1. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Antena merupakan suatu bagian terpenting dan tak terpisahkan dalam sistem
telekomunikasi nirkabel pada saat ini. Saat ini banyak sekali yang berupaya bagaimana
aplikasi untuk memaksimalkan kinerja antena supaya meminimalisir gangguan saat
melakukan komunikasi. Dikarenakan oleh kebutuhan antena yang memiliki performa
yang tinggi maka teknologi perancangan antena juga harus semakin berkembang.
Antena mikrostrip merupakan salah satu antena yang dapat memenuhi kebutuhan ini.
Antena mikrostrip memiliki beberapa kelebihan dari antena lainnya yaitu
bentuknya kecil, tipis, dan memiliki bobot yang ringan, dan sangat mudah untuk
difabrikasi, dapat membangkitkan polarisasi linear(vertikal dan horizontal) atau
melingkar dengan hanya menggunakan teknik pencatuan yang sederhana. Akan tetapi
antena mikrostrip memiliki kelemahan, yaitu gainnya rendah, bandwidth yang sempit,
efisiensi rendah, dan menimbulkan gelombang permukaan yang akan menyebabkan
masalah pada antena mikrostrip.
Gelombang permukaan ini dapat meningkatkan jumlah sidelobe, mengurangi
efisiensi antena, menaikan nilai VSWR, meningkatkan return loss. Salah satu untuk
menanggulangi masalah ini dengan menggunakan teknik Defective Ground Structure
(DGS) yaitu dengan cara mencacatkan (defecting) pada sisi grounding antena
mikrostrip. Yang dimaksud mencacatkan disini adalah memberikan beberapa etchingan
pada sisi ground antena. Teknik DGS ini akan menekan gelombang permukaan yang
ditimbulkan oleh antena mikrostrip sehingga dapat memperbaiki parameter-parameter
antena sehingga performa antena mikrostrip akan menjadi lebih baik.
2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan
dibahas dalam tugas akhir ini, yaitu :
1. Bagaimana cara membuat antena rectangular- triangular array 4 elemen
2. Bagaimanak cara membuat Defective Ground Structure (DGS)
3. Bagaimana perbandingan antara mikrostrip dengan DGS dan tanpa teknik DGS
4. Bagaimana cara menaikkan parameter-parameter antena mikrostrip
5. Bagaimana cara mengimplementasikan antena mikrostrip rectangular – triangular
array 4 elemen dengan teknik DGS
2
3. Tujuan
Tujuan tugas akhir ini adalah membuat antena mikrostrip rectangular-triangular
array 4 elemen dengan teknik Defective Ground Structure (DGS) untuk meningkatkan
performa parameter kinerja antena.
4. Manfaat
Manfaat dari pembuatan tugas akhir ini adalah untuk membuktikan teknik DGS
untuk antena mikrostrip dapat meingkatkan performansi parameter kinerja antena dan
dapat diimplementasikan
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antena Mikrostrip
Antena mikrostrip merupakan salah satu dari berbagai jenis antena yang ada pada
saat ini. Ide dari antena mikrostrip mulai berkembang sejak tahun 1953 dan telah
dipatenkan tahun 1955 namun baru mulai mendapatkan perhatian yang serius sejak
tahun 1970-an. Antena mikrostrip telah diaplikasikan pada berbagai bidan seperti
komunikasi satelit, komunikasi radar, militer, aplikasi bergerak, dan kesehatan.
Struktur dasar dari antena mikrostrip terdiri dari 3 elemen lapisan. Yaitu elemen
peradiasi (radiation patch), substrat, dan elemen pentanahan (ground plane) seperti
gambar dibawah ini:
4
Grafik VSWR area yang bernilai 1 sampai dengan 2
Rumus-Rumus VSWR :
VR = Tegangan Pantul
VT = Teganagan yang di transmisikan
PR = Daya Pantul
PT = Daya yang di transmisikan
V0+ = Tegangan Gelomabang yang di transmisikan
V0- = Tegangan Gelomabng yang di pantulkan
6
D= Directivity
U= intensitas radiasi
Uo= Intensitas radiasi pada sumber isotropik
Prad= Daya radiasi
2.2.4 Pola Radiasi
Polarisasi antena adalah arah medan listrik yang diradiasikan oleh antena. Jika arah
tidak ditentukan maka polarisasi merupakan polarisasi pada arah gain maksimum.
