NOMOR PERCOBAAN : 07
NILAI :
1
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL PERCOBAAN . . . . . . . . 1
DAFTAR ISI . . . . . . . . . 2
1. TUJUAN PERCOBAAN . . . . . . . 3
KESIMPULAN
LAMPIRAN
PAGE \* MERGEFORMAT 2
PERCOBAAN # 7
1. TUJUAN PERCOBAAN
1. Dapat mengukur Level Sinyal Penerima dari pemancar Radio FM
2. Dapat menjelaskan Pola Radiasi yang diterima pada Antena Dipole
3. Dapat menggambarkan Bentuk Pola Radiasinya
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Gambar 1. Sistem Koordinat untuk Analisis Sistem
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Gambar 3. Penggambaran Lobes secara tiga dimensi
Lobes adalah variasi pola radiasi. Macamnya adalah mayor lobe, minor lobe, sidelobe
dan back lobe. Mayor lobe (main lobe) adalah bagian pola radiasi pada arah tertentuyang
memiliki nilai maksimum. Minor lobe adalah bagian pola radiasi selain mayor lobe,terdiri atas
side lobe dan back lobe. Minor lobe biasanya merupakan bagian pola radiasi yang tidak
diinginkan. Side lobe adalah bagian pola radiasi yang terletak disamping mayor lobe dan
merupakan bagian dari minor lobe yang terbesar. Back lobe adalah bagian pola radiasiyang
berlawanan arah dengan mayor lobe
Frekuensi gelombang ditentukan oleh osilasi atau siklus per detik. Satu siklus adalah
salah satu hertz (Hz), 1.000 siklus adalah 1 kilohertz (KHz), 1 juta siklus adalah 1 megahertz
(MHz), dan 1 milyar siklus adalah 1 gigahertz (GHz). Sebuah stasiun radio pada dial / saluran
AM pada 980, misalnya, siaran tersebut menggunakan sinyal yang berosilasi 980.000 kali per
detik, atau memiliki frekuensi 980 KHz.
Sedangkan Sebuah stasiun radio dengan di bawah dial pada 710 maka siaran
tersebut menggunakan sinyal yang berosilasi 710.000 kali per detik, atau memiliki frekuensi
710 KHz.
Antena Dipole
Antena Dipole adalah yang paling disukai banyak Amatir Radio karena beberapa
kelebihannya, yaitu murah, effisien, mudah dibuat – cukup memakai kawat tembaga atau
sejenisnya, broad-band, dan lain sebagainya. Antena Dipole sebenarnya merupakan sebuah
PAGE \* MERGEFORMAT 2
antena yang dibuat dari kawat tembaga dan dipotong sesuai ukuran agar beresonansi pada
frekwensi kerja yang diinginkan. Kawat yang dipakai sebaiknya minimal ukuran AWG
( American Wire Gauge ) # 12 atau diameter 2 mm. Lebih besar akan lebih baik secara
mechanical strength. Agar dapat beresonansi, maka panjang total sebuah Dipole ( L ) adalah
0,5 x K, dimana adalah panjang gelombang diudara dan K adalah velocity factor pada kawat
tembaga. Untuk ukuran kawat tembaga yang relative kecil ( hanya ber-diameter beberapa
mm ) jika dibandingkan setengah panjang gelombang, maka nilai K diambil sebesar 0,95 dan
cukup memadai sebagai awal start. Sehingga rumus untuk menghitung total panjang sebuah
antena Dipole adalah sbb : Dimana : f adalah frekwensi kerja yang diinginkan. adalah
panjang gelombang diudara L adalah panjang total antena Dipole K adalah velocity factor
yang diambil sebesar 0,95. Antena Dipole sebenarnya balance, sehingga sebaiknya diumpan
melalui sebuah BALUN ( singkatan dari BALance – UNbalance ) setelah sebelumnya signal
radio melalui kabel coaxial dari Transceiver. Bagaimana membuat BALUN yang murah-
meriah akan diulas Penulis pada terbitan LEMLOKTA berikutnya. Dengan memakai BALUN,
maka beberapa kelebihannya adalah : a. Performance antena Dipole dapat ditingkatkan. b.
