DISUSUN OLEH :
4. Hildayanti
7. Ribkha Saragih
8. Yosefin Tesalonika
Tanggal percobaan :
Menyetujui,
Instruktur I Instruktur II
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara kerja Antena Trainer ( ST-2661)
2. Mahasiswa dapat memahami tipe Antena dan masing – masing antena dan
Mahasiswa dapat mengukur daya terima I , VSWR, dan frekwensi pada antena
trainer.
dilepaskan dari sistem dan menyebar. Ini terjadi karena barisan dari kekuatan berpergian
mereka menjangkaunya. Tidak semua dari mereka dapatmelakukan ini, ketika mereka
mempengaruhi kesesuaian dari kelesuan mekanik, dan beberapa dari mereka dilepaskan.
Hal ini harus ditambahkan bahwa bagian dari gelombang dilepaskan dari sistem yang
Pertama, jika kita mempertimbangkan ruang lingkup sebagai beban dari saluran
transmisi. Kedua, sejak kedua kawat ditutup bersama, kenyataannya bahwa radiasidari
satu ujung akan dibatalkan dari yang lain. Ini karena mereka merupakan kebalikan
polaritas dan pada saat bagian yang jauh.
Efisiensi dari sistem ini ditingkatkan lebih lagi ketika 2 kawat dibelokkan sehingga
menjadi saluran yang sama. Elektris lahannya adalah secara penuh digabungkan ke
ruang lingkup. Sebagai gantinya dikurung diantara dua kawat dan hitungan max dari
hasil radiasi. Tipe dari radiator ini disebut dipole. Ketika panjang total dari 2 kawat
adalah setengah dari panjang gelombang, antenna itu disebut setengah gelombang dipole.
Adapun beberapa dasar teori yang mendukung tipe antenna ini antara lain :
a. Perbandingan Gelombang Vertikal
b. Perambatan COUPLER
1) Hidupkan transmitter
2) Menempatkan switch dari SWR meter pada Forward dan mencatat yang
telah dibaca
3) Switch meter ke Reverse, dan menghitung SWR dengan rumus
c. Antena Matching
Dimana Matching Stubs, pada panjang yang dapat disetel matching stub dapat
disetel untuk mempunyai reaktif impedansi yang sama pada modulus dan
menentang dati beban yang tidak sesuai.
d. Tipe-tipe Antena
1) Resistansi Radiasi
Sebuah antenna sebagai beban bahwa akhir dari saluran transmisi yang field itu.
Pada prakteknya, impedansi dari seuah antenna dibuat dari impedansi itu
sendiri dan impedansi yang timbal balik. Impedansi itu sendiri adalah impedansi
yang akan diukur pada terminal dari antenna ketika berada pada ruang bebas.
2) Radiasi Pattern
Radiasi pattern dari sebuah antenna adalah ganjil ke tipe antena dankarakteristik
elektrisnya sebaik dimensi psikalnya. Biasanya ini direncanakan dalam hal yang
relatif. Radiasi pattern biasanya diukur pada dua tempat utama yakni azimuth dan
elevasi plane.
3) Beamwidth
Beamwidth dari sebuah antena biasanya digambarkan dengan dua cara, yang
dikenal 3 dB dari setengah kekuatan beamwidth, tetapi dari 10 dB beamwidth
yang juga digunakan, khususnya untuk antena yang beamnyadibatasi.Penguatan
absolut yang dapat dilihat, diukur dengan membandingkan penguatan antena
yang standard yang mana fungsi sebagai antena yang mempunyai penguatan
diukur dengan derajat tinggi dari akurasi.
4) Bandwidth
6) Aperture
Luas aperture adalah luas penerimaan afektif dari antena dan dihitung dari bagian
yang diterima dan dibandingkan dengan kerapatan dari sinyal yangditerima :
P=S.A
Dimana :
Aperture dari antena mengatur ukuran lebar beam secara umum aperture yang
besar, mempersempit lebar beam dan semakin tinggi perolehan frekuensi.
