Oleh :
Antena mikrostrip adalah salah satu jenis antena yang mempunyai kelebihan
dalam hal bentuk yang sederhana, ringan dan dapat dibuat sesuai kebutuhan.
Konsep antena mikrostrip di usulkan pertama kali oleh Deschamps pada awal tahun
1950 dan dibuat sekitar tahun 1970 oleh Munson dan Howell.
Antena mikrostrip merupakan salah satu antena gelombang mikro yang
digunakan sebagai radiator pada sejumlah sistem telekomunikasi modern .
Antena array adalah susunan dari beberapa antena yang identik. Dalam
antena mikrostrip patch, yang disusun secara array adalah bagian patch. Untuk
membentuk pola yang memiliki keterarahan tertentu, diperlukan medan dari setiap
elemen array berinterferensi secara membangun pada arah yang diinginkan dan
berinterferensi secara merusak pada arah yang lain.
Antena mikrostrip array merupakan sebuah antena yang tersusun atas tiga
elemen, yaitu: elemen peradiasi (radiator), elemen substrate dan elemen
pentanahan (ground). Elemen peradiasi atau sering juga disebut sebagai patch
berfungsi untuk meradiasi gelombang elektromagnetik dan terbuat dari lapisan
logam yang memiliki ketebalan tertentu. Berdasarkan bentuknya, patch memiliki
jenis yang bermacam-macam yaitu: bujur sangkar (square), persegi panjang
(rectangular), garis tipis (dipole), lingkaran, elips dan segiempat.
Elemen substrat berfungsi sebagai bahan dielektrik dari antena mikrostrip
yang membatasi elemen peradiasi dengan elemen pentanahan. Elemen ini memiliki
jenis bervariasi yang dapat digolongkan berdasarkan nilai konstanta dielektrik dan
ketebalannya. Kedua nilai tersebut mempengaruhi frekuensi kerja, bandwidth, dan
juga efisiensi dari antena yang akan di buat. Semakin tebal substrat maka bandwidth
akan semakin meningkat, tetapi berpengaruh terhadap timbulnya gelombang
permukaan. Gelombang permukaan pada antenna mikrostrip merupakan efek yang
merugikan karena akan mengurangi sebagian daya yang seharusnya dapat
digunakan untuk meradiasikan gelombang elektromagnetik ke arah yang di
inginkan. Elemen pentanahan berfungsi sebagai pembumian bagian antena
mikrostrip .
Antena mikrostrip mempunyai beberapa keuntungan, di bandingkan dengan
antena lain, yaitu:
1. Low profile ( mempunyai ukuran yang kecil dan ringan)
2. Mudah difabrikasi dan tidak memakan biaya yang besar
3. Dapat berdiri dengan kuat ketika diletakkan pada benda yang rigid
4. Polarisasi linier dan sirkular mudah didapat hanya dengan feeding yang
sederhana
5. Dapat digunakan untuk aplikasi dual polarisasi, dual-frekuensi maupun
tripel-frekuensi band
6. Feed line dan matching dapat difabrikasi langsung dengan struktur antena
Selain dari segala kelebihan yang dimiliki antenna mikrostrip, terdapat juga
beberapa keterbatasan yaitu :
1. Gain yang lebih rendah (-6dB)
2. Bandwidth yang sempit, namun dapat diperbaiki dengan berbagai cara,
salah satunya yaitu dengan menambah ketebalan dari substrat.
3. Mempunyai kemurnian polarisasi yang rendah
4. Mempunyai efisiensi yang rendah
5. Dapat terjadi radiasi yang tidak diinginkan pada feed line-nya
6. Timbulnya surface wave (gelombang permukaan)
Gambar 2.2
2. 2 Parameter-parameter Antena
Parameter-parameter antena digunakan untuk menguji atau mengukur
performa antena yang digunakan, yaitu VSWR, frekuensi antena, bandwidth, gain
antena, dan polaradiasi.
2.2.1 Voltage Standing Wave Ratio (VSWR)
Pada saat sinyal merambat ke arah tertentu dalam saluran transmisi, maka
perbandingan antara tegangan dan arus sinyal dapat dilihat sebagai impedansi
karakteristik saluran. Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) adalah sebagai
perbandingan antara tegangan rms maksimum (|V|max) dan minimum (|V|min)
yang terjadi pada saluran yang tidak match. Apabila saluran transmisi dengan beban
tidak sesuai (missmatch), dimana impedansi saluran tidak sama dengan impedansi
beban dan gelombang dibangkitkan dari sumber secara berkelanjutan, maka dalam
saluran transmisi selain ada tegangan datang V0+ juga terjadi tegangan pantul V0-
Akibatnya, dalam saluran akan terjadi interferensi antara V0+ dan V0- yang
membentuk gelombang berdiri (standing wave)
Perbandingan antara level tegangan yang datang menuju beban dan yang
kembali ke sumbernya disebut koefisien pantul datau koefisien refleksi yang
dinyatakan dengan simbol Г.
