Anda di halaman 1dari 10

MERANCANG DAN MENGIMPLEMENTASIKAN ANTENA MIKROSTRIP

PADA RENTANG FREKUENSI 4 – 5 GHZ UNTUK MENDAPATKAN


BEAMWIDTH ANTENA MAKSIMUM 100

Ramdani1), Moch Yunus2), Evyta Wismiana3)

ABSTRAK

Antena mikrostrip adalah antena yang dibuat menggunakan bahan substrat FR-4 dimana elemen
peradiasi (patch) menempel di atas elemen pentanahan (ground plane) yang diantaranya terdapat
elemen substrat (substrate) berupa bahan dielektrik. Pada penelitian antena mikrostrip dirancang
dalam bentuk susunan 1x2, 1x4, 1x8, 1x16 susun patch persegi pada rentang frekuensi 4 – 5 GHz
untuk mendapatkan beanwidth maksimum 100. Perancangan antena menggunakan bahan material
substrat FR-4 dengan ketebalan material substrat sebesar 1,6 mm. Hasil simulasi pengukuran
antena mikrostrip diperoleh frekuensi tengahnya adalah 4,7108 GHz, dengan rentang frekuensi
4,588 – 4,7833 GHz, bandwidth sebesar 197,8 MHz, return loss sebesar -25,945 dB, nilai VSWR
sebesar 1,105, nilai gain yang didapat sebesar 13,86 dB, dan nilai beamwidth sebesar 4,40.

Kata Kunci : Antena Mikrostrip, Antena Susun, Beamwidth

1. PENDAHULUAN antena mikrostrip susun patch persegi 1x2,


1x4, 1x8, 1x16 paralel untuk mendapatkan
1.1 Latar Belakang beamwidth maksimum 100 dengan software
Antena mikrostrip adalah antena yang dibuat CST yang tersedia di Laboratorium Teknik
menggunakan bahan substrat FR-4 dimana Elektro Unpak.
elemen peradiasi (patch) menempel di atas
elemen pentanahan (ground plane) yang 2. TEORI DASAR
diantaranya terdapat elemen substrat
(substrate) berupa bahan dielektrik. [1]. 2.1 Antena
antena mikrostrip merupakan antena yang Antena adalah suatu piranti transisi antara
memiliki dimensi relatif kecil dan saluran transmisi dengan ruang hampa dan
difabrikasi dengan mudah menggunakan sebaliknya. Antena terbuat dari bahan logam
material FR-4 sebagai substat. Antena yang berbentuk batang atau kawat dan
mikrostrip disesuaikan dengan kebutuhan berfungsi untuk memancarkan atau
peralatan telekomunikasi. menerima gelombang radio, atau sebaliknya.
Selain itu, antena juga merupakan piranti
Antena berfungsi untuk mengirimkan pengarah karena digunakan untuk
gelombang TEM (Traves Elektromagnetik) mengarahkan energi pancaran pada suatu
elektromagnetik dan menerima gelombang arah dan menekan pada arah yang lain.
elektromagnetik baik pada frekuensi yang Ilustrasi dari konsep dasar antena untuk
sama atau di sebuah rentang frekuensi. pemaparan di atas ditunjukkan pada gambar
Antena mikrostrip terus berkembang dan 2.1 [16] :
berbagai jenis tipe antena telah diproduksi
untuk memenuhi tuntutan teknologi
telekomunikasi tanpa kabel (wireless) yang
semakin maju. Salah satu jenis antena
tersebut adalah antena mikrostrip.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dan Tujuan dari penelitian ini
adalah menghasilkan suatu rancangan Gambar 2.1 Konsep Dasar Antena

