Anda di halaman 1dari 22

ANTENA MIKROSTRIP

Disusun Oleh:
Afif M Nur Fikri

125060300111037

Arum Kusuma Sakti

145060301111072

Raka Ekananda

145060301111049

Saiful Fathan

145060307111014

Yusuf Adi Nugroho

145060301111065

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi
para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Malang, 19 September 2016

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori


Antena merupakan suatu alat yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi
gelombang elektromagnetik lalu dipancarkan ke ruang bebas, serta antenna
sendiri dapat menangkap gelombang elektromagnetik yang akan dirubah
menjadi sinyal listrik.[1]
Antena mikrostrip dapat didefinisikan sebagai salah satu jenis antenna
yang memiliki bentuk potongan ukuran sangat tipis/kecil. Kemampuan
beroperasi antena mikrostrip ditentukan oleh bentuk antenna, misal bentuk
antena dengan patch persegi atau persegi panjang atau lingkaran. Antenna
mikrostrip memiliki kelemahan, salah satunya yaitu bandwidth yang sempit.
Salah satu teknik untuk meningkatkan bandwidth adalah dengan teknik
coupling.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya, yaitu:
1) Bagaimana sejarah dan pengenalan tentang antenna mikrostrip?
2) Bagaimana rectangular patch pada antenna mikrostrip?
3) Bagaimana circular patch pada antenna mikrostrip?
4) Bagaimana prinsip coupling pada antenna mikrostrip?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui sejarah dan pengenalan tentang antenna mikrostrip.
2. Mengetahui bentuk antenna mikrostrip rectangular patch.
3. Mengetahui bentuk antenna mikrotsrip circular patch.
4. Mengetahui prinsip coupling pada antenna mikrostrip.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengenalan/Sejarah Antena Mikrostrip


2.1.1 Sejarah Antena Mikrostrip
Antena mikrostrip dikenalkan pertama kali pada tahun 1950, dan antenna
jenis mikrostrip mulai dikembangkan secara serius pada tahun 1970. Melalui
penelitian yang panjang, bahwa kemampuan antenna mikrostrip ditentukan
atau diatur oleh bentuknya. Antena mikrostrip merupakan antenna yang
paling popular pada saat ini. Hal ini dikarenakan antenna tersebut sangat
cocok digunakan untuk perangkat telekomunikasi sekarang yang sangat
memperhatikan bentuk dan ukurannya.[6]
2.1.2 Pengertian Antena Mikrostrip
Berdasarkan asal katanya, mikrostrip terdiri dari kata micro yaitu
sangat tipis/kecil dan strip yang berarti potongan. Sehingga antenna
mikrostrip ini dapat didefinisikan sebagai antenna yang mempunyai
bentuk seperti potongan ukuran yang sangat tipis/kecil. Parameter umum
dalam antenna mikrostrip meliputi VSWR, Gain, Return Loss, serta
Bandwidth. Bagian bagian yang terdapat antenna mikrostrip terdiri dari 3
bagian, yaitu patch, substrat, dan ground plane. Antenna ini dapat
diaplikasikan menjadi mobile and satellite communication application,
RFID, WiMax, WLAN, bandpass filer, radar, telemedicine, dan GPS. [6]

Gambar 1. Antena Mikrostrip


(Sumber : http://casdoper.blogspot.co.id/2014/02/antena-mikrostrip.html)

a. Patch

Patch pada umumnya terbuat dari bahan konduktor seperti tembaga


atau emas yang bentuknya bermacam-macam. Bentuknya dapat
dibuat bermacam-macam seperti lingkaran, persegi, persegi
panjang, segitiga, dll. Patch ini memiliki fungsi untuk
meradiasikan gelombang elektromagnetik ke udara. Patch dan
saluran pencatu pada umumnya terletak diatas substrat. Tebal patch
dibuat sangat tipis (t << 0; t = ketebalan patch). [1]
b. Substrate dielectric
Substrat terbuat dari bahan dielektrik. Karakteristik dari substrat
sendiri sangat besar pengaruhnya terhadap parameter yang ada
pada antenna. Pengaruhnya terhadap parameter diantaranya adalah
pada bandwidth. Penambahan ketebalan substrat akan
memperbesar bandwidth pula. [1]
c. Ground Plane
Ground plane dapat terbuat dari bahan konduktor. Ukurannya ratarata selebar dan sepanjang substrat tetapi dapat dirubah untuk
optimasi dari antenna mikrostrip sendiri. Fungsi dari ground plane
ini yaitu sebagai ground dari antenna. [1]
2.1.3 Kekurangan dan Kelebihan Antena Mikrostrip
Keuntungan menggunakan antena mikrostrip: [2]
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.

