Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM FREKUENSI TINGGI HF

NOMOR PERCOBAAN : 07

JUDUL PERCOBAAN : Pengukuran Pola Radiasi pada Antena Dipole VHF

KELAS / GROUP : TT6A / Group 3

NAMA PRAKTIKAN : 1. Putri Dinar 2003332051


2. Rama Rendika 2003332076
3. Randa Kurniawan Pratama 2003332056
4. Regitta Octavia Siswono 2003332006
5. Rosnabila Enggar Pawening 2003332064

TANGGAL PERCOBAAN : 15 Juni 2023 & 22 Juni 2023

TGL. PENYERAHAN LAPORAN : 29 Juni 2023

NILAI :

DOSEN : Sukma W ST.

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2021

1
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL PERCOBAAN . . . . . . . . 1

DAFTAR ISI . . . . . . . . . 2

1. TUJUAN PERCOBAAN . . . . . . . 3

2. DASAR TEORI PERCOBAAN . . . . . . . 3

3. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN . . . . . 8

4. LANGKAH KERJA PERCOBAAN . . . . . . 8

5. DATA HASIL PERCOBAAN . . . . . . . 9

6. ANALISA dan PEMBAHASAN . . . . . .

KESIMPULAN

LAMPIRAN

PAGE \* MERGEFORMAT 2
PERCOBAAN # 7

PENGUKURAN POLA RADIASI PADA ANTENA DIPOLE VHF

1. TUJUAN PERCOBAAN
1. Dapat mengukur Level Sinyal Penerima dari pemancar Radio FM
2. Dapat menjelaskan Pola Radiasi yang diterima pada Antena Dipole
3. Dapat menggambarkan Bentuk Pola Radiasinya

2. DASAR TEORI PERCOBAAN


Salah satu bagian penting dari suatu stasiun radio adalah antena, Antena adalah
sebatang logam yang berfungsi menerima getaran listrik dari transmitter dan
memancarkannya sebagai gelombang radio. Antena juga berfungsi sebagai menampung
gelombang radio dan meneruskan gelombang listrik ke receiver.Gelombang elektromagnet
yang melaju di udara atau di angkasa luar terdiri atas komponen gaya listrik dan komponen
gaya magnet yang tegak lurus satu sama lain
Gelombang radio yang memancar dikatakan terpolarisasi sesuai arah komponen
gaya listriknya. Untuk antenna dipole maka polarisasinya searah dengan panjang
bentangannya, bila antena tersebut dipasang horizontal, maka polarisasinya horizontal pula.
Agar dapatmenerima gelombang radio secara baik, maka antena harus mempunyai
polarisasi yang sama dengan polarisasi gelombang radio yang datang. Arah polarisasi ini
akan tetap sepanjang lintasan gelombang radio kecuali bila gelombang tersebut sudah
dipantulkan oleh ionosphere, maka polarisasinya bisa berubah. Untuk itu, maka antena
untuk keperluan komunikasi jarak jauh pada HF atau MF dapat dibuat vertikal atau
horizontal.
Radiation pattern atau pola radiasi adalah penggambaran pancaran energy suatu
antenna sebagai fungsi koordinat ruang. Antenna diletakkan pada titik asal dari koordinat
ruang. Pancaran energy yang dimaksud adalah intensitas medan listrik dan daya.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Gambar 1. Sistem Koordinat untuk Analisis Sistem

Gambar 2. Alur Gelombang pada Antena

Berdasarkan pola radiasinya, antenna dikelompokan menjadi dua, yaitu


antennaterarah (directional antennas) dan antenna tidak terarah (unidirectional antennas).
Antenna terarah adalah antenna yang mampu memancarkan atau menerima
gelombangelektromagnetik pada arah tertentu saja. Antenna tidak terarah adalah antenna
yang mampumemancarkan atau menerima ke segala arah

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Gambar 3. Penggambaran Lobes secara tiga dimensi

