Disusun oleh:
HASRIADI (32214030)
ARDI (32214045)
ABDUL WAHID RIZAL WALDI (32214032)
2B TEKNIK TELEKOMUNIKASI
1. TUJUAN:
- Mampu mengukur antena
- Mampu menghitung Frekuensi antena, lebar Bandwidth, koefisien
pantul, Return Loss dan Impedansi
- Mampu mendesain antena
- Mampu membuat antena
- Mampu menggunakan modul Sweep Oscillator
2. DASAR TEORI
Sejarah Antena
Yagi
Hidetsugu Yagi dilahirkan di Osaka, Japan pada tanggal 28 Januari 1886. Dia
memperoleh Engineering Degree dari Tokyo Imperial University ( sekarang
Tokyo University ) pada usia 24 tahun. Karirnya dimulai sebagai guru di Sendai
Engineering High School. Setelah mengajar selama 4 tahun, Menteri Pendidikan
Jepang saat itu, mengirimnya ke Eropa untuk belajar. Hidetsugu Yagi pergi ke
German untuk belajat Resonant Transformer yang digunakan pada Transmitter.
Dia bekerja bersama Heinrich Barkhausen yang sedang mempelajari Vacum Tube
CW Oscillation. Karena pecah Perang Dunia I pada tahun 1914, Hidetsugu Yagi
kemudian meninggalkan German dan pergi ke Inggris dan bekerja pada J.A
Flemming di London. Flemming telah menemukan Vacuum Diode dan sudah
digunakan sebagai Detector pada Radio. 2 tahun kemudian, Hidetsugu Yagi pergi
ke Amerika untuk bekerja pada George W Pierce di Harvard University. Pierce
adalah penemu Pierce Oscillator. Selama di Amerika, Hidetsugu Yagi bergabung
dengan Institute of Radio Engineers ( IRE ), sekarang IEEE, sehingga dia bisa
mengakses berbagai macam informasi. Sekembalinya ke Japan, Hidetsugu Yagi
meneruskan karirnya sebagai Pengajar dan Peneliti. Dia memperoleh gelar Doctor
pada tahun 1921.
Dalam penelitiannya, Hidetsugu Yagi dibantu oleh Team yang sangat excellent,
diantaranya Shintaro Uda dan Kinjiro Okabe. Hidetsugu Yagi dan Shintaro Uda
menemukan suatu antenna yang bisa memperbaiki arah pancaran antenna
( directivity ), yaitu dengan penambahan parasitic element pada antenna Dipole,
berupa Reflector dan Director. Dengan penambahan parasitic element, maka
forward gain akan meningkat tajam dan Front to Back Ratio juga meningkat. Dia
kemudian mengajukan hak paten atas penemuannya di Japan pada 28 Desember
1925 dan di Amerika pada September 1926.
Hak paten dari Japan diperoleh pada tahun 1926 dan dari Amerika diperoleh pada
24 Mei 1932. Sejak itu, antena Yagi-Uda digunakan secara komersial mulai tahun
1933. Profesor Hidetsugu Yagi juga mempunyai call sign yaitu J7AA dan
merupakan anggota JARL ( Japan Amateur Radio Leaque ).
Pengrtian Antena
Demikian merupakan sepenggal sejarah dari antena yagi,dan kalian tahu apkah
Antena itu? Secara sederhana, antena adalah alat untuk mengirim dan menerima
gelombang elektromagnetik, bergantung kepada pemakaian dan penggunaan
frekuensinya, antena bisa berwujud berbagai bentuk, mulai dari seutas kabel,
dipole, ataupun yagi, dsb. Antena adalah alat pasif tanpa catu daya(power), yang
tidak bisa meningkatkan kekuatan sinyal radio, dia seperti reflektor pada lampu
senter, membantu mengkonsentrasi dan memfokuskan sinyal.