Bobot ringan dan ukuran kecil


Biaya murah, dan dapat diproduksi dalam jumlah banyak.
Tidak perlu catu tambahan.
Mendukung untuk polarisasi linier dan sirkular.

Kekurangan menggunakan antena mikrostrip: [2]


Bandwidth kecil atau sempit.
Efisiensi rendah.
Gain rendah.
Daya rendah.

2.1.4 Jenis-jenis Antena Mikrostrip [4]


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Antena mikrostrip patch persegi panjang (rectangular).


Antena mikrostrip patch persegi (square).
Antena mikrostrip patch lingkaran (circular).
Antena mikrostrip patch elips (elliptical).
Antena mikrostrip patch segitiga (triangular).
Antena mikrostrip patch circular ring.

Gambar 2. Bentuk Patch Antena


(Sumber : http://casdoper.blogspot.co.id/2014/02/antena-mikrostrip.html)
2.2 Rectangular Patch
Rectangular Patch merupakan patch dengan bentuk persegi panjang.
Rectangular patch sendiri adalah bentuk yang paling sering digunakan tidak
hanya untuk patch inti tetapi juga digunakan untuk patch saluran transmisi.
Pada Gambar 3 terdapat elemen peradiasi yang terdiri atas parameter lebar
(W) dan panjang (L). [3]

Gambar 3. Antena Mikrostrip Rectangular Patch


(Sumber : http://casdoper.blogspot.co.id/2014/02/antena-mikrostrip.html)
Berikut merupakan formula untuk merancang antena mikrostrip bentuk
rectangular patch:
Frekuensi resonansi antenna merupakan frekuensi kerja antenna, pada
frekuensi tersebut seluruh daya dipancarkan secara maksimal. Pada umumnya
frekuensi resonansi merupakan acuan frekuensi kerja antenna. Frekuensi
Resonansi dirumuskan dengan:

f mn=

c
2 e

[( )

2 1
2

( )]

m 2 n
+
Leff
W

Lebar elemen peradiasi


W=

c
+1
2f 0 r
2

Dimana c adalah kecepatan cahaya di ruang bebas sebesar 3x108 m/s ,


0 adalah frekuensi kerja dari antena , dan r adalah konstanta dielektrik dari
bahan substrat. M dan n adalah indeks mode pada arah x dan y. [3]
Untuk menentukan panjang patch (L) diperlukan diperlukan parameter
L yang merupakan pertambahan dari panjang (L) akibat fringing effect .
Pertambahan panjang dari L (L) dirumuskan sebagai berikut:
W
+0.264)
h
L=0.412h
W
( reff 0.258)( +0.8)
h
( reff + 0.3)(

Dimana h merupakan tinggi dari substrat dan reff adalah konstanta


dielektrik. [3]
Nilai konstanta dielektrik efektif:
reff =

r +1 r 1
+
2
2

( 1+121 h/ W )

Dengan demikian panjang patch (L) diberikan oleh:


L=Leff 2 L
Dimana Leff Panjang elemen peradiasi efektif :
Leff =

c
2 f 10 e

2.3 Circular Patch


Circular Patch merupakan patch dengan bentuk lingkaran. Circular patch
rata-rata digunakan untuk patch inti, karena untuk patch saluran transmisi yang
digunakan adalah rectangular patch.

Gambar 4. Antena Mikrostrip Circular Patch


(Sumber : http://casdoper.blogspot.co.id/2014/02/antena-mikrostrip.html)
Pemodelan antena microstrip patch lingkaran sebagai rongga silinder,
dibatasi sisi atas dan bawahnya oleh dinding elektrik dan pada sisinya oleh
dinding magnetik, yang dapat menjadi tm mode resonan height-independent,
medan listrik pada rongga dapat dihitung dengan:
E z=E ft J n ( k p ) cos n

'

Dimana Jn (kp) adalah fungsi bessel pada orde n, k = (/c)

=frekuensi lingkaran, c=kecepatan cahaya pada ruang hampa, Sigma


r=konstanta dielektrik relatif dari subtrasi) dan (rho,teta,z) adalah koordinat
silinder. [5]
Persamaan karakteristik untuk frekuensi resonansi dari antena mikrostrip
patch lingkaran dapat ditulis:
J 'n ( ka )=0
Untuk mode dominan (TM11), frekuensi resonansi dapat diperoleh
dengan menggunakan persamaan:

f r=

1.84118 c
2 ae r

Dimana ae merupakan radius efektif dari patch lingkaran. [5]


Mode-mode yang dapat mendukung antena patch lingkaran dapat dilihat
dengan menafsirkan patch, groundial dan material ialekt dua lingkaran cavity.
Seperti patch persegi panjang,
Frekuensi resonansi:
X 'mn
( f r )mn ()=
2 a