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 1


2.2 Antena Mikrostrip 2.5 Parameter Antena
Antena mikrostrip adalah suatu konduktor Antena dapat bekerja dengan normal pada
metal yang menempel di atas ground plane daerah medan jauh antena tersebut, hal ini
yag diantaranya terdapat bahan dielektrik terjadi karena pada daerah ini hanya terdapat
seperti yang terlihat pada Gambar 2.3. energi radiasi dari antena tanpa dipengaruhi
antena mikrostrip merupakan antena yang medan reaktif dari antena yang nilainya
memiliki masa ringan, mudah difabrikasi, relatif terhadap jarak seperti pada gambar
dengan sifatnya yang kecil sehingga dapat 2.5: [17]
ditempatkan pada hampir semua jenis
permukaan. Pada gambar 2.3 menjelaskan
struktur antena mikrostrip [3] :

Gambar 2.3 Struktur Antena Mikrostrip Gambar 2.5 Daerah Radiasi Antena

2.3 Elemen Peradiasi Antena Pada daerah farfield ada beberapa parameter
Peradiasi atau patch radiator merupakan yang menunjukkan kinerja antena seperti
komponen utama dari suatu antena frekuensi kerja, bandwidth, impedansi
mikrostrip, dimana pola propagasi masukan, return loss, pola radiasi,
gelombang elektromagnetik akan beamwidth, gain, dan directivity.
dipancarkan pada ruang bebas atau udara.
Ada beberapa model patch antena yang Karakteristik dari pola radisi ditentukan oleh
dapat digunakan pada ruang bebas. yaitu bentuk permukaan dari antena dan juga oleh
mikrostrip patch antena, mikrostrip dipole, distribusi arus pada permukaan tersebut
printed slot antena, dan mikrostrip traveling- seperti pada gambar 2.6 di bawah ini [16] :
wave antena [6].

2.4 Teknik Pencatuan Saluran


Transmisi Mikrostrip
Teknik pencatuan digunakan untuk
menghasilkan radiasi baik secara kontak
langsung maupun tidak langsung. Terdapat
dua jenis metode pencatuan, yaitu:
contracting (direct feeding) dan non-
contacting (Electro Magnetically Coupled)
atau biasa disebut Proximity coupled
Gambar 2.6 Representasi Pola Radiasi
feeding. Pada gambar 2.4 menjelaskan
secara lebih jelas teknik pencatuan dengan
Pada beamwidth, atau yang lebih sering
proximity coupled feeding seperti di bawah
digunakan, yaitu half power beamwidth
ini : [12]
(HPBW) yaitu sudut dimana amplitudo dari
major lobe berkurang separuhnya.

Gain merupakan nilai perbandingan dari


daya yang diradiasikan oleh antena
dibandingkan dengan daya yang masuk ke
antena [17], atau dapat dinyatakan sebagai
hasil perkalian antara directivity dengan
Gambar 2.4 Proximity Coupled Feeding

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 2


efisiensi dari antena, dengan menggunakan kerja didapatkan ketika memiliki nilai return
persamaan (2.1) : loss di bawah -10 dB. Rentang frekuensi
yang menjadi bandwidth akan dijelaskan
4𝜋 4𝜋𝐴𝑒𝑓𝑓
𝐺 = 𝐴 x 𝜂𝑒𝑓𝑓 = ∗ 𝜂𝑒𝑓𝑓 = …… (2.1) pada gambar 2.7 [11] :
𝜆2 𝜆2

Dimana :
G : Gain antena (dB)
A : Area dari permukaan antena (m)
ηeff : Efisiensi radiasi dari antena (rad)
Aeff : Area efektif dari antena (m)
λ : Panjang gelombang (m)

