Anda di halaman 1dari 20

“Bandwidth Enhancement of Cavity-

Backed Slot Antenna Using a Via-Hole


Above the Slot”
Disusun untuk memenuhi Tugas Besar UTS Mata Kuliah
Antena dan Propagasi

Oleh :

Nama : Vinona Alfionita


NIM : 41418110037

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam banyak aplikasi seperti jaringan area tubuh nirkabel (WBAN)
aplikasi, ada kebutuhan kuat untuk profil rendah antena. Slot antena yang memiliki
fitur menarik seperti sebuah permukaan planar dan low profile adalah kandidat yang
sangat cocok untuk aplikasi ini. Pada medium lossy, bagaimanapun, antena slot
memiliki efisiensi radiasi yang buruk karena dua arah radiasi. Antena slot yang
didukung rongga menghilangkan bagian belakang radiasi menggunakan rongga
seperempat panjang gelombang di belakang slot. Penelitian ini mengambil
keuntungan dari struktur planar dan mempertahankan radiasi tinggi efisiensi pada
media lossy.
Rongga seperempat panjang gelombang di bawah slot mungkin tidak cocok
dalam banyak aplikasi karena rongga meningkatkan ketinggian antena. Oleh karena
itu, rongga seperempat panjang gelombang biasanya ditekuk ke arah paralel dengan
slot untuk menurunkannya ketinggian antena. Menurut teori Waveguide, panjang
gelombang terpandu dari pandu gelombang persegi tidak tergantung pada
ketinggian rongga. Karena itu, rongga di bawahnya slot dapat mempertahankan
panjang listriknya tanpa mengacu pada ketinggian rongga.
Namun, ada beberapa kelemahan yang melekat dalam menggunakan
lowheight substrat dalam antena slot yang didukung rongga. Ketinggian substrat
mempengaruhi Q slot dan rongga persegi panjang. Substrat yang tipis
meningkatkan Q antena, yang menyebabkan bandwidth sempit. Mengatasi
bandwidth sempit adalah masalah penting dalam merancang slot yang didukung
rongga profil rendah antena.
Berbagai teknik telah diusulkan untuk mengatasi bandwidth sempit dari
antena slot yang didukung rongga. Dalam penelitian ini, teknik baru untuk
peningkatan bandwidth antena slot yang didukung rongga disajikan. Antena yang
diusulkan hanya memiliki lubang melalui di atas slot untuk membuat resonansi
kedua. Antena yang diusulkan menunjukkan resonansi ganda tanpa menggunakan
dua slot di permukaan rongga atau makan khusus teknik. Dengan menyesuaikan
lokasi via lubang, yang kedua resonansi dapat dihapus untuk meningkatkan
bandwidth resonansi utama. Antena yang dibuat menunjukkan gain dan antena yang
seragam efisiensi atas frekuensi operasi.

1.2 Tujuan Penelitian


1. Menyelesaikan tugas besar antena
2. Mengetahui hasil duplikasi dari jurnal IEEE “Bandwidth Enhancement of
Cavity-Backed Slot Antenna Using a Via-Hole Above the Slot”
3. Mendapatkan hasil duplikasi dengan jurnal IEEE

1.3 Batasan Masalah


1. Perancangan dan simulasi menggunakan software Ansys HFFS
2. Parameter antena yang diukur yaitu faktor refleksi, dan gain.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Antena Mikrostrip


Antena merupakan suatu alat yang digunakan untuk melepaskan gelombang
elektromagnetik ke ruang bebas, dan sebaliknya menerima gelombang
elektromagnetik dari ruang bebas. Fungsi antena adalah untuk mengubah sinyal
listrik menjadi sinyal elektromagnetik, lalu meradiasikannya (Pelepasan energi
elektromagnetik ke udara / ruang bebas). Dan sebaliknya, antena juga dapat
berfungsi untuk menerima sinyal elektromagnetik (Penerima energi
elektromagnetik dari ruang bebas ) dan mengubahnya menjadi sinyal listrik.

