903
Km. 165+898
Km. 165+655
Km. 165+966
Km. 165+915
Km. 165+898
Km. 165+864
Km. 165+666
Km. 165+856
Gambar II.B.1. Signaling Layout St. Madiun Berdasarkan DED Track 2012
VIII - 20
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
a. Desain jalur III, IV dan V ditentukan bisa masuk dan keluar, dari dan ke
dua arah, dan sepur I diprioritaskan untuk naik/turun penumpang dengan
pertimbangan keselamatan dan mempercepat pelayanan, memudahkan
naik turun penumpang apabila terjadi penyusulan di stasiun Madiun, dan
memudahkan komunikasi PPKA dengan awak KA, misalnya memberikan
bentuk Berjalan Hati – hati (BH) karena taspat di petak jalan yang akan
dilalui.
Selain itu Jalur III, IV dan V dipergunakan untuk melayani
penyusulan maupun tunggu aman.
b. Jalur I dan II didesain hanya bisa masuk dan keluar dari satu arah saja.
Jalur I dan II merupakan Main Line ( Jalur Utama ) yang dapat untuk
menaikkan penumpang dan berangkat KA serta menerima kedatangan
KA dan berhenti untuk menurunkan penumpang.
c. Jalur III dilengkapi dengan Sinyal Contra Flow/Berjalan Jalur Kiri yaitu
sinyal emergency/ darurat yang berfungsi apabila di salah satu petak jalan
terjadi rintang jalan atau ada pekerjaan track, maka perjalanan KA akan
diatur dari arah Stasiun Barat lewat jalur hulu menuju jalur III lewat jalur
penghubung. Selanjutnya setelah KA berhenti di jalur III untuk
berangkatnya diberi bentuk No. 90 (berjalan hati-hati) dan juga diberi
bentuk No. 91 (berjalan jalur kiri) pada petak jalan jalur ganda dan
berangkatnya dijamin keselamatannya dengan sinyal berangkat darurat
dengan aspek warna merah emergency menyala putih menuju ke jalur hilir
jalur kiri arah Stasiun Babadan.
Juga dari arah Stasiun Babadan lewat jalur hilir ke jalur III, setelah
KA berhenti diberi bentuk No. 90 (berjalan hati-hati) dan bentuk No. 91
(berjalan jalur kiri) pada petak jalan jalur ganda dan berangkatnya dijamin
keselamatannya dengan sinyal berangkat darurat dengan aspek warna
merah, emergency menyala putih menuju ke jalur hulu jalur kiri arah
IX - 21
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
IX - 22
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
Dilengkapi Sinyal Muka MJ14, Sinyal Masuk J14; dan Sinyal Muka
MJ20, Sinyal Masuk J20 yang mengijinkan KA masuk dari jalur kiri.
e. Pada sinyal J10 dan J24 dilengkapi variable Speed Indicator, sinyal darurat.
Sedangkan aspek serta variabel speed indicator yang diperlihatkan
f. Sinyal keluar JL32A, JL32B , dilengkapi Sinyal Berjalan Jalur Kiri yang
berfungsi apabila terjadi trouble di jalur benar (kanan) dapat dialihkan ke
jalur kiri (sepur salah) dengan aman dan proses pelayanan operasi KA lebih
cepat.
bentuk MS.
dan terjamin.
IX - 23
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
m. Dengan tiadanya jalur siding sisi selatan, maka penyusulan KA dari arah
stasiun Barat harus dimasukkan melintas passing track II menuju jalur III,
IV, atau V. Dengan demikian KA mau masuk atau jalan langsung lewat jalur
II harus berhenti terlebih dahulu di sinyal masuk J10, dan berangkat setelah
rute KA yang disusul tersebut terhapus.
IX - 24
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
STASIUN BABADAN
Km. 157+888
4
JPL No. 129 HG
Km. 157+926
ER
3
ZP44C ZP22A ZP40A
(44BT) (23T) 23B II 21B (23T) (40AT)
ZP44 23A 21A
MJ44 B ZP22B (22T)
J22A ZP40B MJ40
3
ZP23 ZP21
J44 T) J40
(44A (40B
T) ZP44A ZP42B ZP42A ZP40C
43 III 41 X40
(43T) (42T) (41T)
J42A
Gambar II.B.2. Signaling Layout St. Babadan Berdasarkan DED Track 2012
X - 25
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
c. Di sisi barat dan timur jalur II terdapat jalur luncur yang berguna untuk
menjaga KA masuk jalur II tetap aman jika KA masuk jalur II tidak bisa
berhenti di depan Sinyal Berangkat.