Polarisasi digunakan secara khusus untuk menjelaskan bentuk dan orientasi dari
lokus ekstrim dari vector medan listrik yang bervariasi dengan waktu pada titik
yang tetap dalam ruang. Secara umum, sudut digunakan adalah 45ᴼ yang dikenal
sebagai polarisasi slant. Polarisasi antena penerima harus sesuai dengan radiasi
datang dalam mendeteksi medan max.
1. PERCOBAAN 2
Dasar Teori :
Simple dipole merupakan bentuk simple atau sederhana dari antena yang
mempunyai 2 pola tiap panjangnya (λ/2). Impedansi normal dari antena adalah 73. Nilai
yang actual dari tugas ini adalah konstruksinya, seperti pada diameter roadsnya tanpa nol.
Bagian ini dari konektor NC dan tempat antena. Pengaruh dari semua perangkat ini
menjadi bagian yang amat berpengaruh besar dalam keberhasilan percobaan dalam hal
penyusunan “Y Match”.
Prosedur Kerja :
Prosedur Kerja :
1. Menukar antena λ/2 dari eksperiment no.2 dengan antena λ/4 dan menetapkan atau
meluruskan indikasi max pada detector meter
2. Mengikuti langkah-langkah yang diberikan pada percobaan no.2
3. PERCOBAAN 4
Dasar Teori :
Tipe pola radiasi Pattern pada tempat horizontal untuk antena ini muncul seperti
pada kasus simple dipole pada antena sebelumnya. Polarisasi adalah horizontal. Tipe
pola dari Folded Dipole diberikan pada gambar 19 untuk proses percobaan sebagai
berikut :
Prosedur Kerja :
1. Memasang antena folded dipole λ/2 pada tiang pemancar dan mengikuti langkah pada
percobaan no.2 dan merencanakan grafik dari antena ini.
4. PERCOBAAN 5
Prosedur Kerja :
5. PERCOBAAN 6
Prosedur Kerja :
Dasar Teori :
Matching Stub merupakan bagian dari jalur transmisi yang hubungan atau jalur
singkatnya biasanya pada Farend. Stub mempunyai sebuah masukan input yang murni
& biasanya digunakan sebagai tune komponen yang rentan pada jalur masukan.
Matching stub biasanya dipakai pada frekuensi tinggi untuk beban yang bervariasi
Prosedur Kerja :
1. Memasang folded dipole pada tiang pemancar, & menjaga pengaturan seperti pada
percobaan 1. Mengatur level RF dan level detector untuk indikasi yang optimal pada
detector meter
2. Melepas BNC dari output generator RF dan menghubungkan BNC to BNC ke
adaptor dan menghubungkan BNC T, sehingga pada percobaan ini mempunyai 2
hubungan. Dimana satu akan menghubungkan dengan tiang pemancar dan satu lagi
akan mengarah ke input matching stub
3. Mengobservasi bahwa pengamatan pada detector meter akan turun dengan adanya
hubungan dari stub. Bagaimana pun kita bisa juga menaikkan level output RF dan
detector sedikit untuk menyesuaikan dengan hasil pengukuran
4. Menjaga switch dari couple ke posisi REV
5. Memulai untuk menggerakkkan Knob dari kanan ke kiri secara perlahan-lahan dan
mengamati pembacaan pada meter di unit utama. Disini akan mengamai bahwa
meter memiliki nilai max dan min
6. Mulai mengamati pembacaan, nilai max menunjukkan bahwa daya refers adalah
max dan mismatched
7. Memilih titik minimum ketika menggerakkan dari kanan ke kiri. Posisi ini
menunjukkan bahwa jalur sesuai (matched).
7. PERCOBAAN 10
Dasar Teori :
Membaca teori SWR yang di berikan pada halaman depan jobsheet, dimana SWR
merupakan indeks mismatch (ketidaksamaan) antara beban dan saluran feeder. Dalam
percobaan yang sebelumnya, posisi ini juga merupakan posisi dari daya min refers.
