Anda di halaman 1dari 14

PENGUKURAN PADA ANTENA MIKROSTRIP,

MONOPOL, DAN DIPOL

LAPORAN PRAKTIKUM KE 1
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Antena dan Propagasi

Oleh:
Kelompok 2
Nama Praktikan : Puput Nurfaidah T. 181331055
Rasendriya Rizq N. A. 181331056
Regina Nur Shabrina 181331057
Reyhan Rachman 181331058
Kelas : 2B-2
Tanggal Percobaan : 26 Februari 2020
Tanggal Pengumpulan : 4 Maret 2020
Dosen Pengajar : Asep Barnas S., BSEE., MT.
Hanny Madiawati, S.ST., M.T.

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
BANDUNG
2020
I. Tujuan
1. Mampu melakukan pengukuran pada antena mikrostrip, monopole, dan
dipole.
2. Mampu menggambarkan kurva respon frekuensi dari antena.
3. Mampu menentukan return loss dari antena.

II. Landasan Teori


2.1 Pengertian Antena
Antena adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah sinyal listrik
menjadi gelombang elektromagnetik kemudian memancarkannya ke ruang
bebas atau sebaliknya yaitu menangkap gelombang elektromagnetik dari
ruang bebas dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Antena juga
tergolong sebagai transduser karena dapat mengubah suatu bentuk energi
ke bentuk energi lainnya.

2.2 Antena Mikrostrip


2.2.1 Pengertian Antena Mikrostrip
Antena mikrostrip pertama kali diperkenalkan pada tahun
1950, dan perkembangannya dilakukan secara serius pada tahun
1970. Melalui beberapa dekade penelitian, diketahui bahwa
kemampuan beroperasi antena mikrostrip diatur oleh bentuknya.
Antena mikrostrip merupakan salah satu antena yang paling populer
saat ini. Hal ini disebabkan karena antena mikrostrip sangat cocok
digunakan untuk perangkat telekomunikasi yang sekarang ini
memperhatikan bentuk dan ukuran.

2.2.2 Karakteristik Antena Mikrostrip


Berdasarkan asal katanya mikrostrip terdiri dari dua kata,
yaitu micro (sangat kecil/tipis) dan strip (bilah/potongan). Antena
mikrostrip secara umum terbagi menjadi tiga bagian yaitu:

2
a. Patch
Pada umumnya patch terbuat dari bahan konduktor seperti
tembaga atau emas yang mempunyai bentuk bermacam-
macam. Bentuk patch ini bisa bermacam-macam, lingkaran,
persegi, persegi panjang, segitiga, ataupun annular ring.
Patch ini berfungsi untuk meradiasikan gelombang
elektromagnetik ke udara. Patch dan saluran pencatu biasanya
terletak diatas substrat. Tebal patch dibuat sangat tipis (t << λ 0;
t = ketebalan patch).
b. Substrate dielectric
Substrat terbuat dari bahan-bahan dielektrik. Substrat biasanya
mempunyai tinggi (h) antara 0,002λ0 – 0,005λ0. Berfungsi
sebagai media penyalur GEM dari catuan. Karakteristik
substrat sangat berpengaruh pada besar parameter-parameter
antena. Pengaruh ketebalan substrat dielektrik terhadap
parameter antena adalah pada bandwidth. Penambahan
ketebalan substrat akan memperbesar bandwidth.
c. Ground Plane
Ground plane bisa terbuat dari bahan konduktor. Ukurannaya
selebar dan sepanjang substrat. Fungsi ground plane adalah
sebagai ground antena.

Gambar 1.1 Bentuk Umum Antena Mikrostrip

2.3 Antena Monopole


Antena monopol polarisasinya hanya pada satu arah. Antena
monopole (sambungan) banyak digunakan untuk siaran komersial pada
AM-band (500-1500 KHz) pelayanan komunikasi land mobile. Antena
monopole terdiri dari 1/2 antena dipole yang diletakkan di atas bumi

3
(biasanya di menara) dengan menggunakan 1/4 panjang gelombang
(quarter wave antenna). Resistansi radiasi ideal = 36,56 .