Gambar 2.1 Antena sebagai pengirim dan penerima

Antena mikrostrip adalah salah satu jenis antena yang mempunyai kelebihan
dalam hal bentuk yang sederhana, ringan dan dapat dibuat sesuai kebutuhan.
Konsep antena mikrostrip di usulkan pertama kali oleh Deschamps pada awal tahun
1950 dan dibuat sekitar tahun 1970 oleh Munson dan Howell.
Antena mikrostrip merupakan salah satu antena gelombang mikro yang
digunakan sebagai radiator pada sejumlah sistem telekomunikasi modern .
Antena array adalah susunan dari beberapa antena yang identik. Dalam
antena mikrostrip patch, yang disusun secara array adalah bagian patch. Untuk
membentuk pola yang memiliki keterarahan tertentu, diperlukan medan dari setiap
elemen array berinterferensi secara membangun pada arah yang diinginkan dan
berinterferensi secara merusak pada arah yang lain.
Antena mikrostrip array merupakan sebuah antena yang tersusun atas tiga
elemen, yaitu: elemen peradiasi (radiator), elemen substrate dan elemen
pentanahan (ground). Elemen peradiasi atau sering juga disebut sebagai patch
berfungsi untuk meradiasi gelombang elektromagnetik dan terbuat dari lapisan
logam yang memiliki ketebalan tertentu. Berdasarkan bentuknya, patch memiliki
jenis yang bermacam-macam yaitu: bujur sangkar (square), persegi panjang
(rectangular), garis tipis (dipole), lingkaran, elips dan segiempat.
Elemen substrat berfungsi sebagai bahan dielektrik dari antena mikrostrip
yang membatasi elemen peradiasi dengan elemen pentanahan. Elemen ini memiliki
jenis bervariasi yang dapat digolongkan berdasarkan nilai konstanta dielektrik dan
ketebalannya. Kedua nilai tersebut mempengaruhi frekuensi kerja, bandwidth, dan
juga efisiensi dari antena yang akan di buat. Semakin tebal substrat maka bandwidth
akan semakin meningkat, tetapi berpengaruh terhadap timbulnya gelombang
permukaan. Gelombang permukaan pada antenna mikrostrip merupakan efek yang
merugikan karena akan mengurangi sebagian daya yang seharusnya dapat
digunakan untuk meradiasikan gelombang elektromagnetik ke arah yang di
inginkan. Elemen pentanahan berfungsi sebagai pembumian bagian antena
mikrostrip .
Antena mikrostrip mempunyai beberapa keuntungan, di bandingkan dengan
antena lain, yaitu:
1. Low profile ( mempunyai ukuran yang kecil dan ringan)
2. Mudah difabrikasi dan tidak memakan biaya yang besar
3. Dapat berdiri dengan kuat ketika diletakkan pada benda yang rigid
4. Polarisasi linier dan sirkular mudah didapat hanya dengan feeding yang
sederhana
5. Dapat digunakan untuk aplikasi dual polarisasi, dual-frekuensi maupun
tripel-frekuensi band
6. Feed line dan matching dapat difabrikasi langsung dengan struktur antena

Selain dari segala kelebihan yang dimiliki antenna mikrostrip, terdapat juga
beberapa keterbatasan yaitu :
1. Gain yang lebih rendah (-6dB)
2. Bandwidth yang sempit, namun dapat diperbaiki dengan berbagai cara,
salah satunya yaitu dengan menambah ketebalan dari substrat.
3. Mempunyai kemurnian polarisasi yang rendah
4. Mempunyai efisiensi yang rendah
5. Dapat terjadi radiasi yang tidak diinginkan pada feed line-nya
6. Timbulnya surface wave (gelombang permukaan)

Perkembangan antena mikrosrtip didasarkan pada pemikiran untuk


mendapatkan teknologi printed circuit yang tidak dapat diterapkan pada komponen
rangkaian dan saluran transmisi, tetapi juga untuk elemen peradiasi suatu sistem
elektronik. Bentuk antena mikrostrip secara umum dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2

Adapun keterangan dari struktur gambar antena mikrostrip diatas yang


terdiri dari lapisan dielektrik atau substrat dengan nilai permivitas tertentu yang
berada diantara dua lapisan konduktor pada lapisan bawah dan lapisan atas. Lapisan
konduktor atas dinamakan patch yang berfungsi sebagai elemen peradiasi
sedangkan lapisan konduktor bawah berfungsi sebagai ground.
Bentuk patch dapat bermacam-macam. Patch antena terhubung dengan feed
line yang berfungsi sebagai saluran pancatu antena. Berdasarkan bentuknya, patch
antena mikrostrip memiliki bentuk yang bermacam-macam antara lain: bujur
sangkar (square), persegi panjang (rectangular), lingkaran (Circular), Circular
ring, elips (elliptical) dan segitiga (triangular). Gambar 2.3 menunjukkan bentuk
patch antena mikrostrip.
Gambar 2.3 Bentuk patch antena microstrip