XI - 26
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
XI - 27
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
STASIUN CARUBAN
Km. 149+254
5 6
JPL No. 119 HG JPL No. 118 MO-SP
Km. 149+931 Km. 148+926
ER
J32B ZP32A
3
I
(32T) J32A
3
MJ14 J14 X14 G J12B J10 MJ10
13A 11C
II
(14BT) (14AT) 13C 13B (13T) (11T) 11B 11A (10BT) (10AT)
ZP14C ZP14B ZP14A ZP12B (12T) ZP12A ZP10C ZP10B ZP10A
BABADAN (Bbd) ZP23C ZP23B ZP21B ZP21A SARADAN (Srd)
3
R.43
ZP42A
43
IV
ZP43 ZP42B (42T) J42A
3
Gambar II.B.3. Signaling Layout St. Caruban Berdasarkan DED Track 2012
XII - 28
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
a. Jalur I didesain bisa melayani KA masuk dan keluar dari dan ke dua arah,
karena jalur I diprioritaskan naik turun penumpang dengan pertimbangan
keselamatan dan mempercepat pelayanan, memudahkan naik turun
penumpang apabila terjadi penyusulan di stasiun Caruban, dan
memudahkan komunikasi Ppka dengan awak KA. Selain itu jalur I
dilengkapi dengan Sinyal Contra Flow Sinyal Berjalan Jalur Kiri untuk
melayani KA berangkat lewat jalur kiri untuk tujuan kearah St. Babadan
atau Saradan. Pentingnya Sinyal Contra Flow/Sinyal Berjalan jalur Kiri
adalah melancarkan perjalanan KA sewaktu jalur KA normal/jalur kanan
mengalami gangguan atau sedang mengalami perbaikan atau
pemeliharaan rutin yang terpaksa harus menutup jalur normal kanan,
sehingga KA harus bisa dengan aman lewat jalur kiri melalui Sinyal
Berangkat yang memperlihatkan cahaya warna merah dan Sinyal Contra
Flow nya memperlihatkan cahaya putih.
Sebagai pelayanan jalur kiri KA dari arah Stasiun Saradan lewat jalur hilir
melalui jalur I untuk menuju ke arah Stasiun Babadan, setelah KA berhenti
di jalur I diberi bentuk No. 90 (berjalan hati-hati) dan bentuk No. 91
(berjalan jalur kiri) pada petak jalan jalur ganda dan berangkatnya dijamin
dengan sinyal darurat (emergency) melalui jalur penghubung ke arah jalur
hulu menuju Stasiun Babadan.
b. Jalur II dan III didesain hanya bisa masuk dan keluar dari satu arah saja.
XIII - 29
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
d. Jalur II dan III merupakan main line ( jalur utama/passing track). Jalur IV
dipergunakan untuk melayani penyusulan maupun tunggu aman, selain itu
jika diperlukan dapat digunakan untuk melayani naik dan turun penumpang;
sehingga lebih lanjut diperlukan peron,dan overkapping.
– MJ10, J10, J12B, JL32B, J14, MJ14, MJ24, J24, J42B, J22A, J42A,
J20, dan MJ20.
f. Pada sinyal J10 dan J24 dilengkapi Variable Speed Indicator dan sinyal
darurat. Sedangkan aspek serta variabel speed indicator yang
diperlihatkan merupakan petunjuk bagi Masinis.
g. Sinyal keluar JL42A, dan JL42B dilengkapi dengan Sinyal Berjalan Jalur
Kiri yang berfungsi apabila terjadi trouble, atau pemeliharaan track di jalur
kanan, maka perjalanan KA dapat dialihkan ke jalur kiri dengan aman dan
proses pengaturan perjalanannya menjadi lebih cepat.
h. Dilengkapi Sinyal Muka MJ20, Sinyal Masuk J20; dan Sinyal Muka MJ14,
XIII - 30
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
j. Pembalikan wesel 11A, 21A, 11B, 21B, 23A, 13A, 23B,dan 13B digerakkan
dengan motor listrik dengan pengontrol kedudukan lidah wesel sehingga
l. Didalam emplasemen sebelah Barat stasiun terdapat JPL no. 119 dengan
pintu listrik HG km 149 +931 dan sebelah Timur JPL no. 118 dengan pintu
listrik MO-SP yang masing-masing dilengkapi dengan sistem semi otomatik.
Penutupan dan pembukaan pintu perlintasan dilakukan manual oleh PJL ,
sedangkan peringatan dini berupa alarm dan lampu silang datar
beroperasinya oleh setting route KA masuk atau berangkat.
XIII - 31
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
XIII - 32
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
STASIUN SARADAN
Km. 141+063
OVER PASS
(13T) J12B
(11T)
III
X14 ZP14A
13
(12T)
11
ZP12B ZP12A ZP10C (10BT)
J10
J14 (14AT)
ZP13 ZP11
MJ14 J22B ZP10 UJ10 MJ10
B
3
B ZP22A
ZP14 (23T) 23B 21B (21T)
II
(14BT) 23A 21A (10AT)
ZP14C ZP12B (22T) ZP10A
J22A
3
CARUBAN (Crb) ZP21 WILANGAN (Wlg)
ZP23
ZP44C ZP44B ZP44A ZP42B ZP42A ZP40C ZP40B ZP40A
(44BT) (44AT) 43 41 (40BT) (40AT)
I
(43T) (42T) (41T)
MJ44 J44 J42A X40 J40 MJ40
ER
Gambar II.B.4. Signaling Layout St. Saradan Berdasarkan DED Track 2012
XIV - 33
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
c. Di sisi barat dan timur jalur II terdapat jalur luncur yang berguna untuk
menjaga KA masuk jalur II tetap aman jika KA masuk jalur II tidak bisa
berhenti di depan Sinyal Berangkat.
d. Selain itu jalur II dilengkapi dengan Sinyal Contra Flow/ Sinyal Berjalan
Jalur Kiri untuk melayani KA berangkat lewat jalur kiri untuk tujuan ke arah
St. Caruban. Untuk pelayanan jalur kiri dari Stasiun Wilangan (jalur hilir)
menuju Stasiun Caruban, melalui jalur penghubung KA masuk jalur II.
