LAPORAN PRAKTIKUM KE 1
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Antena dan Propagasi
Oleh:
Kelompok 2
Nama Praktikan : Puput Nurfaidah T. 181331055
Rasendriya Rizq N. A. 181331056
Regina Nur Shabrina 181331057
Reyhan Rachman 181331058
Kelas : 2B-2
Tanggal Percobaan : 26 Februari 2020
Tanggal Pengumpulan : 4 Maret 2020
Dosen Pengajar : Asep Barnas S., BSEE., MT.
Hanny Madiawati, S.ST., M.T.
2
a. Patch
Pada umumnya patch terbuat dari bahan konduktor seperti
tembaga atau emas yang mempunyai bentuk bermacam-
macam. Bentuk patch ini bisa bermacam-macam, lingkaran,
persegi, persegi panjang, segitiga, ataupun annular ring.
Patch ini berfungsi untuk meradiasikan gelombang
elektromagnetik ke udara. Patch dan saluran pencatu biasanya
terletak diatas substrat. Tebal patch dibuat sangat tipis (t << λ 0;
t = ketebalan patch).
b. Substrate dielectric
Substrat terbuat dari bahan-bahan dielektrik. Substrat biasanya
mempunyai tinggi (h) antara 0,002λ0 – 0,005λ0. Berfungsi
sebagai media penyalur GEM dari catuan. Karakteristik
substrat sangat berpengaruh pada besar parameter-parameter
antena. Pengaruh ketebalan substrat dielektrik terhadap
parameter antena adalah pada bandwidth. Penambahan
ketebalan substrat akan memperbesar bandwidth.
c. Ground Plane
Ground plane bisa terbuat dari bahan konduktor. Ukurannaya
selebar dan sepanjang substrat. Fungsi ground plane adalah
sebagai ground antena.
3
(biasanya di menara) dengan menggunakan 1/4 panjang gelombang
(quarter wave antenna). Resistansi radiasi ideal = 36,56 .
2.5 VSWR
VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) adalah rasio perbandingan
antara gelombang datang dan gelombang pantul dimana kedua gelombang
tersebut membentuk gelombang berdiri. Gelombang berdiri (Standing
Wave) merupakan gabungan antara refleksi dan interferensi yaitu
geombang pantul menginterferensi gelombang datang sehingga fasa
4
gelombang datang terganggu oleh gelomabang pantul yang mengakibatkan
gelombang datang mengalami kerusakan.
Semakin tinggi nilai VSWR berarti performansi dari antena
tersebut semakin tidak baik atau gelombang yang terinterferensi semakin
besar. VSWR juga dapat di artikan sebagai perbandingan antara
gelombang maksimum dengan gelombang minimum. VSWR merupakan
parameter yang juga sebagai penentu matching antara antena
dan transmitter. Kondisi yang paling di harapkan untuk nilai VSWR
terbaik yaitu bernilai 1 namun untuk nilai VSWR paling besar yang bisa di
toleransi berdasarkan teori yaitu bernilai 2.
Berdasarkan perhitungan dan teori nilai VSWR diperoleh dengan
rumus dasar sebagai berikut:
5
hilangannya suatu daya yang ditransmisikan dan seberapa besar receiver
menerima daya yang di transmisikan dan juga dalam penentuan nilai
performansi berbanding lurus dengan VSWR yaitu semakin kecil nilai
Return lossnya maka akan semakin baik pula performansi antena tersebut.
Hal ini dapat di simpulkan bahwa semakin sedikit daya yang hilang pada
pentransmisian antena maka akan semakin bagus antena tersebut.
Kondisi yang paling di harapkan untuk nilai Return loss terbaik
yaitu kurang dari -10dB karena menyatakan nilai kehilangan suatu
daya namun jika dilihat dalam pengolahan data matematis nilai dari return
loss dinyatakan dengan nilai positif. Jadi nilai return loss maksimum yang di
perbolehkan adalah bernilai 10dB.
Rumus return loss adalah sebagai berikut.
