RADIO
DISUSUN OLEH :
RAHMAWATI BANUREA
2005061037
TK-6A
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN
RADIO
KELAS/KELOMPOK : TK6A/KELOMPOK 2
Instruktur I Instruktur II
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
I. Tujuan ........................................................................................................................ 1
I X. Kesimpulan .......................................................................................................... 20
ii
GAIN, DIREKTIVITAS, DAN POLA RADIASI ANTENA
I. Tujuan
Setelah melakukan pengukuran ini, mahasiswa/mahasiswi dapat :
1. Menjelaskan metode menentukan penguatan (gain) antena under test,
2. Menjelaskan pengaruh elemen-elemen director dan reflector terhadap gain antena
Yagi-Uda.
3. Mengukur pola radiasi antena under test dalam E-plane dan dalam H-plane.
4. Menentukan half power beam width dalam E-plane dan dalam H-plane antena under
test.
5. Menghitung direktivitas antena under test.
Gain antena dapat ditentukan dengan membandingkan terhadap sebuah antena standar.
Dalam prakteknya antena standar yang digunakan adalah antena dipole 0,5 . Jadi dalam hal
ini gain antena ditentukan dengan cara membandingkan daya yang diterima oleh antena yang
ditest (under test antenna ) terhadap daya yang diterima oleh antena dipole 0,5 . Gain antena
under test (G) dapat dihitung menggunakan persamaan (1).
G P 1 ................................................................................................................................................................ (1)
P2
P2 = Daya diterima oleh antena referensi menggunakan antena dipole 0,5 (W).
Secara teori dengan menganggap kedua antena match dan antena dipole 0,5 tanpa rugi-
rugi (lossless) dengan gain antena ini adalah 1,64 atau 2,15 dBi.
Perbandingan harus dilakukan dengan kedua antena di lokasi yang sesuai dimana
gelombang dari sumber jauh secara nyata plane dan memiliki amplitudo konstan. Gambar 1
memperlihatkan set-up pengukuran gain dan pola radiasi antena.
Direktivitas suatu antena dapat ditentukan dari pola antena yaitu dengan cara menentukan
half power beam width dalam E-plane dan H-plane. Dengan mengabaikan pengaruh lobe-lobe
minor, direktivitas antena under test (D) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (2).
1
...................................................................................................(2)
2
V. Langkah-Langkah Percobaan
I. Langkah Kerja Pengukuran Gain Antena Under Test
Pada pengukuran gain antena dalam percobaan ini, antena Log-Periodic Dipole
Array digunakan sebagai antena pemancar, sedangkan antena Yagi-Uda sebagai
antena yang ditest digunakan sebagai antena penerima, dan antena dipole 0,5
digunakan sebagai antena referensi. Receiver dan indikator adalah menggunakan
Spectrum Analyzer sehingga level yang diukur pada penerima adalah daya dalam
satuan dBm. Signal generator ditentukan daya outputnya, level ini dipertahankan
selama pengukuran gain antena, daya terima diukur dengan menggunakan
Spectrum Analyzer.
3
9. Lepaskan semua elemen-elemen parasit (elemen-elemen director dan reflector)
dari antena Yagi-Uda.
10. Sambungkan kembali N male to N male coax cable 50 Ohm ke Spectrum
Analyzer. Putar antena penerima hingga diperoleh daya pada arah penerimaan
daya maksimum pada frekuensi 434 Mhz ditunjukkan oleh marker, baca daya
yang diterima pada posisi marker di puncak spektrum sinyal dan catat sebagai
P2 dalam satuan dBm.
11. Hitung gain antena under test (G) dalam satuan dBi.
12. Matikan catu daya Spectrum Analyzer dan Signal Generator.
13. Pasang kembali semua elemen-elemen antena Yagi-Uda.
II. Langkah Kerja Pengukuran Pola Radiasi dan Direktivitas Antena Under Test
a. Pengukuran Pola Radiasi Antena Under Test dalam E-Plane
1. Lakukan set-up pengukuran seperti ditunjukkan gambar 1, polarisasi kedua
antena adalah horizontal dan pola radiasi antena diukur dalam E-plane.
