Anda di halaman 1dari 12

JARINGAN NIRKABEL

NAMA :Ilham Dase Pizal


NOBP:2018610025

TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
2021
A. Konsep dan Definisi Antena

Antena adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi
gelombang elektromagnetik kemudian memancarkannya ke ruang bebas atau
sebaliknya yaitu menangkap gelombang elektromagnetik dari ruang bebas dan
mengubahnya menjadi sinyal listrik. Antena juga tergolong sebagai Transduser karena
dapat mengubah suatu bentuk energi ke bentuk energi lainnya. Antena merupakan
alat pasif tanpa catu daya (power) yang berfungsi untuk mengirim dan menerima
gelombang elektromagnetik. Antena tidak bisa meningkatkan kekuatan sinyal radio,
namun hanya membantu mengkonsentrasi dan memfokuskan sinyal.

Antena memiliki kekuatan dalam mengkonsentrasi dan memfokuskan sinyal radio.


Semakin besar kefokusan antena, maka jangkauan jarak yang dapat ditempuh
juga semakin bertambah. Jenis antena yang akan dipasang harus sesuai dengan sistem
yang akan kita bangun, juga disesuaikan dengan kebutuhan penyebaran sinyalnya.
Secara umum ada dua jenis antenna, yaitu directional dan omni directional.

Antena memiliki beberapa karakteristik penting dalam mendukung kinerjanya.


Karakteristik atau Parameter Kinerja ini perlu diperhatikan saat kita membuat Antena
dan juga pada saat kita memilih jenis Antena yang kita perlukan. Karakter-karakter ini
umumnya sama pada sebuah antena, baik ketika antena tersebut menjadi peradiasi
atau menjadi penerima, untuk suatu frekuensi, polarisasi, dan bidang irisan tertentu.

Empat Karakteristik atau Parameter Kinerja Antena tersebut diantaranya adalah


sebagai berikut :

a. Pola radiasi

Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena adalah plot 3-dimensi yang
menggambarkan sifat radiasi suatu antena pada medan jauh sebagai fungsi arah.
Pola radiasi antena dibentuk oleh dua buah pola radiasi berdasar bidang irisan,
yaitu pola radiasi pada bidang irisan arah elevasi (pola elevasi) dan pola radiasi
pada bidang irisan arah azimuth (pola azimuth). Kedua pola di atas akan
membentuk pola 3-dimensi. Sebuah antena yang
meradiasikan sinyalnya sama besar ke segala arah disebut sebagai antena isotropis.
Antena seperti ini akan memiliki pola radiasi berbentuk bola. Namun, jika sebuah
antena memiliki arah tertentu, di mana pada arah tersebut distribusi sinyalnya lebih
besar dibandingkan pada arah lain, maka antena ini akan memiliki directivity.
Semakin spesifik arah distribusi sinyal oleh sebuah antena, maka directivity antena
semakin besar.
Untuk menyatakan pola radiasi secara grafis, pola tersebut dapat digambarkan
dalam bentuk absolut atau dalam bentuk relatif. Bentuk relatif adalah bentuk pola
yang sudah dinormalisasikan, yaitu setiap harga dari pola radiasi tersebut telah
dibandingkan dengan harga maksimumnya.

b. Gain
Gain adalah karakter antena yang terkait dengan kemampuan
antena dalam mengarahkan energi pada suatu arah yang diinginkan, dibandingkan
dengan radiasi pada arah yang lain. Gain bukanlah kuantitas yang dapat diukur
dalam satuan fisis pada umumnya seperti watt, ohm, atau lainnya, melainkan suatu
bentuk perbandingan. Oleh karena itu, satuan yang digunakan untuk gain adalah
decibel.

c. Polarisasi
Polarisasi didefinisikan sebagai arah rambat dari medan listrik. Mengenali polarisasi
antena amat berguna dalam sistem komunikasi, khususnya untuk mendapatkan
efisiensi maksimum pada transmisi sinyal. Dalam pemilihan polarisasi suatu antena
harus disesuaikan dengan penggunaan dan daerah yang akan dipasangkan.

Untuk memaksimumkan sinyal yang diterima, maka polarisasi antena penerima


haruslah sama dengan polarisasi antena pemancar. Namun terkadang terjadi
polarisasi yang berbeda antara antena penerima dan pemancar. Hal ini akan
mengurangi intensitas sinyal yang diterima.
B. Macam-Macam Mekanisme Propagasi Gelombang Radio

1. Propagasi Multipath

Perhatian khusus dalam proses mendesain nirkabel jaringan didedikasikan untuk


memilih lokasi yang tepat di mana antena pemancar akan diatur. Ini lokasi biasanya
mendominasi sehubungan dengan sekitarnya bangunan dengan ketinggian yang
meningkatkan area cakupan. Tapi, masalahnya biasanya ada di sisi penerima di
mana antena penerima dikelilingi oleh bangunan tinggi atau benda lain yang
membuat LOS (saling berhadapan) komunikasi tidak mungkin.

