Anda di halaman 1dari 77

Jenis-jenis Antena

•Berdasarkan bentuk pola radiasi


•Berdasarkan struktur dan fungsinya
Berdasarkan bentuk pola radiasi,
antena dibedakan menjadi :

• Antena Isotropis
• Antena Omnidirectional
• Antena Directional
Antena Isotropis
• Antena isotropis (isotropic) adalah antena yang
memililiki pola radiasi isotropis. Antena ini
merupakan sumber titik yang memancarkan daya
ke segala arah dengan intensitas yang sama,
seperti permukaan bola.
• Antena ini tidak ada dalam kenyataan dan hanya
digunakan sebagai dasar untuk merancang dan
menganalisa struktur antena yang lebih
kompleks. Mengapa tidak ada ? Tinjau gambar
ilustrasi antena isotropis.
• Bagaimana arah medan listrik di
titik A? Misalkan, di titik B medan
listrik arahnya ditunjukkan oleh
panah berwarna biru.
• Apabila kita bergerak ke titik A, arah
medan listrik akan berubah
mengikuti panah-panah biru
sehingga arah medan di titik A juga
konsisten mengikuti panah biru.
• Jika kita bergerak dari titik B ke titik C, harusnya arah medan
listrik konsisten ke arah atas, yang ditunjukkan oleh panah
berwarna merah di titik C. Sampai di sini, belum ada masalah.
• Selanjutnya, kita bergerak dari titik C menuju titik A. Arah
medan di titik A seharusnya konsisten dengan panah merah.
Akan tetapi, panah merah ini berbeda arah dengan panah biru
di titik A. Tidak konsisten, dan ini tidak diperbolehkan. Sebuah
titik haruslah mempunyai satu arah saja. Oleh karena itu, antena
isotropis tidak pernah ada.
Antena Omnidirectional
• Antena omnidirectional adalah antena yang
memiliki pola radiasi omnidirectional. Antena ini
ada dalam kenyataan, dan dalam pengukuran
sering digunakan sebagai pembanding terhadap
antena yang lebih kompleks.
• Contoh antena ini adalah antena dipole setengah
panjang gelombang. Dalam penerimaan sinyal,
antena omnidirectional juga akan mendeteksi
sinyal dari semua arah di bidang potongan
tersebut. Sehingga antena jenis ini digunakan
oleh sebuah alat penerima jika tidak diketahui
dari arah mana sinyal radio datang.
Gambar. Pola radiasi antena dipole dilihat dari posisi horizontal dan
vertikal antena
Antena Monopole dan Antena Dipole
• Antena Monopole merupakan antena dasar yang
paling sederhana.
• Antena monopole terdiri dari satu buah kawat,
Antena dipol terdiri dari dua buah kawat yang
terpisah satu dengan lainnya.
• Apabila berfungsi sebagai pemancar, antena akan
dihubungkan dengan sumber tegangan,
sebaliknya jika berfungsi sebagai penerima,
antena akan dihubungkan dengan beban. Antena
dipol bersifat omnidirectional.
Antena monopole dan dipole ¼
Antena monopole dan
antena monopole ground
plane
Antena
dipole
Ilustrasi antena dipole ketika
mentransmisikan sinyal dan
menerima sinyal
Antena Directional
• Antena directional merupakan antena yang
memancarkan daya lebih besar ke arah
tertentu. Gain antena ini relatif lebih besar
dari antena omnidirectional.
• Contoh, suatu antena dengan gain 10 dBi, artinya
antena ini pada arah tertentu memancarkan daya
10 dB lebih besar dibanding dengan antena
isotropis.