Lobes adalah variasi pola radiasi. Macamnya adalah mayor lobe, minor lobe, sidelobe
dan back lobe. Mayor lobe (main lobe) adalah bagian pola radiasi pada arah tertentuyang
memiliki nilai maksimum. Minor lobe adalah bagian pola radiasi selain mayor lobe,terdiri atas
side lobe dan back lobe. Minor lobe biasanya merupakan bagian pola radiasi yang tidak
diinginkan. Side lobe adalah bagian pola radiasi yang terletak disamping mayor lobe dan
merupakan bagian dari minor lobe yang terbesar. Back lobe adalah bagian pola radiasiyang
berlawanan arah dengan mayor lobe
Frekuensi gelombang ditentukan oleh osilasi atau siklus per detik. Satu siklus adalah
salah satu hertz (Hz), 1.000 siklus adalah 1 kilohertz (KHz), 1 juta siklus adalah 1 megahertz
(MHz), dan 1 milyar siklus adalah 1 gigahertz (GHz). Sebuah stasiun radio pada dial / saluran
AM pada 980, misalnya, siaran tersebut menggunakan sinyal yang berosilasi 980.000 kali per
detik, atau memiliki frekuensi 980 KHz.
Sedangkan Sebuah stasiun radio dengan di bawah dial pada 710 maka siaran
tersebut menggunakan sinyal yang berosilasi 710.000 kali per detik, atau memiliki frekuensi
710 KHz.
 Antena Dipole
Antena Dipole adalah yang paling disukai banyak Amatir Radio karena beberapa
kelebihannya, yaitu murah, effisien, mudah dibuat – cukup memakai kawat tembaga atau
sejenisnya, broad-band, dan lain sebagainya. Antena Dipole sebenarnya merupakan sebuah

PAGE \* MERGEFORMAT 2
antena yang dibuat dari kawat tembaga dan dipotong sesuai ukuran agar beresonansi pada
frekwensi kerja yang diinginkan. Kawat yang dipakai sebaiknya minimal ukuran AWG
( American Wire Gauge ) # 12 atau diameter 2 mm. Lebih besar akan lebih baik secara
mechanical strength. Agar dapat beresonansi, maka panjang total sebuah Dipole ( L ) adalah
0,5 x K, dimana adalah panjang gelombang diudara dan K adalah velocity factor pada kawat
tembaga. Untuk ukuran kawat tembaga yang relative kecil ( hanya ber-diameter beberapa
mm ) jika dibandingkan setengah panjang gelombang, maka nilai K diambil sebesar 0,95 dan
cukup memadai sebagai awal start. Sehingga rumus untuk menghitung total panjang sebuah
antena Dipole adalah sbb : Dimana : f adalah frekwensi kerja yang diinginkan. adalah
panjang gelombang diudara L adalah panjang total antena Dipole K adalah velocity factor
yang diambil sebesar 0,95. Antena Dipole sebenarnya balance, sehingga sebaiknya diumpan
melalui sebuah BALUN ( singkatan dari BALance – UNbalance ) setelah sebelumnya signal
radio melalui kabel coaxial dari Transceiver. Bagaimana membuat BALUN yang murah-
meriah akan diulas Penulis pada terbitan LEMLOKTA berikutnya. Dengan memakai BALUN,
maka beberapa kelebihannya adalah : a. Performance antena Dipole dapat ditingkatkan. b.
Mengurangi TVI ( Interferensi ke Televisi ). c. Mengurangi unbalance current. d. Mengurangi
radiasi yang tidak diinginkan. Walaupun antena Dipole termasuk balance, jika dipasang
tanpa BALUN pun, antena Dipole tsb masih bisa bekerja cukup baik. Antena Dipole
mempunyai gain 0 dB. Mengenai gain antenna, penulis akan mencoba menjelaskannya
dilain kesempatan. Antena Dipole selain akan beresonansi pada fundamental frekwensinya,
antena tsb juga akan beresonansi pada kelipatan ganjil frekwensinya. Artinya, antena Dipole
yang dipotong untuk bekerja pada 40 meter Band ( 7 MHz ) juga akan bisa dipakai untuk 15
meter Band karena 21 MHz merupakan kelipatan 3 dari 7 MHz.
 Polarisasi Antena
Polarisasi antena adalah arah medan listrik yang diradiasikan oleh antena. Jika arah
tidak ditentukan maka polarisasi merupakan polarisasi pada arah gain maksimum. Polarisasi
dari energi yang teradiasi bervariasi dengan arah dari tengah antena, sehingga bagian lain
dari pola radiasi mempunyai polarisasi yang berbeda.
Polarisasi dari gelombang yang teradiasi didefinisikan sebagai suatu keadaan
gelombang elektromagnet yang menggambarkan arah dan magnitudo vektor medan
elektrik yang bervariasi menurut waktu. Selain itu, polarisasi juga dapat didefinisikan
sebagai gelombang yang diradiasikan dan diterima oleh antena pada suatu arah tertentu.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Polarisasi dapat diklasifikasikan sebagai linear (linier),circular (melingkar), atau elliptical
(elips).
1. Polarisasi Linier
Polarisasi linier terjadi jika suatu gelombang yang berubah menurut waktu pada
suatu titik di ruang memiliki vektor medan elektrik (magnet) pada titik tersebut selalu
berorientasi pada garis lurus yang sama pada setiap waktu.