Gambar 1.2 Bentuk Umum Antena Dipole

2.4 Antena Dipole


Antena dipole memiliki polarisasi linear vertikal. Antena dipole
adalah sebuah antena yang dibuat dari kawat tembaga dan dipotong sesuai
ukuran agar beresonansi pada frekuensi kerja yang diinginkan. Kawat
yang dipakai sebaiknya ukuran AWG (American Wire Gauge) diameter 2
mm atau lebih besar lebih baik secara mechanical strength. Agar dapat
beresonansi, maka panjang total sebuah Dipole (L) adalah 0,5 λ x K, λ
adalah panjang gelombang diudara dan K adalah velocity factor pada
kawat tembaga. Untuk kawat tembaga relatif kecil (hanya beberapa mm),
jika dibandingkan dengan setengah panjang gelombang.

Gambar 1.3 Bentuk Umum Antena Dipole

2.5 VSWR
VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) adalah rasio perbandingan
antara gelombang datang dan gelombang pantul dimana kedua gelombang
tersebut membentuk gelombang berdiri. Gelombang berdiri (Standing
Wave) merupakan gabungan antara refleksi dan interferensi yaitu
geombang pantul menginterferensi gelombang datang sehingga fasa

4
gelombang datang terganggu oleh gelomabang pantul yang mengakibatkan
gelombang datang mengalami kerusakan.
Semakin tinggi nilai VSWR berarti performansi dari antena
tersebut semakin tidak baik atau gelombang yang terinterferensi semakin
besar. VSWR juga dapat di artikan sebagai perbandingan antara
gelombang maksimum dengan gelombang minimum. VSWR merupakan
parameter yang juga sebagai penentu matching antara antena
dan transmitter. Kondisi yang paling di harapkan untuk nilai VSWR
terbaik yaitu bernilai 1 namun untuk nilai VSWR paling besar yang bisa di
toleransi berdasarkan teori yaitu bernilai 2.
Berdasarkan perhitungan dan teori nilai VSWR diperoleh dengan
rumus dasar sebagai berikut:

VR = Tegangan pantul


VT  = Tegangan yang ditransmisikan
PR  = Daya pantul
PT  = Daya yang ditransmisikan
V0+ = Tegangan gelombang yang ditransmisikan
V0- = Tegangan gelomabng yang dipantulkan

2.6 Return Loss


       Return loss adalah salah satu parameter yang digunakan untuk
mengetahui berapa banyak daya yang hilang pada beban dan tidak kembali
sebagai pantulan. Retrurn loss pada dasarnya memiliki asal yang saling
bersinergi dengan VSWR yaitu terjadi disebabkan oleh pencampuran antara
gelombang yang ditransmisikan dan gelombang yang di panutulkan yang
sama-sama menentukan matching antara perangkat transmiter dengan
antena. Return loss juga dapat digunakan untuk melihat atau mengindikasi

5
hilangannya suatu daya yang ditransmisikan dan seberapa besar receiver
menerima daya yang di transmisikan dan juga dalam penentuan nilai
performansi berbanding lurus dengan VSWR yaitu semakin kecil nilai
Return lossnya maka akan semakin baik pula performansi antena tersebut.
Hal ini dapat di simpulkan bahwa semakin sedikit daya yang hilang pada
pentransmisian antena maka akan semakin bagus antena tersebut.
Kondisi yang paling di harapkan untuk nilai Return loss terbaik
yaitu kurang dari -10dB karena menyatakan nilai kehilangan suatu
daya namun jika dilihat dalam pengolahan data matematis nilai dari return
loss dinyatakan dengan nilai positif. Jadi nilai return loss maksimum yang di
perbolehkan adalah bernilai 10dB.
Rumus return loss adalah sebagai berikut.