Setelah KA berhenti diberi bentuk No. 90 & No. 91 dan pemberangkatannya
dijamin dengan sinyal berangkat aspek merah dan sinyal darurat cahaya
putih melalui jalur penghubung ke arah jalur hulu menuju Stasiun Caruban.
Juga sebaliknya pelayanan jalur kiri dari Stasiun Caruban menuju
Stasiun Wilangan, KA melalui jalur hulu lewat jalur penghubung kemudian
masuk jalur II. Setelah KA berhenti diberi bentuk No. 90 & No. 91 dan
berangkat dijamin keselamatannya dengan sinyal berangkat aspek merah
dan sinyal darurat cahaya putih.
XV - 34
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
XV - 35
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
9 STASIUN WILANGAN
Km. 132+265
JPL No. 106 MO-SP
Km. 132+572
ER
3
ZP23 ZP21
J44 T) J40
(44A (40B
T) ZP44A ZP42B ZP42A ZP40C
43 III 41 X40
(43T) (42T) (41T)
J42A
Gambar II.B.5. Signaling Layout St. Wilangan Berdasarkan DED Track 2012
XVI - 36
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
c. Di sisi barat dan timur jalur II terdapat jalur luncur yang berguna untuk
menjaga KA masuk jalur II tetap aman jika KA masuk jalur II tidak bisa
berhenti di depan Sinyal Berangkat.
d. Selain itu jalur II dilengkapi dengan Sinyal contra flow/ Sinyal Berjalan Jalur
Kiri untuk melayani KA berangkat lewat jalur kiri untuk tujuan kearah St.
Madiun atau Saradan. Pentingnya Sinyal contra flow/Sinyal Berjalan jalur
Kiri adalah melancarkan perjalanan KA sewaktu jalur KA normal/ jalur
kanan mengalami gangguan atau sedang mengalami perbaikan atau
pemeliharaan rutin yang terpaksa harus menutup jalur normal kanan.
Dengan kata lain penggunaan Sinyal Contra Flow, KA bisa melewati jalur
kiri dengan aman karena dijamin oleh sistem, pelayanan operasional KA
lebih cepat, sehingga bisa menekan kelambatan.
e. Di dalam emplasemen terdapat perlintasan sebidang JPL no. 106 tipe MO-
SP km. 132 + 572 yang dilayani oleh PJL. JPL ini berada dalam
emplasemen , sehingga dipasang early warning device/lampu & suara
peringatan dini dilengkapi indicator penunjuk arah di pintu perlintasan yang
penutupan pintu perlintasannya dikaitkan dengan system interloking
XVII - 37
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
XVII - 38
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
STASIUN BAGOR
11 Km. 125+218
ER
3
(23T) 23B II 21A (21T)
WILANGAN (Wlg) 23A (22T) 21 NGANJUK (Nj)
ZP22B J22A
3
ZP23 ZP21
ZP44C ZP44B ZP44A ZP42A ZP40C ZP40B
(44BT) (44AT) (40BT) ZP40A
43 III 41 (20AT)
Gambar II.B.6. Signaling Layout St. Bagor Berdasarkan DED Track 2012
XVIII - 39
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
a. Stasiun Bagor memiliki 3 jalur KA tipe pulau. Desain untuk jalur II ditentukan
bisa masuk dan keluar dari dan ke dua arah, karena II diprioritaskan jalur
penyusulan, dimana KA yang disusul dimasukkan ke jalur II ini , maka KA
yang menyusul/jalan langsung dapat lewat jalur I/III. Selain itu Jalur II dapat
untuk naik/turun penumpang.
c. Di sisi barat dan timur jalur II terdapat jalur luncur yang berguna untuk
menjaga KA masuk jalur II tetap aman jika KA masuk jalur II tidak bisa
berhenti di depan Sinyal Berangkat.
d. Selain itu jalur II dilengkapi dengan Sinyal contra flow/ Sinyal Berjalan Jalur
Kiri untuk melayani KA berangkat lewat jalur kiri untuk tujuan kearah St.
Madiun atau Saradan. Pentingnya Sinyal contra flow/Sinyal Berjalan jalur Kiri
adalah melancarkan perjalanan KA sewaktu jalur KA normal/ jalur kanan
mengalami gangguan atau sedang mengalami perbaikan atau pemeliharaan
rutin yang terpaksa harus menutup jalur normal/ kanan. Dengan kata lain
penggunaan Sinyal Contra Flow, KA bisa melewati jalur kiri dengan aman
karena dijamin oleh sistem, pelayanan operasional KA lebih cepat, sehingga
bisa menekan kelambatan.