Gambar 1. Polarisasi linier

2. Polarisasi Melingkar
Polarisasi melingkar terjadi jika suatu gelombang yang berubah menurut waktu
pada suatu titik memiliki vektor medan elektrik (magnet) pada titik tersebut berada
pada jalur lingkaran sebagai fungsi waktu. Kondisi yang harus dipenuhi untuk
mencapai jenis polarisasi ini adalah :
i. medan harus mempunyai 2 komponen yang saling tegak lurus linier
ii. kedua komponen tersebut harus mempunyai magnitudo yang sama
iii. kedua komponen tersebut harus memiliki perbedaan fasa waktu pada kelipatan
ganjil 900
Polarisasi melingkar bagi menjadi dua, yaitu Left Hand Circular
Polarization (LHCP) dan Right Hand Circular Polarization (RHCP).

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Gambar 2. Polarisasi melingkar

3. Polarisasi Elips
Polarisasi elips terjadi ketika gelombang yang berubah menurut waktu memiliki
vektor medan (elektrik atau magnet) berada pada jalur kedudukan elips pada ruang.
Kondisi yang harus dipenuhi untuk mendapatkan polarisasi ini adalah :
a. Medan harus mempunyai dua komponen linier orthogonal
b. Kedua komponen tersebut harus beada pada magnitudo yang sama atau berbeda
c. Jika kedua komponen tersebut tidak berada pada magnitudo yang sama perbedaan
fasa waktu antara kedua komponen tersebut harus tidak bernilai 0 0 atau kelipatan
1800 (karena akan menjadi linier). Jika kedua komponen berada pada magnitudo yang
sama makan perbedaan fasa diantara kedua komponen tersebut harus tidak merupakan
kelipatan ganjil dari 900 (karena akan menjadi lingkaran).

Gambar 3. Polarisasi Eclips

PAGE \* MERGEFORMAT 2
3. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN

NO. ALAT DAN BAHAN JUMLAH


1 Spectrum Analyzer 1 set
2 Signal Generator 1 set
3 Antena Omni 1 unit
4 Antena Dipole 1 unit
5 Kabel Coaxial RG-8 1 unit
6 Tripod Antena + Tiang 1 set
7 Kabel rol / Ekstensi 1 unit
8 Meteran 1 unit

GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN

antena Omni
Spectrum Signal

Analyzer Generator
antena dipole

4. LANGKAH KERJA PERCOBAAN


1. Mengatur antenna dipole pada posisi HORISONTAL , denga posisi 0°. Antenna dipole
dalam keadaan PENDEK (dengan ujung antena dimasukkan).
2. Pada measuring receiver/ Spectrum Analyzer mengatur frekuensi sesuai Pemancar
FM/ Signal Generator pada tabel-1.
3. Mengukur input level setiap 10°, putar sampai 360° dan kemudian mencatat hasil
percobaan pada Tabel 1
4. Masih pada frekuensi stasiun pemancar yang sama, kemudian mengatur Antenna
DIPOLE pada posisi HORISONTAL PANJANG dan Antena Dipole pada posisi VERTIKAL
PANJANG , dengan posisi 0°.
5. Mengukur Receive level setiap 10°, putar sapai 360° dan kemudian mencatat hasil
percobaan pada Tabel 1.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
6. Mengatur ulang frekuensi di measuring receiver/ Spectrum Analyzer sesuai dengan
frekuensi Stasiun Radio FM / Signal Generator tabel-2
7. Mengukur input level setiap 10°, putar sampai 360°
8. Mengulangi langkah 1 sampai 5. Kemudian mencatat hasil percobaan pada Tabel 2.