III. Alat dan Komponen


1. Antena Mikrostrip
2. Antena Monopole
3. Antena Dipole Kecil
4. Antena Dipole Besar
5. Sweep Analyzer
6. Kalibrator Tiga Kaki

IV. Langkah Kerja


1. Siapkan alat dan komponen yang digunakan.
2. Kalibrasi dari sweep analyzer dengan menggunakan kalibrator tiga kaki
dari mulai open lalu short, lalu ke beban sebesar 50 Ω. Kalibrasi dengan
cara tekan start call lalu enter.
3. Atur M1 ; M2 ; M3.
4. Hubungkan alat ukur (sweep analyzer) dengan antena. Terdapat antena
yang diukur, yaitu:
a. Antena dipole besar

6
b. Antena dipole kecil
c. Antena monopole
d. Antena mikrostrip
5. Ukur return loss pada antena dengan masing – masing frekuensi kerjanya.
Berikut merupakan masing – masing frekuensi kerja pada antena:
a. Antena dipol besar = 130 MHz
b. Antena dipole kecil = 960 MHz
c. Antena monopole = 2,4 GHz
d. Antena mikrostrip = 912 MHz
6. Cari sinyal hingga gelombang sinyal mencapai titik kerja maksimum.
7. Atur M1 ; M2 ; M3 hingga membentuk kurva yang dapat di analisis.
8. Hitung bandwidth dari masing-masing antena.
9. Beri analisis dan kesimpulan.

V. Hasil Praktikum
1. Antena Dipole Besar

Gambar 1.4 Kurva Antena Dipole Besar

Setelah diukur, didapatkan hasil:


 Frekunsi kerja = 133,8 MHz
 R/Loss = 54,42 dB
 BW = M3 – M1
= 148,6 MHz – 123,3 MHz
= 25,3 MHz

7
2. Antena Dipole Kecil

Gambar 1.5 Kurva Antena Dipole Kecil

Setelah diukur, didapatkan hasil:


 M1 = 12,08 db ; f = 956,6 MHz
 M2 = 19,40 db ; f = 960,1 MHz
 M3 = 12 db ; f = 966,3 MHz
 Frekunsi kerja = 960,1MHz
 R/Loss = 19,40 dB
 BW = M3 – M1
= 966,3 MHz – 956,6 MHz
= 9,7 MHz

3. Antena Monopole

8
Gambar 1.6 Kurva Antena Monopole

Setelah diukur, didapatkan hasil:


 M1 = 14,53 db ; f = 2469 MHz
 M2 = 25,18 db ; f = 2489,9 MHz
 M3 = 14,53 db ; f = 2503,9 MHz
 Frekunsi kerja = 960,1MHz
 R/Loss = 25,18 dB
 BW = M3 – M1
= 2503,9 MHz – 2469 MHz
= 34,9 MHz

4. Antena Mikrostrip

Gambar 1.7 Kurva Antena Mikrostrip

9
Setelah diukur, didapatkan hasil:
 M1 = 14,11 db ; f = 903,1 MHz
 M2 = 31,87 db ; f = 912,4 MHz
 M3 = 14,11 db ; f = 923,3 MHz
 Frekunsi kerja = 912,4 MHz
 R/Loss = 31,87 dB
 BW = M3 – M1
= 923,3 MHz – 903,1 MHz
= 20,2 MHz

Catatan: Nilai returnloss kecil, maka nilai reflected besar.

VI. Analisis
Pada praktikum ini kita melakukan pengukuran pada 4 macam antenna yaitu
antena dipole besar, antenna dipole kecil ,antenna monopole, dan antena microstrip.
Yang pertama kita lakukan untuk melakukan pengukuran yaitu kita harus terlebih
dahulu mengkalibrasi sweep analyzer dengan menggunakan kalibrator tigakaki,
kalibrasi dengan cara tekan start call lalu tekan enter. Lalu selanjutnya atur
M1,M2,M3. Lalu berikutnya hubungkan sweep analyzer dengan atena yang ingin
kita ukur. Pada hasil praktikum yang telah kami lakukan pertama kita mengukur
antenna dipole besar , didapat M1 = 16,10 db ; f = 123,3 MHz,M2 = 54,42 db ; f =
133,8 MHz,M3 = 17 db ; f = 148,6 MHz dan frekuensi kerja 133,8 MH dan didapat
R/Loss = 54.42 .  Return loss adalah perbandingan antara amplitudo dari
gelombang yang direfleksikan terhadap amplitudo gelombang yang
dikirimkan. Return loss dapat terjadi karena adanya diskontinuitas di antara saluran
transmisi dengan impedansi masukan beban (antena). Nilai dari return loss yang
baik adalah di bawah -9,54 dB, nilai ini diperoleh untuk nilai VSWR ≤ 2 sehingga
dapat dikatakan nilai gelombang yang direfleksikan tidak terlalu besar
dibandingkan dengan gelombang yang dikirimkan. Nilai parameter ini menjadi
salah satu acuan untuk melihat apakah antena sudah dapat bekerja pada frekuensi
yang diharapkan atau tidak.  Bandwidth suatu antena didefenisikan sebagai rentang
frekuensi di mana kinerja antena yang berhubungan dengan beberapa karakteristik