XIX - 40
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
XIX - 41
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
13 STASIUN NGANJUK
Km. 118+842
JPL No. 98 MO-PLN
Km. 119+119
12 ER
14
JPL No. 99 MO-SP J52B ZP52A JPL No. 97A MO-SP
3
Km. 121+937 VIADUCT Km. 117+640
I
ZP52B (52T) J52A
3
J32B ZP32A
3
33 31
II
ZP32B (32T) J32A
3
J14 X14 J12B
MJ14 J10 MJ10
13A 11C
13B III 11A
(14BT) (14AT) 13C (13T) (11T) 11B (10BT) (10AT)
ZP14C ZP14B ZP14A (12T) ZP12A ZP10C ZP10B ZP10A
ZP12B
BAGOR (Bgr) ZP23C ZP23B ZP21B ZP21A SUKOMORO (Skm)
ZP24C ZP24B ZP24A ZP22A ZP20C ZP20B ZP20A
(24BT) (24AT) 23C 23B (23T) (21T) 21B 21A (20BT) (20AT)
IV 21C
23A
MJ24 J24 ZP23B (22T) J22A X20 J20 MJ20
G G
J42B ZP42A
3
V
ZP42B (42T) J42A
3
G
Gambar II.B.7. Signaling Layout St. Nganjuk Berdasarkan DED Track 2012
XX - 42
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
a. Desain jalur I, II ditentukan bisa masuk dan keluar, dari dan ke dua arah,
dan jalur I, II ini diprioritaskan untuk naik/turun penumpang dengan
pertimbangan keselamatan dan mempercepat pelayanan, memudahkan naik
turun penumpang apabila terjadi penyusulan di stasiun , dan memudahkan
komunikasi PPKA dengan awak KA, misalnya memberikan bentuk Berjalan
Hati – hati (BH) karena taspat di petak jalan yang akan dilalui.
b. Jalur III, IV, didesain hanya bisa masuk dan keluar dari satu arah saja. Jalur
III dan IV merupakan Main Line ( Jalur Utama ) yang biasa untuk melayani
KA jalan langsung, namun dapat untuk menaikkan penumpang dan
berangkat KA serta menerima kedatangan KA dan menurunkan
penumpang.
XXI - 43
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
Demikian juga jalur V dari arah Bagor menuju Sukomoro yang melewati jalur
hulu akan menuju jalur kiri, setelah KA masuk dan berhenti di jalur V diberi
bentuk No. 90 (berjalan hati-hati) & No.91 (berjalan jalur kiri) dan
keberangkatannya dijamin keselamatannya menggunakan sinyal berangkat
aspek merah dan sinyal darurat cahaya putih. KA berangkat lewat jalur
penghubung menuju Stasiun Sukomoro melalui jalur hilir (jalur kiri). Jalur V
juga bisa untuk menaikkan dan menurunkan penumpang serta tunggu aman
dan penyusulan KA.
J52A, J52B.
Dilengkapi Sinyal Muka MJ14, Sinyal Masuk J14; dan Sinyal Muka MJ20,
Sinyal Masuk J20 yang mengijinkan KA masuk dari jalur kiri.
e. Pada sinyal J10 dan J24 dilengkapi variable Speed Indicator, sinyal darurat.
Sedangkan aspek serta variabel speed indicator yang diperlihatkan
merupakan petunjuk bagi Masinis.
XXI - 44
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
f. Sinyal keluar J32A, J32B , dilengkapi Sinyal Berjalan Jalur Kiri yang
berfungsi apabila terjadi trouble di jalur benar (kanan) dapat dialihkan ke jalur
kiri (sepur salah) dengan aman dan proses pelayanan operasi KA lebih
cepat.
XXI - 45
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
Legenda Persinyalan:
XXI - 46
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
STASIUN SUKOMORO
Km. 114+445 15
JPL No. 95 HG
ER Km. 114+222
J32B
3
ZP32A
I
33 (32T)
ZP32B J32A
3
MJ14 J14 X14 J12B J10 MJ10
13A 11C
G
II
(14BT) (14AT) 13C 13B (13T) (11T) 11B 11A (10BT) (10AT)
ZP14C ZP14B ZP14A ZP12B (12T) ZP12A ZP10C ZP10B ZP10A
NGANJUK (Nj) ZP21A
BARON (Brn)
ZP23C ZP23B ZP21B
ZP24C ZP24B ZP24A ZP22A ZP20C ZP20B ZP20A
(24BT) (24AT) 23C 23B (23T) (21T) 21B 21A (20BT) (20AT)
III
23A 21C
MJ24 J24 ZP22B (22T) J22A X20 J20 MJ20
J42B ZP42A
3 IV
ZP42B (42T) J42A
3
Gambar II.B.8. Signaling Layout St. Sukomoro Berdasarkan DED Track 2012
XXII - 47
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
a. Jalur I didesain bisa melayani KA masuk dan keluar dari dan ke dua arah,
karena jalur I diprioritaskan naik turun penumpang dengan pertimbangan
keselamatan dan mempercepat pelayanan, memudahkan naik turun
penumpang apabila terjadi penyusulan di Stasiun Sukomoro. Jalur I juga
dilengkapi Sinyal Contra Flow apabila salah satu jalur ada rintang jalan
sebagai pengaturan perjalanan KA bisa dilewatkan melalui jalur kiri, dari
arah Baron jalur hilir menuju Stasiun Nganjuk, KA masuk jalur I dan setelah
KA berhenti diberi bentuk No. 90 & No. 91 berangkat menggunakan Sinyal
Berangkat aspek merah dan sinyal darurat cahaya putih menuju Stasiun
Nganjuk melalui jalur penghubung ke jalur hulu melalui jalur kiri.
Demikian juga pelayanan dari Nganjuk arah hulu melalui jalur kiri, KA
akan melewati jalur penghubung masuk dan berhenti di jalur I. Setelah KA
diberi bentuk No. 90 & No. 91 berangkat dengan sinyal berangkat aspek
merah dan sinyal darurat cahaya putih lewat jalurm hulu melalui jalur kiri
menuju Baron.
b. Jalur II, III, dan IV didesain hanya bisa masuk dan keluar dari satu arah
saja. Jalur IV dipergunakan untuk melayani penyusulan maupun tunggu
aman, selain itu jika diperlukan dapat digunakan untuk melayaninaik dan
turun penumpang, sehingga lebih lanjut diperlukan peron dan overkapping.