Agar daya yang diradiasikan oleh antena Gambar 2.7 Rentang Frekuensi Bandwidth
dapat optimal, maka impedansi sumber
harus sama dengan impedansi dari antena. Dengan melihat gambar 2.7 bandwidth yang
Jika impedansi dari antena dengan sumber dapat dicari dengan menggunakan
isotropik tidak sesuai maka sebagian dari persamaan (2.5) di bawah ini : [11]
daya yang akan dipantulkan kembali akan
membentuk gelombang berdiri, nilai dari 𝐵𝑊 = 𝑓2 − 𝑓1 ………………………...(2.5)
gelombang berdiri yang terbentuk dapat
dihitung dengan menggunakan koefisien Dimana :
refleksi (Γ) atau Voltage Standing Wave f2 : Frekuensi tertinggi (Hz)
Ratio (VSWR), yang dapat dinyatakan f1 : Frekuensi terendah (Hz)
seperti pada persamaan 2.2 dan 2.3 [17] :
𝑍 −𝑍
2.6 Dimensi Antena
Γ = 𝑍𝐿 +𝑍0 ……………………………..(2.2) Dalam mencari bentuk dimensi antena
𝐿 0
Dimana : terlebih dahulu harus mengetahui parameter
ZL : Impedansi beban (antena) (Ω) bahan yang digunakan seperti tebal substrat
Z0 : Impedansi karakteristik (Ω) (h), konstanta dielektrik (ɛr), tebal
konduktor (t), dan rugi-rugi yang dimiliki
1+|Γ| oleh bahan.
𝑉𝑆𝑊𝑅 = 1−|Γ| …..……………………(2.3)
Setelah parameter bahan ditentukan
Return loss adalah perbandingan antara selanjutnya menghitung panjang antena
amplitudo gelombang yang dipantulkan mikrostrip untuk mengetahui nilai
terhadap amplitudo gelombang yang bandwidth agar sesuai. Jika panjang antena
dikirimkan. Nilai return loss dapat terjadi terlalu pendek maka berpengaruh terhadap
karena adnya ketidaksesuaian saluran nilai bandwidth yang sempit. Jika terlalu
transmisi dengan beban. Untuk menghitung panjang maka bandwidth semakin lebar,
nilai return loss menggunakan persamaan namun berakibat terhadap efisiensi radiasi
(2.4) : [17] menjadi lebih kecil. Untuk mengetahui
panjang dan lebar antena mikrostrip dapat
RL = -20 Log |Γ| ………..…… (2.4) menggunakan persamaan (2.6) berikut : [3]
𝑐
Bandwidth pada suatu antena didefinisikan 𝑤= ………………………….(2.6)
𝜀 +1
sebagai rentang frekuensi dimana 2𝑓0 √ 𝑟
2
berhubungan erat satu sama lain dengan Dimana :
beberapa karakteristik tertentu. Untuk w : Lebar konduktor (mm)
menentukan frekuensi kerja yaitu dengan ɛr : Konstanta dielektrik relatife (V/m)
impedance bandwidth dimana frekuensi c : Kecepatan cahaya di ruang bebas
kerja berdasarkan karakteristik impedansi (3 x 108 m/s)
atau return loss sehingga rentang frekuensi f0 : Frekuensi kerja antena (Hz)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 3