Contoh antena directional


Spesifikasi umum antena monopole dan dipole
Pola radiasi vertikal antena monopole
dan dipole
• Ketiga jenis antena di atas
(isotropis, omnidirectinal dan
directional) merupakan antena
tunggal, dan bentuk pola
radiasinya tidak dapat berubah
tanpa merubah fisik antena
atau memutar secara mekanik
dari fisik antena.
Jenis-jenis antena berdasarkan
struktur dan fungsinya :
• Antena Yagi-Uda
• Antena Array
• Antena Helix
• Antena Horn
• Antena Reflektor
• Antena Plat
• Antena Strip
Antena Yagi-Uda
• Antena Yagi-Uda adalah salah satu jenis antena radio
atau televisi yang diciptakan oleh Dr. Hidetsugu Yagi
dan Dr. Shintaro Uda pada tahun 1926.
• Antena terdiri dari susunan (array) beberapa antena
dipole.
• Antena ini bersifat direksional, yaitu menambah gain
hanya pada salah satu arahnya.
• Antena yagi-uda secara teoritis terdiri dari 3 macam
elemen utama yang memegang peranan penting dalam
konstruksi antena yagi, yaitu direktori, driven, dan
reflektor. Sisi antena yang berada di belakang reflektor
memiliki gain yang lebih kecil daripada di depan
direktor.
3 elemen utama antena yagi-uda
Keterangan elemen-elemen utama antena yagi-uda :
• Reflektor adalah bagian belakang antenna yang berfungsi
sebagai pemantul sinyal, dengan panjang fisik lebih panjang
daripada driven, biasanya adalah 0,55λ (panjang gelombang).
• Driven adalah titik catu dari kabel antenna, biasanya panjang
fisik driven adalah setengah panjang gelombang (0,5λ) dari
frekuensi radio yang dipancarkan atau diterima.
• Direktori adalah bagian pengarah antena, ukurannya sedikit
lebih pendek daripada driven (0.45λ – 0.48λ). Penambahan
batang direktori akan menambah gain antena, namun akan
membuat pola pengarahan antena menjadi lebih sempit.
Semakin banyak jumlah direktori, maka semakin sempit
arahnya. Elemen direktori disebut juga sebagai elemen
parasitic.
• Boom adalah bagian ditempatkanya driven, reflektor, dan
direktori. Boom berbentuk sebatang logam atau kayu yang
panjangnya sepanjang antena itu.
• Antena Yagi, juga memiliki spasi (jarak) antara elemen.
Jaraknya umumnya sama, yaitu 0.1 λ dari frekuensi.
• Antena Yagi-Uda yang paling sederhana minimal memiliki
paling sedikit satu reflektor, satu driven dan satu direktori.
• Antena yang hanya terdiri dari satu driven dan satu direktori,
atau satu driven dan satu reflektor disebut sebagai antena yagi
saja.
• Setiap elemen merupakan dipole yang terbuat dari kawat,
batang atau tabung konduktor yang terbuat dari bahan dengan
karakteristik tertentu. Material yang paling sering digunakan
adalah aluminium.
• Variabel h1, h2, h3 ... hk (gambar), adalah ½ tinggi atau ½ panjang setiap
elemen yang diukur dari titik tengah elemen dan dipasang di boom secara
simetris, sehingga panjang setiap elemen k adalah 2hk. Setiap elemen
memiliki panjang jari-jari rk (diameter 2rk). Nilai xi – x1 adalah jarak relatif
antara setiap elemen ke reflektor. Panjang boom antena adalah xk – x1.
Reflektor (x1), driven (x2), direktor 1 (x3)... dan seterusnya. Jadi antena
yagi-uda dengan 10 direktor berarti memiliki 12 elemen dimana k=12.
• Dalam merancang antena, rasio F/B penting untuk
diperhitungkan. F/B adalah Front to Back Ratio, yaitu
perbandingan antara main lobe dan back lobe.
• Antena dengan nilai F/B yang tinggi, berarti memiliki
noise yang rendah.
• Adalah hal yang sulit untuk mendapatkan F/B yang
tinggi, sementara antena sendiri membutuhkan gain
yang maksimal. Semakin banyak direktor, maka gain
antena akan semakin tinggi, tetapi F/B semakin kecil
karena back lobe akan semakin besar/banyak
Antena Dipole Dilipat