XXIII - 48
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
e. Pada sinyal J10 dan J24 dilengkapi Variable Speed Indicator dan sinyal
darurat. Sedangkan aspek serta variabel speed indicator yang
diperlihatkan merupakan petunjuk bagi Masinis.
f. Sinyal keluar JL42A, dan JL42B dilengkapi dengan Sinyal Berjalan Jalur
Kiri yang berfungsi apabila terjadi trouble, atau pemeliharaan track di jalur
kanan, maka perjalanan KA dapat dialihkan ke jalur kiri dengan aman dan
proses pengaturan perjalanannya menjadi lebih cepat.
g. Dilengkapi Sinyal Muka MJ20, Sinyal Masuk J20; dan Sinyal Muka MJ14,
Sinyal Masuk J14 yang mengijinkan KA masuk dari jalur kiri.
h. Dilengkapi rambu batas langsir yang dipasang pada jarak 50 meter
dibelakang sinyal masuk J20 dn J14, dengan tujuan langsiran tidak boleh
melampaui jarak 50 meter dari sinyal masuk tersebut. Sehingga gerakan
langsiran akan lebih aman untuk menghindari kemungkinan kejadian luar
biasa (KDLB) yang disebabkan human error.
i. Pembalikan wesel 11A, 21A, 11B, 21B, 23A, 13A, 23B,dan 13B digerakkan
dengan motor listrik dengan pengontrol kedudukan lidah wesel sehingga
lebih cepat dan lebih terjamin.
j. Dibangun gedung tempat peralatan sinyal /Equipment Room ( ER ),
XXIII - 49
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
XXIII - 50
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
STASIUN BARON
16
Km. 103+804
JPL No. 90 MO-PLN
Km. 103+559
ER
3
(21T)
II
(23T) 23A 21A
SUKOMORO (Skm) 23B (22T) 21B KERTOSONO (Kts)
ZP22B J22A
3
ZP23
ZP21
ZP44C ZP44B ZP44A ZP42B ZP42A ZP40C ZP40B ZP40A
(44BT) (44AT) 43
III
41 (40BT) (20AT)
(43T) (42T) (41T)
MJ44 J42A G X40
J44 J40 MJ40
Gambar II.B.9. Signaling Layout St. Baron Berdasarkan DED Track 2012
XXIV - 51
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
c. Di sisi barat dan timur jalur II terdapat jalur luncur yang berguna untuk
menjaga KA masuk jalur II tetap aman jika KA masuk jalur II tidak bisa
berhenti di depan Sinyal Berangkat.
d. Selain itu jalur II dilengkapi dengan Sinyal contra flow/ Sinyal Berjalan Jalur
Kiri untuk melayani KA berangkat lewat jalur kiri untuk tujuan kearah St.
Madiun atau Saradan. Pentingnya Sinyal contra flow/Sinyal Berjalan jalur
Kiri adalah melancarkan perjalanan KA sewaktu jalur KA normal/ jalur
kanan mengalami gangguan atau sedang mengalami perbaikan atau
pemeliharaan rutin yang terpaksa harus menutup jalur normal/ kanan.
Dengan kata lain penggunaan Sinyal Contra Flow, KA bisa melewati jalur
kiri dengan aman karena dijamin oleh sistem, pelayanan operasional KA
lebih cepat, sehingga bisa menekan kelambatan.
XXV - 52
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
XXV - 53
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
STASIUN KERTOSONO
Km. 96+888 17
Km. 97+530
Km. 96+739 JPL 83 SA-PLN
Km. 97+647 Km. 97+579 Km. 96+979 Km.94+383
Km. 96+734 Km. 96+096
Km. 97+691 Km. 95+091
Km. 97+584 Km. 96+725
Km. 96+091 Km. 94+891
Km. 97+733 Km. 96+679
Km. 98+190 ER
Km. 99+195 Km. 97+732 Km. 96+677
Km. 98+195 Km. 96+494
Km. 99+395 Km. 97+783
Km. 96+633
BH 259
Km. 97+842 JL32B UJ32B ZP32A ZP31 Km. 96+631 Km. 96+449 J10 G MJ10
3
(31T) (10AT)
Km. 97+845
I 31 Km. 96+441
ZP32B BH 264 (32T) JL32A ZP10B ZP10A
3
Km. 96+586
ZP11C Sembung (Smb)
)
MJ14 J14 X14 L14 JL12B UJ12B ZP12A BT
13A 11C (10CT) (10 ZP20A
ZP41A
JL42B J40
3
Km. 97+834 UJ42B ZP42A ZP40D ZP40C MJ40
(41T) 41A (40CT) (40AT)
IV 41B (40BT)
ZP42B BH 264 (42T) JL42A L40 Km. 96+539 X40 ZP40B ZP40A
Km. 97+652 Km. 96+541
Km. 97+239 Km. 95+010
ZP62A Km. 96+560
Km. 97+647 Km. 96+433
V
Pu
61 Km. 96+563 Km. 96+436 Km. 96+271 Km. 95+210
rw
(62T) JL62A
oa
Km. 96+571 Km. 96+273 Km. 96+210
s ri
ZP82A
(P
6 Km. 96+606 Km. 96+215
wa
)
2A Km. 96+641
L8
Km. 96+638
Km. 96+634
Km. 96+639
Km. 96+693
Km. 96+706
Km. 96+701
Km. 96+759
Km. 96+761
Km. 96+756
Km. 96+761
Gambar II.B.10. Signaling Layout St. Kertosono Berdasarkan DED Track 2012
XXVI - 54
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
a. Desain jalur I dan IV ditentukan bisa masuk dan keluar, dari dua arah
Smb dan Brn, dan sepur I diprioritaskan untuk naik/turun penumpang
dengan pertimbangan keselamatan dan mempercepat pelayanan,
memudahkan naik turun penumpang apabila terjadi penyusulan , dan
memudahkan komunikasi PPKA dengan awak KA, misalnya memberikan
bentuk Berjalan Hati – hati (BH) karena taspat di petak jalan yang akan
dilalui. Namun jalur I tidak bisa masuk dan keluar dari Pwa. Sedangkan
jalur V hanya bisa melayani KA masuk dan keluar dari sisi timur , namun
bisa melayani KA masuk dan keluar dari/ke Smb dan Pwa.