Sedangkan untuk menentukan panjang patch Dimana :
antena (l) diperlukan parameter ∆l yang B : Besarnya impedansi pada saluran
merupakan pertambahan panjang dari l (∆L) Z0 : Impedansi karakteristik (50 Ω)
akibat adanya fringing effect. Pertambahan
panjang dari l (∆L) tersebut dirumuskan 3. PERANCANGAN ANTENA
dengan persamaan (2.7) : [3]
3.1 Pendahuluan
𝑤
(𝜀𝑟𝑒𝑓𝑓 +0,3) ℎ +0,264 Pada bab ini dijelaskan cara merancang dan
∆𝑙 = 0,412 ℎ 𝑤 ……..(2.7) fabrikasi antena mikrostrip susun patch
(𝜀𝑟𝑒𝑓𝑓 +0,258) ℎ +0,8
persegi yang bekerja pada frekuensi 4,7 GHz
Dimana h merupakan tebal substrat dan (4 – 5 GHz) dengan tujuan agar
(ɛreff) adalah konstanta dielektrik efektif mendapatkan karakteristik antena mikrostrip
yang dirumuskan menggunakan persamaan dengan beamwidth 100 dapat dicapai pada
(2.8) yaitu : [3] rancangan ini dilakukkan persiapan sesuai
spesifikasi teknis kemudian dilakukkan
(𝜀𝑟 +1) (𝜀𝑟 −1) 1
proses fabrikasi antena mikrostrip yang
𝜀𝑟𝑒𝑓𝑓 = 2
+ 2
[ ]……(2.8)
ℎ memiliki sifat perilaku sesuai desain dan
1+12
𝑤 parameter return loss, bandwidth, gain, pola
radiasi, dan beamwidth yang lebih baik.
Dimana :
ɛreff : Konstanta dielektrik relatif efektif
3.2 Peralatan yang digunakan
bahan substrat (V/m) Peralatan yang digunakan dalam fabrikasi
ɛr : Konstanta dielektrik relatif (V/m) antena mikrostrip ini menggunakan
h : Tebal substrat (mm) perangkat keras (hardware) dan perangkat
w : Lebar konduktor (mm)
lunak (software). Perangkat keras yang
digunakan untuk fabrikasi dan pengukuran
Dengan panjang patch (L) menggunakan antena menggunakan network analyzer,
persamaan (2.9) : [3]
sedangkan perangkat lunak menggunakan
CST microwave digunakan untuk
𝑙 = 𝑙𝑒𝑓𝑓 − 2∆𝑙 ………………………(2.9) melakukan simulasi dan untuk mengetahui
karakteristik atau kinerja antena mikrostrip.
Dimana Leff merupakan panjang patch Di bawah ini perangkat keras yang
efektif yang dapat dirumuskan dengan digunakan untuk pengukuran antena
persamaan (2.10) berikut : [3] mikrostrip adalah :
𝑐
1. Substrat dielektrik FR4, sebagai substrat
𝐿𝑒𝑓𝑓 = …………………….(2.10) antena.
2𝑓0 √𝜀𝑟𝑒𝑓𝑓
2. Network Analizer Agilent N5230 (300
Untuk menghitung nilai dari saluran pencatu KHz – 13,5 GHz), alat ini digunakan
dilakukan dengan menghitung lebar dan untuk Pengukuran parameter port tunggal
panjang inset feed. Lebar saluran pencatu (return loss, VSWR, dan impedansi
(W0) untuk W0 > 2 menggunakan persamaan masukan).
(2.11) : [14] 3. Connector SMA 50 Ω
4. Solder
𝑊0 2ℎ

= 𝜋 [ 𝐵 − 1 − ln(2𝐵 − 1) + 3.3 Diagram Alir Perancangan
𝜀𝑟 −1 0,61 Antena
2𝜀𝑟
(ln(𝐵 − 1) + 0,39 − 𝜀 )]…….(2.11)
𝑟 Untuk mempermudah dalam perancangan
antena mikrostrip perlu dibuat langkah-
Dengan nilai B didapat dengan persamaan langkah yang secara sistematis seperti
(2.12) di bawah ini : [14] diagram alir. Di bawah ini ditampilkan
377 𝜋
diagram alir penelitian pembuatan antena
B = 2𝑍 …………………………...(2.12) mikrostrip seperti pada gambar 3.1 :
0 √𝜀𝑟

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 4


Gambar 3.2 Antena Persegi Tunggal

3.6 Perancangan Antena Mikrostrip


Susun Patch Persegi 1x2
Antena mikrostrip susun patch persegi 1x2
yang akan dirancang berdasarkan
karakteristik final patch persegi tunggal,
yaitu dengan dimensi panjang patch (l =
24,02 mm), lebar patch (w = 15 mm), dan
dengan menggunakan impedansi 50 Ω. Di
bawah ini adalah gambar 3.3 hasil rancangan
antena mikrostrip susun patch persegi 1x2.

3.4 Perancangan Antena


Proses dalam merancang suatu antena yang
pertama dilakukan adalah menentukan
karakteristik antena seperti : frekuensi kerja,
return loss, VSWR, gain, bandwidth, dan
beamwidth.

