Anda di halaman 1dari 13

REVISI

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Nama : Ajeng Paramitha

NIM : 2006-42-051

Peminatan : Telekomunikasi

Calon Pembimbing : Dr. A. Adya Pramudita, S.T., M.T.

Topik Tugas Akhir : Pengembangan Antena Mikrostrip Dipol untuk Aplikasi

Ultra Wideband pada Frekuensi 400-2000 MHz

Latar Belakang

Teknologi wireless yang portable merupakan salah satu teknologi yang banyak

dikembangkan saat ini. Permasalahan yang utama dalam teknologi ini adalah

kebutuhan akan kecepatan data yang tinggi, dan salah satu solusi yang tepat adalah

dengan menggunakan Ultra Wideband (UWB). Teknologi Ultra Wideband (UWB)

telah muncul sebagai teknologi yang dapat digunakan untuk aplikasi jaringan

wireless dengan kecepatan data yang sangat tinggi. Sistem komunikasi Ultra

Wideband merupakan sistem komunikasi yang dapat mengirim data dengan data

rate 480 Mbps untuk jarak 2 meter dan 110 Mbps untuk jarak 10 meter. Secara

umum suatu sistem dapat dikategorikan sebagai komunikasi Ultra Wideband jika

memiliki kriteria bandwidth fraksional lebih besar dari 20% [4].

Salah satu antena yang dapat digunakan untuk menerapkan teknologi Ultra

Wideband ini adalah antena mikrostrip yang memiliki beberapa keunggulan terutama

pada rancangan antena yang tipis, kecil, ringan dan dapat diterapkan ke dalam

1
2

Microwave Integrated Circuits (MICs) [3]. Namun dengan media mikrostrip ini

masih terdapat beberapa kendala yang terjadi, yaitu tidak terpenuhinya syarat UWB.

Untuk memenuhi persyaratan bandwidth antara 400-2000 MHz, dikaji penggabungan

dua metode peningkatan bandwidth antena. Kedua metode tersebut adalah

pembebanan resistif dan metode substrat tebal pada struktur mikrostrip. Antena

mikrostrip dipol dengan pembebanan resistif akan dikembangkan sehingga memiliki

pola pancar directional.

Tujuan

Tujuan dari tugas akhir ini adalah merancang suatu antena Ultra Wideband

pada frekuensi 400-2000 MHz dengan pola pancar directional pada struktur antena

mikrostrip dipol substrat tebal dengan pembebanan resistif.

Pembatasan Masalah

Adapun penelitian ini menggunakan batasan sebagai berikut:

1. Mengkaji penggabungan metode substrat tebal dan pembebanan resistif untuk

peningkatan bandwidth antena sehingga memenuhi persyaratan bandwidth

antena 400-2000 MHz.

2. Parameter yang dikaji adalah bandwidth dengan batasan Voltage Standing

Wave Ratio (VSWR) ≤ 2

3. Pengembangan desain antena difokuskan untuk mengatur pola pancar antena

sehingga memiliki pola pancar yang directional.

4. Bahan substrat yang digunakan adalah FR-4 epoxy (εr = 4.4) dengan ketebalan

3.2 mm.
3

Teori Pendukung

A. Ultra Wideband

Pesatnya perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi khususnya

teknologi tanpa kabel mendorong para perancang antena baik dari kalangan

akademis maupun dari kalangan industri untuk merancang suatu antena yang dapat

mendukung teknologi tersebut. Perkembangan telekomunikasi dari teknologi

narrowband, broadband, sampai wideband. Bahkan baru-baru ini telah ditetapkan

oleh International Telecommunication Union (ITU) dan Federal Communications

Commission (FCC) sebuah teknologi disebut dengan Ultra Wide Band (UWB) [3].

Teknologi UWB oleh FCC dan ITU didefinisikan sebagai suatu teknologi nirkabel

(wireless) yang dikembangkan untuk memancarkan sejumlah data yang sangat besar

melalui jarak yang sangat pendek, dengan data rate 480 Mbps untuk jarak 2 meter

dan 110 Mbps untuk jarak 10 meter. Secara umum suatu sistem dapat dikategorikan

sebagai komunikasi Ultra Wideband jika memiliki kriteria bandwidth fraksional

lebih besar dari 20%.