2. 2 Parameter-parameter Antena
Parameter-parameter antena digunakan untuk menguji atau mengukur
performa antena yang digunakan, yaitu VSWR, frekuensi antena, bandwidth, gain
antena, dan polaradiasi.
2.2.1 Voltage Standing Wave Ratio (VSWR)
Pada saat sinyal merambat ke arah tertentu dalam saluran transmisi, maka
perbandingan antara tegangan dan arus sinyal dapat dilihat sebagai impedansi
karakteristik saluran. Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) adalah sebagai
perbandingan antara tegangan rms maksimum (|V|max) dan minimum (|V|min)
yang terjadi pada saluran yang tidak match. Apabila saluran transmisi dengan beban
tidak sesuai (missmatch), dimana impedansi saluran tidak sama dengan impedansi
beban dan gelombang dibangkitkan dari sumber secara berkelanjutan, maka dalam
saluran transmisi selain ada tegangan datang V0+ juga terjadi tegangan pantul V0-
Akibatnya, dalam saluran akan terjadi interferensi antara V0+ dan V0- yang
membentuk gelombang berdiri (standing wave)
Perbandingan antara level tegangan yang datang menuju beban dan yang
kembali ke sumbernya disebut koefisien pantul datau koefisien refleksi yang
dinyatakan dengan simbol Г.
Harga koefisien pantul dapat bervariasi antar 0 samapi 1.jika bernilai 0,
artinya tidak ada pantulan dan jika bernilai 1 artinya sinyal yang datang ke beban
seluruhnya dipantulkan kembali ke sumbernya. Dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut :
(2.1)
Hubungan antara koefisien refleksi, imedansi karakteristik dan impedansi beban
dapat dinyatakan seperti persamaan berikut :

(2.2)
Dimana :
• ZL : impedansi beban (load)
• Zo : impedansi saluran lossess
Koefisien refleksi tegangan memiliki nilai kompleks, untuk beberapa kasus yang
sederhana, ketika bagian imajiner dari Г adalah nol, maka:
Г = -1 : refleksi negatif maksimum, ketika saluran terhubung singkat
Г = 0 : tidak ada refleksi, ketika saluran dalam keadaan matched sempurna
Г = +1 : refleksi positif maksimum, ketika saluran dalam rangkaian terbuka

Gelombang berdiri memiliki tegangan maksimum dan minimum dalam


saluran yng besarnya tergantung pada tegangan maupun arus pantul. Secara
sederhana rumus untuk menentukan VSWR adalah :

(2.3)
Besar nilai VSWR yang ideal adalah bernilai 1, yang artinya tidak ada
refleksi ketika saluran dalam keadaan matching sempurna. Nilai dari VSWR
menjadi salah satu acuan untuk melihat, apakah antena sudah dapat bekerja pada
frekuensi yang diharapkan. Semakin besar nilai VSWR menunjukkan daya yang
dipantulkan semakin besar.
Pengukuran VSWR dapat di lakukan dengan menggunakan SWR meter
yang di hubungkan dengan antena menggunakan kabel koaxial. Pada transmisi daya
RF apabila impedansi saluran transmisi tidak sesuai dangan impedansi saluran
beban, maka akn timbul daya pantulan, pada saluran transmisi.
2.2.2 Frekuensi
Frekuensi resonansi adalah rekuensi dimana antena mikrostrip memiliki
impedansi resitif (nilai reaktansi impedansi sama dengan nol). Tetapi sangatlah sulit
untuk mendapatkan nilai reaktansi input nol, sehingga frekuensi resonansi antenna
mikrostrip dianggap terjadi ketika nilai reaktansi input minimum dengan nilai
resistansi maksimum. Frekuensi resonansi tidak selalu sama dengan frekuensi kerja
yang diinginkan sehingga pada frekuensi kerja nilai reaktansi memiliki nilai yang
berpengaruh pada impedansi input antena mikrostrip. Pada umumnya frekuensi
resonansi menjadi acuan frekuensi kerja antena. Frekuensi resonansi antenna
mikrostrip dapat diperoleh melalui persamaan:

(2.4)
Dimana :
fr = frekuensi resonansi
Vo = kecepatan cahaya di ruang bebas
L = panjang antena
εr = konstanta dielektrik rε

2.2.3 Bandwidth
Bandwidth suatu antena didefenisikan sebagai rentang frekuensi yang berhubungan
dengan beberapa karakteristik antena lain nya, seperti, impedansi masukan, bandwidth,
polarisasi, gain. Besarnya bandwidth dapat dinyatakan dalam persamaan :

(2.5)
Dimana :
BW = bandwidth (%)
f2 = frekuensi tertinggi (Hz)
f1 = frekuensi terendah (Hz)
fc = frekuensi tengah (Hz)
Bandwidth yang dinyatakan dalam persen seperti pada rumus di atas
biasanyadigunakan untuk menyatakan bandwidth antena yang memiliki band sempit
(narrow band). Sedangkan untuk band yang lebar (broad band) biasanya digunakan
defenisi rasio antara batas frekuensi atas dengan frekuensi bawah.

2.2.4 Gain Antena


Gain adalah perbandingan antara intensitas radiasi suatu antena pada suatu arah utama
dengan intensitas radiasi dari antena isotropik yang menggunakan sumber daya
masukan yang sama. Gain antena mikrostrip patch rectangular diperoleh dengan
menggunakan persamaan :

(2.6)
Untuk menentukan dimensi elemen peradiasi, maka terlebih dahulu harus ditentukan
frekuensi kerja (fr) yang digunakan, agar dapat mencari panjang gelombang di ruang
bebas (λ0) pada Persamaan 2.6.

(2.7)
Setelah nilai (λ0) diperoleh, maka (λg) dapat dihitung. Dimana λg merupakan panjang
gelombang pada bahan dielektrik yang besarnya dapat dihitung dengan Persamaan 2.7.

(2.8)
dimana :
G = gain antena
λ0 = panjang gelombang bahan dielektrik
Ada dua jenis parameter penguatan (gain), yaitu absolute gain dan relative gain.
Absolute gain pada sebuah antena didefenisikan sebagai perbandingan antara intensitas
pada arah tertentu dengan intensitas radiasi yang diperoleh jika daya yang diterima oleh
antena teradiasi secara isotropik. Intensitas radiasi yang berhubungan dengan daya
yang diradiasikan secara isotropik sama dengan daya yang diterima oleh antena (Pin)
dibagi 4π. Absolute gain ini dapat dihitung dengan persamaan :
(2.9)
Sedangkan relative gain didefenisikan sebagai perbandingan antara perolehan daya
pada sebuah arah dengan perolehan daya pada antena referensi pada arah yang
direferensikan juga. Daya masukan harus sama di antara kedua antena. Akan tetapi,
antena referensi merupakan sumber isotropic yang lossless (Pin(lossless)). Secara
rumus dapat dihubungkan pada persamaan:

(2.10)
Pengukuran dapat di lakukan dengan dua cara yaitu dengan pengukuran absolut dan
pengukuran banding relatif. Pengukuran absolut menggunakan pembanding dengan
antena isotropis yaitu dengan dua antena, tiga antena, ekstrapolasi medan dekat dan
menggunakan medan refleksi tanah. Sedangkan pengukuran banding relatif
menggunakan antena pembanding yang sudah diketahui gainnya seperti antena dipole
λ/2 (gain 2,14dBi).

