Anda di halaman 1dari 5

elektronik Jurnal Arus Elektro Indonesia (eJAEI)

Perancangan dan Realisasi Antena


Mikrostrip 700 MHz Model Patch Circular
Dengan Metode Linear Array Sebagai
Penerima TV Digital
Vicky Ainur Ridho Satryo Budi Utomo Dodi Setiabudi
vckers @gmail.com gbdoydist@gmail.com gbdoydist@gmail.com
Universitas Jember Universitas Jember Universitas Jember

Abstrak .I. PENDAHULUAN


Teknologi digital pada media broadcast salah
satunya adalah televisi (TV), dimana memiliki Dalam dunia telekomunikasi, era digital mulai
keunggulan salah satunya adalah tahan terhadap diterapkan pada media broadcast seperti televisi (TV).
noise. Antena adalah salah satu komponen Dimana telekomunikasi digital sangat dibutuhkan
terpenting dari telekomunikasi digital. Berbagai karena teknologi ini tahan terhadap noise. Hal ini juga
macam antena telah banyak dikembangkan untuk didukung dengan perkembangan antena yang dapat
beragam aplikasi, salah satunya adalah antena memenuhi kebutuhan teknologi tersebut. Berbagai
Mikrostrip. Pada penelitian ini dibuat antena antena yang telah banyak dikembangkan untuk
Mikrostrip dengan metode linear array dengan 2 beragam aplikasi, salah satunya adalah antena
elemen patch berbentuk circular yang nantinya Mikrostrip. Antena mikrostrip merupakan antena yang
akan menggunakan kanal frekuensi 700 MHz. memiliki massa ringan, mudah untuk difabrikasi
Tujuannya adalah sebagai penerima sinyal dari sehingga dapat ditempatkan pada hampir semua jenis
siaran televisi digital di daerah Jember dan permukaan dan ukurannya kecil dibandingkan dengan
Malang. Dari hasil penelitian didapatkan antena jenis lain, karena sifat yang dimilikinya, antena
karakteristik dari antena yang dibuat memiliki mikrostrip sangat sesuai dengan kebutuhan saat ini,
besar return loss -23,1962 dB, VSWR 1,1487 dB, sehingga dapat diintegrasikan dengan peralatan
gain 2,,8732 dBm dan bandwidth 17,5 MHz. telekomunikasi lain yang berukuran kecil. Namun
Dengan karakteristik tersebut, antena mikrostrip antena mikrostrip juga memiliki kekurangan
dapat bekerja dengan baik pada frekuensi 692 – diantaranya gain rendah, bandwidth rendah, dan
710 MHz. efisiensi yang rendah [1]
Kata kunci : Broadcast, linear array, mikrostrip. Akan tetapi pada penelitian ini, mahasiswa
mencoba memanfaatkan antena mikrostrip sebagai
Abstract penerima TV digital dengan frekuensi 700 MHz
Technology digital which is applied on dengan bentuk lingkaran atau circular yang masih
broadcasting has an advantage that is resistant to jarang dilakukan karena sifatnya yang mempunyai
noise. Antenna has been the most important bandwidth sempit dan gain yang rendah. Untuk bisa
component of digital telecommunication. Antenna digunakan sebagai antena penerima TV haruslah
has been developed for many applications. One mempunyai gain yang tinggi dan bandwith lebar
kind of popular antenna is the microstrip antenna. seperti antena yagi. Gain dari antena mikrostrip dapat
In this study, an array antenna with linear method diperbesar dengan menambah patch secara array.
and two circular patch elements is created for 700
MHz frequency channels. The purposes of this II. TINJAUAN PUSTAKA
study is applying the antenna as a receiver of
broadcast digital television signal in Jember and 45
A. Antena
Malang. The characteristics of the antenna built Antena adalah alat yang digunakan untuk
has return loss -23,1962 dB, VSWR 1.1487 dB, memperkuat sinyal dari pihak pengirim sinyal, dalam
gain 2.8732 dBm and bandwidth 17.5 MHz. These hal ini adalah server melalui Transmitter dan dari
characteristics show that the microstrip antenna pihak penerima melalui Receiver. Antena merupakan
can work well at frequencies from 692 to 710MHz. perangkat keras yang berguna sebagai pemancar
Keywords : Broadcast, linear array, microstrip. maupun penerima gelombang elektromagnetik. Dalam
penggunaannya, antena tidak membutuhkan catu daya