Sistem komunikasi Ultra Wideband merupakan sistem komunikasi jarak

pendek yang mempunyai bandwidth sangat lebar. Agar suatu sistem dapat

dikategorikan sebagai komunikasi Ultra Wideband maka syaratnya adalah lebar

bandwidth lebih besar dari 500Mhz, atau >25% dari frekuensi tengah yang

beroperasi. Sistem komunikasi Ultra Wideband sendiri telah diajukan oleh FCC pada

tahun 2002 untuk beroperasi pada spektrum frekuensi 3.1-10.6 GHz dengan

maksimum power spectral density yang diijinkan sebesar -41.3 dBm/MHz [4].
4

B. Voltage Standing Wave Ratio

Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) adalah perbandingan antara tegangan

maksimum dan minimum pada suatu gelombang berdiri akibat adanya pantulan

gelombang yang disebabkan impedansi input antena tidak matching dengan saluran

feeder [7].

1 +Γ
VSWR = 1 −Γ (1)

dengan 0 ≤ Γ ≤1

Dalam prakteknya VSWR harus bernilai lebih kecil dari 2 (dua).

Ukuran impedansi bandwidth meliputi karakteristik dari Voltage Standing

Wave Ratio (VSWR) tergantung dari koefisien Γ.

Z load − Z line
Γ=
Z load + Z line

(2)

Γ adalah koefisien pantul.

Zline adalah impedansi karakteristik saluran transmisi.

Zload adalah impedansi beban, dalam hal ini antena.

C. Bandwidth

Bandwidth atau lebar pita frekuensi dari suatu antena adalah daerah frekuensi

kerja suatu antena yang dibatasi oleh VSWR tertentu. Biasanya bandwidth dibatasi

pada VSWR≤1.5. Pada antena pita lebar atau broadband, persen bandwidth

merupakan perbandingan antara lebar pita frekuensi dengan frekuensi tengah.

f 2 − f1
BW = x 100 % (3)
fc
5

BW adalah besarnya bandwidth.

f c adalah frekuensi tengah.

f 1 adalah frekuensi terendah dalam band.

f 2 adalah frekuensi tertinggi dalam band.

Bandwidth antena sangat dipengaruhi oleh luas penampang konduktor yang

digunakan serta susunan fisiknya (bentuk geometrinya). Pada antena dipole,

bandwidth semakin lebar apabila penampang konduktor yang digunakan semakin

besar.

D. Impedansi Antena

Impedansi input suatu antena adalah impedansi pada terminalnya. Impedansi

input akan dipengaruhi oleh antena lain atau objek yang dekat dengannya. Antena

dengan dimensi kecil secara listrik mempunyai reaktansi input besar, sebagai contoh

dipole kecil mempunyai reaktansi kapasitif.

Untuk memaksimumkan perpindahan daya dari antena ke sumber atau

sebaliknya, maka impedansi antena harus match. Jika tidak terpenuhi maka akan

terjadi pemantulan energi yang dipancarkan atau diterima.

Uraian Singkat

Untuk mendukung perangkat teknologi UWB, diperlukan suatu antena yang

memiliki karakteristik bandwidth yang sangat lebar [3]. Selain itu antena sebagai

salah satu perangkat komunikasi dituntut memiliki kualifikasi tersebut yang saat ini

merupakan salah satu antena yang sangat pesat perkembangannya didalam sistem

telekomunikasi. Perkembangan ini juga didorong dengan semakin meningkatnya


6

desain antena yang singkat dan praktis. Antena mikrostrip adalah suatu konduktor

metal yang menempel diatas ground plane yang diantaranya terdapat bahan

dielektrik [1]. Antena mikrostrip merupakan jenis antena yang memiliki beberapa

keunggulan terutama pada rancangan antena yang tipis, kecil, ringan dan dapat

diterapkan ke dalam Microwave Integrated Circuits (MICs) [3]. Secara intrinsik

antena mikrostrip memiliki kelemahan dalam hal lebar pita frekuensi (bandwidth)

yang sempit.