Prosedur Kerja :
8. PERCOBAAN 11
Dasar Teori :
Sensor arus antena ini digunakan untuk mengukur arus pada antena. Peralatan ini
terdiri dari sensing loop dengan menyearahkan dioda dan kapasitor. Lihat gambar 23,
ketika sensor antena ditempatkan pada lingkungan elemen radiasi antena, sebagiandari
flux magnetik yang berubah-ubah akan menyilang sensing loop dan berkembang
sepanjang tegangan tersebut. Tegangan ini dipengaruhi oleh kapasitor yang akan
memunculkan sebagai tegangan DC atau dimodulasi jika anda mentransmisikan sebagai
gelombang yang dimodulasi, modulasi amplitude (AM).
Untuk memperoleh arus yang harganya tepat, dapat mengikuti elemen radiasi
antena, loopnya harus sekecil mungkin, turun sekitar 1 point dari alat. Tegangan
sinyalnya terus berkembang pada loop merupakan bentuk proposional magnetik dari
flux yang menyilangnya. Hal ini menyatakan bahwa untuk mendapatkan magnetik
kemudahan mengukur nilai sinyal, harus kecil. Ukuran ideal dari sensor ditentukan
antara 2 persyaratan diatas.
Komponen E dari gelombang yang diradiasikan oleh antena juga turut campur
dengan sensor. Untuk kasus balok radiasi tanpa elemen aktif atau pasif yang berada
didekatnya, ataupun obstacle ke propagasi gelombang, lingkup E akan bisa
digambarkan sebagai Vector Orthogonal yang ditempatkan ke sumbu/poros balok
radiasi.
9. PERCOBAAN 12
Dasar Teori :
Antena yagi uda dengan folded atau non folded dipole adalah antena yang paling
banyak digunakan. Dibelakang dipole antena ini mempunyai sebuah reflector dan
didepan mempunyai director 1-3-5, dll. Impedansi teoristis dari antena ini adalah 75.
Ini adalah antena yang paling penting untuk transmisi indirectional dan biasannya
banyak digunakan pada penerima TV, seperti gambar 24.
Antena yagi uda mempunyai folded dipole yang dikelilingi oleh director dan
reflector. Namun direktornya bisa dari 1,3,5,7,9, dll. Tipe pola radiasi ditunjukkan pada
gambar 25, polarisasinya horizontal.
Prosedur Kerja :
Prosedur Kerja :
1. Memasang antena Yagi Uda 3 Element Folded Dipole pada tiang pemancar
2. Mengikuti langkah-langkah seperti pada percobaan no.2
11. PERCOBAAN 14
Prosedur Kerja :
1. Memasang antena yagi uda 5 element simple dipole pada tiang pemancar
2. Mengikuti langkah-langkah kerja seperti pada percobaan no.2
12. PERCOBAAN 15
Prosedur Kerja :
1. Menjaga meja utama dan menghubungkan tali power, memeriksa voltage induk dan
menyalakannya. DPM akan menunjukkan beberapa pembacaan menurut tingkat
pada permulaan
2. Menginstal antena pemancar dan penerima, menghubungkan dengan unit yang
utama, lihat gambar 12
3. Memancarkan antena penerima tiang kanal pada beberapa jarak dari satu sama lain