2. Sambungkan antena pemancar ke Signal Generator.
3. Putar antena pemancar hingga mengarah ke antena penerima.
4. Hidupkan Signal Generator, atur frekuensi carrier pada 320 Mhz.
5. Pasang semua elemen-elemen antena Yagi-Uda. Dengan menggunakan N
male to N male coax cable 50 Ohm dan Adaptor konektor jack RF coaxial
tipe N male plug ke BNC female, sambungkan Antena Yagi-Uda ke
Spectrum Analyzer.
6. Hidupkan Spectrum Analyzer, set frekuensi start 200 Mhz dan set frekuensi
stop 800 Mhz. Set Reference Level pada +10 dBm, atau 0 dBm, atau -10
dBm, atau -20 dBm, atau –30 dBm, atau -40 dBm, untuk menyesuaikan
tampilan spektrum sinyal pada layar Spectrum Analyzer. Hidupkan marker
dan mengatur marker ke puncak (peak) spektrum sinyal, baca frekuensi dan
level daya dalam satuan dBm pada layar Spektrum Analyzer. Anda juga
dapat mengatur ulang frekuensi start dan frekuensi stop sesuai dengan
gambar spektrum sinyal yang anda inginkan.
7. Putar antena penerima (Yagi-Uda) hingga diperoleh daya pada arah
penerimaan daya maksimum pada frekuensi 320 Mhz ditunjukkan oleh
marker dimana marker diatur ke puncak (peak) spektrum sinyal, dan pada
arah penerimaan daya maksimum ini ditetapkan sebagai posisi antena pada
4
arah 0 derajat dari sudut posisi antena, baca daya yang diterima pada posisi
marker di puncak spektrum sinyal dan catat sebagai P3 dalam satuan dBm
pada Tabel 1.
8. Putar antena penerima dengan step 10 derajat, dimulai dari 0 derajat hingga
350 derajat dan catat daya terima sebagai P3 pada puncak spektrum sinyal
dengan cara mengatur marker pada posisi puncak spektrum sinyal, masing-
masing untuk setiap kenaikan 10º pada frekuensi 320 Mhz. Hasil-hasil
pengukuran daya terima ini tuliskan pada Tabel 1.
9. Ulangi langkah 1 hingga langkah 8 untuk masing-masing frekuensi carrier
360 Mhz, 400 Mhz, 440 Mhz, 480 Mhz, dan 520Mhz. Untuk hasil-hasil
pengukuran setiap frekuensi catat pada Tabel 2 hingga Tabel 6.
10. Gambar pola antena dari 0°-360° dalam E-plane untuk setiap frekuensi
11. Tentukan half power beam width dalam E-plane untuk setiap frekuensi.
5
marker dimana marker diatur ke puncak (peak) spektrum sinyal, dan pada
arah penerimaan daya maksimum ini ditetapkan sebagai posisi antena pada
arah 0 derajat dari sudut posisi antena, baca daya yang diterima pada posisi
marker di puncak spektrum sinyal dan catat sebagai P4 dalam satuan dBm
pada Tabel 7.
8. Putar antena penerima dengan step 10 derajat, dimulai dari 0 derajat hingga
350 derajat dan catat daya terima sebagai P4 pada puncak spektrum sinyal
dengan cara mengatur marker pada posisi puncak spektrum sinyal, masing-
masing untuk setiap kenaikan 10º pada frekuensi 320 Mhz. Hasil-hasil
pengukuran daya terima ini tuliskan pada Tabel 7.
9. Ulangi langkah 1 hingga langkah 8 untuk masing-masing frekuensi carrier
360 Mhz, 400 Mhz, 440 Mhz, 480 Mhz, dan 520 Mhz. Untuk hasil-hasil
pengukuran setiap frekuensi catat pada Tabel 8 hingga Tabel 12.
10. Gambar pola antena dari 0°-360° dalam H-plane untuk setiap frekuensi.
11. Tentukan half power beam width dalam H-plane untuk setiap frekuensi.
12. Hitung direktivitas antena under test (D) dalam satuan dBi untuk setiap
frekuensi.