Harga koefisien pantul dapat bervariasi antar 0 samapi 1.jika bernilai 0,
artinya tidak ada pantulan dan jika bernilai 1 artinya sinyal yang datang ke beban
seluruhnya dipantulkan kembali ke sumbernya. Dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut :
(2.1)
Hubungan antara koefisien refleksi, imedansi karakteristik dan impedansi beban
dapat dinyatakan seperti persamaan berikut :
(2.2)
Dimana :
• ZL : impedansi beban (load)
• Zo : impedansi saluran lossess
Koefisien refleksi tegangan memiliki nilai kompleks, untuk beberapa kasus yang
sederhana, ketika bagian imajiner dari Г adalah nol, maka:
Г = -1 : refleksi negatif maksimum, ketika saluran terhubung singkat
Г = 0 : tidak ada refleksi, ketika saluran dalam keadaan matched sempurna
Г = +1 : refleksi positif maksimum, ketika saluran dalam rangkaian terbuka
(2.3)
Besar nilai VSWR yang ideal adalah bernilai 1, yang artinya tidak ada
refleksi ketika saluran dalam keadaan matching sempurna. Nilai dari VSWR
menjadi salah satu acuan untuk melihat, apakah antena sudah dapat bekerja pada
frekuensi yang diharapkan. Semakin besar nilai VSWR menunjukkan daya yang
dipantulkan semakin besar.
Pengukuran VSWR dapat di lakukan dengan menggunakan SWR meter
yang di hubungkan dengan antena menggunakan kabel koaxial. Pada transmisi daya
RF apabila impedansi saluran transmisi tidak sesuai dangan impedansi saluran
beban, maka akn timbul daya pantulan, pada saluran transmisi.
2.2.2 Frekuensi
Frekuensi resonansi adalah rekuensi dimana antena mikrostrip memiliki
impedansi resitif (nilai reaktansi impedansi sama dengan nol). Tetapi sangatlah sulit
untuk mendapatkan nilai reaktansi input nol, sehingga frekuensi resonansi antenna
mikrostrip dianggap terjadi ketika nilai reaktansi input minimum dengan nilai
resistansi maksimum. Frekuensi resonansi tidak selalu sama dengan frekuensi kerja
yang diinginkan sehingga pada frekuensi kerja nilai reaktansi memiliki nilai yang
berpengaruh pada impedansi input antena mikrostrip. Pada umumnya frekuensi
resonansi menjadi acuan frekuensi kerja antena. Frekuensi resonansi antenna
mikrostrip dapat diperoleh melalui persamaan:
(2.4)
Dimana :
fr = frekuensi resonansi
Vo = kecepatan cahaya di ruang bebas
L = panjang antena
εr = konstanta dielektrik rε
2.2.3 Bandwidth
Bandwidth suatu antena didefenisikan sebagai rentang frekuensi yang berhubungan
dengan beberapa karakteristik antena lain nya, seperti, impedansi masukan, bandwidth,
polarisasi, gain. Besarnya bandwidth dapat dinyatakan dalam persamaan :
(2.5)
Dimana :
BW = bandwidth (%)
f2 = frekuensi tertinggi (Hz)
f1 = frekuensi terendah (Hz)
fc = frekuensi tengah (Hz)
Bandwidth yang dinyatakan dalam persen seperti pada rumus di atas
biasanyadigunakan untuk menyatakan bandwidth antena yang memiliki band sempit
(narrow band). Sedangkan untuk band yang lebar (broad band) biasanya digunakan
defenisi rasio antara batas frekuensi atas dengan frekuensi bawah.
(2.6)
Untuk menentukan dimensi elemen peradiasi, maka terlebih dahulu harus ditentukan
frekuensi kerja (fr) yang digunakan, agar dapat mencari panjang gelombang di ruang
bebas (λ0) pada Persamaan 2.6.
(2.7)
Setelah nilai (λ0) diperoleh, maka (λg) dapat dihitung. Dimana λg merupakan panjang
gelombang pada bahan dielektrik yang besarnya dapat dihitung dengan Persamaan 2.7.
(2.8)
dimana :
G = gain antena
λ0 = panjang gelombang bahan dielektrik
Ada dua jenis parameter penguatan (gain), yaitu absolute gain dan relative gain.
