Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

ANTENA DAN INSTALASI JARINGAN RADIO


“ANTENA TRAINER ED-3200”

DISUSUN OLEH :

NAMA :Yosefin Tesalonika Sinulingga


NIM :1905061045
LAPORAN KE :1 (Modul 1)

PRODI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN

No. Percobaan : 01/ PRAK.ANTENA&INST.JARINGAN RADIO/TK-6A/2022

Judul : ANTENA TRAINER ED-3200

Nama Praktikan : Yosefin Tesalonika Sinulingga

Nama Partner : 1. Astrid Rebecca

2. Elsha R.D.

3. Hildayanti

4. Mila Fadillah

5. Muhammad Ali Deay

6. Novia Dwi Rengganis

7. Ribkha Saragih

Kelas /Group : TK-6A/3

NIM : 1905061045

Tanggal Percobaan :

Tanggal Penyerahan : 12 Maret 2022

Intruktur : 1. Ir.Waldemar Banurea,MT

2. Ir.Elferida Hutajulu,MT

Menyetujui,

Instruktur I Instruktur II

(Ir.Waldemar Banurea,MT) (Ir.Elferida Hutajulu,MT)


1. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara kerja Antena Trainer ( ED-3200)
2. Mahasiswa dapat memahami tipe Antena
3. Mahasiswa dapat memahami pola radiasi pada antena

2. DASAR TEORI
Seperti yang ditunjukkan, sebuah bagian kecil dari energi elektromagnetik dilepaskan
dari sistem dan menyebar. Ini terjadi karena barisan dari kekuatan berpergian ke arah
rangkaian terbuka, diperlukan untuk melengkapi tahap pembalikkan ketika mereka
menjangkaunya. Tidak semua dari mereka dapat melakukan ini, ketika mereka
mempengaruhi kesesuaian dari kelesuan mekanik, dan beberapa dari mereka dilepaskan.
Hal ini harus ditambahkan bahwa bagian dari gelombang dilepaskan dari sistem yang
sisanya sangat kecil untuk 2 alasan.

Pertama, jika kita mempertimbangkan ruang lingkup sebagai beban dari saluran
transmisi. Kedua, sejak kedua kawat ditutup bersama, kenyataannya bahwa radiasidari satu
ujung akan dibatalkan dari yang lain. Ini karena mereka merupakan kebalikan polaritas
dan pada saat bagian yang jauh.

Efisiensi dari sistem ini ditingkatkan lebih lagi ketika 2 kawat dibelokkan sehingga
menjadi saluran yang sama. Elektris lahannya adalah secara penuh digabungkan ke ruang
lingkup. Sebagai gantinya dikurung diantara dua kawat dan hitungan max dari hasil radiasi.
Tipe dari radiator ini disebut dipole. Ketika panjang total dari 2 kawat adalah setengah dari
panjang gelombang, antenna itu disebut setengah gelombang dipole. Adapun beberapa
dasar teori yang mendukung tipe antenna ini antara lain :
a) Perbandingan Gelombang Vertikal
Perbandingan gelombang berdiri, standing wave ratio (SWR) didefinisikan sebagai
perbandingan antara nilai max dan min dari tegangan (dan arus) sepanjang saluran. SWR
merupakan sebuah index dari adanya ketidakcocokkan antara beban dan saluran
feedingnya.
b) Perambatan COUPLER
Perambatan Coupler terdiri dari 2 saluran bertempat disepanjang sisi saluran
transmisi utama membawa energi dari generator ke antena. Pada tegangan yang lebih
rendah, tegangan akan membangun alat sepanjang alat dapat memahami fungsi dioda
forward. Prosedur praktis untuk menggunakan perambatan Coupler untuk mengukur
SWR adalah sebagai berikut :
1) Hidupkan transmitter
2) Menempatkan switch dari SWR meter pada Forward dan mencatat yang
telah dibaca
3) Switch meter ke Reverse, dan menghitung SWR dengan rumus

c) Antena Matching
Sebuah saluran rangkaian transmisi pendek yang mempunyai panjang ¼ dari
panjang gelombang dari sinyal yang ditekan oleh generator. Pada akhir “shorted” akan ada
pembatalan tegangan dan arus yang max ketika pada sisi generator, maka muncul situasi
yang berlawanan dari tegangan yang maksimum dan arus pada kondisi nol. Oleh karena itu
pada saluran tampak generator sebagai impedansi tanpa batas, sejak tidak adanya arus yang
tergambar simpangan point dari generator pada saluran akan menjadi tegangan pada kondisi
nol, dan arus yang max. impedansi dari saluran, sebagai “penglihatan” dari generator itu
akan menjadi short circuit.
Pada semua kasus intermediet dari sebuah sistem yang mempunyai antara ¼
dan ½ panjang gelombang, generator akan melihat impedansi antara nol dan
tanpa batas. Dengan hal yang sama saluran shorted ¼ panjang gelombang nol,
impedansi kembali dari nol tanpa batas.