4. DATA HASIL PERCOBAAN


Tabel 1. Pada stasiun Radio: 1-Radio FM

Frekuensi = 95.7 MHz


Antena Dipole Antena Dipole Antena Dipole
Sudut (X°) pendek posisi panjang posisi Panjang posisi
Horizontal Horizontal Vertikal
Input Level (dBm) Input Level (dBm) Input Level (dBm)
0 -94.3 - 96.5 -95.9
10 -65.5 -62.4 -94.6
20 -59.3 -71.0 -95.1
30 -89.2 -69.7 -94.1
40 -88.7 -93.9 -71.1
50 -76 -73.2 -66.2
60 -78.2 -55 -95.5
70 -70.2 -66.8 -95.6
80 -65.8 -59 -77.1
90 -71.9 -69.4 -73.9
100 -74.9 -69.7 -68.6
110 -96.4 -85.8 -73.1
120 -97 -86.8 -69.4
130 -65.5 -66.3 -72.7
140 -66.2 -65.8 -73
150 -72.9 -77.1 -70.2
160 -72.9 -72.4 -70.6
170 -60.5 -68.8 -69.5
180 -69.1 -69 -60.9
190 -96.8 -89.1 -61.1

PAGE \* MERGEFORMAT 2
200 -72.0 -68.1 -76.3
210 -84.8 -77.9 -78.9
220 -85.2 -75.1 -74.5
230 -73.3 -57.5 -74.5
240 -74.5 -91.2 -75.8
250 -80.3 -82.2 -77.7
260 -81.2 -80.1 -76.3
270 -82.5 -77.9 -74.7
280 -84.3 -82.9 -78.8
290 -85.8 -73.4 -70.7
300 -88.6 -66.5 -70.1
310 -85.2 -73.1 -73.2
320 -87.3 -81.5 -75.8
330 -84.5 -82.2 -78.4
340 -79.5 -79.8 -74.5
350 -78.8 -65.1 -77.1
360 -77.1 -75.3 -78.6

Tabel 2 . Pada stasiun Radio: 1-Radio FM

Sudut (X°) FREKUENSI = 107.9 MHZ


Antena Dipole Antena Dipole Antena Dipole

PAGE \* MERGEFORMAT 2
pendek posisi panjang posisi Panjang posisi
Horizontal Horizontal Vertikal
Input Level (dBm) Input Level (dBm) Input Level (dBm)
0 -72.1 -65.5 -70.1
10 -78.5 -66.4 -68.9
20 -74.3 -67.0 -70.3
30 -77.2 -66.2 -71.6
40 -76.7 -66.1 -70.2
50 -70.1 -68.4 -73.5
60 -72.1 -66.9 -69.9
70 -76.5 -64.3 -72.4
80 -74.2 -63.2 -70.6
90 -75.3 -63.4 -70.8
100 -77.4 -66.6 -72.2
110 -78.6 -66.3 -74.1
120 -75.8 -66.1 -76.1
130 -74.1 -64.5 -81.3
140 -78.9 -69.0 -80.3
150 -77.5 -68.9 -79.8
160 -78.8 -72.9 -77.2
170 -74.3 -74.5 -71.2
180 -78.7 -71.8 -70.8
190 -79.4 -77.2 -84.3
200 -84.1 -82.4 -82.7
210 -77.1 -74.1 -80.2
220 -76.8 -76.0 -80.6
230 -72.9 -69.7 -79.9
240 -78.6 -67.5 -79.6
250 -79.1 -69.7 -81.1
260 -78.3 -73.7 -79.3
270 -79.1 -72.6 -83.1
280 -78.3 -72 -77.7

PAGE \* MERGEFORMAT 2
290 -78.6 -70.1 -78.2
300 -54.7 -68.1 -77.6
310 -53.7 -67.6 -72.6
320 -77.5 -68.8 -69.3
330 -72.6 -70.6 -63.8
340 -66.7 -70.5 -53
350 -78.4 -59.4 -61.4
360 -87.7 - 84.5 -60.7