Jalur I tidak bisa melayani KA masuk dan datang dari/ke Pwa; begitu juga
jalur V tidak bisa melayani KA masuk dan datang dari/ke Brn.
b. Jalur II dan III didesain hanya bisa melayani KA masuk dan keluar dari satu
arah saja. Jalur II dan III merupakan Main Line ( Jalur Utama ) juga bisa
melayani untuk menaikkan penumpang/menurunkan penumpang.
Untuk pengaturan perjalanan KA jalur kiri dari arah Sembung/ hilir, setelah
KA masuk dan berhenti di jalur I diberi bentuk No. 90 & No. 91, selanjutnya
KA berangkat dengan sinyal berangkat aspek merah dan sinyal darurat
XXVII - 55
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
Demikian juga sebaliknya pelayanan jalur kiri dari arah Baron menuju
Sembung lewat jalur I , KA dari Stasiun Baron melewati jalur hulu ke jalur
penghubung masuk ke jalur I dan setelah KA berhenti diberi bentuk No. 90
& No. 91 dan berangkat dengan sinyal berangkat aspek merah dan sinyal
darurat cahaya putih. KA berangkat melalui jalur penghubung lewat jalur
hulu menuju ke Stasiun Sembung.
JL62A.
XXVII - 56
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
Dilengkapi Sinyal Muka MJ14, Sinyal Masuk J14; dan Sinyal Muka
MJ20, Sinyal Masuk J20 yang mengijinkan KA masuk dari jalur kiri.
e. Pada sinyal J10, J24, JL40 dilengkapi variable Speed Indicator. Sedangkan
aspek serta variabel speed indicator yang diperlihatkan merupakan
petunjuk bagi Masinis.
j. Dilengkapi jalur langsir 6 serta jalur simpan sisi utara jalur I yang masing–
masing diberi pengaman sinal langsir.
XXVII - 57
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
18 STASIUN SEMBUNG
Km. 89+311
JPL No. 79 HG
Km. 89+544
(13T) J12B
(11T)
III
X14 13 11A
ZP14A ZP12B (12T) ZP12A ZP10C (10BT)
J10
J14 (14AT) ZP11
ZP13
MJ14 J22B ZP10 MJ10
B
3
B
ZP14 23A 21A (21T)
II (10AT)
(14BT) (23T) 23B 21B
ZP14C (22T) ZP10A
J22A
3
KERTOSONO (Kts) ZP23 ZP21 JOMBANG (Jg)
ZP44C ZP44B ZP44A ZP42B ZP42A ZP40C (40BT) ZP40B ZP40A
(44BT) (44AT) 43 (40AT)
41
I
(43T) (42T) (41T)
MJ44 J44 J42A X40 J40 MJ40
G
ER
Gambar II.B.11. Signaling Layout St. Sembung Berdasarkan DED Track 2012
XXVIII - 58
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
c. Di sisi barat dan timur jalur II terdapat jalur luncur yang berguna untuk
menjaga KA masuk jalur II tetap aman jika KA masuk jalur II tidak bisa
berhenti di depan Sinyal Berangkat.
d. Selain itu jalur II dilengkapi dengan Sinyal contra flow/ Sinyal Berjalan
Jalur Kiri untuk melayani KA berangkat lewat jalur kiri untuk tujuan kearah
St. Kertosono atau Jombang. Pentingnya Sinyal Contra Flow/Sinyal
Berjalan jalur Kiri adalah melancarkan perjalanan KA sewaktu jalur KA
normal/ jalur kanan mengalami gangguan atau sedang mengalami
perbaikan atau pemeliharaan rutin yang terpaksa harus menutup jalur
normal/ kanan. Dengan kata lain penggunaan Sinyal Contra Flow, KA
bisa melewati jalur kiri dengan aman karena dijamin oleh sistem,
pelayanan operasional KA lebih cepat, sehingga bisa menekan
kelambatan.