Sejak saluran Loss Less, impedansi seharusnya reaktif. Saat mendapat ½ ke ¼


interval panjang gelombang ke impedansi dari nol ke tanpa batas dan kapasitif.
Saat pada ¼ panjang gelombang ke interval nol impedansi persegi dari tanpa
batas ke nol dan induktif. Dimana Matching Stubs, pada panjang yang dapat
disetel matching stub dapat disetel untuk mempunyai reaktif impedansi yang
sama pada modulus dan menentang dati beban yang tidak sesuai.
d) E-Plane dan H-Plane
Untuk antena terpolarisasi linier , ini adalah bidang yang berisi vektor medan
listrik (terkadang disebut bukaan E) dan arah radiasi maksimum. medan listrik atau
pesawat "E" menentukan polarisasi atau orientasi dari gelombang radio. Untuk
antena yang terpolarisasi secara vertikal, bidang-E biasanya bertepatan dengan
bidang vertikal / ketinggian. Untuk antena terpolarisasi horizontal, E-Plane
biasanya bertepatan dengan bidang horizontal / azimuth. Bidang-E dan bidang-H
harus terpisah 90 derajat.
Dalam kasus antena terpolarisasi linier yang sama, ini adalah bidang yang
mengandung vektor medan magnet (kadang-kadang disebut bukaan H) dan arah
radiasi maksimum. Bidang magnetizing atau "H" Untuk antena yang terpolarisasi
secara vertikal, bidang-H biasanya bertepatan dengan bidang horizontal / azimuth
. Untuk antena terpolarisasi horizontal, bidang-H biasanya bertepatan dengan
bidang vertikal / elevasi.

e) Polarisasi Medan Listrik


Polarisasi digunakan secara khusus untuk menjelaskan bentuk dan orientasi
darilokus ekstrim dari vector medan listrik yang bervariasi dengan waktu pada titik
yang tetap dalam ruang. Secara umum, sudut digunakan adalah 45ᴼ yang dikenal
sebagai polarisasi slant. Polarisasi antena penerima harus sesuai dengan radiasi
datang dalam mendeteksi medan max.
f) Antena Directional
Antena jenis ini merupakan jenis antena dengan narrow beamwidth, yaitu
punya sudut pemancaran yang kecil dengan daya lebih terarah, jaraknya jauh dan
tidak bisa menjangkau area yang luas, antena directional mengirim dan menerima
sinyal radio hanya pada satu arah, umumnya pada fokus yang sangat sempit, dan
biasanya digunakan untuk koneksi point to point, atau multiple point.
g) Antena Omnidirectional
Antena omnidirectional,yaitu jenis antena yang memiliki pola pancaran
sinyal ke segala arah dengan daya sama.Untuk menghasilkan cakupan area yang
luas,gain dari antena omnidirectional harus memfokuskan dayanya secara
horizontal (mendatar,dengan mengabaikan pola pemancaran ke atas dan ke
bawah,sehingga antean dapat di letakan di tengah-tengah base station.

3. ALAT DAN BAHAN


1. Antena Dipole : 1 buah
2. Antena Monopole : 1 buah
3. Antena Yagi : 1 buah
4. Antena Monopole Ground : 1 buah
5. Antena Drooping : 1 buah
6. Antena Circular Loop : 1 buah
7. Antena Square Loop : 1 buah
8. Antena Helical : 1 buah
9. Antena Horn : 2 buah
10. Antena Spiral : 1 buah
11. Antena Rectangular Patch : 1 buah
12. Antena MicroStrip Planar Array (Rectangular) : 1 buah
13. Antena MicroStrip Planar Array (Circular) : 1 buah
14. Aplikasi ED-3200 Antena Trainer
15. RF Generator
16. ED-3200 Transmit Unit
17. ED-3200 Receive Unit

4. CARA KERJA
1. Memasang antena dipole pada ED-3200 receive unit dan antena Horn pada ED-
3200 transmit unit
2. Membuat antena dalam posisi horizontal untuk E plane dan posisi vertikal untuk H
plane
3. Atur RF Generator sesuai frekuensi yang digunakan ( 500 MHz dan 10GHz)
4. Membuka aplikasi ED-3200. Pilih Com 3. Pilih tipe antena sesuai dengan yang
sedang digunakan. Dan select plane yang sesuai.klik auto
5. Screenshoot hasil pengamatan
6. Ulangi untuk semua antena
5. HASIL PENGAMATAN

1. Antena Circular Loop (500MHz)-E Plane

2. Antena Circular Loop (500MHz)-H Plane


3. Antena Diamond Loop(500MHz)-E Plane

4. Antena Diamond Loop (500 MHz)-H Plane


5. Antena Square Loop (500 MHz)-E Plane

6. Antena Square Loop (500MHz)-H Plane


7. Antena Monopole Ground (500MHz)-E plane

8. Antena Monopole Ground (500MHz)-H Plane


9. Antena Dipole (2GHz)-E Plane

10. Antena Dipole (2GHz)-H Plane


11. Antena drooping (500MHz)-E Plane

12. Antena drooping (500MHz)-E Plane


13. Antena Monopole (2GHz)-E Plane

14. Antena Monopole (2GHz) – H Plane


15. Antena Helical (10GHz)-E Plane

16. Antena Helical (10GHz)- H Plane


17. Antena Horn (10GHz)-E Plane

18. Antena Horn (10GHz)-H Plane


19. Microstrip planar array Circular (10 GHz)-E plane

20. Microstrip planar array Circular (10 GHz)-H plane


21. Microstrip planar array Rectangular (10 GHz)-E plane

22. Microstrip planar array Rectangular (10 GHz)-H plane


23. Antena Spiral (2GHz)-E Plane

24. Antena Spiral (2GHz)-E Plane


25. Rectangular patch (10GHz)-E plane

26. Rectangular patch (10GHz)-H plane

Anda mungkin juga menyukai