Bahan substrat yang digunakan adalah jenis


FR4 dengan ketebalan substrat 1,6 mm.
Ketebalan substrat berpengaruh terhadap Gambar 3.3 Antena Mikrostrip Susun Patch
parameter bandwidth semakin tebal substrat Persegi 1x2
maka bandwidth akan semakin meningkat,
tetapi berpengaruh terhadap timbulnya Karena parameter beamwidth yang
gelombang permukaan (surface wave). dihasilkan pada simulasi masih kurang baik,
Begitu juga sebaliknya, semakin kecil tebal maka dilakukan kembali perbaikan terhadap
substrat maka efek gelombang permukaan parameter beamwidth dengan merancang
semakin kecil sehingga diharapkan dapat antena mikrostrip susun patch persegi 1x4.
meningkatkan kinerja antena seperti return
loss, bandwidth, dan gain. 3.7 Perancangan Antena Mikrostrip
Susun Patch Persegi 1x4
3.5 Perancangan Antena Mikrostrip Untuk mendapatkan hasil lebih baik dari
Persegi Tunggal perancangan sebelumnya maka dilakukan
Perancangan antena mikrostrip patch perbaikan dengan membuat antena
persegi dilakukan melalui beberapa tahapan, mikrostrip susun patch persegi 1x4. Dengan
yaitu dimulai dengan perancangan substrat, parancangan antena susun patch persegi
perancangan patch, perancangan ground, 1x4, diharapkan dapat memperbaiki
dan perancangan feeder. Di bawah ini parameter gain dan beamwidth. perubahan
merupakan desain dari antena mikrostrip bentuk susun 1x4 antena mikrostrip
tunggal seperti pada gambar 3.2 berikut : dijelaskan pada gambar 3.4 berikut ini :

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 5


Dimensi antena mikrostrip yang dirancang
dengan ukuran panjang (L) dan lebar (W)
yaitu 500 mm x 70 mm. bentuk antena susun
patch persegi 1x16 seperti yang dijelaskan
pada gambar 3.6 berikut :

Gambar 3.4 Antena Mikrostrip Susun Patch


Persegi 1x4

antena mikrostrip susun patch persegi 1x4 Gambar 3.6 Antena Mikrostrip Susun Patch
masih belum menunjukkan beamwidth < Persegi 1x16
100. Sehingga selanjutnya akan dibuat
antena mikrostrip susun patch persegi 1x8 Berdasarkan hasil simulasi gain dan
agar diperoleh parameter antena sesuai yang beamwidth untuk susun patch persegi 1x16
diharapkan. yang diperoleh parameter gain sebesar 13,86
dB dan beamwidth 4,40 yang menjadi acuan
3.8 Perancangan Antena Mikrostrip pada penelitian ini.
Susun Patch Persegi 1x8
Perlakuan untuk antena susun patch persegi 3.10 Rekap Hasil Simulasi
1x8 sama seperti pada antena susun patch Berdasarkan pada tabel 3.1 yang diperoleh
persegi 1x4. Komponen pencatu disesuaikan dari hasil simulasi antena mikrostrip susun
dengan susun patch persegi 1x8. dengan patch persegi parameter - parameter yang
begitu diharapkan dapat memperbaiki menunjukkan kelayakan untuk diaplikasikan
parameter beamwidth. perubahan bentuk pada radar altimeter adalah hasil simulasi
array 1x8 antena mikrostrip dijelaskan pada rancangan antena 1x16 elemen parameter
gambar 3.5 berikut ini : yang diperoleh sudah sesuai dengan acuan
penelitian ini dengan frekuensi yang didapat
pada frekuensi tengahnya adalah 4,7108
GHz, dengan range frekuensi 4,5855 -
4,7833 GHz, impedance bandwidth sebesar
197,8 MHz, return loss sebesar -25,945 dB,
nilai VSWR sebesar 1,105, nilai gain yang
didapat sebesar 13,86 dB, dan nilai
Gambar 3.5 Antena Mikrostrip Susun Patch beamwidth sebesar 4,40.
Persegi 1x8
Dari data-data yang telah dipaparkan di atas,
Pada hasil simulasi beamwidth yang diketahui bahwa pada rancangan antena
dihasilkan masih kurang dari <100. Sehingga mikrostrip susun patch persegi 1x16 elemen
dilakukan kembali perbaikan terhadap sudah mampu untuk diaplikasikan pada
parameter beamwidth dengan merancang radar altimeter dengan beamwidth yang
antena mikrostrip susun patch persegi 1x16. dihasilkan dibawah 100. Karena parameter
terpenting pada radar altimeter adalah
3.9 Perancangan Antena Mikrostrip parameter beamwidth, semakin kecil
Susun Patch Persegi 1x16 beamwidth yang dihasilkan maka semakin
Berdasarkan simulasi array 1x2, 1x4, 1x8, baik arah radiasi yang dipancarkan. Pada
semakin banyak jumlah elemen maka nilai tabel 3.1 di bawah ini adalah rekap hasil
beamwidth semakin menyempit. Sehingga simulasi antena mikrostrip susun patch
pada simulasi antena mikrostrip susun patch persegi.
persegi 1x16 diharapkan menghasilkan nilai
beamwidth <100.