13. Gambarkan kurva direktivitas versus frekuensi.
P1 = -43 dBm
P2 = -51 dBm
Tabel 1 Pola Radiasi Antena dalam E-Plane pada frekuensi 320 MHz
6
80 -73 1
90 -71 1
100 -80 1
110 -81 1
120 -74 1
130 -86 1
140 -88 1
150 -65 3
160 -73 1
170 -89 1
180 -66 2
190 -58 5
200 -58 5
210 -57 6
220 -51 13
230 -51 13
240 -53 7
250 -56 7
260 -56 7
270 -57 6
280 -59 5
290 -61 4
300 -72 1
310 -63 3
320 -62 3
330 -63 3
340 -59 5
350 -56 7
Tabel 2 Pola Radiasi Antena dalam E-Plane pada frekuensi 360 MHz
7
120 -67 2
130 -61 4
140 -56 7
150 -56 7
160 -88 1
170 -62 3
180 -53 7
190 -51 6
200 -54 5
210 -52 11
220 -69 2
230 -62 3
240 -88 1
250 -64 3
260 -66 2
270 -76 1
280 -71 1
290 -70 1
300 -62 3
310 -61 4
320 -54 5
330 -73 1
340 -59 5
350 -59 5
Tabel 3 Pola Radiasi Antena dalam E-Plane pada frekuensi 400 MHz
8
180 -41 40
190 -43 32
200 -45 25
210 -47 20
220 -52 11
230 -54 5
240 -60 4
250 -61 4
260 -57 6
270 -59 5
280 -55 8
290 -52 11
300 -53 7
310 -51 6
320 -48 18
330 -42 36
340 -41 40
350 -48 18
Tabel 4 Pola Radiasi Antena dalam E-Plane pada frekuensi 440 MHz
9
240 -57 6
250 -61 4
260 -57 6
270 -56 7
280 -59 9
290 -56 7
300 -60 4
310 -60 4
320 -55 8
330 -52 11
340 -57 6
350 -55 8
Tabel 5 Pola Radiasi Antena dalam E-Plane pada frekuensi 480 MHz
10
300 -62 3
310 -62 3
320 -60 4
330 -69 2
340 -64 3
350 -61 4
Tabel 6 Pola Radiasi Antena dalam E-Plane pada frekuensi 520 MHz
11
Tabel 7 Pola Radiasi Antena dalam H-Plane pada frekuensi 320 MHz
Tabel 8 Pola Radiasi Antena dalam H-Plane pada frekuensi 360 MHz
12
10 -40 45
20 -40 45
30 -40 45
40 -40 45
50 -40 45
60 -57 6
70 -41 39
80 -45 25
90 -56 7
100 -60 4
110 -60 4
120 -59 5
130 -61 4
140 -58 5
150 -62 3
160 -66 2
170 -70 1
180 -81 1
190 -80 1
200 -79 1
210 -72 1
220 -75 1
230 -72 1
240 -74 1
250 -71 1
260 -71 1
270 -73 1
280 -74 1
290 -75 1
300 -80 1
310 -80 1
320 -72 1
330 -68 1
340 -70 1
350 -67 2
13
Tabel 9 Pola Radiasi Antena dalam H-Plane pada frekuensi 400 MHz
14
Tabel 10 Pola Radiasi Antena dalam H-Plane pada frekuensi 440 MHz
15
Tabel 11 Pola Radiasi Antena dalam H-Plane pada frekuensi 480 MHz
16
Tabel 12 Pola Radiasi Antena dalam H-Plane pada frekuensi 520 MHz
17
VII. Gambar Hasil Percobaan
Gambar 3. Pola Radiasi E-plane 480MHz Gambar 4. Pola Radiasi E-plane 440MHz
Gambar 5. Pola Radiasi E-plane 520MHz Gambar 6. Pola Radiasi H-plane 320MHz
Gambar 7. Pola Radiasi H-plane 480MHz Gambar 8. Pola Radiasi H-plane 520MHz
18
Gambar 9. Pola Radiasi H-plane 360MHz Gambar 10. Pola Radiasi H-plane 400MHz
Gambar 11. Pola Radiasi H-plane 440MHz Gambar 12. Pola Radiasi H-plane 520MHz
19
VIII. Analisa Data
20
I X. Kesimpulan
21