Abstrak. Antena mikrostrip berguna untuk radar, satelit komunikasi dan berbagai
sistem nirkabel seluler karena keunggulannya dalam ukuran yang kecil, ringan, dan
fleksibel dalam pemilihan jenis polarisasi. Antena ini dirancang untuk polarisasi
sirkular digunakan dalam sistem Circularly Polarized Synthetic Aperture Radar (CP-
SAR). Antena mikrostrip X-band ini digunakan untuk komunikasi data pada satelit
GAIA II / LAPAN- Chiba . Satelit ini berfungsi sebagai alat pemantauan deformasi
tanah global. Makalah ini menjelaskan pembuatan Antena mikrostrip X- Band secara
simulasi menggunakan CST Studio Suite 2019 dan kemudian di realisasi/Fabrikasi.
Antena ini di rancang dengan struktur substrat ganda, berat yang ringan dan pencatu
tunggal menggunakan substrat RO4350B (Lossy). Frekuensi kerja antena berada di 8 –
8.4 GHz. Hasil Simulasi dan pengukuran menunjukkan parameter yang sudah sesuai
spesifikasi, return loss yang rendah, Gain yang cukup besar ,Pola Radiasi Directional
dan polarisasi Circular.
1. Pendahuluan
Antena mikrostrip umumnya berguna untuk radar, satelit komunikasi dan berbagai sistem
nirkabel seluler karena keunggulannya dalam ukuran yang kecil, ringan, dan fleksibel dalam
pemilihan jenis polarisasi [1] . Berdasarkan jenis polarisasi, antena mikrostrip dapat dikategorikan
ke dalam Linier Polarization (LP) dan Circular polarization (CP). Namun, antena dengan LP
hanya dapat menerima dan mengirim dengan jenis polarisasi antena yang sama. Kelemahan lain
dari tipe LP dipengaruhi oleh rotasi Faraday [2]. Antena mikrostrip yang terpolarisasi sirkular
memiliki keunggulan penting dibandingkan dengan antena tipe LP seperti antena tipe CP mampu
mengurangi efek rotasi Faraday di ionosfer dan fleksibel terhadap jenis polarisasi lain dalam
menerima dan mengirim data [3]. CP adalah jenis polarisasi yang dapat diandalkan dalam
propagasi radio. Salah satu aplikasi CP adalah Circularly polarized synthetic Aperture Radar (CP-
SAR). Dengan polarisasi CP ini, konsumsi daya CP-SAR lebih rendah dari Synthetic Aperture
Radar (SAR) biasa. [4] .
Saat ini , Synthetic Aperture Radar (SAR) menjadi lebih populer, karena dapat digunakan
dalam microsatellite, aircraft, and pengembangan unmanned aerial vehicle (UAV) [5] . Gambar
SAR dibuat dengan mentransmisikan pulsa gelombang radio secara konsekutif untuk menerangi
area target, di mana oleh antena penerima, gelombang radio memantul kembali ke target di
lapangan kemudian diterima dan disimpan [6]. sensor SAR lebih mudah beradaptasi dalam segala
situasi, siang hari atau malam dan semua kondisi cuaca yang buruk [7]. Sensor SAR juga
menyediakan gambar beresolusi tinggi. Keuntungan ini tidak dapat ditemukan disensor optik, yang
sangat tergantung pada kondisi cuaca dan situasi siang hari [8]. Namun, Satelit atau space-born
dengan SAR masih dibatasi oleh biaya fabrikasi yang tinggi dan muatan yang besar, yang
biasanya hasil disponsori oleh lembaga pemerintah [9]. Salah satu satelit yang menggunakan sensor
SAR adalah GAIA II /LAPAN –Chiba
Satelit GAIA II / LAPAN-Chiba adalah produk kerja sama antara Universitas Chiba, Jepang
dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Indonesia (LAPAN). Satelit ini ditujukan untuk
aplikasi pemantauan bencana dan penelitian lingkungan dengan SAR digunakan sebagai sensor
[10]. Satelit ini juga dilengkapi dengan L-band SAR terpolarisasi sirkular dengan massa 100 kg
termasuk muatan. Sebagai hal terpenting dalam sistem satelit, sistem komunikasi mengambil
bagian penting dalam mengendalikan operasi satelit dan komunikasi data [11], [12]. Pada dasarnya
komunikasi sistem antara satelit dan stasiun bumi terdiri dari 2 hal, yaitu down-link (dari satelit ke
stasiun darat) dan komunikasi up-link (dari stasiun darat ke satelit). Untuk komunikasi down-link
dan up-link, GAIA II / LAPAN-Chiba satellite akan menggunakan Frekuensi S-band sebagai
komunikasi telemetri dan frekuensi X-band sebagai komunikasi data [13]. Di sini, antena
mikrostrip adalah salah satu perangkat penting untuk memastikan keandalan komunikasi
antarasatelit atau space-born lainnya dan stasiun bumi [14]. telah dilakukan penelitian yang serupa.