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 6


Tabel 3.1 Rekap Hasil Simulasi mengetahui kinerja dari antena yang dibuat
apakah sudah memenuhi kriteria yang sesuai
atau tidak. Pada gambar 4.1 di bawah ini
menunjukkan bentuk fisik antena mikrostrip
susun patch persegi :

Gambar 4.1 Antena Hasil Fabrikasi

4.2.1 Pengukuran S11


Setelah melakukan fabrikasi, tahapan
4. FABRIKASI DAN ANALISA selanjutnya adalah melakukan pengukuran
PENGUKURAN ANTENA S11 menggunakan Network Analyzer yang
Setelah desain antena selesai dibuat dan mengandung informasi frekuensi kerja
disimulasikan dengan menggunakan antena, VSWR, dan bandwidth. Sebelum
perangkat lunak CST Microwave Studio mengukur terlebih dahulu menyambungkan
2014, antena kemudian difabrikasi, hasil konektor menggunakan solder dengan jenis
fabrikasi antena terlihat seperti pada gambar konektor yang digunakan adalah konektor
4.1. Tahapan selanjutnya adalah melakukan female SMA dengan impedansi 50 Ω.
pengukuran terhadap parameter-parameter
antena untuk mengetahui frekuensi kerja 4 – Hasil pengukuran port tunggal terhadap
5 GHz dan VSWR ≤ 2. antena dapat ditampilkan melalui layar
monitor berupa grafik return loss, VSWR,
Setelah itu antena hasil fabrikasi diukur dan smith chart. Berikut hasil pengukuran
menggunakan port tunggal menggunakan return loss ditampilkan pada gambar 4.2 di
alat Network Analyzer Agilent (NAA) bawah ini :
dengan metode pengukuran ada 3 parameter
antena yang diukur pada penelitian ini, yaitu
return loss, bandwidth, dan VSWR

4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Pengukuran
Setelah antena mikrostrip difabrikasi
kemudian antena mikrostrip diukur di
Laboratorium Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Indonesia pada hari
kamis tanggal 29 Desember 2016.
Parameter-parameter yang diukur yaitu,
return loss, bandwidth, dan VSWR. Gambar 4.2 Hasil pengukuran Return Loss
Antena Mikrostrip Susun Patch Persegi
4.2 Pengukuran Antena
Setelah selesai fabrikasi antena, antena Selanjutnya gambar 4.3 menunjukkan hasil
mikrostrip kemudian diukur parameter grafik pengukuran return loss Antena
return loss, bandwidth, VSWR, agar dapat Mikrostrip Susun Patch Persegi.