Dalam hal ini gelombang radio tiba di penerima dari berbagai arah dengan berbeda
amplitudo, fase dan penundaan waktu, menghasilkan Fenomena yang dikenal
sebagai propagasi multipath. Itu saluran radio kemudian diperoleh sebagai jumlah
dari kontribusi dari semua jalur.

2. Model Propagasi Empiris

Model propagasi adalah alat utama yang digunakan setiap hari digunakan untuk
mendesain, mengatur dan menganalisis nirkabel jaringan komunikasi. Penting
untuk menunjukkan hal itu tidak ada metode atau algoritma umum yang universal
diterima sebagai model propagasi terbaik. Setiap model bisa Bermanfaat untuk
Beberapa Lingkungan spesifik dan keakuratan teknik atau algoritma tertentu
tergantung pada kecocokannya antara parameter yang tersedia untuk area yang
disediakan dan parameter yang dibutuhkan oleh model.

Meski ada banyak jenis model yang berbeda, tidak ada yang bisa diterapkan sebagai
solusi universal untuk semua jenis propagasi sejauh. Memilih model propagasi yang
sesuai tergantung pada parameter sistem (mis. Frekuensi, antena tinggi, dll.) dan
parameter medan (mis. area urban, daerah pinggiran kota, daerah pedesaan).
3. Cost 231-Hata Propagation Model

Salah satu model perbanyakan dasar banyak model yang dijadikan dasar adalah
model propagasi Okumura. Model ini memberikan ekspresi grafis untuk path loss
antara antena penerima dan pengirim untuk a rentang frekuensi antara 200 MHz
dan 1920 MHz. Itu Model Okumura dianggap sebagai yang paling sederhana dan
terbaik dalam hal akurasi dalam memprediksi path loss untuk awal sistem seluler.

Kerugian utama dari model ini adalah bahwa ekspresi grafis yang diberikan tidak
praktis apa menghasilkan penyederhanaan tambahan yang diberikan oleh ekspresi
matematika dalam model Hata. Model Hata memberikan prediksi hilangnya jalur
median untuk frekuensi berkisar dari 150 MHz hingga 1500 MHz, dari kejauhan
antara antena hingga 20 km, antena pemancar tingginya antara 30 m dan 200 m dan
antena penerima tingginya antara 1 m dan 10 m.(Egdaf)

C. Konsep Polarisasi Antena

Polarisasi antena adalah arah medan listrik yang diradiasikan oleh antena. Jika arah
tidak ditentukan maka polarisasi merupakan polarisasi pada arah gain maksimum.
Polarisasi dari energi yang teradiasi bervariasi dengan arah dari tengah antena,
sehingga bagian lain dari pola radiasi mempunyai polarisasi yang berbeda.
Polarisasi dari gelombang yang teradiasi didefinisikan sebagai suatu keadaan
gelombang elektromagnet yang menggambarkan arah dan magnitudo vektor medan
elektrik yang bervariasi menurut waktu. Selain itu, polarisasi juga dapat didefinisikan
sebagai gelombang yang diradiasikan dan diterima oleh antena pada suatu arah
tertentu. Polarisasi dapat diklasifikasikan sebagai linear (linier), circular (melingkar),
atau elliptical (elips).

1. Polarisasi Linier
Polarisasi linier terjadi jika suatu gelombang yang berubah menurut waktu pada
suatu titik di ruang memiliki vektor medan elektrik (magnet) pada titik tersebut
selalu berorientasi pada garis lurus yang sama pada setiap waktu.
2. Polarisasi Melingkar
Polarisasi melingkar terjadi jika suatu gelombang yang berubah menurut waktu
pada suatu titik memiliki vektor medan elektrik (magnet) pada titik tersebut berada
pada jalur lingkaran sebagai fungsi waktu. Kondisi yang harus dipenuhi untuk
mencapai jenis polarisasi ini adalah :
 medan harus mempunyai 2 komponen yang saling tegak lurus linier
 kedua komponen tersebut harus mempunyai magnitudo yang sama
 kedua komponen tersebut harus memiliki perbedaan fasa waktu pada
kelipatan ganjil 900
Polarisasi melingkar bagi menjadi dua, yaitu Left Hand Circular Polarization (LHCP)
dan Right Hand Circular Polarization (RHCP). LHCP terjadi ketika d =
+p/2 sebaliknya d = -p/2