Absolute gain pada sebuah antena didefenisikan sebagai perbandingan antara intensitas
pada arah tertentu dengan intensitas radiasi yang diperoleh jika daya yang diterima oleh
antena teradiasi secara isotropik. Intensitas radiasi yang berhubungan dengan daya
yang diradiasikan secara isotropik sama dengan daya yang diterima oleh antena (Pin)
dibagi 4π. Absolute gain ini dapat dihitung dengan persamaan :
(2.9)
Sedangkan relative gain didefenisikan sebagai perbandingan antara perolehan daya
pada sebuah arah dengan perolehan daya pada antena referensi pada arah yang
direferensikan juga. Daya masukan harus sama di antara kedua antena. Akan tetapi,
antena referensi merupakan sumber isotropic yang lossless (Pin(lossless)). Secara
rumus dapat dihubungkan pada persamaan:
(2.10)
Pengukuran dapat di lakukan dengan dua cara yaitu dengan pengukuran absolut dan
pengukuran banding relatif. Pengukuran absolut menggunakan pembanding dengan
antena isotropis yaitu dengan dua antena, tiga antena, ekstrapolasi medan dekat dan
menggunakan medan refleksi tanah. Sedangkan pengukuran banding relatif
menggunakan antena pembanding yang sudah diketahui gainnya seperti antena dipole
λ/2 (gain 2,14dBi).
Terdapat dua jenis pengukuran pola radiasi yang pertama adalah pengukuran
representasi secara rectangular yang kedua adalah polar plot. Polar plot adalah
pengukuran yang paling sering di pakai karena plot ini menyediakan visualisasi baik
pada distribusi visualisasi pada ruang bebas. Biasanya rekaman dirancang untuk grafik
pola relatif. Pola pada antena dalam berbagai ruangan, peralatan rekaman yang
biasanya ditempatkan anechoic. Untuk menyediakan ruangan bebas interferensi
biasanya ruangn di tutup selama pengukuran. Alat rekaman yang di sebut test
posisioner merupakan suatu penyangga yang dapat di putar (azimuth dan elevasi), di
kontrol dengan indikator posisi. Pola radiasi ditentukan dalam daerah medan jauh untuk
jarak radial dan frekuensi yang konstan.
(2.11)
Nilai return loss yang baik adalah di bawah – 9,54 dB, sehingga dapat dikatakan nilai
gelombang yang direfleksikan tidak terlalu besar dibandingkan dengan gelombang
yang dikirimkan atau dengan kata lain saluran transmisi sudah matching. Nilai
parameter ini menjadi salah satu acuan apakah antena sudah bekerja pada frekuensi
yang diharapkan atau tidak.
(2.12)
dimana:
Zin = impedansi masukan
Rin = tahanan terminal antena
Xin = reaktansi masukan
Dari persamaan Zin di atas, komponen yang diharapkan adalah daya real (Rin) yang
menggambarkan banyaknya daya yang hilang melalui panas atau radiasi. Komponen
imajiner (Xin) mewakili reaktansi dari antena dan daya yang tersimpan pada medan
dekat antena. Adapun Zin untuk antena mikrostrip patch rectangular untuk nilai VSWR
≤ 2 dapat dirumuskan sebagai
(2.13)
2.3 Lokasi Titik Pencatu
Teknik pencatuan pada antena mikrostrip dapat dilakukan dengan beberapa metode.
Metode-metode yang dapat digunakan di bagi dalam dua kategori, yaitu terhubung
(contacting) dan tidak terhubung (non-contacting). Untuk metode terhubung, daya RF
dicatukan secara langsung ke patch radiator dengan menggunakan elemen
penghubung. Untuk metode tidak terhubung, dilakukan pengkopelan medan
elektromagnetik untukk menyalurkan daya di antena saluran mikrostrip dengan patch.
Beberapa teknik pencatu yang sering dugunakan, yaitu : teknik microstrip line, coaxial
probe, aperature coupling dan proximity coupling.
BAB III
ANALISA
3.1 Umum
Langkah awal yang dilakukan untuk merancang sebuah Bandwidth
Enhancement of Cavity-Backed Slot Antenna Using a Via-Hole Above the Slot
adalah mengetahui terlebih dahulu masing-masing parameter yang akan di
gunakan. Data-data parameter yang digunakan sesuai dengan yang tertera pada
jurnal tersebut. Selanjutnya yaitu memulai perancangan antena dengan
menggunakan software pendukung, dimana software yang di gunakan ialah Ansys
HFSS.
Antena yang dirancang merupakan gabungan jenis antena microstrip
dengan SIW. Antena ini bekerja pada frekuensi Ultra Wide Band (UWB) dan
beresonansi pada frekuensi 2.45 Ghz.
Parameters Values
W 55.8 mm
L 63.8 mm
H 1.57 mm
Ls 55.75 mm
Hs 6.6 mm
Ws 1.5 mm
Lv 23.5 mm
Dv 1 mm
Hf 7.25 mm
Lf 17.5 mm
D 0.8 mm
S 1.2 mm
Hasil design yang didapatkan, pada software seperti pada gambar berikut.
4.2 Saran
Adapun saran yang ingin penulis berikan antara lain :
1. Penelitian ini bisa dikembangkan lagi menggunakan model antena yang lain,
dengan memperhatikan perhitungan dimensi antenanya secara matematis yang lebih
detail.