Gambar 1 Struktur antenna mikrostrip [1]

Untuk mencari dimensi antena mikrostrip (W dan L), harus diketahui terlebih

dahulu parameter bahan yang akan digunakan [1]. Panjang antena mikrostrip harus

disesuaikan, karena apabila terlalu pendek maka bandwidth akan sempit sedangkan

apabila terlalu panjang bandwidth akan menjadi lebih lebar tetapi efisiensi radiasi

akan menjadi kecil. Dengan mengatur lebar dari antena mikrostrip (W) impedansi

input juga akan berubah. Pendekatan untuk mencari panjang dan lebar antena

mikrostrip [1]:

1. Menghitung lebar konduktor


7

1 2 V 2
W = = 0 (4)
2 f r µ0ε 0 ε r +1 2 fr ε r +1

f r adalah frekuensi kerja

µ0 adalah permeabilitas vakum (ruang hampa) (4π.10-7 Tm/A)

ε0 adalah permitivitas vakum (ruang hampa) (8.85x10-12 C2/Nm2)

εr adalah permitivitas relatif bahan

V0 adalah cepat rambat cahaya.

2. Menghitung panjang konduktor

1
L= − 2∆L (5)
2 f r ε eff µ0 ε 0

εeff adalah konstanta dielektrik efektif dan ∆L adalah panjang tambahan.

Konstanta dielektrik efektif dan panjang tambahan dalam hal ini dapat dihitung

dengan persamaan berikut:

−1
ε r +1 ε r −1  h 2
ε eff = + 1 +12 W  (6)
2 2  

(ε eff + 0,3) + 0,264 


W 
∆L = 0,412 .h. h 
(7)
(ε eff − 0,258 ) + 0,8 
 W 
 h 

Pada bagian patch mikrostrip dapat dibuat berbagai macam bentuk sesuai

dengan kebutuhan, seperti square, rectangular, dipole, circular dan lain sebagainya.

Pada tugas akhir ini akan dikaji bentuk mikrostrip dipol pada substrat tebal

dengan pembebanan resistif pada ujung-ujung lengannya. Metode substrat tebal


8

berfungsi untuk memperlebar bandwidth antena. Peningkatan ketebalan substrat pada

antena mikrostrip untuk menaikkan bandwidth antena menyebabkan impedansi

antena menjadi semakin induktif sehingga teknik matching impedance semakin sulit

(Pozar, 1995). Semakin tebal substrat akan menyebabkan komponen gelombang

permukaan semakin besar sehingga mengurangi efisiensi.

Pembebanan resistif pada lengan dipol menyebabkan antena berperilaku

sebagai antena gelombang berjalan [6]. Hal ini menyebabkan antena memiliki

bandwidth yang lebar. Struktur mikrostrip dipol yang akan dikaji ditunjukkan pada

Gambar 2.

trace

RL Substrat dielektrik (er) RL

Ground plane Feed point


w

Substrat dielektrik (er) h

Ground plane

Gambar 2 Struktur microstrip yang digunakan

Hipotesis terhadap struktur dan dimensi antena mikrostrip dipol berdasarkan

pemodelan saluran transmisi sebagai berikut.


9

λ/2

z0 z0
λ/4
z1 z2

Gambar 3 Model saluran transmisi mikrostrip dipol dari gambar 2

Zin antena = Z1 // Z2

Gambar 4 Contoh VSWR yang baik

Matching pada port input antena ditentukan berdasarkan impedansi

karakteristik saluran transmisi pencatunya. Pada tugas akhir ini saluran transmisi

standar yang digunakan adalah Zoe = 50 Ω (paling umum digunakan).


10

Zin = Zoe = 50 Ω

Maka Z1 = Z2 = 100 Ω

Untuk mendapatkan Z1 dan Z2 100 Ω maka RL dapat diset 100 Ω dan Z0 = 100 Ω

sehingga panjang λ/2 tidak berpengaruh terhadap Z1 dan Z2.

Z0 adalah impedansi karakteristik lengan strip dipol yang dimodelkan sebagai saluran

transmisi. Z0 dapat diatur dengan persamaan 8.