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 7


pengukuran mengalami kenaikan
Grafik Hasil Pengukuran
dibandingkan hasil simulasi. Nilai return
0
loss hasil simulasi adalah -25,945 dB,
-5
sedangkan pada pengukuran -31,67 dB.
Return Loss (dB)

-10
Perbandingan hasil simulasi dan pengukuran
-15
ditunjukan pada gambar 4.5 berupa grafik
-20 seperti di bawah ini :
-25
-30
0
-35
Frekuensi (GHz) -5

Return Loss (dB)


-10

Gambar 4.3 grafik Return Loss Antena -15


Mikrostrip Susun Patch Paersegi -20

-25
Dapat dilihat dari gambar 4.3 dimana pada
-30
return loss < -10 dB (VSWR ≤ 2) bandwidth Pengukuran
antena pada rentang frekuensi 4,566 – 4,796 -35
GHz dengan nilai return loss yang diperoleh Frekuensi (GHz)
pada frekuensi tengah 4,745 GHz sebesar -
31,67 dB dan bandwidth 230 MHz. Gambar 4.5 Perbandingan Nilai Return
menggunakan persamaan 2.13 yaitu : Loss Hasil Simulasi dengan Pengukuran

BW = f2 – f1 4.3 Analisa Simulasi & Pengukuran


= 4,796 – 4,566 Setelah antena mikrostrip difabrikasi
= 0,23 GHz kemudian antena mikrostrip disolder
= 230 MHz menggunakan konektor SMA 50 Ω pada
saluran pencatu. Saat penyolderan dilakukan
Perbedaan hasil simulasi dan pengukuran diusahakan hati-hati dan jangan terlalu
cukup berbeda karena faktor penyolderan panas karena akan merubah karakteristik
konektor ke antena. Selanjutnya dari gambar konektor SMA. Ketika akan melakukan
4.4 menunjukkan hasil pengukuran VSWR pengukuran port tunggal diusahakan di
seperti di bawah ini : sekitar antena tidak boleh ada benda yang
menghalangi karena dapat mempengaruhi
pengukuran. Pada tabel 4.1 merupakan
perbandingan hasil simulasi antena
mikrostrip susun patch persegi dengan hasil
pengukuran seperti di bawah ini :

Tabel 4.1 Perbandingan Parameter Antena


hasil Simulasi dan Pengukuran

Parameter Hasil Hasil Pengukuran


Simulasi
Frekuensi 4,7108 GHz 4,745 GHz
Range Frekuensi 4,5855 - 4,566 – 4,796
4,7833 GHz GHz
Gambar 4.4 Hasil Pengukuran VSWR Bandwidth(MHz) 197,8 230
Antena Mikrostrip Susun Patch Persegi Impedansi 50 Ω 52,88 Ω
VSWR 1,105 1,05
Pada pengukuran nilai bandwidth didapat Return Loss -25,945 dB -31,67
230 MHz. Hasil ini lebih besar dibandingkan Beamwidth 4,40 -
hasil simulasi sebesar 197,8 MHz.
Sedangkan nilai pada return loss hasil

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 8


Dari tabel 4.1 hasil pengukuran return loss [3] Balanis, Constantine A., Antenna
dan VSWR yang didapatkan dari frekuensi Theory : Analysis and Design,
4,745 GHz yaitu return loss -31,67 dB dan New York : Harper & Row
VSWR 1,05, namun mengalami kenaikan Publisher Inc, 1982.
nilai lebar bandwidth sebesar 230 MHz,
rentang frekuensi berada pada 4,566 – 4,796 [4] Balanis, Constantine A., Antenna
GHz. hasil pengukuran impedansi masukan Theory : Analysis and Design,
antena pada frekuensi 4,745 GHz, impedansi USA : John Wiley and Sons,
masukan yang terbaca pada smith chart 1997.
adalah sebesar 52,88 Ω.
[5] Devi, K. Rama., A. Mallikarjuna Prasad
Berdasarkan pada hasil yang diperoleh dari and A. Jhansi Rani. (2012).
pengukuran antena mikrostrip susun patch “Design of A Pentagon
persegi parameter - parameter yang Microstrip Antenna for Radar
menunjukkan kelayakan untuk diaplikasikan Altimeter Application”. ECE
pada radar altimeter adalah hasil pengukuran Dept., JNTU College of
dimana parameter yang diperoleh sudah Enginnering, Kakinada, A.P.,
sesuai dengan acuan yang diinginkan. India, International Journal of
Web & Semantic Technology
5. KESIMPULAN (IJWest).
1. Antena mikrostrip susun patch persegi
1x16 elemen yang dirancang mampu [6] Garg, R., Bhartia, P, Bahl, I., dan
bekerja pada range frekuensi 4,566 – Ittipiboon, A. “Microstrip
4,796 GHz dan frekuensi tengah 4,745 Design Hanbook”. Artech House
GHz, nilai return loss sebesar -31,67 dB Inc., Norwood, MA. 2001.
dengan bandwidth 230 MHz, nilai
VSWR sebesar 1,05. [7] Hapsari, N.D., Samajudin, B., &
Sulaeman, E., “Rancang Bangun
2. Hasil simulasi antena mikrostrip 1x16 Multiband Antena Mikrostrip
elemen diperoleh untuk frekuensi Berbentuk Persegi Dengan
tengahnya adalah 4,7108 GHz, dengan Metode Inset Feed”. Fakultas
rentang frekuensi 4,588 – 4,7833 GHz, Elektro dan Komunikasi, Institut
bandwidth sebesar 197,8 MHz, return Teknologi Bandung.
loss sebesar -25,945 dB, nilai VSWR
sebesar 1,105, nilai gain yang didapat [8] Jean Francois and Zurcher.
sebesar 13,86 dB, dan nilai beamwidth “Broadband Patch Antennas”.
sebesar 4,40. Artech House Inc. 1995.