(Folded Dipole)
• Folded dipole adalah antena dipol yang ujungnya
dilipat hingga bertemu kedua ujungnya membentuk
loop. Folded dipole menghasilkan beamwidth antena
yang lebih luas daripada single dipole.
• Lebar d lebih kecil daripada panjang
L. Antena dipol dilipat
menghubungkan dua jalur transmisi
paralel dengan panjang ½L (terpisah
di titik tengah oleh feeder).
Impedansi dari antena dipol dilipat
akan menjadi fungsi dari impedansi
saluran transmisi dengan panjang ½L.
Karena dipol dilipat "dilipat" kembali
pada dirinya sendiri, arus dapat saling
memperkuat satu sama lain, bukan
membatalkan satu sama lain,
sehingga impedansi input juga akan
tergantung pada impedansi dari
antena dipol dengan panjang L. Pola
radiasi folded dipole ½ sama dengan
pola radiasi dipole ½.
Folded dipole sebagai feeder pada antena yagi-uda
Antena Celah

(Antena Aperture)
• Antena aperture menggunakan teknologi waveguide
(pemandu gelombang).
• Jenis aperture yang paling sederhana adalah sebuah
waveguide yang dipotong penampangnya dan
dibiarkan terbuka. Energi masuk melalui konektor
kabel koaksial. Umumnya digunakan di pesawat udara.
Antena jenis ini umumnya dioperasikan pada frekuensi
gelombang mikro di atas 1.000 MHz (>1 GHz).
Dalam realisasinya, ada dua masalah yang bisa muncul pada antena
aperture ini :
• Yang pertama terkait dengan gelombang yang direfleksikan. Perubahan
struktur dari waveguide yang mempunyai dimensi a x b ke ruang bebas
merupakan perubahan yang sangat signifikan untuk perambatan
gelombang, hal ini berpotensi menyebabkan refleksi yang besar.
• Kedua, gain antena aperture tergantung dengan luas celahnya. Jika
diinginkan gain yang tinggi, maka dimensi waveguide harus besar yang
tentu tidak efektif.
Untuk mengatasi dua masalah tersebut, dikembangkan lah tipe antena
horn.
Antena Horn
Pyramidal Horn dan Conical Horn
• Pada antena horn, waveguide berfungsi sebagai feed.
Antena memiliki bentuk yang diubah sedemikian rupa,
sehingga diharapkan energi tertuntun yang mengalir di
dalam waveguide bisa berubah secara efisien menjadi
energi yang merambat bebas di udara.
• Supaya perubahan ini optimal, artinya diharapkan tak ada
energi (atau hanya minimal) yang direfleksikan kembali ke
generator, terhadap gelombang yang merambat jangan
terdapat gangguan, baik berupa perubahan geometri atau
pun perubahan material yang ada di sepanjang
perambatan gelombang tersebut. Untuk mendapatkan
refleksi minimal, maka dicoba untuk melakukan
perubahan secara perlahan terhadap media perambatan
gelombang, dari waveguide (yang penampang memiliki
besar tertentu) ke udara bebas (dengan besar tak
terhingga), dengan cara membuat antena horn.
Waveguide sebagai feed pada
antena Pyramidal Horn dan
Conical Horn
Antena horn di ketinggian
menggunakan
tiang/menara
Berdasarkan bidang
sektoralnya, Antena Horn
terbagi menjadi :
• Antena sektoral bidang H
• Antena sektoral bidang E
Antena sektoral bidang H
• Antena Horn Sektoral Bidang-H merupakan
antena celah (aperture antenna) yang
mulutnya melebar ke arah bidang magnet (H)
dengan berdasarkan saluran pandu
gelombang persegi (rectangular waveguide).
Aplikasi antena ini dapat digunakan untuk link
Line Of Sight (LOS) pada komunikasi data
Wireless-LAN 2,4 GHz.
(atas) Antena
horn sektoral
bidang H
(bawah) Tampak
pada bidang H
Antena sektoral bidang E
• Antena Horn Sektoral Bidang-H merupakan
antena celah (aperture antenna) yang mulutnya
melebar ke arah bidang magnet (E). Dimensi
pelebaran pada gambar ditunjukkan oleh b1.
• Antena horn memiliki loss yang kecil, sehingga
nilai directivitas mendekati nilai gain antena.
Kadang-kadang digunakan sebagai feed pada
antena parabola.
Karakteristik Antena Horn
• Antena horn merupakan antena yang paling
banyak dipakai dalam sistem komunikasi