  2 
  14 + 8   8  
 14 + 
 4h   ε eff  ε eff   4h 
2
π 2   
Z0 =
42 .2
ln 1 +   4h +    + 1+
1   (8)
ε eff +1  W   11 W  11  W  2   ε eff 
   
      
    
  

Untuk pola radiasi dari rancangan antena ini diharapkan pola pancar (radiasi)

yang directional. Antena directional adalah antena yang pola radiasi pancarannya

terarah sehingga efektifitas pancaran hanya ke satu arah saja. Pola radiasi itu sendiri

adalah pernyataan grafis yang menggambarkan sifat radiasi suatu antena pada medan

jauh sebagai fungsi arah. Pada dasarnya antena dipol memiliki pola pancar

omnidireksional, sehingga pada tugas akhir ini akan dilakukan pengaturan pola

pancarnya kembali dengan metode antena susunan dan memodifikasi bentuk

dipolnya.
11

Mulai

Menentukan frekuensi
kerja antena

Menentukan bahan dan


parameter substrat antena

Menghitung ukuran patch


dan lebar saluran catu

Melakukan simulasi dalam


perangkat lunak untuk
mendapatkan parameter antena Mengubah geometri
(BW, pola radiasi, VSWR) antena: W, L, h

Parameter sesuai atau tidak

Laporan akhir

Gambar 5 Diagram alir perancangan antena

Metodologi

1. Studi literatur mengenai antena mikrostrip, metode pembebanan resistif dan

substrat tebal, dan teknik matching impedance.

2. Melakukan analisis numerik dengan metode momen berbantuan komputer.

3. Simulasi dengan bantuan software Ansoft SV.

4. Realisasi rancangan antena.

5. Pengukuran dengan Vector Network Analyzer.


12

6. Analisis hasil simulasi untuk melihat pola radiasi yang terjadi pada rancangan

berbentuk directional.

Rencana Waktu Penyelesaian

Tabel 1 Rencana waktu penyelesaian

Minggu ke-
No. Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Studi Literatur x x x x x x x x x x x x x x x X
2 Simul. & analisis numerik x x x x
3 Realisasi Rancangan x x x x
4 Pengukuran Lab x x
5 Analisis Data x x x
6 Penulisan Laporan x x x x x x x x x x x x x X

Daftar Pustaka

[1] Ariyanto, D. 2008. Perancangan dan Realisasi Dua Antena Mikrostrip Identik

dengan Celah Udara pada Frekuensi 2.4-2.5 GHz, (Online),

(http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?

view=article&catid=12:antena&id=336:antena-

mikrostrip&option=com_content&Itemid=15, diakses 7 Maret 2010).

[2] Balanis, C. A. 1997. Antenna Theory: Analysis and Design, 2nd ed. USA: John

Wiley & Sons.

[3] Hartono, Romy. 2010. Antena Slot Mikrostrip Segitiga Array untuk Aplikasi

Ultra-Wideband, (Online),

(http://www.docstoc.com/docs/29199275/ANTENA-SLOT-MIKROSTIP-

SEGITIGA-ARRAY-UNTUK-APLIKASI-ULTRA, diakses 20 Maret 2010).


13

[4] Pandu, S. 2008. Ultra Wide Band (UWB), (Online),

(http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=11:sistem-

komunikasi&id=77:ultra-wide-band-uwb&option=com_content&Itemid=15,

diakses 7 Maret 2010).

[5] Powell, J. 2004. Antenna Design for Ultra Wideband Radio. Tesis. Cambridge:

Massachusetts Institute of Technology.

[6] Pramudita, A. (pramudita@atmajaya.ac.id). 29 Juni 2010. The Cylindrical

Antenna with Nonreflecting Resistive Loading. E-mail kepada Ajeng Paramitha

(ajeng.paramitha@yahoo.com).

[7] Timothy, A. 2008. Desain dan Realisasi Antena Mikrostrip Tempelan Persegi

dengan Teknik Pencatuan Electromagnetically Coupled (EMC), (online),

(http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?

view=article&catid=12:antena&id=267:karakteristik-

antena&option=com_content&Itemid=15, diakses 7 Maret 2010).

Mengetahui,

Calon Dosen Pembimbing

Dr. A. Adya Pramudita, S.T., M.T.

Anda mungkin juga menyukai