Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MIKROSTRIP LINE (MICROSTRIP LINE)

OLEH:

PUTRI AMELIA
42221016
2A

TEKNOLOGI REKAYASA JARINGAN


TELEKOMUNIKASI
TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2022
BAB I
PENDAHULUA
N

1.1 Latar Belakang Masalah

Antena adalah sebuah komponen yang dirancang untuk bisa memancarkan

dan atau menerima gelombang elektromagnetika. Antena sebagai alat pemancar

(transmitting Antena) adalah sebuah transduser (pengubah) elektromagnetis, yang

digunakan untuk mengubah gelombang tertuntun di dalam saluran transmisi,

menjadi gelombang yang merambat di ruang bebas, dan sebagai alat penerima

(receiving Antena) mengubah gelombang ruang bebas menjadi gelombang

tertuntun.

Antena mikrostrip pertama kali diusulkan oleh Deschamps pada awal

tahun 1950 dan baru dibuat pada sekitar tahun 1970an. Antena mikrostrip terdiri

dari tiga bagian yaitu elemen paradiasi atau patch antena, saluran transimisi dan

bidang pertanahan atau ground plane yang dicetak pada satu atau lebih dielektrik

substrat.

Antena mikrostrip memiliki bentuk patch yaitu bentuk patch lingkaran, patch

cincin ,patch segiempat, dan patch segitiga.

Antena mikrostrip memiliki kelebihan yaitu memiliki berat yang ringan,

volume yang kecil, mudah dan murah untuk difabrikasi dipabrikasi. Antena

mikrostrip digunakan pada sejumlah sistem telekomunikasi yaitu Personal

Communications System (PCS), Mobile Satelite Communications, Direct


Broadcast Television (DBS), Radio Detection And Rangngin (Radar) dan Global

Positioning System (GPS). Tetapi antena mikrostrip memiliki kekurangan yaitu

bandwidth yang sempit, keterbatasan gain, dan daya yang rendah. Pada penelitian

dianalisis parameter antena mikrostrip patch lingkaran. Antena mikrostrip memiliki

beberapa struktur bagian diantaranya elemen paradiasi, dielektrik substrat, dan ground

palne. Bagian-bagian pada antena mikrostrip yang mempengaruhi kinerja dari antena

mikrostrip dan bentuk dari antena mikrostrip menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi kinerja mikrostrip.

Parameter antena mikrostrip merupakan ukuran peforma antena hasil yang

diperoleh dari pengukuran pada simulasi dan pengukuran pada antena yang telah

dijadikan prototype. Dari berbagai parameter, bandwidth dan gain merupakan

salah satu parameter penting yang juga menjadi karakteristik antena yang ideal.

sempitnya bandwidth dan gain yang rendah merupakan salah satu kekurangan

antena mikrostrip untuk membuat antena dengan karakteristik yang ideal.

Sebuah antena memerlukan gain yang tinggi untuk memenuhi permintaan

radar maritim. Tetapi antena mikrostrip memiliki kekurangan yaitu gain yang

kecil. Salah satu cara untuk menigkatan gain antena mirostrip adalah

menggunakan metode array/susun. Tetapi metode array/susun memiliki

kekurangan yaitu memiliki dimensi yang besar. Metode lain yang digunakan yaitu

penggunaan parasitik substrat yang terdiri dari front parasitik, end parasitik, front-

end parasiti
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disajikan, dapat diidentifikasi masalah

dalam penelitian sebagai berikut :

1. Dibutuhkan antena mikrostrip dengan gain yang besar dan pita bandwidth

yang lebar.

2. Pengaruh performa antena hasil penambahan parasitik substrat pada antena

mikrostrip yang ditentukan oleh parameter bandwidth, return loss, VSWR,

dan gain.

3. Pengaruh penambahan parasitik substrat terhadap ukuran dimensi antena

mikrostrip.

1.3 Batasan Masalah

Penelitian perlu membatasi permasalahan agar memperoleh hasil

maksimal, tidak meluas dan tetap terarah sesuai judul yang telah peneliti buat.

Batasan masalah tersebut adalah :

1. Melakukan perbandingan yang meliputi hasil akhir simulasi dan

pengukuran dengan tolak ukur performa antena dengan membandingkan

antena mikrostrip patch lingkaran dengan antena mikrostrip lingkaran

dengan penambahan parasitik

2. Parameter yang digunakan dalam perencanaan dan pengukuran yaitu

bandwidth, return loss,dan VSWR.