Gambarlah : Grafik dalam bentuk radar untuk hasil polaradiasi Frekuensi 95,7 MHz

Chart Title
Antena Dipole pendek posisi Horizontal Antena Dipole panjang posisi Horizontal
Antena Dipole Panjang posisi Vertikal

350360 0 10 20
360 30
350 0 40
340 50
330 60
320 70
-50
310 80
300 90
290 -100 100
280 110
270 120
260 130
250 140
240 150
230 160
220210 170
200190 180

Gambarlah : Grafik dalam bentuk radar untuk hasil polaradiasi Frekuensi 107,9 MHz

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Chart Title
Antena Dipole pendek posisi Horizontal Antena Dipole panjang posisi Horizontal
Antena Dipole Panjang posisi Vertikal
0
350360 10 20
340 30
330 0 40
320 50
310 60
300 -50 70
290 80
280 -100 90

270 100
260 110
250 120
240 130
230 140
220 150
210 160
200 190180 170

Gambarlah : Grafik dalam bentuk line chart hasil polaradiasi Frekuensi 95,7 MHz

Chart Title
0
0 20 40 60 80 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36
-20

-40

-60

-80

-100

-120

Antena Dipole pendek posisi Horizontal Antena Dipole panjang posisi Horizontal
Antena Dipole Panjang posisi Vertikal

Gambarlah : Grafik dalam bentuk line chart hasil polaradiasi Frekuensi 107,9 MHz

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Chart Title
0
0 20 40 60 80 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-10 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36

-20
-30
-40
-50
-60
-70
-80
-90
-100

Antena Dipole pendek posisi Horizontal Antena Dipole panjang posisi Horizontal
Antena Dipole Panjang posisi Vertikal

6. ANALISA DATA PERCOBAAN


Pada data hasil percobaan Pengukuran Pola Radiasi Antena Dipole menunjukkan
hasil input level yang berubah-ubah sesuai dengan sudut arah pancar antena. Hasil input
level antena dipole pada frekuensi 95,7 MHz pada tabel 1 menunjukkan bahwa apabila
sudut pancar antena berubah terjadi perbedaan nilai hal ini disebabkan karena adanya
refleksi sinyal pada antenna yang menyebabkan nilai input sinyal berbeda-beda. Panjang
pendek antena mempengaruhi hasil input level, berdasarkan hasil didapatkan menunjukkan
bahwa antena dipole horizontal panjang, horizontal pendek, dan vertikal panjang memiliki
nilai input level yang berubah-ubah atau fluktuatif disebablan karena refleksi sinyal pada
antenna. Selain itu, posisi antena juga mempengaruhi hasil input level.
Pada data hasil percobaan input level antena dipole pada frekuensi 107,9 MHz tabel
2 menunjukkan bahwa input level memiliki nilai yang lebih baik atau stabil yaitu nilai naik
turun tidak terlalu banyak maupun signifikan. Panjang pendek antena mempengaruhi hasil
input level, berdasarkan hasil didapatkan menunjukkan bahwa antena dipole vertikal
panjang memiliki input level yang lebih stabil dibandingkan dengan horizontal panjang dan
horizontal pendek. Selain itu, posisi antena juga mempengaruhi hasil input level.
Berdasarkan kedua tabel tersebut, antena dipole dengan frekuensi 95,7 MHz memiliki input
level lebih besar dengan nilai -55 dBm sampai dengan -97 dBm dibandingkan antena dipole
dengan frekuensi 107,9 MHz yang memiliki input level -53dBm sampai dengan -87,7 dBm.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
7. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan :
1. Pola radiasi yang diterima antena dipole memiliki pola mirip bentuk lingkaran, hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya sudut pancar antena yang berbeda-beda,
posisi dipole, dan juga frekuensi kerja yang digunakan.
2. Apabila antena dipole horizontal dipanjangkan akan mengalami resiko interverensi dari
gelombang radio lain.
3. Antena dipole posisi horizontal dengan dipendekan hanya sedikit menangkap
gelombang sinyal radio yang membuat input sinyal yang didapat berubah-ubah.
4. Dalam membuat grafik radar dan line chart radiasi antena dipole dapat dibuat dengan
menggunakan microsoft excel sehingga pola radiasi dapat terbentuk.

LAMPIRAN

PAGE \* MERGEFORMAT 2
PAGE \* MERGEFORMAT 2
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Anda mungkin juga menyukai