Mengurangi TVI ( Interferensi ke Televisi ). c. Mengurangi unbalance current. d. Mengurangi
radiasi yang tidak diinginkan. Walaupun antena Dipole termasuk balance, jika dipasang
tanpa BALUN pun, antena Dipole tsb masih bisa bekerja cukup baik. Antena Dipole
mempunyai gain 0 dB. Mengenai gain antenna, penulis akan mencoba menjelaskannya
dilain kesempatan. Antena Dipole selain akan beresonansi pada fundamental frekwensinya,
antena tsb juga akan beresonansi pada kelipatan ganjil frekwensinya. Artinya, antena Dipole
yang dipotong untuk bekerja pada 40 meter Band ( 7 MHz ) juga akan bisa dipakai untuk 15
meter Band karena 21 MHz merupakan kelipatan 3 dari 7 MHz.
Polarisasi Antena
Polarisasi antena adalah arah medan listrik yang diradiasikan oleh antena. Jika arah
tidak ditentukan maka polarisasi merupakan polarisasi pada arah gain maksimum. Polarisasi
dari energi yang teradiasi bervariasi dengan arah dari tengah antena, sehingga bagian lain
dari pola radiasi mempunyai polarisasi yang berbeda.
Polarisasi dari gelombang yang teradiasi didefinisikan sebagai suatu keadaan
gelombang elektromagnet yang menggambarkan arah dan magnitudo vektor medan
elektrik yang bervariasi menurut waktu. Selain itu, polarisasi juga dapat didefinisikan
sebagai gelombang yang diradiasikan dan diterima oleh antena pada suatu arah tertentu.
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Polarisasi dapat diklasifikasikan sebagai linear (linier),circular (melingkar), atau elliptical
(elips).
1. Polarisasi Linier
Polarisasi linier terjadi jika suatu gelombang yang berubah menurut waktu pada
suatu titik di ruang memiliki vektor medan elektrik (magnet) pada titik tersebut selalu
berorientasi pada garis lurus yang sama pada setiap waktu.
2. Polarisasi Melingkar
Polarisasi melingkar terjadi jika suatu gelombang yang berubah menurut waktu
pada suatu titik memiliki vektor medan elektrik (magnet) pada titik tersebut berada
pada jalur lingkaran sebagai fungsi waktu. Kondisi yang harus dipenuhi untuk
mencapai jenis polarisasi ini adalah :
i. medan harus mempunyai 2 komponen yang saling tegak lurus linier
ii. kedua komponen tersebut harus mempunyai magnitudo yang sama
iii. kedua komponen tersebut harus memiliki perbedaan fasa waktu pada kelipatan
ganjil 900
Polarisasi melingkar bagi menjadi dua, yaitu Left Hand Circular
Polarization (LHCP) dan Right Hand Circular Polarization (RHCP).
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Gambar 2. Polarisasi melingkar
3. Polarisasi Elips
Polarisasi elips terjadi ketika gelombang yang berubah menurut waktu memiliki
vektor medan (elektrik atau magnet) berada pada jalur kedudukan elips pada ruang.
Kondisi yang harus dipenuhi untuk mendapatkan polarisasi ini adalah :
a. Medan harus mempunyai dua komponen linier orthogonal
b. Kedua komponen tersebut harus beada pada magnitudo yang sama atau berbeda
c. Jika kedua komponen tersebut tidak berada pada magnitudo yang sama perbedaan
fasa waktu antara kedua komponen tersebut harus tidak bernilai 0 0 atau kelipatan
1800 (karena akan menjadi linier). Jika kedua komponen berada pada magnitudo yang
sama makan perbedaan fasa diantara kedua komponen tersebut harus tidak merupakan
kelipatan ganjil dari 900 (karena akan menjadi lingkaran).