( )

Dimana

: jari-jari dari patch lingkarannya

Xmn : turunan dari fungsi Bessels Jm (x)


2.4 Teknik Pencatuan
Teknik pencatuan pada antena mikrostrip merupakan teknik untuk
mentransmisikan energi elektromagnetik pada antena. Terdapat beberapa metode
dalam teknik pencatuan pada antena mikrostrip, baik secara terhubung
(contacting), maupun secara tidak terhubung (non-contacting). Pada metode
terhubung, daya RF dicatu secara langsung ke patch peradiasi menggunakan
elemen penghubung, seperti microstrip line. Pada metode tidak terhubung
dilakukan pengkopelan medan elektromagnetik untuk menyalurkan daya antara
microstrip line dengan patch peradiasi. [2]
Ada 4 teknik pencatuan yang sering digunakan pada antena mikrostrip:
1. Microstrip line feed
Pada teknik pencatuan ini saluran pencatu dihubungkan secara langsung
pada ujung antena mikrostrip.
2. Coaxial feed
Teknik pencatuan yang bisa dilakukan untuk mencatu patch antenna
mikrostrip. Konduktor dalam konektor coaxial meluas melalui dielektrik
dan disolder ke patch peradiasi, sedangkan konduktor luar terhubung ke
ground.
3. Aperture coupled feed
Pada teknik pencatuan ini, patch peradiasi dan saluran pencatu dipisahkan
oleh ground plane. Pengkopelan antara patch dengan saluran pencatu
dilakukan melalui sebuah aperture kecil yang berupa slot pada bidang
ground plane.
4. Proximity coupled feed

Teknik pencatuan proximity coupled feed dapat juga disebut


electromagnetically coupled. Konfigurasi dari teknik pencatuan jenis ini
adalah dengan menggunakan dua lapisan substrat dielektrik, dimana
saluran pencatu terletak diantara kedua substrat tersebut. Pada substrat
bagian atas terdapat patch peradiasi.

BAB III
METODOLOGI

3.1 Buatlah project baru seperti gambar dibawah.

Gambar 5. Create new


project

3.2 Pilih template yang diinginkan, pilih MW & RF Optical lalu pilih Antenna.

Gambar
6. Pilih
template
3.3 Pilih antenna yang ingin
dibuat,
pilih
antenna planar (patch, slot, etc.).

Gambar 7. Pilih antenna

3.4 Pilih Time Domain seperti gambar dibawah.

3.5 Lalu samakan units seperti gambar dibawah.


Gambar 8. Pilih timedomain

Gambar 9. Unit

3.6 Lalu tulislah range frekuensi seperti gambar dibawah, contohnya untuk
frekuensi Wi-Fi.

Gambar 10. Range


frekuensi

3.7 Lalu beri nama file seperti pada gambar.

3.8 Kemudian isikan

Gambar 11. Template


nameseperti gambar
parameter

dibawah.

Gambar 12. Parameter


3.9 Proses pembuatan Substrat.

Klik modeling lalu pilih dan klik Brick.

Isikan rumus seperti gambar dibawah.

Gambarcara
13. Pembuatan
W load from material
3.10 Isikan material dengan
: Klik Material lalu klik
substrat
library lalu pilih dan klik material FR4 lalu load lalu klik OK.

Gambar 14. Material


substrat

Hasil :

Gambar 15.Gambar
Substrat
17. Substrat

3.11

Proses pembuatan Patch.


Klik modeling lalu pilih dan klik Brick.
Isikan parameter seperti gambar
Copper(annealed).

dibawah

dengan

material

Sp
Sp

Hasil :

3.12

Gambar 16. Pembuatan


Patch

Proses pembuatan Saluran Transmisi.


Klik modeling lalu pilih dan klik Brick.
Isikan parameter seperti gambar
Gambar 17. Patch
Copper(annealed).

dibawah

dengan

material

Ls
Gambar 18. Pembuatan Saluran
Transmisi

Hasil :

Ws

Gambar 19. Saluran Transmisi

3.13

Menggabungkan bangun Patch dan Saluran Transmisi.


Blok bangun Patch dan Saluran Transmisi lalu pilih Boolean lalu Add +

Hasil :
Gambar 20. Penggabungan Patch dan Saluran
Transmisi

Gambar 21. Patch dan Saluran Transmisi

3.14

Proses pembuatan Ground Plane


Klik modeling lalu pilih lalu klik Brick.
Isikan parameter seperti gambar
Copper(annealed).

dibawah

dengan

material

Lg
Wg
Hasil :

3.15

Gambar 22. Pembuatan Ground

Gambar 23. Ground

Proses pembuatan Port


Pada ujung saluran transmisi, dengan icon active rotation mode, rotate
pada bagian bawah antenna lalu zoom bagian bawah patch dengan icon
active dynamic zoom mode.
Klik menu object lalu Pick lalu Pick Face lalu double klik pada bagian
bawah patch tersebut sampai muncul dot merah.