XXIX - 59
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
MJ10, J10,J12B,J14,MJ14;
J22A,J22B;
XXIX - 60
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
STASIUN JOMBANG
Km. 81+497
t)
(Bb
T
BA
BA
19 20
JPL No. 71 MO-PLN
JPL No. 72 SA-PLN Km. 81+315
Km. 82+484 ER
JL32B
3
(33T) ZP32A
31
I
33 (32T)
ZP32B JL32A
3
MJ14 G J14 X14 L14
13A
JL12B
X11
11C
G J10 MJ10
II
(14BT) (14AT) 13C 13B (13T) (11T) (10CT) 11B 11A (10BT) (10AT)
ZP14C ZP14B ZP14A ZP12B (12T) ZP12A ZP10C ZP10B ZP10A
SEMBUNG (Smb) ZP23C ZP23B ZP21B ZP21A
PETERONGAN (Ptr)
ZP24C ZP24B ZP24A ZP22B ZP22A (21T) ZP20C ZP20B ZP20A
(24BT) (24AT) 23C 23B (23AT) (20CT) 21B 21A (20BT) (20AT)
III
(23BT) 23A X23 (22T) 21C
MJ24 JL22A L20 X20 J20 MJ20
J24
JL42B
3
ZP42A
IV
43 41
ZP42B (42T)
JL42A
3
(4
)
1T
3T
(4
JL62B
3
ZP62A
V
63 61
ZP62B (62T)
T)
JL62A
(63
(6 1
T)
ZP82B ZP82A
2A
L8
2B
L8
7
Gambar II.B.12. Signaling Layout St. Jombang Berdasarkan DED Track 2012
XXX - 61
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
a. Desain jalur I, IV dan V ditentukan bisa masuk dan keluar, dari dan ke
dua arah, dan sepur I diprioritaskan untuk naik/turun penumpang dengan
pertimbangan keselamatan dan mempercepat pelayanan, memudahkan
naik turun penumpang apabila terjadi penyusulan di stasiun Madiun, dan
memudahkan komunikasi PPKA dengan awak KA, misalnya memberikan
bentuk Berjalan Hati – hati (BH) karena taspat di petak jalan yang akan
dilalui.
b. Jalur II dan III didesain hanya bisa masuk dan keluar dari satu arah saja.
Jalur I dan II merupakan Main Line ( Jalur Utama ) yang dapat untuk
menaikkan penumpang dan berangkat KA serta menerima kedatangan
KA dan berhenti untuk menurunkan penumpang.
JL32A, JL32B.
XXXI - 62
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
Dilengkapi Sinyal Muka MJ14, Sinyal Masuk J14; dan Sinyal Muka
MJ20, Sinyal Masuk J20 yang mengijinkan KA masuk dari jalur kiri.
e. Pada sinyal J10 dan J24 dilengkapi variable Speed Indicator, sinyal
darurat. Sedangkan aspek serta variabel speed indicator yang
diperlihatkan merupakan petunjuk bagi Masinis.
f. Sinyal keluar JL32A, JL32B , dilengkapi Sinyal Berjalan Jalur Kiri yang
berfungsi apabila terjadi trouble di jalur benar (kanan) dapat dialihkan ke
jalur kiri dengan aman dan proses pelayanan operasi KA lebih cepat.
XXXI - 64
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
21 22
JPL No. 65 MO-PLN
JPL No. 66 HG Km. 75+905
Km. 76+376
G B10 MB10
(10BT) (10AT)
ZP10C ZP10B ZP10A
JOMBANG ( Jg ) SUMOBITO ( Sbo)
ZP20C ZP20B ZP20A (20AT)
(20BT)
MB 20 B20 G
ER
Gambar II.B.13. Signaling Layout Perhentian & IB-2 Peterongan Berdasarkan DED Track 2012
XXXII - 65
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
b. Pemasangan Sinyal Blok B10 dan B20 yang overlap +/- 100m
dimaksudkan untuk keperluan naik/turun penumpang.
XXXIII - 66
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
STASIUN SUMOBITO 23
Km. 69+110
JPL No.59 HG
Km. 68+886
(13T) J12B
(11T)
III
X14 ZP14A
13 (12T) 11
ZP12B ZP12A ZP10C (10BT)
) J10
J14 (14AT
ZP13 ZP11
MJ14 J22B ZP10 MJ10
B
3
B ZP22A
ZP14 23B 21B (21T)
II
(14BT) (23T) 23A 21A (10AT)
ZP14C ZP22B (22T) ZP10A
J22A
3
PETERONGAN (Ptr) ZP23 ZP21 CURAHMALANG (Crm)
ZP44C ZP44B ZP44A ZP42B ZP42A ZP40C (40BT) ZP40B ZP40A
(44BT) (44AT) 43 41 (40AT)
I
(43T) (42T) (41T) G
MJ44 J44 J42A X40 J40 MJ40
ER
Gambar II.B.14. Signaling Layout St. Sumobito Berdasarkan DED Track 2012
XXXIV - 67
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
c. Di sisi barat dan timur jalur II terdapat jalur luncur yang berguna untuk
menjaga KA masuk jalur II tetap aman jika KA masuk jalur II tidak bisa
berhenti di depan Sinyal Berangkat.
d. Selain itu jalur II dilengkapi dengan Sinyal contra flow/ Sinyal Berjalan
Jalur Kiri untuk melayani KA berangkat lewat jalur kiri untuk tujuan
kearah St. Kertosono atau Jombang. Pentingnya Sinyal Contra
Flow/Sinyal Berjalan jalur Kiri adalah melancarkan perjalanan KA
sewaktu jalur KA normal/ jalur kanan mengalami gangguan atau sedang
mengalami perbaikan atau pemeliharaan rutin yang terpaksa harus
menutup jalur normal/ kanan. Dengan kata lain penggunaan Sinyal
Contra Flow, KA bisa melewati jalur kiri dengan aman karena dijamin
oleh sistem, pelayanan operasional KA lebih cepat, sehingga bisa
menekan kelambatan.