10
(seperti impedansi masukan, polarisasi, beamwidth, polarisasi, gain, efisiensi,
VSWR, return loss) memenuhi spesifikasi standar.
Pada pengukuran kedua yaitu pengukuran antena dipole kecil, hasil percobaan ini
membuktikan perbedaan antara antena dipole besar dan dipole kecil. Pada antena
dipole besar didapat nilai R/loss nya lebih besar dibandingkan dengan nilai R/loss
antena dipole kecil. Sama hal nya dengan Bandwidth kedua antenna tersebut. Pada
pengukuran ketiga yaitu antena monopole didapat R/loss sebesar 25,18dB , ini
menunjukan antenna tersebut masih belum dikatakan baik , karena syarat antena
yang baik yaitu apabila nilai R/loss kurang dari 9,54dB. Sama hal nya dengan
pengukuran ke-4 yaitu antenna microstrip, masih lebih dari 10dB.

VII. Kesimpulan

Setelah dilakukan praktikum dapat disimpulkan bahwa terdapat empat


antena yang digunakan yaitu antena dipole besar, dipole kecil,mikrostrip dan
monopole. Setiap antena memiliki frekuensi kerja masing – masing, tetapi setelah
diukur hasil kerja yang diapat tidak sama dengan teori terdapat sedikit perbedaan
dengan teori tapi masih bisa ditoleransi. Khusus pada antenna dipole untuk
menemukan gelombang sinyal mencapai titik kerja maksimum bisa diatur kedua
sisi dari antenna sehingga gelombang sinyal yang didapat lebih maksimum, untuk
return lose seharusnya tidak lebih dari 10dB karena semakin sedikit daya yang
hilang pada pentransmisian antena maka akan semakin bagus antena tersebut
namun pada saat praktikum hasil yang di dapat lebih dari 10 dB, ketidaksesuaian
teori dengan hal tersebut bisa diakibatkan oleh alat dan komponen yang sudah
rusak juga bisa jadi berasal dari human error. Semakin besar nilai ritten loss maka
semakin kecil nilai refleksi, sehingga yang diserap akan lebih banyak daripada
yang dipantulkan

11
VIII. Daftar Pustaka
Antena Propagasi. 2018. “VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) dan Return
loss”.http://antenapropagasi.blogspot.com/2016/02/vswr-voltage-
standing-wave-ratio-dan.html. (Diakses 3 Maret 2020)

Insomasta. 2014. “Antena Mikrostrip”. http://casdoper.blogspot.com/2014/02/


antena-mikrostrip.html. (Diakses 3 Maret 2020)

Kho, Dickson. “Pengertian Antena dan Parameter Karakteristiknya”. https://


teknikelektronika.com/pengertian-antena-parameter-karakteristiknya/.
(Diakses 3 Maret 2020)

Polsri. “Antena”. http://eprints.polsri.ac.id/4009/3/File%20III%20-%20BAB%


202.pdf. (Diakses 3 Maret 2020)

Royen, Abi. 2015. “Antena Monopole dan Dipole dan cara Matching”. https://
abi-blog.com/antena-monopole-dan-dipole-dan-cara-matching/.
(Diakses 3 Maret 2020)

Teknik Elektronika STT Nusa Putra. “DIPOLE DAN MONOPOLE”.


https://teknikelektronikansp.wordpress.com/2014/01/04/dipole-dan-
monopole/. (Diakses 3 Maret 2020)

IX. Lampiran

12
1. Antena Dipole

2. Antena Monopole

3. Antena Mikrostrip

13
4. Kalibrator 3 kaki ( Open – Short – Beban 50 Ω )

14

Anda mungkin juga menyukai