Jurusan Teknik Elektro | Fakultas Teknik – Universitas Jember


elektronik Jurnal Arus Elektro Indonesia (eJAEI)

atau arus listrik untuk proses transmisi karena 4. Bandwidth


fungsinya yang digunakan sebagai penguat sinyal. [2] Bandwidth suatu antena didefinisikan sebagai
rentang frekuensi dimana kerja yang berhubungan
B. Antena Mikrostrip dengan beberapa karakteristik (seperti impedansi
Antena mikrostrip merupakan antena kecil masukan, pola radiasi, beamwidth axial ratio)
berbentuk lempengan yang dapat dibuat dari plat PCB. memenuhi spesifikasi standard. Bandwidth (BW)
Antena mikrostrip mendapat perhatian yang cukup antena didapatkan dari hasil pengurangan dari
besar yaitu ditahun 1970an meskipun ide dasar frekuensi tertinggi terhadap frekuensi terendah.
pembuatannya yaitu tahun 1953 dan mendapatkan hak
paten tahun 1955. [3] 5. Pola Radiasi
Dalam pembuatannya, antena mikrostrip terdiri Pola radiasi antena diukur pada daerah medan jauh
atas tiga elemen, yaitu paradiasi (radiator), elemen antena, karena pada daerah tersebut gelombang
substrat (substrate) dan elemen pertanahan (ground) elektromagnetik yang terpancar tidak bergantung
seperti yang ditunjukkan pada gambar 1. jarak dari antena. Nilai medan jauh dapat dihitung
melalui persamaan berikut:
C. Besaran-Besaran Antena Mikrostrip R=2L2 /λ…............................ (1)
Pada antena mikrostrip lingkaran, terdapat
beberapa parameter yang harus diketahui. Parameter- Dimana:
parameter tersebut dapat digunakan sebagai pengganti
pengujian secara matematis. Besaran tersebut yaitu L = dimensi terbesar antena, λ = panjang gelombang.
Gain, Return Loss, VSWR, Bandwidht, polarisasi dan Untuk mencari besar , kita dapat menggunakan rumus
pola radiasi. 2.

   .................................(2)
1. Gain 
Gain adalah perbandingan antara rapat daya
persatuan unit antena terhadap rapat daya antena dengan c adalah kecetapatan cahaya dan f adalah
referensi dalam arah dan daya masukan yang sama. frekuensi dalam MHz.[4]
Gain juga dapat dimaksudkan sebagai penguatan
antena terhadap sinyal hasil tangkapan ataupun sinyal 6. Polarisasi
hasil pancaran. Polarisasi dari gelombang yang teradiasi
didefinisikan sebagai suatu keadaan gelombang
2. Return Loss elektromagnet yang menggambarkan daerah dari
Return loss adalah perbandingan antara amplitudo magnitudo vektor medan elektrik yang bervariasi
dari gelombang yang direfleksikan terhadap menurut waktu. Selain itu, polarisasi juga dapat
amplitudo gelombang yang dikirimkan. Pada didefinisikan sebagai gelombang yang diradiasikan
rangkaian gelombang mikro yang memiliki dan diterima oleh antena pada suatu arah tertentu.
diskontinuitas (mismatched ), besarnya return loss Polarisasi sendiri dapat diklasifikasikan menjadi tiga,
bervariasi tergantung pada frekuensi, akan tetapi yaitu linier (linier), circular (melingkar), atau elliptical
kaitannya dengan pengaplikasian pada antena, return (elips).
loss dapat ditentukan < -10 dB.
D. TV Digital
3. VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) Untuk saat ini, siaran digital masih belum
Bila impedansi saluran transmisi tidak sesuai bermigrasi ke frekuensi 700 MHz, atau masih
dengan pengirim maka akan timbul daya refleksi menggunakan frekuensi siaran analog. Siaran digital
(reflected power) pada saluran yang berinterferensi memiliki frekuensi berbeda untuk tiap wilayah / kota.
dengan daya maju (forward power). Interferensi ini Perbedaan tersebut dimaksudkan untuk menghindari
menghasilkan gelombang berdiri (standing wave) terjadinya interferensi yang disebabkan frekuensi
yang besarnya bergantung pada daya refleksi. VSWR yang bersinggungan. Berikut merupakan frekuensi
adalah perbandingan antara amplitudo gelombang siaran TV digital untuk wilayah Jember dan Malang
berdiri (standing wave) maksimum |V|max yang ditunjukkan pada tabel 1.
dengan minimum |V|min.
46 III. METODE PENELITIAN
A. Blok Sistem
Secara sistematika, prinsip kerja transmisi sinyal
TV digital dapat dijelaskan pada gambar 2. Pada
gambar dijelaskan bahwa sinyal TV digital
ditransmisikan dari pemancar (transmiter) TV digital
yang berada pada daerah tertentu. Sinyal yang
dipancarkan oleh transmiter yaitu berupa sinyal biner
dengan notasi 0 dan 1.
Gambar1. Strktur Antena Mikrostrip