XXXV - 68
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
XXXV - 69
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
B10 G MB10
(10AT)
(10BT) ZP10C ZP10B ZP10A
SUMOBITO (Sbo) MOJOKERTO (Mr)
ZP20C ZP20B ZP20A (20AT)
(20BT)
MB 20 B20
ER
Gambar II.B.15. Signaling Layout Perhentian & IB-1 Curahmalang Berdasarkan DED Track 2012
XXXVI - 70
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
b. Pemasangan Sinyal Blok B10 dan B20 yang overlap +/- 100m
dimaksudkan untuk keperluan naik/turun penumpang.
XXXVII - 71
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
25 26 27
STASIUN MOJOKERTO
JPL No. 46 MO-SP JPL No.45 MO-SP
Km. 57+886 Km.57+588
Km. 57+350 JPL No. 44 MO-SP
Km. 56+791
ER
J14 JL12B
MJ14 L44
G G (13T) I G J10 MJ10
(14BT) (14AT) 13B 13A (12T) (11T) 11B 11A (10BT) (10AT)
ZP14C ZP14B ZP14A ZP12B ZP12A ZP10C ZP10B ZP10A
3
III ZP42A
43 (42T) 41
ZP42B JL42A
)
JL62B
1T
3
ZP62A
(4
IV
63 (62T) 61
ZP62B JL62A
3
JL82B
ZP82A
3
V
83 (82T) 81
ZP82B JL82A
3
ZP82B ZP82A
6
L8 A
2B 02
L1
Gambar II.B.16. Signaling Layout St. Mojokerto Berdasarkan DED Track 2012
XXXVIII - 72
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
a. Desain jalur III, IV dan V ditentukan bisa masuk dan keluar, dari dan ke
dua arah. Selain itu Jalur III, IV dan V dipergunakan untuk melayani
penyusulan maupun tunggu aman.
b. Jalur I dan II didesain hanya bisa masuk dan keluar dari satu arah saja.
Jalur I dan II merupakan Main Line ( Jalur Utama ) yang dapat untuk
menaikkan penumpang dan berangkat KA serta menerima kedatangan
KA dan berhenti untuk menurunkan penumpang.
c. Jalur III dilengkapi dengan Sinyal Contra Flow/Berjalan Jalur Kiri yang
berfungsi apabila di salah satu petak jalan terjadi rintang jalan atau ada
pekerjaan pemeliharaan track, maka bisa terlaksana tanpa mengganggu
operasi kereta api. Dengan sistem Contra Flow, maka KA bisa melewati
jalur kiri dengan aman karena dijamin oleh sistem. Pelayanan
operasional KA bisa lebih cepat, sehingga bisa mengurangi kelambatan
KA.
Sebagai pengaturan berjalan jalur kiri, KA yang dari arah Stasiun Tarik
menuju ke Stasiun Curahmalang jalur hilir melalui jalur penghubung, KA
masuk dan berhenti di jalur III untuk diberi bentuk No. 90 & No. 91 dan
berangkat menggunakan sinyal berangkat aspek merah dan sinyal
darurat menyala cahaya putih dijamin keselamatannya untuk berangkat
menuju Curahmalang melalui jalur hulu berjalan jalur kiri.
Pengaturan berjalan jalur kiri untuk KA dari arah Curahmalang jalur hulu
masuk dan berhenti di jalur III, setelah diberi bentuk No. 90 & No. 91,
maka KA akan dapat berangkat dengan sinyal berangkat aspek merah
dan sinyal darurat menyala cahaya putih, KA dijamin keselamatannya
melewati jalur penghubung menuju Stasiun Tarik melewati jalur hilir jalur
kiri.
XXXIX - 73
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
L102A,L102B.
Dilengkapi Sinyal Muka MJ14, Sinyal Masuk J14; dan Sinyal Muka
MJ20, Sinyal Masuk J20 yang mengijinkan KA masuk dari jalur kiri.
e. Pada sinyal J10 dan J24 dilengkapi variable Speed Indicator, sinyal
darurat. Sedangkan aspek serta variabel speed indicator yang
diperlihatkan merupakan petunjuk bagi Masinis.
f. Sinyal keluar JL42A, JL42B , dilengkapi Sinyal Berjalan Jalur Kiri yang
berfungsi apabila terjadi trouble di jalur benar (kanan) dapat dialihkan ke
XXXIX - 74
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
jalur kiri (sepur salah) dengan aman dan proses pelayanan operasi KA
lebih cepat.
XXXIX - 75
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
2. Justifikasi.
XXXIX - 77
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
XXXIX - 78
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
1) Catu daya.
2) Pesawat telepon.
3) Control Box.
4) Antena.
5) Penangkal Petir.
6) Instalasi Perkabelan.
XXXIX - 79
Laporan Akhir
DED Pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi
Jalur Ganda Kereta Api Lintas Madiun - Mojokerto
XXXIX - 80
Laporan Akhir