namun, pada penelitian tersebut hanya dilakukan analisis pengaruh truncation bentuk
patch.terhadap axial ratio dan pola radiasi nya masih omnidirectional dan bahan substrat yang
digunakan adalah NPC-H220A [15].
Dalam penelitian ini , penulis akan merancang antena mikrostrip dengan frekuensi X-band
CP-SAR untuk komunikasi data pada GAIA II / LAPAN-Chiba satellite . Antena ini memiliki pola
radiasi directional , pola radiasi directional cocok untuk komunikasi data satelit karena memiliki
data transfer yang besar, dan signal to noise yang baik [16] . CP-SAR dipilih karena memiliki
konsumsi daya untuk transmitter data yang rendah [17]. Realisasi antena mikrostrip menggunakan
bahan Rogers RO-4350B (Lossy) yang memiliki konstanta dielektrik 3.66 dan memiliki ketebalan
1.524 mm.
2. Metodologi Penelitian
Penelitian dilakukan menggunakan metodologi eksperimen. Antena Mikrostrip X-band dibuat melalui
tiga tahap, yaitu tahap perancangan, simulasi dan fabrikasi. Diagram alir yang prosedur penelitian
ditunjukkan pada Gambar 1.
Pada gambar 4 merupakan hasil simulasi dari return loss desain awal antena. Hasil menunjukkan ≤ -
10 dB pada frekuensi kerja antena sehingga sudah memenuhi spesifikasi minimal antena, tetapi
frekuensi resonansi berada pada frekuensi 8,6 GHz masih jauh dari yang ditetapkan yakni di frekuensi
8,2 GHz. Untuk mendapat polarisasi circular axial ratio harus ≤ 3dB dari gambar 5 didapat axial rasio
seluruh frekuensi kerja masih ≥ 3dB sehingga hasil simulasi antena desain awal ini belum memenuhi
spesifikasi antena berpolarisasi circular. Pada gambar 6. Ditunjukan pola radiasi dari keseluruhan
frekuensi kerja antena baru frekuensi 8 GHz yang menunjukkan hasil yang directional tapi belum
terlalu halus.
Gambar 4. Return Loss Desain Awal Gambar 5. Axial Ratio Desain Awal
Gambar 6. Pola Radiasi Desain Awal
Gambar 7. Return loss optimasi radius Gambar 8. Axial Ratio 8,2 GHz
Gambar 11. Model Perputaran posisi patch Gambar 12. Return Loss optimasi sudut patch
Gambar 13. Axial Ratio 8,2 GHz Gambar 14. Arah Polarisasi Patch -45°
Gambar 15. Arah Polarisasi Patch 45°
Pada gambar 17 merupakan hasil simulasi dari return loss desain akhir antena. Hasil menunjukkan ≤ -
10 dB pada frekuensi kerja antena dan frekuensi resonansi nya pun mendekati 8.2 GHz sehingga sudah
memenuhi spesifikasi minimal antena. Gain untuk antena harus sesuai spesifikasi yakni ≥ 5 dB pada
gambar 18 didapat gain. Untuk mendapat polarisasi circular axial ratio harus ≤ 3dB dari gambar 19
didapat axial rasio seluruh frekuensi kerja sudah ≤ 3dB sehingga hasil simulasi antena desain akhir ini
telah memenuhi spesifikasi dengan berpolarisasi circular. Pada gambar 20 Ditunjukan pola radiasi
dari keseluruhan frekuensi kerja antena dan didapat hasil dari simulasi bahwa antena memiliki pola
radiasi directional. Nilai VSWR Pun sudah sesuai spesifikasi bisa dilihat pada gambar 21.