Jurusan Teknik Elektro | Fakultas Teknik – Universitas Jember


elektronik Jurnal Arus Elektro Indonesia (eJAEI)

Kemudian sinyal transmisi ditangkap oleh antena Dimensi ground yaitu 2xaeff, atau 12,043cm X
mikrostrip 700 Mhz model lingkaran yang dibuat 12,043 cm. Pencatuan yang digunakan pada antena
dalam penelitian. Antena hanya sebagai penangkap yang dirancang pada penelitian ini menggunakan
(receiver) sinyal TV digital yang kemudian dicodekan teknik pencatuan secara langsung (microstrip feed
oleh set-tob-box (decoder). Sinyal digital hasil line). Dalam perancangan pencatu antena mikrostrip
tangkapan harus diubah menjadi sinyal analog agar perlu impedansi masukan (Zin) 50 Ω dan tebal dari
dapat terbaca oleh perangkat TV yang dimiliki (TV bahan substrate 1,6 mm. Pada antena mikrostrip array
analog). Hal tersebut dikarenakan kebanyakan TV dibutuhkan suatu saluran yang dapat menghubungkan
yang digunakan saat ini yaitu TV dengan teknologi patch yang ada. Saluran tersebut dinamakan rangkaian
lama dengan kualitas analog, atau tidak dapat power divider transformer jenis T-Junction.
membaca sinyal siaran digital. Hal tersebut dapat Rangkaian ini memiliki fungsi sebagai pembagi
ditampilkan dengan blok sistem seperti pada gambar 2. terhadap impedansi saluran transmisi.

B. Perancangan Dimensi Antena C.Perancangan Secara Simulasi


Dengan diketahui spesifikasi bahan, penulis dapat Pada tahap ini, perancangan secara simulasi
memperhitungkan besar dimensi antena yang dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak
didapatkan. Besar dimensi didasarkan pada besarnya HFSS 12 versi beta. Setelah proses perancangan,
frekuensi yang diinginkan. kemudian dilanjutkan pada tahap berikutnya yaitu
Dengan diketahui frekuensi tengah yang dinginkan proses fabrikasi antena.
yaitu 700 MHz, tebal substrat 1,6 mm dan konstanta Hasil rancangan antena secara simulasi
dielektriknya 4,35, maka didapatkan menggunakan software HFSS 12 versi beta, dapat
ditunjukkan pada gambar 3. Spesifikasi antena hasil
rancangan diharapkan memiliki spesifikasi seperti
.............(3) pada tabel 2
Sehingga F didapatkan 6.02164