Gambar
24. Pembuatan Port
Hasil
:

Gambar 25. Port

3.16 Klik menu macros lalu pilih solver lalu pilih port lalu calculate port
extension coefficient lalu klik calculate lalu klik construct port from picked
face.

Gambar 26. Kalkulasi Port

Hasil :

Gambar 27. Hasil Kalkulasi Port

3.17

Proses Simulasi

Pilih dan klik Simulation lalu klik intersection check lalu centang
Electromagnetic lalu klik check.

3.18

Intersection Check
Klik FieldGambar
Monitor28.lalu
Pilih dan klik E-Field lalu pilih apply

Gambar 29.E-Field

Pilih dan klik H-Field dan Surface current lalu pilih apply

Gambar 30.H-Field dan Surface Current

Pilih dan klik Electric energy density lalu pilih apply

Gambar 31.Electric energy density

Pilih dan klik Magnetic energy density lalu pilih apply

Gambar 32.Magnetic energy density

Pilih dan klik Farfield/RCS lalu pilih apply kemudian klik OK

3.19

Klik toolbar setup solver lalu pilih start.


Gambar 33.Farfield/RCS

Gambar 34.Time Domain Solver

3.20

Cek Parameter.

Gambar
35.Parameter
CheckLoss
Untuk mengetahui
Return

klik S-Parameters
Untuk mengetahui VSWR klik VSWR
Untuk mengetahui Polarisasi dan Polaradiasi klik Farfield
o Gain dan Directivity ada didalam menu Farfield.

Contoh Hasil Return Loss :

Contoh Hasil VSWR :


Gambar 36.Hasil Return Loss

Contoh Farfield :

Gambar 37.Hasil VSWR

Gambar 38.Hasil Farfield

Contoh Gain :

Gambar
39.Hasil Gain
Contoh
Directivity:

Gambar 40.Hasil Directivity

3.21

Antena Mikrostrip Sederhana

Gambar 41.Hasil
Antenna

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Antena mikrostrip merupakan antenna yang bobotnya ringan dan memiliki
ukuran yang kecil dengan biaya pembuatan murah dan juga mendukung polarisai
linier dan sirkular serta tidak memerlukan catu tambahan. Walaupun begitu
antenna mikrostrip juga memiliki kekurangan yaitu efisiensi rendah, bandwidth
sempit dan penguatan yang rendah.
Maka dari itu antenna mikrostrip ini memiliki patch dan ground yang
berbeda-beda dan dapat dibentuk sesuai kreasi supaya mendapatkan hasil yang
baik. Tidak lupa juga dalam pemilihan substrat juga mempengaruhi dalam hasil
yang diinginkan, serta antenna mikrostrip ini memiliki teknik-teknik
penggabungan atau bisa disebut coupling supaya antenna yang diingkan nanti
memiliki parameter yang baik.
4.2 Saran
Pada makalah ini, masih banyak kekurangan dan kesalahan, maka dari itu
perlu adanya saran dan tambahan informasi dari pembaca. Sehingga pembaca
dapat memahami tentang antenna mikrostrip.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

[1] Balanis, Constantine A. 2005. Antenna Theory: Analysis and Design Third
Edition. John Wiley & Sons, Inc : New Jersey
[2] Cahyo, Rahmat Dwi, Yuli Christyono, Imam Santoso. Perancangan dan
Analisis Antena Mikrostrip Array dengan Frekuensi 850 Mhz Untuk
Aplikasi Praktikum Antenna. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro,
Semarang
[3] Darwis, Rizadi Sasmita, Eko Setijadi, Gamantyo Hendrantoro. Perancangan
dan Pembuatan Antena Mikrostrip pada Frekuensi 145.9 Mhz dan 436.5
Mhz Terpolarisasi Sirkular dan Berpolaradiasi Direksional Untuk
Portable Transceiver Satelit. Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi
Sepuluh November, Surabaya
[4] Fahrazal, Muhammad. 2008. Rancang Bangun Antenna Mikrostrip Array.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Jakarta
[5] Fauzi, Achmad. 2010. Antena Mikrostrip Slot Lingkaran untuk Memperlebar
Bandwith dengan Teknik Pencatu Coplanar Waveguide pada Frekuensi
2,3 Ghz. Teknik Elektro Universitas Indonesia, Jakarta
[6] Iqbal, Muhammad. 2014. Antena Mikrostrip.
http://casdoper.blogspot.co.id/2014/02/antena-mikrostrip.html [9
Spetember 2016]

Anda mungkin juga menyukai