PAGE \* MERGEFORMAT 2
3. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
antena Omni
Spectrum Signal
Analyzer Generator
antena dipole
PAGE \* MERGEFORMAT 2
6. Mengatur ulang frekuensi di measuring receiver/ Spectrum Analyzer sesuai dengan
frekuensi Stasiun Radio FM / Signal Generator tabel-2
7. Mengukur input level setiap 10°, putar sampai 360°
8. Mengulangi langkah 1 sampai 5. Kemudian mencatat hasil percobaan pada Tabel 2.
PAGE \* MERGEFORMAT 2
200 -72.0 -68.1 -76.3
210 -84.8 -77.9 -78.9
220 -85.2 -75.1 -74.5
230 -73.3 -57.5 -74.5
240 -74.5 -91.2 -75.8
250 -80.3 -82.2 -77.7
260 -81.2 -80.1 -76.3
270 -82.5 -77.9 -74.7
280 -84.3 -82.9 -78.8
290 -85.8 -73.4 -70.7
300 -88.6 -66.5 -70.1
310 -85.2 -73.1 -73.2
320 -87.3 -81.5 -75.8
330 -84.5 -82.2 -78.4
340 -79.5 -79.8 -74.5
350 -78.8 -65.1 -77.1
360 -77.1 -75.3 -78.6
PAGE \* MERGEFORMAT 2
pendek posisi panjang posisi Panjang posisi
Horizontal Horizontal Vertikal
Input Level (dBm) Input Level (dBm) Input Level (dBm)
0 -72.1 -65.5 -70.1
10 -78.5 -66.4 -68.9
20 -74.3 -67.0 -70.3
30 -77.2 -66.2 -71.6
40 -76.7 -66.1 -70.2
50 -70.1 -68.4 -73.5
60 -72.1 -66.9 -69.9
70 -76.5 -64.3 -72.4
80 -74.2 -63.2 -70.6
90 -75.3 -63.4 -70.8
100 -77.4 -66.6 -72.2
110 -78.6 -66.3 -74.1
120 -75.8 -66.1 -76.1
130 -74.1 -64.5 -81.3
140 -78.9 -69.0 -80.3
150 -77.5 -68.9 -79.8
160 -78.8 -72.9 -77.2
170 -74.3 -74.5 -71.2
180 -78.7 -71.8 -70.8
190 -79.4 -77.2 -84.3
200 -84.1 -82.4 -82.7
210 -77.1 -74.1 -80.2
220 -76.8 -76.0 -80.6
230 -72.9 -69.7 -79.9
240 -78.6 -67.5 -79.6
250 -79.1 -69.7 -81.1
260 -78.3 -73.7 -79.3
270 -79.1 -72.6 -83.1
280 -78.3 -72 -77.7
PAGE \* MERGEFORMAT 2
290 -78.6 -70.1 -78.2
300 -54.7 -68.1 -77.6
310 -53.7 -67.6 -72.6
320 -77.5 -68.8 -69.3
330 -72.6 -70.6 -63.8
340 -66.7 -70.5 -53
350 -78.4 -59.4 -61.4
360 -87.7 - 84.5 -60.7
Gambarlah : Grafik dalam bentuk radar untuk hasil polaradiasi Frekuensi 95,7 MHz
Chart Title
Antena Dipole pendek posisi Horizontal Antena Dipole panjang posisi Horizontal
Antena Dipole Panjang posisi Vertikal
350360 0 10 20
360 30
350 0 40
340 50
330 60
320 70
-50
310 80
300 90
290 -100 100
280 110
270 120
260 130
250 140
240 150
230 160
220210 170
200190 180
Gambarlah : Grafik dalam bentuk radar untuk hasil polaradiasi Frekuensi 107,9 MHz
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Chart Title
Antena Dipole pendek posisi Horizontal Antena Dipole panjang posisi Horizontal
Antena Dipole Panjang posisi Vertikal
0
350360 10 20
340 30
330 0 40
320 50
310 60
300 -50 70
290 80
280 -100 90
270 100
260 110
250 120
240 130
230 140
220 150
210 160
200 190180 170
Gambarlah : Grafik dalam bentuk line chart hasil polaradiasi Frekuensi 95,7 MHz
Chart Title
0
0 20 40 60 80 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36
-20
-40
-60
-80
-100
-120
Antena Dipole pendek posisi Horizontal Antena Dipole panjang posisi Horizontal
Antena Dipole Panjang posisi Vertikal
Gambarlah : Grafik dalam bentuk line chart hasil polaradiasi Frekuensi 107,9 MHz
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Chart Title
0
0 20 40 60 80 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-10 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36
-20
-30
-40
-50
-60
-70
-80
-90
-100
Antena Dipole pendek posisi Horizontal Antena Dipole panjang posisi Horizontal
Antena Dipole Panjang posisi Vertikal
PAGE \* MERGEFORMAT 2
7. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan :
1. Pola radiasi yang diterima antena dipole memiliki pola mirip bentuk lingkaran, hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya sudut pancar antena yang berbeda-beda,
posisi dipole, dan juga frekuensi kerja yang digunakan.
2. Apabila antena dipole horizontal dipanjangkan akan mengalami resiko interverensi dari
gelombang radio lain.
3. Antena dipole posisi horizontal dengan dipendekan hanya sedikit menangkap
gelombang sinyal radio yang membuat input sinyal yang didapat berubah-ubah.
4. Dalam membuat grafik radar dan line chart radiasi antena dipole dapat dibuat dengan
menggunakan microsoft excel sehingga pola radiasi dapat terbentuk.
LAMPIRAN
PAGE \* MERGEFORMAT 2
PAGE \* MERGEFORMAT 2
PAGE \* MERGEFORMAT 2