D. Desain Antena Array Patch Circular


Rancangan antena dengan dua elemen patch
.......(4) merupakan bentuk luasan dari struktur antena
Jari-jari besar peradiasi atau patch adalah 5,950 cm milkrostrip linear array. Bentuk rancangan antena
susun dua elemen patch secara struktur dengan
...(5) penambahan baru pada sisi rangkian saluran transmisi
yaitu sebuah T-Junction. Desain dari antena
mikrokstrip patch circular dengan metode array
Tabel 1. Data Frekensi ditunjukkan pada gambar 3.
Wilayah Channel Frekuensi
Tabel 2. Nilai standar uji yang diharapkan
Global TV_digital 639.25 MHz
MNCTV_digital 639.25 MHz Parameter Nilai

Jember RCTI_digital 639.25 MHz Frekuensi Center 700 MHz

TtansTV 663.25 MHz Return Loss < -10 dB

Trans7 HD 663.25 MHz VSWR < 2 dB

SCTV 554 MHZ Gain > 3dB

ANTV 602 MHz


Global TV 650 MHz
Malang
Metro TV 666 MHz
Trans TV 682 MHz
47
Trans 7 682 MHz

Gambar 3. Desain antena Array Patch Circular

Gambar2. Blok Sistem

Jurusan Teknik Elektro | Fakultas Teknik – Universitas Jember


elektronik Jurnal Arus Elektro Indonesia (eJAEI)

E. Model Pengujian Pengujian Gain


Terdapat dua tahap pengujian yang dilakukan. Hasil dari pengujian gain ditunjukkan pada
Tahap pertama yaitu pengujian secara simulasi atau gambar 7, dimana nilai gain yang didapatkan adalah
dengan menggunakan software HFSS 12 versi beta. 2,8732 dBm.
Pengujian tersebut didasarkan pada parameter uji
yang diinginkan. Sedangkan tahap kedua yaitu B. Pengujian Fungsi Antena Mikrostrip
pengujian fungsi dengan melakukan pengaplikasian Pengujian fungsi antena mikrostrip dilakukan pada
antena terhadap penerimaan sinyal TV dilapangan. dua tempat yaitu di kota Jember dan Surabaya.
Dalam proses ini nantinya hasil sinyal tangkapan akan Pengujian tersebut didasarkan atas ketersediaan pada
dibandingkan dengan antena referensi atau antena masing - masing kota. Ketersediaan yang dimaksud
monopole dengan frekuensi tengah yang sama yaitu adalah banyaknya saluran TV yang dapat tercakup.
700 Mhz. Hal ini ditunjukkan pada tabel 3 dan 4.

IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Pengujian Secara Simulasi


Dalam tahap ini, parameter-parameter yang diuji
yaitu return loss, VSWR, gain, bandwidth, pola
radiasi dan polarisasi.
Pengujian Return Loss
Berdasarkan pada gambar 4, nilai return loss yang
didapatkan adalah -23,1962 dB. Hasil dari pengujian
return loss ditunjukkan pada gambar 4.
Gambar 6. Bandwidth
Pengujian VSWR
Hasil dari pengujian VSWR ditunjukkan pada
gambar 5, nilai VSWR yang didapatkan adalah 1,1487
dB.
Pengujian Bandwidth
Hasil dari pengujian bandwidth ditunjukkan pada
gambar 6, dapat diketahui frekuensi tertinggi yaitu
710 Mhz dan frekuensi terendah yaitu 692 Mhz.
Dengan diketahui kedua frekuensi tersebut maka
didapatkan lebar bandwidth yaitu 17,5436 Mhz.

Gambar 7. Gain

Tabel 3. Data Hasil Pengujian Kota Jember


Antena Antena
Ketinggian mikrostrip referensi

Area
Permukaan Channels sinyal Channels sinyal
Gambar 4. Return Loss
Global Global
MNC_TV MNC_TV
Rembangan

410 m RCTI 6 RCTI 6


Trans_TV Trans_TV
48 Trans7 Trans7
Global Global
Tegal

130 m MNC_TV 4 MNC_TV 0


Gambar 5. VSWR Gede
RCTI RCTI
Jl. Trans_TV

127 m 4 0 0
Mstrip Trans7

Jurusan Teknik Elektro | Fakultas Teknik – Universitas Jember


elektronik Jurnal Arus Elektro Indonesia (eJAEI)