6.5 Gain
6
5.5
5
dB
4.5
4
3.5
3
8 8.2 8.4
Frekuensi(GHz)
Gain Simulasi
Gambar 17. Return loss Desain Akhir antena Gambar 18. Gain antena
Gambar 19. Axial Ratio Desain Akhir Gambar 20. Pola Radiasi Desain Akhir
Dari hasil fabrikasi telah dilakukan pengukuran, kemudian hasil pengukuran dibandingkan dengan
hasil simulasi. Kita diharapkan mampu mengetahui penyebab perbedaan hasil pengikuran dan
simulasi. Antena telah diukur dengan menggunakan Vector Network Analyzer (VNA). Pengukuran ini
dilakukan di LIPI – Bandung. Dari pengukuran didapatkan bahwa hasil dari setiap parameter sudah
memenuhi spesifikasi. Dari hasil pengukuran didapat bahwa hasil dari setiap parameter sudah
memenuhi spesifikasi. Pada gambar 23 merupakan grafik perbandingan hasil pengukuran dan hasil
simulasi return loss hasilnya ≤ -10 dB dari 8,0 – 8,4 GHz, hasil return loss pengukuran resonansi
frekuensinya aga bergeser tidak seperti di simulasi. Pada gambar 24 merupakan grafik perbandingan
hasil pengukuran dan hasil simulasi VSWR hasilnya ≤ 2 dari 8,0 – 8,4 GHz .Gain antena tidak sesuai
spesifikasi pada frekuensi 8 GHz grafik bisa dilihat pada gambar 25. Antena yang dicoba melalui
pengukuran mau pun melalui simulasi menunjukkan polarisasi circular grafik perbandingan pada
gambar 26. pada gambar 27 adalah hasil perbandingan dari pola radiasi antena yang diukur setiap 10 °
dan hasil dari simulasi didapat hasil bahwa pola radiasi antena directional
6
Return Loss VSWR
0. 5
-5. 4
-10. 3
-15.
dB
-20. 2
-25. 1
-30. 0
7.00E+097.84E+098.68E+099.52E+09 7.00E+097.81E+098.62E+099.43E+09
Frekuensi (GHz) Frekuensi (GHz)
Return Loss
Pengukuran VSWR
Return Loss Penguku-
Simulasi ran
Gambar 23. Grafik Perbandingan Return Loss Gambar 24. Grafik Perbandingan VSWR
4.5
1
4 0.5
3.5 0
8 8.2 8.4
3 Frekuensi(GHz)
8 8.2 8.4
Frekuensi (GHz) Axial Ratio
Simulasi
Gain Pengukuran
Axial Rasio
Gain Simulasi Pengukuran
Referensi
[1] I. Singh dan D. V. S. Tripathi, “Micro strip Patch Antenna and its Applications: a Survey,” vol. 2,
hlm. 5, 2011.
[2] F. Kurniawan, J. T. Sri Sumantyo, S. Gao, K. Ito, dan C. E. Santosa, “Square-shaped feeding
truncated circularly polarised slot antenna,” IET Microw. Antennas Propag., vol. 12, no. 8, hlm.
1279–1286, Jul 2018, doi: 10.1049/iet-map.2017.0805.
[3] S. Murugan dan V. Rajamani, “Study of broadband circularly polarised microstrip antennas,”
dalam 2014 International Conference on Science Engineering and Management Research
(ICSEMR), Chennai, India, 2014, hlm. 1–6, doi: 10.1109/ICSEMR.2014.7043644.
[4] F. Heryanto, H. Wijanto, A. D. Prasetyo, dan Edwar, “Slotted patch and truncated edge techniques
on microstrip antenna for CP-SAR S-band data transmitter,” dalam 2018 International
Conference on Signals and Systems (ICSigSys), Bali, 2018, hlm. 219–223, doi:
10.1109/ICSIGSYS.2018.8372670.