6
b. Antena dipole kecil
c. Antena monopole
d. Antena mikrostrip
5. Ukur return loss pada antena dengan masing – masing frekuensi kerjanya.
Berikut merupakan masing – masing frekuensi kerja pada antena:
a. Antena dipol besar = 130 MHz
b. Antena dipole kecil = 960 MHz
c. Antena monopole = 2,4 GHz
d. Antena mikrostrip = 912 MHz
6. Cari sinyal hingga gelombang sinyal mencapai titik kerja maksimum.
7. Atur M1 ; M2 ; M3 hingga membentuk kurva yang dapat di analisis.
8. Hitung bandwidth dari masing-masing antena.
9. Beri analisis dan kesimpulan.
V. Hasil Praktikum
1. Antena Dipole Besar
7
2. Antena Dipole Kecil
3. Antena Monopole
8
Gambar 1.6 Kurva Antena Monopole
4. Antena Mikrostrip
9
Setelah diukur, didapatkan hasil:
M1 = 14,11 db ; f = 903,1 MHz
M2 = 31,87 db ; f = 912,4 MHz
M3 = 14,11 db ; f = 923,3 MHz
Frekunsi kerja = 912,4 MHz
R/Loss = 31,87 dB
BW = M3 – M1
= 923,3 MHz – 903,1 MHz
= 20,2 MHz
VI. Analisis
Pada praktikum ini kita melakukan pengukuran pada 4 macam antenna yaitu
antena dipole besar, antenna dipole kecil ,antenna monopole, dan antena microstrip.
Yang pertama kita lakukan untuk melakukan pengukuran yaitu kita harus terlebih
dahulu mengkalibrasi sweep analyzer dengan menggunakan kalibrator tigakaki,
kalibrasi dengan cara tekan start call lalu tekan enter. Lalu selanjutnya atur
M1,M2,M3. Lalu berikutnya hubungkan sweep analyzer dengan atena yang ingin
kita ukur. Pada hasil praktikum yang telah kami lakukan pertama kita mengukur
antenna dipole besar , didapat M1 = 16,10 db ; f = 123,3 MHz,M2 = 54,42 db ; f =
133,8 MHz,M3 = 17 db ; f = 148,6 MHz dan frekuensi kerja 133,8 MH dan didapat
R/Loss = 54.42 . Return loss adalah perbandingan antara amplitudo dari
gelombang yang direfleksikan terhadap amplitudo gelombang yang
dikirimkan. Return loss dapat terjadi karena adanya diskontinuitas di antara saluran
transmisi dengan impedansi masukan beban (antena). Nilai dari return loss yang
baik adalah di bawah -9,54 dB, nilai ini diperoleh untuk nilai VSWR ≤ 2 sehingga
dapat dikatakan nilai gelombang yang direfleksikan tidak terlalu besar
dibandingkan dengan gelombang yang dikirimkan. Nilai parameter ini menjadi
salah satu acuan untuk melihat apakah antena sudah dapat bekerja pada frekuensi
yang diharapkan atau tidak. Bandwidth suatu antena didefenisikan sebagai rentang
frekuensi di mana kinerja antena yang berhubungan dengan beberapa karakteristik
10
(seperti impedansi masukan, polarisasi, beamwidth, polarisasi, gain, efisiensi,
VSWR, return loss) memenuhi spesifikasi standar.
Pada pengukuran kedua yaitu pengukuran antena dipole kecil, hasil percobaan ini
membuktikan perbedaan antara antena dipole besar dan dipole kecil. Pada antena
dipole besar didapat nilai R/loss nya lebih besar dibandingkan dengan nilai R/loss
antena dipole kecil. Sama hal nya dengan Bandwidth kedua antenna tersebut. Pada
pengukuran ketiga yaitu antena monopole didapat R/loss sebesar 25,18dB , ini
menunjukan antenna tersebut masih belum dikatakan baik , karena syarat antena
yang baik yaitu apabila nilai R/loss kurang dari 9,54dB. Sama hal nya dengan
pengukuran ke-4 yaitu antenna microstrip, masih lebih dari 10dB.
VII. Kesimpulan
11
VIII. Daftar Pustaka
Antena Propagasi. 2018. “VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) dan Return
loss”.http://antenapropagasi.blogspot.com/2016/02/vswr-voltage-
standing-wave-ratio-dan.html. (Diakses 3 Maret 2020)
Royen, Abi. 2015. “Antena Monopole dan Dipole dan cara Matching”. https://
abi-blog.com/antena-monopole-dan-dipole-dan-cara-matching/.
(Diakses 3 Maret 2020)
IX. Lampiran
12
1. Antena Dipole
2. Antena Monopole
3. Antena Mikrostrip
13
4. Kalibrator 3 kaki ( Open – Short – Beban 50 Ω )
14