Polarisasi dari energi yang teradiasi bervariasi dengan arah dari tengah antena, sehingga
bagian lain dari pola radiasi mempunyai polarisasi yang berbeda.
Polarisasi dari gelombang yang teradiasi didefinisikan sebagai suatu keadaan gelombang
elektromagnet yang menggambarkan arah dan magnitudo vektor medan elektrik yang
bervariasi menurut waktu. Selain itu, polarisasi juga dapat didefinisikan sebagai
gelombang yang diradiasikan dan diterima oleh antena pada suatu arah tertentu. Polarisasi
dapat diklasifikasikan sebagai linear (linier),circular (melingkar), atau elliptical (elips).
7
i. medan harus mempunyai 2 komponen yang saling tegak lurus linier
ii. kedua komponen tersebut harus mempunyai magnitudo yang sama
iii. kedua komponen tersebut harus memiliki perbedaan fasa waktu pada
kelipatan ganjil 900
Polarisasi melingkar bagi menjadi dua, yaitu Left Hand Circular
Polarization (LHCP) dan Right Hand Circular Polarization (RHCP). LHCP terjadi
ketika d = +𝜋/2 sebaliknya d = -𝜋/2
8
Gambar rentang Frekuensi yang menjadi Bandwidth
𝑓2 −𝑓1
𝐵= ................................................................................................. (10)
𝑓𝑐
f1 = frekuensi terendah
fc = frekuensi tengah
9
2.2.6 Input Impedance
Sebuah patch antena mikrostrip terdiri dari sebuah patch dengan bentuk geometri
planar pada satu sisi substrat dielektrik, serta bagian pentanahan (grounding) pada sisi
yang lain. Terdapat banyak pola patch untuk antena mikrostrip, namun pada dasarnya
bentuk konfigurasi patch yang dapat digunakan di dalam merancang suatu antena
mikrostrip seperti bujur sangkar, persegi empat, ring dan el1ips.
Perancangan sebuah patch peradiasi dari sebuah antena mikrostrip dibuat pada sisi
permukaan lapisan atas dari dielektrik substrate. Salah satu bentuk umum dari patch
peradiasi adalah persegi panjang, disamping bentuk lingkaran (circular) dan segi tiga
(triangular).
Gambar 2.3 memperlihatkan struktur sebuah patch dari antena mikrostrip pada
lapisan permukaan dielektrik substrate dengan ketebalan (h), dimana patch persegi
panjang dengan dimensi ukuran panjang (L) dan lebar (W) dengan ketebalan (t)
konduktor patch. Pada sisi lapisan bawah konduktor dijadikan sebagai bidang ground.