DAFTAR PUSTAKA [9] Maloratsky Leo G.. (2002). An Aircraft


[1] Ade, C. dan Santoso, D. (2012). Single-Antenna FM Radio
“Rancang Bangun Komponen Altimeter. Microwave Journal,
Pasif RF pada Aplikasi Technical Feature.
Teknologi Wireless”. Makasar :
Universitas Hasanudin. [10] Nurmantris, D.A. (2016). “Small Signal
RF Amplifier”. Bandung :
[2] Azizah, A., Baharuddin, M., Palantei, Universitas Telkom.
E., (2013). “Desain Antena
Mikrostrip Triangular untuk [11] Rahim, M.K., “Electromagnetic Band
Aplikasi Radar Altimeter”. Gap (EBG) Structure In
Makasar : Universitas Microwave Device Design”.
Hasanudin. University Teknology Malaysia,
Research Votes, No. 79017,
2008.

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 9


[12] Raneem, A. “Microstrip Patch Antenna [17] Y. Rahmat-samii, L. I. Williams, and R.
for Wimax Application”. Inc G. Yoccarino, The UCLA Bi-
2015. polar Planar-Near-Field Antenna
Measurement and Diagnostics
[13] Samsul, S.M. (2015). “perancangan Range. “IEEE Antennas &
Antena Mikrostrip pada Propagation Magazine”. Vol.
frekuensi 2,3 GHz untuk Aplikasi 37, No. 6, December 1995.
LTE (Long Term Evolution)”.
Jakarta : Universitas Darma
Persada. PENULIS
1) Ramdani, ST., Alumni
[14] Sidauruk, F.H., dan Rambe, H.A. (2017) Program Studi
(2015). “Analisa Penentuan Teknik Elektro Fakultas
Ukuran Slot pada karakteristik Teknik Universitas Pakuan
Antena Mikrostrip Patch Bogor.
Segiempat dengan Pencatu PEMBIMBING
Aperture Coupled”. Medan : 2) Dr. Ir. Moch Yunus,
fakultas Teknik, Universitas M. Eng. Staf Dosen / Pembimbing I
Sumatera Utara. Program Studi Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Pakuan Bogor.
[15] Vidmar, M. (2015. “Design Improves 3) Evyta Wisiana, ST.,MT, Staf Dosen /
4,3 GHz Radio Altimeter Pembimbing II Program Studi Teknik
Accuracy” Microwave and RF. Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Bogor.
[16] Wisnu. (2009). “Desain dan Realisasi
Susunan Antena Mikrostrip
12,15 GHz untuk Aplikasi Mobile
VSAT pada Frekuensi Downlink
ku-Band”. Bandung : Institut
Teknologi Bandung.

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan 10

Anda mungkin juga menyukai