gelombang mikro karena mempunyai gain
yang tinggi, VSWR yang rendah, lebar pita
(bandwidth) yang relatif besar, tidak berat,
dan mudah dibuat.
• Antena horn digunakan secara luas,
diantaranya sebagai elemen penerima untuk
radio astronomi, tracking satelit, serta sebagai
pencatu pada reflektor antena parabola.
• Jenis antena horn yang sering dipakai dalam
praktek adalah antena horn piramida. Horn dapat
dianggap sebagai bumbung (pandu) gelombang
yang dibentangkan sehingga gelombang-
gelombang di dalam pandu tersebut menyebar
menurut suatu orde tertentu dan akan
menghasilkan suatu distribusi medan melalui
mulut horn sehingga dapat dianggap sebagai
sumber radiasi yang menghasilkan distribusi
medan melalui suatu luasan tangkap.
• Amplitudo dan fase medan pada bidang mulut
horn tergantung pada jenis dan mode gelombang
catu yang masuk ke horn melalui pandu
gelombang dan tergantung pada sifat-sifat horn.
Antena Array (Antena Bersusun)
• Array antena (atau antena array/ antena
susun) adalah antena yang terdiri dari
beberapa elemen yang saling berhubungan
dan diatur dalam struktur yang teratur untuk
membentuk menjadi satu antena. Tujuan dari
di buatnya sebuah antena array adalah untuk
menghasilkan pola radiasi yang memiliki
karakteristik tertentu yang diinginkan dengan
beberapa elemen menjadi satu tunggal.
• Array dipole
adalah
antena yang
terdiri dari
susunan
beberapa
dipole
• Dipole array ini
memiliki pola
Omnidirectional
seperti elemen bukan
dipole, namun memiliki
keuntungan yang lebih
tinggi dan beamwidth
lebih sempit dalam
tangkapan dan
pancaran posisi bidang
vertikal.
• Gambar menunjukkan
bagaimana keuntungan
antena pemancar-
vertikal dari elemen
dipole dapat
"ditingkatkan" dengan
membuat sebuah array
darinya.
Antena Helix
• Antena Helix terdiri dari konduktor tunggal
atau multi konduktor terbuka yang berbentuk
Helix. Antena Helix merupakan antena yang
mempunyai bentuk tiga dimensi.
• Bentuk dari antena Helix menyerupai per atau
pegas dan diameter lilitan serta jarak antar
lilitan berukuran tertentu.
Antena Helix dapat dioperasikan dalam dua mode,
yaitu mode transmisi (transmission mode) dan
mode radiasi (radiation mode).
• Mode transmisi digunakan untuk menjelaskan
bagaimana gelombang elektromagnetik
dioperasikan sepanjang Helix dapat diasumsikan
sebagai saluran transmisi tak hingga atau
waveguide, dimana beberapa mode transmisi
yang berbeda dapat dioperasikan.
• Mode radiasi digunakan untuk mengetahui
bentuk dari medan jauh (far field pattern) dari
sebuah Helix.
• Pada mode radiasi dikenal dua macam
mode, yaitu mode axial dan mode
normal.
• Masing-masing titik merepresentasikan
satu buah lilitan dari Helix, sementara
jarak antara titik merepresentasikan jarak
antara lilitan pada antena Helix. Jumlah
titik sumber isotropis analogi dengan
jumlah lilitan pada Helix.
• Antena helix yang paling populer adalah mode aksial
yang menghasilkan radiasi sepanjang sumbu antena
helix. Manfaat dari antena helix ini memiliki bandwidth
yang lebar, mudah dibangun, memiliki impedansi
masukan yang nyata (real), dan menghasilkan polarisasi
medan listrik circular.
• Pola radiasi dari antena Helix diturunkan dengan
menggunakan prinsip pattern multiplication, dimana
pola radiasi Helix merupakan produk dari semua titik
sumber isotropis yang tersusun secara array, sehingga
disebut array pattern atau array factor (faktor array).
• Dengan asumsi bahwa satu lilitan dari antena Helix
mempunyai gelombang bejalan (traveling wave) yang
seragam disepanjang antena, maka pola radiasi total
dari antena Helix dengan jumlah lilitan n merupakan
produk dari faktor array dengan pola radiasi satu lilitan
Helix.
Antena Reflektor Sudut (corner reflector)
Parabolic Reflector (Dish Antenna)
Antena Mikrostrip
Antena Panel

Anda mungkin juga menyukai