3. Simulasi dilakukan dengan menggunakan software CST 2014.


1.4 Perumusan Masalah

Rumusan masalah antara lain adalah

1. Bagaimana hasil perbandingan performa antara antena mikrostrip patch

lingkaran dan mikrostrip patch lingkaran dengan parasitik substrat pada

frekuensi 3 GHz dengan karakteristik bandwidth + 100 MHz, return loss

<-9,54, VSWR<2 dan gain >6?

2. Bagaimana hasil perbandingan dimensi antara antena mikrostrip

mikrostrip patch lingkaran dan mikrostrip patch lingkaran dengan parasitik

substrat pada frekuensi 3 GHz ?

1.5 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui performa antena mikrostrip patch lingkaran menggunakan

parasitik substrat dengan karakteristik bandwidth + 100 MHz, return loss

<-9,54, VSWR<2 dan gain >6.

2. Mengetahui perbandingan bentuk dari antena mikrostrip patch lingkaran

dengan antena mikrostrip patch lingkaran menggunakan parasitik substrat

dengan karakteristik bandwidth + 100 MHz, return loss <-9,54, VSWR<2,

dan gain >6.

1.6 Manfaat penelitian

Penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik dari segi keilmuan, yaitu

dalam bidang telekomunikasi.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Antena Microstrip

Antena microstrip adalah suatu konduktor metal yang menempel diatas

ground plane yang diantaranya terdapat bahan dielektrik seperti tampak pada

Gambar 2.1. Antena microstrip merupakan antena yang memiliki massa ringan,

mudah untuk difabrikasi, dengan sifatnya yang konformal sehingga dapat

ditempatkan pada hampir semua jenis permukaan dan ukurannya kecil

dibandingkan dengan antena jenis lain. Karena sifat yang dimilikinya, antena

microstrip sangat sesuai dengan kebutuhan saat ini sehingga dapat di-integrasikan

dengan peralatan telekomunikasi lain yang berukuran kecil, akan tetapi antenna

microstrip juga memiliki beberapa kekurangan yaitu : bandwidth yang sempit,

gain dan directivity yang kecil, serta efisiensi rendah. (Ali Hanafiah Rambe 2014,

USU)

Gambar 2.1 Struktur Antena Microstrip


Elemen substrat (substrate) merupakan bahan dielektrik yang memisahkan

antara patch dan bidang pentanahan (ground plane). Elemen ini memiliki jenis

yang bervariasi yang dapat digolongkan berdasarkan nilai konstanta dielektrik (εr)

dan loss tangent. Karakteristik substrat sangat berpengaruh terhadap besar

parameter- parameter antena, salah satunya adalah terhadap frekuensi kerja. Tabel

2.1 memperlihatkan nilai konstanta dielektrik dan loss tangent dari beberapa jenis

bahan dielektrik (Garg et al, 2001).

Tabel 2.1 Konstanta Bahan Dielektrik

Jenis Bahan (Material) Konstanta Dielektrik

Alumina 9,8

Ferrite 9 - 16

Epoxy FR 4 4,3

RT/Duroid 5880 2,2 – 10,8

Polistirena 2,4 – 2,7

Teflon 2,1

Silicon 11,9

Elemen saluran pencatu merupakan saluran yang menghubungkan patch

dengan perangkat sistem pengirim atau penerima radio. Girish Kumar dan K.P.

Ray (2003) membagi ke dalam 2 (dua) teknik pencatuan yang dikenal yaitu

pencatuan langsung (excited directly) dan pencatuan tidak langsung (excited

indirectly). Teknik pencatuan langsung yang umum digunakan adalah microstrip-

line feed dan coaxial-line fee


Sedangkan teknik pencatuan tidak langsung antara lain electromagnetically

coupled, aperture coupled, dan coplanar waveguide (Rambe, 2012).

Elemen pentanahan (ground plane) merupakan pembumian bagi sistem

antena mikrostrip. Elemen pentanahan ini umumnya memiliki jenis bahan yang

sama dengan elemen peradiasi. Bentuk konduktor bisa bermacam-macam tetapi

yang pada umumnya digunakan berbentuk empat persegi panjang dan lingkaran

karena bisa lebih mudah dianalisis. Adapun jenis-jenis antena microstrip terlihat

pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Jenis – jenis Antena Microstrip

2.2 CST STUDIO SUITE 2018

CST STUDIO SUITE 2018 adalah software simulasi antena untuk

memudahkan penggunanya dalam mendesain berbagai macam perangkat dengan

mudah yang beroperasi dalam berbagai frekuensi, salah satunya adalah mendesain

antena mikrostrip. CST STUDIO SUITE 2018 menawarkan solusi komputasi

yang akurat dan efisien untuk desain dan analisis perangkat elektromagnetik.