Dasar Teori :
Antena selalu diakhiri dengan pengiriman yang baik. Panjang antena sangatlah
bervariasi seperti setengah panjang gelombang dari sinyal atau perkalian. Menganggap
2 horizontal, yaitu :
a. Zeppelin
b. Hertz
V. HASIL PERCOBAAN
Arus Terima
Sudut(ᵩ) [derajat] (Ir)
0 34
10 30
20 28
30 18
40 8
50 1
60 1
70 1
80 1
90 1
100 1
110 1
120 1
130 1
140 1
150 1
160 15
170 10
180 5
190 11
200 12
210 15
220 19
230 22
240 23
250 26
260 16
270 8
280 2
290 1
300 1
310 20
320 30
330 45
340 58
350 50
Tabel 2 Pola Radiasi Antenna Simpole Dipole ᵡ/4
Arus Terima
Sudut(ᵩ) [derajat] (Ir)
0 25
10 25
20 23
30 19
40 15
50 7
60 1
70 1
80 1
90 1
100 1
110 1
120 1
130 1
140 1
150 1
160 1
170 2
180 3
190 4
200 2
210 1
220 6
230 1
240 1
250 1
260 1
270 1
280 1
290 1
300 1
310 5
320 10
330 15
340 19
350 19
Tabel 3 Pola Radiasi Antena folded Dipole
0 1
10 1
20 1
30 1
40 1
50 1
60 1
70 1
80 1
90 1
100 1
110 1
120 1
130 1
140 1
150 1
160 1
170 1
180 1
190 1
200 1
210 1
220 1
230 1
240 1
250 1
260 1
270 1
280 1
290 1
300 1
310 1
320 1
330 1
340 1
350 1
Tabel 5 Variasi Radiasi Antenna
Sudut(ᵩ) Arus Terima 1 Arus Terima Arus Terima Arus Terima Arus Terima
[derajat] ft (Ir) 2 ft (Ir) 3 ft (Ir) 4 ft (Ir) 5 ft (Ir)
0 70 38 5 1 1
10 77 28 7 1 1
20 79 23 6 1 1
30 60 20 4 1 1
40 40 8 2 1 1
50 22 1 1 1 1
60 8 1 1 1 1
70 1 1 1 1 1
80 1 1 1 1 1
90 1 1 1 1 1
100 1 1 1 1 1
110 8 1 1 1 1
120 18 6 1 1 1
130 30 12 1 1 1
140 34 29 1 1 2
150 44 33 4 1 2
160 52 25 2 1 3
170 58 28 1 1 3
180 56 19 4 1 3
190 58 25 2 1 2
200 55 21 1 1 1
210 49 14 1 1 1
220 38 9 1 1 1
230 28 11 1 1 1
240 19 5 1 1 1
250 11 4 1 1 1
260 10 1 1 1 1
270 1 1 1 1 1
280 1 1 1 1 1
290 1 2 1 1 1
300 1 8 1 1 1
310 5 177 1 1 1
320 18 20 1 1 1
330 35 28 1 1 1
340 47 27 6 1 1
350 58 29 30 1 2
Tabel 6 Pengukuran Teorema Timbal Balik 3 E Folded
Sudut(ᵩ) [derajat] Arus Terima Yagi UDA 5E (Ir) Arus Terima Yagi UDA 3E (Ir)
[µA] [µA]
0 61 100
10 59 95
20 53 84
30 43 59
40 28 38
50 16 23
60 8 8
70 1 1
80 1 1
90 1 1
100 3 1
110 5 1
120 10 1
130 12 2
140 15 3
150 17 9
160 19 15
170 19 22
180 15 26
190 13 25
200 12 26
210 14 20
220 11 15
230 10 9
240 8 10
250 9 6
260 4 2
270 1 1
280 1 1
290 1 5
300 5 18
310 15 37
320 25 50
330 37 82
340 48 91
350 51 92
Tabel 8 Pola Radiasi Antena Yagi UDA 5E,7E Simple Dipole
Sudut(ᵩ) [derajat] Arus Terima Yagi UDA 5E Arus Terima Yagi UDA 7E (Ir)
(Ir) [µA] [µA]
0 17 35
10 16 32
20 14 30
30 10 23
40 6 19
50 4 17
60 1 14
70 1 11
80 1 8
90 1 6
100 1 4
110 1 1
120 1 1
130 1 1
140 1 1
150 1 1
160 1 1
170 1 1
180 1 1
190 1 1
200 1 1
210 1 1
220 1 1
230 2 2
240 3 3
250 3 5
260 3 5
270 3 4
280 4 3
290 6 3
300 7 4
310 11 7
320 16 9
330 18 20
340 21 26
350 20 33