Bentuk struktur dari patch persegi panjang terhadap frekuensi resonansi (fr)
dipengaruhi oleh mode dominan propagasi gelombang tranverse magnetic (TM) mn,
10
dimana m dan n mode orde. Sehingga dimensi patch persegi panjang diperoleh melalui
persamaan:
𝑓𝑟 =
1
𝑐 𝑚 2 𝑛 2 2
2√𝜖𝑟
[( 𝐿 ) + (𝑊) ] ………………………..(1)
Untuk mencari nilai W atau lebar dari patch dapat menggunakan persamaan (2)
………………………………………………….(2)
Untuk sisi panjang efektif patch bujur sangkar dengan pertimbangan terhadap efek
fringing pada sisi tepi peradiasi diperluas dengan menambahkan ΔL seperti yang terlihat
pada gambar 4. Besarnya ΔL dapat diperhitungkan dengan persamaan:
𝑊
(𝜀𝑟𝑒𝑓f +0.3)( +0.264)
ℎ
∆𝐿 = 0.412ℎ 𝑊 .................................................. (4)
(𝜀𝑟𝑒𝑓𝑓 −0.258)( +0.8)
ℎ
Dimana,
11
1
𝜀𝑟 +1 𝜀𝑟 −1 1+12ℎ −2
𝜀𝑟𝑒𝑓𝑓 = + ( ) ...................................................... (5)
2 2 𝑊
Sehingga panjang efektif untuk sisi patch bujur sangkar diperoleh melalui
persamaan:
𝐿𝑒𝑓𝑓 = 𝐿 + 2∆𝐿 .......................................................................... (6)
12
3. Cara Kerja Alat
Antena ini bekerja sebagai penerima siaran TV digital yang bekerja pada
frekuensi UHF dari 500-600 MHz. Antena mikrostrip ini akan
memperlihatkan kinerja dengan menggunakan teknik grounding (DGS) dan
tanpa DGS. Dengan membuat ukuran parameter antena sesuai yang
dibutuhkan lalu dibuat Etchingan sedikit pada sisi grounding untuk
meningkatkan performansi antena mikrostrip.
1. Diagram Blok
13
D. Jadwal Pelaksanaan
Tabel 1. Jadwal kegiatan Tugas Akhir
E. Perkiraan Biaya
Tabel 3. Perkiraan biaya
No Nama Barang Jumlah Harga
1. Drone MJX101 1 Rp.1.000.000
2. Kamera Syma X5C-13 1 Rp. 300.000
3. Plat aluminium 1mx2m Rp. 60.000
4. TFT LCD 7 inch 1 Rp. 415.000
5. SMA connector 3 @Rp. 34.000
6. RP-SMA connector 3 @Rp. 36.000
8. Kabel coaxial RG6 300 meter Rp. 520.000
9. Kabel RCA 5 meter Rp. 48.000
10. Kawat copper 10 meter Rp. 40.000
12. Transmitter 5.8GHz 1 Rp. 1.375.000
13. Receiver 5.8GHz 1 Rp. 1.375.000
15. Biaya tak terduga Rp. 400.000
14
Jumlah Rp. 5.743.000
DAFTAR PUSTAKA
Artiyasa, Marina, dkk. 2015. RANCANG BANGUN ANTENA HELIX DAN
SIMULASI DENGAN SOFTWARE MMANAGAL UNTUK APLIKASI
PENGUAT WIFI. Jurnal Rekayasa Nusaputra Vol.1, No. 1.
Fadila, Dwi, dkk. 2010. Antena Biquad untuk WLAN 2,4 GHz. Jurnal EECCI
Vol. IV, No. 2, Desember.
Ibrahim, Reza A. 2013. Desain dan Realisasi Antena Bowtie Pada Frekuensi 500
MHz – 700 MHz untuk Aplikasi TV Digital (DVB-T dan DVB-T2) di
Indonesia. Bandung. Institut Teknologi Telkom.
Liao, Dun Wei, dkk. 2016. A Novel Impedance Matching Method of Helix Antena.
Cina: Xidian University.
Moon, Ivan, dkk. 2009. Antena Project EE172 Extra Credit Project. Amerika:
San Jose State University.
Rismarani, Bertha. 2016. RANCANG BANGUN ANTENA AMOS 5 ELEMEN
DAN ANTENA HEXAQUAD UNTUK MENINGKATKAN LEVEL SINYAL
4G LTE PADA PERANGKAT MiFi FREKUENSI 2,3 GHz “Antena
Hexaquad”. Makalah Antena dan Propagasi Mahasiswa Politeknik Negeri
Jakarta.
15
Setijadi, Eko, dkk. 2012. Desain Antena Helix Dan Loop Pada Frekuensi 2.4 GHz
Dan 430 MHz Untuk Perangkat Ground Station Satelit Nano. Jurnal Teknik
ITS Vol.1, No. 1.
16