Berikut adalah tampilan simulasi CST STUDIO SUITE 2018 :


Gambar 2.3 Simulasi CST STUDIO SUITE 2018

2.3 Parameter Umum Antena Microstrip

Dalam perancangan dan pembuatan antena, diperlukan beberapa parameter

untuk mengetahui apakah hasil perancangan sesuai dengan realisasi sehingga

antena dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Adapun parameter-parameter

tersebut adalah sebagai berikut.

2.3.1 Pola Radiasi

Pola radiasi (radiation pattern) adalah fungsi matematika atau

representasi grafik dari sifat radiasi antena sebagai fungsi ruang. Sifat

radiasi tersebut meliputi kerapatan flux, intensitas radiasi, kuat medan, atau

polarisasi. Biasanya sifat dari radiasi yang sangat dipentingkan adalah

persebaran secara tiga dimensi atau dua dimensi dari energi yang

diradiasikan antena. Contoh gambaran dari pola radiasi antena secara tiga

dimensi dan dua dimensi dapat dilihat dari Gambar 2.3 (Balanis, 2005).
2.3.2 Polarisasi antena

Polarisasi antena adalah polarisasi dari gelombang yang ditransmisikan

oleh antena. Jika arah tidak ditentukan maka polarisasi merupakan polarisasi

pada arah gain maksimum. Polarisasi dari gelombang yang teradiasi

didefinisikan sebagai suatu keadaan gelombang elektromagnet yang

menggambarkan arah dan magnitudo vektor medan elektrik yang bervariasi

menurut waktu. Selain itu, polarisasi juga dapat didefinisikan sebagai

gelombang yang diradiasikan dan diterima oleh antena pada suatu arah

tertentu. Polarisasi dapat diklasifikasikan sebagai linier (linear), circular

(melingkar), atau elliptical (elips). Polarisasi linier terjadi jika suatu

gelombang yang berubah menurut waktu pada suatu titik di ruang memiliki

vektor medan elektrik (magnet) pada titik tersebut selalu berorientasi pada

garis lurus yang sama pada setiap waktu.

polarisasi melingkar terjadi jika suatu gelombang yang berubah

menurut waktu pada suatu titik memiliki vektor medan elektrik (magnet)

pada titik tersebut berada pada jalur lingkaran sebagai fungsi waktu.

Polarisasi elips terjadi ketika gelombang yang berubah menurut waktu

memiliki vektor medan (elektrik atau magnet) berada pada jalur kedudukan

elips pada ruang. Kondisi yang harus dipenuhi untuk mendapatkan

polarisasi ini adalah :

a. Medan harus mempunyai dua komponen linier orthogonal.

b. Kedua komponen tersebut harus beada pada magnitudo yang sama atau

berbeda.

c. Jika kedua komponen tersebut tidak berada pada magnitudo yang sama
d. Medan harus mempunyai dua komponen linier orthogonal.
e. Kedua komponen tersebut harus beada pada magnitudo yang sama

f. Jika kedua komponen tersebut tidak berada pada magnitudo yang sama.

2.4 Teknik Pencatuan Saluran Mikrostrip

Pada umumnya, metode pencatuan yang digunakan pada antena mikrostrip

diklasifikasikan menjadi dua yaitu pencatuan secara langsung (direct coupling)

dan secara tidak langsung (elctromagnetic coupling). Pada metode pencatuan

langsung (direct coupling), power RF langsung dicatu ke patch menggunakan

elemen penghubung pada jalur mikrostrip tersebut. Sedangkan metode pencatuan

secara tidak langsung (elctromagnetic coupling) tidak ada kontak langsung antara

saluran transmisi dengan elemen peradiasinya [2].

Ada 4 macam teknik pencatuan yang paling populer digunakan, yakni

microstrip line, coaxial probe, aperture coupling, dan proximity coupling. Teknik

microstrip line sangat mudah untuk difabrikasi, memiliki model yang sederhana

serta mudah untuk match hanya dengan mengatur posisi feed tersebut. Teknik ini

menggunakan strip kecil sebagai line tambahan yang langsung dihubungkan ke

patch antena seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.9 [2].

Gambar 2.10 Antena mirostrip dengan pencatuan microstrip line

Pada teknik pencatuan coaxial probe, bagian dalam konduktor dari coax

ditambahkan kedalam patch radiasi sementara bagian luar konduktornya


dihubungkan dengan ground plane. Teknik pencatuan ini juga sering digunakan

karena mudah difabrikasi dan memiliki radiasi palsu yang kecil.