V. PENUTUP
Tabel 4. Pengujian Fungsi Kota Surabaya
A. Kesimpulan
Keting Antena Antena Berdasarkan pembuatan dan pengujian yang telah
gian mikrostrip referensi
Area dilakukan dari penelitian dengan judul “Perancangan
Permu
kaan Channels sinyal Channels sinyal
dan Realisasi Antena mikrostrip 700 MHz Model
Patch Circular Dengan Metode Linear Array Sebagai
SCTV SCTV penerima TV Digital” maka dapt ditarik beberapa
ANTV ANTV kesimpulan sebagai berikut:
Jl. Jend S.
872 m Trans 7 6 Trans 7 4 1. Secara simulasi HFSS, antena mikrostrip yang
Parman Trans TV Trans TV dibuat sudah memenuhi target yang diinginkan untuk
Metro Metro
beberapa parameter. Parameter-parameter tersebut
ITS antara lain frekuensi tengah yaitu 700 MHz, return
SCTV SCTV
(Gd.
loss sebesar -23.1962 dB , VSWR sebesar 1.1487 dan
705 m Trans & 4 Trans & 4
Informati Bandwidth sebesar 17,5346 Mhz . Hanya gain yang
Trans TV Trans TV
ka) tidak memenuhi standar yang diinginkan atau >3dBm.
ITS SCTV Antena mikrostrip hasil hanya memiliki nilai gain
(Gd. 692 m Trans 7 4 0 0 2.8732 dBm
Robotika) Trans TV 2. Ukuran feed line, saluran pencatu dan T-Junction
Taman sangat mempengaruhi hasil parameter-parameter uji
660 m 0 0 0 0 dari antena, apabila kita mengurangi atau menambah
Bungkul
besar kecilnya dimensi antena maka hasil parameter
dari simulasi bisa semakin bagus atau semakin jelek.
3. Ketinggian letak pengujian sangat berpengaruh
pada hasil sinyal tangkapan. Apabila ketinggian dan
jarak daerah uji antena mikrostrip dekat dengan
pemancar maka hasil sinyal tangkapan semakin baik
dan semakin rendah daerah uji, maka semakin rendah
pula hasil sinyal yang dapat ditangkap.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitan yang telah dilakukan,
terdapat beberapa saran untuk lebih menyempurnakan
hasil penelitian ini atau untuk dikembangkan lebih
Gambar 8. Grafik pengujian kota Jember lanjut antara lain:
1. Pada perancangan antena dapat menggunakan
software CST Microwave Studio untuk perancangan
serta simulasi yang lebih komplek.
2. Untuk memperoleh parameter antena yang lebih
baik lagi antena array 2 elemen patch dapat di array
lagi lebih dari 2 patch dan bentuk patch circular dapat
diganti dengan bentuk lain.
3. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dilakukan
pengujian pada parameter – parameter yang belum
diuji.

Gambar 9. Grafik Pengujian Kota Malang DAFTAR PUSTAKA


Pengujian Fungsi Kota Jember
Berdasarkan pada tabel 3, maka penulis dapat [1] Balanis, Constantine A ,2005. Antena Theory Analysis and
Design, third edition, Canada Willey inc.
mengubahnya dalam bentuk grafik yang dapat [2] http ://ephirahmawati.wordpress.com//2013/02/19/ parameter-
ditunjukkan pada gambar 8. antena/ pada (09:50 WIB) 16/0102015
[3] Balanis, Constantine A ,2005. Antena Theory Analysis and 49
Pengujian Fungsi Kota Surabaya Design, third edition, Canada Willey inc.
[4] Hardiati, Wahyu. (2011) “Antena array 4 patch mikrostrip
Berdasarkan pada tabel 4, maka penulis dapat circular pada frekuensi 2300-2400 MHz” Bandung: Peneliti
mengubahnya dalam bentuk grafik yang dapat Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi (PPET-LIPI)
diditunjukkan pada gambar 9. Pada grafik
digambarkan bahwa semakin rendah daerah letak
pengujian, maka sinyal siaran TV yang dapat
ditangkap semakin rendah.

Jurusan Teknik Elektro | Fakultas Teknik – Universitas Jember

Anda mungkin juga menyukai