3. Polarisasi Elips
Polarisasi ini sama seperti polarisasi lingkaran, tetapi dengan amplitudo yang tidak
terlalu besar. Polarisasi elips terjadi ketika gelombang yang berubah menurut
waktu memiliki vektor medan (elektrik atau magnet) berada pada jalur kedudukan
elips pada ruang. Kondisi yang harus dipenuhi untuk mendapatkan polarisasi ini
adalah :
 Medan harus mempunyai dua komponen linier orthogonal
 Kedua komponen tersebut harus beada pada magnitudo yang sama atau
berbeda. Jika tidak, perbedaan fasa waktu antara kedua komponen tersebut
harus tidak bernilai 00 atau kelipatan 1800 (karena akan menjadi linier). Jika
kedua komponen berada pada magnitudo yang sama makan perbedaan fasa
diantara kedua komponen tersebut harus tidak merupakan kelipatan ganjil
dari 900 (karena akan menjadi lingkaran).
Gelombang terpolarisasi elips:

 Searah jarum jam dinamakan gelmbang tingkat ER(kanan)


 Berlawanan jarum jam dinamakan gelombang tingkat EL (kiri)
Berdasarkan polarisasinya antena dibedakan menjadi 2 yaitu antena dipol dan
monopol. Antena dipol memiliki polarisasi linear vertikal, sedangkan antena
monopol polarisasinya hanya pada satu arah. Dengan karakter seperti ini, antena
dipol banyak dimanfaatkan untuk sistem komunikasi dengan wilayah cakupan yang
luas. Antena Directional dan antena Omnidirectional. Antenna Directional adalah
antenna yang pola radiasi pancarannya terarah sehingga efektifitas pancaran radio
hanya ke satu arah saja, sedangkan antenna Omnidirectional dapat memancarkan
gelombang ke segala arah. Yang termasuk Antenna Directional adalah antena model
Yang seperti kebanyakan yang dipakai sebagai antena penerima siaran TV. Contoh
antena omnidirectional adalah antena model groundplane.

D. Contoh-contoh Antena

1. Antena Grid

Antena Grid berbentuk seperti jaring. Antena ini termasuk antena directional yang
memiliki polarisasi ke arah tertentu atau satu arah. Antena ini banyak digunakan
client jarak jauh dengan menggunakan teknologi Point to Point dimana pemancar
dan penerima sama-sama menggunakan antena grid. Frekuensi yang dimiliki antena
ini 2,4 Ghz dan 5,8 Ghz. Antena ini memiliki gain hingga 27 dBi.
2. Antena Omni

Antena Omni banyak digunakan sebagai pemancar karena cakupannya luas. Antena
ini berbentuk seperti tongkat. Omni memiliki polarisasi ke segala arah atau 360
derajat dan termasuk dalam jaringan Point to Multi Point. Antena ini memiliki
frekuensi 2,4 Ghz dan 5,8 Ghz serta memiliki gain 3-13 dBi. Antena ini yang paling
sering digunakan sebagai hotspot.

3. Antena Yagi

Antena Yagi berbentuk seperti tulang ikan. Antena ini hanya memiliki polarisasi searah
sehingga harus diarahkan ke antena pemancar di tempat lain dan lebih cocok
digunakan sebagai mode client. Antena ini memiliki frekuensi 2,4 Ghz dan 5,8 Ghz serta
memiliki gain hingga 16 dBi. Antena Yagi termasuk dalam jaringan Point to Point.
4. Antena Sectoral

Antena Sectoral berbentuk seperti tabung. Antena ini pada dasarnya hampir mirip
dengan antena omni, perbedaannya yaitu terletak pada bentuk dan arah pancarannya.
Antena omni bisa memancarkan 360 dearajat, sedangkan antena sectoral hanya bisa
sampai 180 derajat. Antena Sectoral memiliki gain 10-19 dBi. Antena ini termasuk
dalam jaringan Point to Point maupun Point to Multi Point.

5. Antena Parabolik

Antena Parabolik memiliki gain 18-28 dBi. Antena ini hampir mirip dengan antena
grid, hanya saja jangkauannya lebih fokus. Jarak jangkauan antena grid kalah unggul
dibanding antena parabolik ini. Antena parabolik termasuk dalam jaringan Point to
Point jarak jauh.
6. Antena Wajan Bolik

Antena wajan bolik berbentuk seperti wajan. Antena ini hampir mirip dengan
antena parabolik, bedanya terletak pada reflektor parabolic-disc yang menggunakan
wajan. Antena wajan bolik digunakan untuk memperkuat jangkauan usb wifi yang
sudah tidak kuat menangkap sinyal, jangkauannya tidak begitu jauh hanya berkisar
ratusan meter saja.

7. Antena PVC

Antena ini terbuat dari pipa PVC yang dilapisi aluminium foil. Keunggulannya adalah
tahan terhadap berbagai cuaca, mudah dipasang dan tidak akan berkarat. Akan
tetapi, antena ini hanya bisa mencakup sinyal dalam jarak dekat, 200-300 m saja

8. Antena 8 Quad
Pada dasarnya antena ini merupakan bagian dari antena sectoral. Sebab, pola
radiasinya masih dalam satu arah jika dibuat sudut arah yang lebar. Biasanya,
antena ini sering digunakan untuk antena access point saat klien berada di sebuah
area.

Anda mungkin juga menyukai