[5] J. T. S. Sumantyo, N. Imura, K. N. Urata, R. H. Triharjanto, dan S. Gao, “Multiband Circularly
Polarized Synthetic Aperture Radar (CP-SAR) Onboard Microsatellite Constellation,” Prog.
Electromagn. Res. Symp., hlm. 6, 2018.
[6] F. Kurniawan, J. T. Sri Sumantyo, K. Ito, H. Kuze, dan S. Gao, “PATCH ANTENNA USING
RECTANGULAR CENTRE SLOT AND CIRCULAR GROUND SLOT FOR CIRCULARLY
POLARIZED SYNTHETIC APERTURE RADAR (CP-SAR) APPLICATION,” Prog.
Electromagn. Res., vol. 160, hlm. 51–61, 2017, doi: 10.2528/PIER17082903.
[7] J. C. Curlander dan R. N. McDonough, Synthetic aperture radar: systems and signal processing.
New York: Wiley, 1991.
[8] F. T. Ulaby, R. K. Moore, dan A. K. Fung, Microwave remote sensing : active and passive, vol. 1.
Norwood: Artech House, 1981.
[9] K. N. Urata, J. T. S. Sumantyo, N. Imura, K. Ito, dan S. Gao, “Development of a circularly
polarized L-band SAR deployable mesh reflector antenna for microsatellite earth observation,”
dalam 2017 IEEE International Symposium on Antennas and Propagation & USNC/URSI
National Radio Science Meeting, San Diego, CA, USA, 2017, hlm. 995–996, doi:
10.1109/APUSNCURSINRSM.2017.8072540.
[10]J. T. S. Sumantyo, “Development of Circularly Polarized Synthetic Aperture Radar (CP-SAR)
Onboard Small Satellite,” PIERS Proc., hlm. 334–341, 2011.
[11]J. T. Sri Sumantyo dan K. Ito, “Circularly polarised equilateral triangular patch array antenna for
mobile satellite communications,” IEE Proc. - Microw. Antennas Propag., vol. 153, no. 6, hlm.
544, 2006, doi: 10.1049/ip-map:20050032.
[12]J. T. S. Sumantyo, K. Ito, dan M. Takahashi, “Dual-band circularly polarized equilateral
triangular-patch array antenna for mobile satellite communications,” IEEE Trans. Antennas
Propag., vol. 53, no. 11, hlm. 3477–3485, Nov 2005, doi: 10.1109/TAP.2005.858849.
[13]J. T. S. Sumantyo dan N. Imura, “Development of GNSS-RO and EDTP sensors onboard
microsatellite for ionosphere monitoring,” dalam 2015 IEEE International Geoscience and
Remote Sensing Symposium (IGARSS), Milan, Italy, 2015, hlm. 4886–4889, doi:
10.1109/IGARSS.2015.7326926.
[14]F. Kurniawan, J. T. S. Sumantyo, G. S. Prabowo, dan A. Munir, “Wide bandwidth left-handed
circularly polarized printed antenna with crescent slot,” dalam 2017 Progress In Electromagnetics
Research Symposium - Spring (PIERS), St Petersburg, Russia, 2017, hlm. 1047–1050, doi:
10.1109/PIERS.2017.8261900.
[15]F. Kurniawan, J. T. S. Sumantyo, Mujtahid, dan A. Munir, “Effect of truncation shape against
axial ratio of left-handed circularly polarized X-band antenna,” dalam 2017 15th International
Conference on Quality in Research (QiR) : International Symposium on Electrical and Computer
Engineering, Nusa Dua, 2017, hlm. 83–86, doi: 10.1109/QIR.2017.8168457.
[16]S. M. Hasan, M. Rana, T. Islam, dan T. Islam, “Circularly Polarized S Band Patch Antenna for
Small Satellite Application,” IEEE ICTP, hlm. 5, 2017.
[17]J. T. S. Sumantyo dan N. Imura, “Development of circularly polarized synthetic aperture radar for
aircraft and microsatellite,” dalam 2016 IEEE International Geoscience and Remote Sensing
Symposium (IGARSS), Beijing, China, 2016, hlm. 5654–5657, doi:
10.1109/IGARSS.2016.7730477.