2.2.5 Pola Radiasi


Pola radiasi adalah fungsi matematika dari sifat radiasi antena sebagai fungsi ruang.
Sifat radiasi tersebut meliputi kerapatan flux, intensitas radiasi, kuat medan. Pola
radiasi antena mikrostrip memiliki fenomena yang sama dengan antena konvensional.
Sifat dari radiasi yang paling diutamakan adalah persebaran secara tiga dimensi atau
dua dimensi dari energi yang diradiasikan antena. Pola radiasi antena seperti
diperlihatkan pada Gambar 2.4 terdiri dari:

3.1 Main lobe


Major lobe disebut juga main lobe didefinisikan sebagai radiation lobe yang berisi arah
radiasi maksimum. Major lobe merupakan daerah pancaran terbesar sehingga dapat
menentukan arah radiasi dan mempunyai daya yang besar.
3.2 Side lobe
Side lobe terdiri dari :
1. first side lobe yaitu minor lobe yang posisinya paling dekat dengan main lobe.
2. second side lobe yaitu minor lobe yang posisinya setelah first side lobe.
3. Back lobe yaitu minor lobe yang posisinya berlawanan dengan main lobe dimana
keberadaannya tidak diharapkan.
3.3 Half Power Beamwidth ( HPBW)
Half Power Beamwidth adalah daerah sudut yang dibatasi oleh titiktitik ½ dayaatau -3
dB atau 0.707 dari medan maksimum pada lobe utama.

Gambar 2.4: Pola radiasi antena microstrip

Terdapat dua jenis pengukuran pola radiasi yang pertama adalah pengukuran
representasi secara rectangular yang kedua adalah polar plot. Polar plot adalah
pengukuran yang paling sering di pakai karena plot ini menyediakan visualisasi baik
pada distribusi visualisasi pada ruang bebas. Biasanya rekaman dirancang untuk grafik
pola relatif. Pola pada antena dalam berbagai ruangan, peralatan rekaman yang
biasanya ditempatkan anechoic. Untuk menyediakan ruangan bebas interferensi
biasanya ruangn di tutup selama pengukuran. Alat rekaman yang di sebut test
posisioner merupakan suatu penyangga yang dapat di putar (azimuth dan elevasi), di
kontrol dengan indikator posisi. Pola radiasi ditentukan dalam daerah medan jauh untuk
jarak radial dan frekuensi yang konstan.

2.2.6 Return Loss


Return loss adalah perbandingan antara amplitudo dari gelombang yang direfleksikan
terhadap amplitudo gelombang yang dikirimkan. Return loss digambarkan sebagai
peningkatan amplitudo dari gelombang yang direfleksikan (V0-) dibanding dengan
gelombang yang dikirim (V0+). Return loss dapat terjadi akibat adanya diskontinuitas
di antara saluran transmisi dengan impedansi masukan beban (antena). Pada rangkaian
gelombang mikro yang memiliki diskontinuitas (mismatched), besarnya return loss
bervariasi tergantung pada frekuensi. Persamaan return loss dapat didefinisikan
sebagai berikut.

(2.11)
Nilai return loss yang baik adalah di bawah – 9,54 dB, sehingga dapat dikatakan nilai
gelombang yang direfleksikan tidak terlalu besar dibandingkan dengan gelombang
yang dikirimkan atau dengan kata lain saluran transmisi sudah matching. Nilai
parameter ini menjadi salah satu acuan apakah antena sudah bekerja pada frekuensi
yang diharapkan atau tidak.

2.2.7 Impedansi Masukan


Impedansi masukan merupakan impedansi yang direpresentasikan oleh antena pada
terminalnya. Terminal yang sesuai sangat dibutuhkan untuk sebuah antena. Impedansi
masukan biasanya dipengaruhi oleh antena lain atau objek yang ada di sekitarnya, tetapi
pada umumnya sebuah antena diasumsikan sudah terisolasi. Secara matematis
impedansi masukan dirumuskan sebagai berikut.

(2.12)
dimana:
Zin = impedansi masukan
Rin = tahanan terminal antena
Xin = reaktansi masukan
Dari persamaan Zin di atas, komponen yang diharapkan adalah daya real (Rin) yang
menggambarkan banyaknya daya yang hilang melalui panas atau radiasi. Komponen
imajiner (Xin) mewakili reaktansi dari antena dan daya yang tersimpan pada medan
dekat antena. Adapun Zin untuk antena mikrostrip patch rectangular untuk nilai VSWR
≤ 2 dapat dirumuskan sebagai