1. Directional
Antena jenis ini merupakan jenis antena dengan narrow beamwidth, yaitu
punya sudut pemancaran yang kecil dengan daya lebih terarah, jaraknya
jauh dan tidak bisa menjangkau area yang luas, antena directional mengirim
dan menerima sinyal radio hanya pada satu arah, umumnya pada fokus yang
sangat sempit, dan biasanya digunakan untuk koneksi point to point, atau
multiple point, macam antena direktional seperti antena grid, dish
“parabolic”, yagi, dan antena sectoral.
2. Omni Directional
Antena ini mempunyai sudut pancaran yang besar (wide beamwidth)
yaitu 3600; dengan daya lebih meluas, jarak yang lebih pendek tetapi dapat
melayani area yang luas Omni antena tidak dianjurkan pemakaian-nya,
karena sifatnya yang terlalu luas se-hingga ada kemungkinan
mengumpulkan sinyal lain yang akan menyebabkan inter-ferensi. antena
omnidirectional mengirim atau menerima sinyal radio dari semua arah
secara sama, biasanya digunakan untuk koneksi multiple point atau hotspot.
Fungsi Antena
Karakter antena
Pola radiasi antena adalah plot 3-dimensi distribusi sinyal yang dipancarkan
oleh sebuah antena, atau plot 3-dimensi tingkat penerimaan sinyal yang diterima
oleh sebuah antena. Pola radiasiantena dibentuk oleh dua buah pola radiasi
berdasar bidang irisan, yaitu pola radiasi pada bidang irisan arah elevasi (pola
elevasi) dan pola radiasi pada bidang irisan arah azimuth (pola azimuth).
Kedua pola di atas akan membentuk pola 3-dimensi. Pola radiasi 3-dimensi
inilah yang umum disebut sebagai pola radiasi antena dipol. Sebuah antena yang
meradiasikan sinyalnya sama besar ke segala arah disebut sebagai antena
isotropis. Antena seperti ini akan memiliki pola radiasi berbentuk bola Namun,
jika sebuah antena memiliki arah tertentu, di mana pada arah tersebut distribusi
sinyalnya lebih besar dibandingkan pada arah lain, maka antena ini akan memiliki
directivity Semakin spesifik arah distribusi sinyal oleh sebuah antena, maka
directivity antena tersebut.
Antena dipol termasuk non-directive antenna. Dengan karakter seperti ini, antena
dipol banyak dimanfaatkan untuk sistem komunikasi dengan wilayah cakupan
yang luas. Pada astronomi radio, antena dipol digunakan pada teleskop radio
untuk melakukan pengamatan pada rentang High Frekuensi (HF). Bentuk data
yang dapat diperoleh adalah variabilitas intensitas sinyal yang dipancarkan oleh
sebuah objek astronomi. Namun, karena antena dipol tidak memiliki directivity
pada arah tertentu, teleskop radio elemen tunggal yang menggunakan antena jenis
ini tidak dapat digunakan untuk melakukan pencitraan.
Gain Antena
Gain (directive gain) adalah karakter antena yang terkait dengan kemampuan
antena mengarahkan radiasi sinyalnya, atau penerimaan sinyal dari arah tertentu.
Gain bukanlah kuantitas yang dapat diukur dalam satuan fisis pada umumnya
seperti watt, ohm, atau lainnya, melainkan suatu bentuk perbandingan. Oleh
karena itu, satuan yang digunakan untuk gain adalah desibel.
4. LANGKAH PERCOBAAN
Frekuensi kerja pada antenna yagi gamma match ini adalah 700 MHz sehingga
kita mengetahui λ dari antenna ini adalah :
c
λ= f
300 x 106
λ= 700 x 10
6
= 0,42
ℓ = λ/2
= 0,38/2 = 0,21
HASIL SIMULASI
1. Bentuk Fisik
2. SWR
3. Pola Radiasi
3D FF OV O• Total O V*H PnnT
Prim
HASIL PENGUKURAN
Percobaan ini menggunakan band frekuensi dari 500 MHz sampai 800 MHz
dengan frekuensi resonansi 666 MHz
VSWR
Gambar di atas menunjukkan VSWR yang di dapatkan sebesar 1,014
1,014−1
0,014
ᴦ = 1,014+1 = 2,014 = 0,69 %
= 20 log10 |0,96|
= 19,2
Smitchar