Gambar 2.11 Antena Mikrostrip Dengan Pencatuan Coaxial Probe

Dari keempat jenis teknik pencatuan, teknik aperture coupling merupakan

yang paling sulit untuk difabrikasi dan memiliki bandwidth yang sempit. Untuk

mengoptimalkan desain, aperture coupling terdiri atas dua buah substrat yang

terpisahkan oleh sebuah ground plane. Pada dasar substrat yang bawah terdapat

sebuah mikrostrip line feed yang memiliki energi terkopel dengan patch melalui

suatu slot pada ground plane yang memisahkan kedua substrat tersebut [2].

Gambar 2.12 Antena mikrostrip dengan pencatuan aperture coupling

Proximity coupling merupakan teknik pencatuan yang memiliki keunggulan

pada bandwidth yang dihasilkan paling besar dan radiasi tambahan (spurious
radiation) yang kecil. Teknik ini sangat sulit difabrikasi. Dengan mengatur

parameter panjang dari feeding stub dan rasio width-to-line dari patch dapat

mengoptimalkan desain.

Gambar 2.13 Antena mikrostrip dengan pencatuan proximity coupling

Pencatuan proximity coupling merupakan turunan dari pencatuan microstrip

line. Bentuk pencatuannya hampir mirip dengan pencatuan microstrip line,

bedanya terlihat dari hubungan antara patch antena dan catuannya terlihat sedikit

menjorok kearah patch antena mikrostrip tersebut.

2.5 Antena Mikrostrip MIMO 4x4

Antena mikrostrip MIMO 4x4 disusun menggunakan antena mikrostrip

sebanyak 4 buah. Bentuk susunan antena tergantung pada perancangan, apakah

akan disusun secara memanjang atau dengan susunan lainnya. Antena yang

disusun dapat menjadi transmitter ataupun receiver. Susunan antar antena pun

diatur berdasarkan suatu jarak yang dapat diinisialisasikan sebagai jarak d.

Adapun perumusan guna mendapat nilai dari jarak antar antena yaitu sebagai

berikut :
𝜆𝑔
𝑑=
2 .................................................................................... (2.20)

Keterangan :

𝜆𝑔 = panjang gelombang pada bahan substrat

𝑑 = jarak antar antena

2.6 LTE (Long Term Evolution)

LTE (Long Term Evolution) adalah teknologi jaringan telekomunikasi yang

berkecepatan tinggi dengan standar yang telah ditetapkan oleh 3GPP (Third

Generation Partnership Project). Sebagai penerus teknologi jaringan seluler 3G.

Saat ini teknologi yang masih terus dikembangkan yaitu 3GPP Long Term

Evolution (LTE) yang dipasarkan dengan nama 4G.

LTE merupakan standar komunikasi nirkabel berbasis GSM dan

UMTS/HSDPA untuk akses data dengan kecepatan tinggi. LTE mampu

melakukan Download dan Upload dari telelpon selular dengan kecepatan ratusan

Mbps. LTE dipersiapkan untuk format jaringan selular masa depan. Kekuatannya

jauh melebihi yang sudah ada baik 3G HSDPA maupun HSUPA karena mampu

mengalirkan data hingga 100Mbps untuk Downlink dan 50 Mbps untuk Uplink

sehingga dapat mendukung jaringan yang berbasis IP.

LTE diciptakan untuk memperbaiki teknologi sebelumnya. Kemampuan

dan keunggulan dari LTE terhadap teknologi sebelumnya selain dari kecepatannya

dalam transfer data tetapi juga karena LTE dapat memberikan coverage dan

kapasitas dan layanan yang lebih besar, mengurangi biaya dalam operasional,

mendukung penggunaan multiple-antena, fleksibel dalam penggunaan bandwidth

operasinya dan juga dapat terhubung atau terintegrasi dengan teknologi yang

sudah ada.
BAB II

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diketahui apa itu mikrostrip, yaitu


mikrostrip (Microstrip Line) adalah Antena microstrip adalah suatu konduktor metal
yang menempel diatas ground plane yang diantaranya terdapat bahan dielektrik.

Antena microstrip merupakan antena yang memiliki massa ringan, mudah untuk
difabrikasi, dengan sifatnya yang konformal sehingga dapat ditempatkan pada hampir
semua jenis permukaan dan ukurannya kecil dibandingkan dengan antena jenis lain.

Karena sifat yang dimilikinya, antena microstrip sangat sesuai dengan kebutuhan
saat ini sehingga dapat di-integrasikan dengan peralatan telekomunikasi lain yang
berukuran kecil, akan tetapi antenna microstrip juga memiliki beberapa kekurangan
yaitu : bandwidth yang sempit, gain dan directivity yang kecil, serta efisiensi rendah.

Anda mungkin juga menyukai