(2.13)
2.3 Lokasi Titik Pencatu
Teknik pencatuan pada antena mikrostrip dapat dilakukan dengan beberapa metode.
Metode-metode yang dapat digunakan di bagi dalam dua kategori, yaitu terhubung
(contacting) dan tidak terhubung (non-contacting). Untuk metode terhubung, daya RF
dicatukan secara langsung ke patch radiator dengan menggunakan elemen
penghubung. Untuk metode tidak terhubung, dilakukan pengkopelan medan
elektromagnetik untukk menyalurkan daya di antena saluran mikrostrip dengan patch.
Beberapa teknik pencatu yang sering dugunakan, yaitu : teknik microstrip line, coaxial
probe, aperature coupling dan proximity coupling.
BAB III
ANALISA

3.1 Umum
Langkah awal yang dilakukan untuk merancang sebuah Bandwidth
Enhancement of Cavity-Backed Slot Antenna Using a Via-Hole Above the Slot
adalah mengetahui terlebih dahulu masing-masing parameter yang akan di
gunakan. Data-data parameter yang digunakan sesuai dengan yang tertera pada
jurnal tersebut. Selanjutnya yaitu memulai perancangan antena dengan
menggunakan software pendukung, dimana software yang di gunakan ialah Ansys
HFSS.
Antena yang dirancang merupakan gabungan jenis antena microstrip
dengan SIW. Antena ini bekerja pada frekuensi Ultra Wide Band (UWB) dan
beresonansi pada frekuensi 2.45 Ghz.

Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam proses perancangan antena ini


adalah:

1. Merancang desain antena dengan menggunakan software Ansys HFSS.


2. Melakukan pengujian terhadap antena yang telah di rancang tersebut.
3. Menganalisa hasil simulasi dan percobaan.
4. Memberikan kesimpulan dari analisa yang telah di buat.

3.2 Proses Perancangan Antena


Perancangan adalah suatu langkah atau cara bagaimana membuat suatu
desain antena yang sesuai dengan kebutuhan dan bisa di gunakan sesuai dengan
tujuan pengaplikasiannya, serta sesuai dengan parameter yang sudah di berikan.
Sehingga dapat digunakan sesuai dengan yang diinginkan. Pada tahapan
pembuatan design, kegiatan yang dilakukan ialah merancang patch antena
multilayared waveguide dengan menggunakan software Ansys HFSS. dengan
spesifikasi rancangan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Spesifikasi Rancangan

Tabel 1. Spesifikasi Rancangan

Parameters Values
W 55.8 mm
L 63.8 mm
H 1.57 mm
Ls 55.75 mm
Hs 6.6 mm
Ws 1.5 mm
Lv 23.5 mm
Dv 1 mm
Hf 7.25 mm
Lf 17.5 mm
D 0.8 mm
S 1.2 mm

Hasil design yang didapatkan, pada software seperti pada gambar berikut.

Gambar 3.2 Desain antenna pada HFSS (tampak atas)


Gambar 3.3 Desain antenna pada HFSS (tampak bawah)

Gambar 3.4 Desain antenna pada HFSS (tampak sampinh)

3.3 Pengujian dan pensimulasian antena

Setelah selesai membuat desain sesuai parameter yang tertera di jurnal,


selanjutnya yang dilakukan ialah mensimulasikan desain tersebut untuk
mendapatkan frekuensi kerja dari antena yang sudah di rancang dan juga
membandingkan pengaruh dari frekuensi tersebut terhadap return loss, VSWR,
bandwidth, gain, dan pola radiasinya. Sebelum memulai simulasi tersebut, terlebih
dahulu atur boundaries untuk patch antena, atur radiasi dan membuat lumped
portnya. Maka didapatkan hasil seperti pada gambar berikut.

Gambar 3.5 Grafik Return Loss

Gambar 3.6 Grafik VSWR


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil simulasi dan hasil pengukuran serta analisa yang telah penulis
lakukan dapat diambil kesimpulan :
1. Ketidaksamaan hasil yang kemungkinan disebabkan oleh error pada software
aplikasinya, dan faktor eksternal lainnya.

4.2 Saran
Adapun saran yang ingin penulis berikan antara lain :
1. Penelitian ini bisa dikembangkan lagi menggunakan model antena yang lain,
dengan memperhatikan perhitungan dimensi antenanya secara matematis yang lebih
detail.

3. Perlu adanya pembelajaran terlebih dahulu dalam menggunakan software simulasi,


sehingga pada saat melakukan perancagan dan simulasi bisa mendapatkan hasil yang
lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai